• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gerakan kombinasi (Mukholid 2007)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gerakan kombinasi (Mukholid 2007)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Karate

1. Definisi Karate

Karate merupakan olahraga yang menggunakan tangan dan kaki sebagai alat untuk melepaskan kekuatan pukulan, serangan dan tendangan sebagai senjata utama, karateka memerlukan kecakapan gerakan dasar yang nantinya dapat di gabungkan dengan gerakan lain atau sering disebut gerakan kombinasi (Mukholid 2007)

2. Definisi Komite

Wahid (2007) dalam Ferry (2013) komite merupakan bentuk latihan dan pertandingan dimana orang saling berhadapan dan mengadu teknik, fisik dan mental dalam bentuk perkelahian tetapi tetap tunduk dalam peraturan yang sudah ada. Dalam peraturan karate terdapat perubahan dalam beberapa tahun mulai dari sistem penilaian, lama waktu dalam pertandingan serta hal yang dinilai dalam pertandingan mulai dari etika, gerakan, bentuk gerakan dan sikap karateka, waktu yang diberikan selama tiga menit dan nilai maksimal adalah delapan hal ini menuntut seorang karateka memiliki penguasaan teknik dasar dan meningkatkan gerakan tersebut guna mendapat nilai. Poin atau nilai yang didapat ditentukan dan diawasi lima wasit sesuai dengan peraturan pertandingan karate 2012

(2)

3. Definisi Kata

Sagitarius (2012) kata secara harfiah berarti bentuk atau pola dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.

4. Teknik Dasar Karate

Teknik dasar olahraga karate pada umumnya memiliki berbagai macam nama tergantung dari lembaga yang menaungi, namun pada dasarnya bentuk dari gerakannya memiliki tujuan yang sama. Gerakan dasar dalam karate bertujuan untuk menjadi patokan gerakan karate yang nantinya berguna dalam penilaian poin yang diperoleh dalam perlombaan atau kejuaraan karete di tingkat tertentu. Dalam Buku Pedoman Pelajaran Teknik Karate oleh Dewan Guru Lembaga Karate-Do Indonesia 1999 dalam Jurnal Health & Sport 2010 secara garis besar terdiri dari :

a. Kuda-kuda (Dachi) terbagi dalam 3 bagian atas yaitu :

KibaDachi : Kuda-kuda posisi sudut berat badan di tengah ZenkutsuDachi : Kuda-kudaposisi sudut berat badan ke depan. KhokutsuDachi : Kuda-kudaposisi sudut berat badan ke belakang.

Gambar 2.1 kuda – kuda (Dachi)

(3)

b. Tangkisan ( uke ) terbagi atas 5 bagian yaitu :

Gedan Barai : Tangkisan dengan tangan sebagai sapuan bawah

Age Uke : Tangkisan dengan tangan melindungi kepala.

UdeUke : Tangkisan tangan melindungi badan bagian depan.

Uchi Uke : Tangkisan tangan melindungi badan bagiandepan.

Shuto Uke : Tangkisan tangan pedang.

2.2 tangkisan (uke)

Dewan Guru Lembaga Karate-Do Indonesia Jurnal Health & Sport 2010

c. Pukulan (Tsuki) terbagi atas 2 bagian :

JodanTsuki : Pukulan dengan sasarankepala.

ChudanTsuki : Pukulan dengan sasaran badan bagian tengah

Gambar 2.3 pukulan (tsuki)

(4)

d. Tendangan (Geri) dibagai atas 3 bagian :

Mae Geri : Tendangan congkel ke depan.

KeangeGeri :Tendangan dengan menggunakan sisi kaki luar. Ushiro Geri : Tendangan menyodok ke belakang

Mawashi Geri : Tendangan memutar punggung kaki.

Gambar 2.4 Tendangan (Geri)

Dewan Guru Lembaga Karate-Do Indonesia Jurnal Health & Sport 2010

B. Latihan

1. Definisi Latihan

Suharno, 1993 dalam ilmu keolahragaan 2014 menyatakan bahwa latihan adalah suatu keadaan belajar dan mempelajari untuk meningkatkan skill dan keterampilan dalam suatu bidang. Budiwanto 2012 menyatakan, latihan adalah proses yang pelan dan halus, tidak bisa menghasilkan dengan cepat, dilakukan dengan tepat, latihan menuntut timbulnya perubahan dalam jaringan dan sistem, perubahan yang berkaitan dengan perkembangan kemam-puan dalam olahraga.

