Sayogo Supriantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
ABSTRAK
PERAWATAN SISTEM ELEKTRIK BURNER UNIT INSENERASI. Telah dilakukan
perawatan sistem elektrik burner unit Insenerasi.. Tujuannya adalah agar sistem elektrik burner dalam kondisi siap pakai, secara umum diharapkan unit Insenerasi siap untuk dioperasikan untuk mendukung pengolahan limbah padat dengan cara insenerasi. Perawatan dalam hal ini ada beberapa kegiatan, yaitu pembersihan atau perawatan phisik alat kontrol dan penunjangnya, kemudian melakukan pengetesan “ uji fungsi “ dari sistem kontrol burner yang meliputi pengontrolan terhadap udara maupun pengontrolan terhadap bahan bakar yang masuk ke unit burner. Tahap selanjutnya melakukan penggantian relay-relay untuk relay rusak dan melakukan perbaikan-perbaikan lainnya. Dalam hal perawatan sistem kontrol unit burner ini sangat erat sekali hubungannya dengan perawatan sistem mekaniknya, karena saling berkaitan. Setelah dilakukan perawatan, penggantian komponen-komponen kontrol dan perbaikan, lakukan test uji fungsi, sehingga akhirnya sistem kontrol unit burner siap berfungsi mendukung unit Insenerator didalam pengolahan limbah dengan cara pembakaran.
ABSTRACT
THE CARE OF INCINERATION UNIT, BURNER ELECTRIC SYSTEM. The care of incineration unit’s burner electric system has been carried out. The purpose is to assure the burner electric system in ready to use condition so that the incineration unit is ready to operated to support solid waste treatment in incineration way. There are some parts of the case, they are cleaning or caring the control instruments and its supporting device then executing a function test of burner control system that included air and fuel controlling. The next step is replacing the broken relay and doing other repairs. The care of burner control system is closely related to the case of mechanical system. After the care, controlling components replacement and repair carried out a function test must be executed, so finally burner control system is ready to support incineration unit in the waste treatment.
PENDAHULUAN
Unit Insenerator adalah salah satu fasilitas pengolahan limbah radioaktif di IPLR, yaitu suatu sistem pengolahan limbah radioaktif dengan cara pembakaran, dengan temperatur operasi hingga 850 o C, dengan menggunakan bahan bakar solar. Untuk dapat mencapai temperatur operasi tersebut unit Insenerator ini didukung oleh 2 buah burner atau tungku pembakaran. Dalam sistem burner ini, baik burner I maupun burner II dilengkapi dengan 3 suplai bahan bakar, 5 kg/jam, 10 kg/jam dan 15 kg/jam yang masing-masing dikontrol oleh pneumatic valve, sedang pengapiannya dikontrol oleh electric igniter dan flame controller. Dalam unit Insenerasi fungsi burner sangat
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2005
Dengan demikian sistem kontrol ini perlu mendapat perawatan yang baik secara rutin, untuk mendukung program pengolahan limbah padat (terbakar) pada PTLR.
