• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PENGELOLAAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN PENGELOLAAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGELOLAAN

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

DISAMPAIKAN PADA MUSRENBANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PURWIYANTO

(2)

KONDISI KALIMANTAN TIMUR

Sosial, Ekonomi dan Layanan Publik

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

TAHUN 2017

OUTLINE

STRATEGI OPTIMALISASI

Pendapatan dan Pembiayaan Pembangunan di daerah

ARAH KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

Tahun 2018

(3)

Tingkat Kemiskinan Daerah 2015

Pertumbuhan PDRB 2015

Tingkat pengangguran 2015

5,1% 5,3%

5,7%

1,3% 9,3%

5,1%

-1,4% 8,3%

11,7%

-1,0% 8,8%

9,2%

1,9% 7,9

7,3%

2,6% 2,9%

5,9%

5,8% 5,1%

12,1%

-10,7% 8,0%

10,2%

0,0% 4,8%

5,6%

3,1% 10,5%

4,7%

-1,3%

7,5%

6,2%

Kondisi Ekonomi, Sosial, dan Layanan Publik (1) : Pertumbuhan,

(4)

Rata-rata Nasional:

• Tingkat Kemiskinan 10,7%

• Pendapatan perkapita Rp45,18 jt

Kondisi Ekonomi, Sosial, dan Layanan Publik (2) : Gini Ratio, PDRB

perKapita, dan Tingkat Kemiskinan Antardaerah

PDRB perKapita Prov. Kalimantan Timur termasuk empat besar PDRB tertinggi di Indonesia,

dengan Gini Ratio dan Tingkat Kemiskinan dibawah rata-rata nasional.

(1)

(2)

(3)

(4)

32,9

6

0,32

(5)

4%

Kab. Mahakam Ulu 69,2% 95,1%

Kota Balikpapan

Akses Air Minum Layak

79,8

Kab. Paser

100%

Kota Balikpapan & Kab. Mahakam Ulu

Partisipasi Sekolah hingga SMP

62,1%

79,4%

Kab. Kutai Barat

88% Kab. Berau SMP PDRB per Kapita Juta Rupiah Akses Sanitasi 20,7%

Kab. Kutai Barat

36%

Kab. Penajam Paser Utara

89,9% Kota Bontang Indeks Pembangunan Manusia 78,8 Kota Balikpapan 71,8 Kab. Kutai Kartanegara 64,9

Kab. Majakam Ulu

Kab. Paser

352.9

145.7

48.1

Kota Bontang Kab. Penajam Paser Utara

Kab. Berau

Persalinan dgn Tenaga Kesehatan

Kondisi Ekonomi, Sosial, dan Layanan Publik (3) : Ketimpangan

Layanan Publik Antar Kab/Kota di Kalimantan Timur

(6)

 Kebijakan dan Alokasi Transfer ke

Daerah dan Dana Desa sebagai salah satu instrument penting desentralisasi fiskal berperan strategis untuk:

▪ Perbaikan pelayanan dasar publik yang lebih berkualitas.

▪ Penurunan kesenjangan antar daerah. ▪ Pengentasan kemiskinan.

▪ Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai implementasi Nawacita ke 3: “Membangun

Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka NKRI”

513.3

573.7

602.3

664.2 704.9

0

0

20.8

46.7

60

582.9

577.2

732.1

677.6

763.6

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

2013

LKPP

2014

LKPP

2015

LKPP

2016

Realisasi

2017

APBN

Dana Desa

513,3 573,7

623,1

710,9

764,9

Total TKDD

Belanja K/L

Peningkatan kualitas perimbangan keuangan pusat dan daerah

sebagai bukti penguatan Nawacita dan Desentralisasi

 Setiap Dana Transfer memiliki fungsi yang berbeda:

▪ DBH: Mengatasi Ketimpangan Fiskal antara Pusat dan Daerah.

▪ DAU: Mengatasi Ketimpangan Fiskal antardaerah.

▪ DAK FISIK: Mengatasi ketimpangan infrastruktur layanan publik.

▪ DAK Nonfisik: Mendukung

operasionalisasi layanan publik.

DID: memberikan reward utk daerah berkinerja baik.

▪ Dana Desa: untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.

