• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Virus Zika Pada MahasiswI Prodi D-3 Kebidanan di STIKes Senior, Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Virus Zika Pada MahasiswI Prodi D-3 Kebidanan di STIKes Senior, Medan Tahun 2016"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu manusia yang sekedar

menjawab pertanyaan “apa” (What?). Lebih lengkapnya pengetahuan adalah segala informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi.5

2.1.2. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan mempunyai enam tingkat menurut Notoatmodjo 1993 pada Hasmi5, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya yang termasuk dalam tingkatan pengetahuan ini antara lain: mengingatkan kembali kepada sesuatu yang spesifik dari apa yang pernah di pelajari oleh rangsangan yang telah diterima. Untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar, tentang sesuatu yang diketahui serta dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Apabila orang tersebut telah paham terhadap suatu materi, maka orang tersebut dapat menjelaskan atau memberi contoh atau dapat menyimpulkan.

c. Aplikasi (Aplication)

(2)

sebenarnya, misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah terutama dalam pemecahan masalah kesehatan. d. Analisis (Analysis)

Analisis suatu komponen untuk menjabarkan materi-materi ke dalam komponen-komponen tetapi masih erat kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat menggambarkan, membedakan, dan lain sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan, misalnya dapat menyusun atau merencanakan, dan lain sebagainya.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi misalnya dapat membandingkan anak yang cukup gizi dengan anak yang kurang gizi, dan lain sebagainya.

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo6, pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

b. Tingkat Pendidikan

(3)

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

d. Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain.

e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.

f. Sosial Budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.2. Virus Zika

2.2.1. Sejarah dan epidemiologi

(4)

virus766 karena dari hutan dan nomor monyet sehingga diberi nama demikian.

Virus ini juga diisolasi dari populasi nyamuk dari lokasi yang sama dan menjadi penyebab terjadinya sirkulasi endemik oleh host virus yang berhubungan dengan monyet setempat (meliputi 13 jenis monyet) dan nyamuk. Fakta bahwa virus ini diisolasi dari monyet spesies Asia menyimpulkan bahwa adanya adapatasi virus dari monyet spesies Afrika ke monyet spesies Asia. Apakah adaptasi adalah sebagai faktor transmisi dari virus ini dan apakah adaptasi menyebabkan virus semakin patogen masih belum diketahui. Perlu diperhatikan bahwa serum yang dikumpulkan dari sampel darah dari beberapa populasi lokal yang bertempat tinggal di lokasi yang sama dalam waktu yang sama ditemukan juga antibodi terhadap Virus Zika menyimpulkan bahwa virus telah menginfeksi populasi manusia. Tetapi, tidak ada laporan mengenai adanya penyakit. Virus ini pertama kali diisolasi dari manusia pada tahun 1969 di Nigeria, lewat penyakit yang disebut, Zika fever atau penyakit Zika yang telah diketahui menginfeksi manusia sejak awal tahun 1950-an.1

Laporan terbaru dari Virus Zika teridentifikasi sebagai kasus yang jarang pada

penyakit manusia. Lanciotti pada tahun β008 menyatakan “Berdasarkan

(5)

Kejadian ini kemudian terulang kembali awal tahun 2015 di Brasil. Tepatnya kejadian ini terjadi di Kota Salvador yang merupakan kota terbesar ketiga di Brasil. Penyebaran Virus Zika perkirakan memuncak pada minggu pertama bulan Mei 2015. Diperkirakan jumlah kasus yang didapat dari bulan Februari 2015 hingga Juni 2015 ada sebanyak 14.835 kasus. Prevalensi serangan Virus Zika diperikirakan 5,5 kasus setiap 1000 orang (4,6 kasus setiap 1000 pria dan 6,3 kasus setiap 1000 wanita, 8,2 kasus setiap 1000 anak-anak dibawah umur 15 tahun, 5,4 tahun setiap 1000 usia 15-39 tahun, dan 3,8 kasus setiap 1000 dewasa diatas umur 40 tahun)9.

2.2.2. Klasifikasi

Virus Zika termasuk family Flaviviridae dan genus Flavivirus1. Golongan Flaviviridae lainnya termasuk yellow fever, dengue, West Nile, dan Japanese Encephalitis Viruses7. Flavivirus termasuk dari grup yang diberi nama

“arborviruses”, yaitu ratusan virus RNA yang bergantung kepada arthopoda seperti nyamuk atau kutu untuk transmisinya. Arbovirus menyebabkan beberapa penyakit yang merugikan pada manusia dan hewan diseluruh dunia. Family dari RNA arbovirus meliputi Bunyaviridae, Flaviridae, Reoviridae, Rhabdoviridae, dan Togoviridae. Arbovirus didapat secara oral lewat vektor hematogen dalam bentuk darah dari vetebrata yang terinfeksi. Virus ini tidak patogen pada vektor tapi bisa bertahan dan hidup dalam vektor yang kemudian ditransmisikan lewat saliva ke host vetebrata baru. Siklus ini penting untuk diingat, mengingat bagaimana virus dapat bertahan di vektor host dan apakah virus bereplikasi di host, dan jika bereplikasi, tipe sel yang menginfeksi vektor dan apakah virus

(6)

Viruses (ICTV). Kelompok ini diketegorikan berdasarkan antigen dan genetik. Genus Flavivirus terdiri atas 39 nyamuk pembawa virus10.

2.2.3. Struktur Virus Zika

Virus Zika terdiri atas genom untaian tunggal RNA. Itu merupakan pembungkus, Virus Ikosahedral yang termasuk dari grup Spondweni clade. Virus Zika memiliki polaritas virus RNA yang positif dengan ukuran genom sekitar 11 kb.1 Pembukaan genom RNA tunggalnya mengkode poliprotein untuk membentuk struktur badan virus. Poliprotein mengandung 3 komponen, termasuk capsid, membran, dan bagian premembran. Kemudian ada sebuah protein

pembungkus dan tambahan 7 komponen yang tidak berstruktur. Ketujuh protein tersebut adalah NS1, NS2a, ND2b, NS3, NS4a, NS4b, dan NS5. Protein yang tidak berstruktur NS2B/NS3 termasuk protease serine dengan host protease co-translasi dan post-translasi memotong poliprotein membentuk komponen-komponennya. Protein pembungkus adalah hal penting pada flavivirus sebagai tempat menempelnya antigen dan mengarahkan penempelan dari virion dan penetrasi masuk ke dalam sel host. Pengecilan dari protein E dikontrol oleh protein premembran, yang dipotong oleh furin untuk membentuk membran protein prion hingga virion yang sudah dewasa atau matang dilepaskan dari sel. Fungsi dari protein yang tidak berstruktur lainnya masih belum diketahui, tapi mungkin punya peran penting dalam beragam bagian replikasi. Sebagai contoh, NS5, sebagai RNA-dependent RNA polimerase.11

(7)

2.2.4. Genom Virus Zika

Ada 2 garis keturunan dari Virus Zika yang diketahui, yaitu Afrika dan Asia. Garis keturunan tersebut dapat diidentitifikasi secara detail lewat analisis genetik dari sekelompok RNA. Komponen utama dalam variabel saat membandingkan strain tampak berhubungan dengan avaibilitas dari potential glycosylation site. Sekuen pengkodean dari virus yang lengkap didapatkan dari pasien dari French Polynesia yang dirawat di Rumah Sakit setelah jatuh sakit menunjukkan garis

keturunan Asia, dengan 99,9% nukletid dan asam amino yang homolog dengan isolasi yang bersirkulasi selama tahun 2000-an di Asia Selatan dan Kepulauan Pasifik. Hal ini dipercayai bahwa garis keturunan Asia pertama kali masuk ke Asia dari Afrika tahun 1945. Kedua pasien lainnya yang terinfeksi Virus Zika juga di periksa dan ternyata dijumpai hal yang serupa.12

2.2.5. Transmisi

(8)

2.2.5.1 Nyamuk Aedes

Arbovirus jelas lebih berfokus pada iklim tropis karena banyaknya jenis nyamuk yang ada. Nyamuk dapat berkembang biak secara cepat dan dalam jumlah tertentu dapat menginfeksi suatu populasi dalam waktu mingguan hingga bulanan. Penyebaran Virus Zika lewat spesies nyamuk aedes. Pada umumnya, diketahui bahwa nyamuk A.aegypti sebagai pembawa Virus Zika yang belum dominan. Ini merupakan nyamuk yang sama yang menyebarkan yellow fever. Nyamuk ini dapat berkembang biak di jumlah air yang sedikit, dan diketahui aktif dan agresif pada siang hari, terutama pada tempat yang berdebu atau sore hari saat cuaca berawan, dan sering di dalam ruangan. Nyamuk ini asalnya dari Afrika, tapi sekarang dapat kita jumpai pada iklim subtropis dan tropis diseluruh dunia. Penyakit lainnya yang ditularkan oleh nyamuk A. aegypti termasuk dengue, yellow fever, and chikungunya. A.aegypti sudah diindentifikasi sebagai vektor