Sukadiyanto 2011 Latihan adalah proses untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan geraknya maka dapat disimpulkan

(5)

latihan adalah melakukan sesuatu dengan proses yang sistematis. Sedangkan berlatih sendiri adalah melakukan program latihan secara berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama yang kemudian ditingkatkan secara bertahap berdasarkan kemampuan individu guna meningkatkan fungsi fisiologis dan psikologis untuk memenuhi tuntutan tugas.

Prestasi olahraga tidak akan meningkat jika dalam berlatih tidak berlandaskan prinsip-prinsip latihan. Banyak orang yang melakukan latihan tetapi sebenarnya mereka tidak melakukan latihan dengan benar. Sebelum kita bahas latihan lebih lanjut ada baiknya kita ketahui pengertian latihan. Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari kerja fisik yang dilakukan berulang-ulang dengan menerapkan prinsip-rinsip latihan.

Prinsip latihan yang akan dikemukakan adalah prinsip-prinsip dasar yang perlu diketahui serta diterapkan dalam setiap latihan olahraga. Budiwanto (2004) dalam SSB UNNES Tahun 2011 menyatakan untuk mencapai peningkatan kemampuan fisik maupun teknik dalam suatu cabang olahraga, diperlukan suatu proses dan waktu. Program latihan perlu disusun dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar latihan melalui pentahapan, teratur dan berkesinambungan.

2. Prinsip Latihan

Dalam upaya meningkatkan kualitas fisik ketingkat yang lebih tinggi, maka perlu memiliki pengetahuan yang cukup tentang berbagai prinsip latihan ataupun sistem dan efek latihan.

(6)

Terdapat beberapa prinsip latihan yang harus diikuti dan dipahami serta dilaksanakan dengan baik oleh para pelaku olahraga. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut :

a. Prinsip beban berlebih (the over load principle)

Untuk mendapatkan efek latihan yang lebih baik, organ tubuh harus diberi beban melebihi beban yang diterima dalam aktivitas sehari-hari. Dengan demikian otot akan diransang untuk berkontraksi secara maksimal.

b. Prinsip beban bertambah (the principle of prograssive resistance) Agar prinsip beban bertambah mempunyai efek harus mengikuti prinsip beban atau tahanan bertambah, karena keduanya mempunyai hubungan yang berat. Prinsip ini akan berhubungan dengan peningkatan secara bertahap, sehingga otot dapat menyesuaikan dengan beban latihan selanjutnya.

c. Prinsip kekhususan (the principle of speciality)

Yang dimaksud dengan kekhususan adalah latihan untuk satu cabang olahraga, mengarah pada perubahan morfologis dan fungsional yang berkaitan dengan kekhususan cabang tersebut. Kekhususan disini mempunyai beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Khusus terhadap kelompok otot yang terlatih.

(7)

3. Khusus terhadap sistem energi utama, misalnya pelari cepat berbeda dengan pelari maraton walaupun pola gerak dan kelompok otot yang terlibat sama.

d. Prinsip reversible

Hasil peningkatan kualitas fisik yang diperoleh akan menurun kembali apabila tidak melakukan latihan dalam waktu tertentu. Oleh karena itu latihan yang berkesinambungan sangat diperlukan dan setiap latihan yang dilakukan harus terus menerus.

e. Prinsip individu (the principle individual)

Untuk menjalankan latihan yang efektif, maka pelatih harus mengingat tingkatan-tingkatan kondisi individu atlet seperti; kemampuan skill individu, umur atlet, lamanya latihan dan keadaan kesehatan, agar nantinya dapat dilatih secara sistematik dan metodis untuk mencapai prestasi yang tinggi.

f. Prinsip latihan beraturan (the principle of orrangement exercice) Latihan hendaknya dimulai dari kelompok-kelompok otot besar baru kemudian otot-otot kecil. Alasannya bahwa otot-otot kecil cenderung untuk lelah lebih dahulu, sedangkan otot-otot besar lebih mudah pelaksanaannya. Jangan melakukan pada kelompok secara beruntun pada kelompok-kelompok otot yang sama supaya ada saat pemulihan untuk masing-masing kelompok.

(8)

g. Prinsip variasi (the principle of variaty)

Seorang pelatih harus pandai-pandai dan kreatif dalam memilih dan memberikan variasi-variasi dalam latihan untuk mencegah kebosanan berlatih

h. Frekuensi dan lamanya latihan

Setiap latihan tersebut harus dilakukan dengan usaha yang sebaik-baiknya dan dengan kualitas dan mutu yang tinggi. Meskipun waktu latihan singkat tetapi berisi padat, hasilnya akan lebih efektif jika dibandingkan dengan latihan yang memakan waktu lama tetapi tidak padat dan berisi.

