• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjaun Yuridis Mengenai Perlindungan Hak Cipta Terhadap Potret di Internet di Tinjau Dari Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjaun Yuridis Mengenai Perlindungan Hak Cipta Terhadap Potret di Internet di Tinjau Dari Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi khususnya komputer

sebagai perangkat pengolah informasi, maka suatu sistem informasi yang

berbasiskan komputer (computer based information system) yang semula dikenal

dengan istilah Electronicdata procesing, kini telah banyak mengalami

perkembangan. Semula komputer hanya berkemampuan untuk mengelolah data

yang berbentuk untaian kata dan angka, maupun kombinasinya yang ternyata

terus berkembang semakin menjauh seiring dengan perkembangan teknologi

digital. Hal ini telah memungkinkan pengkorvensian semua jenis atau bentuk data

baik yang berbentuk gambar, bunyi, gerak, dan lain sebagainya, yang semua

disampaikan dengan gelombang analog menjadi bentuk digital (digitalize).1

Perkembangan yang pesat dari teknologi komunikasi dan teknologi

komputer telah membawa suatu perubahan yang bersifat global dan masih dalam

kehidupan manusia. Perkembangan ini membawa manusia di ambang revolusi

keempat dalam sejarah pemikiran manusia bila ditinjau dari konstruksi

pengetahuan umat manusia yang dicirikan dengan cara berfikir yang tanpa batas

(borderless way of thinking). Terlebih lagi, kecenderungan manusia untuk slalu

berinteraksi dalam dunia teknologi meningkat sering dengan berbagai fasilitas

serta kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi.2

1 Edmon Makarim, ”Kompilasi Hukum Telematika”.

(Jakarta: PT . Raja Grafindo Persada, 2004). hlm. 37.

2

Mardoto, “Peranan dan Pengaruh Teknologi Komunikasi Informasi (internet, jejaring

(2)

Dalam perkembangannya, komputer telah memunculkan sesuatu yang

baru didalam kehidupan kita, yaitu Internet. Internet telah menjadi sangat penting

bagi manusia diseluruh dunia. Para pelaku bisnis, pejabat pemerintah, dan banyak

orang diseluruh dunia menggunakan internet sebagai bagian dari bisnis nasional

dan internasional serta kehidupan pribadi manusia sehari-hari. Eksistensi dari

beberapa jenis bisnis justru tidak mungkin berlangsung tanpa adanya internet.

Manusia menjadi makin nyaman dalam menyelenggarakan kegiatan pribadinya

sehari-hari dan mereka yang telah terbiasa dengan internet menjadi tidak nyaman

apabila aksesnya kepada internet terganggu.3 Disamping menciptakan berbagai peluang baru dalam kehidupan masyarakat. Di dunia virtual orang melakukan

berbagai perbuatan jahat (kejahatan) yang justru tidak dapat dilakukan di dunia

nyata. Kejahatan tersebut dilakukan dengan menggunakan komputer sebagai

sarana perbuatannya. Kejahatan-kejahatan komputer telah menciptakan masalah –

masalah baru bagi tugas penyelidikan, penyidik, dan penuntutan oleh parah

penegak hukum. Konsekuensinya, electrinic informasi dan electronic

transactionmemerlukan adanya perlindungan yang kuat terhadap upaya-upaya

yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk dapat

mengakses informasi yang tersimpan dalam sistem komputer.4

Internet telah mempengaruhi pola hidup manusia atau masyarakat,

ternyata ada masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat berkenaan dengan

maraknya Internet. Masalah itu adalah masalah hukum. Akan tetapi, masalah

hukum di dunia virtual tersebut belum banyak mendapat otoritas dan pengguna

3 Sutan Remy Syahdeini, “Kejahatan dan Tindak Pidana Komputer”

(Jakarta : PT Pustaka Utama Grafiti, 2009).