(7)

DBH Cukai Hasil Tembakau (CHT) selain untuk mendanai: • peningkatan kualitas bahan baku

• pembinaan industri

• pembinaan lingkungan sosial

• sosialisasi ketentuan di bidang cukai

• pemberantasan barang kena cukai ilegal.

dapat juga digunakan untuk kegiatan lain sesuai prioritas & kebutuhan daerah dengan porsi 50%.

DBH Kehutanan dari Dana Reboisasi,dapat digunakan untuk: • pengelolaan taman hutan raya

• pencegahan & penanggulangan kebakaran hutan • penataan batas kawasan

• pengawasan & perlindungan

• penanaman pohon pada daerah aliran sungai kritis, penanaman bambu pada kanan kiri sungai, dan pengadaan bangunan konservasi tanah & air

• pengembangan perbenihan • penelitian dan pengembangan.

0,5% Tambahan DBH SDA Migas dapat digunakan sesuai kebutuhan dan prioritas daerah.

KEBIJAKAN DANA BAGI HASIL 2017

(8)

CF

AD

KbF

KpF

Jumlah Penduduk Luas Wilayah PDRB per Kapita IPM IKK DBH PAD

• Memperhitungkan Belanja Gaji PNSD • Memperhitungkan gaji PNSD yang

akan dialihfungsikan ke Provinsi

Prov  AD = 40%, CF =60% Kab/Kota  AD = 45%, CF =55% AD = Alokasi Dasar CF = Celah Fiskal Kbf = Kebutuhan Fiskal Kpf = Kapasitas Fiskal

DAU: Mengatasi Ketimpangan Fiskal antardaerah.

Formula alokasi:

selisih kebutuhan fiskal dikurangi kapasitas fiskal

Kebijakan Dana Alokasi Umum 2017 : Formula Alokasi

PAGU DAU NASIONAL

26% X PDN NETO

Bagian

Provinsi

10%

Bagian

Kab/Kota

90%

Perhitungan Besaran DAU

untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota

(9)

Kebijakan Dana Alokasi Umum 2017

Pagu DAU tidak final.

• Penyesuaian alokasi DAU pd APBN-P dan

APBD-P

• Implikasi:

Penyesuaian kontrak,

penyesuaian belanja

• Solusi:

fleksibilitas kontrak, cash planning

Pengalihan urusan pemerintahan.

• Beban pengalihan Rp15,4 T sudah ditampung

dalam APBN 2017

• Potensi tambahan beban pengalihan Rp3,6 T.

• Solusi:

Penyesuaian porsi DAU dlm APBN-P.

Pengalihan urusan konkuren daerah -> pusat.

• Pengalihan urusan konkuren butuh Rp3 T

(belum termasuk BPKB dan Dikti kesehatan)

• Implikasi:

6 bulan pembayaran belanja pegawai

telah dan akan menjadi beban APBD

2017.

6 bulan menjadi beban APBN (Rp1,5 T).

• Solusi:

Rp 756 M diperhitungkan sbg

pengurang DAU.

Penggunaan Dana Transfer Umum (DBH +

DAU), minimal 25% digunakan untuk

belanja infrastruktur layanan dasar publik

dan ekonomi untuk mendorong:

pertumbuhan ekonomi;

pengentasan kemiskinan;

pengurangan pengangguran; dan

pengurangan kesenjangan

(10)

385.2 64.5 71.4 82.4 79.2 108.2 74.4 165.9 145.6 78.0 76.6 347.0 61.8 49.2 81.7 76.8 85.0 65.1 129.1 139.7 57.4 23.1 90.1% 95.8% 68.9% 99.1% 96.9% 78.5% 87.6% 77.8% 96.0% 73.6% 30.2% 0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0% 120.0% 0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 350.0 400.0 450.0 ALOKASI REALISASI

• Secara keseluruhan, realisasi DAK Fisik 2016 untuk wilayah

Kalimantan Timur mencapai 83,8% dari pagu total Rp1,3 triliun.

• Daerah dengan realisasi terendah adalah Kab. Mahakam Ulu yang

hanya mencapai 30,2%, sementara yang tertinggi adalah Kab.

Kutai Barat mencapai 99,1%.