METODE
Bahan dan peralatan Bahan :
Gambar 2. Kontrol busur api listrik Burner II Peralatan :
- 12 buah pneumatic valve
- 6 buah electric valve
- 2 buah burner (burner I dan burner II) Tata Kerja :
1. Pendataan alat dan system kontrol
2. Perawatan, penggantian komponen dan uji fungsi Komponen-komponen kontrol yang perlu diperhatikan : 1. Kontrol untuk Burner I
XR.90.1 XR.91 XR.94.1
XR.90.2 XR.97.1 XR.94.2
XR.90.3 XR.97.2 HV I81010
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2005
Actuator yang dilayani adalah pneumatic valve dan electric valve, sebagai berikut :
Valve untuk melayani bahan bakar :
V 81043 V 81186 V 81187 V 81188 V 81227 V 81228 V 81229
Valve untuk melayani udara :
V 81051 V 81191 V 81190 V 81189
2. Kontrol untuk Burner II
XR.100.1 XR.101 XR.100.2 XR.107 1 XR.104 1 XR.104 2 XR.104 3 XR100.3 XR.107 2 HV I81010 XR.100.4 XR.107 3 XR TRC 81002 2 & XR TRC 81002 3 XR.100.5 XR.107 4 XR BSL 81002 XR.100.6 XR.107 5 XR 108 & XR 108 1
Actuator yang dilayani adalah pneumatic valve dan electric valve, sebagai berikut :
Valve untuk melayani bahan bakar :
V 81044 V 81192 V 81193 V 81194 V 81230 V 81231 V 81232
Valve untuk melayani udara :
V 81052 V 81197 V 81196 V 81195
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2005
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan perawatan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut : Rangkaian utama kontrol pemantik api burner I maupun burner II modelnya sama, yaitu setelah tombol burner dihidupkan akan mengaktifkan antara lain relay XR 90.4 untuk burner I dan untuk burner II relay nya adalah XR 100.4 , kemudian relay-relay ini akan mengaktifkan timer XR 91 dan XR 101, selanjutnya relay-relay timer inilah yang akan mengaktifkan HV Transformer pemicu api listrik, dengan dibatasi setting waktu tertentu (15 detik). Akan terjadi pembakaran sempurna kalau busur api listrik ini bertemu dengan pengabutan bahan bakar. Setelah terjadi pembakaran sempurna (<15 detik) tugas dari timer selesai. Permasalahannya adalah kalau timer ini rusak atau tidak berfungsi dengan benar sehingga HV Transformer terus menerus dialiri arus listrik, yang seharusnya hanya 15 detik, sehingga HV Transformer dapat panas (terbakar), untuk mengantisipasi hal ini untuk sementara dipasang sebuah lampu indikator secara parallel terhadap HV Transformer untuk mengetahui kerja dari timer tersebut, kalau lampu indikator ini padam artinya timer berfungsi sesuai dengan rangkaian (fungsi), tetapi kalau lampu tetap menyala (>15 detik) maka artinya timer tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Permasalahan yang sering terjadi adalah timbulnya jamur pada magnetic relay dan sekitarnya hal ini yang menyebabkan terganggunya hubungan listrik (bad contact), jamur dan kotoran-kotoran lain inilah yang harus dibersihkan agar tidak terjadi kerusakan dan kerugian yang lebih besar.
Selama perawatan dilakukan pembersihan dengan menggunakan kuas lap /kain serta membersihkan kontak-kontak dengan menggunakan contact cleaner, serta dilakukan penggantian terhadap relay-relay RHN 412 mati/rusak maupun yang setengah mati, supaya tidak mengganggu selama operasi (proses).
KESIMPULAN
Secara umum sistem kontrol (elektrik) burner masih dapat berfungsi dengan baik, tergantung kesiapan alat-alat (actuator) yang dilayani (mekanik dan proses) , misalnya kontrolnya sudah siap sedangkan instrument compress air tidak memenuhi syarat, akan gagal, kemudian kontrolnya sudah siap, instrument compress air sudah baik, tapi pneumatic valve nya karatan karena instrument compress air nya jelek juga akan gagal.
Kwalitas instrumen compress air sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja dari
system akan berfungsi dengan baik sebaliknya kalau instrument compress air kotor basah, maka akan menyumbat katub-katub pneumatic nya dan akan membuat karatan dalam pistonnya, sehingga akan macet.
Untuk meningkatkan unjuk kerja perlu dilakukan pemanasan secara rutine agar alat yang dilayani maupun sistem kontrolnya siap untuk operasi (proses) dan juga dengan cara demikian akan terpantau kapan suatu alat berubah kinerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
1. TECHNICATOME, Incinerator Unit, System Note. Radioactive Waste Management Station, 1991