• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Opini Audit Going Concern Dan Audit Delay Terhadap Auditor Switching Dengan Reputasi KAP Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2013-2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Opini Audit Going Concern Dan Audit Delay Terhadap Auditor Switching Dengan Reputasi KAP Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2013-2016)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN AUDIT DELAY TERHADAP AUDITOR SWITCHING DENGAN REPUTASI KAP SEBAGAI

VARIABEL MODERASI

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2013-2016)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

KARLINA OKTAVIANA PUTRI B 200 140 347

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)

3 ii

(4)

4 iii

(5)

1

PENGARUH OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN AUDIT DELAY TERHADAP AUDITOR SWITCHING DENGAN REPUTASI KAP SEBAGAI

VARIABEL MODERASI

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2013-2016)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis pengaruh opini audit going concern dan audit delay terhadap auditor switching dengan reputasi KAP sebagai variabel moderasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdatar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan menghasilkan 196 sampel perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik (logistic regresion) dan Moderate Regression Analysis (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa opini audit going concern berpengaruh terhadap auditor switching, sedangkan audit delay dan reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Opini audit going concern dan audit delay yang dimoderasi dengan reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

Kata kunci: auditor switching, opini audit going concern, audit delay, reputasi KAP

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of going concern audit opinion and audit delay toward auditor switching with the reputation of KAP as the moderation variable. The population in this study are all low manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange period 2013-2016. The sampling uses purposive sampling method and produces 196 sample company. Data analysis technique used are logistic regression analysis (logistic regression) and Moderated Regression Analysis (MRA). The results show that going concern audit opinion has an effect on auditor switching, while audit delay and reputation of KAP have no effect on auditor switching. Going concern audit opinion and audit delay moderates with KAP reputation have no effect on auditor switching.

Keywords: auditor switching, going concern audit opinion, audit delay, reputation of KAP

1. PENDAHULUAN

Auditor switching adalah pergantian auditor maupun pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien. Auditor switching merupakan salah satu solusi perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan lebih masyarakat dengan menjaga kepercayaan publik dalam fungsi audit dan untuk

(6)

2

melindungi objektivitas auditor, melalui serangkaian ketentuan, profesi auditor dilarang memiliki hubungan pribadi dengan klien mereka yang dapat menimbulkan konflik kepentingan sosial. Salah satu anjuran adalah memiliki rotasi wajib auditor (AICPA, 2002a; AICPA 2012b) karena dapat meningkatkan kemampuan auditor dalam melindungi publik melalui peningkatan kewaspadaan untuk setiap kemungkinan ketidaklayakan, peningkatan kualitas pelayanan, dan mencegah hubungan lebih dekat dengan klien.

Perusahaan dalam melakukan auditor switching didasari oleh dua alasan, yaitu karena adanya peraturan pemerintah yang mewajibkan (mandatory) dan pergantian secara sukarela atas keinginan perusahaan sendiri (voluntary). Menurut Chadegani et al. (2011) terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan auditor switching secara sukarela (voluntary), yakni faktor yang berhubungan dengan auditor seperti, auditor fees, auditor opinion, auditor size dan faktor yang berhubungan dengan klien yaitu, change in management, financial distress, client size. Sebaliknya, apabila pergantian terjadi secara mandatory (wajib), hal itu terjadi karena adanya peraturan yang mewajibkan dan diharapkan akan meningkatkan independensi auditor baik secara penampilan maupun secara fakta (Giri, 2010).

Opini audit going concern merupakan opini mengenai kepastian perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya yang dikeluarkan oleh auditor (Santosa dan Wedari, 2007). Penerbitan opini audit going concern adalah hal yang tidak diharapkan perusahaan karena dapat berdampak pada kemunduran harga saham, kesulitan dalam meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan investor, kreditor, dan karyawan terhadap manajemen perusahaan (Wahyuningsih, 2012).

