• Tidak ada hasil yang ditemukan

314064662-Pemisahan-Serum-Dan-Plasma-Laporan-1.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "314064662-Pemisahan-Serum-Dan-Plasma-Laporan-1.docx"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFUSI DARAH

PEMISAHAN SERUM ATAU PLASMA, PENCUCIAN SEL DARAH MERAH PEKAT, DAN PEMBUATAN SUSPENSI SEL DARAH MERAH 5%, 10%, 40%

ANGGOTA :

PUTU RINA WIDHIASIH P07134014002 KOMANG OKTARINA PUTRI P07134014004 LUH PUTU DEVI KARTIKA P07134014006 I DEWA AYU RIANITA PUTRI P07134014010 LUH KADEK SUCIARI P07134014012 NI PUTU PURI ARTINI P07134014014 NI MADE ANDINI DEWI P07134014016

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN D-III ANALIS KESEHATAN TAHUN 2016

(2)

PEMISAHAN SERUM ATAU SEL PLASMA DARI DARAH MERAH, PENCUCIAN SEL DARAH MERAH PEKAT, DAN PEMBUATAN SUSPENSI

SEL DARAH MERAH 5%, 10%, 40%

I. TUJUAN

a. Tujuan Instruksional Umum

1. Mahasiswa dapat memahami cara pemisahan serum/plasma dari sel darah merah.

2. Mahasiswa dapat memahami cara pencucian sel darah merah pekat. 3. Mahasiswa dapat memahami cara pembuatan suspensi sel darah

merah 5%, 10%, 40%. b. Tujuan Instruksional Khusus

1. Mahasiswa dapat melakukan pemisahan serum/plasma dari sel darah merah.

2. Mahasiswa dapat melakukan pencucian sel darah merah pekat, untuk mendapatkan sel darah merah yang bebas dari protein/globulin.

3. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan suspensi sel darah merah 5%, 10%, 40%.

II. METODE

Metode yang digunakan dalam pemisahan serum/plasma, pencucian, dan pembuatan suspensi sel darah merah adalah Tube test.

III. PRINSIP

a. Pemisahan serum/plasma dari sel darah merah.

Memisahkan serum/ plasma dari sel darah merah untuk mendapatkan plasma/serum yang bebas dari sel darah merah.

b. Pencucian darah sel darah merah pekat.

Mendapatkan sel darah merah pekat yang dicuci, dan yang bebas dari protein/globulin.

c. Pembuatan suspensi sel darah merah.

Membuat kepekatan sel darah menjadi enceran tertentu guna mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah terhadap antibody.

(3)

IV. DASAR TEORI

4.1 Tinjauan tentang Darah

Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transfor berbagai bahan serta fungsi homeostasis (Sadikin, 2002)

Darah seperti yang didefinisikan dan yang dapat dilihat adalah suatu cairan tubuh yang kental dan berwarna merah. Kedua sifat utama ini, yaitu warna merah dan kental membedakan darah dari cairan tubuh yang lain. Kekentalan ini disebabkan oleh banyaknya senyawa dengan berbagai macam berat molekul, dari yang kecil sampai yang besar seperti protein, yang telarut di dalam darah. Warna merah, yang memberi ciri yang sangat khas bagi darah yang disebabkan oleh adanya senyawa yang berwarna merah dalam sel-sel darah merah (SDM) yang tersuspensi dalam darah. Dengan adanya senyawa dengan berbagai macam ukuran molekul yang terlarut tersebut, ditambah dengan suspensi sel, baik SDM maupun sel-sel darah yang lain, darah pun menjadi cairan dengan massa jenis dan kekentalan (viskositas) yang lebih besar dari pada air (Sadikin, 2002)

