• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Rule Fuzzy Inferensi Sugeno Dalam Sistem Pendukung Keputusan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Rule Fuzzy Inferensi Sugeno Dalam Sistem Pendukung Keputusan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan berasal dari bahasa inggris Artificial Intelegence atau disingkat AI,

yaitu intelegence adalah kata sifat yang berarti cerdas, sedangkan artificial artinya

buatan. Kecerdasan buatan yang dimaksud di sini merujuk pada mesin yang mampu

berpikir, menimbang tindakan yang akan diambil, dan mampu mengambil keputusan

seperti yang dilakukan oleh manusia. (Sutojo. et al, 2011)

Teknik kecerdasan buatan terdiri dari pengembangan sistem pendukung

keputusan berbasis komputer (Chowdury, et al. 2011). Karena itu kecerdasan buatan harus didasarkan pada prinsip-prinsip teoretikal dan terapan yang

menyangkut struktur data yang digunakan dalam representasi pengetahuan

(knowledge representation), algoritma yang diperlukan dalam penerapan

pengetahuan itu, serta bahasa dan teknik pemrograman yang dipakai dalam

implementasinya.

Banyak defenisi kecerdasan buatan yang telah dikemukakan para ahli, dalam

bukunya (Sutojo. et al 2011) mengatakan defenisi kecerdasan buatan yaitu ketika

komputer tidak dapat dibedakan dengan manusia saat berbincang melalui terminal

komputer, maka bisa dikatakan komputer itu cerdas, mempunyai kecerdasan buatan.

Kallen R.S (2012) mengatakan kecerdasan buatan adalah kecerdasan mesin

dan cabang ilmu komputer yang bertujuan untuk menciptakan kecerdasan tersebut.

Dan (Sarbjett & Sukhvinder 2010) mengatakan dalam jurnal mereka bahwa

Kecerdasan Buatan adalah bidang studi yang didasarkan pada pemikiran, bahwa

pemikiran cerdas dapat dianggap sebagai bentuk perhitungan yang dapat dibentuk dan

akhirnya membentuk suatu mekanisme perhitungan itu sendiri.

John McCarthy (2007) mengatakan Kecerdasan Buatan adalah ilmu dan

teknik membuat mesin cerdas, terkhusus program komputer cerdas. Hal ini terkait

dengan tugas yang sama dari penggunaan komputer untuk memahami kecerdasan

(2)

Dari beberapa defenisi yang telah dikemukakan para ahli diatas peneliti

menyimpulkan bahwa kecerdasan buatan adalah suatu cara untuk membuat mesin agar

dapat mempunyai kecerdasan layaknya seperti manusia, kecerdasan dalam hal ini

adalah cara berpikir manusia dalam menentukan suatu tindakan dengan melihat

keadaan dan mengumpulkan informasi di sekelilingnya.

2.2 Konsep Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Sistem pendukung pengambilan keputusan (SPPK) merupakan sistem informasi

interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem

itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang

semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara

pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Kusrini, 2007). SPPK biasanya

digunakan untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu

peluang. SPPK yang seperti itu disebut aplikasi SPPK. Aplikasi ini digunakan dalam

pengambilan keputusan. Aplikasi ini menggunakan CBIS (Computer Based

Information System) yang fleksibel, interaktif, dan dapat diadaptasi, yang

dikembangkan untuk mendukung solusi atas masalah manajeman spesifik yang tidak

terstruktur.

Aplikasi SPPK menggunakan data, memberikan antar muka pengguna yang

mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambilan keputusan. SPPK tidak

dimaksud untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan

perangkat interaktif yang memungkinkan pengambilan keputusan untuk melakukan

berbagai analisis menggunakan model-model yang tersedia.

2.3 Logika Fuzzy

Logika fuzzy merupakan pengembangan dari logika primitif yang hanya mengenal keadaan, yaitu “ya” atau “tidak”. Dengan adanya logika fuzzy, dapat mengenal peubah-peubah linguistik seperti “agak besar”, “besar”, “sangat besar”, dan sebagainya. Dengan demikian, aplikasi logika fuzzi akan menyebabkan sistem

(3)

Menurut (Kusumadewi & Purnomo 2010) logika fuzy merupakan salah satu

komponen pembentuk soft computing. Logika fuzzy pertama kali diperkenalkan oleh

Prof. Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965. Dasar logika fuzzy adalah teori himpunan

fuzzy, dimana peranan derajat keanggotaan sebagai penentu keberadaan elemen

dalam suatu himpunan sangatlah penting.

