• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan pemahaman materi Hijrah Sahabatnabi Muhammad SAW ke Habasyah mata pelajaran SKI melalui model pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picturesiswa Kelas IV MI h. Achmad Ali Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan pemahaman materi Hijrah Sahabatnabi Muhammad SAW ke Habasyah mata pelajaran SKI melalui model pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picturesiswa Kelas IV MI h. Achmad Ali Surabaya"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI HIJRAH SAHABAT NABI MUHAMMAD SAW KE HABASYAH MATA PELAJARAN SKI

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS IV

MI H. ACHMAD ALI SURABAYA

SKRIPSI Oleh:

SITI NUR AISYAH NIM. D07215041

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PGMI FEBRUARI 2019

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Siti Nur Aisyah, 2019. Peningkatan Pemahaman Materi Hijrah Sahabat Nabi Muhammad Saw Ke Habasyah Mata Pelajaran SKI Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas IV MI H. Achmad Ali Surabaya. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing 1: Machfud Bachtiyar,M.Pd.I. Pembimbing 2: Sulthon Mas’ud, S.Ag. M.Pd.I,

Kata Kunci :Pemahaman, Picture and Picture, Sejarah Kebudayaan Islam

Latar belakang penulisan ini berdasarkan realita di lapangan bahwa kreativitas guru saat proses pembelajaran masih rendah. Menyebabkan siswa malas, siswa kurang antusias terhadap pembelajaran, banyak siswa yang bergurau dengan siswa yang lain, ada juga yang asyik bermain dengan permainannya. Sehingga pemahaman siswa terhadap materi hijrah nabi Muhammad Saw ke Habasyah masih sangat rendah. Berdasarkan data awal yang diperoleh peneliti dari 35 siswa hanya ada 10 siswa yang berhasil mencapai nilai KKM dan 25 siswa lainnya belum mencapai KKM (70).

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture untuk meningkatkan pemahaman materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw ke Habasyah mata pelajaran SKI siswa kelas IV MI H. Achmad Ali Surabaya? (2) Bagaimana peningkatan pemahaman materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw ke Habasyah mata pelajaran SKI melalui model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture siswa kelas IV MI H. Achmad Ali Surabaya?.

Metode penelitian yang digunakan adalah PTK model Kurt Lewin dengan subjek penelitian 35 siswa dan tempat penelitian di MI H. Achmad Ali Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran yang meliputi empat tahap: Planning, Acting, Observing, Reflecting. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi aktivitas guru dan siswa, serta dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan perolehan skor observasi aktivitas guru dan siswa yang mengalami peningkatan, yaitu skor observasi aktivitas guru pada siklus I mendapat skor 71,42, menjadi 85,71 (baik) pada siklus II. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa saat pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture terdapat peningkatan nilai akhir pada tiap siklusnya, yaitu dari 66,66 pada siklus I, menjadi 80 (baik) pada siklus II. Peningkatan pemahaman materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw ke Habasyah pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai pemahaman siswa siklus I hanya 63,37 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 51,4%. Kemudian rata-rata nilai belajar siswa meningkat pada siklus II rata-rata nilai belajar mencapai 77,62 dengan persentase ketuntasan belajar 91,42% (sangat baik).Sehingga terjadi peningkatan persentase ketuntasan dari siklus I ke siklus II sebesar 39,70%.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

ABSTRAK . ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR RUMUS ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Tindakan yang Dipilih ... 7

E. Lingkup Penelitian ... 8

F. Signifikasi Penelitian ... 9

BAB II : KAJIAN TEORI A.Pemahaman ... 10

1. Pengertian Pemahaman... 10

2. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman ... 11

3. Jenis Pemahaman ... 13

(8)

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 16

6. Upaya Guru dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa ... 18

B.Sejarah Kebudayaan Islam ... 19

1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam ... 19

2. Tujuan Sejarah Kebudayaan Islam ... 22

3. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam ... 23

C.Materi Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Habasyah... 24

1. Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Habasyah yang Pertama ... 24

2. Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Habasyah yang Kedua ... 28

3. Sebab Nabi Muhammad Saw Menganjurkan Sahabat Hijrah ke Habasyah ... 29

D.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture ... 30

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture ... 30

2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture ... 32

3. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture .... 34

4. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture 35 BAB III : PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A.Metode Penelitian ... 36

B.Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ... 40

C.Variabel yang Diselidiki ... 40

D.Rencana Tindakan ... 41

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 47

F. Indikator Kinerja ... 56

(9)

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian ... 59 B.Pembahasan ... 84 BAB V : PENUTUP A.Simpulan ... 91 B. Saran ... 92 DAFTAR PUSTAKA ... 93

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Kompetensi Dasar dan Indikator 8

2.1 Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif 15

3.1 Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa 49

3.2 Lembar Pengamatan Aktifitas Guru 51

3.3 Kriteria Ketuntasan Klasikal 56

3.4 Kriteria Ketuntasan Minimum 57

4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I 65 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 67

4.3 Hasil Pemahaman Siswa Siklus I 71

4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II 77 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II 79

4.6 Hasil Pemahaman Siswa Siklus II 82

4.7 Hasil Penelitian Peningkatan Pemahaman Melalui Model

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(12)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Observasi Aktivitas Guru dan Siswa 84

4.2 Rata-Rata Pemahaman 86

(13)

DAFTAR RUMUS

Diagram Halaman

3.1 Penilaian Observasi Aktivitas Guru dan Siswa 55

3.2 Penilaian Rata-Rata Pemahaman 55

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah merupakan peristiwa atau sumber kejadian yang paling penting dikenang sepanjang waktu dan selalu teringat sampai akhir dari kehidupan. Akar pohon yang baik akan menumbuhkan batang yang besar, kokoh, dan tinggi yang diiringi dengan pertumbuhan dahan, ranting, daun, bunga, dan buah yang bermanfaat bagi manusia.1 Sedangkan kebudayaan merupakan bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat yang di refleksikan dalam seni, sastra, religi (agama), dan moral.2 Sejarah Kebudayaan Islam merupakan suatu peristiwa yang mempunyai titik awal atau dasar yang baik, maka akan melahirkan budaya beserta cabang-cabangnya, seperti ekonomi, polotik, bahasa, dan pengetahuan, yang pada akhirnya membuahkan karya seni dan teknologi yang bermanfaat bagi manusia.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) memiliki peran dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih mengenal, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan kebijaksanaan yang berguna untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak serta kepribadian siswa. Hal tersebut merupakan salah satu amanat Undang-Undang Pendidikan

1 Effat al-Sharqawi, Filsafat Kebudayaan Islam, (Bandung: Pustaka 1986), 117.

(15)

2

Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang berbunyi “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratif, serta bertanggung jawab”.3

Sejarah Kebudayaan Islam di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan mata pelajaran yang mencakup materi yang cukup luas. Guru sebagai tumpuan terciptanya pendidikan yang bermutu harus selalu mengembangkan kemampuan dan keprofesionalannya. Guru diharuskan menyelesaikan target kriteria ketuntasan minimum (KKM), sehingga perlu perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang efektif.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di MI H. Achmad Ali Surabaya, menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada mata pelajaran SKI masih rendah. Hal ini disebabkan kreativitas guru saat proses pembelajaran masih rendah. Menyebabkan siswa malas, siswa kurang antusias terhadap pembelajaran, banyak siswa yang bergurau dengan siswa yang lain, ada juga yang asyik bermain dengan permainannya. Sehingga pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan masih sangat rendah.

