• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menulis Opini (di) Kompas DESK OPINI 24 NOVEMBER 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menulis Opini (di) Kompas DESK OPINI 24 NOVEMBER 2016"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Menulis Opini

(di)

Kompas

DESK OPINI

24 NOVEMBER 2016

(2)

Mengenal Opini Kompas

 Latar belakang: Rubrik opini di Kompas terkait dengan visi dan misi Kompas: mengembangkan kultur dan infrastruktur demokrasi sesuai dengan komitmen sejarah pergerakan bangsa Indonesia (Jakob Oetama dalam “Pers Indonesia, Berkomunuikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus”, 2001).

 Bersifat public service, menyediakan ruang untuk para penulis sesuai kompetensinya untuk membangun

kehidupan berbangsa dan bernegara seperti yang dicita-citakan bersama.

 Menyalurkan pendapat, aspirasi, pengkajian, dan sumbang saran terhadap persoalan masyarakat.  Mengajak masyarakat menghargai perbedaan dan

memanfaatkannya secara konstruktif untuk kesejahteraan bersama.

 Rubrik opini adalah bagian dari pelaksanaan peran, fungsi dan tanggung jawab pers pada masyarakat untuk

mengembangkan demokrasi lewat forum dialog.

(3)

Perkembangan

Sepanjang 1965-2005 ditempatkan di halaman 4,

sehingga

dikenal dengan sebutan “Halaman IV”

meskipun kemudian mencakup halaman 4-5.

Sejak format baru, mulai 28 Juni 2005, dipindah ke

halaman 6-7.

Sebagai editorial page sangat bergengsi:

 Memberi banyak sumbang saran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

 Menjadi pertimbangan pemerintah dalam pengambilan keputusan

 Melahirkan banyak pemikir yang dihormati 

Isi halaman opini:

 Tajuk  Pojok  Artikel  Surat Pembaca  Karikatur

3

(4)

Desk Opini

Bagian dari Redaksi Kompas

Dari 13 Desk, Desk Opini adalah salah satunya

Dikawal oleh 5 redaktur senior dan sekretariat

Kepala desk: Sri Hartati Samhadi

Tugas: Mengelola halaman 6-7 setiap hari

Menentukan topik

Memilih artikel dan surat pembaca

Mencari dan menjalin relasi dengan penulis

(5)

Prosedur Kerja

Setiap hari menerima 60-90 artikel, 10-20 surat

pembaca

Memilih 4-6 artikel setiap hari, 3-5 surat pembaca

Mengomentari dan mengembalikan artikel yang

tidak dipilih untuk dimuat

(6)

Kriteria pemilihan artikel

Aktualitas

Kedalaman

Membuka wawasan

Menjelaskan duduk perkara

Menarik dan enak dibaca

Penulis mempunyai kompetensi di bidangnya

(7)

Aktualitas: Keterkaitan

dengan peristiwa

 Koran atau media adalah cerminan berbagai peristiwa dan gejolak yang terjadi di masyarakat.

 Seperti berita jurnalistik yang memenuhi rasa ingin tahu akan keadaan manusia lain, bangsa lain, budaya lain, demikian pula dengan artikel opini:

 Memberikan informasi yang membuat masyarakat menjadi tahu  Menjelaskan duduk perkara

 Memberikan landasan dalam pengambilan keputusan  Menciptakan komunitas, membuat ikatan antarmanusia

 Persamaan berita dengan artikel opini:

 Faktual dan aktual

 Mengembangkan pengetahuan bersama  Memperkaya wawasan

 Memberikan alternatif solusi persoalan

 Menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik

(8)

Perbedaan berita dan artikel opini

Faktual objektif vs faktual subyektif

Memaparkan vs menganalisis

Empiris vs verifikasi ilmiah

(9)

Pemahaman:

Kedalaman dan ketajaman

Ditulis oleh orang yang kompeten di bidangnya

Bisa menjelaskan duduk perkara

Ditulis dengan pengetahuan yang lebih:

Ada Referensi

Bangunan argumentasi ilmiah

Analisis yang logis

(10)

Membuka wawasan:

Memberi pengayaan, kritik dan sumbang saran

Kenyataannya, banyak artikel kiriman yang

berpanjang-panjang di teori, lupa tujuan awal

untuk memberikan solusi dan sumbang saran

Sarat ide-ide genuine/orisinal/otentik yang

menyegarkan

(11)

Menjelaskan duduk perkara:

Melihat persoalan secara jernih sekaligus analitik

Membantu pembaca untuk memahami persoalan

Membantu pembaca memilih apa yang terbaik

bagi dirinya

Menjadi referensi dari berbagai berita digital yang

berseliweran

(12)

Kesalahan yang umum

terjadi

 Tulisan tidak aktual dan tidak kontekstual

 Aktual:

 Sedang ramai pilkada, menulis tentang fenomena Ahok. Bukan kiat belajar di

luar negeri.