4

(3)

internet karena pemahaman yang masih dangkal mengenai aspek-aspek hukum

dari internet atau dari transaksi yang dilakukan dengan menggunakan sarana

internet.5

Masalah-masalah yang terdapat dalam internet yaitu:6

a. Pemakaian domain name

b. Terjadinya berbagai kejahatan komputer (computer deviance)tindak pidana komputer (computer crime atau cyber crime)

c. Pengguna data digital sebagai alat bukti hukum

d. Pengakuan “pemberitahuan melalui e-mail” sebagai pemberitahuan tertulis” (written notice) menurut hukum

e. Pembajakan internet (internet piracy) berkaitan dengan HAKI f. Perlindungan bagi konsumen dalam transaksi e-commerce g. Pajak atas transaksi e-commerce

h. Bentuk hukum dari hubungan-hubungan antara pihak-pihak yang melakukan transaksi e-commerce

i. Perlindungan terhadap the right to privacy dalam komunikasi melalui internet j. Pilihan hukum(choice of law) dalam transaksi e-commerce, yaitu pilihan

mengenai hukum negara mana yang akan diberlakukan dalam hal terjadi sengketa antara pihak-pihak yang melakukan transaksi e-commerce yang merupakan transaksi antarnegara (hubungan keperdataan international).

k. Pilihan mengenai yurisdiksi peradilan (choice of forum) bagi pihak-pihak yang melakukan transaksi e-commerce, yaitu pilihan mengenai pengadilan mana yang berwenang menyelesaikan sengketa di antara para pihak yang melakukan transaksi e-commerce.

Salah satu permasalahan hukum internet yang sering terjadi adalah

pembajakan potret. Seperti contoh kasus berikut ini yang terjadi di Mataram pada

tanggal 11-09-2015, foto Ahmad Subaidi dibajak oleh jurnalis mataram, Nusa

Tenggara Barat (NTB) ceritanya foto presean karya fotografer Ahmad Subaidi,

atau yang akrab disapa dengan Ucup ini dipakai di salah satu halaman buku yang

dikeluarkan oleh instansi plat merah NTB. Masalahnya, ini bukan kali pertama

instansi tersebut mengunduh dan menggunakan tanpa spengetahuan fotografer

(4)

sepengetahuan pemilik foto tersebut tiba-tiba sudah muncul di buku yang dibuat

oleh instansi plat merah NTB. Foto presean yang dipakai dalam buku itu tidak

ditulis sumbernya dari mana, sejak kasus pembajakan karya intelektual ini

mencuat di media sosial, para pekerja fotografer dan awak media merespon.

Fathul Rakhman, jurnalist Lombok Post langsung kaget. Sejumlah wartaman

cetak maupun elektronik mataram pun ikut mengamati perkembangan kasus

pembajakan foto ini. 7

Mengenai perlindungan hukum karya cipta yang diberikan adalah karya

cipta, film, karya fotografi, seni lukis, seni patung, dan lain-lain. Disamping karya

cipta tersebut diatas sesungguhnya masih banyak karya cipta yang belum

mendapat perlindungan secara maksimal. Seiring dengan pesatnya perkembangan

teknologi modern, khususnya pada bidang foto, menjadikan foto potret tersebut

sebagai lahan yang sangat potensial untuk dijadikan komoditi bisnis. Oleh karena

itu sebuah foto potret yang di unggah ke dalam jejaring sosial dapat dilindungi

sebagai suatu karya intelektual. Pengguna foto potret seseorang dalam akun

jejaring sosial yang digunakan untuk kegiatan komersial yang bertentangan

dengan ketertiban umum, merupakan pelanggaran terhadap ketentuan UUHC,

dikarenakan berdasarkan ketentuan dalam UUHC, yang memegang hak eksklusif

untuk mengumumkan atau memperbanyak suatu karya cipta setelah suatu ciptaan

atau pemegang hak cipta atau pemegang hak cipta.