Massa jenis darah biasanya antara 1,054-1,060. Cairan darah yang telah terpisah dari sel-sel darah , yaitu plasma dan serum, mempunyai massa jenis antara 1,024-1,028. Viskositas darah kira-kira 4,5 kali viskositas air. Viskositas darah atau tepatnya viskositas plasma, tergantung pada suhu cairan dan konsentrasi bahan yang terkandung di dalamnya. Selain itu, derajat keasaman atau pH darah, berbeda dengan pH air, tidaklah netral. Derajat keasaman atau pH darah sedikit lebih tinggi dari pada 7, tepatnya 7,40 dan tidak mudah berubah. Hal ini pertama disebabkan oleh adanya berbagai senyawa terlarut tersebut , yag sebagaimana diantaranya bersifat dapar atau buffer dengan pH yang memang sedikit lebih besar daripada 7. Kedua, di dalam darah terkandung aneka macam senyawa dan metabolit (hasil metabolisme yang dalam keadaan sehat secara keseluruhan menghasilkan pH sebesar 7 lebih sedikit.

Pada suhu 370C viskositas plasma 1,16-1,32 mPa/s (rata-rata 1,24), sedangkan pada suhu 250C sebesar 1,50-1,75 mPa/s (rata-rata 1,60). Adanya zat-zat terlarut ini juga memberikan tekanan osmotik pada darah, yang ternyata

(4)

cukup besar, yaitu sekitar 7-8 atm pada suhu tubuh. Nilai ini sama dengan tekanan osmotik larutan NaCl dengan konsentrasi 0,9 mg/dl, sehingga larutan ini isotonik dengan darah.

Semua parameter fisikokimia ini, yaitu massa jenis, kekentalan, pH maupun intesitas warna dapat mempunyai nilai baku tertentu dalam keadaan sehat. Namun, salah satua atau beberapa diantaranya dapat berubah dalam keadaan sakit. Massa jenis darah dapat meningkat, bila terjadi pemekatan darah (hemokonsentrasi ) yang dijumpai dala berbagai keadaan yang disertai dengna hilangnya cairan dari dalam ruang pembuluh darah. Kekentalan atau viskositas darah juga dapat terjadi pada bebrapa keadaan tertentu, yang disertai dengan meningkatnya jumlah protein tertentu dalam cairan darah. Keasaman darah dapat bertambah atau berkurang, sehinggga terjadi keadaan alkolosis (pH darah menjadi basa) ataupun asidosis (pH darah menjadi asam) yang disebabkan oleh berbagai macam penyakit. (Sadikin, 2002)

Volume darah pada orang dewasa sehat ditentukan oleh jenis kelamin. Volume darah pada laki-laki dewasa adalah 5 liter, sedangkan pada perempuan dewasa agak lebih rendah yaitu 4,5 liter. Nilai ini tidak mutlak, karena ditentukan oleh keseimbanagn antara ruang intra pembuluh darah dengan ruang antar sel dan bergantung pada cara pengukuran. Pengukuran volume darah umumnya didasarkan atas cara pengenceran (Sadikin, 2002)

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa fungsi darah ialah sebagai sarana transfor, alat homeostatis dan alat pertahanan. Ketiga fungsi tersbut dijalankan dalam berbagai bentuk dan cara. (Sadikin, 2002).

4.2 Komponen-Komponen Darah a. Sel Darah Merah

Sel Darah Merah atau SDM adalah sel yang terbanyak di dalam darah. Karena sel ini mengandung senyawa yang berwarna merah, yaitu hemoglobin, maka dengan sendirinya darah berwarna merah. (Sadikin, 2002)

Eritrosit berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang. Dalam setiap millimeter kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah. Jika dilihat satu per satu warnanya kuning tua pucat, tetapi dalam jumlah

(5)

besar kelihatan merah dan memberi warna pada darah. Strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau stroma, berisi masa hemoglobin (Pearce, 2002).

b. Sel darah putih (leukosit)

Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang bekerja sama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibodi. Dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk nukleus, dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki granula sitoplasma disebut granulosit sedangkan sel tanpa granula disebut agranulosit.

c. Platelet (trombosit)

Merupakan paritikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil daripada sel darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian dari mekanisme perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan, trombosit berkumpul dapa daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami pengaktivan. Setelah mengalami pengaktivan, trombosit akan melekat satu sama lain dan menggumpal untuk membentuk sumbatan yang membantu menutup pembuluh darah dan menghentikan perdarahan. Pada saat yang sama, trombosit melepaskan bahan yang membantu mempermudah pembekuan (Junquiera,1997)).

d. Plasma

Bila darah diambil dari vena dengan menggunakan semperit dan jarum suntik yang steril dan kering, kemudian darah tersebut ditampung dalam suatu tabung yang bersih dan kering pula, setelah beberapa waktu, misalnya 1 jam, dibiarkan dalam suhu ruang, darah tersebut akan terpisah menjadi 2 bagian utama. Kedua bagian tersebut dapat langsung dilihat dengan mata. Untuk lebih jelas lagi, tabung tersebut dipusing dengan bantuan alat pemusing (centrifuge) setelah selama pengeraman 1 jam tadi. Akan tampak gumpalan darah yang bentuknya tidak beraturan dan bila penggumpalan berlangsung sempurna, gumpalan darah tersebut akan terlepas atau dengan mudah dapat dilepaskan dari dinding tabung. Selain itu, akan tampak pula bagian cair dalam darah. Bagian ini, karena sudah terpisah dari gumpalan darah, tidak lagi berwarna merah keruh, akan tetapi berwarna kuning jernih. Gumpalan darah terdiri atas seluruh unsur

(6)

figuratif darah yang telah mengalami proses penggumpalan atau koagulasi spontan, sehingga terpisah dari unsur larutan yang berwarna kuning jernih. Unsur larutan yang diperoleh dengan membiarkan penggumplan spontan dari unsur figuratif dinamai serum.

Penggumpalan unsur figuratif dalam tabung dapat dicegah dengan senyawa tertentu, yang secara umum dinamai antikoagulan. Dalam hal ini, untuk memisahkan unsur figuratif dari bagian larutan dapat dilakukan dengan 2 cara. Cara pertama ialah dengan membiarkan terjadinya pengendapan berbagai macam sel yang membentuk unsur figuratif semata-mata dengan bentukan gaya berat. Cara ini memerlukan waktu yang lama dan pemisahan yang diperoleh tidak sempurna. Pemisahan akan diperoleh jauh lebih cepat dan sempurana bila tabung yang berisi darah tersebut langsung dipusingkan saja dengan bentuk alat pemusing. Hasilnya, juga akan diperoleh dua bagian besar, yaitu endapan sel-sel yang membentuk unsur figuratif, serta cairan jernih yang juga berwarna kuning jernih yang dinami sebagai plasma.

Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida.

Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi. Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah dibubuhi zat anti-koagulan yang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah merah jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3 atau 1.025 kg/l.

e. Serum

Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya. Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor penting dalam proses pembekuan darah. Plasmapheresis adalah jenis terapi medis yang menyuling plasma darah keluar dari kumpulan partikelnya untuk diolah lebih lanjut dan memasukkan kembali plasma darah tersebut pada akhir terapi.

(7)

Di dalam darah, serum (bahasa Inggris: blood serum) adalah komponen yang bukan berupa sel darah, juga bukan faktor koagulasi; serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen, (bahasa Latin: serum) berarti bagian tetap cair dari susu yang membeku pada proses pembuatan keju.

Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah) termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan semua substansi exogenous. Rumusan umum yaitu: serum = plasma - fibrinogen - protein faktor koagulasi. Studi yang mempelajari serum disebut serologi. Serum digunakan dalam berbagai uji diagnostik termasuk untuk menentukan golongan darah.