 Orang sedang khawatir menghadapi zika, bahas tentang kiat menghindari

penularan. Bukan membahas malaria

 Kontekstual: tidak ikut mainstream, tetapi selalu bisa dikaitkan dengan kekinian. Jelas konteksnya.

 Penanganan TKI dan sikap pemerintah  Indonesia terpuruk di bidang pendidikan  Temuan terbaru

 Hasil perenungan

 Judul dan lead tidak menarik

 “Pancasila Sebagai Dasar Negara”  “Landasan Hukum Perlu”

 “Pilkada Serentak 2017”

(13)

Judul

Bagian paling pokok yang membangkitkan

keingintahuan untuk membaca tulisan yang

disajikan

Bagian pertama yang dilihat pembaca:

 Menarik perhatian

 Menjadi pertimbangan untuk membaca lebih lanjut atau tidak suatu berita, cerita, artikel opini

Pedoman

 Buat singkat, padat, jelas  Bisa juga puitik, menggelitik  Gugatan, kontroversi

 Penggalan judul lagu, puisi terkenal  “Jangan Ada Dusta di Antara Kita”  “Jalan Sunyi Seorang Peneliti”

(14)

Judul menarik, bagaimana eksekusi tulisan?

“Quo Vadis” Rekonsiliasi Sunni

-Syiah?

Hukum Kebiri dan Efek Jera

Kartini Revolusioner Negeri

Memaknai Angka Perilaku Antikorupsi

Catatan

Hasil studi di AS: pembaca menentukan pilihan

untuk membaca lebih lanjut atau berhenti setelah

melihat judul, lead, kalimat ke 4-5.

(15)

Lead

 Selain judul, faktor penting dalam penulisan disebut lead.  Mengapa penting?

Lead merupakan kalimat atau paragraf pembuka yang

mengajak, menggoda, mengusik pembaca agar terus membaca sampai tuntas.

 Bagaimana membuat lead?

Dalam berita, isinya satu atau beberapa fakta dasar: 5W1H lalu so whatDalam opini: isinya bisa berupa gugatan, kontroversi, summary, atau

jawaban masalah yang paling ingin diketahui pembaca (5W+1H tetap jadi acuan)

 Pembuka bisa meringkaskan tentang seluruh isi cerita dalam kalimat pertama atau langsung ke pokok persoalan.

 Bila subyeknya serius—kematian, bencana, perubahan penting semisal undang-undang, dan berita hangat yang tiba-tiba terjadi—gunakan pembuka lugas.

 Pembuka ringkasan harus menjawab beberapa, tidak semua,

pertanyaan dasar: 5W1H, so what. Karena itu, pilihlah faktor yang paling penting untuk pembuka. Faktor lainnya dapat dimasukkan dalam

paragraf selanjutnya. (ingat pembuka tali jemuran!)

(16)

Lead yang tidak menarik:

Kartini sebagai pahlawan perempuan yang

diibukan masyarakat Indonesia ruhnya terus

memberikan hidup kaum perempuan. Sosok

perempuan Jawa itu tak pernah mati, namanya

selalu harum dan mendapat penghormatan setiap

tanggal 21 April. Masyarakat Indonesia

menganggap Kartini sebagai pahlawan yang

kental membela hak kaum perempuan pada masa

penjajahan.

Supaya menarik

Kontekskan dengan kekinian:

 Kartini vs kasus AA Gatot  Kartini vs Kanjeng Dimas

(17)

Negara Indonesia sudah merdeka 68 tahun yang

lalu dan Pemilu sudah dilakukan beberapa kali

yaitu sejak kepemimpinan Presiden Suharto sampai

saat ini 2014 tetapi hasilnya belum maksimal dan

masih terdapat banyak praktek kecurangan disana

sini untuk kepentingan kemenangan salah satu

partai politik/caleg tertentu karena mahalnya

ongkos pemilu dan ongkos untuk menjadi

caleg.Politik uang terjadi di depan mata kita

seakan hal seperti ini wajar dan perilaku sebagian

caleg yang terekam Tv/koran

ditangkap KPK

ditangkap polisi terlibat obat terlarang

korupsi dll,

sangat mencemaskan masa depan bangsa ini

karena kualitas mereka di DPR.

Supaya menarik:

 Buat pendek dan langsung  Fokus ke pokok persoalan

(18)

Penduduk Indonesia mayoritas muslim, bahkan

menurut statistik jumlahnya mencapai 90 persen

dari total penduduk keseluruhan, dan hal ini

menempatkan Indonesia sebagai negara

berpenduduk muslim terbesar di dunia. Tentunya

hal ini merupakan potensi yang membanggakan

bagi perkembangan syiar Islam.

Supaya menarik:

 Fakta yang semua orang sudah tahu, tidak perlu

diungkap lagi

 Masukkan data terkini

 Daripada memuji lebih menarik mengkritisi

(19)

Lead yang menarik

Mundurnya Jenderal Wiranto untuk

sementara dari jabatan Menko Polkam

membawa suatu perkembangan lain bagi

dirinya sebagai seorang

bintang

” radio

dan

televisi dengan penampilan yang impresif.

Tidak mustahil banyak simpati yang diberikan

kepadanya setelah dia memberikan

berbagai wawancara. Tapi, yang penting

untuk perkembangan politik ialah bahwa

dengan ini dimulai suatu tradisi akuntabilitas

politik yang selama ini dituntut.

 (“Argumentasi Sang Jenderal”, Kompas, 26 Feb 2000)

(20)

Pada awal 2016, kita, Indonesia, disuguhi dua

peristiwa yang sekaligus mengejutkan,

mengerikan, dan menjengkelkan. Peristiwa

tersebut berupa aksi teror yang dilakukan oleh

kelompok militan Negara Islam di Irak dan Suriah

dan aksi rukun yang digerakkan simpatisan

Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara).

(“Bentuk Negara, Bangun Jiwa” oleh Daoed Joesoef,

Kompas, 16 Feburari 2016)

(21)

Aneh dan menakutkan bahwa selama 32 tahun

Orde Baru yang tiap hari bicara tentang

persatuan dan kesatuan, masalah diskriminasi

ternyata terpendam bagai api dalam sekam.

Ketika angin kerusuhan bertiup di pertengan

bulan Mei 1998 yang penuh asap dan api,

ternyata telah terjadi berbagai kekerasan

dengan cara yang demikian kejam dan getir

justru di sebuah negara yang menjunjung tinggi

perikemanusiaan dalam filsafat negaranya, dan

yang selalu membanggakan kehalusan dan

kesopanan dalam kebudayaannya.

 (“Stratifikasi Etnis dan Diskriminasi”, Ignas Kleden, Kompas, 29 Agustus 1998

)

(22)

Hasil Sensus Penduduk 2010, yang secara rinci

baru saja dipublikasikan BPS, dibandingkan

dengan hasil Sensus 1930 pada zaman Belanda,

mengalami penurunan signifikan persentase suku

Jawa dan Tionghoa di Indonesia. Gejala

positifkah?

 (“Suku Jawa dan Tionghoa Mengapa Berkurang?” oleh Jousairi

Hasbullah, Kompas, 2 Des 2011)

(23)

Judul, lead, bridge, isi

Stratifikasi Etnis dan DiskriminasiOleh IGNAS KLEDEN

 Aneh dan menakutkan bahwa selama 32 tahun Orde Baru yang tiap hari bicara tentang persatuan dan kesatuan, masalah diskriminasi ternyata terpendam bagai api dalam sekam. Ketika angin kerusuhan bertiup di pertengan bulan Mei 1998 yang penuh asap dan api, ternyata telah terjadi berbagai kekerasan dengan cara yang demikian kejam dan getir justru di sebuah negara yang menjunjung tinggi perikemanusiaan dalam filsafat negaranya, dan yang selalu membanggakan kehalusan dan kesopanan dalam kebudayaannya.

 Laporang-laporan demikian mengerikan, sehingga orang yang tahu serba sedikit tentang sejarah holocaust mau tidak mau akan segera risau dan rusuh hatinya. Bahwa, di negara merdeka, hak para warga terhadap keamanan dan kehormatan tidak selalu terjamin.

 Umumnya, permusuhan dan kekerasan yang terjadi pada sekelompok etnis, seperti yang terjadi dengan etnis Tionghoa baru-baru ini di Tanah Air, tidak pernah bersifat murni etnis… Perbedaan budaya dan kelainan etnis paling banter akan menimbulkan salah pengertian karena adanya perbedaan dalam kebiasaan dan bentuk-bentuk ekspresi budaya…. Perbedaan budaya dan etnis baru akan membawa kekerasan kalau perbedaan itu sekaligus juga mengandung perbedaan dalam relasi kekuatan, baik kekuatan politik berupa kekuasaan maupun kekuatan ekonomi berupa penguasaan sumber daya ekonomi.

(24)

Bentuk Negara, Bangun JiwaOleh DAOED JOESOEF

 Pada awal 2016, kita, Indonesia, disuguhi dua peristiwa yang sekaligus mengejutkan, mengerikan, dan

menjengkelkan. Peristiwa tersebut berupa aksi teror yang dilakukan oleh kelompok militan Negara Islam di Irak dan Suriah dan aksi rukun yang digerakkan simpatisan Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara).

 Dari wajah dan postur para pencetus peristiwa, kelihatan sekali bahwa mereka adalah orang-orang Indonesia.

 Ketika jalannya peradaban menyimpang di luar dugaan, kata A Hayek (1945), ketika alih-alih progres berkelanjutan yang diharapkan tampil pengadang berwajah barbar. Kita marahi semua, kita kecam siapa saja, kecuali diri

sendiri. Padahal, kalau jauh sebelumnya kita cukup atentif pada masalah sosio-ekonomiko-politik, sebenarnya kedua peristiwa yang memang pantas dikecam itu sudah

memberikan aneka sinyal agar kita eling lan waspada. Lalu siapakah ”kita” yang lalai dan serba santai selama ini?

(25)

Argumentasi Sang JenderalOleh IGNAS KLEDEN

 Mundurnya Jenderal Wiranto untuk sementara dari

jabatan Menko Polkam membawa suatu perkembangan lain bagi dirinya sebagai seorang “bintang” radio dan televisi dengan penampilan yang impresif… dst

 Tulisan ini mencoba memberi kepada kita berbagai hal yang diungkap Wiranto dalam wawancara radio dan televisi. Beberapa kritik yang diajukan di sini tidak

dimaksudkan lain daripada memberikan substansi dari apresiasi itu, karena akuntabilitas barulah mencapai maknanya kalau apa yang diungkapkan secara publik dihargai melalui tanggapan secara publik pula.

 Dalam kenyataannya, kita semua tahu bahwa pimpinan TNI mempunyai wewenang penuh kepada para

bawahannya. Menurut pandangan dan harapan saya, barangkali dalam militerlah seharusnya berlaku secara tegas etos noblesse oblige yang merupakan sistem nilai yang membimbing tingkah laku para aristokrat zaman dahulu dan membuatnya menjadi seorang gentleman.

(26)

Suku Jawa dan Tionghoa Mengapa Berkurang?  Oleh Jousairi Hasbullah

 Hasil Sensus Penduduk 2010, yang secara rinci baru saja dipublikasikan

BPS, dibandingkan dengan hasil Sensus 1930 pada zaman Belanda, mengalami penurunan signifikan persentase suku Jawa dan Tionghoa di Indonesia. Gejala positifkah?

 Persentase suku Jawa di Indonesia jauh berkurang. Hasil Sensus

Penduduk 2010 menunjukkan angka 40,22 persen, bandingkan hasil Sensus 1930 yang 47,02 persen di seluruh Indonesia. Persentase suku Tionghoa menurun lebih tajam, yaitu dari 2,04 persen pada 1930 tinggal 1,20 persen tahun 2010.

 Dapat kita katakana bahwa ketiga (plus Betawi, Red) suku tersebut,

tanpa banyak diketahui selama ini, telah menjadi pelopor dati

semangat multicultural yang positif untuk persatuan Indonesia. Suatu tantangan untuk dikaji lebih mendalam bagi kelangsungan Indonesia sebagai negara-bangsa pada masa mendatang.

(27)

Masalah lain dalam

penulisan

Berkepanjangan: alinea maupun artikel secara

keseluruhan

Tidak langsung menukik ke pokok persoalan

Tidak memberikan pencerahan atau membuka

wawasan setelah membacanya

Ingat: tulisan artikel hanya bisa 800-1.000 kata

(28)

Contoh artikel yang

kurang

Kendala yang terjadi dilapangan pemegang ktp ada diluar rumah –

belajar –kerja –be pergian keluar kota dan kartu undangan untuk memilih/mencoblos tidak dibagi kepe milknya dengan alasan yang bersangkutan tidak berada ditempat dan apabila undangan dibagi juga dan dilaporkan ke RT/RW maka undangan yang bersangkutan tidak bisa dipakai untuk mencoblos dan golput jumlahnya banyak karena prosedur menyulitkan mereka. Panitia harus membuat semua Rakyat Indonesia yang sudah berumur 17 tahun keatas untuk ikut partisipasi mencoblos dengan cara sederhana mengingat

rakyat miskin dan anak ter lantar ditanggungNegara sesuai UUD” 45

pasal 34, oleh sebab itu pesta demokrasi mereka harus ikut serta

meramaikan. Panitia Pemilu harus bekerja sama dengan pihak terkait untuk ciptakan tanda pengenal khusus bagi setiap warga Negara Indonesia yang berdiam di Wilayah Indonesia untuk ikut mencoblos dan gunakan komunikasi ABC (accurate-brief-clear)dan bukan panitia menolak dengan berbagai alasan yang kurang memadai.Buatlah sistem organisasi pemilu dari tingkat pusat dan daerah dengan

prosedur yang jelas sesuai standard quality management sehingga bila ada kesalahan, panitia dan pihak terkait tidak bisa disalahkan tetapi sebaliknya mereka bekerja sudah ikut standard prosedur atau tidak dan siapa yang bertanggung jawab sesuai struktur organisasi dan diikuti dengan audit secara berkala 5 tahunan untuk menilai dan meningkatkan qualitas kemudian diumumkan kepada Rakyat Indonesia secara luas.

28

(29)

Orang-orang saat itu hanya menerima

kebodohan serta kemelaratan ekonomi.

Harta-harta bumi mereka hanya dijarah oleh penjajah

dan kebodohan para bangsawan mau

menerima pangkat yang sebenarnya dijadikan

bawahan oleh penjajah. Karena, sejatinya para

bangsawan tidak diberikan

(30)

Manifesto Politik Gerakan Pembaharuan

 Menyelisik perihal politik dalam negeri yang sudah

merdeka selama 70 tahun lamanya. Terkadang membuat hati tidak rela ketika ada penguasa memanfaatkan

jabatan dan bermain kepentingan. Yang terjadi bukanlah kepentingan yang ada manfaatnya terhadap rakyat

Indonesia, melainkan kepentingan yang menguntungkan segelintir para elite politik.

 Bermain kepentingan berarti bermain dengan jabatan, seakan kursi yang telah diamanahin tidak ada harganya, serta tidak dapat dipertanggung jawabkan dan bisa dibeli oleh segelintir kaum feodalis. Maka, apalah hakikat duduk di kursi tersebut, jika yang dikerjakan hanyalah duduk

berdiam diri diatas kursi yang empuk di dalam ruangan dingin. Sedangkan ada rakyat di luar sana yang bekerja banting tulang seharian penuh di bawah terik matahari dengan keringat yang menetes membasahi diri.

(31)

Keringat yang keluar dalam pengorbanan mereka demi

dapat bertahan hidup, merupakan keringat penuntut bagi

mereka orang-orang yang tidak tahu diri. Padahal fasilitas dan

upah yang mereka terima selama ini berasal dari uang rakyat.

Lantas mengapa masih bisa tersenyum tanpa harus bertindak

diatas penderitaan rakyat. Sedangkan mereka banyak

mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi saat ini, tetapi

sikap acuh yang selalu diberikan.

Rakyat yang telah dibungkam dengan kondisi finansialnya,

sehingga tidak ada waktu lagi untuk mengurus atau

mengawasi mereka orang-orang yang sedang menikmati

hasil jerih payahnya. Sungguh sangat perihatin sekali yang

seharusnya mereka (penguasa) berada di bawah kaki rakyat,

melayani rakyat, malah terbalik berdiri dipundak rakyat.

Regenerasi kursi pemerintahan seakan tidak dapat melahirkan

sosok pemimpin yang diinginkan rakyat. Yang selalu mengalir

didalam instalasi tersebut adalah politik yang tidak ada

pikirannya. Karena Indonesia memerlukan sosok pemimpin

yang bisa memimpin Indonesia menjadi lebih baik.

(32)

Bagaimana Seharusnya

Memilih topik sesuai kompetensi:

 “Bisa memberi jika memiliki”

Mencari literatur pendukung:

 Menguatkan bangunan argumentasi 

Membuat outline tulisan:

 Membatasi tulisan agar tidak bertele-tele  Menjadi fokus  Akurat  Menentukan substansi:  Aktual  Problematik 

Pembahasan:

 Langsung menukik ke pokok persoalan

 Paparkan masalah dengan singkat dan padat

 Telaah dengan berbagai sudut pandang, lebih baik bila ada dukungan pendapat ahli

(33)

Menggunakan bahasa yang komunikatif:

Sederhana

Sesuai pakem

Penutup

Kesimpulan

Pesan

Tantangan

“Style” penulis

33

(34)

Bagaimana Menerapkan

 Contoh kasus tulisan Manifesto

 Menyelisik perihal politik dalam negeri yang sudah

merdeka selama 70 tahun lamanya. Terkadang membuat hati tidak rela ketika ada penguasa memanfaatkan

jabatan dan bermain kepentingan. Yang terjadi bukanlah kepentingan yang ada manfaatnya terhadap rakyat

Indonesia, melainkan kepentingan yang menguntungkan segelintir para elite politik.

 Mengapa tidak langsung dikaitkan dengan peristiwa terkini?  Misal: Operasi tangkap tangan KPK terhadap Ketua DPD

Irman Gusman membuat keprihatinan semakin mendalam melihat penguasa memanfaatkan jabatan dan bermain

 kepentingan. Ini adalah untuk kesekian kalinya pejabat

menyalahgunakan kekuasaannya

 Tambahkan Data: Kasus2 operasi tangkap tangan

(35)

 Bermain kepentingan berarti bermain dengan jabatan, seakan kursi yang telah diamanahin tidak ada harganya, serta tidak dapat dipertanggung jawabkan dan bisa dibeli oleh segelintir kaum feodalis. Maka, apalah hakikat duduk di kursi tersebut, jika yang dikerjakan hanyalah duduk

berdiam diri diatas kursi yang empuk di dalam ruangan dingin. Sedangkan ada rakyat di luar sana yang bekerja banting tulang seharian penuh di bawah terik matahari dengan keringat yang menetes membasahi diri.

 Mengapa tidak dianalisis tentang berbagai kondisi yang

mendukung terjadinya peluang korupsi ini:

 Karakter

 Peraturan yang lemah.  Sebut contoh-contohnya.  Masukkan teorinya.

(36)

Penutup

Tidak ada rumusan baku

Yang ada pedoman

Rambu-rambu

Latihan dan jam terbang menentukan

Perlu banyak baca, tidak hanya dalam konteks

substansi tetapi juga teknik penulisan

Tidak putus asa jika tulisan dikembalikan

(37)

Tidak pernah seseorang menjadi penulis hanya

dengan mengikuti kursus menulis atau secara

teratur kuliah tetang

creative writing

. Menurut

pengalaman, seorang belajar menulis hanya

dengan mulai menulis, dan kemudian menjadi

penulis karena membiasakan diri dengan menulis

secara teratur

.”

(38)

Pada awal dan akhirnya penulis adalah penulis,

dan dia bukanlah juru bicara sekelompok orang

apalagi juru bicara zamannya

.”

Kalau penulis dengan sengaja

mengabdikan

tulisannya pada suatu kepentingan yang bersifat

langsung dan spesifik, maka biasanya daya tarik

dan kemampuan persuasi tulisan itu banyak

berkurang, karena pembaca akan segera

mencium adanya pretense tertentu dalam tulisan

tersebut

.”

(39)

Terima Kasih

 Hotel Santika BSD, 24 November 2016

Referensi

Dokumen terkait

Kredit yang diberikan oleh bank dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

L.134 7 FITRI FAJRI CAHYANI B.005 7 MURTI VILASARI C.072. JADWAL UJI PRAKTIK ULANG I UJI KOMPETENSI BIDAN

Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. DAFT AR

Hasil wawancara dengan satu bidan meliputi pelaksanaan program ASI Eksklusif, didapatkan informasi penyuluhan tentang program ASI Eksklusif di lakukan

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan tablet dari ekstrak brotowali dengan bahan pengikat gelatin dan polivenilpirolidon yang memenuhi persyaratan mutu fisik tablet

Hasil penelitian ini adalah anak terlantar di Kota Surabaya memiliki kondisi sosial ekonomi direpresentasi kondisi perekonomian yang miskin, pendidikan rendah,

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan di

Bila anoda lebih positip dari katoda, junction J 1 dan J 3 dalam keadaan forward bias, sedangkan junction J 2 dalam keadaan reverse bias, sehingga pada saat tersebut hanya