Setelah melakukan observasi dan wawancara pada siswa dan guru mata pelajaran SKI, Siswa kelas IV MI H. Achmad Ali berjumlah 35 siswa, hanya 10

(16)

3

siswa yang memahami materi, sehingga siswa aktif dalam pembelajaran di kelas dan 25 siswa belum memahami materi, sehingga siswa pasif saat proses pembelajaran berlangsung. Dapat diketahui dari hasil belajar siswa yang masih rendah. Dari 35 siswa yang ada di kelas IV, hanya 10 siswa (29%) yang berhasil untuk mencapai nilai di atas KKM sebesar 70, sedangkan 25 siswa (71%) belum mencapai KKM. Hal yang demikian jika tidak ada inovasi dan kreativitas guru dalam pembelajaran, maka akan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa4

Oleh karena itu perlu adanya usaha lain agar mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam menjadi lebih berbobot dan dipahami. Selain dapat menimbulkan perubahan yang signifikan terhadap nilai-nilai ke Islaman juga dapat meningkatkan hasil belajar yang diperoleh setelah memahami pelajaran. Salah satu usaha dalam mewujudkan hal tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture, model ini dianggap cocok untuk meningkatakan pemahaman dan semangat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture pernah dilakukan oleh Maharani Putri Kumalasani dan Cut Nurrahmah. Penelitian yang dilakukan oleh Maharani Putri Kumalasani dengan judul skripsi “Penggunaan Model Picture and Picture dan Permainan Pohon Soal Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam Kelas IV SDN Gading Kulon 3

(17)

4

Malang”5, dari hasil penelitian aktivitas siswa pada siklus I diperoleh rata-rata nilai siswa yaitu 66,1, siswa yang tuntas hanya 3 dari 10 siswa atau 30% dan di siklus II rata-rata nilai siswa yaitu 84,6, siswa yang tuntas ada 9 dari 10 siswa atau 90%. Berdasarkan penelitian ini, model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Cut Nurrahmah dengan judul “Penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dalam meningkatkan hasil

belajar siswa pada tema hidup bersih dan sehat di kelas II MIN 16 Aceh”.6 Dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus I, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar secara individu sebanyak 7 orang atau 25% sedangkan 21 orang atau 75% belum mencapai ketuntasan belajar. Pada siklus II, aktivitas belajar siswa termasuk dalam kategori cukup dengan persentase 64,77%. Oleh karena itu, peneliti harus melakukan perbaikan di siklus ke III. Pada siklus III, siswa yang mencapai ketuntasan belajar secara individu sebanyak 23 orang atau 82,14% sedangkan 5 orang atau 17,85% belum mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture

5 Maharani Putri Kumalasani, Skripsi “Penggunaan Model Picture And Picture dan Permainan Pohon Soal Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam Kelas IV SDN Gading Kulon 3 Dau-Malang, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2011)

6 Cut Nurrahmah, Skripsi “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada tema hidup bersih dan sehat di kelas II MIN 16 Aceh”, (Aceh: UIN Ar-Raniry, Aceh, 2018)

(18)

5

pada tema hidup bersih dan sehat di kelas II MIN 16 Aceh dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian yang penulis lakukan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture namun terdapat perbedaan dalam penelitian diatas. Penelitian yang di lakukan oleh Maharani Putri Kumalasani, mengukur prestasi belajar siswa pada materi sumber daya alam. Sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Cut Nurrahmah, mengukur hasil belajar siswa pada materi tema hidup bersih dan sehat. Dalam hal ini penulis mengukur pemahaman siswa pada I materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw. ke Habasyah.

Berdasarkan fenomena serta uraian di atas tentang permasalahan dalam pembelajaran SKI, penulis mengambil judul “Peningkatan Pemahaman Materi Hijrah Sahabat Nabi Muhammad Saw. Ke Habasyah Mata Pelajaran SKI Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas IV MI H. Achmad Ali Surabaya”

(19)

6

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture

untuk meningkatkan pemahaman materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw. ke Habasyah mata pelajaran SKI siswa kelas IV MI H. Achmad Ali Surabaya? 2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi hijrah sahabat nabi Muhammad

Saw. ke Habasyah mata pelajaran SKI melalui model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture siswa kelas IV MI H. Achmad Ali Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture

untuk meningkatkan pemahaman materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw. ke Habasyah mata pelajaran SKI siswa kelas IV MI H. Achmad Ali Surabaya. 2. Mengetahui peningkatan pemahaman materi hijrah sahabat nabi Muhammad

Saw. ke Habasyah mata pelajaran SKI melalui model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture siswa kelas IV MI H. Achmad Ali Surabaya.

(20)

7

D. Tindakan yang Dipilih

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu pembelajaran7. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, penulis memiliki gagasan yang inovatif. Gagasan tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture pada materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw. ke Habasyah mata pelajaran SKI di MI H. Achmad Ali Surabaya.

Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture ini siswa belajar secara berkelompok, membiasakan sikap saling menghargai pendapat orang lain, kerjasama dan melatih kepercayaan diri. Adapun yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu;

1. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar kerja yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

2. Mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

7 Kunandar, Langkah MudahPenelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 41.

(21)

8

E. Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian ini meliputi;

1. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) kelas IV semester ganjil materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw. ke Habasyah

Tabel 1.1

Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.3 Mengetahui sebab-sebab Nabi Muhammad Saw. menganjurkan sahabat hijrah ke Habasyah.

3.3.1 Siswa dapat menyebutkan sebab-sebab Nabi Muhammad Saw. Menganjurkan sahabat hijrah ke Habasyah

3.3.2 Siswa dapat menjelaskan secara runtut peristiwa hijrah sahabat nabi Muhammad Saw ke Habasyah yang pertama

3.3.3 Siswa dapat menjelaskan secara runtut peristiwa hijrah sahabat nabi Muhammad Saw ke Habasyah yang pertama

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture untuk meningkatkan pemahaman siswa

3. Subjek yang diteliti difokuskan pada siswa kelas IV MI H. Achmad Ali Surabaya semester ganjil tahun ajaran 2018-2019.

(22)

9

F. Signifikasi Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Guru

Memperoleh data hasil pembelajaran siswa sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan aktivitas dan pemahaman siswa materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw. ke Habasyah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

2. Siswa

Meningkatkan prestasi belajar siswa, seperti pemahaman, penguasaan, mutu proses dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Sekolah

a. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan profesionalisme guru serta meningkatkan mutu proses pembelajaran.

b. Guru dapat menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture sebagai salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat membantu guru dalam pembelajaran SKI agar dapat memahami konsep tersebut dengan baik sehingga pembelajaran di kelas menjadi lebih baik.