Pasal 23 UUHC telah diatur tentang hak milik kebendaan (chattel rights)

dari pemilik foto atau potret, yaitu hak untuk mempertunjukkan potret atau foto

7 Ahmad Subaidi “Pembajakan Foto Ahmad Subaidi di Bajak, Jurnalis Teriak”

(5)

tersebut di depan umum, memperbanyak potret dalam suatu katalog atau

mempublikasikan ciptaan potret tersebut tanpa harus meminta izin terlebih dahulu

dari pencipta atau sang potret.8

Menurut ketentuan pada pasal 1 ayat 5 Undang-undang No.19 Tahun 2016

perubahan atas Undang-undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik bahwa “sistem elektronik adalah serangkaian perangkat dan

prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,

menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau

menyebarkan informasi elektronik”.9

Berdasarkan uraian tersebut, hal mengenai perlindungan hukum terhadap

pengguna foto potret oleh pihak lain dalam jejaring sosial Undang-Undang Nomor

28 tahun 2014 Tentang Hak Cipta merupakan sesuatu yang penting untuk diteliti.

B. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di dalam skripsi ini adalah :

1. Bagaimana pengaturan Hak Cipta dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun

2014 Tentang Hak Cipta?

2. Bagaimana pengaturan terhadap pelanggaran Hak Cipta Potret melalui Internet

dalam Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik?

3. Bagaimana kasus Pembajakan Foto Ahmad Subaidi di Tinjau dari

Undang-Undang Hak Cipta dan Undang-Undang-Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik?

8

Elyta Ras Ginting, “Hukum Hak Cipta Indonesia: Analisis Teori dan Praktik” (Bandung: Pt Citra Aditya Bakti, 2012), hal.171.

9

(6)

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Penulisan ini dilakukan dengan tujuan dan manfaat yang hendak dicapai,

yaitu:

1. Tujuan penulisan

Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana yang telah diuraikan diatas

maka tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui pengaturan Hak Cipta atas Karya Potret dalam

Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.

b. Untuk mengetahui pengaturan terhadap pelanggaran Hak Cipta Potret

melalui Internet dalam Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik

c. Untuk mengetahui pandangan Undang-Undang Hak Cipta dalam Kasus

pembajakan foto Ahmad Subaidi.

2. Manfaat penulisan

Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian ini dan

tujuan yang ingin dicapai makan diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat

sebagai berikut :

a. Manfaat teoritis

Secara teoritis diharapkan dapat menambah informasi atau wawasan yang

lebih konkrit bagi aparat penegak hukum dan pemerintah, khususnya dalam

menangani penggunaan foto potret oleh pihak lain dalam jejaring sosialyang

terjadi di Indonesia dan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan hukum pada

umumnya, serta pengkajian hukum khususnya yang berkaitan dengan hak cipta

(7)

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pemikiran dan

pertimbangan dalam menangani perlindungan hukum terhadap penggunaan foto

potret oleh pihak lain dalam jejaring sosial berdasarkan UUHC, serta dapat

memberikan sumbangan pemikiran bagi aparat penegak hukum dan pemerintah

khususnya dalam menangani penggunaan foto potret.

D. Keaslian Penulisan

Guna menyelesaikan pendidikan strata satu dan mendapatkan gelar sarjana

hukum, maka penulis membuat penelitian ilmiah dan menuangkannya dalam

sebuah skripsi yang berjudul “TINJAUAN YURIDIS MENGENAI

PERLINDUNGAN TERHADAP POTRET DI INTERNET DITINJAU

DARI UNDANG-UNDANG NO. 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA.

Berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan di Perpustakaan Pusat

Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

maka diketahui bahwa belum pernah dilakukan penulisan yang serupa mengenai

“Tinjauan Yuridis Mengenai Perlindungan Hak Cipta Terhadap Potret Di Internet

Di Tinjau Dari Undang-Undang No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta”. Oleh

karena itu, penulisan skripsi ini merupakan ide asli, adapun tambahan ataupun

kutipan dalam penulisan ini bersifat menambah penguraian dalam skripsi ini.

Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini adalah ide serta permasalahan

yang dibahas dalam skripsi ini murni hasil pemikiran penulis yang didasarkan

(8)

buku, media elektronik, juga melalui bantuan dari berbagai pihak dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan akademik.

E. Tinjauan Pustaka

Hak cipta merupakan hak milik yang bersifat immateril yang merupakan

hak benda, maka pada bagian ini ingin pula diuraikan bagaimana undang-undang

memberikan perlindungan terhadap sipemilik atau si pemegang hak. Sifat droit de

suit menyebabkan benda yang dilekati oleh hak benda dapat diminta dimanapun

benda itu berada. Hak untuk menuntut akan mengikuti benda tersebut secara

terus-menerus ditanga siapapun benda itu berada.10 Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak

ciptaannya atau memberi izin untuk itu, dengan tidak mengurangi

pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.11

Istilah hak cipta sebenarnya berasal dari negara yang menganut common

law, yakni copyright, sedangkan di Eropa, seperti Prancis dikenal droit d’auteur

dan di Jerman sebagai urheberecht. Di Inggris, penggunaan istilah copyright

dikembangkan untuk melindungi penerbit, bukan untuk melindungi si pencipta.

Namun, seiring dengan perkembangan hukum dan teknologi, maka perlindungan

diberikan kepada pencipta serta cakupan hak cipta diperluas, tidak hanya

mencakup bidang buku, tetapi juga drama, musik, artystic work, fotografi, dan

lain-lain.12

10OK. Saidin, “Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual” (Intelectual property rights)

(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 7.

11Much, Nurachmad, “

Segala Tentang Haki Indnesia”, Cetakan Pertama (Yogyakarta :

Penerbit Buku Biru, 2012), hlm.24.

12Endang Purwaningsi,”

(9)

Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk

mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu

dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan

perundangan yang berlaku. Jadi, hak cipta dimaksudkan sebagai hak eksklusif

bagi pencipta untuk mereproduksi karyanya sendiri atau memberikan izin kepada

pihak lain untuk melakukan tindakan tersebut dalam batasan hukum yang berlaku.

Pencipta atau pengarang adalah seseorang yang memiliki inspirasi guna

menghasilkan karya yang didasari oleh kemampuan intelektual, imajinasi,

keterampilan, dan keahlian yang diwujudkan dalam bentuk karya yang memiliki

sifat dasar pribadi (personal nature).13

Ciptaan pada awalnya adalah pemegang hak cipta atas karyanya tersebut.

Pengalihan kepemilikan bisa dilakukan melalui proses penyerahan atu pemberian

lisensi kepada seseorang. Apabila suatu ciptaan dibuat oleh karyawan pemerintah

dan karya tersebut menjadi bagian sehari-hari tugas karyawan tersebut, maka

pemeganghak cipta biasanya adalah pemerintah. Namun, baik di sektor

pemerintah maupun di sektor swasta, hal ini sangat ditentukan oleh perjanjian.14 Ciptaan adalah setiap hasil karya di bidang ilmu pengetahuan, seni dan

sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan,

keterampilan atau keahlian yang di ekspresikan dalam bentuk nyata. 15 Memperbanyak atau mengumumkan ciptaannya, pemegang hak cipta atas potret

seseorang harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari orang yang di potret, atau

izin ahli waris dalam jangka 10 tahun setelah orang yang di potret meninggal

13

Ibid, hlm.2.

14

Muhammad Firmansyah, Tata Cara Mengurus Haki, Cetakan Kedua ( Jakarta : Penerbit Visimedia, 2012), hlm.67.

15

(10)

dunia. namun, jika suatu potret memuat gambar dua orang atau lebih, untuk

perbanyakan atau mengumumkan setiap orang yang di potret, pemegang hak

ciptaharus terlebih dahulu mendapatkan izin dari setiap orang dalam potret itu,

atau izin ahli waris masing-masing dalam jangka waktu 10 tahun setelah yang di

potret meninggal dunia.16

Potret adalah sebuah lukisan, foto, patung, atau representasi seni dari

seseorang, yang mana wajah atau ekspresinya adalah hal yang utama.

Dimaksudkan untuk menampilkan, personalitas, dan juga kadang perasaan

seseorang. untuk alasan ini, fotografi potret pada uumnya bukanlah foto spontan

(snapshot), namun komposisi seseorang dalam kondisi diam dan dipersiapkan.

