Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan
Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih
Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya
Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonesia
(Survey di Sentra Produksi Kabupaten Tojo Una-Una
Sulawesi Tengah)
Hilda Monoarfa Chalil Edhi Taqwa
Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako Palu
Abstract: The short-term goal of the study is to formulate fishermen’s revenue value - added strategy in fish flour productions in order to reach potential poultry food market as an effort to reduce imported dependence of fish flour in Indonsia. The long-term goal of the study refers to the MP3EI is implementation of value-added enhancements strategy for fishermen through programs and activities in order to fulfill the market demand in order to increase the income and welfare of fishermen in Tojo Una-Una, Central Sulawesi of Indonesia. The sample is limited to fishermen who have fishing gear boats and motor boats. The location of this study is in the Ampana City District ( Dondo village and Labuan village), Tojo District (Uekuli village and Tayawa village), and Una-Una District (Wakai village, Tanjung Pude, Una-Una village). The method used descriptive and SWOT analysis. The results indicate that the successfulness of fishermen’s revenue value-added strategy through fish flour produc-tions to reach poultry food potential market is influenced by some steps: 1) to increase production through the improvement of fishing gear; (2) to build solid fishing cooperatives and marketing institutions (TPI); (3) to enhance access to capital through bankinginstitutions; (4) to develop marine and fisheries-based entrepreneurship; (5) to provide a comprehensive, focused, and well-managed mentoring program; and (6) to moni-tor and evaluate the development and sustainability of the program.
Keywords: value-added products, fishermen’s revenue, potential market for poultry food, imported fish flour dependence
Abstrak: Penelitian ini mempunyai tujuan jangka pendek yaitu menyusun strategi peningkatan
nilai tambah dan pendapatan nelayan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonsia. Sedangkan Tujuan jangka panjang yang ingin diraih dalam penelitian mengacu pada MP3EI adalah implementasi strategi peningakatan nilai tambah nelayan tangkap melalui pro-gram dan kegiatan untuk memenuhi dari sisi permintaan pasar, sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan tangkap di Kabupaten Tojo Una-Una Provinsi Sulawesi Tengah. Sampel penelitian ditentukan pada nelayan yang memiliki alat tangkap kapal motor dan perahu motor. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Ampana Kota (Kelurahan Dondo dan Kelurahan Labuan), Kecamatan Tojo (Desa Uekuli dan Tayawa), dan Kecamatan Una-Una (Desa Wakai, Tanjung Pude, Desa Una-Una). Metode yang digunakan analisis deskriptif dan Alamat Korespondensi:
Hilda Monoarfa, Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako Palu e-mail: hildaborman Jurna l Aplik a si Mana jemen ( JAM) Vol 13 N o 1, 20 15 Terindek s da la m Google Schola r
JAM
13, 1
Diterima, September 2014 Direvisi, Desember 20 14
SWOT analsis. Hasil Penelitian menunjukkan Keberhasilan Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. ditentukan oleh (6 M) : 1) Meningkatkan kemamapuan produksi melalui peningkatan saran alat tangkap; (2) Memperkuat kelembagaan koperasi nelayan dan kelembagaan pemasaran (TPI); (3) Meningkatkan kemampuan permodalan melaui akses bank; (4) Mengembangkan jiwa kewirausaha berbasis keluatan dan perikanan; (5) Melakukan pendampingan berdasarkan pemetaan, fokus, dan terprogram dengan baik; dan (6) Melakukan monitoring dan evaluasi berkesinambingan, sebab selama ini program bantuan kurang dievaluasi kinerjanya.
Kata Kunci: nilai tambah produk, pendapatan nelayan tangkap, dan potensi pasar pakan ternak unggas, ketergantungan
impor tepung
Visi dan Misi Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah Tahun 2011–2016 adalah Sulawesi Tengah sejajar dengan provinsi maju dikawasan timur Indonesia dalam pengembangan agribisnis dan kelautan melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang ber-daya saing.Visi dan Misi tersebut di atas sangat mung-kin dapat dicapai, mengingat Sulawesi Tengah memiliki potensi yang luar biasa dilihat dari luas Lautnya 193.923,75 Km2 dengan garis pantai 4.013 Km2 (BPS, 2012). Hal ini mengindikasikan bahwa prospek pe-ngembangan perikanan laut layak untuk dikembang-kan di wilayah tersebut. Tercatat pada tahun 2012 produksi perikanan tangkap Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 140.465,72 tondan nilai produksi sebesar Rp. 1.151.496.000.000.- Kebutuhan riil Sulteng sebanyak 101.690,27 ton/thn, sehingga dapat dikatakan produksi perikanan laut Sulteng Surplus sebanyak 38.775,45 ton/thn.
Kabupaten Touna sebagai salah satu kabupaten penghasil ikan laut di Sulawesi Tengah, dengan rata-rata produksi sebanyak 14.933,70 ton/tahun dan jumlah perikanan tangkap 4.528 unit (BPS Sulteng, 2012). Hasil produksi nelayan sebagian di pasarkan secara langsung ke daerah-daerah terdekat dan ekspor. Sedangkan ikan-ikan kecil seperti teri, ikan pipih, dan ikan lacang pada musim-musim tertentu produksinya melimpah dan ini tidak termanfaatkan secara maksi-mal, bahkan oleh nelayan tangkap masih ditengah laut sudah dibuang, karena menurut nelayan harganya tidak seimbang dengan biaya produksinya. Hal ini, menisyaratkan bahwa ketidakmampuan Nelayan Tangkap untuk memanfaatkan produksi yang tidak bernilai tersebut menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi dengan jalan meningkatkan nilai tambah produk berbasis tepung ikan sehingga pendapatan Nelayan Tangkap dapat ditingkatkan.
Di sisi lain, jika dicermati bahwa potensi pasar tepung ikan begitu besar, karena kurang lebih (75 %) Indonesia masih mengimpor tepung ikan untuk kebu-tuhan industri pakan ternak unggas. Dengan mencer-mati dalam MP3EI, salah satu Visi-nya adalah pening-katan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi dari pengelolaan aset dan akses (potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui penciptaan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar-kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dan meng-ingat potensi pasar tepung ikan masih cukup tinggi, maka peluang ini perlu diraih dengan mendorong ke-lompok Nelayan Tangkap yang tergabung dalam kelompok UKM untuk dapat mengolah menjadi tepung ikan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Menghasilkan model dan strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan Nelayan Tangkap berbaisis Tepung Ikan di Kabupaten Tojo Una-Una.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan kausalitas. (Sugiono, 2008; Riduawan, 2007; Suliyanto, 2006).
Metode Pengumpulan Data
Studi Kepustakaan
Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Me-ngurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonesia.
Studi Lapangan
Observasi
Observasi lebih diarahkan pada pengamatan la-pangan di sentra-sentra produksi Nelayan Tangkap wilayah penelitian.
Wawancara Terstruktur
Cara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal tertentu secara lebih mendalam dari responden.
Diskusi Interaktif
Diskusi interaktif dengan model Focus Group Disscussion (FGD) untuk membahas permasalahan tertentu secara terperinci sesuai dengan tujuan penelitian.
Populasi, Ukuran Sampel, dan Teknik
Penarikan Sampel
Populasi penelitian adalah Nelayan Tangkap di Kabupaten Tojo Una-Una. Sampel kecamatan dipilih berdasarkan tingkat produksi tertinggi yaitu: keca-matan Tojo, Una-Una dan Ampana Kota. Teknik penarikan sampel stratified claster sampling, yaitu: nelayan yang memiliki sarana alat tangkap Kapal Motor dan Perahu Motor.
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah: (1) deskriptif analisis yang dapat memberikan gambaran secara menyeluruh dari objek dan subjek penelitian; dan 2) SWOT Analisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tanggapan Responden terhadap Kemampuan
Mengolah Tepung Ikan
Berdasarkan tanggapan responden terhadap kemampuan mengolah tepung ikan, jika nantinya IKM yang mengolah tepung ikan didirikan di sentra nelayan tangkap, sebaran tanggapan dapat disajikan sebagai berikut.
Tabel 1. Tanggapan Responden terhadap Kemampuan Mengolah tepung Ikan Jika IKM Tepung Ikan Dibangun di Sentra Produksi
No Tanggapan Responden Frekuensi %
1 Cukup Mampu 5 15.2
2 Mampu 23 69.7
3 Sangat Mampu 5 15.2
Total 33 10 0.0
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 33 responden nelayan tangkap, mayoritas memberi tanggapan mampu apabila didirikan IKM pengolah tepung ikan, maka mereka sanggup untuk menjalan-kan sebagai usaha yang menndukung penadapatan keluarga selain menjual hasil dalam bentuk mentah. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam rangka pening-katan nilai tambah dan pendapatan nelayan, maka terlihat bahwa nelayan sangat antusias pada saat dilakukannya FGD.
Kualitas Ikan sebagai Bahan Baku Tepung Ikan
Berdasarkan tanggapan responden terhadap kua-litas ikan yang bernilai ekonomi rendah sebagai bahan baku tepung ikan, sebaran tanggapan dapat disajikan sebagai berikut.
Tabel 2. Tanggapan Responden terhadap Kualitas Ikan (Nilai Ekonomi Rendah) sebagai Bahan Baku Tepung Ikan
No Tanggapan Responden Frekuensi %
1 Cukup baik 13 39,39
2 Baik 18 54,55
3 Sangat Baik 2 6,06
Total 33 100.0
karena produksi yang melimpah. Hal ini terungkap pada saat FGD, nelayan mengatakan bahwa hampir dipastikan dalam setiap bulan ikan kecil-kecil melim-pah.
Ketersediaan Tenaga Kerja
Berdasarkan tanggapan responden terhadap ketersediaan tenaga kerja, apabila IKM didirikan di sentra produksi nelayan tangkap, sebaran tanggapan
dapat disajikan sebagai berikut. kurang bebas menetapkan harga sesuai dengan
meka-nisme pasar. Harapan nelayan apabila IKM terbetuk maka, keadaan ini lambat laun akan berkurang.
Peranan IKM
Berdasarkan tanggapan responden terhadap peranan IKM disentra produksi memberikan sebaran tanggapan dapat disajikan sebagai berikut.
Tabel 3. Tanggapan Responden terhadap Ketersediaan Tenaga Kerja
No Tangg apan Responden Frekuensi %
1 Cukup tersedia 1 3,03
2 Tersedia 12 36,36
3 Sangat tersedia 20 60,61
Total 33 100.0
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa dari 33 responden nelayan tangkap, mayoritas memberi tanggapan sangat tersedia tenaga kerja apabila didiri-kan IKM di kalangan nelayan Tangkap. Hal ini meng-indikasikan bahwa tenaga kerja dalam keluarga (ibu-ibu) dapat dipemberdayakan, sebagi penopang eko-nomi keluarga. Kontribusi tenaga kerja dalam keluarga akan memberikan tingkat efisiensi yang cukup baik, karena selama inipun mereka (Ibu-Ibu) telah melaku-kan proses peningkatan nilai tambah misalnya me-ngeringkan ikan teri atau pembuatan ikan abon atau ikan fufuk, sehingga dengan demikian apabila akan didirikan IKM berbasis Home Industri sangatlah tepat.
Penetapan Harga Mitra
Berdasarkan tanggapan responden terhadap penetapan harga yang berlaku selama ini, jika nelayan bermitra dengan pemodal (atau pedagang pengumpul), sebaran tanggapan dapat disajikan sebagaimana tabel 4.
Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa dari 33 responden nelayan tangkap, mayoritas memberi tanggapan bahwa harga yang ditetapkan oleh mitra tidak layak. Hal ini mengindikasikan bahwa posisi tawar nelayan tangkap cukup lemah, terutama apabila modal kerja dipinjamkan oleh mitra, maka nelayan
Tabel 4. Tanggapan Responden terhadap Penetapan Harga Mitra
No Tanggapan Responden Frekuensi %
1 Tidak layak 23 69.7 2 Cuk up layak 8 24.2
3 Layak 1 3.0
4 Sangat layak 1 3.0
Total 33 100.0
Tabel 5. Tanggapan Responden terhadap Peranan IKM
No Tanggapan Responden Frekuensi %
1 Cukup penting 3 9.1
2 Penting 5 15.2
3 Sangat penting 25 75.8
Total 33 100.0
Berdasarkan tabel 5, menunjukkan bahwa dari 33 responden nelayan tangkap, mayoritas memberi beranggapan bahwa sangat penting didirikan industri kecil dan menengah pengolahan ikan di sentra pro-duksi. Hal ini memberikan makna bahwa industi sangat berperan dalam upaya perbaikan pendapatan nelayan, artinya sesuai dengan fungsi industri untuk menampung produksi nelayan kurang bernilai ekonomi dan meningkatkan pendapatan.
Kestabilan Harga
Berdasarkan tanggapan responden terhadap kestabilan harga apabila IKM pengolah tepung ikan di sentra produksi dibangun, maka sebaran tanggapan dapat disajikan sebagai berikut.
dan layak akan meningkatkan pendapatan nelayan tangkap.
SWOT Analisis
Identifikasi dan Deskripsi Swot Analisis strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan nelayan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una)
Identifikasi Analisis SWOT yang dilakukan di sentra produksi terungkap beberapa masalah faktor internal maupun eksternal didaerah sampel, yaitu:
Internal Factor Analisys Summary (IFAS)
Berdasarkan hasil identifikasi SWOT analisis yang dilakukan, maka diperoleh total nilai skor sesuai dengan variabel dan indikator masing-mamsing dapat disajikan pada tabel 7.
Berdasarkan Tabel 7, mengindikasikan bahwa strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan nelayan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonsia. menunjukkan total nilai IFAS sebesar 5,91 yang disumbangkan oleh nilai skor dari kekuatan sebe-sar 4,010 dan nilai skor kelemahan sebesebe-sar 1,901. Nilai indikator kekuatan yang menduduki urutan per-tama atau terbesar yaitu nelayan tangkap rata-rata memiliki jenis alat tangkap lebih dari satu. Misalnya memiliki pukat cincin dan rumpon. Kekuatan lainnya, para nelayan tangkap memiliki memiliki kelompok tenaga kerja. Misalnya sarana alat tangkap kapal motor, rata-rata tenaga kerjanya 4–5 orang setiap kali opera-sional.
Faktor kelemahan internal yang cukup mempe-ngaruhi keberhasilan strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan nelayan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonsia adalah lemahnya modal kerja, terutama biaya variabel operasional kapal motor hampir 45% biaya dikeluarkan dari nilai penerimaan, akibatnya posisi tawar nelayan menjadi lemah. Selain itu, akibat belum terbentuknya kelembagaan nelayan berupa koperasi yang kiranya dapat membantu, serta akses perbankan sebagian besar nelayan belum
Tabel 6. Tanggapan Responden terhadap Kestabilan Harga
No Tanggapan Responden Frekuensi %
1 Cu kup stabil 1 3.0
2 Stabil 11 33.3
3 Sangat Stabil 21 63.6
Total 33 100.0
Tabel 7. Analisis Matriks SWOT (IFAS) Strategi Peningkatan Nilai Tambah Dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan Untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas Sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una)
Sumber: lampiran 1, Data Primer diolah kembali
Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan (Strenght) 0 - 1 1 - 7
1 Memiliki alat tangkap (Kapal Motor, Perahu Motor) 0,190 7,00 1,330
2 Pengalaman 0,170 5,00 0,850
3 Kerjasama 0,150 5,00 0,750
4 Ketersediaan TK 0,180 6,00 1,080
Jumlah Kekuatan 0,690 3,833 4,010
Kelemahan (Weakness)
1 Modal kerja 0,075 7,00 0,525
2 Kelmbagaan Koperasi belum tersedia 0,065 6,00 0,390
3 Akses Perbankan 0,045 5,00 0,225
4 Posisi Tawar 0,085 6,00 0,510
5 Pelatihan 0,050 5,00 0,251
Jumla h Kelemahan 0,320 5,800 1,901
mampu memenuhi persyaratan apabila mau meman-faatkan KUR (Kredi Usaha Rakyat).
Mencermati hasil perhitungan skor SWOT, maka dapat digambarkan peta posisi dari faktor IFAS seba-gai berikut.
Gambar 1. Peta Posisi IFAS (Kekuatan dan Kelemahan)
7 5 3 1
Berdasarkan gambar tersebut di atas, dapat dije-laskan bahwa faktor IFAS disentra produksi di Kabu-paten Tojo Una-Una, memiliki rating skor kekuatan sedang dan faktor kelemahan tinggi (Sedang VS Tinggi).
Ekternal Factor Analisys Summary (EFAS)
Berdasarkan hasil identifikasi SWOT analisis yang dilakukan, maka diperoleh total nilai skor EFAS sesuai dengan variabel dan indikator masing-mamsing dapat disajikan pada tabel 4.14
Berdasarkan tabel 4.14, mengindikasikan bahwa strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan nela-yan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonsia, menun-jukkan total nilai EFAS sebesar 6,25 yang disumbang-kan oleh nilai skor dari peluang sebesar 5,169 dan nilai skor ancaman sebesar 1,084 Nilai indikator peluang yang menduduki urutan pertama atau terbesar yaitu adanya potensi pasar hasil olahan berbahan baku ikan (tepung) maupun dalam bentuk ikan segar, di mana tepung ikan saat ini Indonesia masih mengimpor
kepada usaha peternakan ayam, yang sangat membu-tuhkan tepung ikan sebagai ransum nutrisinya.
Faktor ancaman yang cukup mempengaruhi keberhasilan strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan nelayan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonsia, adalah variabel ancaman dengan nilai tertinggi berada pada indikator power pedagang pe-ngumpul sebagai penentu harga, iklim yang kadang-kala kurang bersahabat dengan nelayan atau iklim yang kurang dapat diprediksi seperti biasanya, dan kapasitas pabrik es batu yang kadangkala kekurangan terutama pada saat musim panen raya.
Selanjutnya, untuk mengetahui peta posisi tingkat kepentingan (rating) dari faktor EFAS dapat disajikan dalam gambar 2.
Berdasarkan gambar tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa faktor EFAS di sentra produksi Nelayan Tangkap Kabupaten Tojo Una-Una memiliki rating peluang tinggi dan faktor ancaman juga tinggi (Tinggi Vs Tinggi). Selanjutnya, untuk mengetahui rating gabungan IFAS dan EFAS dapat disajikan pada gambar 3.
Tabel 8. Analisis Matriks SWOT (IFAS) Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas Sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una)
Sumber: lampiran 1, Data Primer diolah kembali
Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot
0 - 1
Rating 1-7
Skor nilai (Bobot X Rating
Peluang (Oportunity)
1 Potensi Pasar 0,168 7,00 1 ,176
2 TPI 0,135 5,00 0 ,675
3 Harga Ikan relatif stabil 0,147 7,00 1 ,029
4 Peluang peningkatan nilai tambah 0,166 7,00 1 ,162
5 Kemudahan pemasaran 0,161 7,00 1 ,127
Jumlah Peluang 0,777 6,600 5 ,169
Anca man (Treath)
1 Iklim 0,056 7,00 0 ,390
2 Kapasitas Es 0,046 5,00 0 ,229
3 Power pedagang pengumpul 0,078 6,00 0 ,465
4 Tenaga penyuluhan 0,042 5,00 0 ,209
Jumlah Ancaman 0,221 6,00 1 ,084
Jumlah Skor EFAS 1 6 6,25
7 5
3 1
Rating Peluang
R
a
ti
n
g
A
nc
a
m
a
n
1 3T 5
Tinggi Ren dah
Sedang
Tinggi Sedang Rendah
EFAS. (5,169 : 1,084)
EFAS. (Tinggi V s Tinggi
Gambar 2. Peta Posisi EFAS (Peluang dan Ancaman)
Berdasarkan gambar 3, dan memperhatikan nilai masing-masing faktor IFAS dan EFAS, maka dapat disimpulkan bahwa peta posisi berada pada rating untuk faktor IFAS (kekuatan dan kelemhan) pada area tinggi dan untuk faktor EFAS (peluang dan ancaman) pada area tinggi.
Strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan
Gambar 3. Peta Posisi IFAS Vs EFAS (Tinggi Vs Tinggi)
7 5 3 1
Rating IFAS
R
a
ti
n
g
E
F
A
S
1 3
5
Tinggi Sedang Ren dah
Tinggi Sedang Rendah
E FAS. VS IFAS (6,25 : 5,91)
AREA EFAS. VS IF AS (Tinggi Vs Tinggi
Tabel 9. Matriks IFAS dan EFAS Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una)
Sumber: Lampiran
IFAS Strategi Kekuatan/Strength (S)
Stra tegi Kelemahan/Weakness (W) EFAS
Strategi Peluang/Opportunity (O)
Strategi (SO) Strategi (WO)
4,010+ 5,169 = 9,179 1,901 + 5,169 = 7,070
Strategi Ancaman/Treath (T)
Strategi (ST) Strategi (WT)
4,010 + 1,084 = 5,094 1,901 + 1,084 = 2,985
Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa Strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan nelayan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una) berada pada Strategi (SO) dengan nilai 9,179 dan (WO) dengan nilai 7,070. Dimana pada kondisi ini memiliki peluang yang tinggi dengan syarat nelayan tangkap harus berjuang untuk meminimalisasi kelemahan yang ada difaktor internalnya. Misalnya dengan lebih mengopti-malkan modal kerja biaya variabel yang cukup tinggi dari modal sendiri, agar nelayan mempunyai posisi tawar yang tinggi. Demikian halnya strategi S-O,
strategi ini sangat memungkinkan nelayan tangkap untuk cepat memanfaatkan peluang dengan mening-katkan nilai tambah, sehingga margin keuntungan yang cukup besar dapat diraih oleh nelayan tangkap di sentra produksi.
Strategi yang telah dirumuskan pada uraian sebelumnya, maka dapat digambarkan pada masing-masing kuadran dengan nilai indiktornya sebagaimana gambar 4.
Gambar 4. Diagram Analisis SWOT Matriks IFAS dan EFAS Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas Sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una)
Kelemahan (-)
1. Mendukung strategi Agresif 3. Mendukung Strategi Turn Around
4. Mendukung str ategiDefe nsif 2. Mendukung strategi Diversifikasi Peluang ( + )
Ancaman ( - )
Kekuatan (+) 9,179
2,985 7,070
5,094
Kuadran 1 (SO):
Merupakan situasi yang menguntungkan karena memiliki kekuatan internal untuk memanfaatkan secara optimal peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan adalah memanfaatkan alat tangkap yang dimilki, pengalaman yang cukup, meningkatkan kerja-sama kelompok nelayan dan memanfaatkan serta meningkatkan kinerja tenaga kerja sebaik-baiknya untuk meraih peluang pasar yang cukup tinggi, meng-optimalkan kembali fungsi tempat pelelangan ikan, agar harga ikan relatif stabil dan mekanisme pasar tercipta secara adil dan proporsional yang tergambar-kan pada margin keuntungan yang merata pada setiap lembaga pemasaran, serta merupaya menigkatkan nilai tambah produk berbahan baku ikan terutama jenis ikan yang bernilai ekonomi rendah yang setiap bulan produksinya cukup melimpah (25-30% dari produksi ikan bernilai ekonomi tinggi).
Kuadran 3 (WO):
Nelayan Tangkap di sentra produksi menghadapi peluang yang cukup besar, akan tetapi, dilain pihak nelayan tangkap memiliki kelemahan faktor internal. Kelemahan ini dapat diatasi dengan meningkatkan peran kelembagaan nelayan berupa koperasi yang siap melayani anggota yang kekurangan modal kerja, membantu atau memfasilitasi akses ke perbankan, sehingga dengan posisi modal yang kuat, akan membuat posisi tawar nelayan semakin tinggi.
Sumber: Hasil Analisis SWOT
Tabel 10.Matriks SWOT Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una)
IF AS
EFAS
Kekuatan (Strengths):
1. Alat tangkap (Kapal Motor, Perahu Motor)
2. Pengalaman sebagai nelyan 3. Kerjasama kelo mpok nelayan 4. Tersedianya T enaga Kerja
Kelemahan (Weaknesses):
1. Modal kerja
2. Belum terbentuk Koperasi 3. Akses bank
4. Posisi tawar lemah 5. Pelatihan
Peluang (Opportunities):
1. Potensi pasar
2. TPI (Tempat Pelelangan Ikan) 3. Harga ikan stabil
4. Peluang peningkt nilai tambah 5. Kemudahan pemasaran
STRATEGI S-O
1.Mendorong nelayan tangkap untuk meningkatkan produksi dengan kemampuan alat tangkap yang dimiliki.
