• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Modul Materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) untuk Kelas VIII SMP N 3 Sawit Boyolali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Modul Materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) untuk Kelas VIII SMP N 3 Sawit Boyolali"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)

UNTUK KELAS VIIII SMP N 3 SAWIT BOYOLALI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

ACHMAD ARI SAFI’I A410140060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PENGEMBANGAN MODUL MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION

(RME) UNTUK KELAS VIIII SMP N 3 SAWIT BOYOLALI Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul matematika materi bangun ruang sisi datar dengan berbasis RME untuk siswa kelas VIII SMP N 3 Sawit Boyolali yang memiliki kualitas kelayakan yang baik dari segi kevalidan dan kelayakan. Penelitian termasuk dalam penelitian dan pengembangan produk. Penilaian kualitas modul dari segi kevalidan dilakukan oleh ahli materi dan praktisi pembelajaran dengan menggunakan angket respon yang diberikan kepada siswa. Hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata yang diperoleh dari validasi modul oleh ahli materi adalah 4,25, sedangkan skor validasi rata-rata yang diperoleh dari praktisi pembelajaran adalah 4,39, skora rata-rata yang diperoleh dari angket respon siswa adalah 4,23. Ketiga skor tersebut termasuk dalam kategori baik berdasarkan pada skala konversi yang diterapkan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kualitas modul berdasarkan kevalidan dan kelayakan termasuk dalam kategori baik. Hasil uji analisa data pengaruh pemberian modul dengan pendekatan RME terhadap prestasi belajar siswa mendapatkan hasil nilai signifikansi 0,000 yang berarti bahwa modul dengan pendekatan RME memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang diukur dalam nilai prestasi.

Kata Kunci : matematika, modul, rme Abstract

This study aims to produce a mathematical module of to construck flat-side spaces material with RME-based for class VIII SMP N 3 Sawit Boyolali which has good quality of feasibility in terms of validity and feasibility. Research is included in product research and development. Evaluation of module quality in terms of validity is carried out by material. Experts and learning practitioners by using response questionnaires given to students. The result showed that the average score obtained from module validation by material experts was 4,25 while the average validation score obtained from learning practitioners was 4,39, the average score obtained from student response questitionaires was 4,23. The three scores are included in the good category based on the scale of conversion applied. So, it can be concluded that module quality based on validity and feasibility is included is included in the good category. The results of the data analysis of the effect of module administration with the RME approach on student learning achievement get a significance value of 0,000, which means that the module with the RME approach has an influence on students' achievement study measured in achievement scores.

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Dalam pembelajaran matematika banyak metode mengajar yang dapat digunakan, namun tidak setiap metode mengajar cocok dengan materi pokok bahasan yang diajarkan. Oleh karena itu, diperlukan pemikiran yang matang dalam pemilihan metode mengajar yang tepat untuk suatu pokok bahasan yang akan bervariasi dalam menggunakan metode mengajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menyusun / mengembangkan modul yang mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga materi matematika tidak bersifat abstrak (Leasa, 2018: 571).

Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari adalah Realistic Mathematics Education (RME). Secara harfiah RME diterjemahkan sebagai pendidikan matematika realistik yaitu pendekatan belajar matematika yang dikembangkan atas dasar gagasan Frudenthal. Menurut Frudenthal (Wijaya, 2012: 20) matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia. Gagasan ini menunjukkan bahwa RME tidak menempatkan matematika sebagai produk jadi, melainkan suatu proses yang sering disebut dengan guided reinvention. Oleh sebab itu, RME menjadi suatu alternatif dalam pembelajaran matematika (Phonapichat et al., 2014: 3173).

Adapun ciri-ciri RME adalah sebagai berikut: 1) Menggunakan konteks dunia nyata, yaitu masalah kontekstual sebagai aplikasi dan sebagai titik tolak dari mana matematika yang diinginkan muncul. 2) Menggunakan model, yaitu belajar matematika berarti bekerja dengan matematika. 3) Menggunakan hasil dan kontruksi siswa sendiri, yaitu siswa diberi kesempatan untuk menemukan konsep-konsep matematis, dibawah bimbingan guru. 4) Pembelajaran terfokus pada siswa. 5) Terjadi interaksi antara murid dan guru, yaitu aktivitas belajar meliputi kegiatan memecahkan masalah kontekstual yang realistik, mengorganisasikan pengalaman matematika dan mendiskusikan hasil-hasil pemecahan masalah tersebut (Ploomp, 2002: 34).

