• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG MATERI PECAHAN PADA KELAS V MI AL-HUDA JOHO 2 KALIDAWIR TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG MATERI PECAHAN PADA KELAS V MI AL-HUDA JOHO 2 KALIDAWIR TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan

dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif adalah suatu prosedur

penelitian yang menghasilakan data deskriptif berupa kata-kata atau

pernyataan-pernyataan lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati. Lebih lanjut menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar

individu secara holistik atau menyeluruh.32 Pengertian yang serupa tentang

penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif: ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari

orang-orang (subyek) itu sendiri.33 Ada pula yang berpendapat bahwa penelitian

dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses

penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika

hubungan antarfenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah.34

Adapun karakteristik penelitian kualitatif menurut adalah sebagai

berikut:

32 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosda Karya, 2002), 3 33 Arief Furchan, Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif, (Surabaya : Usaha Nasional, 1992), 21-22

(2)

a. Penelitian kualitatif menggunakan latar alamiah

g. Lebih mementingkan proses daripada hasil h. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus i. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data j. Desain bersifat sementara

k. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.35

Untuk melengkapi analisis data kualitatif, peneliti juga menggunakan

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif hanya bersifat melengkapi

pendekatan kualitatif yang merupakan pendekatan utama dalam penelitian ini.

Kedua pendekatan tersebut dapat digunakan apabila desainnya memanfaatkan

satu paradigma, sedangkan paradigma lainnya sebagai pelengkap saja.36

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun

penelitian tindakan kelas (PTK) mempunyai beberapa pengertian antara lain

sebagai berikut:

a. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan

tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar

peserta didik menjadi meningkat.37

35 Lexy J. Moleong, Metodologi ....dalam Ahmad Tanzah, Metodologi Penelitian Praktis (Jakarta: Bina Alam, 2004), 42-43

36 Moleong, Metodologi…, 22

(3)

b. Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.38

c. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk

kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk

memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Penelitian tindakan kelas biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau

sekolah tempat ia mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan proses dan praktis pembelajaran.39 Pendapat lain tentang

penelitian tindakan kelas adalah sebagai penelitian reflektif yang dilakukan

oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat

pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian

dalam mengajar, meningkatkan prestasi peserta didik, dan sebagainya.40

Sedangkan bentuk PTK ini adalah Penelitian Tindakan Administrasi

Sosial Eksperimental, yaitu bentuk penelitian dimana guru tidak dilibatkan

dalam menyusun perencanaan, melakukan tindakan, dan refleksi terhadap

praktik pembelajarannya sendiri di kelas. Tanggung jawab penuh penelitian

tindakan ini terletak pada pihak/peneliti luar, meskipun obyek penelitian itu

terletak didalam kelas.41 Peneliti luar yang membuat rencana tindakan dan 38 Suharsimi Arikunto, et. al., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), 3

39 Depdikbud, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Penelitian Tindakan (Action Research), (t.t.p. : t.p., 1999), 3

(4)

kegiatan pelaksanaan penelitiannya mengacu pada hipotesis tertentu.

Selanjutnya, peneliti melakukan berbagai tes yang ada dalam eksperimennya.

Rancangan penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan

partisipan, hal ini didasarkan karena peneliti berpartisipasi langsung dalam

penelitian mulai awal sampai akhir. Peneliti bertindak sebagai perencana,

perancang, pelaksana, pengumpul data, penganalisis data, dan pelapor

penelitian.

B. Kehadiran Peneliti

Berpijak pada pendekatan dan jenis penelitian yang telah dikemukakan

sebelumnya, kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan. Dalam penelitian

kualitatif, “peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat

pengumpul data utama”.42 Peneliti bertindak sebagai instrumen kunci dan pemberi

tindakan dalam penelitian. Instrumen kunci berarti bahwa peneliti adalah sebagai

pengamat dan pewawancara. Sebagai pengamat, peneliti mengamati aktifitas yang

terjadi selama pembelajaran. Hal-hal yang menjadi pokok pengamatan adalah

aktifitas selama pembelajaran yaitu bentuk interaksi guru dengan peserta didik

dan peserta didik dengan peserta didik. Pelaksanaan pengamatan akan dibantu

oleh guru bidang studi matematika MI Al-Huda Joho 2 Kalidawir Tulungagung.

