• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Ajar SMA / MA Kelas XI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bahan Ajar SMA / MA Kelas XI"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

“Bahan Ajar SMA / MA Kelas XI”

KD 3: 3.1 Memahami kondisi wilayah dan posisi strategis Indonesia

sebagai poros maritim dunia

KD 4: 4.1 Menyajikan contoh hasil penalaran tentang posisi

strategis wilayah Indonesia sebagai poros maritim dunia dalam

bentuk peta, tabel, dan/atau grafik

KELAS

(2)

1.

Letak Wilayah Indonesia

A. Letak absolut

Letak astronomis dapat diartikan sebagai letak wilayah secara tepat berdasarkan kedudukan garis lintang dan bujur. Secara astronomis, wilayah Indonesia berada antara 6° LU - 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Letak astronomis Indonesia disebut juga letak absolut.

Batas Wilayah Indonesia berdasarkan letak absolutnya adalah sebagai berikut :

Arah Batas Batas

Wilayah Indonesia paling Utara (6°LU)

Pulau We Wilayah Indonesia paling Selatan

(11°LS)

Pulau Dana, selatan pulau Rote Wilayah Indonesia paling Timur

(141° BT)

Kota Merauke Wilayah Indonesia paling Barat (95°

BB)

Ujung Utara Pulau Sumatera

Letak ini membawa pengaruh bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Berikut ini beberapa pengaruh tersebut:

1. Letak lintangnya menyebabkan Indonesia beriklim tropis.

2. Letak bujurnya membagi wilayah Indonesia ke dalam tiga daerah waktu

(3)

 Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan patokan garis bujur 105 derajat BT dengan selisih waktu 7 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

 Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan patokan garis bujur 120

derajat BT dan selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, NTT, NTB, Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

 Waktu Indonesia Timur (WIT), dengan patokan garis bujur 135 derajat

BT dan selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya meliputi Kepulauan Maluku, Papua, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

B. Letak relatif

Letak relatif terdiri atas letak geografis, letak geologis dan letak geomorfologis. 1. Letak geografis

Letak geografis yaitu letak suatu tempat dilihat dari kenyataan di muka bumi atau letak suatu tempat dalam kaitannya dengan daerah lain disekitarnya. Letak geografis disebut juga letak relatif, disebut relative karena posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua, dan samudera. Secara geografis Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera, yaitu benua Asia dan benua Australia.Sedangkan samudera yang membatasi adalah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Letak geografis ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan wilayah Indonesia, baik dilihat dari kenyataan fisik dan sosial maupun ekonomi dan politik.

(4)

 Batas geografisnya :

Utara Negara Malaysia dengan perbatasan sepanjang

1.782 km, Singapura, Filipina, dan Laut Tiongkok Selatan

Selatan Negara Australia, Timor Leste, dan Samudra

Hindia

Barat Samudra Hindia,

Timur Negara Papua Nugini dengan perbatasan

sepanjang 820 km, Timor Leste, dan Samudra Pasifik

 Pengaruh positif letak geografis indonesia yang demikian

menyebabkan :

o Indonesia berada pada persilangan lalu lintas perdagangan

dunia yang ramai sehingga sangat menguntungakan terutama pemasukan devisa negara

o Menjadikan Indonesia sebagai pusat perekonomian di antara

dua benua dan dua samudera

o Membantu dalam pengembangan destinasi wisata

o Memudahkan dalam menyebarkan ragam budaya Indonesia,

(5)

o Indonesia yang terdiri banyak pulau yang membuat beragam kebudayaan, karena terdiri dari suku, budaya, dan bangsa.

o Laut yang sangat begitu luas dan garis pantai membuat

Indonesia menyimpan hasil laut yang berlimpah

 Pengaruh negatif letak geografis Indonesia :

o Persaingan global yang cukup sulit dikendalikan

o Eksplorasi sumber daya alam Indonesia secara besar-besaran

o Munculnya pasar-pasar gelap sebagai akibat dari jalur

perdagangan lintas internasional

o Semakin konsumtif terhadap barang-barang produk asing

o Banyak budaya barat yang perlahan menggeser budaya lokal

2. Letak geologis

Letak geologis ialah letak suatu daerah atau negara berdasarkan struktur batu-batuan yang ada pada kulit buminya. Letak geologis Indonesia dapat terlihat dari beberapa sudut, yaitu dari sudut formasi geologinya, keadaan batuannya, dan jalur-jalur pegunungannya. Indonesia terletak pada pertemuan lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara, lempeng Eurasia bergerak ke arah selatan, dan lempeng Pasifik bergerak ke arah barat . Oleh karena itu di Indonesia:

 Terdapat banyak gunung berapi yang dapat menyuburkan tanah.

 Sering terjadi gempa bumi baik vulkanik maupun tektonik.

 Kaya akan barang tambang, seperti minyak bumi, batu bara dan

(6)

Indonesia juga merupakan pertemuan dari 3 lempeng tektonik besar, yaitu sebelah utara berbatasan dengan lempeng asia dan perluasannya ke arah selatan tenggelam di dalam permukaan laut yang dikenal dengan paparan sunda. Bagian barat dan selatan dibatasi oleh “Benua Gondwana” atau Lempeng Indo-Australia (Paparan Sahul. Bagian timur dibatasi oleh Samudera Pasifik atau disebut lempeng dasar samudera Pasifik yang meluas ke arah barat daya. Selain itu juga terdapat subduksi lempeng laut filipina.

3. Letak Geomorfologis

Merupakan letak berdasarkan tinggi randahnya suatu tempat terhadap permukaan air laut. Letak geomorfologis Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi, gunung, pegunungan, lembah,bukit dan sebagainya. Letak Indonesia secara geomorfologis ini memberikan berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat. Sebagai contohnya adalah penduduk yang tinggal di daerah pegunungan, kehidupannya akan berbeda dengan penduduk yang tinggal di daerah dataran rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai komponen.

(7)

Misalnya dapat dilihat dari jenis matapencahariannya, bentuk rumahnya, cara berpakaiannya bahkan pola permukimannya.

Tabel 1. Pengaruh Letak Geomorlogis Indonesia

No Komponen Pengamatan Dataran

rendah

Pegunungan

1 Matapencaharian Berbagai sektor Petani

2 Bentuk rumah Beratap

genteng tanah, banyak

ventilasi

Beratap seng, sedikit ventilasi

3 Cara berpakaian Berbahan tipis Berbahan tebal

4 Pola permukiman Menyebar Berkelompok

2.

Luas Wilayah Indonesia

Luas wilayah Indonesia secara keseluruhan adalah 5.193.252. km2 yang terdiri atas 1.910.931 km2 luas daratan dan 3.282.332 km2 luas lautan. Indonesia adalah Negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 17.504 (bps.go.id mei 2015) pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar di sekitar katulistiwa, yang memberikan cuaca

tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410

BT. Serta terletak di antara dua benua dan dua samudera.

Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara samudera hindia dan samudera pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.910.931,32 km² dengan pulau terpadat adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi Indonesia bermukim.

Luas tiap pulau/kepulauan

Nama Pulau Luas Pulau (km2)

Kalimantan 544.150,07 Maluku – Papua 494.956,85 Sumatera 480.793,28 Sulawesi 188.522,36 Jawa 129.438,28 Bali-NTB-NTT 73.070,48

(8)

A. Negara kepulauan

Berdasarkan konvensi UNCLOS III tahun 1982 pada pasal 46 bahwa negara kepulauan merupakan suatu negara yang secara keseluruhan terdiri atas satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau pulau lain. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari gugusan puau pulau dari Sabang sampai Merauke yang mencakup pulau pulau lain. Sebagai negara kepulauan memiiki kedaulatan teritorial atas perairan kepulauannya dan perairan kedalaman. Kedaulatan Indonesia mencakup aspek seperti kekayaan alam didalamnya, dasar laut, udara diatasnya, dan ruang laut.

B. Nusantara

Nusantara merupakan istilah yang diunakan untuk menggambarkan wilayah kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Kata Nusantara digunakan untuk menggambarkan kesatuan geografi-antropologi Indonesia. Dalam GBHN disebutkan wawasan nusantara yang lebih lanjut ditegaskan bahwa Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan, baik arti kesatuan politik, sosial, ekonomi, pertahanan, dan keamanan.

C. Maritim

Negara maritim adalah negara yang berada dalam kawasan/teritorial laut yang sangat luas, memiliki banyak pulau, dikelilingi oleh wilayah laut dan perairan, dan sebagian besar penduduknya bekerja di wilayah perairan. Benua Maritim Indonesia (BMI) adalah wilayah dengan hamparan pulau-pulau di dalamnya, sebagai satu kesatuan alamiah antara darat, laut, dan udara dengan sudut pandang iklim, cuaca, keadaan airnya, tatanan kerak bumi, keberagaman biota serta tatanan sosial budaya.