(23)

10 BAB II KAJIAN TEORI A. PEMAHAMAN 1. Pengertian Pemahaman

Beberapa pengertian pemahaman telah diungkapkan oleh para ahli, menurut Nana Sudjana, pemahaman adalah siswa dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan oleh guru dan menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.8

Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan.9

Sedangkan menurut W. S. Winkel, yang dimaksud dengan pemahaman yaitu mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang

8 Nana Sudjana. Penilaian hasil proses belajar mengajar, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 1995),24. 9Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 1997), cet. ke-8, 44.

(24)

11

dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain, seperti rumus matematika ke dalam bentuk kata-kata, membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti dalam grafik10

Di dalam ranah kognitif menunjukkan tingkatan-tingkatan kemampuan yang dicapai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Dapat dikatakan bahwa pemahaman tingkatannya lebih tinggi dari sekedar pengetahuan. Definisi pemahaman menurut Anas Sudijono adalah "kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.11 2. Tingkatan-tingkatan dalam Pemahaman.

Pemahaman merupakan salah satu patokan kompetensi yang dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran, setiap individu siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami apa yang ia pelajari. Ada yang mampu memahami materi secara menyeluruh, ada yang memahami materi hanya separuh bagian saja,

10 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : PT. Gramedia, 1996), 246.

11 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996), cet. ke-4, 50.

(25)

12

bahkan ada yang sama sekali tidak dapat mengambil makna dari apa yang telah dia pelajari, sehingga yang dicapai hanya sebatas mengetahui. Untuk itulah terdapat tingkatan-tingkatan dalam memahami.

Menurut Daryanto, kemampuan pemahaman berdasarkan tingkat kepekaan dan derajat penyerapan materi dapat dijabarkan kedalam tiga tingkatan, yaitu:

a. Menerjemahkan

Pengertian menerjemahkan bisa diartikan sebagai pengalihan arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain. Dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya.

b. Menafsirkan

Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang diperoleh berikutnya, serta membedakan yang pokok dan tidak pokok dalam pembahasan.

c. Mengekstrapolasi

Ekstrapolasi menurut kemampuan intelektual yang lebih tinggi karena seorang dituntut untuk bisa melihat sesuatu dibalik yang tertulis. Membuat

(26)

13

ramalan tentang konsekuensi atau memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.12

3. Jenis Pemahaman

Ada empat jenis pemahaman yang sering diketahui dari berbagai sumber referensi yaitu:

a. Pemahaman literal

Pemahaman literal adalah pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau disebutkan penulis dalam teks bacaan. Pemahaman ini diperoleh dengan memahami arti kata, kaliamt dan paragraf dalam konteks bacaan. Untuk membangun pemahaman literal ini dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan arahan dengan beberapa kata tanya, yaitu siapa, apa, kapan, bagaimana, dan mengapa.13

Senada dengan pendapat diatas, Burns mengatakan bahwa pemahaman literal adalah pemahaman yang difokuskan pada bagian-bagian yang langsung tertulis pada bacaan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak memerlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

12 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 106.

(27)

14

b. Pemahaman interpretatif

Pemahaman interpretatif adalah pemahaman terhadap apa yang dimaksud oleh penulis dalam teks bacaan. Pemahaman ini meliputi kegiatan-kegiatan penalaran sebagai berikut:

1) Menarik kesimpulan 2) Mebuat generalisasi

3) Memahami hubungan sebab akibat 4) Membuat perbandingan-perbandingan

5) Menumukan hubungan baru antara fakta yang disebut dalam bacaan. c. Pemahaman kritis

Pemahaman kritis adalah pemahaman yang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan pemahaman interpretatif. Proses pemahaman kritis melampaui pemahaman interpretatif, artinya dalam pemahaman interpretatif, penalaran yang dilakukan masih berada dalam lingkup memahami apa yang dikemukakan oleh penulis. Sedangkan dalam pemehaman kritis, disamping memahami apa yang ditulis juga memberikan reaksi secara personal berupa pertimbangan-pertimbangan penilaian terhadap kualitas, ketepatan, dan ketelitian, serta masuk akal.14

14Samsu Somadyo, Strategi, 21.

(28)

15

d. Pemahaman kreatif

Pemahaman kreatif adalah pemahaman yang paling tinggi tingkatannya. Dalam proses pemahaman kreatif ini pertama-tama harus memahami bacaan secara literal, kemudian mencoba menginterprestasikan dan memberikan reaksinya berupa penialaian, selanjutnya mengembangkan pemikiran-pemikirannya sendiri untuk memberntuk gagasan baru, mengembangkan wawasan baru, pendekatan baru, serta pola pikir , kemudian secara kreatif menciptakan sesuatu baik yang bersifat konseptual maupun praktis.15

4. Indikator Pemahaman

Siswa dikatakan mampu memahami suatu materi pembelajaran, jika mampu memenuhi beberapa indikator yang diharapkan. Indikator pemahaman yang dikehendaki beradasarkan kategori proses kognitif yakni sebagai berikut:16

Tabel 2.1

Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif Kategori Proses Kognitif Contoh

1. Mengingat: Mendapatkan pengetahuan yang relevan dari memori yang panjang

1.1 Mengenal Contoh, tanggal-tanggal penting sejarah negara 1. 2 Mengingat Contoh, mengingat kembali tanggaltanggal

penting sejarah negara

15 Samsu Somadyo, Strategi, 23.

(29)

16

2.Memahami: Membangun pengertian dari pesan pembelajaran, diantaranya oral, tulisan, komunikasi grafik.

2.1 Mengartikan Contoh, menguraikan dengan kata-kata sendiri dalam pidato

2.2 Memberikan Contoh Contoh, memberikan contoh macammacam gaya lukisan artistik

2.3 Mengklasifikasikan Contoh, mengamati atau menggambarkan kasus kekacauan mental

2.4 Menyimpulkan Contoh, menulis kesimpulan pendek dari kejadian yang ditayangkan video

2.5 Menduga Contoh, mengambil kesimpulan dasar-dasar contoh dari pembelajaran bahasa asing 2.6 Membandingkan Contoh, membandingkan peristiwa-peristiwa

sejarah dengan situasi sekarang

2.7 Menjelaskan Contoh, menjelaskan penyebab peristiwa penting di prancis abad ke-18

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Faktor mempengaruhi pemahan atau keberhasilan belajar siswa menurut Slameto yaitu sebagai berikut:17

a. Faktor internal, meliputi: 1) Faktor jasmani

Yang termasuk dalam faktor jasmani yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh, sakit atau perkembangan yang tidak sempurna.