Hal ini dilakukan karena peneliti sendiri adalah pelaksana tindakan. Dengan

bantuan guru dan wali kelas V, diharapkan tidak ada data penting yang lepas dari

(5)

pengamatan. Sedangkan sebagai pewawancara, peneliti bertindak sebagai

pewawancara terhadap subyek penelitian.

Sebagai pemberi tindakan, peneliti bertindak sebagai pengajar yang

membuat rancangan pembelajaran yang berdasarkan teknik montessori, sekaligus

menyampaikan bahan ajar selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Disamping

itu peneliti juga bertindak sebagai pengumpul dan penganalisis data serta sebagai

pelapor hasil penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini adalah MI Al-Huda

Joho 2 Kalidawir Tulungagung. Berdasarkan dialog dengan guru bidang studi

matematika penelitian disarankan untuk melakukan penelitian di kelas V. Lokasi

ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Peserta didik kelas V MI Al-Huda Joho 2 Kalidawir Tulungagung masih

banyak yang kurang paham dalam memecahkan masalah matematika pada

pokok bahasan pecahan akibat dari kecenderungan guru yang menggunakan

metode konvensional dalam mengajar (informasi-ceramah-pemberian

contoh-contoh-latihan/tugas), tanpa menekankan pada pemahaman konsep

matematika.

b. Prestasi peserta didik kelas V MI Al-Huda Joho 2 Kalidawir Tulungagung

(6)

c. Peserta didik kelas V MI Al-Huda Joho 2 Kalidawir Tulungagung dalam

memecahkan masalah pecahan masih banyak yang mengerjakan secara

mekanistik tanpa pengetahuan konseptual dan prosedural.

d. Peserta didik menganggap bahwa pelajaran matematika tidak menarik,

membosankan, dan sulit dipahami serta tidak ada kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari. Hal ini diakibatkan guru kurang memanfaatkan realita dan

lingkungan kehidupan peserta didik yang biasa diakrabinya.

e. Guru mata pelajaran matematika pada MI Al-Huda Joho 2 Kalidawir

Tulungagung belum pernah melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan

montessori.

D. Data dan Sumber Data

1. Data

Pengertian data adalah hasil pencatatan si peneliti baik berupa fakta

ataupun angka.43

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi hasil tes, hasil

wawancara, hasil observasi, dan hasil catatan lapangan. Data-data tersebut

dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Hasil tes peserta didik, hasil tes digunakan untuk

mengukur dan melihat peningkatan skor peserta didik, ketuntasan materi,

dan pemahaman peserta didik.

(7)

b. Hasil wawancara terhadap peserta didik, hasil

wawancara digunakan untuk memperoleh gambaran lebih dalam mengenai

pemahaman peserta didik, respon peserta didik, dan bentuk kesulitan yang

dihadapi peserta didik. Hasil wawancara akan melengkapi hasil tes untuk

melihat pemahaman peserta didik.

c. Hasil observasi, hasil observasi digunakan untuk melihat

apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan yang direncanakan. Dari

hasil observasi dapat dilihat faktor-faktor yang mendukung atau

menghambat proses belajar mengajar.

d. Hasil catatan lapangan, catatan lapangan digunakan

untuk melengkapi data-data hasil observasi. Catatan lapangan berisi

beberapa hal penting yang terjadi selama proses belajar mengajar selain

yang terdapat dalam lembar observasi.

2. Sumber Data

Pengertian sumber data adalah subyek dari mana data dapat

diperoleh.44 Dalam penelitian kualitatif, peneliti sangat erat kaitannya dengan

faktor-faktor kontekstual. Sampling dimaksudkan untuk menjaring sebanyak

mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunan

(construction). Tujuan sampling untuk menguji kekhususan yang ada ke

dalam ramuan konteks yang unik serta bertujuan menggali informasi yang

(8)

akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan (purposive sample).45

Dalam tatanan praktis, dari sekian sumber data yang ada penulis

mengambil enam orang peserta didik untuk dijadikan sampel (subyek

wawancara/informan). Pemilihan subyek dikonsultasikan dengan guru

matematika agar subyek yang terpilih mudah diajak berkomunikasi. Hal ini

penting karena salah satu pengambilan data dalam penelitian ini adalah

wawancara.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Sesuai data yang akan dikumpulkan dalam penelitian, maka teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi : (1) tes, (2) wawancara, (3)

observasi, dan (4) catatan lapangan.