Antara plasma dengan serum, walaupun keduanya merupakan cairan darah yang bebas dari sel dan sama-sama berwarna kuning jernih terdapat perbedaan yang jelas. Oleh karena plasma diperoleh dengan mencegah proses penggumpalan darah dan serum didapat dengan membiarkan proses tersebut, plasma niscaya mengandung senyawa yang seharusnya dapat menggumpalkan darah. Senyawa tersebut mestinya sudah tidak ada lagi dalam serum. Senyawa tersebut adalah fibrinogen, suatu protein darah, yang berubah menjadi jaring dari serat-serat fibrin pada peristiwa penggumpalan. Dengan demikian di dalam serum tidak ada lagi fibrinogen, karena protein sudah berubah menjadi jaring fibrin dan menggumpal bersama unsur figuratif yang berupa sel. Sebaliknya, di dalam plasma masih tetap terdapat fibrinogen, yang tidak dapat berubah menjadi fibrin karena adanya antikoagulan yang ditambahkan.

Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien).

Transfusi diberikan untuk:

- meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen - memperbaiki volume darah tubuh

- memperbaiki kekebalan

- memperbaiki masalah pembekuan.

Tergantung kepada alasan dilakukannya transfusi, bisa diberikan darah lengkap atau komponen darah (misalnya sel darah merah,

(8)

trombosit, faktor pembekuan, plasma segar yang dibekukan/bagian cairan dari darah atau sel darah putih). Jika memungkinkan, akan lebih baik jika transfusi yang diberikan hanya terdiri dari komponen darah yang diperlukan oleh resipien. Memberikan komponen tertentu lebih aman dan tidak boros.

Untuk memberikan komponen-komponen sel darah merah maka diperlukan pencucian sel darah merah agar tidak ada sampel serum atau plasma yang masih tersisa yang mungkin bisa menyebabkan adanya reaksi pengumpalan jika yang bisa didonorkan hanya sel darah merah saja. Selain itu juga digunakan untuk menghilangkan globulin bebas yang terdapat dalam suspensi eritrosit. Karena globulin yang bebas akan menetralisir AHG yang dapat menyebabkan negatif falsu.

Suspensi eritrosit yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mempengaruhi drajat Ab yang menyelimuti eritrosit. Dengan meningkatkan ratio serum terhadap sel dapat mendeteksi Ab yang bereaksi lemah yang tidak terdeteksi dibawah suspensi normal eritrosit.

V. ALAT DAN BAHAN a. Alat

1. Tabung serologi 2. Centrifuge 3. Pipet Pasteur 4. Rak tabung reaksi 5. Gelas plastic 6. Botol semprot 7. Label

b. Bahan

1. Sampel darah dengan antikoagulan/ white blood 2. Sel darah merah

3. Laruran saline 0.9 %

4. Sel darah merah pekat (100%) 5. Aquades

(9)

VIII. CARA KERJA

a. Pemisahan Serum Atau Plasma dari Sel Darah Merah

b. Pencucian Sel Darah Merah Pekat

Saline 0,9% dan sel darah dicampur hingga homogen. Dikocok-dikocok dengan pipet Pasteur hingga tercampur merata

Ditambahkan saline 0,9 %

sebanyak 4-4,5 ml (3/4 ml tabung) Sel darah merah ditambahkan sebanyak 8 tetes kedalam tabung reaksi

Disiapkan tabung reaksi 12 x 75 mm

Serum atau plasma yang jernih dipisahkan dari eritrosit kedalam tabung dengan label yang sama

Darah disentrifuge dengan kecepatan 3000-3400 rpm selama 90-120 detik

Darah dimasukan kedalam tabung dan diberi label

Sel darah dan saline 0,9 % dicentrifugasi degan kecepatan 3000 rpm selama 1-3 menit

Diulang point 3 sampai dengan point 6 diulangi bila dilakuakn pengulangan pencucian