Nenek moyang bangsa Indonesia telah menanamkan budaya bahari sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun 1957, Bangsa Indonesia mendeklarasikan Wawasan Nusantara yang memandang bahwa wilayah laut di antara pulau-pulau Indonesia sebagai satu-kesatuan wilayah Nusantara. Bung Karno saat pembukaan Lemhanas tahun 1965 mengatakan bahwa “Geolitical Destiny” dari Indonesia adalah Maritim. Pada tahun 1982, Indonesia berhasil memberikan gagasan Negara Nusantara dan diakui oleh Internasional dalam Konvensi PBB tentang hukum laut. Pada tahun 1998, Presiden BJ Habibie mendeklarasikan visi pembangunan kelautan Indonesia

(9)

dalam “Deklarasi Bunaken”. Sejak tahun 1999 dibentuklah Departemen Eksplorasi Laut dan berubah nama menjadi Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 200.

Pada saat ini, semangat budaya maritim kembali dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo dalam Visi, Misi, dan Program Aksi yang terkenal dengan NAWACITA. Di dalam program tersebut disebutkan Diplomasi Maritim untuk mempercepat penyelesaian permasalahan perbatasan Indonesia, meningkatkan upaya pengamanan khusus wilayah kelauatan guna mencegah illegal fishing, dan program tol laut. Program tol laut yang dibuat oleh Pemerintahan Jokowi menargetkan pembangunan 24 pelabuhan dan pembelian 609 kapal dengan biaya ±96,8 triliun. Program tol laut ini akan menjadi bagian penting jalur maritim dunia.

Kebijakan-kebijakan di bidang kelautan dibuat untuk mendukung semangat kemaritiman. Pada masa pemerintahan saat ini, semangat kemaritiman ditunjukkan dalam bentuk program tol laut sebagai poros maritim dunia. Dibalik kebijakan-kebijakan yang dibuat, Indonesia mempunyai sejumlah masalah yang harus diselesaikan terutama masalah

(10)

perbatasan laut. Hal ini sangat penting karena dengan dibentuknya kesepakatan batas Negara dengan Negara lain maka pulau-pulau terluar Indonesia tidak akan hilang dan keamanan Indonesia terjaga. Kemudian pembangunan di Indonesia haruslah melihat karakteristik Indonesia yang memiliki perairan yang lebih luas dari daratan. Semangat kemaritiman di Indonesia haruslah kembali di dalam diri bangsa Indonesia. Seperti dikatakan dalam sebuah lirik lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut”, di dalam lirik ini memberikan arti penting bahwa Indonesia memiliki sejarah kemaritiman yang sangat kuat. Sehingga mulai saat ini mari kita kembalikan semangat kemaritiman di dalam diri bangsa untuk Indonesia yang berdaulat dan sejahtera.

3.

Batas Teritorial Indonesia (tahap perubahan) :

A. Deklarasi Djuanda

Deklarasi Djuanda mengandung konsep bahwa tanah air yang tidak lagi memandang laut sebagai alat pemisah dan pemecah bangsa, seperti pada masa kolonial, namun harus dipergunakan sebagai alat pemersatu bangsa dan wahana pembangunan nasional yang terkenal dengan sebutan wawasan nusantara. Deklarasi Djuanda membuat batas kontinen laut kita diubah dari 3 mil batas air terendah menjadi 12 mil dari batas pulau terluar. Kondisi ini membuat wilayah Indonesia semakin menjadi luas dari sebelumnya hanya 2.027.087 km2 menjadi 5.193.250 km2.

(11)

Gambar Wilayah Indonesia Setelah Deklarasi Djuanda

Dikeluarkannya Deklarasi Djuanda membuat banyak negara yang keberatan terhadap konsepsi landasan hukum laut Indonesia yang baru. Untuk merundingkan penyelesaian masalah hukum laut ini, pemerintah Indonesia melakukan harmonisasi hubungan diplomatik dengan negara-negara tetangga. Selain itu Indonesia juga melalui konferensi Jeneva pada tahun 1958, berusaha mempertahankan konsepsinya yang tertuang dalam deklarasi Djuanda dan memantapkan Indonesia sebagai Archipelagic State Principle atau negara kepulauan.

Deklarasi Djuanda ini baru bisa diterima di dunia internasional setelah ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut PBB yang ke-3 di Montego Bay (Jamaika) pada tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982). Pemerintah Indonesia kemudian meratifkasinya dalam UU No.17/ 1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah negara kepulauan.

B. Berdasar konvensi hukum laut internasional

Berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional pada tahun 1982 yang dihadiri oleh 160 negara, telah menyetujui konvensi yang diusulkan oleh Indonesia mengenai Zona Ekonomi Eksklusif dengan prinsip negara kepulauan.

(12)

1. Zona Laut Teritorial

Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut.

2. Zona Landas Kontinen

Landas Kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua).Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter.Indonesia terletak pada dua buah landasan kontinen, yaitu landasan kontinen Asia dan landasan kontinen Australia.Adapun batas landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen, maka batas negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masingmasing negara.Di dalam garis batas

landas kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan untuk

memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalamnya, dengan kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran lintas damai.Pengumuman tentang batas landas kontinen ini dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 17 Febuari 1969.

3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari garis dasar.Di dalam zona ekonomi eksklusif ini,

(13)

Indonesia mendapat kesempatan pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut. Hak atas ZEE adalah:

1. Berhak untuk melakukan eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan, dan

konservasi sumber daya alam.

2. Berhak melakukan penelitian, perlindungan dan pelestarian laut.

3. Mengizinkan pelayaran internasional melalui wilayah ini dan

memasang berbagai sarana perhubungan laut.

C. Batas Udara Teritorial

Batas udara teritorial ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: batas wilayah udara horizontal dan batas wilayah udara vertikal.

1. Batas wilayah udara secara horizontal

Batas kedaulatan wilayah udara ini adalah sama dengan luas wilayah negara. Sedangkan untuk negara berpantai, batas wilayahnya

ditambah dengan 12 mil laut diukur dari garis pangkal.

2. Batas wilayah udara secara vertikal

Batas wilayah udara ini masih menjadi menjadi persoalan. Hal tersebut karena belum adanya hukum umum dan interanasional yang mengaturnya. Oleh karena itu berbagai negara melakukan claim secara sepihak mengenai batas wilayah udara ini. Sebagai contoh claim tersebut adalah:

a. Amerika => batas yang ditetapkan setinggi 100 km.

b. Korea Selatan => batas yang ditetapkan setinggi 100 – 110 km.

c. Israel => batas yang ditetapkan setinggi 100 km.

d. Rusia => batas yang ditetapkan setinggi 100 – 120 km.

e. Indonesia => batas yang ditetapkan setinggi 110 km.

Daftar Pustaka

Aji Arifin. 2016. Geografi untuk SMA/Ma XI Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial.

Surakarta : Mediatama

BIG & IGI. 2015. Paradigma Geomaritim: Strategi Mewujudkan Indonesia

Sebagai Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: BIG & IGI.

Rizald Rompas. M. 2011. Membangun Laut Membangun Kejayaan Dulu, Kini Dan Masa Depan. Jakarta : Dewan Kelautan Indonesia

(14)

Wardiyatmoko. K. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Wikipedia. 2017. Daftar Laut di Indonesia. Diakses melui:

https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_laut_di_Indonesia ( Diakses pada 2 April 2017 pukul 09.30)

Video:

Video pembelajaran Kenampakam Alam Indonesia. Sumber

https://www.youtube.com/watch?v=baIOwGguoVI&t=83s. (Diunduh

(15)

KARAKTERISTIK WILAYAH DARATAN DAN PERAIRAN INDONESIA

Bentuk-bentuk relief yang terdapat di wilayah Indonesia sangat bervariasi dan bahkan bentuk pulau yang ada saaat ini merupakan relief yang tampak di atas permukaan laut setelah berakhirnya zaman glasiasi. Secara garis besar relief di Indonesia dapat dinyatakan sebagai akibat berlangsungnya interaksi antara tenaga endogen dan eksogen.

Karakteristik wilayah Indonesia baik di daratan maupun lautan sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi yang terletak di antara pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia,, lempeng Samudera Pasifik, dan lempeng Samudera Indo-Australia. Ketiga lempeng tersebut saling bertumbukan membentuk topografi yang beranekaragam mulai dari pegunungan sampai dataran rendah.

I. Karakteristik Wilayah Daratan di Indonesia

Karakteristik topografi di daratan terjadi karena adanya tumbukan lempeng. Akibat hasil tumbukan lempeng tersebut diantaranya adalah:

a. Adanya jalur pegunungan yang merupakan kelanjuatan dari pegunungan

dunia, yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik.

b. Membentuk rangkaian kepulauan di sebelah barat Pulau sumatera

seperti Pulau Simeulue, Pulau Nias, Pulau Siberut, dan Pulau Enggano.

c. Membentuk daratan dari hasil proses pengangkatan dasar laut, seperti

Pegunungan Jayawijaya di Papua, Maros di Sulawesi Selatan, Pegunungan Sewu di Yogyakarta, dan Padalarang di Jawa Barat.

d. Membentuk jalur-jalur patahan yang sangat berpotensi terjadinya

bencana gempa bumi.

e. Zona tumbukan lempeng tektonik juga membentuk jalur gunung api aktif.

