• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Konsep Kepemimpinan Dalam Keperawatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Konsep Kepemimpinan Dalam Keperawatan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Manajemen keperawatan

Manajemen keperawatan pada dasarnya pada dasarnya berfokus berfokus pada perilaku pada perilaku manusia. Untukmanusia. Untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan keperawatan, pasien mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan keperawatan, pasien membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang  perilaku

 perilaku manusia manusia untuk untuk mengelola mengelola perawat perawat profesional profesional serta serta pekerja pekerja keperawatan keperawatan nonnon  profesional.

 profesional.

Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku orang lain. Sikap dan yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang tersebut. Bawahan sangat tergantung pada emosi dari orang lain mempengaruhi orang tersebut. Bawahan sangat tergantung pada  pimpinan

 pimpinan dan dan berkeinginan berkeinginan untuk untuk diperlakukan diperlakukan adil. adil. Suatu Suatu hubungan hubungan akan akan berhasilberhasil apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak.

apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak.

Bawahan memerlukan rasa aman dan akan memperjuangkan untuk melindungi diri Bawahan memerlukan rasa aman dan akan memperjuangkan untuk melindungi diri dari ancaman y

dari ancaman yang bersifat ang bersifat semu semu atau yang benar atau yang benar - benar - benar ancaman terhadap ancaman terhadap tidaktidak terpenuhinya kebutuhan dalam situasi kerja.

terpenuhinya kebutuhan dalam situasi kerja.

Atasan / pimpinan menciptakan kondisi untuk mewujudkan kepemimpinan yang Atasan / pimpinan menciptakan kondisi untuk mewujudkan kepemimpinan yang efektif dengan membentuk suasana yang dapat diterima oleh bawahan, sehingga bawahan efektif dengan membentuk suasana yang dapat diterima oleh bawahan, sehingga bawahan tidak merasa terancam dan ketakutan.

tidak merasa terancam dan ketakutan.

Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan perlu Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan

(2)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Dasar Kepemimpinan

Menurut Sulivan dan Decker (1989) bahwa kepemimpinan merupakan  penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain dan untuk

melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya.

Kepemimpinan adalah proses interpersonal yang mempengaruhi kegiatan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan.

Berdasarkan pandangan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, menuntun/ membimbing ,menggerakan orang lain agar dapat melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan organisasi ( LAN RI 1996 ).

Bisa dikatakan pula kepemimpinan merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing, dan mengarahkan atau mengelola orang lain agar mereka mau berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan bersama. Wills (1967) menyampaikan batasannya bahwa, kepemimpinan merupakan segenap bentuk bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang bagi penetapan tujuan kelompok. Siagian (1983) menyatakan kepemimpinan harus diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain agar rela, mampu, dan dapat mengikuti keinginan manajemen demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan efisien, efektif, dan ekonomis.

B. Fungsi Dan Tugas Pimpinan.

Dilihat dari sudut orientasi maka fungsi da tugas pimpinan terbagi dalam orientasi tugas dan hubungan antar manusia (HAM).

Fungsi dan Tugas pimpinan adalah : 1. Orientasi tugas

a. Merencanakan dan mengorganisir kegiatan

 b. Menyediakan informasi yang diperlukan oleh atasan maupun staf. c. Membuat penugasan, memberi pengarahan dan bimbingan.

(3)

e. Mendukung kerjasama dan partisipasi staf.

f. Mengevaluasi hasil dan menganalisa kekuatan dan kelemahan staf.

2. Orientasi HAM

a. Memberi dorongan dengan sikap bersahabat  b. Mengungkapkan perasaan yang dialami

c. Mendamaikan / mempertemukan pendapat yang berbeda dan menyelesaikan konflik.

d. Memperlancar urusan dengan sebaik-baiknya e. Menentukan aturan main.

Berdasarkan orientasi fungsi dan tugas pemimpin tersebut, maka aktifitas kepemimpinan dapat digolongkan dalam 4 aspek yaitu :

1. Memberikan pengarahan 2. Melakukan supervise 3. Melakukan koordinasi 4. Memberikan motivasi

Kepemimpinan juga dapat ditinjau dari 4 sisi yaitu :

1. Pola dasar kepemimpinan

2. Komponen peristiwa kepemimpinan 3. Tipe kepemimpinan

4. Figur kepemimpinan

C. Wewenang Pemimpin

Agar seseorang pemimpin bisa mencapai tujuan secara efektif, ia harus mempunyai wewenang untuk memimpin dalam usaha mencapai tujuan.

