• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengelolaan Pendidikan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Pengelolaan Pendidikan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo"

Copied!
233
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI MADRASAH

ALIYAH MUHAMMADIYAH

KOTA GORONTALO

Disertasi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Pendidikan dan Keguruan

Pada Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Oleh

Muhammad Ramoend Manahung NIM:

PROMOTOR:

Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, M.A. KOPROMOTOR:

Dr. H. Arifuddin Siraj, M. Pd. Dr. H. Muh. Sain Hanafy, M.Pd.

PENGUJI:

Prof. Dr. H. Bahaking Rama, M.S. Drs. Muhammad Wayong, M. Ed.M., Ph. D.

Dr. Sitti Azizah, M. Ed.M., Ph. D. Prof. Dr. H. M. Arifin Achmad, M.A.

PASCASARJANA

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Ramoend Manahung

NIM :

Tempat/Tgl. Lahir : Barru, Oktober

Jurusan/Prodi/Konsentrasi : Dirasah Islamiyah Fakultas/Program/Institusi : Pascasarjana

Judul : Strategi Pengelolaan Pendidikan di Madrasah

Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo

menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa disertasi ini benar-benar hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka disertasi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makasar, Juni

Penulis

Muhammad Ramoend Manahung

(3)

iii

PERSETUJUAN PROMOTOR

Promotor penulisan disertasi Saudara Muhammad Ramoend Manahung, NIM: , mahasiswa konsentrasi Dirasah Islamiyah pada Pascasarjana UIN Alauddin Makassar setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi disertasi yang bersangkutan dengan judul ‚Strategi Pengelolaan Pendidikan di Madrasah Aliyah Kota Gorontalo‛, karenanya, promotor dan kopromotor memandang bahwa disertasi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk menempuh Ujian Promosi.

PROMOTOR:

. Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, M.A. (.………)

KOPROMOTOR:

. Dr. H. Arifuddin Siraj, M. Pd. (……….)

. Dr. H. Muh. Sain Hanafy, M.Pd. (……….)

PENGUJI:

. Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, M.A. (……….)

. Dr. H. Arifuddin Siraj, M. Pd. (……….)

. Dr. H. Muh. Sain Hanafy, M.Pd. (……….)

. Drs. Muhammad Wayong, M. Ed.M., Ph. D. (……….)

. Dr. Sitti Azizah, M. Ed.M., Ph. D. (……….)

Makassar, Juni

Diketahui oleh: Direktur Pascasarjana UIN Alauddin Makassar,

Prof. Dr. H. Sabri Samin, M.Ag. NIP.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

اـَحْص َا َو ِهـِل ا ىَلَع َو الله ل ْوـُس َر ىَلَع ُم َلاـَّسـلا َو ُة َلاـَّصلا َو َنْيـِمَلـعلْا ّبَر لله ُدـْمـَحْلَا

. َنْيـِعَمـْجَا ِهـِب

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. atas limpahan rahmat dan anugrahNya sehingga penulisan disertasi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyelesaian disertasi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu di ruang ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tiada terkira kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan penulisan disertasi ini, yaitu:

. Rektor UIN Alauddin Makassar yang telah berkenan membuka Pascasarjana di Gorontalo, dan memberikan bimbingan kepada penulis selaku mahasiswa dalam menempuh pendidikan pada Pascasarjana.

. Direktur Pascasarjana UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian studi peneliti.

. Promotor dan Kopromotor dalam penelitian ini: Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, M.A., Dr. H. Arifuddin Siraj, M.Pd., dan Dr. H. Muh. Sain Hanafy, M.Pd., yang telah mengarahkan, membimbing, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.

. Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A., Dr. H. Arifuddin Siraj, M. Pd., Dr. H. Muh. Sain Hanafy, M. Pd., Prof. Dr. H. Bahaking Rama, M.S., Drs. Muhammad Wayong, M. Ed.M., Ph. D., dan Dr. Sitti Azizah, M. Ed.M., Ph.D., masing-masing selaku penguji yang dengan ikhlas mengarahkan dan membarikan masukan sehingga Disertasi ini dapat terwujud sesuai harapan.

. Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo beserta jajarannya, yang telah memberi berbagai kebijakan dan fasilitas demi terwujudnya cita-cita yang mulia ini. . Pimpinan Perpustakaan SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, SPs UIN Sunan

(5)

v

Makassar dan PPs Universitas Negeri Gorontalo telah berkenan meminjamkan berbagai referensi kepada penulis untuk kepentingan penulisan karya tulis ini.

. Kepala Kepala Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo beserta staf Dewan Guru yang telah melayani dan membantu dalam pengumpulan data serta informasi terkait penelitian ini sejak dari observasi awal sampai dengan penyusunan laporan penelitian.

. Kedua orang tua penulis; alm. Andi Manahung Baso Makarau dan Daeng Tandra, beserta adik-adikku; yang telah mendoakan dan membantu, baik moral maupun material, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya dan studi di Pascasarjana.

. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan, khususnya teman-teman seangkatan di antaranya: Dr. Siti Asiah T. Pido, M.M., Dr. Najamuddin Petta Solong, M.Ag., Dr. Zohra Yasin, M.H.I., atas dasar hati yang tulus disampaikan banyak terima kasih yang tidak terhingga.

.Istri Dra. H. Sihu Gunaming dan anak-anak yang tercinta; Miftha Nurunnisa dan Amirah Adelia Fitrani yang selalu dan senantiasa mendampingi dan mendorong penulis dalam menyelesaikan studi.

Hanya doa yang dapat penulis panjatkan kiranya seluruh bantuan mereka menjadi amal saleh dan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah swt. dan menempatkan kelak bersama-sama dengan orang yang ikhlas dalam beramal dan berilmu. Amin.

Makasar, Juni

Penulis

M. Ramoend Manahung NIM:

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI ... ii

PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ... viii

ABSTRAK ... xiv BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang Masalah ...

B. Fokus dan Deskripsi Penelitian ...

C. Rumusan Masalah ...

D. Kajian Pustaka ...

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... A. Strategi Pengelolaan Pendidikan ...

. Hakikat Strategi Pengelolaan Pendidikan ...

. Urgensi Manajemen dalam Pengelolaan Pendidikan ..

. Efektivitas Manajemen dalam Pengelolaan

Pendidikan ...

B. Pengelolaan Pendidikan Muhammadiyah ...

. Dasar dan Tujuan Muhammadiyah ...

. Strategi Pengelolaan Pendidikan Muhammadiyah ...

C. Kerangka Konseptual ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... A. Jenis dan Lokasi Penelitian ...

B. Pendekatan Penelitian ...

C. Sumber Data ...

D. Metode Pengumpulan Data...

E. Instrumen Penelitian...

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...

(7)

vii

BAB IV REALITAS STRATEGI PENGELOLAAN

PENDIDIKAN ... A. Penerapan Strategi Pengelolaan Pendidikan di MA

Muhammadiyah Kota Gorontalo ...

B. Faktor Pendukung dan Penghambat serta Solusinya pada Proses Penerapan Strategi Pengelolaan

Pendidikan di MA Muhammadiyah Kota Gorontalo ....

C. Hasil Proses Penerapan Strategi Pengelolaan

Pendidikan di MA Muhammadiyah Kota Gorontalo ...

BAB V PENUTUP ... A. Kesimpulan ...