Penggunaan alat pembelajaran untuk menunjang metode pembelajaran

Metode pembelajaran untuk melakukan atau menyajikan, menguraikan, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Metode pembelajaran yang ditetapkan guru memungkinkan siswa untuk belajar

(7)

3

proses, bukan hanya belajar produk. Belajar produk pada umumnya hanya menekankan pada segi kognitif. Sedangkan belajar proses dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar baik segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Modul merupakan salah satu bahan ajar dalam bentuk cetak yang digunakan oleh siswa sebagai alat untuk belajar secara mandiri dan digunakan seorang pengajar untuk memberikan materi kepada siswa secara runtut (Ahmad, 2015: 132).

Berdasarkan hal-hal yang telah disampaikan tersebut, maka perlu dikembangkan suatu modul yang memberikan alternatif dalam pembelajaran matematika khususnya materi aljabar bangun ruang sisi datar. Pada penelitian ini dikembangkan Modul dengan pendekatan yang relevan terhadap materi dan karakter siswa yaitu pendekatan RME.

2. METODE

Pengembangan modul ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development). Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2016: 407).

Pengembangan modul materi bangun ruang sisi datar ini merupakan penelitian pengembangan, dengan demikian, penelitian ini diarahkan pada pengembangan produk modul materi bangun ruang sisi datar dengan pendekatan RME untuk siswa kelas VIII SMP N 3 Sawit Boyolali. Subjek dalam penelitian ini adalah dosen pendidikan matematika, guru matematika, dan siswa kelas VIII SMP N 3 Sawit Boyolali. Dosen pendidikan matematika sebagai subjek penelitian berjumlah 2 orang yaitu 1 orang sebagai patner FGD dan 1 orang sebagai ahli materi atau validator ahli. Guru matematika sebagai subjek penelitian berjumlah 1 orang, yaitu sebagai praktisi pembelajaran atau validator praktisi. Penelitian ini dilaksanakan dalam lima tahap penelitian. Rincian tahap-tahapannya adalah sebagai berikut : Tahap Analisis, Tahap Perencanaan, Tahap Pengembangan, Tahap Verifikasi produk, Tahap Validasi produk.

(8)

4 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan modul materi bangun ruang sisi datar untuk kelas VIII SMP N 3 Sawit Boyolali dengan pendekatan RME. Penggunaan pendekatan RME sebagai dasar pengembangan modul diawali dengan observasi pembelajaran yang dilakukan di sekolah tempat subjek melakukan penelitian yaitu kelas VIII SMP N 3 Sawit Boyolali. Selain itu dalam penelitian ini juga dilakukan wawancara dengan guru matematika kelas VIII SMP N 3 Sawit Boyolali. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pendekatan RME tepat digunakan sebagai dasar pengembangan modul matematika materi bangun ruang sisi datar.

Kelebihan RME sebagai dasar pengembangan didukung oleh penelitian dari penelitian-penelitian pendahulu diantaranya adalah penelitian dari Sa’dijah et al., (2017: 19) dalam penelitiannya yang berjudul Bahan Ajar Berbasis RME Materi Operasional Hitung Untuk Siswa Sekolah Dasar, yang didalamnya mendapatkan hasil bahwa pendekatan RME yang digunakan berdasarkan konteks matematis yang kemudian diubah ke dalam bentuk operasi hitung penjumlahan dan perkalian, pengelompokan ini dilakukan untuk mengkonstruksi, mencipta urutan pengerjaan operasi hitung campuran.

3.1 Pengembangan materi bangun ruang sisi datar dengan pendekatan RME. Uraian materi pada modul disusun sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Uraian materi dikembangkan dengan menggunakan pendekatan RME. Penyajian materi diawali dengan masalah realistik atau masalah yang dapat dibayangkan oleh siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi matriks. Berikut adalah salah satu contoh pembahasan soal menggunakan permasalahan realistik. Hasan (2016: 30) dalam penelitiannya tentang penggunaan media belajar dalam proses belajar mengajar memberikan efek yang signifikan dan memiliki arah positif terhadap peningkatan performa pembelajaran, sehingga pemberian modul belajar yang menjadi tambahan dalam media pembelajaran diharapkan akan memiliki arah yang sama dengan penelitian tersebut.

Penyajian materi yang menggunakan permasalahana realistik bertujuan untuk merangsang ketertarikan siswa terhadap materi yang disajikan sehingga

(9)

5

akan mempermudah pemahaman siswa terhadap materi. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Usdiyana, dkk (2009: 11) yang menyatakan bahwa siswa merasa senang, tertarik, dan mudah mengerti belajar matematika dengan pendekatan realistik. Penelitian dari Kwon (2015: 3) yang menyatakan bahwa RME bukan hanya merubah padangan tentang ketertarikan siswa untuk belajar matematika, tetapi lebih dari itu juga bahwa RME mengubah cara mengajar dan cara belajar dari guru dan siswa.