utama dari arbovirus di daerah Pasifik.1 2.2.5.2. Transmisi Bukan dari Nyamuk

Tramisi alami dari siklus arbovirus, secara umum, telah diketahui berhubungan dengan nyamuk. Tetapi, adanya laporan transmisi Virus Zika pada saat kelahiran, dan resiko potensi transmisi Virus Zika lewat transfusi darah juga didapati.13 Kemudian, transmisi Virus Zika lewat seksual ke istri pasien yang mendapatkan infeksi di Senegal setelah kembali ke Amerika Serikat. Transmisinya diperkirakan lewat semen tetapi semennya tidak diperiksa. Mengenai hal tersebut, bahwa flavivirus dapat ditemukan di urin individu yang terinfeksi dengan West Nile Virus dengan bukti yang menunjukan virus bereplikasi di pasien dan menjadi infeksius.14

2.2.5.3. Transmisi Vertikal dari Virus Zika

(9)

lahir saat melahirkan. Dua kasus dari Polinesia Perancis diteliti, dan RNA Virus Zika dapat ditemukan pada serum ibu sampai 5 hari setelah melahirkan dan pada bayi sampai 6 hari. Virus Zika juga ditemukan pada ASI (Air Susu Ibu). Penemuan hal tersebut membutuhkan penelitian lebih lanjut, tapi membuka peluang untuk terjadinya kemungkinan transmisi secara perinatal atau setelah melahirkan.15

2.2.6. Manifestasi klinis

Kebanyakan infeksi yang disebabkan oleh Virus Zika tidak bergejala (sekitar 80%). Kebanyakan gejalanya adalah demam, ruam, nyeri sendi, dan konjutivitis yang tidak purulen. Pada tahun 2007, nyeri otot, pembengkakkan, dan muntah-muntah juga di temukan pada kasus yang terjadi di Kepulauan Yap, Micronesia. Waktu inkubasi dari Virus Zika masih belum diketahui tapi jika sama dengan infeksi flavivirus lainnya, diperkirakan 3 hingga 7 hari. Dengue dan Chikungunya sering memiliki kemiripan tapi tidak secara identik, dan co-infeksi dengan virus ini juga ditemukan. Hasil laboratorium dari infeksi Virus Zika termasuk leukopenia, trombocytopenia, peningkatan serum laktat dehidrogenase, -glutamyl transferase, dan peningkatan tanda-tanda faktor inflamasi seperti C-reaktif protein, fibrinogen, dan ferritin.16

2.2.7. Diagnosis

Pendiagnosaaan infeksi Virus Zika masih menjadi tantangan. Perkembangan pertama dari pengetasan infeksi flavivirus menggunakan teknik fase-solid immunosorbent dan inhibisi hemaglutinisasi assay untuk mendeteksi isotop IgM terhadap virus yang spesifik, terutama pada fase fase akut infeksi. Juga telah pernah dilakukan plaque reduction neutralization assay (PNRT). Tapi, masalah pendiagnosaan yang dihadapi juga serupa dengan flavivirus lainnya seperti dengue dan yellow fever, yaitu spesitifitas dan reaksi silang yang masih harus

(10)

tidak cukup kuat untuk mendiagnosa pasien dengan infeksi yang aktif. Tidak ada tes yang komersial yang tersedia, dan pemeriksaan Virus Zika hanya bisa dilakukan di laboratorium CDC dan dibeberapa negara dan departemen kesehatan suatu daerah saja.16

2.2.8. Patogenesis

Mekanisme patogenesis yang menyebabkan kecacatan fetus akibat infeksi Virus Zika masih belum diketahui. Telah diperkirakan bahwa Zika dengan arbovirus lainnya seperti dengue virus dan Chikungunya virus bekerja lewat induksi akibat respon autofagi pada sel yang terinfeksi. Mekanisme dari virus yang menggunakan autofagi untuk menginfeksi sel bervariasi. Sebagai contoh, Virus Dengue dapat mengubah membran untuk membentuk autofagosom yang dapat bergabung dengan endosom untuk membentuk amphisom. Kemudian Virus Dengue dapat bereplikasi didalam membran yang diinduksi oleh virus. Hal yang

serupa juga dialami oleh Virus Zika, tapi masih belum jelas karakteristiknya. Flavivirus termasuk Virus Zika telah ditemukan mengaktifkan unfolded protein response (UPR), yang berperan penting dalam autofagi yang berhubungan dengan pengangguan fungsi atau degradasi dari bentuk atau komposisi retikulum endoplasmik.8

2.2.8.1. Profil Sitokin pada infeksi Virus Zika

(11)