B. Implikasi Penelitian...

DAFTAR PUSTAKA... HALAMAN LAMPIRAN ... - LAMPIRAN KURIKULUM IS-MU-BAH

(8)

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN A. Transliterasi Arab-Latin

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada tabel berikut:

. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

ب ba b

t Be

خ ta t Te

ث s\a s\ es (dengan titik di atas)

د Jim j Je

س h}a h} ha (dengan titik di bawah)

ط kha kh ka dan ha

د dal d De

ر z\al z\ zet (dengan titik di atas)

س ra r Er

ص zai z zet

ط sin s Es

ػ syin sy es dan ye

ص s}ad s} es (dengan titik di bawah)

ع d}ad d} de (dengan titik di bawah)

ط t}a t} te (dengan titik di bawah)

ػ z}a z} zet (dengan titik di bawah)

ع ‘ain ‘ apostrof terbalik

ؽ gain g Ge ف fa f Ef ق qaf q Qi ن kaf k Ka ل lam l El و mim m Em ٌ nun n En و wau w we ـه ha h Ha ء hamzah ’ apostrof ي ya y Ye

(9)

ix

tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Contoh:

َفـُِـَك : kaifa

َل ِىـَه : haula . Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Contoh:

َخاَـي : ma>ta

ًـَيَس : rama>

َمـُِـِل : qi>la

ُخِىُـًـََ : yamu>tu

Nama Huruf Latin Nama

Tanda fath}ah a a

َا

kasrah i i

ِا

d}ammah u u

ُا

Nama Huruf Latin Nama

Tanda

fath}ah dan ya>’ ai a dan i

ًَِـ

fath}ah dan wau au a dan u

ِىَـ

Nama Harakat dan Huruf Huruf dan Tanda Nama fath}ahdan alif atau ya>’

ي َ ... | ا َ ...

d}ammah dan wau

ىــُـ

a> u>

a dan garis di atas kasrah dan ya>’ i> i dan garis di atas

u dan garis di atas

(10)

x

. Ta>’ marbu>t}ah

Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta>’ marbu>t}ah yang hidup atau mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta>’ marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta>’ marbu>t}ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta>’ marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh: ِلاَفْعَلأا ُ حـَضِوَس : raud}ah al-at}fa>l حَهــِضاَـفـْنَا ُ حـَُـَِِذـًَـْنَا ُ : al-madi>nah al-fa>d}ilah حــًَـْكـِضْـنَا ُ : al-h}ikmah . Syaddah (Tasydi>d)

Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydi>d ( ـّـ ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

Contoh: َاُـَـّتَس : rabbana> َاُــَُِـّزـََ : najjaina> ّكـَضـْـنَا ُ : al-h}aqq َىـِـّؼَُ : nu‚ima ٌّوُذـَػ : ‘aduwwun

Jika huruf ى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah ( ّىـِــــ), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi i>.

Contoh:

ًٌّـِهـَػ : ‘Ali> (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)

ًُّـِـتَشـَػ : ‘Arabi> (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby) . Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf لا (alif lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

(11)

xi

ُظـًِـَّشنَا : al-syamsu (bukan asy-syamsu)

حـَـنَضـْـنَّضنَا ُ : al-zalzalah (az-zalzalah) َفـْـنَا حَفـَغْهـ ُ : al-falsafah ُدَلاـِــثـْـنَا : al-bila>du . Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

Contoh:

ٌَِوُشـُيْأَـت : ta’muru>na

ُعِىـَُّــنَا : al-nau‘

ٌءٍِـَش : syai’un

ُخِشـِيُأ : umirtu

. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata al-Qur’an (dari al-Qur’a>n), alhamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi secara utuh. Contoh:

Fi> Z{ila>l al-Qur’a>n

Al-Sunnah qabl al-tadwi>n . Lafz} al-Jala>lah (للها)

Kata ‚Allah‛ yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

Contoh:

ِللها ٍُْـَِد di>nulla>h ِللهاِت billa>h

Adapun ta>’ marbu>t}ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al-jala>lah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

ُه ـ

ِللها ِحًَـْــصَس ٍِِف ِى hum fi> rah}matilla>h . Huruf Kapital

(12)

xii

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:

Wa ma> Muh}ammadun illa> rasu>l

Inna awwala baitin wud}i‘a linna>si lallaz\i> bi Bakkata muba>rakan Syahru Ramad}a>n al-laz\i> unzila fi>h al-Qur’a>n

Nas}i>r al-Di>n al-T{u>si> Abu>> Nas}r al-Fara>bi> Al-Gaza>li>

Al-Munqiz\ min al-D}ala>l

Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abu> (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:

B. Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah: swt. = subha>nahu> wa ta’a>la> saw. = sallalla>hu ‘alaihi wa sallam a.s. = ‘alihi al-sala>m

r.a. = rad{iallahu ‘anhu

H = Hijriah

M = Masehi

SM = Sebelum Masehi

MA = Madrasah Aliyah

SMU = Sekolah Menengah Umum

SMK = Sekolah Menengah Kejuruan

SMP = Sekolah Menengah Pertama

Abu> al-Wali>d Muh}ammad ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abu> al-Wali>d Muh}ammad (bukan: Rusyd, Abu> al-Wali>d Muh}ammad Ibnu)

Nas}r H{a>mid Abu> Zai>d, ditulis menjadi: Abu> Zai>d, Nas}r H{a>mid (bukan: Zai>d, Nas}r H{ami>d Abu>)

(13)

xiii

SLTP = Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

QS. …/…: = Quran, Surah…, ayat

BTA = Baca Tulis Al-Qur’an

HR = Hadis Riwayat

RUU = Rancangan Undang-undang

UU = Undang-undang

UUD = Undang-undang Dasar

PP RI = Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Kepmendiknas = Keputusan Menteri Pendidikan Nasional

KMA = Keputusan Menteri Agama

AD/ART = Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

SPs = Sekolah Pascasarjana

Ps = Pascasarjana

PPs = Program Pascasarjana

UIN = Universitas Islam Negeri

IAIN = Institut Agama Islam Negeri

SDM = Sumber Daya Manusia

RT/RW/RK = Rukun Tetangga/Rukun Warga/Rukun Kampung

PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia

ISPI = Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia

STIKIP = Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pendidikan

PGMI = Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Cet. = Cetakan

t.th. = Tanpa tahun

tp. = Tanpa penerbit

dkk. = dan kawan-kawan

abd. = Abdul

SNP = Standar Nasional Pendidikan

RKAS = Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah

KBK = Kurikulum Berbasis Kompetensi

KTSP = Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

PAIKEM = Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

CTL = Contextual Teaching and Learning

BSNP = Badan Standar Nasional Pendidikan

RPP = Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

SK = Standar Kompetensi

KD = Kompetensi Dasar

KKM = Kriteria Ketuntasan Minimal

TQM = Total Quality Manajemen

UN = Ujian Nasional

APBN = Anggaran Pendapatan Biaya Negara

APBD = Anggaran Pendapatan Biaya Daerah

(14)

xiv

ABSTRAK Nama : M. Ramoend Manahung

NIM :

Judul : Strategi Pengelolaan Pendidikan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo

Rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana proses penerapan strategi pengelolaan pendidikan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo? Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat serta solusi penerapan strategi pengelolaan pendidikan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo? Bagaimana hasil penerapan strategi pengelolaan pendidikan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo?

Jenis penelitian ini tergolong kualitatif dengan beberapa pendekatan antara lain pendekatan manajerial, pedagogis, psikologis, dan historis. Sumber data terdiri atas sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yaitu orang (person), tempat dan kejadian (place), sedangkan sumber data sekunder yaitu dokumen atau data-data tertulis (paper). Metode pengumpulan data adalah observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan cara mereduksi data, kemudian menyajikan data (display), dan memverifikasi (menarik kesimpulan). Adapun pengujian datanya dilakukan dengan cara pengamatan yang tekun dan triangulasi.

Hasil penelitian yaitu: ( ) Penerapan strategi pengelolaan pendidikan Muhammadiyah di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo terdiri atas: proses penerapan strategi pengelolaan kurikulum dan proses penerapan strategi pengelolaan sumber daya manusia. ( ) Faktor pendukung dalam pembinaan guru dalam pengelolaan kurikulum yakni kepala madrasah dilihat dari latar belakang pendidikan dan pengalamannya dan faktor pendukung dalam pengelolaan sumber daya manusia. Faktor penghambat terdiri atas penghambat dalam pengelolaan kurikulum dan pengelolaan Sumber Daya Manusia seperti pengetahuan guru dan pegawai terkait pengelolaan pendidikan Muhammadiyah yang belum optimal, dan supervisi. ( ) Hasil penerapan strategi pengelolaan pendidikan Muhammadiyah di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo yaitu (a) hasil penerapan strategi pengelolaan kurikulum terdiri atas perencanaan yakni pelaksanaan aktivitas perencanaan kurikulum selalu melibatkan semua unsur, kepala madrasah ikut mendampingi mengatasi kesulitan, pengawasan/penilaian menunjukkan hasil evaluasi tahap akhir (tes semester ganjil) cukup baik. (b) hasil penerapan strategi pengelolaan Sumber Daya Manusia yaitu guru dan pegawai tampil profesional dalam hal: kedisplinan waktu kehadiran, kepulangan, dan kerapian, melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik dan profesionalisme guru dalam mengelola kelas serta perubahan perilaku peserta didik.