Gunung api aktif ini berpotensi bencana sekaligus memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

Indonesia terdiri atas belasan ribu pulau, baik yang berukuran besar maupun yang berukuran kecil. Jumlah pulau seluruhnya mencapai 13.466 buah. Luas wilayah Indonesia mencapai 5.180.053 km2, terdiri atas daratan seluas 1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2. Ini berarti wilayah lautannya lebih luas daripada wilayah daratannya. Keadaan pulau-pulau di Indonesia,

(16)

terdapat adanya keragaman bentuk muka bumi. Bentuk muka bumi Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi, bukit, gunung, dan pegunungan.

Secara umum, setiap bentuk muka bumi menunjukkan pola aktivitas penduduk yang berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Adapun gambaran tentang keadaan muka bumi Indonesia adalah sebagai berikut:

A. Dataran Rendah

Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m di atas permukaan air laut (dpal). Di daerah dataran rendah, aktivitas yang dominan adalah aktivitas permukiman dan pertanian. Di daerah ini biasanya terjadi aktivitas pertanian dalam skala luas dan pemusatan penduduk yang besar. Di Pulau Jawa, penduduk memanfaatkan lahan dataran rendah untuk menanam padi sehingga Jawa menjadi sentra penghasil padi terbesar di Indonesia. Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah, yaitu seperti berikut.

1. Di daerah dataran rendah, penduduk mudah melakukan pergerakan

atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya.

2. Di daerah dataran, banyak dijumpai lahan subur karena biasanya berupa

tanah aluvial atau hasil endapan sungai yang subur.

3. Dataran rendah dekat dengan pantai sehingga banyak penduduk yang

bekerja sebagai nelayan.

4. Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui

jalur laut.

Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di dataran rendah. Pemusatan penduduk di dataran rendah kemudian berkembang menjadi daerah perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di Indonesia, bahkan dunia, terdapat di dataran rendah. Aktivitas pertanian di dataran rendah umumnya adalah aktivitas pertanian lahan basah. Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan untuk tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah.

(17)

Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran rendah juga memiliki potensi bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di dataran rendah adalah banjir, tsunami, dan gempa. Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tidak mampu lagi ditampung oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung aliran air dapat terjadi karena aliran air dari daerah hulu yang terlalu besar, pendangkalan sungai, penyempitan alur sungai, atau banyaknya sampah di sungai yang menghambat aliran sungai.

Di Indonesia banyak terdapat dataran rendah. Dataran rendah ini terletak di sebelah timur Pulau Sumatera, Pantai Utara Jawa, dan bagian barat, selatan, dan timur Pulau Kalimantan. Bagian landai ini dialiri sungai-sungai besar, seperti Sungai Batanghari, Sungai Kampar, Sungai Musi di Pulau Sumatera. Di Pulau Jawa terdapat Sungai Citarum, Sungai Cimanuk, dan Sungai Bengawan Solo. Di Pulau Kalimantan terdapat Sungai Kapuas, Sungai Barito, dan Sungai Seruyan. Bagian landai beserta sungai-sungainya bersambung dngan bagian laut dangkal yaitu Paparan Sunda. Begitupula di bagian timur Indonesai, bagian landau terdapat di selatan Pulau Papua yang dialiri sungai besar seperti sungai Digoel yang bersambung dengan bagian laut dangkal yaitu Paparan Sahul.

B. Dataran Tinggi

Dataran tinggi adalah adalah daerah datar yang memiliki ketinggian lebih dari 400 meter dpal. Dataran tinggi berada di daerah pegunungan atau dikelilingi oleh bukit-bukit sehingga udaranya sangat dingin dan segar. Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi. Dataran tinggi bisa juga terjadi oleh bekas kaldera luas, yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Dataran tinggi berada di daerah pegunungan atau dikelilingi oleh bukit-bukit sehingga udaranya sangat dingin dan segar.

Aktivitas pertanian berkembang di dataran tinggi. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe. Sejumlah dataran tinggi menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah

(18)

menjadi daya tarik penduduk untuk berwisata ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata misalnya Bandung dan Dieng. Potensi bencana alam di dataran tinggi biasanya adalah banjir.

Beberapa Nama Dataran Tinggi di Indonesia antara lain sebagai berikut:

a. Dataran Tinggi Alas di Aceh

b. Dataran Tinggi Pasai di Aceh

c. Dataran Tinggi Gayo di Aceh

d. Dataran Tinggi Miinangkabau di Sumatera Barat

e. Dataran Tinggi Bukit Barisan di Bengkulu

f. Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah

g. Dataran Tinggi Tengger di Jawa Timur

h. Dataran Tinggi Charles Louis di Papua Tengah

C. Gunung

Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Biasanya bagian yang menjulang tinggi tersebut dalam bentuk puncak-puncak gunung dengan ketinggian 600 meter dpal.

Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus. Sebagian gunung yang ada di Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif. Ciri gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi. Wilayah Indonesia memiliki banyak gunung baik gunung yang berapi maupun yang tidak berapi. Gunung berapi adalah gunung yang masih aktif dan sewaktu-waktu dapat meletus sedangkan gunung tidak berapi adalah gunung yang sudah tidak aktif lagi. Keberadaan gunung berapi tidak hanya menimbulkan bencana, tetapi juga membawa manfaat bagi wilayah sekitarnya. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi memberikan kesuburan bagi wilayah di sekitarnya. Hal itu menjadi salah satu alasan bagi

(19)

banyak penduduk untuk tinggal di wilayah sekitar gunung berapi karena lahan tersebut sangat subur untuk kegiatan pertanian.

Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, yaitu gunung berapi Tambora dan Krakatau.

Berikut ini adalah gunung-gunung yang terdapat di Indonesia: a. Gunung Rinjani b. Gunung Semeru c. Gunung Agung d. Gunung Bromo e. Gunung Galunggung f. Gunung Gede g. Gunung Ijen h. Gunung Kerinci i. Gunung Krakatau

j. Gunung Jaya Wijaya

k. Gunung Merapi

l. Gunung Merbabu

m. Gunung Papndayan

n. Gunung Tambora

o. Gunung Kelud

Gunung dimanfaatkan sebagai pengatur iklim dan penyimpan air, dijadikan sebagai tempat wisata, material dari gunung berapi yang meletus dapat menyuburkan tanah dan pasirnya dapat digunakan sebagai bahan bangunan.

D. Pegunungan

Pegunungan adalah bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal. Pegunungan di Indonesia yang merupakan kelanjutan dari Sirkum Mediterania yaitu dimulai dari Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera, Pegunungan di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sampai Maluku. Pegunungan yang merupakan kelanjuatn

(20)

dari Sirkum Pasifik adalah pegunungan yang ada di Sulawesi Utara dan Maluku Utara.

Pegunungan dimanfaatkan sebagai tempat istirahat, wisata alam dan camping seperti di Pegunungan Jaya Wijaya, sebagai tempat tumbuh hutan (daerah perlindungan hewan dan tumbuhan agar tidak punah) dan juga digunakan untuk usaha perkebunan bunga, sayuran dan tanaman industri. Wilayah Indonesia dibedakan menjadi dua rangkaian pegunungan dunia, yaitu rangkaian Pegunungan Sirkum Pasifik membentang mulai dari Sulawesi Utara, Kepulauan Maluku Utara dan berakhir di Papua dan rangkaian Pegunungan Mediterania membentang mulai dari ujung barat laut Sumatra, Jawa, Bali, dan Kepulauan Nusa Tenggara dan berakhir di Kepulauan Maluku bagian selatan.

Beberapa Pegunungan di Indonesia dapat disebutkan berikut:

a. Pegunungan Bukit Barisan di Pulau Sumatra

b. Pegunungan Kendeng di Jawa Tengah

c. Pegunungan Sewu di Yogyakarta

d. Pegunungan Arfak di Papua

e. Pegunungan Maoke di Papua

f. Pegunungan Bintang di Papua

E. Pantai

Pantai adalah wilayah yang menjadi batas antara lautan dan daratan. Karena di Indonesia merupakan negara kepualauan sehingga banyak sekali terdapat panatai, bebrapa pantai yang terkenal antara lain: Pantai Kuta, Pantai Parangtritis, Pantai Pangandaran, Pantai Pink, dll. Bagi penduduk Indonesia yang berada di daerah tropis pantai yang dapat dimanfaatkan manusia untuk banyak hal, diantaranya:

a. Objek wisata

b. Daerah pertanian pasang surut

c. Areal tambak garam

d. Wilayah perkebunan kelapa dan pisang

e. Daerah pengembangan industry kerajinan rakyat bercorak khas daerah

(21)

Pantai juga menjadi tempat hidup bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Hutan Mangrove adalah salah satu contoh ekosistem di daerah pantai. Di daerah hutan mangrove hidup berbagai jenis hewan seperti kera, kepiting, ular dan udang. Hutan mangrove dapat berfungsi menahan abrasi air laut.