Supernatannya dibuang dengan pipet Pasteur hingga menjadi pekat 100% hingga sel darah merah menjadi pekat (100%). (sampai dengan point 6 pencucian sel darah merah sudah 2X pengenceran

(10)

c. Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah

 Pembuatan suspensi sel darah merah 5 %

 Pembuatan suspensi sel darah merah 10%

 Pembuatan suspensi sel darah merah 40%

Diteteskan sel darah merah pekat yang telah dicuci 100%. Sebanyak 1 tetes

Disiapkan satu buah tabung reaksi terlebih dahulu

Diteteskan NaCl 0,9%

kedalam taung reaksi sebanyak 19 tetes

Dikicok atau dihomogenkan dengan pipet Pasteur

Disiapkan satu buah tabung reaksi terlebih dahulu

Disiapkan satu buah tabung reaksi terlebih dahulu

Diteteskan sel darah merah pekat yang telah dicuci 100%. Sebanyak 1 tetes Dikicok atau dihomogenkan

dengan pipet Pasteur

Diteteskan NaCl 0,9% kedalam taung reaksi sebanyak 9 tetes

Diteteskan NaCl 0,9% kedalam taung reaksi sebanyak 3 tetes

Diteteskan sel darah merah pekat yang telah dicuci 100%. Sebanyak 3 tetes

Dikocok atau

dihomogenkan dengan pipet Pasteur

(11)

IX. HASIL PENGAMATAN :

Sampel darah yng digunakan (Whole Blood Donor 02)

NaCl 0,9% yang digunakan dalam praktikum

a. Pemisahan Plasma Dari Sel Darah Merah

Sampel darah sebelum disentrifugasi

Hasil pemisahan sel darah merah 1 = plasma

2= sel darah merah

1

(12)

Sampel plasma setelah dipisahkan

b. Pencucian Sel Darah Merah untuk mendapatkan sel darah merah yang bebas dari globulin

8 tetes sel darah merah + NaCl 0,9% hingga ¾ tabung

(sebelum sentrifugasi)

Hasil pemisahan sel darah merah setelah disentrifugasi

(13)

Sel darah merah setelah dicuci (100%)

c. Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah

1 tetes sel darah merah 100% + 19 tetes NaCl 0,9% (sebelum sentrifugasi)

Suspensi sel darah merah 5%, 10%, dan 40%

X. PEMBAHASAN

Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya O2 dan CO2 di dalamnya. Darah yang banyak mengandung CO2 warnanya merah tua. Darah selamanya beredar

(14)

dalam pembuluh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung dan selama darah beredar dalam pembuluh maka akan tetap encer, tetapi kalau keluar dari pembuluh maka menjadi beku.

Transfusi Darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Tergantung kepada alasan dilakukannya transfusi, bisa diberikan darah lengkap atau komponen darah (misalnya sel darah merah, trombosit, faktor pembekuan, plasma segar yang dibekukan/bagian cairan dari darah atau sel darah putih). Untuk memberikan komponen-komponen sel darah merah maka diperlukan pencucian sel darah merah agar tidak ada sampel serum atau plasma yang masih tersisa yang mungkin bisa menyebabkan adanya reaksi pengumpalan jika yang bisa didonorkan hanya sel darah merah saja. Penentuan golongan darah dan rhesus pada pasien juga termasuk bagian dari transfuse darah, dengan demikian tetunya diperlukan sampel untuk pemeriksaan tersebut yaitu dengan menggunakan suspense dari sel darah merah pekat 100% yang telah dicuci dengan larutan Saline 0,9%.

1. Pemisahan Plasma dari Sel Darah Merah

Darah terdiri atas plasma darah sel darah. Dimana, plasma darah merupakan cairan yang berwarna kekuning-kuningan. Plasma berisi hormon, enzim-enzim dan antigen. Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah. Sekitar 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida.