1. Secara umum ada dua konsep pemberian wewenang dilihat dari arahnya : yaitu dari atas dan bawah.

a. Wewenang dari atas ke bawah: umumnya berasal dari atasan misalnya, seorang direktur RS menunjuk seseorang perawat untuk menjadi kepala bagian keperawatan dan kemudian di beri wewenang untuk memerintah. Cara demikian disebut“ Top- down authority” (kewenangan dari atas ke bawah).

 b. Konsep yang kedua adalah “Bottom –up authority” (kewewenang dari bawah ke atas) ; pada konsep ini pemimpin dipilih olek mereka yang akan menjadi

(4)

 bawahannya. Apabila seseorang diterima sebagai pemimpin dan diberi wewenang untuk memimpin maka para bawahan akan menghargai wewenang tersebut.

2. Berdasarkan pola dasar kepemimpinan

Ada dua pola dasar dalam kepemimpinan :

a. Kepemimpinan formal, yang dapat diartikan kepemimpinan yang bersifat resmi dalam organisasi, diatur sesuai pangkat, jabatan, hierarki, dan struktur dalam organisasi.

b. Kepemimpinan informal, yang dapat diartikan kepemimpinan yang tidak didasarkan atas hierarki, akan tetapi lebih didasarkan pada pengakuan nyata dari orang-orang disekitarnya karena kemampuan memikat, kemampuan ilmu, kemampuan membina hubungan kerja, dll.

D. Kriteria Pemimpin

Pemimpin yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai baerikut : 1. Mempunyai keinginan untuk menerima tanggung jawab.

2. Mempunyai kemampuan untuk “Perceptive in sight” atau “ Introspeksi perspektif” 3. Kemampuan untuk menentukan prioritas

4. Kemampuan untuk berkomunikasi

E. Pendekatan Kepemimpinan

Secara umum, kita mengenal tiga pendekatan kepemimpinan untuk memimpin suatu unit organisasi yaitu : Pendekatan berdasarkan sifat

( Traits Theory),

  Pendekatan  berdasarkan perilaku

(Behaviour Theory),

 dan Berdasarkan situasi (

Contigency Theory).

Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Berdasarkan sifat

( Traits Theory)

Dilakukan dengan cara :

a. Membandingkan sifat-sifat dari mereka yang menjadi pemimpin dan yang bukan  pemimpin

 b. Membandingkan sifat-sifat dari pemimpin yang efektif dengan pemimpin yang tidak efektif.

Sifat-sifat pemimpin yang diharapkan dari pendekatan ini adalah : a. Selalu antusias

(5)

c. Waspada

d. Mempunyai rasa percaya diri e. Merasa bertanggung jawab f. Mempunyai rasa humor

2. Berdasarkan perilaku

(B ehaviour Theory)

Pendekatan pemimpin berdasarkan perilaku seperti :

a. Teori diri menjelaskan perilaku pemimpin yang membuat seseorang menjadi  pemimpin yang efektif.

 b. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang manggunakan cara-cara yang dapat mewujudkan sasarannya. Misalnya : mendelegasikan tugas, komunikasi yang efektif, memotivasi bawahan dan melaksanakan control.

3. Berdasarkan situasi (

Contigency Theory)

Pendekatan yang membahas hubungan antara pemimpin dengan situasi. Ada tiga situasional yang dapat membantu pemimpin yang efektif :

a. Hubungan atasan dengan bawahan  b. Struktur tugas yang harus dikerjakan

c. Posisi kewenangan seseorang

Pendekatan berdasarkan situasi dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Dapat memberikan perintah yang akan dilaksanakan

 b. Menggunakan saluran yang sudah ditetapkan c. Menaati peraturan

d. Disiplin

e. Mendengarkan informasi dari bawahan f. Tanggap terhadap situasi

g. Mambantu bawahan.

F. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku yang ditampilkan sebagai  pimpinan ketika mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan

cenderung sangat bervariasi dan berbeda-beda, yang dapat diklarifikasikan berdasarkan 3 aspek, yaitu :

(6)

1. Aspek Perilaku

a. Kepemimpinan Positif

Mempunyai pandangan bahwa orang pada hakekatnya bersedia melakukan  pekerjaan dengan baik bila diberi kesempatan dan dorongan. Oleh karena itu  pimpinan harus memberi motivasi memperhatikan dan menyediakan sarana seperti

memperhatikan beban kerja yang ada.  b. Kepemimpinan Negatif

Mempunyai pandangan bahwa orang harus dipaksa untuk bekerja sehingga  pimpinan memotivasi yang menciptakan rasa takut, sering memberikan hukuman

dan sangsi.