(30)

17

2) Faktor psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong dan faktor dalam psikologi yang mempengaruhi belajar, yaitu: intelegensi, perhatian, minat, bakat, kematangan dan kesiapan.

3) Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: kelelahan jasmani apabila seseorang terlihat lemas lunglai tubuhnya, sedengkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.18

b. Faktor eksternal, meliputi: 1) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar yaitu mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran, dan tugas rumah.

18 Slameto, Belajar, 54.

(31)

18

3) Faktor masyarakat

Masyarakat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Faktor ini meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman bergaul, dan dalam kehidupan bermasyarakat.

Faktor-faktor diatas sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Ketika dalam proses belajar siswa tidak memenuhi faktor tersebut dengan baik, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap pemahaman siswa. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang telah direncanakan, seorang guru harus memperhatikan faktor-faktoryang dapat mempengaruhi pemahaman.

6. Upaya Guru dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa

Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik, Menurut E. Mulyasa antara lain dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :19

a. Menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif

Dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif dapat dilakukan oleh seorang guru dengan kegiatan, diantaranya yaitu :

19 E. Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), 21.

(32)

19

1) Melibatkan peserta didik dalam mengorganisasikan dan merencanakan pembelajaran.

2) Menunjukkan empati dan penghargaan kepada peserta didik. 3) Mendengarkan dan menghargai hak peserta didik untuk berbicara. b. Mengembangkan Strategi dan Manajemen Pembelajaran

Dalam hal ini dapat dilakukan dengan kemampuan menghadapi dan menangani peserta didik yang bermasalah, kemampuan memberikan transisi substansial bahan ajar dalam pembelajaran.

c. Memberikan Umpan Balik dan Penguatan

Dapat dilakukan dengan cara memberikan respon yang bersifat membantu siswa yang lamban dalam belajar, memberikan tindak lanjut terhadap jawaban peserta didik yang kurang memuaskan.

d. Kemampuan untuk Meningkatkan Diri

Dapat dilakukan dengan cara menerapkan kurikulum dan model mengajar secara inovatif, memperluas dan menambah pengetahuan.

B. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam.

Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab. Kata ini memiliki kesamaan dengan kata-kata seperti haul, maklumat, masalah, yang kesemuanya diambil dari bahasa Arab. Secara terminologi kata

(33)

20

sejarah berasal dari kata syajarah yang berarti pohon, sedangkan kata kerja

syajarah mempunyai arti to happen, to occur, dan to develop. Kuntowijoyo memberikan penjelasan dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah bahwa sejarah adalah rekontruksi masa lalu dalam rangka untuk melihat ke masa depan, bukan untuk membangun masa lalu demi masa lalu itu sendiri.

Kebudayaan berasal dari tata bahasa Sansekerta, budi dan daya. Terdapat beberapa definisi kebudayaan yang dipaparkan oleh para ahli di antaranya adalah:

a. Haji Agus Salim. Kebudayaan adalah persatuan budi dan daya sebagai upaya untuk memperbaiki sesuatu dengan tujuan mencapai kesempurnaan. b. Will Durant. Kebudayaan adalah suatu sistem sosial yang menopang hidup

mansuia dalam meningkatkan produk intelektualnya.

c. Sidi Gazalba. Kebudayaan adalah cara berfikir dan merasa, menyatakan diri dalam segala segi kehidupan sekelompok manusia yang berbentuk masyarakat.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat diambil pengertian kebudayaan adalah khas manusia; pemikiran dan perasaan; ia merupakan dasa penggerak bagi dinamika kehidupan manusia. Secara singkat dan sederhana, sebagaimana dipahami secara umum, kebudayaan adalah “semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat”.

(34)

21

Sedangkan Islam, Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan tuhan kepada manusia melalui Muhammad sebagai Rosul.20 Datangnya dari Allah, baik dengan perantara malaikat Jibril, maupun langsung kepada nabi Muhammad Saw.

Secara etimologi, Islam memiliki sejumlah derivasi (kata turunan), antara lain:21

a. Aslama, yang berarti menyerahkan diri, taat, tunduk dan patuh sepenuhnya. b. Salima, berarti selamat, sejahtera, sentosa, bersih dan bebas dari cacat/cela. c. Salam,berarti damai, aman dan tentram.

d. Sullam, yang artinya tangga (alat bantu untuk naik ke atas).

Berdasarkan pengertian etimologi, maka secara garis besarnya Islam mengandung makna penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah yang dibuktikan dengan sikap taat, tunduk dan patuh kepada ketentuannya, guna terwujudnya suatu kehidupan yang selamat, sejahtera, sentosa, bersih dan bebas dari cacat/cela dalam kondisi damai, aman, dan tentram serta berkualitas. Sebagai gambaran umum dari kehidupan yang Islami.

Dari pengertian Islam diatas dapat disimpulkan bahwa Islam merupakan agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad saw

20 Tim penyusun studi islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Study Islam, (Surabaya: Sunan Ampel Press, 2010), 9.

(35)

22

sebagai petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam.

Kesimpulan dari Sejarah Kebudayaan Islam adalah kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam.

2. Tujuan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

Mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:22

a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

22 Peraturan Mentri Agama RI nomor 2 tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Starndarisi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah, 21.

(36)

23

d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam dimasa lampau.

e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

3. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam

a. Sejarah masyarakat Arab pra Islam, sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW.

b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yastrib, keperwiraan Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathul Makkah dan peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW.

(37)

24

d. Peristiwa-peristiwa pada masa Khulafaurrasyidin. e. Sejarah perjuangan walisongo.23

C. MATERI HIJRAH SAHABAT NABI MUHAMMAD SAW KE HABASYAH 1. Hijrah Ke Habasyah Yang Pertama

Penyiksaan yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy pada mulanya berlangsung secara lemah pada pertengahan atau akhir tahun keempat dari kenabian. Kemudian penyiksaan tersebut semakin hari semakin bertambah hebat dan memuncak pada pertengahan tahun kelima dari kenabian. Sehingga, keadaan sudah tidak cocok lagi bagi mereka untuk tinggal di Makkah dan mengisyaratkan kepada mereka untuk berpikir menyelamatkan diri dari siksaan yang sangat hebat tersebut. Dalam kondisi yang terjepit tersebut, turunlah surat al-Kahfi, sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang kafir quraisy kepada Nabi Muhammad Saw. Surat tersebut mengandung tiga kisah, didalamnya mengandut isyarat dari Allah Ta’ala kepada hamba-hamba Nya yang beriman. Kisah Ash–habul Kahfi memberikan isyarat untuk melakukan hijrah dari pusat kekafiran dan permusuhan, ketika dikhawatirkan timbul fitnah terhadap agama dengan penuh tawakkal kepada Allah.

23 Lampiran Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 165 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Pada Madrasah,45.

(38)

25

Kisah Khidir dan Musa memberikan isyarat bahwa keadaan tidak senantiasa berjalan dan memberikan hasil sesuai dengan lahiriahnya bahkan boleh jadi hasil yang diperoleh berlawanan sekali dengan kondisi lahiriahnya. Hal ini menunjukkan bahwa peperangan yang dilancarkan terhadap kaum Muslimin akan berbalik total.

Kisah Dzul Qarnain memberikan isyarat bahwa bumi ini milik Allah dan akan diwariskan kepada hamba-hambanya yang dia kehendaki. Keberuntungan itu berada di jalan keimanan, bukan berada di jalan kekafiran. Dari masa ke masa, Allah senantiasa membangkitkan diantara hamba-hambanya orang yang menyelamatkan orang yang lemah dari Ya’juj dan Ma’juj saat itu. Dan yang berhak mewarisi bumi ini hanyalah hamba-hamba Allah yang shalih. Kemudian, turunlah surat as-zumar yang mengisyaratkan kepada hijrah, dan menyatakan bahwa bumi Allah itu tidak sempit.

Rasulullah Saw telah mengetahui bahwa Najasyi, raja Habasyah adalah seorang raja yang adil dan tidak ada seorang pun disisinya yang terzhalimi. Maka beliau memerintahkan kaum muslimin untuk berhijrah ke Habasyah dalam rangka menyelamatkan agama mereka dari fitnah.24

Pada bulan Rajab tahun kelima dari kenabian, berangkatlah rombongan dari para sahabat ke Habasyah. Kelompok tersebut terdiri dari 12 lelaki dan 4

(39)

26

wanita. Kelompok ini dipimpin oleh Utsman bin affan dan utsman didampingi oleh istrinya yang bernama Ruqayyah binti Rasulullah Saw.

Keberangkatan mereka dilakukan secara sembunyi-sembunyi ditengah-tengah kegelapan malam, agar tidak diketahui oleh orang-orang quraisy. Mereka keluar menuju pantai Syu’aibah. Dengan dua perahu dagang, mereka berlayar menuju Habasyah. Kepergian mereka pun kemudian diketahui oleh orang-orang quraisy. Mereka berusaha mengejar sampai ke pantai, tetapi rombongan itu telah berangkat dengan selamat. Kaum muslimin tinggal di Habasyah dalam keadaan aman.25

Pada bulan Ramadhan di tahun yang sama, nabi Muhammad Saw keluar ke Al-haram. Disana terdapat sekelompok besar orang-orang quraisy didalamnya terdapat para pembesar mereka. Rasulullah Saw berdiri ditengah tengah mereka dan membacakan surat An-najm dengan tiba-tiba. Sebelum itu, orang-orang kafir tersebut belum pernah mendengarkan kalamullah. Sebab mereka senantiasa berpesan terhadap sesama mereka untuk tidak mendengarkan Al-Qur’an dan mereka pun melaksanakan pesan tersebut.

Ketika mereka dikejutkan dengan bacaan surat tersebut dan diperdengarkan kepada telinga mereka Kalam Illahi yang mengagungkan dan mempesona, mereka lupa terhadap kesepakatan mereka. Setiap orang berdiri tertegun untuk mendengarkannya, tidak ada sesuatu pun yang terlintas

(40)

27

dibenaknya selain bacaan ayat-ayat Al-Quran tersebut. Sehingga , beliau pun membaca ayat-ayat akhir tentang berbagai musibah yang menggetarkan ke hati , kemudin membaca. “Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia) surat An-najm ayat 62.

Lalu beliau bersujud. Ketika itu mereka tidak mampu menahan diri untuk ikut bersujud. Pada hakikatnya, goncangan kebenaran telah menghancurkan rasa ingkar yang ada didalam jiwa orang-orang yang angkuh dan pengejek . mereka tidak mampu menahan diri untuk bersujud kepada Allah.

Mereka menyesal ketika menyadari bahwa keagungan , Kalamullah telah mengendalikan mereka. Mereka pun kemudian mencari-cari alasan atas keikutsertaan mereka berjusud bersama Nabi. Sebab, cercaan terus mengalir kepada mereka dari berbagai penjuru, dari orang-orang kafir quraisy yang tidak ikut hadir dalam peristiwa tersebut. Mereka memfitnah Rasulullah Saw dengan mengatakan bahwa beliau telah mengucapkan kata-kata penghargaan terhadap berhala-berhala mereka, yaitu: “Itulah bangau-bangau terbang tinggi yang pertolongannya tetap dinanti “Itulah kedustaan mereka yang mereka sebarkan untuk melegitimasi sujud mereka bersama Nabi Saw. Tidak aneh, hal itu datang dari suatu kaum yang terbiasa berbuat dusta dan fitnah.26

Berita tentang sujudnya orang-orang kafir quraisy bersama Nabi tersebut sampai kepada kaum Muslimin yang berhijrah ke Habasyah. Tetapi dalam

(41)

28

bentuk yang sama sekali berbeda dengan bentuk aslinya. Berita yang sampai kepada mereka adalah orang-orang quraisy telah masuk Islam. Maka, mereka pun pulang ke Makkah pada bulan Syawal tahun tersebut (tahun kelima kenabian). Tetapi setelah mereka sampai di dekat Makkah dan mengetahui persoalannya dengan jelas, sebagian mereka ada yang kembali lagi ke Habasyah. Tidak ada seorang pun dari mereka yang masuk ke Makkah kecuali dengan sembunyi-sembunyi atau dalam perlindungan salah seorang tokoh quraisy. 27

2. Hijrah ke Habasyah yang Kedua

Penyiksaan yang dilakukan oleh kaum kafir quraisy terhadap kaum muslimin bertambah hebat. Mereka memaksa anak suku-anak suku mereka untuk melakukan penyiksaan tersebut . Orang-orang quraisy merasa berat mendengar berita tentang perlindungan yang diberikan oleh Najasyi kepada kaum muslimin. Sementara itu Rasullulah saw tidak memiliki pandangan lain kecuali menyuruh para sahabatnya untuk berhijrah, karena rencana ini telah di ketahui oleh kaum muslim bergerak lebih cepat dan Allah memudahkan perjalanan mereka . kaum muslimin pun tiba di habasyah sebelum tersusul oleh mereka. Hijrah yang kedua di ikuti oleh 83 lelaki termasuk Ammar dan 19 wanita.

27 Nur Hamid. Buku, 32.

(42)

29

Para sahabat yang ikut dalam rombongan ini diantaranya adalah utsman bin affan beserta istrinya Ruqqayah, zubair bin awwam, abdurrahman bin auf dan ja’far bin abi thalib dan lain-lain. Sesampainya di habasyah (Ethiopia) ja’far bin abi thalib menyampaikan maksud dan tujuannya juga menjelaskan tentang kekejaman kaum kafir quraisy di Makkah . raja Najasyi memahami hal itu dan raja Najasyi pun masuk islam.

Berita tentang hijrahnya kaum muslimin ke habasyah ini menggocangkan Makkah, mereka berkeyakinan bahwa dengan hijrah kaumnya Muslimin tersebut islam akan semakin bertambah dan bertebaran ke penjuru dunia. Kafir quraisy berusaha membujuk nabi Muhammad Saw agar menghentikan dakwahnya.28

3. Sebab-Sebab Nabi Muhammad Saw. Menganjurkan Sahabat Hijrah ke Habasyah.

Sebab nabi Muhammad Saw. menganjurkan sahabat hijrah ke Habasyah karena Keadaan kaum muslimin semakin menyedihkan. Mereka disiksa dan dianiaya oleh kaum kafir quraisy. Keadaan ini menyebabkan kesedihan yang amat dalam pada diri Nabi Muhammad Saw. Kekerasan yang dilakukan kaum kafir quraisy dan para pemimpin mereka terhadap kaum lemah dari kaum Muslim semakin meningkat. Tidak henti-hentinya mereka disiksa,

28 Nur Hamid. Buku, 33.

(43)

30

diperlakukan dengan buruk, bahkan tidak segan-segan dibunuh oleh kaum kafir quraisy.

Terutama kaum muslimin dari golongan budak atau atau orang-orang yang memiliki kedudukan sosial yang rendah. Rasulullah Saw. menganjurkan kaum Muslim yang tertindas itu untuk hijrah ke Habasyah. Dengan hijrah itu, diharapkan mereka akan mendapatkan kehidupan yang aman dan damai, sehingga mereka dapat menjalankan Agama Islam dengan tenang. Pemilihan Habasyah sebagai negeri tujuan hijrah adalah karena negeri itu mudah dijangkau dengan perahu. Selain itu Negeri Habasyah memiliki raja yang adil dan tidak pernah berbuat sewenang-wenang.29

D. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE 1. Pengertian model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.30 Pembelajaran kooperatif sering disebut dengan pembelajaran secara berkelompok yang menuntut siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Rusman menyatakan bahwa pembelajaran

29 Abdul Mughni, Khusnul Imam dkk, Mengenal Sejarah Kebudayaan Islam, (Surabaya: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri), 59.

30 Rusman, Model-model pembelajaran mengembangkan Profesionalisme guru, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2012), 133.

(44)

31

kooperatif (Cooperative Learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara yang digunakan di dalam proses kegiatan pembelajaran, dalam hal ini peserta didik bekerja sama dalam kelompok kecil dan diberikan penghargaan untuk kelompok yang lebih unggul sebagai keberhasilan kelompoknya. Kerja sama tersebut dalam rangka penguasaan materi.

Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture merupakan Suatu model belajar menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture ini menggandalkan gambar yang menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, sebelumnya guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan, baik dalam bentuk kartu atau carta dalam ukuran besar.31

Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model pembelajaran hendaknya selalu menekankan keaktifan siswa dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif artinya setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat siswa. Kreatif artinya setiap pembelajaran harus

31 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), 122.

(45)

32

menimbulkan minat kepada siswa untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. 2. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture

Langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture yaitu sebagai berikut: 32

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

Pada langkah ini guru diharapkan dapat menyampaikan kompetensi dasar mata pelajaran yang disampaikan sehingga siswa dapat mengukur sejauh mana materi yang harus dikuasai. Di samping itu, guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian kompetensi dasar sehingga sampai dimana indikatornya dapat dicapai oleh siswa.

b. Menyajikan materi sebagai pengantar

Menyajikan materi sebagai pengantar adalah suatu yang penting. Dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam pembelajaran dapat dimulai dari sini. Hal ini karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.

32 Aris Shoimin, 68 Model, 123.

(46)

33

c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.

Dalam proses penyajian materi, siswa diajak untuk ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang tunjukkan oleh guru.

d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

Pada langkah ini guru harus mampu memberikan motivasi. Ini karena penunjukkan secara langsung kadang kurang efektif dan membuat siswa merasa dihukum. Sebagai cara alternatifnya salah satunya dalah dengan undian sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diuurutkan, dibuat, atai dimodifikasi.

e. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Setelah itu ajaklah siswa untuk mencamtumkan rumus, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. Usahakan diskusi berlangsung dengan tertib dan terkendali. Ingat ini adalah diskusi bukan debat, jadi guru harus mampu mengendalikan situasi yang terjadi sebagai moderator utamanya.

f. Dari alasan urutan gambar terssebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

(47)

34

Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar, guru harus memberikan penekanan pada kompetensi yang ingin dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan, atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD sab indikator yang telah ditetapkan.

g. Kesimplan dan rangkuman

Kesimpulan dan rangkuman dilakukan dengan siswa guru membantu dalam proses pembuat kesimpulan.

3. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture a. Dengan model ini memudahkan siswa untuk memahami yang dimaksudkan

oleh guru ketika menyampaikan materi pelajaran

b. Siswa cepat tanggap atas materi yang disampaikan karena diiringi dengan gambar-gambar

c. Siswa lebih berkonsentrasi dan merasa asyik karena tugas yang diberikan oleh guru berkaitan dengan permainan mereka sehari-hari, yakni bermain gambar

d. Adanya saling kompetensi antar kelompok dalam penyusunan gambar yang dipersiapkan oleh guru

e. Siswa lebih kuat mengingat konsep atau bacaan yang ada pada gambar.33

33 Aris Shoimin, 68 Model, 125.

(48)

35

4. Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture a. Memakan banyak waktu

b. Membuat sebagian siswa pasif

c. Munculnya kekhawatiran akan terjadi kekacauan di kelas

d. Adanya beberapa siswa tertentu yang terkadang tidak senang jika disuruh bekerja sama dengan yang lain

e. Kebutuhan akan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.34

34Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 239.

(49)

36

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode penelitian senantiasa dibutuhkan di dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan penelitian sendiri secara umum ada tiga macam, yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Sedangkan, kegunaannya adalah untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikemukakan bahwa, metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan35.

Menurut Kunandar, manfaat PTK dapat dilihat dalam dua aspek yakni :

1. Manfaat aspek akademis adalah membantu guru untuk memperbaiki mutu pelajaran dalam jangka pendek bagi kelas mereka dengan hasil pengetahuan yang sahih dan relevan.

35 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), 6.

(50)

37

2. Manfaat praktis dari pelaksanaan PTK adalah:

a. wujud inovasi pelaksanaan pembelajaran dari tingkat bawah, artinya guru secara rutin mencari pendekatan, metode maupun gaya pembelajaran yang baru dan sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa di kelas demi peningkatan dan perkembangan mutu pembelajaran di kelas.

b. pengembangan kurikulum ditingkat sekolah, artinya guru telah mengimplementasikan kurikulum dalam tataran praktis, yakni kurikulum nantinya akan berjalan secara efektif melalui pembelajaran yang aktif, inovatif,kreatif, efektif, da menyenangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kelas.36

Metode penelitian yang digunakan adalah classroom action research atau penelitian tindakan kelas. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin yang terdiri dari empat tahapan, yaitu: 1) Perencanaan (planning),

2) Tindakan (acting),

3) Pengamatan (observing), dan 4) Refleksi (reflecting).

(51)

38

Hubungan keempat tahapan tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 : Siklus PTK model Kurt Lewin37

37 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Prestasi Pustakaraya, 2011), 30.

PERENCANAAN (Planning) TINDAKAN (Acting) PENGAMATAN (Observing) REFLEKSI (Reflecting) PERENCANAAN (Planning) TINDAKAN (Acting) PENGAMATAN (Observing) REFLEKSI (Reflecting) TERUS-MENERUS S IK LU S I S IK LU S

(52)

39

Secara keseluruhan, empat tahapan dalam bentuk PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil di siklus pertama. Siklus ketiga, dilaksanakan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga silkus-siklus berikutnya.

Beberapa alasan PTK menjadi salah satu pendekatan dalam menigkatkan atau memperbaiki mutu pembelajaran adalah:

a) Merupakan pendekatan pemecahan masalah yang bukan sekadar trial and eror

b) Menggarap masalah-masalah faktual yang dihadapi guru dalam pembelajaran c) Tidak perlu meninggalkan tugas utamanya, yakni mengajar

d) Guru sebagai peneliti

e) Mengembangkan iklim akademik dan profesionalisme guru f) Dapat segera dilaksanakan pada saat muncul kebutuhan g) Dilaksanakan dengan tujuan perbaikan

h) Murah biaya

i) Disain lentur atau fleksibel

j) Analisi data seketika dan tidak rumit k) Manfaat jelas dan langsung.38

38 Kunandar, Langkah, 51.

(53)

40

B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di MI H. Achmad Ali yang berlokasi di jalan Sememi kecamatan Benowo, Surabaya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2018-2019 3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI H. Achmad Ali Benowo Surabaya tahun ajaran 2018-2019 yang berjumlah 35 siswa, terdiri atas 23 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

4. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah pemahaman siswa kelas IV MI H. Achmad Ali Surabaya pada materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw ke Habasyah.

C. Variabel yang Diselidiki

Variabel yang diselidiki oleh peneliti, yaitu:

1. Variabel Input : Siswa kelas IV MI H. Achmad Ali Surabaya.

2. Variabel Proses : Menggunakan Model Kooperatif Tipe Picture and Picture. 3. Variabel Output : Peningkatan Pemahaman Materi Hijrah Sahabat Nabi

(54)

41

D. Rencana Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi awal, guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan tindakan. Penelitian ini menggunakan tahap-tahap penelitian tindakan kelas yaitu meliputui: (1) tahap perencanaan (2) tahap pelaksanaan (3) tahap pengamatan (4) tahap refleksi. Tahap-tahap tersebut disebut dengan siklus. Penelitian ini dimulai dengan siklus pertama atau siklus I, adapun rencana tindakan pada setiap siklus diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan peneliti antara lain:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

2) Mempersiapkan barang dan fasilitas yang dibutuhkan di kelas saat penelitian

3) Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual. Meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

(55)

42

1) Kegiatan Pendahuluan a) Guru mengucapkan salam

b) Guru mengajak doa bersama-sama

c) Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar

d) Guru melakukan presensi

e) Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan sekilas tentang (hijrah) sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti

f) Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw ke Habasyah. g) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru kegiatan yang akan

dilakukan dan tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan dapat dipahami

2) Kegiatan inti

a) Siswa mengamati gambar yang diberikan guru seputar hijrah sahabat nabi Muhammad Saw

b) Guru memberikan pertanyaan terkait materi c) Siswa membaca materi selama 10 menit d) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok

(56)

43

e) Siswa mengamati vidio hijrah sahabat nabi Muhammad Saw ke Habasyah

f) Siswa mengerjakan tugas menyusun gambar tentang hijrah sahabat nabi Muhammad Saw ke Habasyah bersama dengan kelompoknya g) Setiap anggota kelompok mempresentasikan hasil dari kerja kelompok h) Guru memberi penguatan kepada siswa yang telah dipelajari

i) Siswa mengerjakan tes individu 3) Kegiatan penutup

a) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini b) Guru melakukan evaluasi pembelajaran

c) Guru bersama siswa membaca doa d) Guru menutup pembelajaran dengan salam c. Observasi

Merupakan prosedur penelitian dengan mengamati objek yang diteliti serta memperhatikan instrumen penilaian. Adapun hal-hal yang harus dilakukan dalam observasi meliputi:

1) Mengamati guru dalam proses pembelajaran

2) Mengamati tindakan siswa saat megikuti pembelajaran 3) Mengamati respon siswa dalam menangkap pembelajaran

(57)

44

d. Refleksi

Berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan serta rencana bagi tindakan siklus berikutnya.

1) Kegiatan merefleksikan proses pembelajaran yang telah terlaksana

2) Mencatat kendala terhadap hal-hal yang masih dianggap sulit oleh siswa untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan peneliti antara lain:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

2) Mempersiapkan barang dan fasilitas yang dibutuhkan saat penelitian 3) Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data

mengenai proses dan hasil tindakan. b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual. Meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1) Kegiatan Pendahuluan a) Guru mengucapkan salam

(58)

45

c) Guru membuka pelajaran dengan menyapa dan menanyakan kabar d) Guru melakukan presensi

e) Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan sekilas tentang hijrah sahabat nabi Muhammad Saw ke Habasyah

f) Siswa menyanyikan lagu hijrah ke Habasyah

g) Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw ke Habasyah. h) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru kegiatan yang akan

dilakukan dan tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan dapat dipahami

2) Kegiatan inti

a) Siswa mengamati gambar yang diberikan guru seputar hijrah sahabat nabi Muhammad Saw

b) Guru memberikan pertanyaan terkait materi c) Siswa membaca materi selama 10 menit d) Siswa dibagi menjadi 7 kelompok

e) Siswa mengamati vidio hijrah sahabat nabi Muhammad Saw ke Habasyah

f) Siswa mengerjakan tugas, menyusun gambar tentang hijrah nabi Muhammad Saw ke Habasyah bersama dengan kelompoknya

(59)

46

h) Guru memberi penguatan kepada siswa terkait materi i) Siswa mengerjakan tes individu

3) Kegiatan penutup

a) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini

b) Guru melakukan tanya jawab dan memberikan reward kepada siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru

c) Guru bersama siswa membaca doa d) Guru menutup pembelajaran dengan salam c. Observasi

Merupakan prosedur penelitian dengan mengamati objek yang diteliti serta memperhatikan instrumen penilaian. Adapun hal-hal yang harus dilakukan dalam observasi meliputi:

1) Mengamati guru dalam proses pembelajaran

2) Mengamati tindakan siswa saat megikuti pembelajaran 3) Mengamati respon siswa dalam menangkap pembelajaran d. Refleksi

Berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan serta rencana bagi tindakan siklus berikutnya.