Pada praktikum mengenai pemisahan serum atau plasma dari sel darah merah digunakan sampel Whole Blood dengan kode D2, dimana sampel ini disediakan oleh pembingbing mata kuliah yang langsung dibawakan dari RS.Sanglah. Dalam praktikum pemisahan serum atau plasma ini menggunakan metode sentrifugasi, yaitu pemusingan sampel agar sel darah yang memiliki massa yang lebih berat berada pada bagian dasar tabung. Sentrifugasi dilakukan pada kecepatan 3000 rpm selama 2 menit. Pada saat melakukan sentrifugasi, diusahakan volume sampel harus seimbang dengan volume sampel lan, karena jika volume sampel tidak simbang dapat menyebabkan lisi

(15)

pada darah yang akan dipusingkan. Hasilnya dari sentrifugasi ini akan diperoleh dua lapisan, yaitu endapan sel-sel yang membentuk unsur figuratif, serta cairan jernih yang juga berwarna kuning jernih yang dinami sebagai plasma atau serum. Plasma dimanfaatkan untuk persiapan pembuatan suspensi sel darah merah dan persiapan penentuan golongan darah. Setelah didapatkan plasma yang berwarna kuning jernih, dipidahkan ke dalam tabung lain yang sudah disiapkan dan diberikan tanda sesuai dengan sampel.

Dalam pemisahan serum atau plasama dari sel darah merah sebenarnya dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara membiarkan sel darah mengendap dengan sendirinya dan dengan cara sentrifugasi seperti yang kita lakukan pada praktikum kali ini. Cara pertama ialah dengan membiarkan terjadinya pengendapan berbagai macam sel yang membentuk unsur figuratif semata-mata dengan bentukan gaya berat. Cara ini memerlukan waktu yang lama dan pemisahan yang diperoleh tidak sempurna. Namun apabila menggunakan cara sentrifugasi pemisahan akan diperoleh jauh lebih cepat dan mendapatkan plasma atau serum dengam pemisahan yang sempurna.

Dalam praktikum ini, serum tidak digunakan, sehingga, tidak dilakukan pemisahan serum dan hanya dilakukan pemisahan plasma. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemisahan plasma dengan sel darah merah adalah:

1. Digunakan antikoagulan yang tepat agar darah tidak membeku saat didiamkan, apabila tidak menggunakan antikoagulan, bukan plasma yang akan diperoleh, melainkan serum. Antikoagulan yang sering digunakan untuk memisahkan plasma dengan sel darah merah adalah EDTA.

2. Setelah dilakukan sentrifugasi, jangan mengocok lagi tabung wadah darah karena dapat membuat plasma bercampur kembali dengan darah.

3. Pipet yang digunakan untuk mengambil plasma yang telah memisah harus dalam keadaan steril dan bersih agar tidak menjadi kontaminan

2. Pencucian Sel Darah Merah Pekat

Sel darah dapat dicuci untuk membuat sel uji ataupun untuk pemeriksaan antigen golongan darah. Tujuan pencucian ini ialah untuk menghilangkan

(16)

substan yang ada disekitar sel darah dan memisahkan sel darah dari plasmanya. Pencucian sel darah merah pekat, gunanya untuk melarutkan protein yang masih terkandung di dalam sel darah merah. Dengan mencucinya menggunakan larutan NaCl (buffer saline) 0,9% diharapkan protein yang masih terkandung dapat larut bersama larutan NaCl 0,9 % dan dapat dengan mudah dibuang sehingga didapatkan sel darah merah pekat yang bebas dari protein/globulin atau washed packed cells. Saline digunakan dalam pencucian sel darah merah karena, larutan saline bersifat isotonic terhadap cairan tubuh dimana larutan ini tidak akan memberikan pengaruh terhadap sel darah yang akan kita pisahkan karena larutan Saline memiliki tekanan osmotic yang sama dengan tubuh sehingga tidak akan menyebabkan sel darh merah lisis.