Audit delay merupakan waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk mengaudit laporan keuangan sejak tanggal tutup buku tahun perusahaan 31 Desember sampai tanggal ditandatanganinya laporan audit atau tanggal opini audit (Robbitasari, 2013). Stocken (2000) menyebutkan bahwa apabila waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan auditnya terlalu lama sehingga menyebabkan perusahaan terlambat menyampaikan laporan keuangan ke pasar modal dapat berpengaruh terhadap auditor switching.

(7)

3

Terkait untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan maka perusahaan akan menggunakan jasa KAP yang bereputasi baik, yang ditunjukkan dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four. Dengan mengganti KAP nya dengan KAP yang memiliki nama, diharapkan reputasi perusahaan juga akan ikut terangkat di mata investor (Sinarwati, 2010). Pawitri (2015) dengan memilih KAP yang memiliki nama baik, maka diharapkan dapat memberikan reaksi positif bagi pihak-pihak yang ingin berinvestasi sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian Ika Wulan Indah Sari dan A.A.G.P Widanaputra (2016) meneliti Reputasi Auditor Sebagai Pemoderasi Pengaruh Audit Fee Terhadap Auditor Switching. Penelitian ini menggunakan variabel yang berbeda yaitu opini audit going concern dan audit delay sebagai variabel independen. Serta menggunakan periode 2013-2016 dalam melakukan penelitian. Adapun judul dalam penelitian tentang “Pengaruh Opini Audit Going Concern dan Audit Delay Terhadap Auditor Switching dengan Reputasi KAP Sebagai Variabel Moderasi” (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2013-2016).

2. METODE

2.1 Populasi, Sampel Penelitian, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2016. Pemilihan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur periode 2013-2016 yang diperoleh dari laporan tahunan dan laporan keuangan auditan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dapat diakses melalui website resmi yaitu www.idx.co.id.

(8)

4 2.2 Definisi Operasional Variabel

2.2.1 Variabel Dependen

Auditor switching merupakan perpindahan atau pergantian auditor yang dilakukan oleh perusahaan klien. Dalam penelitian ini, variabel auditor switching dapat diukur menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien melakukan pergantian auditor, maka diberi nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien tidak melakukan pergantian auditor, maka diberi nilai 0 (Nasser et al.,2006).

2.2.2 Variabel Independen

Opini audit going concern merupakan opini yang diberikan oleh auditor apabila terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas. Opini audit going concern dapat diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan mendapatkan opini going concern diberikan kode 1, jika tidak maka 0 (Sinarwati, 2010).

2.2.3 Audit Delay

Audit delay merupakan perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit. Audit delay dapat diukur dengan menghitung selisih hari antara tanggal tutup buku tahun perusahaan 31 Desember sampai tanggal ditandatanganinya laporan audit atau tanggal opini audit.

2.2.4 Variabel Moderasi

Reputasi KAP adalah prestasi dan kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor. Reputasi yang bagus diwakili oleh The Big Four. Reputasi auditor dapat diukur dengan menggunakan variabel dummy. Dimana kategori 1 jika KAP berafiliasi dengan The Big Four dan 0 jika KAP tidak berafiliasi dengan The Big Four (Sinarwati, 2010).

2.3 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik, karena variabel dependennya diukur dengan menggunakan variabel dummy. Penelitian ini juga menggunakan variabel moderasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah suatu variabel moderasi

(9)

5

yakni dengan melakukan uji interaksi atau Moderated Regression Analysis (MRA). Moderated Regression Analysis (MRA) dipilih dalam penelitian ini karena dapat mejelaskan pengaruh variabel pemoderasi dalam memperkuat maupun memperlemah hubungan variabel bebas dan variabel terikat.