2. Aspek Kekuasaan dan Wewenang

Menurut Gillies. (1996) ada 4 gaya kepemimpinan : a. Otoriter (Otokratik)

Pimpinan berorientasi pada tugas, menggunakan posisi dan power dalam memimpin, wewenang mutlak pada pimpinan, kepercayaan rendah pada bawahan, keputusan pada pimpinan, memotivasi bawahan melalui ancaman dan hukuman, komunikasi satu arah

( top-down).

b. Demokratis

Pimpinan menghargai sifat dan kemampuan staf, mendorong munculnya ide serta memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan, wewenang pemimpin tidak mutlak, keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan, komunikasi timbal balik, pengawasan dilakukan secara wajar, tugas diberikan berdasarkan  permintaan daripada instruktif saling percaya, dan saling hormat menghormati,

dan pemimpinan membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya.

c. Partisipatif

Merupakan gabungan antara otoritatik dan demokratik, pimpinan menyampaikan hasil analisa dari masalah dan mengusulkan tindakannya kepada bawahan, staf dimintai saran dan kritik dan keputusan akhir dilakukan bersama-sama, tanggung  jawab dan keberhasilan organisasi ditanggung secara bersama-sama.

(7)

d. Bebas tindak ( Laisez_Faire )

Kebalikan dari otoriter, pimpinan hanya sebagai Official, staf menentukan sendiri kegiatan yang akan dilaksanakan tanpa pengarahan, supervisi dan kordinasi  pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya pada bawahan , keputusan lebih  banyak ditentukan/dibuat oleh bawahan, kepentingan pribadi lebih penting daripada kepentingan kelompok, tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung perorangan.

3. Situasi yang dihadapi

Gaya ini menekan pada situasi yang dihadapi baik oleh pimpinan maupun bawahan. Dalam melaksanakan tugasnya pimpinan mempunyai perilaku :

a. Memberi pengarahan atau perintah dan memberi dukungan dalam menjalin hubungan antara atasan dan bawahan.

 b. Memecahkan masalah dan membuat keputusan

Adapun perilaku-perilaku pimpinan terhadap perilaku bawahan :

a. Perilaku pimpinan yang sangat mengarahkan dan kurang memberikan dorongan (G1) dinamakan sebagaiproses memerintah.

 b. Perilaku pimpinan yang sangat mengarahkan dan sangat memberikan dorongan (G2) dinamakan dalamproses mengajak.

c. Perilaku pimpinan yang kurang mengarahkan dan banyak memberikan dorongan (G3) dinamakan dalamproses melibatkan.

d. Perilaku pimpinan yang kurang mengarahkan dan kurang memberikan dorongan (G4) dinamakan sebagaiproses melimpahkan.

Selain gaya kepemimpinan diatas, pemimpin menurut Willam C. Miller, bahwa ada 5 gaya kepemimpinan yaitu :

1. Memerintah

( Tell ),

  contoh : berdasarkan keputusan saya, ini adalah tindakan yang harus anda laksanakan.

2. Membujuk

( Sell ),

  contoh : berdasarkan keputusan, saya harap anda dapat melakukannya, karena……….

3. Berkonsultasi

( Consultation ),

  contohnya : sebelum saya membuat keputusan saya menginginkan masukan dari anda.

(8)

4. Meminta partisipasi

( Partisipative ),

  contohnya : kita perlu membuat keputusan  bersama-sama, karena…..

5. Mendelegasikan

( Delegation ),

contohnya : anda saja yang pikirkan bagaimana sebaiknya yang anda lakukan.

G. Figur Kepemimpinan

Figur kepemimpinan menurut Suarli.S (2009) harus mempunyai karakter“ Raja Pandita “ Raja artinya memiliki ilmu dan wawasan yang luas , Pandita artinya memiliki ilmu dan wawasan keagamaan/moralitas antara lain :

1. Berpendidikan dan berpengalaman dalam subtansi tugas dana tanggung jawabnya. Hal ini juga dikuatkan dalam sebuah hadits dikatakan bahwa “ jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancur annya “.

2. Berbudi luhur : a. Tidak sombong

 b. Mampu membaca keadaan, mendengarkan aspirasi dan keluh kesah anggotanya. c. Menjunjung tinggi hukum dan konstitusi Negara

d. Demokratis

e. Tegas dalam bertindak dan menegakkan kebenaran f. Arif dan bijaksana

(9)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Menurut Gillies (1994), dalam Arwani (2006), mendefinisikan kepemimpinan  berdasarkan kata kerjanya, yaitu to lead , yang mempunyai arti beragam, seperti untuk memandu (to guide), untuk menjalankan dalam arah tertentu (to run in a specific direction), untuk mengarahkan (to direct), berjalan didepan (to go at the head of), menjadi yang pertama (to be first), membuka permainan (to open play), dan cenderung kehasil yang pasti (to tend toward a de) ( potter dan perry 2005 )

Gaya adalah sebagai cara penampilan karakteristik atau tersendiri / khusus. Follet (1940) mendefinisikan gaya sebagai hak istimewa tersendiri dari si ahli , dengan hasil akhirnya tanpa menimbulkan isu sampingan. Gillies (1970) dalam Nursalam (2000) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dapat diidentifikasikan berdasarkan perilaku  pimpinan itu sendiri. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh adanya pengalaman bertahun –  tahun dalam kehidupannya. Oleh karena itu, kepribadian seseorang akan mempengaruhi gaya kepemimpinan yang digunakan. Gaya kepemimpinan cenderung sangat bervariasi dan berbeda –  beda. Gaya yang dikembangkan oleh seorang pemimpin dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Ketiganya akan menentukan sejauh mana ia akan melakukan  pengawasan terhadap kelompok yang dipimpin. Faktor kekuatan yang pertama bersumber  pada dirinya sendiri sebagai pemimpin. faktor kedua bersumber pada kelompok yang

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Gillies Dee Ann, 1996,

 Manajemen Keperawatan

,FKUI, Jakarta.

 Nursalam, 2007,

 Manajemen K eperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

ProfesionaL

, Salemba Medika, Jakarta.

Prayitno.S, 2005,

Dasar-dasar Administrasi Kesehatan Masyarkat,

  Airlangga University Press, Surabaya.

Suarli.S, 2009,

 Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis

, Erlangga, Jakarta. Suyanto, 2008, Mengenal

Kepemimpinan dan M anajemen K eperawatan

, Mitra Cendekia,

Yogyakarta.

(11)

TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN TENTANG

“KONSEP KEPEMIMPINAN DASAR KEPERAWATAN”

KELOMPOK 2 OLEH: ENI GUSNITA MELDA ANITHIRA MUTIARA RAMA ANNISA

RAHMA DEWI

SUSAN SUSANA SUSILAWATI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM NON REGULER SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PERINTIS

PADANG 2017

(12)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur yang sebesar-besarnya kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Hidayah dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan makalah ini yang berjudul“Konsep Kepemimpinan Dasar Keperawatan”.

Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas Manajemen Keperawatan. Dalam menyelesaikan makalah, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai  pihak, berupa saran, bimbingan dan dukungan sehingga akhirnya makalah ini dapat

diselesaikan. Untuk itu izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih, kepada:

1. Dosen pembimbing atau dosen mata ajar Manajemen Keperawatan yang telah membantu penulis dalam mengerjakan tugas makalah ini.

2. Kepada teman-teman yang sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan, agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat bermanfaaat bagi kita semua.

Bukittinggi, 20 September 2017

Referensi

Dokumen terkait

Definisi kepemimpinan sendiri menurut Wahyudi (2012:13) kemampuan seseorang untuk beraktifitas, memimpin, menggerakkan, atau mempengaruhi bawahan, melakukan koordinasi serta

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku

Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus

Akan tetapi untuk dapat membedakan keduanya tanpa harus memisahkan secara tegas batasannya, Siagian (1983) dalam bukunya Administrasi Pembangunan mengemukakan,

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku

Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi mendorong, mengajak, menggerakkan, dan bahkan memaksa orang lain agar ia menerima

Siagian, kepemimpinan dapat diterjemahkan sebagai “kemampuan seseorang untuk mengambil posisi terdepan dalam suatu organisasi atau perusahaan tertentu untuk mempengaruhi orang lain,

Lingkungan adalah unsur keempat dalam paradigma, lingkungan diartikan agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme..