i
WAKTU TUNGGU EKSEKUSI PIDANA MATI
DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA
TESIS
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum
Yohana Lince Aleng NIM : 322013029
PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
v
Ucapan Terima Kasih
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan baik.
Penulisan mengenai tesis ini berjudul ”Waktu Tunggu
vi
lembaga legislatif dan eksekutif bisa menciptakan suatu produk hukum berkaitan dengan isu tersebut agar dapat menjamin kepastian hukum.
Dalam penulisan tesis ini, penulis merasa bahwa tesis ini tidak akan terselesaikan dengan baik jika bukan karena adanya campur tangan dari para pembimbing yang selama ini membimbing penulis. Karena itu secara khusus, penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada Kedua Pembimbing, Bapak Dr. M. Haryanto, S.H.,M.Hum dan Bapak Arie Siswanto, S.H.,M.H yang telah memberikan waktu, perhatian serta pemikirannya untuk kesuksesan penulisan ini. Tuhan Yesus memberkati selalu.
vii
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Mbak Widya Kurniawati, S.Si selaku Sekretaris Progdi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana yang telah banyak membantu penulis dari awal perkuliahan sampai akhir penyelesaian studi penulis. Tuhan Yesus memberkati.
Penulis juga berterima kasih secara khusus kepada :
1. Kedua orangtua terkasih Bapak Agustinus Aleng dan Mama Yuberlina Beslau-Aleng atas pengorbanan, dukungan, perhatian, kasih sayang serta kepercayaan yang diberikan kepada penulis dalam segala hal terutama selama penulis menempuh pendidikan di MIH FH UKSW Salatiga. Semoga umur panjang dan kesehatan selalu beserta kalian. Tuhan Memberkati.
2. Kakek O.D. Aleng (alm), Nenek tercinta, Loisa Aleng, Mama Ros Aleng, Bapak Peres Banaweng atas Doa, dukungan, kepercayaan dan perhatian kepada penulis selama ini. Tuhan Yesus selalu memberkati kalian.
3. Adik-adikku tercinta; Remalia, Ina Momo, Marthin, Valentino, Tari, Nive, Love, Pedro, Indah, Hendrik, yang berada di Alor dan Kupang, yang selalu memberikan hiburan dan dukungan kepada penulis. Sukses selalu dalam masa pendidikannya. Tuhan Yesus Memberkati.
4. Bapak Ibrahim La’a, S.H.M.H, Ma Debora Ayin, serta adik Brian
La’a dan Stenly La’a, yang telah banyak membantu penulis dari
viii
5. Bapak R.E.S.Fobia, S.H., MIDS atas dukungan, bantuan serta pemikiran-pemikiran dalam bidang hukum kepada penulis dari awal perkuliahan sampai pada proses penyelesaian studi. Tuhan Yesus Memberkati.
6. Seluruh Keluarga Besar Aleng yang selalu senantiasa memberikan dukungan dan doa kepada penulis selama ini. Tuhan Yesus Memberkati.
7. Seluruh Dosen Pengajar Magister Ilmu Hukum FH UKSW Salatiga yang telah banyak memberikan ilmu serta pengetahuannya dalam bidang hukum baik secara langsung maupun tidak langsung. Tuhan Memberkati.
8. Sahabat Eugenia Brandao Da Silva, Avelino Barreto, Kak Gerly, Kak Kris Doko, atas dukungan, bantuan dan kerjasama yang terjalin selama ini. Penulis merasa bersyukur boleh dipertemukan dengan teman-teman seperti kalian. Semoga persahabatan kita tetap terjalin dan kiranya kesuksesan selalu menyertai kalian. 9. Rekan-Rekan mahasiswa Program Magister Ilmu Hukum
FH-UKSW Angkatan 2013 dan 2014, terima kasih atas kebersamaanya selama ini. Tuhan berkati.
10.Teman-teman seperjuangan dari Alor : Sepryanti Manialoka, Esy Mailang, Lely Duka, Emy Manialoka, atas dukungan dan motivasinya selama ini. Sukses selalu untuk kalian. Tuhan berkati. 11.Teman-teman kos putri katharina; Venalia, Lavani, Bella, Titis,
ix
Kata Pengantar
Dengan bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, kesabaran dan penyertaan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Waktu
Tunggu Eksekusi Pidana Mati Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia”
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Hukum.
Dalam penulisan tesis ini terdapat dua isu sentral yang akan dibahas adalah mengetahui waktu tunggu eksekusi pidana mati dalam kaitannya dengan pelanggaran hak asasi manusia dan yang kedua mengetahui Putusan Mahkamah Konstitusi No. 34/PUU-XI/2013 tentang Peninjauan kembali potesial memperpanjang waktu tunggu eksekusi pidana mati.
Tesis ini disusun dalam empat bab. Bab pertama merupakan bab pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian yang menguraikan alasan yang mendasari penulisan tesis ini yang difokuskan pada peraturan-peraturan yang berkaitan dengan eksekusi pidana mati, selanjutnya perumusan masalah, tujuan penellitian serta metodologi penelitian sebagai bahan acuan dalam penulisan tesis ini.
x
dengan beberapa teori dan juga pandangan-pandangan para ahli mengenai eksekusi pidana mati, fenomena deret kematian dan juga hal-hal yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan eksekusi pidana mati.
Bab III hasil penelitian dan analisis. Bab ini akan membahas serta menganalisis mengenai perkembangan eksekusi pidana mati di Indonesia, pelanggaran hak asasi manusia yang berkaitan dengan waktu tunggu eksekusi pidana mati dan juga upaya hukum peninjauan kembali yang seharusnya memberikan kepastian hukum dalam sistem pemidaann. .
Bab IV hasil pembahasan dan analisis, dalam bab ini penulis menarik kesimpulan berupa intisari dari pembahasan bab-bab sebelumnya disertai dengan rekomendasi agar adanya suatu perbaikan terhadap pengaturan perundang-undangan mengenai waktu tunggu eksekusi pidana mati serta beberapa aturan terkait agar di masa yang akan datang dapat terjaminnya kepastian hukum.
xi
kritik dari para pihak demi penyempurnaan tesis ini agar dapat digunakan dimasa mendatang. Akhir kata terima kasih dan Tuhan memberkati.
Salatiga, 14 Januari 2017
xii
DAFTAR ISI
Halaman
Cover Judul ... i
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Lembar Pernyataan Orisinalitas Tesis ... iv
xiii
C. Hambatan-Hambatan Dalam Eksekusi Pidana Mati ... 47
D. Fenomena Deret Kematian (Death Row Phenomenon) ... 58
E. Pandangan Hukum Tentang Waktu Tunggu Eksekusi Pidana Mati ... 61
F. Konsep HAM dan Pelanggaran HAM ... 68
1. Hak Asasi Manusia ... 68
2. Pelanggaran Hak Asasi Manusia ... 74
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Perkembangan Eksekusi Pidana Mati di Indonesia ... 78
B. Waktu Tunggu Eksekusi Pidana Mati berkaitan dengan Hak Asasi Manusia ... 88
C. Putusan MK No. 34/PUU-XI/2013 tentang PK berkaitan dengan Waktu Tunggu Eksekusi Pidana Mati ... 96
D. ANALISIS ... 104
1. Waktu Tunggu Eksekusi Pidana Mati Merupakan Pelanggaran Hak Asasi Manusia ... 104
xiv
WAKTU TUNGGU EKSEKUSI PIDANA MATI DALAM
PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA
Yohana Lince Aleng
Abstrak
Penelitian tentang waktu tunggu ekseksusi pidana mati dalam perspektif hak asasi manusia bertujuan untuk mendeskripsikan serta menganalisis waktu tunggu eksekusi pidana mati dapat digolongkan sebagai pelanggaran HAM. Selain itu penelitian ini juga bertujuan Untuk mengetahui putusan Mahkamah Konstitusi No.34/PUU-XI/2013 tentang Peninjauan Kembali sebagai salah satu upaya hukum potensial memperpanjang waktu tunggu eksekusi pidana mati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan secara normatif dengan mengkaji bahan hukum primer dan sekunder, dengan menggunakan pendekatan statue approach yaitu mengkaji permasalahan dari segi hukum dan sumbernya berasal dari peraturan perundang-undangan yang berlaku, teori-teori hukum maupun doktrin-doktrin hukum.
Pengaturan mengenai pidana mati secara jelas sudah diatur dalam hukum positif di Indonesia (KUHP maupun UU diluar KUHP). Namun mengenai pengaturan eksekusi pidana mati yang memiliki kelemahan. Dalam suatu putusan setelah terpidana divonis mati dan segala upaya hukum telah diajukan oleh si pemohon tetapi tidak diterima maka harus segera dilakukan eksekusi. Tetapi hal ini tidak secara serta merta berlaku karena masih banyak terpidana mati yang setelah divonis masih menunggu eksekusi bahkan sampai menghabiskan waktu bertahun-tahun lamanya.
xv
dengan Putusan MK No 34/PUU-XI/2013 dengan alasan keadilan sehingga PK dapat diajukan lebih dari satu kali. Hal ini justru berdampak buruk dalam proses peradilan karena PK lebih dari satu kali mengakibatkan tidak terlaksananya asas kepastian hukum.