F. Tanjung

Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut. Tanjung yang luas biasa juga disebut semenanjung. Tanjung adalah kebalikan dari teluk, dan biasanya keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama.

Dalam pemanfaatannya, jika Teluk biasanya dijadikan sebagai pelabuhan-pelabuhan tempat kapal dagang bersandar maka Tanjung biasanya dijadikan Resort untuk wisata karena posisi Tanjung yang menjorok kelaut sehingga pemandangan laut dari posisi Tanjung akan terlihat lebih maksimal. Salah satu contoh pemanfaatan Tanjung sebagai kawasan resort dan wisata adalah Tanjung Benoa di Bali.

Beberapa tanjung yang terdapat di Indonesia, antara lain:

a. Tanjung Benoa

b. Tanjung Lesung di Banten

c. Tanjung Kelayang di Belitung

G. Delta

Delta adalah daratan yang terbentuk dari hasil sedimentasi material-material yang terbawa oleh arus sungai yang letaknya di muara sungai. Delta terbesar di Indonesia yaitu delta Mahakam dengan luas sekitar 150.000 hektar. Selain itu terdapat beberapa delta di Indonesia:

a. Delta Sungai Brantas

b. Delta Bengawan Solo

c. Delta Sungai Membramo Papua

d. Delta Sungai Musi

II. Karakteristik Wilayah Perairan di Indonesia

Perairan merupakan tempat di permukaan bumi yang secara permanen atau berkala tergenang oleh air, baik air tawar, air payau, maupun air laut, mulai dari garis pasang surut laut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut

(22)

terbentuk secara alami atau buatan. Perairan umum mempunyai fungsi politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat.

Kenampakan Alam yang termasuk wilayah perairan yaitu sebaai berikut:

A. Laut

Laut adalah kumpulan air asin yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam, menggenangi dan membagi daratan atas benua maupun pulau. Laut menghubungkan antar pulau yang satu dengan pulau lainnya.Wilayah Indonesia sekitar dua pertiganya merupakan lautan, namun kondisinya kurang terjaga sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan negara tetangga.

a. Pembagian Laut di Indonesia

Menurut lokasinya dalam gugusan kepulauan di Indonesia secara garis besar perairan laut dikelompokan menjadi 3, yaitu:

1) Laut-laut di Dangkalan Sunda

Paparan Sunda merupakan paparan benua (continental shelf) terluas kedua setelah Paparan Siberia. Luas paparan sunda

meliputi 1,8 juta km2, dengan kedalaman kurang dari 100 meter.

Paparan ini menghubungkan Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bangka Belitung, dan daratan Asia. Selain itu, paparan sunda juga meliputi Laut Cina Selatan bagian selatan, Selat Karimata, Selat Sunda, Selat Malaka bagian selatan, dan Laut Jawa.

Pada awalnya paparan Sunda merupakan sebuah daratan yang menghubungkan Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan daratan Asia, tetapi karena pencairan es pada zaman pleistosen maka paparan sunda terendam dan terbentuklah Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Salah satu bukti bahwa paparan sunda dulunya merupakan daratan yaitu terdapat aliran sungai purba di dasar Laut Jawa dan Laut Cina Selatan. Sungai purba yang mengalir di dasar Laut Jawa disebut sungai Sunda Selatan, sedangkan sungai purba yang mengalir di dasar Laut Cina Selatan, yaitu sungai Sunda Utara. Hulu sungai Sunda Selatan terdapat di Pulau Jawa

(23)

dan Pulau Kalimantan bagaian selatan, hulu sungai Sunda Utara terdapat di Pulau Sumatera bagian timur dan pulau Kalimantan bagian barat.

2) Laut-laut di Dangkalan Sahul

Paparan Sahul terletak di bagian timur Indonesia yang memiliki

luas 1,5 juta km2. Perairan yang termasuk dangkalan Sahul adalah

Laut Arafuru dan perluasannya ke arah selatan hingga Teluk Carpentaria di Australia. Paparan ini menghubungkan Pulau Papua, Kep. Aru, dan Australia dan Kepulauan Kei yang terletak berdekatan tidak termasuk dalam paparan ini karena terdapat Basin Aru yang sangat dalam. Salah satu bukti bahwa Kepulauan Aru pernah bersatu dengan Papua adalah adanya kesamaan flora dan faunanya, sedangkan Kepulauan Kei tidak memiliki kesamaan flora fauna dengan Papua. Paparan Sahul memiliki kedalaman rata-rata 30 – 90 meter.

3) Laut diantara Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul (Laut

Tengah)

Perairan laut dalam terletak di antara Paparan Sunda dan Paparan Sahul meliputi Selat Makassar, Laut Flores, Laut Banda, Laut Aru, Laut Seram, Laut Maluku, Laut Halmahera, dan Laut Sulawesi. Wilayah perairan ini mempunyai karakteristik:

a) Mempunyai kedalaman lebih dari 4.000 m, bahkan ada yang

mencapai 6.000 m

b) Topografi dasar laut di perairan laut dalam sangat sangat

kompleks dengan berbagai bentuk basin dan palung. Topografi dasar laut dalam dapat dikalsifikasikan sebagai berikut:

 Di sebelah utara terdapat Palung Mindanao (10.830 meter),

Basin Sulawesi (5.100 meter), dan Palung Makassar (2.300 meter).

 Di Laut Maluku terdapat Basin Morotai (3.890 meter),

Palung Ternate (3.450 meter), Basin Bacan (4.810 meter), Basin Manggole (3.510 meter), dan Basin Gorontalo (4.810 meter).

(24)

 Basin Banda, terdiri atas Basin Banda Utara (5.800 meter), Basin Banda Selatan (5.400 meter), dan Palung Weber (7.440 meter).

 Samudera Hindia (Samudera Indonesia) terdiri atas Basin

Besar Indo-Australia yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera dan selatn Pulau Jawa, palung yang memanjang dan sejajar Pantai Barat Sumatera bersambung dengan pantai selatan Jawa dan Nusa Tenggara, Palung Jawa dengan kedalaman 7.450 meter, palung Bali, dan palung Mantawai.

b. Sifat-sifat Air Laut

1) Kadar Garam

Air laut wilayah Indonesia mempunyai kandungan kadar garam yang tidak sama, dimana untuk perairan laut di Indonesia timur mempunyai kadar garam yang lebih tinggi dibanding dengan perairan laut di Indonesai bagian barat.

Tabel Kadar Garam di beberapa laut Indonesia

No. Lokasi Perairan Kadar Garam (‰)

1. Laut Banda 34,6

2. Laut Jawa 32

3. Selat Sunda 31

4. Selat Bangka 32

Perbedaaan kandungan garam di antara perairan laut Indonesia timur dan barat disebabkan oleh perbedaan penambahan air atwar serta intensitas penguapan. Beberapa kasus yang dapat dijadikan contoh penyebab perbedaaan kadar garam adalah sebagai berikut:

a) Perairan laut di wilayah bagian barat merupakan tempat

bermuaranya sungai-sungai besar, seperti Siak, Kampar, Batanghari, Musi, Tulangbawang, Kapuas, Barito, Bengawan Solo, Citarum, dll. Selain itu, adanya curah hujan yang lebih besar dibandingkan dengan Indonesia timur.

b) Perairan laut di bagian timur tidak memiliki sungai-sungai

(25)

dan musim kemarau yang lebih panjang, sehingga intensitas penguapan menjadi lebih besar.

2) Pasang Naik dan Pasang Surut

Pasang naik dan pasang surut air laut terutama diakibatkan oleh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Pasang naik dan pasang surut ini tampak sekali di daerah tepian yang langsung berhubungan dengan permukaan air laut yang cukup luas, namun sesuai sifat air maka pengaruhnya juga dirasakan di perairan lautyang sempit (terusan, selat).

Di daerah pantai dijadikan tempat berlabuhnya kapal-kapal niaga maupun nelayan, psang naik dan pasang turun mudah diamati, bahkan bagi kapal ataupun perahu dapat menyebabkan kandas sebagai akibat terjadinya perubahan permukaaan air laut dangkal.salah satu tugas Jawatan Hidrgrafi Angkatan Laut di Indonesia ialah melakukan pengamatan air laut dan membuat peta tentang kedalaman laut dengan tujuan untuk pengaman pelayaran.

3) Arus Laut

Arus laut adalah gerakan atau aliran air laut dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan arah yang relatif tetap dan teratur, terutama terjadi di perairan luas. Faktor utama yang menyebabakan arus laut adalah angin, perbedaan kadar garam, pasang surut, dan adanya perbedaan suhu.

Arus laut di perairan Indonesia sangat dinamis. Hasil pantauan satelit, yang diverifikasi lewat pengukuran oceanografis di laut, ternyata memperlihatkan pola arus laut yang bergerak dari Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia melewati selat-selat di perairan Nusantara kita ini. Pergerakan arus lintas Indonesia, dikenal sebagai Arlindo, mempengaruhi perubahan iklim global, memicu kehadiran variabilitas iklim ekstrem, seperti El Nino dan La Nina, serta berdampak pada kondisi pertanian, perikanan, dan kebakaran hutan.

(26)

Disaat kondisi normal, laju Arlindo bergerak dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia, dengan volume massa air rata-rata

sekitar 10,5 juta m3/detik. Massa air laut tadi bergerak dari

samudera Pasifik ke Samudera Hindia melewati selat-selat di perairan Nusantara kit. Alat pantau dipasang di selat-selat Indonesia guna mengetahui kecepatan arus massa air besaran volumenya. Hasil pantauan pelampung memperlihatkan bahwa massa Arlindo yang melewati Selat Makassarmencapai 9 juta

m3/detiknya. Massa air kemudian bergerak ke Selatan , menuju

Selat Lombok. Namun, ternyata tidak semua massa air bisalangsung menerobos Selat Lombok yang sempit itu. Hanya 1,7

juta m3/detik massa air dari Selat Makassar yang bias langsung

lewat. Sisanya sebesar 7,3 juta m3/detik, harus berbelok dahulu

ke Timur, ke arah Laut Banda. Di sini massa air laut tadi bercampur lagi dengan massa air Samudera Pasifik yang tiba di Laut Banda lewat Laut Halmahera dan Laut Flores. Seusai berputar putar di Laut Banda, massa air tadi melanjutkan perjalanan melewati Laut Flores dan Laut Timor menuju Samudera

Hindia. Total ada 4,5 juta m3/detik massa air yang melewati Laut

Flores sedang 4,3 juta m3/detik sisanya melewati Laut Timor.

Penjelasan tadi dalam kondisi normal. Jika El Nino terjadi, pergerakan sebagian dari massa air tadi berbalik arah dari wilayah perairan Indonesia menuju Samudera Pasifik. Saat itu, terjadi penurunan volume massa air yang bergerak dari samudera Pasifik ke samudera Hindia. Kosongnya massa air di wilayah perairan Indonesia tadi kemudian mendorong munculnya up welling atau naiknya massa air dari bawah permukaan ke atas permukaan, yang juga kaya nutrien.

Oleh sebab itu, saat El Nino, di daerah selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara bisa mengakibatkan gagal panen, kekeringan, serta kebakaran hutan. Namun, El Nino di perairan Indonesia justru meningkatkan jumlah khlorofil dan jumlah wilayah up welling. Ini bisa berarti, saat El Nino Indonesia justru panen ikan.

(27)

B. Sungai

Sungai merupakan bagian dari permukaan bumi yang rendah dan aliran air yang mengalir dari dataran tinggi menuju dataran rendah dan bermuara di laut.Sungai pada bagian awal berukuran kecil yang bermula dari daerah pegunungan.Sedangkan yang mengalir ke tempat yang lebih rendah akhirnya bermuara di danau/laut.Semakin dekat ke arah laut, maka semakin melebar. Pengaruh dari bentuk wilayah Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, maka sungai-sungai di Indonesai relative mempunyai aliran pendek-pendek dibanding dengan sungai-sungai di negara lain yang merupakan bagian dari benua.

Tabel Panjang Beberapa Sungai

No. Nama Sungai Lokasi Panjang (km)

1. Kapuas Kalimantan 998 2. Barito Kalimantan 704 3. Membramo Papua 684 4. Digul Papua 546 5. Musi Sumatera 507 6. Batanghari Sumatera 485 7. Indragiri Sumatera 415 8. 9. 10.

Sesuai dengan sifat suatu aliran air maka sungai-sungai di Indonesia mengalir di dataran rendah yang terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Sungai-sungai yang terdapat di ketiga pulau besar Indonesia dimanfaatkan dalam kegiatan pertanian dan transportasi, baik sebagai angkutan barang maupun manusia yang menghubungkan antara daerah tepian dengan daerah pedalaman. Sungai-sungai yang berada di pulau lain cenderung dimanfaatkan dalam kegiatan pertanian .

C. Danau

Danau merupakan bagian dari cekungan di permukaan bumi yang selanjutnya menjadi tempat akumulasi air karena merupakan bagian

(28)

yang lebih rendah dibanding dengan sekitarnya. Danau yang terbentuk berasal dari letusan gunung berapi yang biasa disebut sebagai danau vulkanik. Danau tektonik yaitu danau yang terbentuk disebabkan adanya pergeseran muka bumi. Dan danau buatan yaitu danau yang sengaja dibuat oleh manusia dengan cara membendung aliran sungai dan danau buatan biasanya sering disebut sebagai waduk. Sebagai tempat akumulasi air, danau mempunyai manfaat yang cukup besar dalam kehidupan, antara lain sebagai sumber irigasi untuk sawah, perikanan, penghambat banjir, PLTA, lalu lintas air, tempat rekreasi, dsb.

Tabel Beberapa Danau di Indonesia

Danau-danau di Indonesia pada umumnya tidak pernah mengalami kekeringan, sebab biassanya jumah air yang masuk lebih banyak dibanding dengan jumlah air yang keluar.

D. Rawa

Rawa adalah tanah yg rendah (umumnya di daerah pantai) dan digenangi air, biasanya banyak terdapat tumbuhan air. Rawa terbentuk secara alami, genangannya dapat bersifat musiman ataupun permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan. Indonesia memiliki lebih dari 23 juta ha rawa.

Lahan rawa masuk dalam tipe lahan basa atau wetlands, yang

sebenarnya merupakan lahan yang menempati wilayah peralihan antara system daratan dan system perairan. Karena menempati posisi peralihan tersebut maka lahan ini sepanjang tahun atau dalam waktu yang panjang dalam setahun tergenang dangkal, selalu jenuh air atau punya air tanah dangkal. Dalam kondisi alami, sebelum dibuka untuk lahan pertanian,

No. Nama Danau Luas (ha) Lokasi

1. Toba 107.216 Sumatera Utara

2. Ranau 12.528 Lampung

3. Laut Tawar 10.937 Aceh

4. Singkarak 10.176 Sumatera Barat

5. Maninjau 9.980 Sumatera Barat

6. Towuti 59.840 Sulawesi Selatan

7. Poso 34.280 Sulawesi Tengah

8. Matana 16.640 Sulawesi Selatan

9. Sentani 34.375 Papua

(29)

lahan rawa ditumbuhi berbagai tumbuhan air baik jenis rerumputan (reeds, sedges, rushes), vegetasi semak maupun kayu-kayuan, tanahnya jenuh air atau punya permukaan air tanah dangkal atau tergenang dangkal.

Sumber daya lahan rawa di Indonesia merupakan salah satu pilihan pertanian di masa depan. Secara garis besar, rawa dominan ada di empat pulau besar di luar Jawa yaitu Sumatera, Kalimantan, Papua dan sebagian kecil Sulawesi.

Di Sumatera, sebaran lahan rawa dominan berada di dataran rendah sepanjang pantai timur terutama di Riau, Sumatera Selatan dan Jambi, serta dalam skala sempit di Lampung dan Sumatera Utara. Di pantai barat, lahan rawa menempati dataran pantai sempit di Aceh, Sumatera Barat dan Bengkulu.

Di Kalimantan, sebaran lahan rawa yang dominan terdapat di dataran rendah sepanjang pantai barat yaitu Kalimantan Barat, pantai selatan, dalam wilayah Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, pantai timur dan timur laut wilayah Kalimantan Timur. Sebaran rawa lebak yang cukup luas ada di wilayah Hulu Sungai Kapuas Besar, sebelah barat Putussibau, Kalimantan Barat dan sekitar Danau Semayang dan Melintang sekitar Kotabangun DAS Sungai Mahakam Kalimantan Timur. Di Wilayah Papua, lahan rawa yang terluas ada di dataran rendah sepanjang pantai selatan yaitu Kabupaten Fak Fak, dan pantai tenggara wilayah Kabupaten Merauke. Di daerah Kepala Burung sekitar Teluk Berau-Bintuni dalam wilayah Kabupaten Manokwari dan Sorong.

Sementara di wilayah bagian utara, lahan basah memanjang dari Nabire sampai Sarmi. Sebaran lahan rawa lebak yang cukup luas ada di lembah Sungai Memberamo yang ada di bagian tengah Papua.

Di Sulawesi, sebaran lahan rawa tidak begitu luas dan hanya ada di daerah pantai sempit. Rawa yang cukup luas bias ditemukan di pantai barat daya Palu, kemudian di Teluk Bone, Kabupaten Mamuju,sepanjang pantai timur laut Palopo dan sedikit di pantai selatan Kabupaten Toli-Toli di sekitar Teluk Tomini.