Sebuah potret seringkali menampilkan seseorang yang melihat langsung ke

pelukis atau fotografer, dengan tujuan yang berkaitan antara subyek dengan yang

melihat potret tersebut.17

Analisis jaringan sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul dan

ikatan. Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan. Sedangkan ikatan dalah

hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul.

Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan

sosial beroperasi pada banyak tingkatan. Mulai dari keluarga hingga negara dan

memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah,

menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seseorang individu dalam

mencapai tujuan.18

16

Muhammad Firmansyah, Op.Cit, hlm.16.

17

Augusto De Luca, Pengertian Potret Melalui : http://id .m.wikipedia.org (di akses pada tannggal 09 Juni 2017).

18

(11)

Situs jejaring sosial merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang

memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang

tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs

tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil

pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna.19

Setiap situs jejaring sosial memiliki daya tarik yang berbeda. Namun pada

dasarnya tujuannya sama yaitu untuk berkomunikasi dengan mudah dan lebih

menarik karena ditambah fitur-fitur yang memanjakan penggunanya.. Jejaring

sosial sebenarnya bentuk baru komunitas di Internet yang saling terhubung

dengan cepat. Ini berbeda dengan jejaring sosial lima tahun yang lalu yang

mungkin lebih dikenal sebagai forum diskusi, chat, messenger atau milis dimana

pola komunikasinya terbatas hanya dalam forum tersebut saja.20

F. Metode Penetitian

Metode adalah cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami objek

yang menjadi sarana dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan.21 Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuandan

teknologi, oleh karena penelitian bertujuan untukmengungkapkan kebenaran

secara sistematis, metodologis dan konsistendengan mengadakan analisadan

konstruksi.22 Penelitian merupakan pokok ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengetahui dan memahami segala kehidupan, atau lebih jelasnya penelitian

Ringkasan Metodologi Penelitian Hukum Empiris” (Jakarta

:Indonesia Hillco, 1990), hlm. 106.

22 Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, “

(12)

merupakan sarana yang digunakan oleh manusia untuk memperkuat, menguji,

serta mengembangkan ilmu pengetahuan.23Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,

maka metode penulisan yang digunakan antara lain:

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian hukum normatif yang

bersifat deklaratif penelitian normatif juga disebut dengan penelitian doktrinal

(doctrinal research) yaitu penelitian yang memusatkan pada analisis hukum,baik

hukum yang tertulis seperti buku ( law in books) maupun hukum yang diputuskan

oleh hakim melalui putusan pengadilan (law is decided by the judge through the

judical process).24 Penelitian hukum normatif terutama dilakukan untuk penelitian norma hukum dalam pengertian ilmu hukum sebagai ilmu tentang kaidah atau

apabila hukum dipandang sebagai sebuah kaidah yang perumusannya secara

otonom tanpa dikaitkan dengan masyarakat.25 Penelitian normatif yang didasarkan pada bahan hukum primer dan sekunder yaitu inventarisasi peraturan-peraturan

yang berkaitan dengan penulisan skripsi penulis.

2. Sumber data

Penyusunan skripsi ini, data dan sumber data yang digunakan dalah data

sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Data

23Soerjono Soekanto. “

Pengantar Penelitian Hukum”, (Jakarta : UIPress, 1986), hlm. 250.

24

Amiruddin dan Zainal Asikin,”Pengantar Metode Penelitian Hukum”, (Jakarta : PT. Gratifi Press, 2006), hlm.118.

25

(13)

sekunder adalah mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil

penelitian yang berwujud laporan dan sebagainya.26

Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang terdiri dari peraturan

perundang-undangan dibidang foto di jejaring sosiL, antara lain :

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik.

Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

terhadap bahan hukum primer yakni hasil karya para ahli hukum berupa

buku-buku, pendapat-pendapat sarjana, hasil penelitian dan/atau karya ilmiah serta

bahan-bahan internet yang relevan dan berhubungan dengan pembahasan skripsi

ini.

Bahan hukum tersier atau bahan penunjang yaitu bahan hukum yang

memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer

dan/atau bahan hukum sekunder yakni kamus hukum dan Kamus Besar Bahasa

Indonesia.