Selanjutnya dari permasalahan realisitik siswa dibimbing oleh penyajian modul untuk dapat secara informal mengklasifikasikan informasi untuk membangun model matematika berdasarkan pemahaman mereka. Dari model informal matematika, kemudian menyusun model formal matematika. Selain itu, selanjutnya modul juga disertai dengan masalah realistik atau masalah yang dapat dibayangkan oleh siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi bangun ruang datar. Konsep, prinsip, prosedur, pada uraian materi dirumuskan dengan jelas supaya dapat dipahami oleh siswa (Tuan, 2006: 21).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diperoleh sebuah hipotesis bahwa pendekatan realistik dalam penyajian materi matematika (termasuk materi bangun ruang sisi datar) efektif dan berkontribusi terhadap peningkatan penalaran analogis dan generalisasi matematika bagi siswa. Hal tersebut, didukung oleh pandangan Freudenthal (1991) bahwa RME relevan untuk pengajaran Matematika bukan hanya terkait tentang kognitif saja tetapi juga termasuk dalam ranah afektif (Syamaun, 2017: 35) hal ini juga selaras dengan apa yang telah didapatkan oleh Uzel (2006: 196) yang lebih spesifik membahas tentang ranah attitude dalam implementasi pemberian RME. 3.2 Validasi Modul

Validasi modul matematika materi bangun ruang sisi datar berbasis RME dilakukan untuk mengukur kualitas modul berdasar aspek kevalidan, dan kelayakan. Aspek kevalidan, Aspek kevalidan dikaitkan dengan dua hal, yaitu model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoretis yang kuat, dan apakah terdapat konsistensi secara internal. Bahan ajar dikatakan valid

(10)

6

apabila memenuhi syarat validitas isi dan validitas konstruk. Dalam penelitian ini, kevalidan modul dilihat dari hasil angket penilaian modul oleh ahli materi dan ahli media. Modul dinyatakan valid apabila skor rata-rata angket penilaian modul termasuk pada kategori “valid”.

Bahan ajar yang layak digunakan wajib memenuhi empat unsur kelayakan yaitu kelayakan Isi, kelayakan Penyajian, kelayakan Kebahasaan, dan kelayakan Kegrafikan. Dalam penelitian ini, kelayakan modul dinilai oleh siswa. Modul dinyatakan layak apabila tiap unsur modul mendapat skor rata-rata dengan kriteria layak. Validasi pertama, dilakukan oleh ahli materi dan praktisi pembelajaran untuk menilai aspek kavalidan modul. Data penilaian Modul diperleh dari angket atau lembar validasi untuk melakukan penilaian sekaligus revisi modul. Adapun urutan validasi dalam penelitian ini beserta hasilnya adalah sebagai berikut (Ichwatun, 2015).

Validasi ahli materi yang dilakukan pada tanggal 7 Juli 2018. Indikator yang digunakan sebagai indikator penilaian terdiri dari; (1)Kesesuaian Materi dengan SK dan KD, (2) Keakuratan Materi, (3) Kemuthakiran Materi, (4) Kesesuaian Karakteristik RME, dan (5) Kesesuaian Prinsip RME. Hasil validasi tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Hasil validasi ahli materi

No Indikator Jumlah

Penilaian Butir

Rata-rata Keterangan

1 Kesesuaian materi dengan SK dan KD 3 4,45 Sangat Valid

2 Keakuaratan materi 5 4 Valid

3 Kemutakhiran materi 2 4 Valid

4 Kesesuaian Karakteristik RME 5 4,37 Sangat Valid

5 Kesesuaian prinsip RME 3 4,45 Sangat Valid

Kesimpulan 4,25 Valid

Berdasarkan tabel 1 diperoleh rata-rata skor penilaian ahli materi sebesar 4,25 dan termasuk kedalam kategori Valid. pada kesimpulan akhir ahli matematika menyatakan “Modul layak digunakan di lapangan dengan revisi”.