2.2.8.2. Peran kulit dalam infeksi

Kebanyakan infeksi Virus Zika ditransmisikan ketika nyamuk mengigit kulit manusia. Peran kulit dalam patogenesis infeksi membawa kemungkinan jalan masuk ke dalam tubuh. Faktor adhesi termasuk AXL, Tyro3, dan DC-SIGN ditemukan memfasilitasi Virus Zika masuk ke sel kulit manusia. Phosphatidygliserine merupakan reseptor AXL yang ditemukan pada reseptor

masuknya Virus Zika. Fibroblast dermal menunjukkan kebebasan zika dalam menggunakan RNA silencing dan penetralisasi antibodi.1

2.2.9. Pencegahan

2.2.9.1. Langkah-langkah pengendalian 2.2.9.1.1. Pencegahan Gigitan Serangga

Bagi yang tinggal area nyamuk Aedes spp harus menggunakan kontrol seperti pengusir serangga seperti DEET, menggunakan jaring nyamuk saat malam hari dan memakai baju yang berwarna cerah dan tetap tertutup. Pemakain air-conditioning juga berpotensi mengurangi resiko gigitan nyamuk.8 Pada wanita hamil atau berencana hamil harus melakukan perlindungan ekstra terhadap gigitan nyamuk untuk mencegah infeksi Virus Zika selama kehamilan, misalnya dengan memakai baju yang menutup sebagian besar permukaan kulit, berwarna cerah, menghindari pemakaian wewangian yang dapat menarik perhatian nyamuk seperti parfum dan deodoran.17

2.2.9.1.2. Pengendalian Sumber Vektor

(12)

mobil yang berisi air tergenang dan gelap lebih sering dijadikan tempat berkembangbiak nyamuk, harus dibuang.1

Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus (menguras dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan atau melakukan daur ulang barang bekas, ditambah dengan melakukan kegiatan pencegahan lain seperti menabur bubuk larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, dll). Melakukan pengawasan jentik dengan melibatkan peran aktif masyarakat melalui Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Meningkatkan daya tahan tubuh melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti diet seimbang, melakukan aktifitas fisik secara rutin, dll.17 2.2.9.2. Pengendalian Kesehatan Masyarakat

2.2.9.2.1. Pencegahan saat Bepergian

Akibat pandemik Virus Zika yang terjadi beberapa negara menyarankan kepada warga-warganya yang hamil untuk tidak bepergian ke negara-negara endemik Virus Zika baik yang sudah terjadi ataupun yang masih diperkirakan.18 2.2.9.2.2. Rekomendasi Regulasi Terhadap Virus Zika

CDC mengeluarkan regulasi mengenai pemeriksaan bayi dengan infeksi Virus Zika pada kehamilan. Pengukuran ini termasuk melihat fetus secara ultrasound dan pemeriksaan ibu untuk infeksi Virus Zika. Pemerikasaan Virus Zika ini ditujukan untuk :

1. Bayi yang baru lahir dengan mikrosefalus atau kalsifikasi intrakranial hingga wanita-wanita yang bepergian atau tinggal ke area yang ada transmisi Virus Zika saat hamil.

2. Bayi yang baru lahir sampai ibu yang hasil tes positif atau tidak jelas infeksi Virus Zika.19

2.2.10. Interverensi secara farmakologi

(13)

Sampai sekarang, masih belum ada vaksin untuk Virus Zika yang dikembangkan. Ada pun rencana untuk pembuatannya diperkirakan akan membutuhkan waktu sekitar 10 tahun hingga vaksin tersebut siap untuk digunakan.1

2.2.10.2. Obat-Obatan

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi engagement diukur dengan mengacu pada dimensi dan komponen engagement pada framework APS yang dilakukan dengan pembobotan dengan metode AHP pada

H2a: Under the condition of consum - ers having knowledge of the mis- leading information, consumers who are exposed to misleading brand placement of brands with high brand

menyediakan Hp dan internet untuk anaknya agar lebih mudah dalam mengerjakan atau mencari tugas yang diberikan oleh guru. Ibu HR juga menyediakan kendaraan

Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka peneliti memberikan kesim- pulan sebagai berikut: (1) Perencanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran

Penilitan ini melakukan implementasi menggunakan modul WARP ( Wireless Open Access Research Platform ) yang dapat berkerja secara real-time dan dapat diterapkan

Ministry of Public Works is delivering rental walk up flat ( rumah susun sederhana sewa / rusunawa ) and aiming low-income people in general (but particularly related

Prototype Sistem Keamanan Rumah memanfaatkan

permasalahan dalam pengajaran bahasa Jerman. 3) Mengurus surat ijin penelitian ke SMA Pasundan Cikalong Cianjur.. 7) Melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.