(30)

Teluk adalah tubuh perairan yang menjorok ke daratan dan dibatasi oleh daratan pada ketiga sisinya. Teluk adalah kebalikan dari tanjung, dan biasanya keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama. Karena Indonesia memiliki puluhan ribu pulau, maka di Indonesia banyak sekali terdapat teluk.Teluk adalah laut yang menjorok ke darat. Oleh karena letaknya yang strategis, teluk banyak dimanfaatkan sebagai pelabuhan.

F. Selat

Selat merupakan perairan/laut sempit yang berada di antara dua pulau. Kedalamannya berkisar antara 200-1.000 meter. Negara Indonesia dikenal sebagai Negara Maritim karena memiliki wilayah laut yang terbentang luas. Letak Indonesia yang dibatasi oleh lautan yang menjadi jarak antara pulau yang satu dengan lainnya.Selat dimanfaatkan sebagai jalur angkutan antar pulau. Alat angkutan yang biasa digunakan adalah kapal feri yang termasuk kapal penumpang. Selat yang dimanfaatkan untuk jalur pelayaran antar pulau antara lain, Selat Sunda, Selat Bali, Selat Lombok, Selat Makassar, dll.

Daftar Pustaka

BIG & IGI. 2015. Paradigma Geomaritim: Strategi Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: BIG & IGI.

Eva Banowati. (2013). Geografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak

Rizald Rompas. M. 2011. Membangun Laut Membangun Kejayaan Dulu, Kini Dan Masa Depan. Jakarta : Dewan Kelautan Indonesia

(31)
(32)

PETA KONSEP

Perkembangan Jalur

Transportasi &

Perdagangan Internasional

di Indonesia

Masa Lalu

Pengaruh Posisi Kerajaan

Sriwijaya dan Majapahit

terhadap kejayaan

pelayaran dan perdagangan

Jalur Pelayaran

Bangsa Kolonial

Setelah

Indonesia

Merdeka

Masa Orde lama, Orde

Baru, Reformasi, Saat

(33)

INDONESIA SEBAGAI NEGARA MARITIM

Sejarah mencatat

dengan tinta emas bahwa

di era Sriwijaya,

Majapahit, hingga Demak

“Indonesia”

(kerajaan-kerajaan besar di

nusantara yang

merupakan cikal bakal

Indonesai) pernah

menjadi center of

excellence di bidang kemaritiman,

kebudayaan, dan agama di Asia Tenggara. Kejadian-kejadian besar tersebut pernah menyatukan wilayah kekuasaan yang luas dan disegani bangsa lain karena kehebatan armada niaga laut dan armada militer yang tangguh. Namun, di sisi lain hingga saat ini sebagian masyarakat Indonesia masih mengidentifikasikan negaranya sebagai negara agraris, yaitu suatu negara yang sebagian besar kehidupan rakyatnya menggantungkan diri dari bidang pertanian. Dari kajian antropologis, hal tersebut telah menjadi fakta dan telah terjadi jauh lebih lama sebelum kedatangan bangsa kolonial. Hal tersebut bukan saja dibuktikan dari data statistik mayoritas matapencaharian penduduk Indonesia sebagai petani namun oleh keberadaan berbagai peninggalan sejarahdi pedalaman (kawasan agraris) yang berupa monumen-monumen raksasa seperti Candi Borobudur, Mendut, Pawon, Prambanan, Kalasan dan sebagainya. Argumentasi yang dibangun sangat kuat bahwa monumen-monumen keagamaan ini merupakan karya masyarakat agraris di masa lampau. Tanpa dasar pertanian (persawahan) yang kuat dan surplus pangan yang melimpah, bangunan-bangunan semacam itu mustahil dapat didirikan.

Secara singkat, dapat dikatakan bahwa pada saat ini gambaran masyarakat Indonesia sebagai bangsa pelaut atau bangsa maritim, bukan gambaran yang umum. Namun demikian, sudah barang tentu pandangan

tersebut tidak berlaku side by side atau saling menegasikan. Dari sisi geografis,

laut menjadi kawasan dominan di wilayah nusantara. Laut tidak hanya menjadi sumber daya makanan dan rekreasi yang luas namun merupakan ‘jalan raya’ untuk perdagangan dan komunikasi antar bangsa (konektivitas).

PELAYARAN KERAJAAN SRIWIJAYA

Gambar 1. Relief di Borobudur yang menceritakan armada kapal legendaris Jung Jawa

(34)

Gambar 2. Peta Kawasan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya diperkirakan terletak di Palembang, di dekat pantai dan di tepi Sungai Musi. Pada mulanya masyarakat Sriwijaya hidup dengan bertani. Namun karena berdekatan dengan pantai, maka perdagangan menjadi cepat berkembang. Kemudian perdagangan menjadi mata pencaharian pokok masyarakat Sriwijaya.

Perkembagan perdagangan didukung oleh letak Sriwijaya yang strategis. Sriwijaya terletak dipersimpangan jalur perdagangan internasional. Para pedagang dari India ke Cina atau dari Cina ke India singgah dulu di Sriwijaya, begitu juga pada pedagang yang akan ke Cina. Para pedagang melakukan bongkar muatan barang dagangan di Sriwijaya. Dengan demikian Sriwijaya semakin ramai dan berkembang menjadi pusat perdagangan. Untuk memperkuat kedudukannya, Sriwijaya membentuk armada angkatan laut yang kuat. Melalui armada angkatan laut yang kuat Sriwijaya mampu menguasai kawasan perairan Asia Tenggara, Perairan laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Jawa.

(35)

Gambar 3. Peta wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit menjadi pusat kerajaan maritim Nusantara yang berperan melindungi jalur perdagangan laut sebagai jalur utama perdagangan dan menghilangkan ancaman jalur laut di sepanjang wilayah laut Nusantara hingga kawasan di sekitarnya. Armada laut Majapahit sangat besar di masa itu. Besarnya armada Majapahit memudahkan untuk mengontrol pelabuhan-pelabuhan yang mengganggu aktivitas bisnisnya. Majapahit membutuhkan armada agar mampu untuk membeli dan menjual komoditas utama perdagangan dunia dalam partai besar, melarang negara lain membuat armada besar, mengatur seluruh perdagangan laut dalam kontrol Majapahit, dan menjaga mitranya agar tidak langsung berhubungan dengan produsen.

Keberhasilan Majapahit dalam mengembangkan teknologi bahari dengan membangun kapal bercadik menjadi tumpuan utama kekuatan armada lautnya. Di relief candi Borobudur kita dapat melihat pahatan kapal ini yang dibangun dengan pasak kayu, tanpa menggunakan paku. Layarnya terbuat dari tanaman yang dianyam yang mudah digerakkan sesuai arah angin, sehingga laju kapal dapat bergerak lincah sesuai tujuan.

Armada laut Majapahit juga didukung oleh persenjataan meriam hasil rampasan dari bala tentara Kubilai Khan ketika menyerang Kediri. Kapal-kapal Jawa berukuran raksasa dengan tiga-empat layar ini dikagumi dan dipuji kehebatannya oleh para penjelajah dunia di abad ke-14 seperti Rahib Odrico, Jonhan de Marignolli, dan Ibnu Battuta. Kapal raksasa dengan panjang 70 meter dan berat lebih dari 500 ton ini mampu memuat 600 penumpang. Bisa dibayangkan betapa sudah majunya teknologi perkapalan waktu itu. Nusantara di bawah Majapahit tujuh abad yang lalu! Irawan Djoko Nugroho (2011) menyebutkan bahwa jumlah armada Jong Majapahit ketika itu mencapai 400 kapal. Di abad ke 12, Jawa sudah dikenal di jagat raya.

(36)

PELAYARAN BANGSA KOLONIAL

Gambar 4. Peta Jalur Pelayaran Bangsa Kolonial ke Indonesia

A. BANGSA PORTUGIS

Pelayaran bangsa Eropa ke Nusantara dipelopori oleh Bartolomeu Dias dari bangsa Portugis. Pelayaran pertama ini dimulai dari Lisbon, Portugal menyusuri pantai barat Afrika hingga sampai ke Tanjung Harapan yang terletak di Afrika Selatan, berupa tanjung bebatuan yang menghadap ke Samudra Atlantik. Dias masih ingin meneruskan perjalanan ke Asia, hanya saja kapal dihadang oleh cuaca buruk,

(37)

adanya topan sehingga awak kapal memberontak dan memutuskan untuk kembali ke portugis.

Sepuluh tahun kemudian, perjalanan Dias yang belum tuntas dilanjutkan oleh Vasco da Gama. Dengan titik awal yang sama yaitu dari Lisbon, berlayar ke kepulauan Tanjung Verde, dilanjutkan ke arah selatan dan berbelok ke timur hingga sampai pada titik akhir Dias, di Tanjung Harapan. Dari tanjung harapan, Da Gama berlayar ke utara menyusuri pantai timur Afrika.