(11)

7

Tabel 2. Hasil validasi praktisi pembelajaran

No Indikator Jumlah butir

penilaian

Rata-rata Keterangan

1 Teknik penyajian 2 4,75 Sangat Valid

2 Pendukung penyajian 5 4,8 Sangat Valid

3 Penyajian pembelajaran 2 4

4 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa

2 4,5 Sangat Valid

5 Komunikatif dan interaktif 2 4,75 Sangat Valid

6 Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia

2 4,5 Sangat Valid

7 Ukuran modul 1 4 Valid

8 Desain kulit modul 4 4,25 Sangat Valid

9 Desain isi modul 8 4 Valid

Kesimpulan 4,39 Sangat Valid

Berdasarkan tabel 2, skor penilaian oleh praktisi sebesar 4, 39 yang berarti termasuk kedalam kategori Sangat Valid. Uji respon siswa oleh siswa kelas VIII SMP Negeri III Sawit, Boyolali yang berjumlah 32 orang siswa, penilaian dilakukan pada tanggal 26 Juli 2018, dan memperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Respon Siswa

No Komponen Jumlah Butir

Penilaian

Rata-rata Keterangan

1 Isi 6 4,2 Layak

2 Bahasa 3 4,2 Layak

3 Penyajian 7 4,5 Sangat Layak

4 Kegrafikan 4 4 Layak

4,23 Layak

Setelah dilakukan analisis data terkait dengan hasil respon siswa terhadap modul, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa menyatakan “Modul layak digunakan di lapangan. Berdasarkan hasil nilai tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa Pendekatan realistis untuk menjalin kerja sama antara siswa dan menumbuhkan hubungan yang harmonis antara siswa dengan siswa dan guru dengan siswa dengan merangsang siswa untuk berpikir kreatif dalam mengekspresikan ide, meningkatkan keterampilan komunikasi, tanggung jawab, kepercayaan diri dan juga menumbuhkan minat siswa dalam belajar, hal

(12)

8

ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Dirawan dkk (2015: 39) mendapatkan hasil bahwa pendekatan yang realistis terhadap guru-guru matematika, dapat mengubah kebiasaan dari peran asli di mana guru dianggap sebagai pembicara atau pemberi informasi tetapi sekarang telah berubah sebagai fasilitator dan mediator yang aktif dan kreatif dalam meningkatkan siswa. Kegiatan Pembelajaran. Sebaliknya, siswa yang sebelumnya belajar dalam sikap pasif dan menunggu penjelasan guru akan menjadi siswa aktif dan kreatif (Astuti, 2013: 41).

Berdasarkan hasil analisa data pengaruh pemberian modul dengan pendekatan RME bangun ruang sisi datar terhadap minat dan motivasi siswa yang diukur dengan nilai prestasi mendapatkan hasil nilai probabilitas signifikan adalah 0,000 yang artinya nilai probabilitas signifikan < 0,05. Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Pretest dan Posttest pada nilai prestasi sebelum diberikan modul dan nilai prestasi sesudah diberikan modul dengan pendekatan RME. Atau terdapat pengaruh pemberian modul dengan pendekatan RME bangun ruang sisi datar terhadap nilai prestasi siswa.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitain dan pembahasan terhadap modul yang dikembangkan, maka dapat diambil beberapa simpulan bahwa pengembangan modul pada materi bangun ruang sisi datar dengan pendekatan RME untuk kelas VIII SMP Negeri III Sawit, Boyolali menggunakan lima tahapan pengembangan yaitu ; 1) Tahap analisis, 2) tahap perencanaan, 3) tahap pengembangan, 4) tahap verifikasi, 5) tahap validasi. Kualitas modul dapat disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan memenuhi standar kriteria kelayakan yaitu telah sesuai dengan standar buku teks pelajaran dari BSNP, dan mendapatkan respon yang baik dari siswa.

Modul yang dikembangkan dengan pendekatan RME layak digunakan dilapangan berdasarkan aspek kevalidan dan kelayakannya. Hal tersebut juga didukung oleh teori-teori dan penelitian tentang ketepatan RME sebagai dasar

(13)

9

pengembangan bahan ajar, termasuk pengembangan modul. Sehingga, hal tersebut berimplikasi kepada penggunaan pendekatan RME dalam pembelajan serta dalam mengembangkan bahan ajar akan mampu diterima siswa dan akan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga peneliti dapat memberikan saran bahwa perlu diterapkan pendekatan RME dalam proses pembelajaran dan dalam pengembangan bahan ajar matapelajaran matematika untuk siswa SMP Negeri III Sawit Boyolali, untuk penelitian selanjutnya Diharapkan melakukan penelitian sejenis dengan ketercapaian yang lebih mendalam yaitu menguji keefektivan bahan modul yang dikembangkan dengan pendekatan RME melalui pengembangan sejenis dengan materi pembelajaran yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Herwati. Ali, Ruzlan. And Veloo, Arsaythamby. 2015. “Effect of Realistic Mathematics Education Approach Among Pubic Secondary School Students In Riau, Indonesia”. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 9(28) Special 2015, Pages: 131-135.