Tabung yang telah sel darah merah diisi dengan larutan saline hingga mencapai ¾ bagian tabung. Sel darah yang telah dicampurkan dengan larutan saline 0,9% dicampurkan merata dengan pipet pasteur, dengan cara kocok dengan pipet beberapa kali hingga menjadi homogeny, usahakan agar tidak terjadi gelembung udara. Kemudian disentrifuge seperti memisahkan plasma dari sel darah merah dengan kecepatan 3000 rpm selama 2 menit. Tujuan dri dilakukannya pemusingan kembali yaitu agar sel darah merah yang didapat benar-benar pekat tanpa ada cairan atau larutan lain yang ikut tercampur atau 100% sel darah merah. Cairan supernatan salin dibuang dengan cara dipipet dengan pipet pasteur secara hati-hati agar tidak tercampur lagi dengan sel darah merah pencucian diulangi sampai 3 kali. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar sel darah merah yang diperoleh terbebas dari plasma dan protein lainnya. Pada pencucian terakhir, supernatan salin pencuci dibuang sebanyak-banyaknya hingga tidak terdapat supernatant pada tabung agar didapatkan sel darah merah pekat.

3. Pembuatan Suspensi Sel Darh Merah 5%, 10%, dan 40%

Pembuatan suspensi sel darah bertujuan untuk membuat kepekatan sel darah menjadi enceran tertentu guna mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah terhadap antibodi. Suspensi – suspensi sel darah merah biasanya digunakan untuk uji penentuan golongan darah.

(17)

Pada praktikum ini, dibuat suspensi sel darah merah 5%, 10%, dan 40% dengan perbandingan antara sel darah merah 100% dengan larutan NaCl 0,9%. Perbandingan tersebut yaitu :

Suspensi Perbandingan Eritrosit 100% NaCl 0,9 % 5% 1 tetes 19 tetes 10% 1 tetes 9 tetes 40% 2 tetes 3 tetes

Jika sel darah merah 100% sudah dicampur dengan NaCl 0,9%, dihomogenkan dengan menggunakan bantuan pipet tetes, yaitu dengan cara menyedot dan mengeluarkannya kembali hingga homogen. Namun apabila suspense yang dibuat sedikit penghomogenan cukup dilakukan hanya dengan menggoyangkan tabung, agar mempermudah dalam praktikan dalam bekerja.

Pembuatan suspense sel darah merah ini tentunya memiliki tujuan tersendiri sesuai dengan persentase suspense yang diabuat. Untuk suspense 5% baiasanya digunakan untuk penentuan golongan darah menggunakan metode tabung, suspense 10%biasanya digunakan untuk penentuan golongan darah metode plate, sedangkan suspense 40% biasanya digunakan untuk penentuan Rhesus menggunakan metode tabung dan bioplate. (Nasution,2013)

Pada praktikum ini mengenai pemisahanserum/plasma, pencucian sel darah merah, dan pembuatan suspense ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

1. Selalu gunakan alat pelindung diri yang lengkap agar praktikan terhindar dari kontaminasi sampel dan selalu mengganggap bahwa suspense atau sampel yang ada bersifat infeksius

2. Penggunaan pipet pasteur dan tabung serologis agar digunakn sekali pakai atau disposable. Hal ini dilakukan untuk menghindari kontaminasi terhadap sampel yang dikerjakan

3. Penggunaan pipet pasteur harus tepat, jangan sampai menutupi skala yang ada pada pipet pasteur dan pastikan praktikan nyaman dalam memegang pipet. Hal ini dilakukan agar hasil yang diperoleh diharapkan memiliki keakuratan yang tinggi

(18)

4. Penggunaan larutan saine atau NaCl 0,9 % tidak bleh diganti dengan aquadest, karena apabila larutan ini diganti dengan akuadest tentunya akan sangan memberikan pengaruh terhadap sampel yang akan dikerjakan, mengingat sampel tersebut berupa darah pasien

5. Peletakkan sampel pada sentifuge harus seimbang, seimbang dalam hal posisi dan volume sampel. Karena apabila tidak seimbang dapat mempengaruhi hasil dari sampe yang di sentrifugasi.