Model regresi dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

ASW = α + β1 OGC + β2 AD + β3 REPKAP + β4 OGC x REPKAP + β5 AD x REPKAP + ε

Keterangan

ASW = Auditor Switching

α = Konstanta

β = Koefisien variable OGC = Opini Going Concern

AD = Audit Delay

REPKAP = Reputasi KAP ε = Kesalahan Residual

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Regresi Logistik

3.1.1 Uji Kelayakan Model Regresi

Pengujian ini menunjukkan nilai Chi-square sebesar 10,893 dengan nilai signifikansi sebesar 0,208. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih dari > 0,05 sehingga model regresi dalam penelitian ini layak (fit) atau dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

3.1.2 Uji Keseluruhan Model

Berdasarkan uji keseluruhan model, maka dapat dilihat terdapat penurunan nilai dari -2 Log Likelihood pada Block Number 0 sebesar 247,663 ke -2 Log Likelihood pada Block Number 1 sebesar 212,221. Adanya hasil penurunan tersebut menunjukkan model regresi yang lebih baik atau model yang dihipotesiskan fit dengan data.

(10)

6 3.1.3 Koefisien Determinasi

Berdasarkan pengujian ini dapat dilihat bahwa Nagelkerke R Square menunjukkan angka 0,262 dimana hal tersebut menunjukkan bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 26,2% dengan kata lain bahwa variabel auditor switching yang dijelaskan oleh variabel opini audit going concern dan audit delay dan variabelmoderasi reputasi KAP sebesar 26,2%, sedangkan sisanya 73,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian.

3.1.4 Matriks Klasifikasi

Berdasarkan tabel matriks klasifikasi di atas, menunjukkan bahwa kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan yang melakukan auditor switching adalah sebesar 17,2%. Artinya dengan menggunakan model regresi yang digunakan terdapat 1 perusahaan (17,2%) yang diprediksi melakukan auditor switching dari total 64 perusahaan yang melakukan auditor switching. Sedangkan, kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak melakukan auditor switching adalah sebesar 90,9% yang berarti dengan model regresi yang digunakan terdapat sebanyak 120 perusahaan (90,9%) yang diprediksi tidak melakukan auditor switching dari total 132 perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut overall percentage sebesar 66,8% yang berarti ketepatan model penelitian ini adalah sebesar 66,8%.

3.1.5 Hasil Model Regresi yang Terbentuk

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, maka dapat dibuat persamaan regresi logistik sebagai berikut :

ASW= -1,919 + 2,451 OGC - 0,007 AD - 18,631 REPKAP + 18,349 OGC x REPKAP -0,001 AD x REPKAP + ε

Model regresi di atas berarti perusahaan yang mendapatkan opini audit going concern akan melakukan pergantian auditor sebesar 2,451, potensi dari audit delay -0,007 dan dari reputasi KAP sebesar

(11)

7

-18,631 yang dapat meningkatkan auditor switching. Persamaan koefisien regresi logistik dari interaksi antara reputasi KAP dan opini audit going concern sebesar 18,349 mempunyai arti bahwa apabila reputasi KAP cenderung meningkat, maka akan memperkuat pengaruh opini audit going concern pada kecenderungan perusahaan melakukan auditor switching dengan asumsi faktor lainnya konstan. Persamaan koefisien regresi logistik dari interaksi antara reputasi KAP dan audit delay sebesar -0,001 mempunyai arti bahwa apabila reputasi KAP cenderung meningkat, maka akan memperlemah pengaruh audit delay pada kecenderungan perusahaan melakukan auditor switching dengan asumsi faktor lainnya konstan.

3.2 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

3.2.1 Pengaruh Opini Audit Going Concern Terhadap Auditor Switching

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel opini audit going concern memiliki jumlah tingkat signifikan sebesar 0,000 > α = 0,05, maka variabel opini audit going concern memiliki pengaruh terhadap auditor switching. Sehingga hipotesis dapat didukung atau dengan kata lain H1 diterima. Hal tersebut

menunjukkan bahwa manajemen tidak menyukai apabila auditor mengeluarkan opini audit going concern, karena khawatir investor akan menarik investasinya. Hal ini juga menunjukkan bahwa opini audit going concern merupakan suatu keadaan dimana kondisi keuangan suatu perusahaan dalam kondisi kurang baik dan ada kemungkinan tidak dapat melanjutkan usahanya. Karena perusahaan mempunyai posisi yang tidak menguntungkan sehingga dilakukan pergantian auditor. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Robbitasari (2013), Theng et. al (2014), dan Suarjana dan Widhiyani (2015).