Astuti, Eka Puasa. 2013. “Penerapan Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 5 Karangrejo Tahun Ajaran 2012/2013”. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dirawan, Ghifran D. Ch. Krisnandari Ekowati, Muhammad Ardi, Muhammad Darwis, H.M.D. Pua Upa, Suradi Tahmir. 2015. “The Application of Realistic Mathematics Education Approach In Teaching Mathematics In Penfui Kupang.” International Journal of Education and Information Studies. ISSN 2277-3169 Volume 5, Number 1 (2015), pp. 35-43

Hasan, Raza. Bahtti dan Yohanes. 2016. “Impact Of Multimedia In Teaching Mathematics”. International Journal Of Mathematics Trends And Technology (Ijmtt) – Volume 39 Number 1- November2016.

Ichwatun, Anti. 2015. “Pengaruh Metode Rme (Realistic Mathematic Education) Berbasis Scientific ApproachTerhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mapel

(14)

10

Matematika Materi Sifat Bangun Datar Kelas III MI NU 05 Tamangede Kec. Gemuh Kab. Kendal. Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Kwon, Oh Nam. 2015.” Conceptualizing The Realistic Mathematics Education

Approach In The Teaching And Learning Of Ordinary Differential Equations.” Ewha Womans University, Department of Mathematics Education, Seoul, Korea.

Leasa, Marleny et al., 2018. “How Does Realistic Mathematics Education (RME) Improve Students’ Mathematics Cognitive Achievement?.” EURASIA J. Math., Sci Tech. Ed 2018;14(2):569–578.

L. Tuan. 2006. “Applying Realistic Mathematics Education in Vietnam: Teaching Middle school geometry,” Universitat Potsdam Institut fur Mathematik. Netherland.

Phonapichat, P., Wongwanich, S., dan Sujiva, S. 2014. “An Analysis of Elementary School Students’ Difficulties in Mathematical Problem Solving.” Procedia—Social and Behavioral Sciences, 116, 3169-3174. Ploomp, Tjeerd. 2002. “Introducing Realistic Mathematics Education To Junior

High School Mathematics Teachers In Indonesia.” Universiti Of Twente. Netherlands.

Sa’dijah et al., 2017. “Bahan Ajar Berbasis Realistic Mathematic Education (RME) Materi Operasi Hitung Untuk Siswa Sekolah Dasar.” Universitas Negeri Malang.

Syama’un, Muzakir dan Zakaria, Effandi. 2017. “The Effect of Realistic Mathematics Education Approach on Students’ Achievement And Attitudes Towards Mathematics.” Mathematics Education Trends and Research 2017 No.1 (2017) 32-40.

Üzel, S. M. Unyagör. 2006. “Attitudes of 7th class students towards mathematic in Realistic Mathematics Education,” International Mathematical Forum, 1 (39) (2006) 195-199.

Gambar

Tabel 1. Hasil validasi ahli materi
Tabel 3. Hasil Respon Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Indikator pencapaian untuk materi volum dan luas permukaan bangun ruang sisi datar, yaitu: (1) menentukan unsur-unsur bangun ruang sisi datar meliputi sisi, rusuk,

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan bahwa model pembelajaran group investigation berbantuan modul efektif pada prestasi belajar

Hal itu menunjukkkan bahwa modul layak untuk digunakan (2) persentase validasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan modul Bangun Ruang Sisi Datar

Menurut ahli media, aspek produk yang sudah dikembangkan game animasi interaktif pada materi bangun ruang sisi datar untuk siswa kelas VIII 85% dengan

Sehubungan dengan adanya Modul Matematika Materi Bangun Ruang Sisi Datar Menggunakan Desain Pembelajaran ELPSA untuk kelas VIII SMP/MTs, maka melalui intrumen

: Pengembangan RPP dan LKS Matematika Dengan Pedekatan PMRI Berbasis Scientific Approach Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII.. Telah dipertahankan di hadapan Panitia

berbentuk bangun ruang, Peserta didik dapat menentukan benda tersebut tergolon prisma atau limas C3 Benar- Salah 1 Diketahui banyaknya titik sudut, sisi, dan rusuk

Penelitian pengembangan ini bertujuan mengembangkan produk bahan ajar berupa e-modul matematika berbasis problem solving berbantu game teka-teki silang pada materi bangun ruang sisi