2.Melatih nelayan untuk berupaya meningkatkan nilai tambah berbasis tepung ikan di tingkat IKM Home industri, dengan memanfaatkan tenaga kerja dalam keluarga. 3.Mendorong pemerintah untuk lebih
mengoptimalkan fungsi TPI, agar tercipta harga yang stabil dan persaingan sehat antar pedagang pengumpul
STRATEGI W-O
1.Memperbaiki kelemahan dari aspek modal kerja, 2.Memperkuat kelembagaan nelayan berupa koperasi
dalam rangka pemenuhan kebutuhan nelayan 3.Memperbaiki posisi tawar melalui peningkatan
nilai tamb ah, sehingga pend apatan meningkat 4.Melatih secara berkala tentang pembiuatan tepung
ikan sebagai bahan pakan ternak 5.Membantu nelayan dalam hal mengakses
kesempatan bermitra dengan bank, sepanjang mempunyai usaha yang layak dan bankable.
Ancama n (Threats)
1. Perubahan iklim 2. Kap asitas Es Batu
3. Power Pedagang Pengumpul 4. Tenaga Penyulu/pendamping
STRA TEGI S-T
1.Mendorong kelompok nelayan bekerjasama dengan tenaga penyuluh dalam uoaya peningkatan nilai tamb ah.
2.Mendorong nelayan meningkatkan produksi, walaup un ada perubahan iklim, tetapi dengan pengalaman melaut yang cukup tinggi, dih arapkan dapat mengatasinya.
STRATEGI W-T
1. Mendorong nelayan mengatasi kelemahan modal kerja dengan mendorong kerjasama dan menjaga kerjasama dengan pemodal
2. Meningkatkan kemampuan negosiasi dengan pemodal agar posisi tawar nelayan tinggi
Model Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan
Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung
Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak
Unggas sebagai Upaya Mengurangi
Ketergan-tungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra
Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una)
Mencermati uraian pada bagian sebelumnya, dan hasil ulasan pada Matriks SWOT Analisis, maka Stra-tegi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Me-raih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una) yaitu (6 M): 1) Meningkatkan kemamapuan
produksi melalui peningkatan saran alat tangkap; (2) Memperkuat kelembagaan koperasi nelayan dan ke-lembagaan pemasaran (TPI); (3) Meningkatkan kemampuan permodalan melaui akses bank; (4) Mengembangkan jiwa kewirausaha berbasis keluatan dan perikanan; (5) Melakukan pendampingan berdasarkan pemetaan, fokus, dan terprogram dengan baik; dan (6) Melakukan monitoring dan evaluasi berkesinambingan, sebab selama ini program bantuan kurang di evaluasi kinerja bantuan, sehingga harapan peningkatan produksi kurang tercapai karena kutrang diberikan pembekalan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil pembahasan tentang Peningkatan Nilai Tambah Dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan Untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas Sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan Di Indonesia.(Survey Di Sentra
Gambar 5. Model Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una)
Model Strategi Peningkatan Nilai Ta mbah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Keterg antungan Impor Tepung
Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una)
SWOT Analisis
IFAS: Kekutan:
- Sarana alat tangkap - Pengalaman - Kerjasama kelompok
- Tersedianya Tenaga kerja Dalam keluarga
Kelemahan:
- Modal kerja
- Belum terbentuk koperasi - Akses perbankan - Posisi tawar - Kurangnya pelatihan
EFAS:
Peluang:
- Potensi pasar - Tersedia TPI - Harga stabil
- Peningkatan nilai tambah - Pemasaran
Ancaman:
- Iklim
- Kapsitas Pabrik Es - Power p edagang pengepul - Tenaga penyuluhan
Strategi SO-WO (6 M)
1) Meningkatkan kemamapuan produksi melalui peningkatan saran alat tangkap; 2) Memperkuat kelembagaan koperasi nelayan dan kelembagaan pemasaran (T PI); 3) Meningkatkan kemampuan permodalan melaui akses bank;
4) Mengembangkan jiwa kewirausaha berbasis keluatan dan perikanan;
5) Melakukan pendampingan berdasarkan pemetaan, fokus, dan terprogram dengan baik;
6) Melakukan monitoring dan evaluasi berkesinambingan, seb ab selama ini program bantuan kurang di evaluasi kinerja bantuan, sehingga harapan peningkatan produksi kurang tercapai karena kutrang diberikan pembekalan.
Peningkatan Nilai tambah Berbasis
Tepung Ikan Produksi Nelayan Tangkap
25 – 35 % Nilai Ekonomi Rendah
Potensi pakan Ternak Unggas
Peningkatan Pendapatan Nelayan
Peningkatan Kesejahteraan Nelayan T angkap
Produksi Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah), dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Meningkatkan kemamapuan produksi melalui pening-katan saran alat tangkap; (2) Memperkuat kelemba-gaan koperasi nelayan dan kelembakelemba-gaan pemasaran (TPI); (3) Meningkatkan kemampuan permodalan melaui akses bank; (4) Mengembangkan jiwa kewira-usaha berbasis keluatan dan perikanan; (5) Melaku-kan pendampingan berdasarMelaku-kan pemetaan, fokus, dan terprogram dengan baik; dan (6) Melakukan monitoring dan evaluasi berkesinambungan, sebab selama ini program bantuan kurang dievaluasi kinerja bantuan, sehingga harapan peningkatan produksi kurang terca-pai karena kutrang diberikan pembekalan.
Saran
Meningkatkan kemamapuan produksi melalui peningkatan saran alat tangkap dengan jalan pemerin-tah memberi bantuan kapal motor, sesuai dengan kemampuan dan memiliki jiwa wirausaha serta kiner-janya di evaluasi dan monitoring secara berkala.
Membentuk koperasi nelayan, dan anggota kope-rasi diseleksi secara ketat, terutama yang memiliki integritas, motivasi bekerja keras dan ingin maju, yang diharapkan sebagai pendorong usaha UKM tepung Ikan di masing-masing sentra produksi.
Meningkatkan kemampuan membuat bisnis plan bagi nelayan tangkap yang memiliki sarana alat tang-kap tang-kapal motor, sehingga dapat meyakinkan bank untuk memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat.
Melibatkan akademis dalam pembinaan dan pe-ngawalan bantuan program pemerintah agar bantuan tersebut tidak sia-sia.
DAFTAR RUJUKAN
BPS, 2012. Sulawesi Tengah Dalam Angka. Palu.
Danny, I. 2013. Industri perikanan Nasional Membu-tuhkan Produksi Minimal 150.000 ton. Jakarta: Pengusaha Muslim Indonesia.
Hilda dan Bappeda. 2007. Strategi Pengembangan Agroindustri Kelautan di Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah.
Hilda dan Chalil. 2009. Analsis Biaya Produksi dan Pendapatan Nelayan Tangkap di Kabupaten Tojo Una-Una.
Hilda dan Dinas Perikanan dan Kelautan. 2011. Analisis Sosial Ekonomi Nelayan Tangkap dan Peningkatan Nilai Tambah Pendapatan dengan sistem Pengolah-an IkPengolah-an Kering jenis Kakap di Daerah KepulauPengolah-an Kabupaten Tojo Una-Una
Menteri Negara Riset dan Teknologi. 2012. Meningkatkan Produktivitas SDM dan Iptek dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi di Koridor.
Ekonomi Sulawesi”. Makassar: Disampaikan pada acara Rapat Koordinasi SDM dan Iptek Koridor Ekonomi Sulawesi.
Peraturan Persiden RI, Nomor 32 Tahun 2011. Masterpalan Percepatan dan Perluasan Pembagunan Ekonomi Indonesia. (MP3EI). Jakarta.
Riduwan dan Sunarto. 2007. Dasar-Dasar Statistika. Cetakan ketiga. Bandung: Alfabeta.
Rustam, R., Anhulaila, A. 2013. Kajian Pengembangan Usaha Ternak Unggas. Palu: Balitbangda Prov. Sulteng. Suhana. 2014.Membangun Laut, Membangun SDM. Jakarta: Sinar Harapan: Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim.
Sekaran, U. 2000. Research Methods for Business, A Akill-Building Approach. Thirt Edition. America: John Wiley & Sons, Inc.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedua Belas. Bandung: CV Alfabeta.
Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi. Supriyati dan Herlina Tarigan 2012. Prospek perunggasan.
Pusat Analisis Sosial Ekonomi file:///C:/Users/ Toshiba/Documents/TEPUNG%20IKAN/prospek% 20tepung%20ikan.htm
Trobos Aqua, 2012. Jinakkan Hulunya, Lancarkan Hilirnya. Jakarta: PT Permata Wacana Listari. Tarwiyah, K. 2001. Teknologi Tepat Guna Agroindustri
Kecil. Sumatera Barat: Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat.
Wirabrata, H. 2000. Pengembangan Klaster Industri Antara Teori dan Praktek. Jakarta: Departemen Perindustrian.