Implikasi penelitian yaitu: Capaian hasil penerapan strategi pengelolaan pendidikan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo memberikan penilaian yang positif dari semua pihak dan menjadi pelajaran berharga bagi pemangku kepentingan untuk terus melibatkan diri sesuai dengan keahliannya masing-masing.

(15)

xv

ABSTRACT

Name : M. RamoendManahung

Student ID :

Dissertation Title : Education Management Strategy in Muhammadiyah

Islamic Senior High School, Gorontalo City

The problem statements of this study are: How is the implementation of education management strategy in Muhammadiyah Islamic Senior High School, Gorontalo City? What are the supporting and inhibiting factors of the implementation of education management strategy in Muhammadiyah Islamic Senior High School, Gorontalo City? How is the result of the implementation of education management strategy in Muhammadiyah Islamic Senior High School, Gorontalo City?

This qualitative research employed a methodological and study approach. The study approach involves theological-normative, pedagogical, managerial, and sociological; while the methodological approach refers to the phenomenological aspect. Furthermore, the data involving primary and secondary data. The primary data comprise person, place and event, while the secondary data refer to a document or written data (paper). These data were generated from observation, interview, and documentation. Data analysis comprises of data reduction, data display, and summing up conclusion. Triangulation and identifying data thoroughly were used to examine the validity of the data.

The result shows that: ( ) The implementation of education management strategy in the research site involves some processes, e.g., determining the curriculum management strategy and the implementation of human resource management; ( ) The contributing factors in teacher’s supervision in curriculum management is determined by the background and the experience of the principal of the Islamic school. Moreover, the management of human resources is central to the support of the implementation of education management. Some factors that inhibit the management of curriculum and human resources are the lack of teacher and employee’s insight regarding the management and supervision; ( ) The result of the implementation of education management strategy reveals that (a) the curriculum management implementation consists of the planning of curriculum involving all parties, such as the principal of the school (in coping with some problems, monitoring and providing the results of evaluation). This process is well-implemented; (b) the staffs, e.g., teachers and employees of the school are able to carry out their duty professionally. In addition, the teachers are able to shape the students’ behavior successfully.

This research implies that: the implementation of the education management strategy in Muhammadiyah Islamic High School, GorontaloCity, receives positive feedbacks from several related stakeholders. This functions to guide those stakeholders to continuously improve their skills.

(16)

xvi

ذَشضتنا

ىعلاا

:

غَىصاَاي ٌىياس ذًمح

ذُمنا ىلس

:

21011301108

ٌاىُؼنا

ىناتَوسىر حَُذي في حَذًمح حُناؼنا حعسذي في ىُهؼتنا جسادلإا حُزُتاشتعا :

في حَذًمح حُناؼنا حعسذي في ىُهؼتنا جسادلإا حُزُتاشتعلإا زُفُت فُك :ٍهَ اًك جضثنا مكاشي

ٍه اي ؟ىناتَوسىر حَُذي

حعسذي في ىُهؼتنا جسادلإا حُزُتاشتعلإا زُفُت في لىهلحا غي قىؼتو ىػذت تينا مياىؼنا

في حَذًمح حُناؼنا حعسذي في ىُهؼتنا جسادلإا حُزُتاشتعلإا زُفُت ذئاتَ ٍه اي ؟ىناتَوسىر حَُذي في حَذًمح حُناؼنا

.ىناتَوسىر حَُذي

ُزهُلداو حعاسذنا ذنه و ٍػىُنا ٍي هَأ جضثنا عىَ

حَساُؼلدا حُتىهلانا ؛ ٍي ٌىكتت حعاسذنا ذنه .ح

حُعاعلأا خاَاُثنا سداظي ٍي خاَاُثنا سداظي ٌىكتت .جشهاظ ىه حُزهُلدا ذنه .حُػاًترلااو حَسادلإاو حَىتشتناو

( صاخشلأا ٍه حُعاع لأا خاَاُثنا سداظي .حَىَاخنا خاَاُثناو

person

( ثاذصلأاو ٍكايلأاو )

palace

)

ثنا سداظي ايأ،

خلاتاملداو حثلاشلدا ٍه خاَاُثنا غجم حُلشع .حتىتكلدا خاَاُثنا وأ خاذُتغلدا ٍه حَىَاخنا خاَاُ

كَشغت خاَاُثنا حضط ضضف و .داتُتعلااو ،خاَاُثنا عشػو ،خاَاُثنا ٍي ذلحا ىه خاَاُثنا مُهتح .كئاحىناو

.جُهختناو حظصلالدا ًهػ جشتاخلدا

(ىه جضثنا ذئاتَ

0

تاشتعلإا كُثغت )

حَُذي في حَذًمح حُناؼنا حعسذي في حَذًمح ىُهؼتنا جسادلإا حُزُ

( .حَششثنا دساىي جسادإ و داهُلدا جسادإ حُزُتاشتعإ زُفُت حُهًؼنا :اهُي ىناتَوسىر

8

هُرىتن حَواؼلدا مياىؼنا )

ادإ في هًػدو هتبرخو هًُُهؼت حُفهخ ٍي شهُظ ٌزنا حعسذلدا ظُئس ىه داهُلدا جسادإ في ينًهؼلدا

دساىلدا جس

ظىلداو ينًهؼلدا حفشؼي مخي حَششثنا دساىلدا جسادإو داهُلدا جسادإ في كئاؼنا ىه كئاؼنا مياىؼنا .حَششثنا

اًُف ينف

( .فاششلإاو حُناخي ٍكت لم تينا حَذًمح ىُهؼتنا جسادئت كهؼتَ

3

ىُهؼتنا جسادلإا حُزُتاشتعا ٍي كُثغتنا ذئاتَ )

تينا داهُلدا جسادلإا هُزُتاشتعإ ٍي كُثغتنا ذئاتَ )أ( ٍهو ىناتَوسىر حَُذي في حَذًمح حُناؼنا حعسذي في حَذًمح

غشَلأا زُفُت نيؼَ ظُغختنا ٍي ٌىكتت

ظُئس نشتشاو شطاُؼنا غُجم ًهػ ًاًئاد ًٍضتت تينا داهُلدا ظُغختنا ح

ذُر )لىولأا يىتغي في ٌاضتيا( حَاهُنا ىُُمتنا حهصشي ذئاتَ لذَ ىُُمتنا/حثلاشلداو خاتىؼظنا ةهغت في حعسذلدا

ضتح ينفظىلداو ينعسذلدا ىه حَششثنا دساىلدا جسادلإا حُزُتاشتعا ٍي كُثغتنا ذئاتَ )ب( .اذر

ٍي حُفاشتلحات ش

فاشتصاو ذُر مكشت ىتهاُنوؤغيو ىتهاثراىت ىهػلاغضاو ،حفاظُناو دىؼناو سىضلحا ذُػ طاثضَا :جُص

.بلاغنا نىهع في خايرُغتناو لىظفنا جسادإ في ينًهؼلدا

(17)

xvii

في حَذًمح حُناؼنا حعسذي في ىُهؼتنا جسادلإا حُزُتاشتعإ ٍي كُثغتنا ذئاتَ :ٍه جضثنا خاعاكؼَا

ر حَُذي

ىهغفَأ ناششلا حضهظلدا باضطلأ ًاًُل ًاعسد شثظتو فاشعلأا غُجم ٍي ًاُتايجإ ًاًُُمت وذمت ىناتَوسى

(18)
(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia. Dengan kata lain, kebutuhan manusia terhadap pendidikan bersifat mutlak dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat, bangsa dan negara. Jika sistem pendidikanya berfungsi secara optimal maka akan tercapai kemajuan yang dicita-citakanya. Sebaliknya, bila proses pendidikan yang dijalankan tidak berjalan secara baik maka tidak dapat mencapai kemajuan yang dicita-citakan. Betapapun terdapat banyak kritik yang dilancarkan oleh berbagai kalangan terhadap pendidikan, atau tepatnya terhadap praktek pendidikan, namun hampir semua pihak sepakat bahwa nasib suatu komunitas atau suatu bangsa di masa depan sangat bergantung pada kontribusi pendidikan. Misalnya sangat yakin bahwa pendidikanlah yang dapat memberikan kontribusi pada kebudayaan di hari esok.

Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf

nahi munkar yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah. Tujuan Muhammadiyah

yaitu untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Muhammadiyah memiliki struktur organisasi dalam menata kelembagaan. Pada dataran vertikal, “tubuh organisasi Muhammadiyah tersusun atas empat tingkatan, yaitu tingkat Ranting, Cabang, Daerah, dan Wilayah”.1

Lembaga pendidikan formal misalnya sekolah menjadi salah satu metode yang digunakan oleh manusia untuk meraih berbagai macam ilmu tersebut. Peran

1

Haedar Nashir, Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah, (Yogyakarta: BIGRAF Publishing, ), h. .

(20)

untuk mendirikan sekolah di Indonesia tidak hanya oleh Negara sebagai bentuk tanggung jawab dalam mensejahterakan dan mencerdaskan rakyat seperti yang diamanahkan dalam undang-undang, tetapi juga dilakukan oleh berbagai organisasi sosial keagamaan yang merasa terpanggil untuk ikut serta melenyapkan keterbelakangan bangsanya. Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama (NU), Persis, al Washliyah dan lain-lain adalah sebagian kecil dari sejumlah organisasi sosial keagamaan yang sangat concern dalam bidang pendidikan di negeri ini. Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi sosial keagamaan misalnya, sejak awal berdirinya hingga saat ini, tidak pernah berhenti untuk terus mendirikan lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak (Busthanul Athfal) hingga ke jenjang perguruan tinggi.

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (disingkat Dikdasmen) merupakan salah satu lembaga yang membawahi pendidikan tingkat dasar dan menengah pada sekolah-sekolah yang berada dalam naungan Muhammadiyah. Sesuai dengan hasil Rapat Kerja Nasional Pendidikan Muhammadiyah di Jakarta pada tanggal - Agustus , operasional Majlis Dikdasmen dituangkan dalam Lima Kualitas out-put pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah, yakni Kualitas Keislaman, Kualitas Keindonesiaan, Kualitas Keilmuan, Kualitas Kebahasaan dan Kualitas Keterampilan.

Dalam pelaksanaannya Majlis Dikdasmen adalah pembantu Pimpinan Pusat yang membidangi aktivitas pendidikan dasar dan menengah. Pendidikan dasar membawahi sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan madrasah ibtidaiyah, sedangkan pendidikan menengah membawahi sekolah menengah umum (SMU), sekolah menengah kejuruan (SMK), madrasah Aliyah. Dalam Pasal Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor: /SKPP/ .a/ Qa’idah Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah.

(21)

Perkembangan masyarakat dewasa ini menuntut adanya suatu sistem pelayanan masyarakat yang mumpuni dan memadai, termasuk pula dalam bidang pendidikan dan dakwah, baik di lembaga-lembaga maupun institusi-institusi yang bergelut di bidang pelayanan kemasyarakatan. Dalam hal ini, Muhammadiyah adalah sebuah organisasi yang gerakannya di bidang pendidikan, dakwah atau

tablig, bidang sosial, kemasyarakatan, dan bidang-bidang keagamaan lainnya, telah melakukan hal serupa, walaupun dalam realitasnya masih sering dijumpai kekurangan-kekurangan yang cukup mendasar.

Pada dasarnya Muhammadiyah telah melakukan prinsip-prinsip dakwah Islamiyah sejak didirikannya pada tahun oleh KH. Ahmad Dahlan. Hal ini ditandai dengan tujuan awal didirikannya Muhammadiyah yang terdapat dalam Anggaran Dasar pertama organisasi ini. Dalam anggaran dasar tersebut disebutkan tujuan Muhammadiyah adalah: ( ) menyebarkan ajaran-ajaran Nabi Muhammad kepada penduduk pribumi di Yogyakarta; ( ) meningkatkan kehidupan agama di kalangan anggota-anggotanya.2

Jadi tujuan utama organisasi ini adalah mengembalikan segala sesuatu yang menyimpang yang terjadi pada proses dakwah. Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.

Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah al-Qur’an, diantaranya dalam QS. Ali Imran/ / :

2

Alwi Shihab, Membendung Arus; Respons Gerakan Muhammadiyah Terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia (Cet. I; Bandung: Mizan, ), h. .

(22)

هُكَتۡل َو

ىَلِإ َنىُعۡدَي ٞةَّمُأ ۡمُكنِّم

ٱ

ِرۡيَخۡل

ِب َنو ُرُمۡأَي َو

ٱ

ِفو ُرۡعَمۡل

ِهَع َن ۡىَهۡنَي َو

ٱ

ِرَكنُمۡل

ُمُه َكِئَٰٓ َل ْوُأَو

ٱ

َنىُحِلۡفُمۡل

Terjemahnya:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”3

Untuk mencapai tujuan Muhammadiyah di atas, ditempuh cara-cara sebagai berikut: ( ) Mendirikan lembaga-lembaga pendidikan tempat ilmu-ilmu sekular dan Agama akan diberikan. ( ) Mengadakan pertemuan-pertemuan mengenai masalah-masalah agama, dan ajaran-ajaran Agama akan dibahas.( ) Membangun dan memelihara mesjid-mesjid, membantu rumah-rumah ibadah dan yayasan wakaf tempat pelayanan ibadah dapat dilangsungkan, dan; ( ) Menerbitkan dan memberikan bantuan dalam penerbitan buku-buku, brosur-brosur, risalah-risalah, surat-surat kabar, dan sejenisnya yang berhubungan dengan masalah-masalah agama.4

Berdasarkan tujuan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa gerakan Muhammadiyah sejak awal merupakan organisasi yang menghendaki penyampaian dan penyebaran ajaran Nabi Muhammad Saw. (Islam) kepada umat manusia, khususnya penduduk Yogyakarta kala itu. Dalam konteks tersebut semangat menyampaikan dan mendakwahkan Islam di tengah masyarakat disesuaikan dengan konteks dan fenomena masyarakat Islam ketika itu. Realitas tersebut dapat dilihat misalnya dalam kehidupan keagamaan, yang secara keseluruhan sangat jauh dari ajaran dan petunjuk Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Saw. Hal ini pulalah yang membuat KH. Ahmad Dahlan menjadikan “kembali ke ajaran Qur’an dan Sunnah” sebagai semangat dan girah dalam menjalankan organisasi Muhammadiyah.

3

Departemen Agama, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Thoha Putra, ), h. 4

Alwi Shihab, Membendung Arus; Respons Gerakan Muhammadiyah Terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia, h. .

(23)

Di samping itu, realitas bahwa masyarakat Islam ketika itu dari segi pendidikan masih sangat terkebelakang, menggugah Kiai Ahmad Dahlan untuk mendirikan pendidikan yang murah dan terjangkau oleh kalangan pribumi. Hal tersebut dilakukan dengan alasan, bahwa metode pendidikan yang memadai dan moderen saat itu hanyalah metode pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah kolonial Belanda, di samping sistem pendidikan yang dikelola oleh para misionaris Kristen yang memadukan antara pelajaran umum (ilmu umum) dan pelajaran Alkitab. Metode pendidikan ini pulalah yang menjadi inspirasi langsung bagi Kiai Ahmad Dahlan dalam menjalankan proses pembelajaran di lembaga pendidikan yang didirikan bernama sekolah Muhammadiyah, beberapa waktu sebelum mendirikan organisasi Muhammadiyah.5

Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor Tahun Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal disebutkan bahwa:

Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.6

Seiring dengan tujuan tersebut, pendidikan diharapkan mampu mempersiapkan sumberdaya manusia dalam menghadapi era globalisasi. Dengan cepatnya arus informasi dan teknologi komunikasi maka pendidikan diharapkan akan mampu menyiapkan peserta didik yang mampu menjawab semua tantangan tadi.