XI. SIMPULAN

1. Sampel yang digunakan untuk pemeriksaan adalah sampel darah merah pekat yang berasal dari instruktur, darah tersebut berasal dari pendonor yang telah diketahui golongan darah dan riwayat klinisnya.

2. Metode pemeriksaan yang dilakuakan adalah metode tube tes. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemisahan serum dari sel darah merah, pencucian sel darah merah pekat dengan saline 0,9% dan pembuatan suspensi dengan pengenceran 5%, 10% dan 40%

3. Pencucian sel darah merah pekat berguna untuk melarutkan protein yang masih terkandung di dalam sel darah merah. Untuk suspensi 5% digunakan untuk penentuan golongan darah menggunakan metode tabung, suspensi 10% biasanya digunakan untuk penentuan golongan darah metode plate, sedangkan suspensi 40% biasanya digunakan untuk penentuan Rhesus.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Mencuci dan membuat Suspensi Sel. [online].tersedia:

http://www.sodiycxacun.web.id/2011/10/mencuci-dan-membuat-supensi-sel.html . (diakses 7 Mei 2016).

Arman nasution.2013.cara membuat suspense sel darah merah.[online].tersedia : http://armantonnynasution.blogspot.co.id/2013/01/cara-membuat-suspensi-sel-darah-merah-5.html.(diakses 7 mei 2016)

Kikuk, Novie Werr.2013.Pembuatan Suspensi.[online].tersedia : https://www.scribd.com/doc/175659015/Pem-Suspensi-i (diakses : 6 Mei 2016, 21.08 Wita)

Ridwan. 2012. Pengertian Darah dan Bagiannya.[online].Tersedia pada : http://ridwananalis.wordpress.com/2012/08/13/pengertian-darah-dan-bagiannya/ (diakses 7 mei 2016).

Wirasuta, Made Agus Gelgel. 2008. Analisis Toksikologi Forensik Dan Interpretasi Temuan Analisis.

Wisnu. 2011. Sel Darah Merah.[online]. Diakses pada: http://id.scribd.com/doc/75932286/Sel-darah-merah (diakses 7 Mei 2016).

(20)

LEMBAR PENGESAHAN Denpasar, 10 Mei 2016 Praktikan Mahasiswa Kelompok I Mengetahui, Pembimbing dr. Ni Kadek Mulyantari, Sp., PK

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian bubur instan tersubtitusi pisang tongka langit 60%:40% menunjukkan rasa, warna, aroma, tekstur dan tingkat penerimaan secara keseluruhan

Pas Pasien juga meng ien juga mengatak atakan an tid tidak ada ak ada gangguan saat BAK (buang air kecil), pancaran BAK normal, sering terbabangun malam gangguan saat BAK

Mockler (1972) dalam Soeharto (1977) memberikan pengertian tentang pengendalian yaitu adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan

Urutan alternatif strategi produksi bersih dari prioritas yang paling penting yaitu sosialisasi serta pelatihan penerapan produksi bersih dan peningkatan kualitas kayu

Peubah struktural/mode l meliputi luas areal panen kedelai (LAP), produksi kedelai (PRO), penggunaan sarana produksi seperti benih kedelai, pupuk (Urea, SP36/TSP, KCL/ZA),

Dengan mengadakan evaluasi atau penilaian seorang guru dapat mengatahui sejauhmana peserta didik dapat berhasil menyerap pelajaran yang diberikan, juga sebagai feed

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pada tahap pengujian terdapat 3 buah pengujian unit yang menghasilkan kesimpulan bahwa fungsi mudah dipahami, diimplementasikan dan di uji,

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa yang memperoleh