Miliar rupaih

(11)

190 211 260 232 583 1331 1038 170 167 224 192 516 1116 89.5% 79.1% 86.2% 82.8% 88.5% 83.8% 72% 74% 76% 78% 80% 82% 84% 86% 88% 90% 92% 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Pagu Realisasi % Milyar

Pelaksanaan DAK Fisik TA 2017 (1):

Kebijakan dan Alokasi

Pada tahun 2017, alokasi DAK Fisik se-Prov. Kaltim

sebesar Rp1,04 triliun.

➢ Mempertajam fokus bidang/sub

bidang DAK Fisik untuk mendukung pencapaian prioritas nasional.

➢ Mengalokasikan DAK Fisik

berdasarkan usulan daerah dan

prioritas nasional.

➢ Memberikan afirmasi untuk daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi.

➢ Melakukan sinkronisasi rencana kegiatan dalam pengalokasian DAK: ✓ antar bidang/subbidang DAK, ✓ antardaerah, dan

✓ antara DAK dengan pendanaan

selain DAK.

dengan mengoptimalkan peran

Provinsi.

➢ Mempercepat penetapan petunjuk

teknis DAK dan pemberlakuan

petunjuk teknis min 3 tahun yang ditetapkan dalam Perpres.

(12)

Kebijakan DAK Fisik 2017 (2): Perbaikan Mekanisme

Penyaluran Berdasarkan Kinerja Penyerapan & Capaian

Output

(13)

1. PELAKSANAAN PENYALURAN MELALUI KPPN DITARGETKAN MULAI BULAN APRIL

2017 (TRIWULAN 1)

2. PERLU MEMPERHITUNGKAN MASA TRANSISI:

• PERALIHAN KPA DARI DJPK KE DJPB

• PERALIHAN DIPA, PPSPM (Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar),

DAN PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)

PENYUSUNAN POKJA DJPK & DJPB PENYUSUNAN PROSES BISNIS PENYIAPAN REGULASI: REVISI PMK 187/2016 PENYUSUNAN SOP LINK PENYIAPAN PERANGKAT (APLIKASI) SOSIALISASI KEPADA SELURUH KPPN

& PEMDA PENYALURAN TRIWULAN I JAN MINGGU 3-4 FEB MINGGU 1-4 JAN

MINGGU 3 MARETJAN - MARETFEB - MARET APRIL

Kebijakan DAK Fisik 2017 : Transisi Penyaluran Melalui KPPN

Mulai 2017

(14)

Pelaksanaan DAK Nonfisik Tahun 2016 di Kalimantan Timur

83.9 64.0 282.6 86.3 2.4 84.6 61.3 132.6 35.6 183.9 674.1 48.5 25.7 170.3 49.5 1.0 48.6 38.5 79.9 21.0 117.1 674.1 57.8% 40.2% 60.3% 57.3% 42.5% 57.5% 62.9% 60.3% 59.1% 63.7% 100.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% 90.0% 100.0% 110.0% 0.0 100.0 200.0 300.0 400.0 500.0 600.0 700.0 800.0 Alokasi Realisasi %

• Secara keseluruhan, realisasi DAK Nonfisik 2016 untuk wilayah Kalimantan

Timur mencapai 75,3% dari pagu total Rp1,7 triliun atau sebesar Rp1,3 triliun.

• Daerah dengan realisasi terendah adalah Kab. Kutai Barat yang hanya

mencapai 40,2%, sementara yang tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Timur

mencapai 100%.

(15)

Pelaksanaan DAK Nonfisik 2017:

Kebijakan dan Alokasi

697.5 46.3 798.4 23.1 59.8 124.2 3.0 11.7

BOS BOP PAUD TPG TAMSIL

TKG BOKB KOP & UKM ADMINDUK

DAK NONFISIK

SE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 2017

Rp1,76 triliun ➢Pengalokasian DAK Nonfisik berdasarkan

atas biaya satuan (unit cost) dikalikan jumlah kebutuhan berdasarkan data dari K/L teknis terkait

➢Memberikan Tunjangan Khusus kepada Guru PNSD di desa sangat tertinggal untuk memberikan kompensasi atas kesulitan hidup dalam melaksanakan tugas. ➢Mengalokasikan dana administrasi

kependudukan yang ditujukan untuk mendukung penyelenggaraan program dan kegiatan administrasi kependudukan.

(16)

DIALOKASIKAN KEPADA

PROVINSI KABUPATEN KOTA

BERDASARKAN

KRITERIA UTAMA KRITERIA KINERJA

• Opini BPK

• Penetapan Perda APBD tepat waktu.

• Kesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah

• Pelayanan dasar publik; dan • Ekonomi dan kesejahteraan.

Kebijakan Dana Insentif Daerah 2017

Tujuan: memberikan penghargaan kepada daerah yang berkinerja baik pengelolaan kesehatan fiskal, keuangan daerah, pelayanan dasar publik serta ekonomi & kesejahteraan

(17)
(18)

18 CARA PENGHITUNGAN

 Proporsi dan bobot formula:

✓ 90%  Alokasi Dasar (Pemerataan), ✓ 10%  Berdasarkan variabel:

- jumlah penduduk desa (25%), - angka kemiskinan desa (35%), - luas wilayah desa (10%), dan

- tingkat kesulitan geografis desa (30%)

PERTIMBANGAN

 memperhatikan aspek pemerataan dan keadilan

rasio penerima Dana Desa terkecil dan terbesar adalah paling rendah, yakni 1:4  standar deviasi yang paling rendah.

DIALOKASIKAN UNTUK 74.954 DESA

Berdasarkan:

jumlah penduduk desa

,

angka kemiskinan

desa

, luas wilayah desa, dan

tingkat kesulitan geografis desa.

Kebijakan Pengalokasian Dana Desa (1) : Formula Pengalokasian Dana Desa

✓ membiayai pembangunan ✓ pemberdayaan

masyarakat

Prioritas Penggunaan

✓ Swakelola menggunakan tenaga kerja setempat, sehingga penghasilan dan peningkatan daya beli masyarakat desa terjaga,

✓ Kegiatan yang mendorong

masyarakat produktif secara ekonomi

Prioritas Pelaksanaan

2015 2016 2017 Dana Desa* 2228,9 5.002,4 6.384,4 ADD* 2.891,8 3.136,9 3.171,1 Bagi Hasil PDRD* 205,7 115,2 255,8 Jumlah Desa 7.809 7.809 7.809

Rata-rata tiap desa* 0,7 1,0 1,3

2228.9

5,002.40

6,384.40

2,891.80 3,136.90 3,171.10

205.7 115.2 255.8

Dana Desa Se-Provinsi Kalimantan Timur

(19)

EXISTING

PERUBAHAN

Besaran Penyaluran Waktu Penyaluran 60 % 40% RKUN ke

RKUD RKUD ke RKUDES Thp I Thp II

Maret Agust setelah diterima 7 hari kerja di RKUD

Thp

I Thp II

60% 40% 60% 40%

RKUN ke

RKUD RKUD ke RKUDES Thp I Thp II Thp

I Thp II

60% 40%

Maret Agust setelah diterima 7 hari kerja

di RKUD

Syarat:

• Perda APBD/APBDes • Perkada

• Laporan realisasi & konsolidasi

• Minimal Penyaluran ke RKUDes • Minimal Penyerapan • Capaian Output √ √ √ -√ √ √ 50% -√ -√ -√ -√ -50% -√ √ √ -√ √ √ 90% 75% 50% √ -√ -√ -√ -75% 50%

Perbaikan mekanisme penyaluran diarahkan untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan dan akuntabilitas pelaksanaan Dana Desa, dilakukan dengan mempertimbangkan kinerja penyerapan dan capaian output, serta memindahkan

penyaluran melalui KPPN di daerah

Tahap-1 paling lambat

Juli

Perbaikan Mekanisme Penyaluran Dana Desa (2)

(20)

KEBIJAKAN UMUM

• Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam APBN dialokasikan sesuai money follows program untuk mendukung implementasi Nawacita ketiga.

• Penganggaran, pengalokasian, dan penyaluran berdasarkan kinerja penyerapan anggaran & capaian output.

Pokok-Pokok Kebijakan TKDD Tahun 2018

• Pagu DAU nasional tidak bersifat final, mengikuti perubahan PDN neto.

Implikasi: perlu penyesuaian APBD

• Porsi gaji PNSD dalam penghitungan DAU semakin menurun secara gradual. • Memperhitungkan beban pengalihan urusan antar tingkat pemerintahan.