1. Tes

Tes adalah merupakan alat bantu atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan

aturan-aturan yang sudah ditentukan.46 Tes juga dapat dimaknai sebagai suatu

prosedur sistematis untuk mengamati dan mengukur satu atau lebih

karakteristik seseorang dengan menggunakan skala numerik atau sistem

kategori.47 Adapun bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes uraian (esai)

berstruktur, bentuk tes ini menuntut kepada peserta didik untuk menyatakan 45 Moleong, Metodologi Penelitian…., 165

46 Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), 53

47 Baso Intang Sappaile, Pengaruh Metode Mengajar dan Ragam Tes Terhadap Hasil Belajar

Matematika dengan Mengontrol Sikap Peserta didik, dalam

(9)

jawabannya dengan menggunakan semua pengetahuan yang telah didapat

dengan suatu batasan tertentu.

Pelaksanaan tes dilakukan pada awal tindakan untuk menjaring subyek

penelitian, untuk mengetahui kesulitan yang dialami peserta didik dan

dilakukan pada akhir tindakan untuk mengukur hasil yang diperoleh setelah

pemberian tindakan. Adapun format instrumen tes sebagaimana pada lampiran

4 dan 6).

2. Wawancara

Salah satu metode pengumpulan data ialah dengan jalan wawancara

yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada

responden.48 Pendapat lain mengemukakan wawancara merupakan teknik

pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang sistematis dan secara face to

face.49 Sumber lain menyebutkan wawancara adalah bentuk komunikasi antara

dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari

seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan

tujuan tertentu.50

Jenis wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara tak

terstruktur, yaitu wawancara yang susunan pertanyaannya dan susunan

kata-katanya dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara,

48 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 1989), 192

(10)

disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara. Teknik

wawancara ini dimaksudkan untuk menggali informasi dari subyek penelitian

berkenaan dengan respon peserta didik terhadap pembelajaran melalui

pendekatan pemecahan masalah. Wawancara dilaksanakan pada setiap akhir

tindakan. Adapun format pedoman wawancara sebagaimana terdapat pada

lampiran 10).

3. Observasi

Observasi adalah suatu pengamatan yang khusus dan pencatatan yang

sistematis ditujukan pada satu atau beberapa fase masalah dalam rangka

penelitian.51

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan di kelas selama proses

pembelajaran. Kegiatan pengamatan difokuskan pada aktivitas guru dan

aktivitas peserta didik. Pelaku pengamatan adalah guru matematika setempat

dan wali kelas dengan menggunakan lembar observasi sebagaimana pada

lampiran 8 dan 9.

Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi peer, yaitu observasi

terhadap pengajaran seseorang oleh orang lain (dalam hal ini dilakukan oleh

guru matematika setempat dan wali kelas).52 Selain itu observasi pada

penelitian ini juga termasuk dalam observasi terstruktur, yaitu observasi yang

51 Sapari, Metodologi..., 82

(11)

menggunakan instrumen yang terstruktur dan siap pakai, sehingga pengamat

hanya tinggal membubuhkan tanda √ pada tempat yang disediakan. 53

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan dimaksudkan untuk memperoleh data secara

obyektif mengenai hal-hal yang terjadi selama pembelajaran yang tidak

tercantum dalam lembar observasi.

F. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, dokumen resmi, gambar, foto, dalam

sebagainya.54

Analisis data dilakukan pada tahap refleksi dari siklus penelitian. Dalam

pelaksanaan penelitian tindakan kelas terdapat dua jenis data yang dikumpulkan

peneliti untuk dianalisis, yaitu:

1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar peserta didik) yang dapat dianalisis secara

deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif.

Misalnya, mencari nilai rata-rata, prosentase keberhasilan belajar dan

lain-lain.

2. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat yang

memberi gambaran tentang ekspresi peserta didik mengenai tingkat

pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap 53 I GAK Wardani, Penelitian....,. 219

(12)

peserta didik terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktifitas peserta

didik mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri,

motivasi belajar, dan sejenisnya dapat dianalisis secara kualitatif.55

Analisis data yang dilakukan menggunakan analisis data kualitatif model

alir (flow model) yang terdiri dari 3 tahap yaitu reduksi data, sajian data, dan

penarikan kesimpulan dan verifikasi.56

1. Mereduksi Data

Mereduksi data adalah proses yang meliputi kegiatan menyeleksi,

memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai

dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian.