C. Push Up

1. Definisi Push Up

Chou,2010 menyatakan push-up adalah salah satu metode latihan untuk meningkatkan kekuatan otot ekstremitas atas, dan menjadi salah satu dasar dari program latihan kebugaran dan sebagai kesadaran kesehatan bagi semua orang terutama atlet. Push-up sebenarnya telah digunakan sejak 1905, Push-up digunakan untuk membangun otot, meningkatkan kebugaran, menguji kebugaran dan mengukur kekuatan dari ekstremitas tubuh bagian atas. Kebanyakan dari orang berpikir bahwa push-up hanya berpengaruh pada dada. Namun sebenarnya saat push-up dapat dimodifikasi dalam beberapa jenis dalam membangun kebugaran tubuh secara keseluruhan.

(9)

2. Variasi Push Up

Sadoso 1994 dalam UNNES 2011, ada beberapa macam push up a. Push up dengan tangan menumpu pada bangku

b. Push up dengan lutut menumpu pada lantai (wanita)

c. Push up dengan kaki dan tangan menumpu pada lantai (normal) d. Push up dengan posisi kaki ditinggikan

3. Otot yang Berperan

Struktur otot bahu menurut (Syaifuddin, 1996) dalam UNNES Tahun 2011 a. M. Deltoid otot ini membentuk lengkung bahu, balung tulang belikat

dan diafase tulang pangkal lengan. Di antara otot ini dan taju tulang besar tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalah mengangkat lengan sampai mendatar.

b. M. Subcapularis otot depan tulang belikat), otot ini mulai dari bagian depan tulang belikat, menujuntaju kecil tulang pangkal lengan, Fungsinya menengahkan dan memutar humerus

c. M. Supraspinatus (otot atas balung tulang belikat), otot ini berpangkal dilekuk sebelah atas menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan

d. M. Infraspinatus (otot bawah balung tulang belikat), otot ini berpangkal dilekuk sebelah bawah tulang belikat dan menuju tulang pangkal lengan e. M. Teres Mayor (otot lengan bulat besar), otot ini berpangkal di siku tulang belikat dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan kedalam.

(10)

f. M. Teres Minor (otot lengan belikat kecil), otot ini berpangkal di siku sebelah luar tulang belikat menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya 4. Standart Oprasional Push Up

Posisi tiarap dengan tangan sejajar bahu dan kaki lurus rapat dengan ketentuan mata kaki hampir menempel, lakukan gerakan naik turun badan dengan tangan sebagai penopang beban dan badan sebagai beban. Badan lurus ketika melakukan gerakan naik turun dan ketika turun badan tidak menyentuh tanah.

Gerakan push up yang baik adalah dengan diawali pemanasan, lakukan gerakan dengan pelan dan tempo yang tetap dengan tujuan mengkontraksikan otot dada, triseb, biseb agar hasil latihan maksimal, push up dapat meningkatkan fungsi otot dan meningkatkan masa otot.

D. Dumblle

1. Definisi Dumblle

Menurut Baechle 2000 Latihan dumbbell merupakan suatu bentuk latihan untuk membentuk kekuatan otot tungkai atau latihan pembentukan kaki atas.Secara fisik latihan ini sangat dibutuhkan karena menyangkut daerah otot yang luas. Menurut Pendianto dalam Maulana 2015 latihan beban adalah suatu cara untuk menerapkan prosedur pengkondisian secara sistematis pada berbagai otot tubuh. Chozin 2009 menyatakan bahwa latihan dumbell dapat meningkatkan daya ledak otot karena serabut otot mengalami adaptasi kemudian motor unit meningkat , Semakin banyak motor unit yang aktif pada serabut otot tersebut, maka serabut otot akan beradapatsi yaitu dengan diameter otot membesar yang menyebabkan

(11)

hipertropi otot sehingga kekuatan otot meningkat. Meningkatkan daya otot tungkai, ketahanan otot dan pembentukan otot dengan bantuan alat (dumbell dan barbell) atau dengan berat tubuh sendiri. Latihan beban luar adalah latihan yang menggunakan alat berat sebagai beban dalam latihan seperti dumbell, barbell dan alat berat lainnya.

2. Standart Oprasional Dumblle

Posisi tubuh tegak dengan posisi kaki sejajar bahu tangan mengenggam dumbble sebagai beban, lakukan gerakan memukul lurus kedepan dan posisi pergelangan tangan kembali kesamping pinggul. Latihan dapat memberikan hasil ketika gerakan latihan benar, kontraksi biseb, triseb dan otot dada adalah salah satu tanda gerakan benar.