3. Teknik pengumpulan data

Sehubungan dengan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

yuridis normatif dan mempergunakan data sekunder maka Pengumpulan data

dilakukan dengan cara studi kepustakaan (library reaseacrh) serta dibantu dengan

media elektronik yakni internet. yaitu serangkaian usaha untuk memperoleh data

dengan jalan membaca, menelaah, mengklarifikasi, mengidentifikasi, dan

dilakukan pemahaman terhadap bahan-bahan hukum yang berupa peraturan

26

(14)

perundang - undangan serta buku-buku literatur yang ada relevan nya dengan

permasalahan penelitian. Hasil dari kegiatan pengkajian tersebut kemudian dibuat

ringkasan secara sistematis sebagai inti sari hasil pengkajian studi dokumen.

Tujuan dari teknik dokumentasi ini adalah untuk mencarikonsepsi-konsepsi,

teori-teori, pendapat-pendapat atau penemuan-penemuan yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian.27 4. Analisis data

Data yang berhasil dikumpulkan, data sekunder, kemudian diolah dan

dianalisa dengan mempergunakan teknik analisis metode kualitatif, yaitu dengan

menguraikan semua data menurut mutu, dan sifat gejala dan peristiwa hukumnya

melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut di atas agar

sesuai dengan masing-masing permasalahan yang dibahas dengan mempertautkan

bahan hukum yang ada. Mengolah dan menginterpretasikan data guna

mendapatkan kesimpulan dari permasalahan serta memaparkan kesimpulan dan

saran, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif, yakni kesimpulan yang

dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.28

G. Sistematika penulisan

Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab berbagi atas beberapa

sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang

dapat digambarkan sebagai berikut:

27

Edy Ikhsan dan Mahmul Siregar, Op.Cit,hlm.24.

28

(15)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang latar

belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, dan manfaat

penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II PENGATURAN HAK CIPTA ATAS KARYA POTRET DALAM

UNDANG-UNDANG NO.28 TAHUN 2014 TENTANG HAK

CIPTA

Bab ini berisi tentang ruang lingkup hak cipta, jangka waktu hak

cipta, pendaftaran hak cipta, penyelesaian sengeta dan ketentuan

pidana.

BAB III PENGATURAN TERHADAP PELANGGARAN HAK CIPTA

POTRET MELALUI INTERNET DALAM UNDANG-UNDANG

INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK

Bab ini berisi tentang pengaturan informasi transaksi elektronik di

indonesia dan pelanggaran karya cipta melalui internet.

BAB IV PANDANGAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA DALAM

KASUS PEMBAJAKAN FOTO AHMAD SUBAIDI

Bab ini berisi tentang pandangan Undang-Undang hak cipta dalam

kasus pembajakan foto Ahmad Subaidi dan pandangan

Undang-Undang informasi transaksi elektronik dalam kasus pembajakan

(16)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini adalah merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi ini,

dimana dalam bab V ini berisikan kesimpulan dan saran-saran dari

Referensi

Dokumen terkait

1) Penataran dan pelatihan dengan tujuan memperluaskan wawasan profesi guru dan keilmuan para guru. 2) Program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang dilaksanakan seminggu

Pengaturan hukum mengenai hak ekonomi menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta menunjukkan hak ekonomi merupakan hak eksklusif pencipta atau pemegang hak

dengan pendekatan multimedia ini, maka kami mengajukan program pengabdian masyarakat dengan judul “Pemanfaatan Multimedia Teknik Camera Profesional Untuk Membantu Pembuatan

Program komputer merupakan salah satu bentuk hak cipta yang diberikan perlindungan secara hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak

Noyon dan Langemeijer (Lamintang dan Theo Lamintang ,2010:581), beberapa contoh dari ruangan yang tertutup misalnya, sebuah ruang tempat tinggal pada suatu bangunan tempat

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan proposal skripsi

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data, antara lain: (1) mengidentifikasi profil miskonsepsi siswa pada materi hukum Archimedes antara sebelum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis pengaruh kualitas website (WebQual) terhadap kepuasan pengguna bukalapak di kota bandung.. Penelitian