Melintasi daerah Kenya, ia banyak membuang sauh, hingga mengambil seorang muslim Kenya sebagai penunjuk jalan ketika menyusuri Laut Arab. Pada akhirnya, 10 bulan sejjak keberangkatan dari Portugis Da Gama sampai di Calicut, yaitu pusat kota perdagangan paling penting di India bagian selatan. Karena adanya pedagang-pedagang kejam di Samudra Hindia, Da Gama tidak melanjutkan perjalanan, dan memutuskan kembali. Perjalanan pulang lebih banyak kendala dan kekurangan nutrisi, sehingga hanya kurang sepertiga awak kapal yang dapat selamat.

Alfonso de Albuquerque melanjutkan pelayaran bangsa portugis menuju Samudra Hindia. Pada tahun 1511 Alfonso berhasil menguasai selat Malaka, dan merambah ke kawasan Indonesia timur, yakni menguasai Maluku.

B. BANGSA SPANYOL

Christopher Colombus pelopor bangsa Spanyol dalam melakukan pelayaran. Colombus meyakini bahwa bumi bulat, jika kita berjalan ke barat maka akan muncul dari timur. Colombus juga meyakini baahwa bukan mustahil menemukan jalan yang lebih praktis ke daerah Asia di timur, yaitu dengan berlayar ke arah barat melintasi Samudra Atlantik.

Tahun 1942 di pelabuhan Paulus Spanyol Colombus melepas sauh, berlayar ke arah barat mengarungi Samudra Atlantik. Selang tiga puluh hari, mereka menemukan daratan yang awalnya disangka India, tapi ternyata Kepulauan Salvador, di tenggara Amerika Utara.

Tahun 1519 pelayaran dilanjutkan oleh Ferdinand Magelhaens dengan mengarungi Samudra Atlantik, hingga tiba di Argentina, Amerika Selatan. Armadanya berlayar ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika Selatan. Perjalanan ke arah selatan berakhir ketika sampai di ujung benua, kemudian berbelok ke barat, mulai mengarungi Samudra Pasifik. Magelhaens mengira bahwa ia sudah dekat dengan kepulauan rempah-rempah, namun ternyata perlu waktu 96 hari hingga kabal berlabuh di daratan. Kepulauan Massava atau yang sekarang lebih dikenal dengan Filipina, menjadi daratan Asia pertama yang mereka datangi. Kedatangan Magelhaens disambut baik, hanya saja Magelhaens ikut dalam pertempuran daerah yang menyebabkan ia meninggal di tempat tersebut. Pelayaran dilanjutkan oleh Juan Sebastian del Cano,

(38)

menuju ke selatan, hingga sampai di Nusantara, di Kepulauan Maluku. Di Samudra Hindia, Juan menghindari bangsa Portugis untuk bertahan, agar bisa kembali pulang ke Spanyol dengan selamat meski hanya tinggal satu armada saja.

C. BANGSA BELANDA

Pada bulan April 1595, Cornelis de Houtman dan de Keyzer memimpin pelayaran menuju nusantara dengan 4 buah kapal. Pelayaran tersebut menempuh rute Belanda – Pantai barat Afrika – Tanjung Harapan– Samudra Hindia – Selat Sunda – Banten. Pada tahun 1596, Cornelis de Houtman dengan empat buah kapal berawak kapal 249 orang mendarat di Banten. Kehadiran Belanda di Nusantara mengawali penjajahan di Indonesia ditandai dengan terbentuknya VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) tahun 1602.

Seiring dengan perubahan permintaan dan kebutuhan di Eropa dari rempah- rempah ke tanaman industri yaitu kopi, gula dan teh maka pada abad 18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk menanam ke tiga jenis barang komoditi tersebut. Misalnya tebu di Muara Angke (sekitar Batavia), kopi dan teh daerah Priangan.

(39)

Perkembangan Jalur Transportasi & Perdagangan

Internasional di Indonesia setelah Indonesia Merdeka

a. Era orde lama (1945-1965)

Pada era ini indonesia menjalankan hukum dari pemerintahan Hindia belanda. Hukum yang dijalankan oleh Indonesia pada era ini sangat merugikan Indonesia. Hal tersebut karena wilayah Indonesia dianggap tidak utuh dengan adanya aturan antara pulau – pulau. Pada tanggal 13 Desember 1957 Indonesia mencetuskan Deklarasi Djuanda. Dalam deklarasi ini menyebutkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan.

b. Era orde baru (1966- 1998)

Pembangunan pembangunan laut mengalami pengunduran. Hal tersebut dikarenakan pada era ini pembangunan mengutamakan pada pembangunan darat. Pada tahun 1982 diadakan konvensi PBB, dimana Indonesia menandatangani hukum laut 1982 atau yang lebih dikenal dengan United Nation Convention On the law Of the Sea (UNCLOS 1982). Pada perjanjian ini terdapat 9 pasal, yang salah satu pasalnya menyatakan bahwa laut bukan sebagai alat pemisah, melainkan alat untuk menyatukan pulau – pulau yang satu dengan lainnya (Wawasa Nusantara).

c. Era reformasi dan setelahnya

1. Era reformasi pada pemerintahan B.J Habibie

Pada era ini dicetuskan Deklarasi Bunaken. Deklarani ini menghasilkan 2 pokok bahasan, yaitu: kesadaran kondisi geografis Indonesia dan potensi kelautan.

2. Masa pemerintahan Abdurahman Wahid

Pada era ini masalah kelautan di Indonesia mendapat perhatian yang lebih. Hal tersebut dapat dilihat dengan perhatian pemerintah membentuk Departemen Eksplorasi Laut. Departemen ini seiring dengan waktu berubah menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan.

3. Masa pemerintahan Megawati

Pada era ini dicetuskan “Seruan Sunda Kelapa”. Seruan ini mengajak seluruh bangsa Indonesia bekerjasama untuk membangun kekuatan maritim.

(40)

Pada pemerintahan ini Indonesia mengadakan konfrensi internasional, yaitu World Ocean Conference. Momentum ini dihadiri 423 delegasi dari berbagai negara. Dari konfrensi ini menghasilan Deklarasi Kelautan Manado, yang memuat:

a. Menyelamatkan planet bumi dan kelangsungan generasi penerus di masa yang akan datang.

b. Menyelamtkan keaneka ragaman sumber daya hayati laut dunia, utamanya ikan dan terumbu karang.

5. Masa pemerintahan Joko Widodo – sekarang

Pada masa ini pembangunan sektor laut dikenal dengan poros ma ritim.

Choke Point

Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah 17.499 pulau dengan luas wilayah laut 93.000 km persegi dengan panjang garis pantai 81 ribu kilometer. Luas perairan itu meliputi perairan kepulauan, laut territorial dan luas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 6.159.032 km persegi. Diapit oleh Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta Benua Asia dan Benua Australia, Indonesia memiliki 39 selat yang memiliki keterkaitan dengan selat lain di kawasan Asia.

Choke point adalah titik alur distribusi minyak untuk melakukan pembatasan kapasitas penyebaran untuk menjaga ketersediaan minyak. Terdapat sepuluh choke point didunia, yaitu: Selat Girbaltar, Selat Bosforus, Terudan Suez, Selat Bab Al-Mandap, Terusan Panama dan empat choke point yang ada di Indonesia. Empat choke point yang dimaksud di sini adalah Selat Malaka, Selat Makassar, Selat Sunda dan Selat Lombok. Keempat selat itu sering dijadikan sebagai jalur pelayaran internasional. Dengan kepemilikan selat yang begitu banyak, dan empat diantaranya merupakan choke point, Indonesia menjadi barometer kawasan dan kunci stabilitas kawasan.

1. Selat Malaka

Selat ini terletak di antara Semenanjung Malaysia (Thailand, Malaysia dan Singapura) dan Sumatera (Indonesia). Selat ini menghubungkan negara – negara di Asia Timur, Asia Tengah dan Asia Barat. Selat ini merupakan salah satu selat tertua dan tersibuk di dunia. Di Indonesia selat Malaka ini merupakan selat utama lalu lintas kargo dan manusia antara wilayah Indonesia- Eropa, wilayah lain di Asia dan

(41)

Australia. Selat ini disebut juga “sunda hotspot”, yaitu hotspot keanekaragaman hayati.

2. Selat Sunda

Selat ini lebih sempit bila dibandingkan dengan Selat Malaka. Selat ini merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia 1 (ALKA 1) yaitu menghubungkan laut cina selatan dan samudera hindia, melalui Selat Natuna, Selat Karimata, laut jawa dan Selat Sunda.

3. Selat Lombok

Selat ini merupakan ALKA II yang menghubungkan Laut Jawa dengan Samudera Hindia. Selat ini terletak antara pulau Bali dan Pulau Lombok. Pada selat ini juga terjadi pertukaran air antara Samudera Hindia dan Samudera Fasifik.