Hasil tes dan transkrip hasil wawancara tentang respon dan

pemahaman peserta didik serta hasil observasi dimungkinkan masih belum

dapat memberikan informasi yang jelas. Untuk memperoleh informasi yang

jelas dari data-data tersebut maka dilakukan reduksi data. Reduksi data

dilakukan dengan menggunakan cara pemilihan, pemusatan perhatian,

penyederhanaan, dan transformasi kasar yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi, dan catatan lapangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

memperoleh informasi yang jelas dari data tersebut, sehingga peneliti dapat

membuat kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas dari segi proses apabila seluruh peserta didik atau setidak-tidaknya sebagian besar 75%

55 Arikunto, Penelitian Tindakan..., 131

(13)

peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping itu menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat yang besar dan rasa percaya diri, sedangkan dari segi hasil dikatakan berhasil dan berkualitas apabila terjadi perubahan prilaku yang positif pada peserta didik atau setidaknya sebagian besar 75%.57

Adapun taraf keberhasilan proses pembelajaran yang digunakan

penelitian adalah 75%, hal ini disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan

minat belajar peserta didik.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan, didasarkan pada

Tabel Tingkat Penguasaan sebagai berikut:58

Tabel 3.1 : Tabel Tingkat Penguasaan (Taraf Keberhasilan Tindakan)

Tingkat Penguasaan Nilai Huruf Bobot Predikat

1 2 3 4

Sedangkan untuk menentukan prosentase keberhasilan tindakan,

didasarkan pada skor yang diperoleh dari data hasil observasi. Cara

penghitungannya melalui rumus penilaian dibawah ini:

NP =

SM R

x 100%

Keterangan:

57 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung : Rosda Karya, 2003), 102

(14)

NP : Nilai Persen yang dicari atau diharapkan R : Skor mentah yang diperoleh peserta didik

SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100% : Bilangan tetap59

Indikator keberhasilan tindakan selain dilihat dari proses

pembelajaran (aktifitas guru dalam peserta didik) yang merupakan data

kualitatif, juga dilihat dari nilai hasil belajar peserta didik yang berupa tes

awal, tes akhir, kuis, dan lain-lain. Sedangkan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dari segi nilai hasil belajar, didasarkan pada kriteria penilaian

sebagai berikut:60 Keterangan: Peserta didik dinyatakan lulus bila mencapai nilai akhir atau nilai

rata-rata minimal 55.

Adapun peneliti di sini memandang bahwa nilai rata-rata minimal 55

dianggap masih belum memenuhi target keberhasilan ditinjau dari nilai hasil

belajar. Hal ini didasarkan pada dialog dengan guru mata pelajaran

matematika MI Al-Huda Joho 2 Kalidawir Tulungagung bahwa nilai tersebut

masih dianggap belum mencapai target dari standar yang ditetapkan

Madrasah. Sehingga dengan mempertimbangkan semua itu dan melihat dari

59Ibid, 102

(15)

keberhasilan para tokoh pendidikan yang sebelumnya pernah mengadakan

penelitian pemecahan masalah maka peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran melalui pemecahan masalah mempunyai banyak kelebihan

sehingga menetapkan kriteria keberhasilan nilai hasil belajar adalah peserta

didik dapat mencapai nilai minimal 65.

2. Menyajikan Data

Penyajian data dilakukan dalam rangka pengorganisasian hasil reduksi

dengan cara menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah

diperoleh dari hasil reduksi. Hal ini diharapkan dapat memberikan

kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Informasi

yang dimaksudkan adalah uraian kegiatan proses pembelajaran, aktivitas

peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran, serta hasil yang diperoleh

sebagai akibat dari pemberian tindakan. Informasi ini diperoleh dari

perpaduan data hasil tes, observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Data

yang sudah terorganisir ini dideskripsikan sehingga bermakna, baik dalam

narasi, grafik maupun tabel.61

Data yang telah disajikan tersebut selanjutnya ditafsirkan dan

dievaluasi untuk membuat rencana tindakan selanjutnya. Hasil penafsiran dan

evaluasi dapat berupa penjelasan mengenai (1) perbedaan antara rancangan

dan pelaksanaan tindakan, (2) perlunya revisi pelaksanaan tindakan, (3)