E. Komponen Kondisi Fisik

Komponen kondisi fisik menurut M. Sajoto 1995 dalam Wisnu Mahendra 2011 komponen kondisi fisik terdiri atas :

1. Kekuatan (strength) Komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban. 2. Daya tahan (endurance) Dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan,

yakni:

a. Daya tahan umum (general endurance) kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja terus-menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.

(12)

b. Daya tahan otot (local endurance) adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkonraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu 3. Daya otot (muscular power) Kemampuan seseorang untuk

mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini, dapat dinyatakan bahwa daya otot = kekuatan (force) kecepatan (velocity). Seperti dalam lompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang bersifat eksplosif.

4. Kecepatan (speed) Kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda, panahan dan lain-lain. Dalam hal ini ada kecepatan gerak dan kecepatan eksplosif.

5. Daya lentur (flexibility) Efektifitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian

6. Kelincahan (agility) Kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang bebeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik

7. Koordinasi (coordination) Kemampuan seseorang mengintregasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Misalnya dalam bermain tenis; seorang pemain akan kelihatan mempunyai koordinasi yang baik bila ia dapat bergerak ke

(13)

arah bola sambil mengayunkan raket, kemudian memukulnya dengan teknik yang benar.

8. Keseimbangan (balance) Kemampuan seseorangmengendalikan organ-organ syaraf otot, seperti dalam hand stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan terganggu (misalnya tergelincir dan lain-lain). Di bidang olahraga banyak hal yang harus dilakukan atlet dalam masalah keseimbangan ini, baik dalam menghilangkan ataupun mempertahankan keseimbangan

9. Ketepatan (accuracy) Seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu objek

10. Reaksi (reaction) Kemempuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menaggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau lainnya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lain

F. Kecepatan

1. Definisi Kecepatan

Kecepatan bukan hanya berarti menggerakkan seluruh anggota tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula hanya sebagian anggota-anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Selanjutnya Harsono 1988 dalam UNNES 2011 mengatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau suatu kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

(14)

G. Dosis dan Beban Latihan

Repetisi maksimal adalah kekuatan suatu kelompok otot untuk melakukan gerakan dengan beban dan repetisi maksimal yang dapat diangkat oleh sekelompok otot dan dimasukan dalam diagram Holten

Beban latihan ditentukan dengan cara intensitas dengan repetisi maksimal atau maksimum repetition (RM). Makin rendah intensitasnya makin banyak jumlah repetisinya (Rubianto hadi, 2007). Beban latihan pertama untuk push up normal dimulai sebanyak 75% RM, selanjutnya setiap 1 minggu ditambah intensitas beban sebesar 5%. Dengan demikian pada program latihan ditetapkan sebagai berikut: minggu 1 75% RM, minggu 2 80% RM, minggu 3 85% RM, minggu 4 digunakan untuk tes akhir.

Gambar

Gambar 2.1 kuda – kuda (Dachi)
Gambar 2.3 pukulan (tsuki)
Gambar 2.4 Tendangan (Geri)

Referensi

Dokumen terkait

Explosif kekuatan adalah kemampuan sebuah otot atau untuk mengatasi beban dengan kecepatan yang tinggi dalam suatu gerakan.. Kekuatan endurance adalah kemampuan daya

Kontraksi otot isotonik dibagi menjadi konsentrik dan eksentrik.Kontraksi konsentrik merupakan kontraksi otot yang membuat otot memendek dan terjadi gerakan pada

Untuk dapat melakukan senam alat dibutuhkan keberanian, kesadaran bergerak cepat yang tinggi, kekuatan otot lengan dan tangan, kekuatan otot tubuh bagian depan, kekuatan

Menurut Anggoro (2015) , kekuatan otot adalah kemampuan untuk menghasilkan tegangan dan resultan gaya berdasarkan permintaan didalam otot. Jika kekuatan otot berkurang,

 Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau kelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal dengan menahan beban yang diangkatnya..  Daya tahan otot adalah

Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang bawah yang akut.. Gerakan bagian

4) Kecepatan adalah dimana seseorang mampu melakukan suatu gerakan yang berkesinambungan dalam waktu yang singkat (Penggalih, Hardiyanti & Santi, 2015). 5) Kekuatan

melakukan gerakan plantarfleksi ankle, saat itu ankle sedang mengangkat beban berat badan sehingga akan terjadi kontraksi konsentrik pada tendon achilles dan