4. Selat Ombai – Wetar

Selat ini terletak dibagian selatan Pulau Alor, Pulau Pantar, dan Pulau Wetar. Selat ini merupakan ALKA III yang melalui Laut Maluku, Laut Seram, Selat Ombai dan Laut Sawu.

Daftar Pustaka:

Anonim. 2015. Paradigma Geomaritim: Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: Badan Informasi Geografis (BIG).

BIG & IGI. 2015. Paradigma Geomaritim: Strategi Mewujudkan Indonesia

Sebagai Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: BIG & IGI.

Nurul huda dan Lili Somantri. 2015. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar

Geografi Geografi 3 Untuk Kelas XII SMA/MA (Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial). Bandung: Grafindo Media Tama

Rizald Rompas. M. 2011. Membangun Laut Membangun Kejayaan Dulu, Kini

Dan Masa Depan. Jakarta : Dewan Kelautan Indonesia

Samuel Rahallus. 2016. Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. Diakses

melalui

http://www.kompasiana.com/rahallus/indonesia-sebagai-poros-maritim-dunia_568bf18fc3afbded0a13fb42 pada tanggal 02 Juni

2017

Aries Eka Prasetya. 2015. Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia. Diakses melalui files.fkip-sejarah-unsyiah.webnode.com pada tanggal 02 Juni 2017

(42)

POTENSI SUMBER DAYA KELAUTAN INDONESIA

A. Pengertian Potensi Sumber Daya Kelautan

Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan baik yang sudah, sedang, atau belum dimanfaatkan. Sumber daya kelautan adalah sumber daya Laut, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif serta dapat dipertahankan dalam jangka panjang.

Jadi, potensi sumber daya kelautan adalah kemampuan sumber daya laut, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui serta mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan baik yang sudah, sedang, atau belum dimanfaatkan. Potensi sumber daya kelautan Indonesia sangat beraneka ragam, yaitu perikanan, terumbu karang, padang lamun, rumput laut, mangrove, mineral, energi, transportasi, dan pariwisata.

B. Potensi Sumber Daya Kelautan

1. Perikanan

Salah satu upaya dalam mendukung visi pembangunan nasional Indonesia menjadi poros maritim dunia adalah melalui pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam laut. Indonesia, yang dua pertiga wilayahnya adalah laut, mempunyai potensi sumberdaya alam laut, baik perikanan dan energi yang sangat besar. Sumberdaya perikanan Indonesia yang sangat tinggi sudah seharusnya menjadi komoditas utama Indonesia dalam percaturan ekonomi regional maupun global. Namun, secara umum, pemanfaatan sumberdaya alam kelautan Indonesia saat ini belum optimal. Potensi perikanan Indonesia jika digarap dengan benar dapat mencapai US$ 31.935.651.400/tahun. Komoditas perikanan dengan nilai komersial tinggi di Indonesia adalah udang, ikan tuna, cumi-cumi, dan rumput laut. Kondisi saat ini, produksi perikanan nasional masih jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan data KKP tahun 2014, produksi perikanan nasional baru pada kisaran 13,9 juta ton/tahun dari potensi optimalnya yang dapat mencapai 65 juta ton/tahun.

Gambar 1. Grafik Potensi Perikanan Indonesia

Akibatnya, sektor perikanan belum mampu membuat Indonesia berbicara banyak pada sektor ekonomi lokal, regional maupun global. Ekspor perikanan kita sampai saat ini masih kalah dibanding Vietnam (US$ 25

(43)

Milyar), negara dengan wilayah laut jauh lebih sempit dibanding Indonesia. Meskipun demikian, ada kenaikan total nilai ekspor produk hasil perikanan dan kelautan nasional. Pada tahun 2013 nilai ekspor sebesar US$ 2,86 Milyar dan pada tahun 2014 sebesar US$ 3,1 Milyar (BPS) (versi Kadin adalah US$ 4,63 Milyar). Target dari KKP untuk ekspor tahun 2015 adalah US$ 5,86 Milyar dan pada tahun 2016 adalah US$ 6,82 Milyar. Kadin menargetkan nilai ekspor yang lebih tinggi pada tahun 2015 sebesar US$ 9,54 Milyar, dimana target ini dapat dicapai dengan meningkatkan industri pengolahan dan pengemasan yang seluruhnya dilakukan di dalam negeri. Meningkatnya pemberantasan dan pencurian ikan juga membuat impor turun drastis. Tercatat hingga kuartal pertama 2015, ekspor perikanan nasional telah mencapai US$ 906.770.000 (4,36 juta ton) dengan impor hanya sebesar US$ 67.420.000, sehingga kita masih surplus sebesar US$ 839.350.0004. Kontributor utama adalah udang (US$ 449,95 juta), ikan tuna (US$ 89,41 juta) dan cumi-cumi (US$ 29,51 juta).

Tabel XX. Ringkasan Jumlah Produksi dan Total Ekspor pada Masing-masing Komoditas

No Komoditas Volume Ekspor

Nilai Ekspor (juta US $/tahun) 2013 2014 2013 2014 1 Hasil Perikanan dan Kelautan Secara Umum 13,62 juta

ton 13,9 juta ton 2.860 3.100

2 Ikan hias 5.459 ton 1.642 ton 24,49 20,86

3 Kerang mutiara - 5.400 kg - 65-70

4 Kerapu 113.369

ton - 19,8 -

5 Udang 126.986,9

ton 191.139 ton 1.346,35 ton -

6 Kepiting dan

kerang-kerangan 100.444 ton 28.000 ton (hanya

kepiting) 283,64 - 7 Rumput laut 176.000 ton (total produksi 930.000 ton) - 162,4 -

(44)

Belum optimalnya sektor perikanan Indonesia dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain:

a. kebijakan kuat yang baru masih belum diimplementasikan secara merata

di seluruh wilayah Indonesia,

b. tingkat illegal, unregulated dan unreported fishing (IUU) yang meskipun

mulai berkurang, namun pengurangannya masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia (30% IUU dunia terjadi di Indonesia, dan menyebabkan kerugian mencapai US$ 25 milyar pertahun),

c. pembangunan infrastruktur laut yang masih tertinggal,

d. pelabuhan laut belum berfungsi optimal,

e. jumlah industri perkapalan yang masih sedikit, dan

f. armada kapal penangkap ikan yang mayoritas masih traditional dan

belum dilengkapi peralatan modern.

Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk pengembangan budidaya laut, antara lain budidaya ikan konsumsi pada keramba jaring apung (kerapu, kakap, nila) maupun tambak payau (bandeng, udang), ikan hias, krustasea (udang, lobster, kepiting), kerang konsumsi, kerang mutiara, teripang, dan rumput laut. Budidaya laut ini umumnya dilakukan oleh masyarakat di wilayah pesisir pada perairan dengan jarak dari garis pantai kurang dari 4 mil laut. Potensi budidaya laut yang sangat besar ini jika dioptimalkan akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di wilayah pesisir, dan dalam konteks yang lebih luas dapat mendukung perekonomian dan pembangunan nasional sebagai poros maritim dunia. Hanya saja, baru 2% dari 4,58 juta hektar lahan potensial nasional untuk budidaya laut yang telah dimanfaatkan secara optimal.

Gambar

Tabel 1. Pengaruh Letak Geomorlogis Indonesia  No   Komponen Pengamatan   Dataran
Gambar Wilayah Indonesia Sebelum Deklarasi Djuanda
Gambar Wilayah Indonesia Setelah Deklarasi Djuanda
Tabel Kadar Garam di beberapa laut Indonesia  No.  Lokasi Perairan  Kadar Garam (‰)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Banyaknya telur yang tidak menetas pada konsentrasi ekstrak daun tomat 1% diduga karena efek ekstrak daun tomat yang mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu

TSP dan Pb dianalisis untuk mengetahui besarnya konsentrasi pencemar, membandingkan hasil pengukuran TSP dengan baku mutu, pembuatan estimasi sebaran, dan perhitungan analisis

Gambar kerja rancangan tersebut nantinya akan berguna untuk proses pembuatan mesin yang dirancang bangun, sehingga memudahkan kita dalam proses pengerjaan atau

Algortima Dijkstra dapat melakukan pencarian jalur terpendek dari posis titik awal sampai titik akhir lokasi dengan keakuratan nilai jarak rata-rata 0.03% terhadap

BKK memiliki data alumni tentang keberadaannya bekerja, lalu dipantau lewat medsos (media sosial) juga karena agar tau posisinya dimana karena ada juga yang

Analisis hasil monitoring dan evaluasi untuk kegiatan monitoring, akan memberikan kesimpulan dan saran yang menggambarkan tingkat kecukupan dokumen dalam rangka

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami sebagai penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir pada semester VI ini tepat

1) Advantages of Sight Word Strategy, they are: a) Lack of students decoding skills. b) Students’ vocabulary is limited. c) Students' do not understand the sentence. d) Students