5

Misalnya ide tentang semangat pendidikan yang digagas oleh KH. Ahmad Dahlan, juga direfleksikan secara arif oleh Abdul Munir Mulkhan dalam Etos Guru-Murid Kiai Ahmad Dahlan, yang antara lain berbunyi: “Bagi pendiri Muhammadiyah yang aktifis Budi Utomo itu, setiap warga harus membangun di dalam dirinya etos kehidupan dan etos sosial sebagai seorang guru dan sekaligus sebagai seorang murid… Selengkapnya dalam Abdul Munir Mulkhan. Nyufi Cara Baru – Kiai Ahmad Dahlan dan Petani Modernis (Cet. I; Serambi: Jakarta, ), h. dst.

6

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Tahun Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, ), h. .

(24)

H.A.R.Tilaar, mengemukakan bahwa Pendidikan Nasional memiliki fungsi khas yang dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu: dimensi teknikal dan dimensi pembangunan. Fungsi khas tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan pembawaan dan kemampuan peserta didik, peranan keluarga dll.7 Selanjutnya untuk dapat menjamin perwujudan sifat-sifat khas tersebut perlu memperhatikan sebagai berikut: ( ) sentralisasi dan desentralisasi, ( ) otonomi daerah, ( ) pendidikan terpadu dan pembangunan daerah dan ( ) transformasi masyarakat yang terakselerasi.8

Praktik pendidikan tradisional selama ini oleh Paulo Freire, disebut sebagai konsep pendidikan gaya bank. Pendidikan sebagai kegiatan menabung, guru sebagai penabung dan peserta didik sebagai celengannya, proses yang terjadi bukanlah komunikasi timbal balik, tetapi guru menyampaikan pertanyaan yang diterima, dihafal dan diulangi, dengan patuh oleh para peserta didik tadi. Ruang gerak yang diberikan kepada peserta didik hanyalah terbatas pada menerima, mencatat dan menghafal. Peserta didik tidak ubahnya seperi bejana atau wadah kosong yang akan diisi oleh guru/pendidik, semakin penuh guru mengisi wadah tersebut maka akan semakin baik pula ketika menjadi guru. Lebih lanjut Freire mengemukakan pentingnya proses pembentukan manusia yang utuh, yaitu manusia yang berada pada posisi subjek dan bukan objek, manusia tidak hanya dituntut untuk mampu beradaptasi dengan lingkungannya tetapi lebih penting lagi adalah harus mampu mengubahnya.9

Madrasah sebagai pusat pendidikan formal, lahir dan berkembang dari pemikiran efisiensi dan efektivitas di dalam pemberian pendidikan kepada warga

7

Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional (Jakarta: Tera, ), h. . 8

Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional, h. 9

Paulo Freire, Politik Pendidikan,Kebudayaan, Kekuasaan dan Pembebasan (Jakarta: Radja Grafindo Persada, ), h.ix.

(25)

masyarakat. Lembaga pendidikan formal atau madrasah lahir dan tumbuh dari dan untuk masyarakat bersangkutan. Artinya, madrasah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan.

Perangkat ini ditata dan dikelola secara formal, mengikuti haluan yang pasti dan diberlakukannya di masyarakat bersangkutan. Haluan tersebut tercermin dalam manejemen pengelolaan pendidikan yang bermutu dalam lembaga tertata secara baik dan terarah. Fungsi manejemen pengelolaan pada lembaga pendidikan dapat menghasilkan pendidikan yang baik, bermutu dan lebih sinerjik dengan mengarahkan Sumber Daya Manusia guna menunjang berbagai tujuan Pendidikan Nasional.

Berangkat dari sebuah pemahaman bahwa eksistensi madrasah sebagai wadah berkumpulnya para peserta didik dan guru dalam melakukan proses pendidikan, baik pendidikan usia dini yang terendah maupun madrasah lanjutan tingkat atas, yang membutuhkan penanganan yang sebaik-baiknya, sehingga apa yang menjadi tujuan dari pendidikan yang dicita-citakan dapat terwujud demi kebaikan masyarakat bangsa dan negara.

Untuk memenuhi harapan tersebut maka peranan manajemen sangat menentukan dalam pengelolaan lembaga pendidikan yang merupakan suatu sistem organisasi kelembagaan. Suatu sistem hanya produktif dan efisien apabila dikelola secara tepat. Sistem Pendidikan Nasional, apabila tidak dikelola dengan sebaik-baiknya maka bukan hanya tidak efektif tetapi juga tidak efisien.

Apabila manajemen pendidikan sejak taman kanak-kanak sampai universitas berada pada tingkat pengelolaan yang nyata, yakni pada daerah masing-masing, maka kebutuhan pembangunan di daerah, kebutuhan

(26)

tenaga terampil untuk pembangunan daerah akan dapat diketahui dan dikelola secara baik.

Desentralisasi manajemen Pendidikan Nasional berarti pula menggalakkan partisipasi masyarakat di dalam penyelenggaraan Pendidikan Nasional, mengorganisasi diri, dan munculnya kearifan lokal (local genius). Dengan sendirinya masalah output Pendidikan Nasional dalam bentuk linkand match

bukanlah merupakan suatu masalah, karena akan tumbuh dengan sendirinya dari penerapan desentralisasi menejemen pendidikan.

Dengan semakin tingginya partisipasi masyarakat khususnya dalam penyelenggaraan Pendidikan Nasional maka perencanaan dari bawah yang mengikutsertakan partisipasi rakyat hasilnya akan lebih efisien. Dewasa ini banyak kritik ditumpahkan dengan mengurai sistem manajemen yang serba kaku dari pendidikan tinggi sampai pendidikan dasar, disertai pula dengan kurikulum yang serba sentralistik, sehingga sistem tersebut sulit untuk dapat menghasilkan manusia-manusia Indonesia yang dapat bersaing di dalam era globalisasi. Termasuk pula di dalam manajemen pengelolaan mata pelajaran, metodologi yang dilaksanakan dewasa ini terlalu sentralistik dan akademik serta cenderung kearah indoktrinasi sehingga tidak cocok dengan perkembangan kejiwaan dari peserta didik.10

Bertolak dari asumsi bahwa life is education and education is life dalam arti pendidikan sebagai persoalan hidup dan kehidupan maka diskursus seputar pendidikan merupakan salah satu topik yang selalu menarik. Setidaknya ada dua alasan yang dapat diidentifikasi sehingga pendidikan tetap up to date untuk dikaji. Pertama, kebutuhan akan pendidikan pada hakikatnya krusial karena bertautan

10

Depdiknas, Kompetensi Memiliki Jiwa Kepemimpinan (Jakarta: Dirjen Dikdasmen, ), h. .

(27)

langsung dengan ranah hidup dan kehidupan manusia. Membincangkan pendidikan berarti berbicara kebutuhan primer manusia. Kedua, pendidikan juga merupakan wahana strategis bagi upaya perbaikan mutu kehidupan manusia, yang ditandai dengan meningkatnya level kesejahteraan, menurunnya derajat kemiskinan dan terbukanya berbagai alternatif opsi dan peluang mengak-tualisasikan diri di masa depan.

Dalam tataran nilai, pendidikan mempunyai peran vital sebagai pendorong individu dan warga masyarakat untuk meraih progresivitas pada semua lini kehidupan. Di samping itu, pendidikan dapat menjadi determinan penting baik bagi proses transformasi personal maupun sosial, dan sesungguhnya inilah idealisme pendidikan yang mensyaratkan adanya pemberdayaan.