(16)

alternatif tindakan yang dianggap tepat, (4) persepsi guru, wali kelas, dan

peneliti dalam pengamatan dan pencatatan lapangan, dan (5) kendala yang

dihadapi dan sebab-sebab kendala itu muncul.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan adalah kegiatan memberikan kesimpulan

terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup pencarian

makna data serta memberikan penjelasan. Selanjutnya dilakukan kegiatan

verifikasi, yaitu menguji kebenaran, kekokohan, dan mencocokan

makna-makna yang muncul dari data. Verifikasi merupakan validasi dari data yang

disimpulkan.62

G. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik

kriteria derajat kepercayaan. Derajat kepercayaan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah ketekunan pengamatan dan pengecekan sejawat.63

1. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara peneliti mengadakan

pengamatan dengan teliti, rinci, dan terus menerus selama proses penelitian.

Kegiatan ini dapat diikuti dengan kegiatan wawancara secara intensif dan

62 Miles, Analisis…, 19

(17)

aktif sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya subyek

berdusta, menipu, berpura-pura, dan sebagainya.

b. Pengecekan Sejawat

Pengecekan sejawat adalah mendiskusikan proses dan hasil penelitian

dengan dosen pembimbing atau teman yang sedang/telah mengadakan

penelitian kualitatif. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti mendapatkan

masukan-masukan baik dari segi metodologi maupun konteks penelitian.

Disamping itu, peneliti juga senantiasa berdiskusi dengan teman pengamat

yang ikut terlibat dalam pengumpulan data untuk merumuskan kegiatan

pemberian tindakan selanjutnya.

H. Tahap-tahap Penelitian

Secara umum kegiatan penelitian ini dapat dibedakan dalam 2 tahap, yaitu

tahap pendahuluan dan tahap pelaksanaan tindakan.

1. Tahap Pendahuluan/Refleksi Awal

Penelitian ini dimulai dengan tindakan pendahuluan atau refleksi awal.

Pada refleksi awal kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

a. Melakukan dialog dengan kepala sekolah tentang penelitian yang akan

dilakukan.

b. Melakukan dialog dengan guru bidang studi matematika kelas V MI

(18)

menggunakan pendekatan Montessori pada materi pecahan pada penelitian

yang akan dilakukan.

c. Menentukan sumber data.

d. Menentukan subyek penelitian.

e. Membuat soal tes awal.

f. Melakukan tes awal.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini

mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yang

terdiri 4 tahap meliputi : (1) tahap perencanaan (plan), (2) tahap pelaksanaan

tindakan (act), (3) tahap observasi (observe), dan (4) tahap refleksi (reflect).64

Uraian masing-masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan (Plan)

Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan meliputi:

1) Membuat rencana pembelajaran

2) Menentukan tujuan pembelajaran

3) Menyusun kegiatan pembelajaran

4) Menyiapkan materi pembelajaran yang akan

disajikan

5) Menyiapkan lembar observasi yang akan

digunakan pada saat pelaksanaan tindakan di kelas

(19)

6) Menyusun evaluasi berupa kuis dan tes individu

7) Menemui guru kelas untuk mengkoordinasikan

program kerja dalam pelaksanaan tindakan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Act)

Melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika melalui

pendekatan montessori sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

dipersiapkan sebelumnya sebagaimana terlampir, serta memberikan tes

akhir pada akhir tindakan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta

didik pada materi pecahan.

Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk

mengarahkan peserta didik kepada:

1) Memahami masalah, yaitu mengidentifikasi dan menuliskan apa yang

diketahui, apa yang ditanyakan, dan persyaratan yang harus dipenuhi.

2) Membuat rencana penyelesaian, yaitu membuat beberapa alternatif

pemecahan dan menyusun prosedur kerja untuk dipergunakan dalam

memecahkan masalah, serta mencatat hubungan antara yang diketahui

dan tidak diketahui dan mengetahui kaitannya.