• Minimal 25% DBH dan DAU digunakan untuk belanja infrastruktur layanan publik.

• Mengatasi kesenjangan ketersediaan layanan publik antardaerah.

• Pengalokasian DAK berbasis usulan dan kebutuhan daerah sesuai target output per bidang. • Sinkronisasi DAK Fisik: antarprogram, antardaerah, dan antarsumber pendanaan.

• Jenis DAK Fisik:

DAK Regular  pemenuhan SPM urusan wajib layanan dasar, a.l. pendidikan, kesehatan, infrastruktur.

DAK Penugasan  lokus dan program prioritas sesuai prioritas nasional dalam RKP 2018, a.l. pendidikan vokasi, RS Rujukan, irigasi, dan air minum & sanitasi.

DAK Afirmasi  percepatan infrastruktur daerah perbatasan, kepulauan dan tertinggal, a.l. Transportasi, perumahan dan permukiman.

• Memberikan rewards kepada daerah berprestasi dalam kinerja:

tata kelola keuangan daerah, a.l. e-planning, e-budgeting, dan e-procurement.pelayanan publik, a.l. penurunan gizi buruk dan PTSP.

(21)

• Penyempurnaan Jenis & Bidang DAK Fisik sesuai prinsip money

follows program, berbasis proposal, serta sinkronisasi DAK dg

belanja K/L.

• Pengalokasian DAK berbasis target output per bidang,

kebutuhan daerah, dan kinerja penyerapan dana dan

capaian output/outcome.

• Penguatan peran Propinsi dalam sinkronisasi usulan DAK Fisik

daerah.

• Pelaksanaan penyaluran DAK Fisik melalui KPPN, dengan

meningkatkan kualitas pelaporan output DAK Fisik (berbasis

spatial)  digunakan sebagai bahan informasi dalam

pengambilan

kebijakan

(rewards

and

punishment

pengalokasian DAK Fisik).

(22)

Berbasis kebutuhan per bidang

(sector based), untuk urusan wajib

layanan dasar

Berbasis kewilayahan (area

based), untuk Lokpri pada

kategori daerah perbatasan,

kepulauan dan tertinggal

DAK REGULER

Berbasis program prioritas

nasional (program based), sesuai

Rencana Kerja Pemerintah tahun

2018

1. Kesehatan (Puskesmas)

2. Perumahan dan Permukiman

3. Transportasi

4. Pendidikan

5. Air Minum

6. Sanitasi

1. Pendidikan (SMK)

2. Kesehatan (RS Rujukan dan RS Pratama) 3. Air Minum 4. Sanitasi 5. Jalan 6. Irigasi 7. Pasar

8. Energi Skala Kecil

9. Lingkungan Hidup dan

1. Pendidikan

2. Kesehatan dan KB

3. Jalan 4. Air Minum 5. Sanitasi

6. Perumahan dan Permukiman

7. Pasar

8. IKM 9. Pertanian

10. Kelautan dan Perikanan 11. Pariwisata

DAK

AFIRMASI

DAK

PENUGASAN

(23)

Arah Kebijakan DAK Nonfisik 2018

Pengalokasian berdasarkan kebutuhan riil dan kapasitas daerah

Peningkatan kebijakan afirmasi terhadap daerah tertinggal, terdepan,

dan terluar (perbatasan)

Peningkatan kualitas DAK Nonfisik melalui penerapan

performance

based dan pemantauan penggunaan DAK Nonfisik

a. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

b. Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD c. Tunjangan Profesi Guru PNSD

d. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD

e. Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus f. BOK dan BOKB

g. Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, UKM & Ketenagakerjaan h. Bantuan Pelayanan Administrasi Kependudukan

(24)

24

Perbaikan Penganggaran Dana Desa ke Depan

• Arahan Presiden : Alokasi dinaikkan 2 kali dibandingkan dengan tahun 2017.

• Janji kampanye : Alokasi untuk setiap Desa sesuai janji kampanye Rp.1,4 M tiap desa dengan tetap memerhatikan kemampuan keuangan negara

• Meningkatkan anggaran Dana Desa hingga 10% dari dan di luar Dana Transfer ke Daerah untuk memenuhi amanat UU No.6 Tahun 2014

• Menyempurnakan formula alokasi/distribusi Dana Desa dengan tetap memerhatikan aspek pemerataan &

keadilan, untuk:

✓Mempercepat pengentasan kemiskinan.