1) Kegiatan merefleksikan proses pembelajaran yang telah terlaksana

2) Mencatat kendala terhadap hal-hal yang masih dianggap sulit oleh siswa untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.

(60)

47

3) Dari hasil belajar yang didapatkan pada siklus II apabila dinyatakan sudah meningkat maka siklus akan di hentikan. Jika dinyatakan dari hasil rekapitulasi tes evaluasi yang kedua tidak sesuai dengan harapan,maka akan dilanjutkan siklus selanjutnya

.

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: a. Siswa

Untuk mendapatkan data pemahaman siswa materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw. ke Habasyah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

b. Guru

Untuk mengetahui keterampilan guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dalam proses pembelajaran.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan

(61)

48

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu39. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana pewawancara memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk di jawab oleh orang yang di wawancarai (narasumber).

Pada penelitian ini, narasumber adalah guru mata pelajaran SKI dan siswa sedangkan pewawancaranya adalah peneliti. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang kaitannya dengan pemahaman siswa materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw. ke Habasyah sebelum dan sesudah digunakannya model kooperatif tipe Picture and Picture. Sehingga peneliti menemukan gambaran awal tentang pemahaman siswa materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw. ke Habasyah pada mata pelajaran SKI sebelum dan sesudah tindakan.

b. Observasi (pengamatan)

Observasi merupakan proses pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis mengenai perilaku dan proses kerja siswa, baik secara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan tertentu40. observasi ini dapat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan (format, daftar cek), catatan

39 Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Rosdakarya, 2001), 180.

(62)

49

lapangan, jurnal harian, observasi aktivitas dikelas, penggambaran interaksi dalam kelas, alat perekam elektronik, atau pemetaan kelas41.

Fokus pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu: 1. Aktifitas guru dalam proses pembelajaran

Dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru, peniliti dapat mengamati guru saat proses pembelajaran materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw. ke Habasyah.

2. Aktifitas siswa dalam proses pembelajaran

Pengamatan aktivitas siswa yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa saat proses pembelajaran materi hijrah sahabat nabi Muhammad Saw. ke Habasyah.

Tabel 3. 1

Lembar Observasi Aktifitas Siswa

Hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture

No Indikator / Aspek Yang Diamati

Pengamat Skor Penilaian 1 2 3 1. Siswa merespon apersepsi/motivasi yang

diberikan oleh guru.

2. Siswa mendengarkan saat tujuan pembelajaran disampaikan.

41 Kunandar, Langkah,143.

(63)

50

No Indikator / Aspek Yang Diamati

Pengamat Skor Penilaian 1 2 3 3. Siswa memusatkan perhatian pada materi

pembelajaran yang dipelajari.

4. Siswa membaca materi secara individu

5. Siswa antusias ketika berkelompok saat kegiatan menempel, menggunting dan mengurutkan gambar .

6. Siswa mengerjakan dengan tertib lembar kerja kelompok.

7. siswa mempresentasikan hasil pekerjaanya. 8. Siswa memberi tanggapan saat guru mengecek

pemahaman.

9. Siswa mengerjakan dengan tertib saat

dilaksanakan tes evaluasi tertulis perorangan oleh guru.

10. Siswa merespon kesimpulan materi pembelajaran yang disampaikan guru.

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100 =

Keterangan:

Pengisian Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan memberi tanda Checklist (√)

1 : Jika aktivitas siswa sangat kurang. 2 : jika aktivitas siswa cukup.

(64)

51

Tabel 3. 2

Lembar Oservasi Aktifitas Guru Hasil Checklist Aktivitas Guru

No Kegiatan Skor 1 2 3 4 1 Membuka pelajaran a.Menarik perhatian b.Menimbulkan motivasi b.Menunjukkan kaitan c.Menyampaikan tujuan 2 Penguasaan materi ajar

a.Orientasi, motivasi, dan bahasa(sederhana dan jelas).

b.Sistematika dan variasi penjelasan.

c.Kesinambungan materi terhadap kompetensi. d.Keluasan materi ajar.

3 Model yang digunakan

a.Kesesuaian model dengan indikator pembelajaran.

b.Kesesuaian model dengan karakter siswa. c.Kesesuaian model dengan karakter materi

ajar.

d.Variasi model. 4 Performance

a.Suara intonasi, nada, dan irama. b.Posisi dan gerakan guru.

c.Pola interaksi perhatian pada siswa. d.Ekspresi roman muka.

5 Media, bahan, sumber pembelajaran(MBSP) a.Kesesuaian MBSP dengan indikator

pembelajaran.

b.Kesesuaian MBSP dengan karakter materi ajar.

c.Kesesuaian MBSP dengan karakter siswa. d.Variasi MBSP

Gambar

Tabel                  Halaman
Gambar           Halaman
Diagram           Halaman
Diagram           Halaman
+3

Referensi

Dokumen terkait

Model yang dilakukan menyediakan ukuran yang bervariasi dari rumah sakit yang digunakan untuk mempertahankan rantai darah untuk pasien selama situasi darurat. Data dari rumah

Analisis SWOT yang baik adalah analisis yang dapat memfasilitasi pengembangan strategi dan menjadikan pengembangan tersebut sebagai modal untuk meningkatkan kekuatan

Berbagai cara dilakukan oleh pengurus komunitas motor COMPAG untuk meningkatkan disiplin berlalu lintas para anggotanya seperti pembuatan peraturan yang berlandaskan

Hasil penelitian ini, didapat kesimpulan bahwa iklan yang ada pada aplikasi UberSocial tidak efektif, karena jika tujuan beriklan yang ditetapkan adalah untuk penjualan, maka

Untuk memilih supplier biasanya ada berbagai kriteria, oleh karena itu masalah pemilihan supplier suku cadang pada penelitian kali ini akan menggunakan metode

Selanjutnya dilakukan uji-t untuk menguji apakah pada masing-masing kategori pembelajaran, siswa sekolah kategori atas memiliki kemampuan berpikir kreatif, kemampuan

“Implementasi Pengelolaan Keuangan Keluarga Secara Islam Pada Keluarga Muslim di Surabaya (Studi Kasus Dua Keluarga Pada Etnis Padang dan Makassar di.. Surabaya)” ISI

Menurut Odum (1971) perairan dengan pH antara 6 – 9 merupakan perairan dengan kesuburan yang tinggi dan tergolong produktif karena memiliki kisaran pH yang dapat