Namun dalam tataran idial, pergeseran paradigma yang awalnya memandang lembaga pendidikan sebagai lembaga sosial, kini dipandang sebagai suatu lahan bisnis basah yang mengindikasikan perlunya perubahan pengelolaan. Perubahan pengelolaan tersebut harus seirama dengan tuntutan zaman.

Situasi, kondisi dan tuntutan pasca booming-nya era reformasi membawa konsekuensi kepada pengelola pendidikan untuk melihat kebutuhan kehidupan di masa depan. Hal yang logis ketika pengelola pendidikan mengambil langkah antisipatif untuk mempersiapkan diri bertahan pada zamannya. Mempertahankan diri dengan tetap mengacu pada pembenahan total mutu pendidikan berkaitan erat dengan manajemen pendidikan adalah sebuah keniscayaan.

Menjawab ketertinggalan pendidikan di kalangan umat Islam, KHA Dahlan melakukan pembaharuan pendidikan, dengan memperkenalkan pola pendidikan Barat dipadukan dengan pendidikan Islam yang ada pada waktu itu. Muhammadiyah telah membawa nafas pembaharuan sesuai dengan masanya kala itu. Seperti, di sekolah Muhammadiyah menggunakan meja kursi dan papan tulis,

(28)

mengajarkan secara bersama pelajaran agama Islam dan pelajaran umum, mengundang guru tamu antara lain Pastor Belanda, menyediakan ekstra kurikuler lewat kegiatan kepanduan dan drumband. Dalam sosok yang lebih komprensif sekolah Muhammadiyah, memiliki ciri-ciri dalam hal: ( ) lingkungan pendidikan, ( ) kurikulum, ( ) ethos kerja, dan ( ) penyelenggaraan.11

Uraian di atas menunjukkan bahwa dalam pelaksanaannya strategi pengelolaan pendidikan Muhammadiyah merupakan sistem pendidikan yang memadukan antara sistem pendidikan pesantren (Islam) dengan sistem pendidikan sekolah (Barat), menjadi sistem pendidikan madrasah atau sekolah agama yang dapat dilihat hasilnya paling tidak dari empat hal yaitu lingkungan pendidikan, kurikulum, sumberdaya manusia, dan penyelenggaraannya.

Dalam studi pendahuluan di lokasi penelitian menunjukkan bahwa Madrasah Aliyah Muhammadiyah di Kota Gorontalo dalam penerapan strategi pengelolaan pendidikannya yang cukup menonjol terdapat pada dua hal yaitu pengelolaan kurikulum dan pengelolaan sumber daya manusia. Strategi pengelolaan kurikulum ditekankan pada pembinaan guru dalam mengelola kurikulum sedangkan strategi pengelolaan sumber daya manusia ditekankan pada proses rekrutmen guru dan pegawai sesuai dengan kritieria yang ditetapkan oleh pemerintah maupun Persyarikatan Muhammadiyah. Kendati demikian, masih terdapat banyak kendala dalam mewujudkannya sehingga dilakukan upaya sebagai solusi mengatasinya seperti masalah kurangnya pengetahuan guru dan kedisiplinan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Hubungan guru dengan kepala madrasah juga masih menjadi perhatian serius karena masih terdapat jarak antara bawahan dan atasan sehingga penerapan pengelolaan

11

Zamroni, Percikan Pemikiran Pendidikan Muhammadiyah (Yogyakarta: Thoha Putra, ), h. - .

(29)

pendidikan di MA Muhammadiyah belum berjalan sebagaimana mestinya terutama dalam kegiatan supervisi yang tidak dilakukan secara kontinyu. Kendati demikian, kepala madrasah maupun bidang kurikulum ikut mendampingi guru dan pegawai sehingga mengetahui segala permasalahan atau problema yang timbul, kemudian ikut pula dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi, pengawasan/penilaian menunjukkan hasil evaluasi tahap akhir (tes semester ganjil) di MA Muhammadiyah Kota Gorontalo ternyata cukup baik.

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus . Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada tiga aspek terdiri atas: (a) strategi pengelolaan pendidikan yang ditekankan pada aspek pengelolaan kurikulum khususnya pembinaan kemampuan guru dan pegawai serta pengelolaan sumber daya manusia di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo (b) faktor pendukung dan penghambat serta solusi penerapan strategi pengelolaan pendidikan baik faktor internal maupun eksternal di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo (c) Hasil penerapan strategi pengelolaan pendidikan terkait dengan pelaksanaan tugas guru dan pegawai di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo.

. Deskripsi Fokus Penelitian

Strategi pengelolaan pendidikan yang dijadikan fokus penelitian meliputi: proses dan aktivitas pendidik dan tenaga kependidikan dalam kegiatan pengelolaan pendidikan mulai khususnya dalam pengelolaan kurikulum dan pengelolaan sumber daya manusia di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo. Penerapan strategi pengelolaan kurikulum mencakup pembinaan

(30)

kemampuan guru dalam merencanakan maupun melaksanakan kurikulum sedangkan pengelolaan sumber daya manusia ditekankan pada kegiatan rekrutmen sampai dengan pelaksanaan supervisi guru dan pegawai untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat serta solusi penerapan strategi pengelolaan pendidikan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah meliputi: pendukung dalam pembinaan guru dalam pengelolaan kurikulum yakni kepala madrasah dilihat dari latar belakang pendidikan dan pengalamannya dan faktor pendukung dalam pengelolaan sumber daya manusia. Faktor penghambat terdiri atas penghambat dalam pengelolaan kurikulum dan pengelolaan SDM.

Hasil penerapan strategi pengelolaan pendidikan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah meliputi: (a) Hasil penerapan strategi pengelolaan kurikulum yang terdiri atas perencanaan yakni pelaksanaan aktivitas perencanaan kurikulum pengorganisasian, pengawasan/penilaian. (b) Hasil penerapan strategi pengelolaan SDM yaitu penampilan guru dan pegawai di MA Muhammadiyah Kota Gorontalo dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik dan profesionalisme guru dalam mengelola kelas serta kemampuan dan perilaku spiritual dan sosial peserta didik.

Untuk lebih jelasnya deskripsi fokus penelitian disertasi ini penulis tampilkan dalam bentuk matriks berikut ini:

Tabel:

Matriks Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

(31)

Proses penerapan strategi pengelolaan pendidikan

Proses dan aktivitas pendidik dan tenaga kependidikan dalam kegiatan pengelolaan pendidikan mulai khususnya dalam pengelolaan kurikulum dan pengelolaan sumber daya manusia di MA Muhammadiyah Kota Gorontalo

Faktor pendukung dan penghambat serta solusi penerapan strategi pengelolaan pendidikan

Faktor internal terdiri atas: pendukung dalam pembinaan guru dalam pengelolaan kurikulum yakni kepala madrasah dilihat dari latar belakang pendidikan dan pengalamannya dan faktor pendukung dalam pengelolaan sumber daya manusia. Faktor penghambat terdiri atas penghambat dalam pengelolaan kurikulum dan pengelolaan SDM di MA Muhammadiyah Kota Gorontalo

Hasil proses penerapan strategi pengelolaan pendidikan

(a) hasil penerapan strategi pengelolaan kurikulum yang terdiri atas perencanaan yakni pelaksanaan aktivitas perencanaan kurikulum pengorganisasian, pengawasan/ penilaian. (b) hasil penerapan strategi pengelolaan SDM yaitu penampilan guru dan pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik dan profesionalisme guru dalam mengelola kelas serta kemampuan dan perilaku sosial dan spiritual peserta didik di MA Muhammadiyah Kota Gorontalo

C. Rumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah pokok penelitian ini yaitu: Bagaimana strategi pengelolaan pendidikan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo? Adapun sub masalah penelitian ini sebagai berikut:

. Bagaimana proses penerapan strategi pengelolaan pendidikan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo?

. Apa saja faktor pendukung dan penghambat serta solusi penerapan strategi pengelolaan pendidikan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo?

(32)

. Bagaimana hasil penerapan strategi pengelolaan pendidikan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kota Gorontalo?

D. Kajian Pustaka

Ada beberapa penelitian yang membahas tentang pengelolaan pendidikan yakni, Kaswad dalam Disertasi yang berjudul Peningkatan Mutu Pendidikan Pondok Pesantren di Sulawesi Selatan Melalui Manajemen Strategik (Upaya Mencari Solusi Menghadapi Tantangan Global) memberikan uraian tentang usaha-usaha peningkatan mutu pendidikan terutama dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan tantangan global, tetapi belum membicarakan pengembangan strategi pengelolaan pendidikan.

Sagaf S. Pattalongi dengan judul Disertasi Konsep Pengelolaan Lembaga

Pendidikan Islam Perspektif Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality

Management) mengulas manajemen lembaga-lembaga pendidikan Islam pada

madrasah dan pondok pesantren. Penelitian disertasi tersebut tidak menyentuh pengembangan strategi pengelolaan pendidikan pada satuan pendidikan madrasah khususnya Madrasah Aliyah di bawah naungan Muhammadiyah. Di samping disertasi di atas, setidaknya terdapat beberapa rujukan yang relevan untuk memberikan sumbangan pemikiran dan penunjang dalam penulisan disertasi ini.

Azyumardi Azra dalam bukunya Pendidikan Islam, Tradisi dan

Modernisasi Menuju Milenium Baru, menuangkan pengelolaan pendidikan.

Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia membahas tentang pendidikan di madrasah. George Maksidi dalam bukunya The Rise of Colleges:Institution of Learning in Islamim and the West

menerangkan sistem pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan dalam Islam dan Barat. Bahaking Rama dalam tulisannya Jejak Pembaharuan Pendidikan

(33)

Pesantren, Kajian Pesantren As’adiyah Sengkang Sulawesi Selatan

membicarakan tentang tinjauan teori pembaharuan, pendidikan dan pesantren, profil Pesantren As’adiyah Kabupaten Wajo, dan aspek-aspek pembaharuan pendidikan Pesantren As’adiyah. Buku-buku yang berkenaan dengan pengelolaan pendidikan tersebut belum memuat pengembangan strategi pengelolaan pendidikan.

Kajian pustaka yang berkaitan dengan strategi pengelolaan pendidikan, misalnya: Amiruddin Siahaan, dkk, dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah telah menguraikan strategi implementasi manajemen pengelolaan pendidikan berbasis sekolah dari berbagai ahli. Di samping itu, buku tersebut telah menuangkan berbagai strategi pengelolaan pendidikan. Syafaruddin dalam judul bukunya Manajemen Lembaga Pendidikan Islam mendeskripsikan pemahaman tentang efektivitas menajemen pengelolaan lembaga pendidikan Islam. Muhaimin dalam bukunya Wacana Pengembangan Pendidikan Islam

mengulas tentang orientasi pengembangan pendidikan Islam. Tulisan-tulisan tersebut tidak mengulas strategi pengelolaan pendidikan Muhammadiyah.

Wina Sanjaya dalam bukunya Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan menjelaskan standar proses pendidikan, tujuan dan standar kompetensi, dan impelemtasinya. Dari berbagai literatur yang telah penulis kemukakan di atas, terdapat pandangan tentang strategi-strategi pengelolaan pendidikan, akan tetapi strategi tersebut belum memberikan suatu pengembangan strategi dalam pengelolaan pendidikan.

Jika ditelaah berdasarkan tuntutan Peraturan Pemerintah Nomor Tahun Tentang Standar Nasional Pendidikan, mengulas adanya standar pengelolaan pendidikan yang berlaku bagi semua lembaga pendidikan Pasal ( ) bahwa:

Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal

(34)

dan prinsip manajemen berbasis sekolah, madrasah ( ) Penyelenggaraan dan/atau Satuan Pendidikan formal didirikan oleh pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan.

Referensi ini mendukung untuk pengembangan strategi pengelolaan pendidikan yang relevan dengan pendidikan secara umum. Berdasarkan uraian di atas, penulis berkesimpulan bahwa strategi pengelolaan pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan oleh Muhammadiyah telah dibahas dengan menggunakan pendekatan pendidikan, historis dan ilmu terapan lainnya. Dalam konteks ini penulis melihat bahwa belum ditemukan tulisan atau ulasan yang langsung berkaitan dengan pengembangan strategi pengelolaan pendidikan. Dengan demikian, disertasi ini menjadi kajian baru untuk mengembangkan strategi pengelolaan pendidikan Muhammadiyah yang dapat mewarnai berbagai literatur dalam dunia pendidikan pada umumnya, dan khususnya di Muhammadiyah.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian . Tujuan Penelitian

a. Untuk mendiskripsikan proses penerapan strategi pengelolaan pendidikan di MA Muhammadiyah Kota Gorontalo.

b. Untuk menemukan faktor pendukung dan penghambat serta solusi terhadap pengelolaan pendidikan di MA Muhammadiyah Kota Gorontalo.

c. Untuk menganalisis dan merumuskan hasil penerapan strategi pengelolaan pendidikan di MA Muhammadiyah Kota Gorontalo.

. Kegunaan Penelitian

a. Secara ilmiah penelitian ini berguna untuk:

) Memperoleh konsep baru berupa strategi pengelolaan pendidikan yang dapat digunakan dalam mendukung tercapainya tujuan

(35)

pendidikan, sehingga perlu melakukan kajian terhadap strategi pengelolaan pendidikan di MA Muhammadiyah.

) Dapat membantu penyelenggara pendidikan Muhammadiyah untuk mengembangkan strategi dalam rangka memperbaiki, menata dan menyempurnakan pengelolaan pendidikan atau paling tidak menambah khazanah pengetahuan dan keterampilan bagi pengelola pendidikan dalam mengembangkan strategi pengelolaan pendidikan yang tepat dan relevan dalam meningkatkan mutu pendidikan.

b. Secara praktis penelitian ini berguna untuk:

) Pengembangan strategi pengelolaan pendidikan dalam rangka penataan pendidikan di MA Muhammadiyah Kota Gorontalo. ) Mengevaluasi strategi pengelolaan pendidikan, sekaligus untuk

menemukan strategi baru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

(36)

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Strategi Pengelolaan Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu komponen yang utama dalam meningkatkan persaingan globalisasi. Dengan adanya pendidikan akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari segala upaya yang harus dilakukan agar pendidikan yang ada di Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sumber daya manusia merupakan salah satu pilar sebuah negara. Pendidikan menjadi tempat pengembangan evaluasi sumber daya manusia dan pilar pembangunan bangsa yang harus dikelola secara interaktif dan profesional.

Pendidikan adalah proses memanusiakan anak sehingga potensinya menjadi aktual dalam kematangan dan kemandirian hidupnya. Hanya dengan pendidikan yang baik setiap orang akan mengetahui hak dan tanggungjawabnya sebagai individu, anggota masyarakat dan sebagai mahluk Tuhan. Tegasnya, pendidikan merupakan hak setiap pribadi yang memungkinkan dirinya akan menjadi manusia berkepribadian paripurna.

Strategi adalah sebuah rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resounces dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetensi. Saiful Sagala dalam mengutip Gaffar mengemukakan bahwa strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integrative yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang, dan berbuat

(37)

guna menerangkan kompetensi.1 Strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menetukan kinerja perusahaan (sekolah) dalam jangka panjang.

Dengan demikian, strategi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan arah yang dijalani oleh suatu organisasi (sekolah) agar tujuannya tercapai. Dengan adanya strategi, maka suatu organisasi akan dapat memperoleh kedudukan atau posisi yang kuat dalam wilayah kerjanya.

Perkembangan yang terjadi dalam berbagai kehidupan cenderung menimbulkan permasalahan dan tantangan-tantangan baru, yang variasi dan intensitasnya cenderung meningkat. Keadaan itu akan membawa dampak pada luas dan bervariasinya tugas-tugas pengelolaan pendidikan. Praksis pengelolaan pendidikan deasa ini sudah tidak memadai lagi untuk menangani perkembangan yang ada, apalagi untuk menjangkau jauh ke depan sesuai dengan tuntutan terhadap peranan pendidikan yang sesungguhnya, maka kebutuhan akan aplikasi strategi pengelolaan pendidikan sangat diperlukan. Aplikasi strategi pengelolaan pendidikan diharapkan dapat mengurangi adanya stagnasi bagi akselerasi peningkatan kualitas pendidikan.

Strategi pengelolaan pendidikan merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana interaksi antara pebelajar dengan variabel-variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian tertentu yang digunakan selama proses pembelajaran. Pengelolaan pendidikan meliputi

1

Saiful Sagala, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, ), h. .

(38)

kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pengembangan. Pengelolaan pendidikan adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dimana keempat proses tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

Pengelolaan pendidikan berasal dari kata manajemen, sedangkan istilah manajemen sama artinya dengan administrasi. Pengelolaan pendidikan sebagai upaya untuk menerapkan kaidah-kaidah adiministrasi dalam bidang pendidikan. Pengelolaan adalah sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien.

Jadi strategi pengelolaan pendidikan adalah suatu teknik atau suatu cara untuk meramu komponen dan unsur-unsur yang terlibat dalam suatu sistem pendidikan untuk mencapai hasil atau tujuan pendidikan yang telah direncanakan.

. Hakikat Strategi Pengelolaan Pendidikan

Strategi pada mulanya dipakai dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Lambat laun kata-kata strategi mulai dipakai dalam berbagai hal, misalnya pada pelatih sepak bola, menentukan strategi tepat untuk memenangkan suatu pertandingan setelah memahami segala potensi yang dimiliki timnya. Jadi strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, Menurut J. R. David dalam Wina Sanjaya strategi pengelolaan pendidikan dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi

(39)

tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.2

Pengelolaan identik dengan kata manajemen berasal dari kata manage dan dalam bahasa Latin manus, yang berarti; memimpin, menangani, mengatur, atau membimbing.3 Marbun mendefenisikan pengelolaan sebagai penyelenggaraan koordinasi manusia dan fungsi-fungsi, hal mana dilakukan oleh manajer yang memimpin dan mengendalikan organisasi serta kegiatannya ke arah sasaran yang terpilih sebelumnya4.

Menurut Kemp dalam Wina Sanjaya strategi pengelolaan pendidikan adalah suatu kegiatan pengeloaan pendidikan yang harus dikerjakan bersama agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien.5 Senada dengan itu Dick and Carey dalam Wina Sanjaya menyebutkan bahwa strategi pengelolaan pendidikan itu adalah prosedur pendidikan yang digunakan secara bersama-sama untuk mencapai hasil yang diinginkan.6 Gerlach dan Ely dalam Uno menjelaskan bahwa strategi pengelolaan pendidikan merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pendidikan dalam lingkungan pendidikan tertentu.7

2

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed. I; Cet. VI; (Jakarta: Kencana, ), h. .

3

Rosady Ruslan, Manajemn Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi) (Jakarta: Raja Grafindo Persada, ), h. .

4

B.N. Marbun, Konsep Manajemen Indonesia (Jakarta: Bagian Publikasi Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen, ), h. .

5

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, h. . 6

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, h. . 7

Hamzah B. Uno, Kebijakan Pembelajaran Menciptakan Proses Pembelajaran yang Kreatif dan Efektif (Jakarta: Bumi Aksara, ), h. .

(40)

Jadi yang dimaksud dengan strategi pengelolaan pendidikan dalam penelitian ini adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh pelaku pendidikan untuk mengelola pendidikan, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Pengelolaan pendidikan tentu memerlukan strategi tersendiri untuk mencapai produktivitas dan out put yang berkualitas. Berbagai konsep dan pemikiran terkait dengan strategi pengelolaan sangat diperlukan agar pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan Islam tidak lagi dianggap sebagai lembaga pendidikan yang belum mampu memenuhi kepercayaan dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang berkualitas.

Dalam tulisan ini ditawarkan dua strategi pengelolaan yaitu strategi umum dan strategi khusus. Secara umum ditawarkan strategi berdasarkan konsep Sirozi yang meliputi strategi substantive, bottom-up, deregulatory, dan cooperative. Sedangkan secara khusus penerapam fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan/pengarahan dan pengawasan) secara komprehensif dan konsisten dinilai sebagai langkah strategis yang cerdas dan futuristik.

Berikut ini dikemukakan secara sistematis masing-masing strategi pengelolaan pendidikan yaitu:

a. Strategi Umum

Terdapat beberapa strategi alternatif untuk menjawab berbagai tantangan pengelolaan pendidikan yaitu strategi umum dan strategi khusus. Dalam strategi umum misalnya:

) Merumuskan cita-cita, program, serta tujuan yang ingin dicapai lembaga secara jelas Langkah selanjutnya adalah berupaya maksimal merealisasikannya melalui kegiatan-kegiatan riil sehari-hari. ) Membangun

(41)

kepemimpinan dan budaya organisasi yang baik dan profesional. Menyiapkan pendidik yang benar-benar berjiwa pendidik, memahami dan meneladani ajaran Islam sehingga mengutamakan tugas-tugas pendidikan dan pembelajaran untuk keberhasilan peserta didiknya. Merumuskan dan menyususn materi pembelajaran sesuai dengan perkembangan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. ) Menggali potensi-potensi keuangan dan mengembangkannya dengan kreatif. Meningkatkan promosi untuk membangun citra (image building) ) Membangun kerjasama (networking) baik di tingkat daerah nasional maupun internasional.8

Pendapat di atas dimulai dari merumuskan cita-cita/program/tujuan, membangun kepemimpinan dan budaya organisasi, menggali potensi keuangan dan membangun kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan.

Pendapat di atas agaknya berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Tilaar dalam Mujamil Qomar bahwa pengelolaan pendidikan sebaiknya meliputi empat langkah bidang prioritas berikut ini yaitu: ) Peningkatan kualitas, ) Pengembangan inovasi dan kreativitas, ) Membangun jaringan kerjasama (networking), dan ) Pelaksanaan otonomi daerah.9

Sejalan dengan beberapa pandangan di atas, maka empat strategi yang dikemukaan Sirozi dalam Alim, layak untuk diterapkan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi sekolah/madrasah dan lembaga pendidikan lainnya.10 Keempat strategi tersebut adalah:

Pertama, strategi substantive; sekolah atau madrasah, pondok pesantren dan lembaga pendidikan lainnya perlu menyajikan program-program yang komprehensif meliputi aspek Kognitif (pemahaman), afektif (penerimaan atau

8

M. Qomar, Manajemen Pendidikan Islam. (Malang: Erlangga, ), h. . 9

M. Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, h. . 10

Alim, N. ( , Agustus ). Lembaga Pendidikan Islam. Retrieved September , , from Prodi BPI Dakwah: https://prodibpi.wordpress.com/ /lembaga-pendidikan-islamantara-realitas-dan-kemestian-pengembangannya/

Gambar

Gambar  : Kerangka Pikir
Gambar  : Proses Analisis Data/Interactive Model of Analisis 29

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan metode permukaan respon yang digunakan untuk optimalisasi proses sealing pada pengemasan produk makanan jelly merk Big Stick menunjukkan bahwa faktor-faktor

Penerapan TQM dengan pendekatan PDCA dimana plan melakukan pengamatan terhadap proses kerja, Do melakukan perbaikan menggunakan tabel 5W+1H adalah melakukan evaluasi kinerja

Apabila dipandang dari sisi manajemen, Hepwort dalam Salno (2000:19) mengungkapkan bahwa manajer yang termotivasi melakukan perataan laba atau penghasilan pada

Untuk itu, dalam studi ini penulis ingin mengkaji karakteristik dan mencoba memodelkan tarikan pergerakan orang yang terdiri dari dosen, mahasiswa dan karyawan menuju

Berdasarkan pada analisis yang telah dilakukan maka dapat dikatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang dalam hal ini ketiga pertanyaan di atas untuk mengukur

Neuron Ajustor, neuron yang menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik pada pusat susunan saraf (otak atau sumsum tulang belakang) Skema dalam Otak..

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write tidak efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi