• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PENELITIAN ILMIAH dan LATIHAN PENE (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODEL PENELITIAN ILMIAH dan LATIHAN PENE (2)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN PENELITIAN ILMIAH DAN LATIHAN PENELITIAN

Alfiz Rangga Ramadhan, Aufa Hilman Furqon, Febri Ferdiansyah, Harmoni Sofa Teknologi Pendidikan - Fakultas Ilmu Pendidikan

aufahilman@student.upi.edu

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd., Ence Surahman, M.Pd.

A. Pendahuluan

Pembelajaran yang ideal atau pembelajaran yang di cita-citakan adalah pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswanya dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang dimaksud adalah kegiatan dimana proses komunikasi terjadi di dalamnya anatara siswa dan guru sebagai sumber belajar. Tetapi tidak itu saja, kini sumber belajar sangatlah luas, tak terhitung luasnya hingga pengetahuan dapat dijumpai dimana saja bukan hanya dari guru ataupun buku. Perkembangan zaman yang begitu pesat megharuskan siswa menjadi manusia yang memiliki kompetensi dan kualifikasi yang memadai tentunya di abad 21 ini. Salah satu ciri belajar abad 21 adalah penelitian ilmiah, yang mana penelitian ilmiah berarti menggunakan daya pikir seefektif dan efisien mungkin untuk mengkaji suatu pengetahuan untuk diketahui faktanya. Dalam hal ini model pembelajaran penelitian ilmiah dan latihan penelitian adalah salah satu cara dimana pembelajaran model abad 21 ini dilakukan, model ini akan dibahas tuntas dalam makalah ini.

Makalah ini ditujukan untuk menginformasikan kepada pembaca mengenai model pembelajaran penelitian ilmiah dan latihan penelitian. Makalah ini juga ditujukan untuk penulis agar mampu mengembangkan pengetahuan khususnya terkait model ini, dan umunya model pembelajaran. Makalah ini diharapkan agar menjadikan wawasan mahasiswa dan/atau sederajat lebih luas mengenai model-model pembelajaran.

Penyusun melakukan studi kepustakaan dalam menelusuri informasi-informasi yang berkenaan dengan topik. Studi kepustakaan di sini melingkupi pencarian materi dalam buku-buku, hasil penelitian, ataupun artikel jurnal. Rujukan utama penyusun adalah tulisan-tulisan Joyce, Weil dan Calhoun. Didukung oleh buku-buku dan tulisan-tulisan lain yang mensitasinya untuk mengembangkan pengetahuan mengenai model pembelajaran ini.

B. Pembahasan

(2)

inquiry and inquiry learning models. Dalam inquiri ada lima hal yang dilakukan siswa menurut The National Research Council (dalam Barrow, 2010, hlm. 2-3) yakni sebagai berikut; 1) Engages in scientifically oriented questions, 2) Gives priority to evidence in responding to ques-tions, 3) Formulates explanation from evidence, 4) Connects explanations to scientific knowledge, and 5) Communicates and justifies explanations (siswa; 1) terlibat dalam pertanyaan yang berorientasi ilmiah, 2) memprioritaskan bukti dalam menanggapi jawaban, 3) merumuskan penjelasan dari bukti-bukti, 4) menghubungkan penjelasan untuk pengetahuan ilmiah, dan 5) berkomunikasi dan membenarkan penjelasan). Partisipasi aktif siswa sangat diharapkan dalam model ini.

Model ini berada pada rumpun pemrosesan informasi dimana landasan teori yang dipakai menurut Rusman (2010, hlm. 145) adalah teori belajar kognitif (Piaget). Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan, perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Dimana dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang nantinya akan menghasilkan output atau hasil belajar.

Inti dari model penelitian ilmiah menurut Joyce, Weil dan Calhoun (2009, hlm. 194) adalah “Melibatkan siswa dalam masalah penelitian yang benar-benar orisinil dengan cara menghadapkan mereka pada bidang investigasi, membantu mereka mengidentifikasi masalah konseptual atau metodologis dalam bidang tersebut, dan mengajak mereka untuk merancang cara-cara memecahkan masalah”. Dalam model ini siswa bisa melihat bagaimana pengetahuan dibuat dan dibangun dari dasar pemikiran ilmiah seperti halnya berpikir para ilmuwan. Model ini mengharuskan siswa berada di posisi dimana mereka mencari fakta-fakta lain tentang masalah yang dihadapi dan mengkonstruknya menjadi pengetahuan yang utuh.

Sintaks dari model ini adalah sebagai berikut; tahap pertama-siswa disajikan suatau bidang penelitian, tahap dua-siswa menyusun masalah, tahap tiga-siswa mengidentifikasi masalah dalam penelitian, dan tahap empat-siswa berspekulasi untuk memperjelas masalah. Model ini membuat siswa untuk merancang kembali uji coba hingga sampai pada pemahamannya, mengolah data dengan cara yang berbeda, menghasilkan data, dan mengembangkan konstruk. Keseluruhan sintaks inilah yang akan membawa siswa pada tujuan pembelajaran siswa aktif dengan iklim kooperatif.

Model ini memberi pelajaran lain bagi siswa dimana selain harus kooperatif, mereka juga harus merendahkan dirinya untuk bekerja tim. Dari sisi lainnya mereka harus tetap memegang teguh prinsip atau pendekatan ilmiah yang ada. Tugas guru adalah membimbing, melatih, dan mendidik penelitian serta mengajak siswa untuk bercermin pada penelitia yang dilakukan. Tujuan utama model ini adalah bagaimana guru mendorong siswa untuk menghadapi persoalan penelitian yang rumit dengan baik dan cermat.

Model ini dapat diterapkan dimana saja atau mata pelajaran apa saja tergantung guru mampu mencari materi yang berorientasi pada penelitian. Maksudnya adalah bagaimana materi sesuai dengan model ini, atau materi dapat dikaitkan dengan penelitian. Lebih bagus lagi guru dapat membangun sendiri materi yang berorientasi pada penelitian. Yang mana pendidik yang fleksibel sangat mendukung model ini, karna nantinya akan mampu menyediakan masalah bidang penelitian. Dampak dari model ini adalah; komitmen terhadap penelitian ilmiah, pemikiran yang terbuka dan jiwa serta skill kooperatif.

(3)

sebabnya mengapa siswa harus berpartisipasi aktif dalam penelitian ilmiah atau pembahasan sebelumnya. Dalam model ini siswa lah yang akan mencari seluruh nya dan guru hanya akan memberikan beberapa simbol seperti “ya” atau “tidak” terhadap pemikiran atau proses yang mereka lakukan.

Joyce, Weil dan Calhoun (2009, hlm. 201-202) menyebutkan bahwa model ini membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode yang singkat. Yang mana pengaruhnya dikemukakan Schlenker yakni; latihan penelitian akan meningkatkan pemahaman ilmu pengetahuan, produktivitas dalam berfikir kreatif, keterampilan dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Kesemuanya dibarengi pengulangan dan pengajaran dibarengi pengalaman laboratorium.

Menurut Ivany dan Collins model ini bekerja jika ada pertentangan yang memunculkan teka-teki, membangkitkan rasa ingin tahu, dan materi pembelajaran. Penerapannya menurut Voss yakni baik siswa sekolah dasar atau lanjutan dapat memperoleh keuntungan dari model ini. Elefant menyebutkan hal lain dan mencoba hal lain dimana model ini diterapkan pada siswa-siswa tuli, dan dia bermaksud menganjurkan siswa yang memiliki cacat dalam pancaindera menggunakan model ini.

Sintaks dalam modelini adalah; tahap satu-menghadapkan masalah, tahap dua-pengumpulan data atau verifikasi, tahap tiga- dua-pengumpulan data atau ekperimental, tahap empat-mengelola serta memformulasi suatu penjelasan dan tahap lima-analisis proses penelitian. Awalnya siswa akan mendapatkan hal-hal yang janggal pada pemikirannya dan menjadi masalah, kemudian memverifikasinya dengan menggunakan pola verifikasi dengan pendekatan ilmiah yang dianjurkan, kemudian melihat apakah yang terjadi sesuai dengan pemikirannya sebelum itu, selanjutnya siswa menjelaskan hal-hal yang esensial dari apa yang telah dilakukan dan akhirnya siswa menganalisis jalan penelitian yang mereka lakukan apakah sesuai atau apakah benar dan sebagainya.

Suchman ingin dalam model ini siswabersifat kooperatif dan ketat. Dimana siswa bersifat terbuka terhadap seluruh data yang relevan dengan latihan penelitiannya. Peran guru berada pada tahap dua dan tiga; hanya untuk membantu bukan menjawab penelitiannya. Model ini memerlukan dukungan terkait material yang menopang permasalahan.

Penerapan model ini dapat dilakukan pada semua bidang, semua topik yang dapat dirumuskan menjadi suatu sistuasi yang membingungkan atau menjadi calon data latihan penelitian. Usia yang cocok dengan model ini adalah seluruh tingkatan umur yang mensyaratkan adanya penyesuaian. Dimana kembali lagi guru akan membuat setting yang memungkinkan untuk melakukan latihan penelitian ini. Dampak dari model ini adalah spirit kreativitas, kemandirian dan otonomi dalam pembelajaran, toleran pada ambiguitas, dan sifat pengetahuan yang tentatif.

C. Penutup

(4)

Model ini menekankan dimana guru hanya sebagai pembimbing dan siswa yang mencari. Model ini juga mengajak siswa untuk tidak hanya berhasil menemukan fakta yang ada tetapi berhasil mengajak siswa mengefektifkan pengetahuan mereka terhadap sesuatu yang mereka hadapi atau yang kemudian disebut masalah.

Daftar Pustaka :

Barrow, Lloyd, H. (2010). Encouraging creativity with scientific inquiry. Creative Education: 1, hlm. 1-6.

Joyce, Bruce, Weil, Marsha, dan Calhoun, Emily. (2009). Models of teaching eight edition. USA: Pearson Education Inc.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, nilai Moran’s I menunjukkan bahwa secara global, tidak ada autokorelasi spasial pada proporsi PDRB sektor Industri di Provinsi Jawa Timur. Hal ini

Mendorong kemampuan peserta didik dalam mengkategori informasi tentang suatu topik (tahapan kedua pendekatan saintifik).. Menumbuhkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP ( polypropylene ) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan dengan makanan

- Bank Officer (customer service officer, International/ overseas, credit/loan officer, operation/account officer) : Profil lulusan D3 Program Studi Keuangan dan

[r]

Di Indonesia terdapat tiga jenis iklim yang mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu iklim musim (muson), iklim tropica (iklim panas), dan iklim laut.. Perubahan cuaca dan iklim

 apabila ada teori atau temuan yang tidak islami atau bertentangan dengan norma Islam, maka dakwah kampus dan ilmuwan muslim harus menjawab tantangan ini. dengan

Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka disarankan kepada Koperasi Pegawai PLN Sektor Tanjung Priok dan untuk orang yang melakukan penelitian di masa akan datang