(12)

8

3.2.2 Pengaruh audit delay terhadap auditor switching

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel audit delay memiliki jumlah tingkat signifikan sebesar 0,399 > α = 0,05, maka variabel audit delay tidak memiliki pengaruh terhadap auditor switching. Sehingga hipotesis tidak dapat didukung atau dengan kata lain H2 ditolak. Hal ini dapat dijelaskan apabila auditor

semakin lama menyelesaikan laporan auditor independen maka perusahaan memiliki kecenderungan akan mengganti auditornya (Stocken, 2000). Namun, hal ini tidaklah selau demikian terjadi. Apabila waktu penyelesaian laporan auditor independen yang lama tidak melebihi aturan dari BAPEPAM-LK untuk memberikan batas waktu penyelesaian laporan auditor independen tidak melebihi 90 hari sejak tanggal tutup buku tahun perusahaan maka perusahaan mungkin akan berpikir ulang apabila ingin mengganti auditor independennya. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ardianingsih (2014).

3.2.3 Pengaruh reputasi KAP terhadap auditor switching

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa variabel reputasi KAP memiliki jumlah tingkat signifikan sebesar 0,999 > α = 0,05, maka variabel reputasi KAP tidak memiliki pengaruh terhadap auditor switching. Sehingga hipotesis tidak dapat didukung atau dengan kata lain H3 ditolak. Komite audit yang diputuskan dalam

RUPS tidak memandang reputasi auditor sebagai acuan untuk memilih auditor karena mungkin masalah dalam pembayaran fee, karena KAP besar identik dengan fee yang mahal, perusahaan lebih memilih KAP yang kecil namun mempunyai standar audit yang baik sehingga mereka mendapatkan kualitas audit yang baik dengan harga yang tidak semahal KAP Big Four. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan olehNi Kadek Sinarwati (2010), Rizki Fitri Amalia (2015), dan Suarjana dan Widhiyani (2015), Santi Rahayu dan MF. Arrozi Adhikara (2016).

(13)

9

3.2.4 Pengaruh reputasi KAP terhadap hubungan opini audit going concern dan auditor switching

Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa interaksi variabel opini audit going concern dengan auditor switching memiliki jumlah tingkat signifikan sebesar 0,999 > α = 0,05, maka variabel reputasi KAP tidak dapat mempengaruhi hubungan antara opini audit going concern dengan auditor switching. Sehingga hipotesis tidak dapat didukung atau dengan kata lain H4 ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa baik auditor yang berafiliasi dengan KAP Big Four atau tidak berafliasi dengan KAP Big Four akan tetap menjaga independensinya dalam melakukan proses audit kepada klien mereka, karena terdapat kode etik auditor yang harus ditaati sehingga ketika ada kemungkinan pihak manajemen melakukan penekanan terhadap auditor agar tidak memberikan opini audit going concern, baik auditor yang berafiliasi denga KAP Big Four ataupun Non Big Four akan memberikan opini audit going concern kepada perusahaan yang diaudit jika memang auditor merasa ragu terhadap kelangsungan hidup usaha dari perusahaan tersebut. Dengan demikian, manajemen akan beranggapan bahwa apapun reputasi auditornya akan tetap memberikan opini audit going concern sehingga perusahaan tidak harus melakukan auditor switching. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Santi Rahayu dan MF. Arrozi Adhikara (2016).

3.2.5 Pengaruh reputasi KAP terhadap hubungan audit delay dan auditor switching

Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa interaksi variabel audit delay dengan auditor switching memiliki jumlah tingkat signifikan sebesar 0,978 > α = 0,05, maka variabel reputasi KAP tidak dapat mempengaruhi hubungan antara audit delay dengan auditor switching. Sehingga hipotesis tidak dapat didukung atau dengan kata lain H5 ditolak. Laporan auditor yang diterbitkan rata-rata kurang dari

(14)

10

waktu penyelesaian audit laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP bereputasi akan selesai secara tepat waktu. Dengan demikian perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four berkemungkinan kecil mengalami audit delay sehingga perusahaan cenderung untuk tidak melakukan pergantian KAP dan tetap mempertahankan KAP yang mengaudit laporan keuangannya. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sukadana dan Wirakusuma (2016).

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : (1) Opini audit going concern memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 > 0,05 dengan nilai koefisien sebesar 2,451 sehingga H1

diterima. Artinya opini audit going concern berpengaruh terhadap auditor switching. (2) Audit delay memiliki nilai signifikan sebesar 0,399 > 0,05 dengan nilai koefisien sebesar -0,007 sehingga H2 ditolak. Artinya audit delay tidak

berpengaruh terhadap auditor switching. (3) Reputasi KAP memiliki nilai signifikan sebesar 0,999 > 0,05 dengan nilai koefisien sebesar -18,631 sehingga H3

ditolak. Artinya reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching. (4) Interaksi opini audit going concern dengan auditor switching memiliki nilai signifikan sebesar 0,999 > 0,05 dengan nilai koefisien sebesar 18,349 sehingga H4

ditolak. Artinya reputasi KAP tidak dapat mempengaruhi hubungan antara opini audit going concern dengan auditor switching. (5) Interaksi audit delay dengan auditor switching memiliki nilai signifikan sebesar 0,978 > 0,05 dengan nilai koefisien sebesar -0,001 sehingga H5 ditolak. Artinya reputasi KAP tidak dapat

mempengaruhi hubungan antara audit delay dengan auditor switching. 4.2 Keterbatasan

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil penelitian, antara lain : (1) Penelitian ini hanya terbatas untuk menguji variabel-variabel independen yang belum konsisten berdasarkan penelitian

(15)

11

terdahulu, yaitu reputasi KAP dan audit delay. Sehingga, hasilnya kurang maksimal. (2) Penelitian ini hanya terbatas selama periode 4 tahun. Sehingga, kemungkinan hasilnya kurang memuaskan.

4.3 Saran

Dengan memperhatikan hasil dan keterbatasan penelitian yang telah disampaikan, maka dapat ditarik beberapa saran untuk penelitian selanjutnya agar dapat memberikan hasil yang lebih baik, antara lain sebagai berikut : (1) Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel independen lain seperti pergantian manajemen, ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, audit fee, dan lain-lain. (2) Penelitian selanjutnya sebaiknya dengan periode yang lebih lama untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan dapat digeneralisasikan.

DAFTAR PUSTAKA

AICPA. 2002. Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit. Statement on Auditing Standards, 99. American Institute of Certified Public Accountants, New York.

AICPA. 2012. American Institute of Certified Public Accountants Code of

Proffesional Conduct. New York.

https://Www.Aicpa.Org/Research/Standards/Codeofconduct/.

Bapepam. 2011. Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Nomor X.K.2 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-346/BL/2011.

Chadegani, Arezoo Aghaei, Zakiah Muhhammadun Mohamed dan Azam Jari. 2011. The Determinant Factors of Audit Switch Among Companies Listed on Tehran Stock Exchange. International Research Journal of Finance and Economics.

Crasswell, AT. 1998. The Assosiation Between Qualified Opinion and Auditor Switches. Accounting and Business Research. 19th.

Damayanti, S. Dan M. Sudarma. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, h: 1-13.

Febriana, V. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggantian Kantor Akuntan Publik di Perusahaan Go 206 Publik yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Semarang: Universtas Diponegoro.

(16)

12

Giri, Efraim Ferdinan. 2010. Pengaruh Tenur Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto.