✓Mengatasi kesenjangan penyediaan sarana & prasarana pelayanan publik antardesa.

✓Memberikan afirmasi pada desa tertinggal dan sangat tertinggal, serta daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan.

• Penyempurnaan formula alokasi/distribusi Dana Desa dilakukan melalui:

✓Penyesuaian bobot variabel dengan penekanan pada variabel jumlah penduduk miskin.

✓Perubahan formulasi proporsi Alokasi dasar (AD) untuk pemerataan, dan Alokasi Formula (AF) berdasarkan variabel dalam UU No. 6 tahun 2014, untuk distribusi yang lebih berkeadilan.

✓Kebijakan afirmasi dalam perhitungan Dana Desa kepada daerah sangat tertinggal dan tertinggal, serta memerhatikan aspek kewilayahan untuk mempercepat pembangunan desa di daerah terluar, terdepan, perbatasan, dan kepulauan.

Penganggaran Dana Desa ditujukan untuk mengatasi kesenjangan dan kemiskinan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa.

(25)

Strategi Optimalisasi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

Strategi

Optimalisasi

Pajak Daerah

Untuk

Peningkatan

PAD

Penyesuaian Dasar Pengenaan Pajak

Melakukan penilaian ulang atas dasar pengenaan disesuaikan dengan potensi dan kemampuan wajib pajak

Peningkatan Basis Data Perpajakan

• Mendata ulang WP & objek pajak • Meningkatkan koordinasi internal

pemda antara lain dengan bagian penerbitan izin

• Memanfaatkan data pihak ketiga (BPN utk PBB)

Modernisasi

• Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam pengelolaan basis data.

• Penggunaan Teknologi Informasi dalam pelayanan perpajakan, misalnya e-SKPD, e-payment dan sejenisnya

• Membangun organisasi perpajakan daerah berdasarkan fungsi: pengelola data,

pelayanan, penagihan, pemeriksaan, dan pengawasan.

• Menyusun SOP setiap pelayanan. Peningkatan SDM

• Menambah jumlah diklat utk ahli

penilaian, penagihan, dan pemeriksaan. • Menambah jumlah diklat terkait dengan

praktik pemungutan perpajakan yang baik.

• Kerjasama kemitraan dengan pemda lain yang dinilai sukses dalam pemungutan

Pajak daerah dan retribusi daerah belum optimal (rata-rata 13,32% pada

periode 2011 sd. 2015), APBD masih tergantung dari dana transfer.

Penilaian, Penagihan, dan Pemeriksaan

• Dibidang penilaian dan penagihan dpt dikerjasamakan dengan DJP dan DJKN. • Dibidang pemeriksaan dapat

Sinergi Pemda dan DPRD dlm menetapkan Perda

PDRD Untuk meningkatkan PAD

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Pressure relief valve (PRV) adalah sebuah alat instrument yang bekerja saat adanya over pressure  pada

Tujuan : Mengetahui adanya perbedaan pengaruh antara propofol dan ketamin sebagai obat induksi pada anestesi umum terhadap agregasi trombosit dengan mengukur test agregasi

Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis Fisher yang telah dilakukan, didapatkan hasil p>0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara ekstrak

Pedoman Nasional Asma Anak di dalam batasan operasionalnya menyepakatinya kecurigaan asma apabila anak menunjukkan gejala batuk dan/atau mengi yang timbul

jenis kelamin pedet serta paritas sedangkan faktor lokasi dan musim ke1ahiran tidak.. berpengaruh nyata Rataan dan galat baku bobot sapih adaIab sebesar 97,48±O,37

Uji statistik yang dilakukan untuk menilai pengaruh SHG terhadap ketergantungan merokok menggunakan uji Wilcoxon dan untuk melihat perbedaan ketergantungan merokok

Pengaruh umur tanaman dapat dilihat dari hasil penelitian ini, baik buah kelor maupun daun kelor menunjukkan bahwa titik pengambilan sampel C (bagian selatan Desa

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kekuatan dioptri kornea dengan panjang sumbu bola mata pada penderita miopia anak di RSUP H8. Adam