3) Melaksanakan rencana pemecahan, yaitu melaksanakan pemecahan

sesuai rencana yang telah dibuat pada langkah kedua serta menarik

(20)

4) Memeriksa kembali hasil pemecahan, yaitu mengecek jawaban

dengan cara mensubstitusikan kembali hasil yang diperoleh dengan

soal mula-mula, apakah telah sesuai.

c. Observasi (Observe)

Kegiatan observasi adalah mengamati aktifitas peserta didik

selama pembelajaran berlangsung maupun aktifitas peneliti dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya. Dalam

pelaksanaan observasi dibantu oleh guru matematika dan wali kelas V MI

Al-Huda Joho 2 Kalidawir Tulungagung. Adapun format lembar observasi

sebagaimana terlampir.

d. Refleksi (Reflect)

Pada kegiatan refleksi, peneliti melakukan diskusi dengan

pengamat untuk menjaring hal-hal yang terjadi sebelum dan selama

tindakan berlangsung berdasarkan hasil pengamatan, catatan lapangan,

wawancara, dan perekaman agar dapat diambil kesimpulan. Kegiatan

refleksi dilaksanakan dengan cara menganalisis, memahami, menjelaskan,

dan menyimpulkan data-data tersebut.

Dalam penelitian ini, keempat tahap diatas dipandang sebagai suatu

siklus tindakan. Penelitian ini akan dilakukan beberapa bentuk siklus,

masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanan, pelaksanaan, observasi, dan

(21)

pertimbangan didalam merumuskan dan merancanakan tindakan yang lebih

efektif pada siklus berikutnya. Apabila pada siklus I belum dapat mencapai

tujuan yang diinginkan maka dilanjutkan pada siklus II dan seterusnya sampai

tujuan yang diinginkan tercapai. Penelitian tindakan harus dilakukan

sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan.65 Informasi

dari siklus yang terdahulu sangat menentukan pelaksanaan siklus berikutnya.

Siklus tindakan akan dihentikan jika peserta didik telah mencapai

pemahaman sesuai indikator yang ditentukan. Indikator keberhasilan dalam

penelitian ditinjau dari dua segi:

a. Nilai hasil belajar peserta didik, penelitian ini dianggap berhasil apabila

nilai yang dicapai peserta didik pada tes akhir memenuhi target

keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu peserta didik dapat mencapai

nilai minimal 65.

b. Proses pembelajaran (tindakan), dalam penelitian ini yang menjadi

indikator keberhasilan ditinjau dari proses pembelajaran adalah aktivitas

guru maupun peserta didik yang dapat diamati melalui observasi.

Pembelajaran ini dianggap berhasil apabila prosentase skor dari lembar

observasi paling tidak mencapai 75%.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model-model penelitian

tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar model dan

tahapan penelitian tindakan adalah sebagai berikut:66

(22)

Gambar 3.1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi Refleksi

Perencanaan

Observasi

Pelaksanaan Refleksi

Gambar

Tabel 3.1 : Tabel Tingkat Penguasaan (Taraf Keberhasilan Tindakan)
Tabel 3.2 : Kriteria Penilaian
Gambar 3.1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penambatan senyawa molekul adas bintang dan patikan kebo dapat dilihat pada Tabel 1 dan interaksi yang terjadi antar molekul adas bintang dan patikan kebo

perempuan Desa Tugu Selatan, tidak ada yang melakukan kawin kontrak dengan. WNA asal

This paper is structured on the basis of this analysis comparing the crisis communication strategies used by AirAsia and Malaysia Airlines following the

campur kode adalah sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan memiliki fungsi dan otonomi, sedangkan kode yang lain yang terlibat dalam penggunaan bahasa tersebut hanyalah

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya klarifikasi dan negosiasi dan dengan berakhirnya masa sanggah, untuk itu kami mengundang Direktur Utama / Pimpinan Perusahaan

NILAI-NILAI KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL KANCING YANG TERLEPAS KARYA HANDRY TM SERTA RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA (Kajian Antropologi Sastra).

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya klarifikasi dan negosiasi dan dengan berakhirnya masa sanggah, untuk itu kami mengundang Direktur Utama / Pimpinan Perusahaan

Pilih sub menu sesuai dengan informasi kegiatan yang hendak dilaporkan sebagai bagian dari kinerja dosen.Berikut contoh dan petunjuk pengisian untuk sub menu keterlibatan