Mc. Keown, JM dan Hopwood, W. 1991. Toward on Explanation of Auditor Failure to Modify the Audit Opinion of Bankcrupt Companies. Auditing : A Journal Practice & Theory. Suplement 1-113.

Menteri Keuangan. 1999. Keputusan Menteri Keuangan No. 470/KMK.017/1999 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Jakarta.

Menteri Keuangan. 2003. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Jakarta.

Menteri Keuangan. 2008. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Jakarta.

Mulyadi. 2002. Auditing. Salemba Empat. Jakarta.

Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat.

Nasser. Abu T.: Wahid, Emelin A.: Nazri, Sharifah N. F. S. M. Dan Hudaib, Mohammad. 2006. Auditor Client Relationship: The Case of Audit Tenure and Auditor Switching in Malaysia. Managerial Auditing Journal, 21(7): 724-737.

Pawitri, Made Puspa. 2015. Pengaruh Audit Delay, Opini Audit, Reputasi Auditor, dan Pergantian Manajemen pada Voluntary Auditor Switching. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 10(1): 214-299.

Praptorini, MD dan Januarti I. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Naskah Lengkap Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. Robbitasari, Ainurrizky Putri. 2013. Pengaruh Opini Audit Going Concern,

Kepemilikan Institusional, dan Audit Delay pada Voluntary Auditor Switching. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 5(3): 652-665.

Santosa, Arga Fajar dan Linda Kusumaning Wedari. 2007. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi Auditing Indonesia, 11(2): 141-158.

Sinarwati, Ni Kadek. 2010. Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Melakukan Pergantian KAP?. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto.

Stocken, M. E. 2000. Auditor Conservatism and Opinion Shopping: Influence of Client Switching Expectations on Audit Opinion Decision. Dissertation, Unpublished.

(17)

13

Wahyuningsih, Nur. 2012. Analisis Pengaruh Opini Audit Going Concern dan Pergantian Manajemen pada Auditor Switching. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 7(1).

Wijaya, R.M. Aloysius. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor oleh Klien. Jurnal Akuntansi FEB Universitas Brawijaya.

Wijayani, Evy Dwi. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Wijayanti, Martina Putri. 2010. Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching di Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Wulan Indah Sari, Ika dan Widanaputra. 2016. “Reputasi Auditor Sebagai Pemoderasi Pengaruh Audit Fee Pada Auditor Switching”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.16.1.

Referensi

Dokumen terkait

3. Masih terdapat fanatisme ke- agamaan pada beberapa warga masyarakat Bulu, sehingga mereka tidak mau ikut serta dalam kegiatan pendidikan Is-.. lam yang diselenggarakan

ANALISIS PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF DALAM PENGUATAN KEMANDIRIAN PENDIDIKAN ISLAM DI KOTA

Secara umum capaian kinerja pada Puskesmas Samigaluh I adalah 75,79 yang termasuk dalam kategori ”Baik”, namun demikian berdasarkan hasil survei Indeks Kepuasan

Separator magnetic basah biasanya digunakan untuk bijih lebih halus dari 1⁄3 in. Separator ini dapat berjenis sabuk atau yang paling umum jenis drum-putar. Separator jenis drum

responsibility, dalam laporan tahunan untuk mengurangi ketidakpastian tersebut. Dengan kata lain, pengungkapan corporate sosial responsibility dapat menurunkan

Tasikmalaya tidak dipengaruhi oleh curah hujan dan jumlah hari hujan (sig. Kota Tasikmalaya dengan iklim tropis merupakan daerah endemis penyakit demam berdarah dengue. Kasus

Kamar mesin pada kapal-kapal besar biasanya lebih dari dua lantai. Pada lantai pertama atau lantai alas dalam terletak mesin utama dan pada lantai kedua terletak

Panduan perakitan komputer personal yang dibuat dengan menggunakan Frontpage 98 berisikan informasi perangkat keras dan cara-cara perakitan sebuah komputer untuk memberikan