Dalam banyak hal, logika fuzzy digunakan sebagai suatu cara untuk

memetakan permasalahan dari input menuju ke output yang diharapkan. (Kusumadewi

& Purnomo 2010), termasuk dalam hal prediksi yang merupakan suatu gambaran

masa depan yang akan diketahui kejadiannya dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Berikut beberapa alasan mengapa logika fuzzy digunakan dalam penyelesaian

masalah ini.

Logika fuzzy merupakan salah satu komponen pembentuk soft computing.

Logika fuzzy pertama kali diperkenakan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh pada tahun

1965.(Kusumadewi & Purnomo 2010). Logika Fuzzy adalah konsep yang kuat untuk

menangani masalah nonlinear, waktu yang bervariasi, dan sistem adaptif. Ini

memungkinkan penggunaan nilai-nilai linguistik dari variabel dan hubungan yang

tidak tepat untuk perilaku pemodelan sistem. Sistem cerdas berdasarkan logika fuzzy

sering digunakan dalam memilah proses untuk mendeteksi cacat dalam

implementasinya.(Hosseinzadeh, et al. 2011)

Logika fuzzy dapat meningkatkan proses penilaian dengan menggunakan

fuzzy set untuk menentukan derajat yang tumpang tindih. Selain itu, aplikasi logika

"If-Then" dapat meningkatkan interpretasi dan penjelasan hasil dan memberikan

pandangan umum di pembangunan proses pengambilan keputusan (Roubus et al,

2003)

Logika Fuzzy merupakan seuatu logika yang memiliki nilai kekaburan atau

kesamaran (fuzzyness) antara benar atau salah. Dalam teori logika fuzzy suatu

nilai bisa bernilai benar atau salah secara bersama. Namun berapa besar keberadaan

dan kesalahan suatu tergantung pada bobot keanggotaan yang dimilikinya.

Jadi logika fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar

samar (Nasution, 2012). Suatu nilai dapat bernilai besar atau salah secara bersamaan.

(4)

hingga 1(satu). (Jayanti & Hartati 2012) Logika fuzzy diimplementasikan dalam tiga

tahap, yaitu :

1. Tahap Fuzzyfikasi (Fuzzyfication), yaitu pemetaan dari nilai masukan tegas

ke dalam himpunan fuzzy.

2. Tahap Inferensi, yaitu pembangkitan aturan fuzzy.

3. Tahap Defuzzyfikasi (Defuzzyfication), yaitu transformasi keluaran dari nilai

fuzzy kenilai tegas (crisp).

Gambar 2.1: Tahapan Proses Dalam Logika Fuzzy (Jayanti & Hartati 2012)

2.4 Fungsi Keanggotaan

Fungsi keanggotaan (member function) adalah suatu kurva yang menunjukkan

pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (sering juga disebut

dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval 0 sampai 1.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai

keanggotaan adalah menggunakan pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa

digunakan salah satunya adalah fungsi keanggotaan kurva bahu (Kusumumadewi dan

(5)

Derajat Keanggotaan

(x)

Gambar 2.2 fungsi keanggotaan kurva bahu ( Kusumadewi & Purnomo 2010)

2.4.1. Representasi Linear

Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotaanya digambarkan

sebagai suatu garis lurus. Bentuk ini paling sederhana dan menjadi pilihan yang baik

untuk mendekati suatu konsep yang kurang jelas. Ada dua Keadaan himpunan fuzzy

yang linear.

Pertama, kenaikan himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat

keanggotaan nol (0) bergerak ke kanan menuju ke nilai domain yang memiliki derajat

keanggotaan lebih tinggi.

Gambar 2.3 Representas Linear Naik (Kusumadewi & Purnomo 2010)

Ke dua, merupakan kebalikan yang pertama. Garis luus dimulai dari nilai

domain dengan derajat keanggotaaan tertinggi pada sisi kiri, kemudian bergerak

menurun ke nilai domain yang memiliki derajat keanggtaan lebih rendah.

(Kusumadewi & Purnomo 2010)

derajat keanggotaan

µ(x)

a domain b

1

(6)

Gambar 2.4 Representas Linear Turun (Kusumadewi & Purnomo 2010)

2.5 Teori Himpunan Fuzzy

Pada akhir abad ke-19 hingga akhir abad ke-20, teori probabilitas memegang peranan

penting untuk penyelesaian masalah ketdakpastian. Teori ini terus berkembang,

hingga akhirnya pada tahun 1965, Lotfi A. Zadeh memperkenalkan teori himpunan

fuzzy (Kusumadewi & Purnomo 2010), yang secara tidak langsung mengisyaratkan

bahwa tidak hanya teori probabilitas saja yang dapat digunakan untuk

merepresentasikan masalah ketidakpastian. Namun demikian, teori himpunan fuzzy

bukanlah merupakan pengganti dari teori probabilitas.

Himpunan fuzzy merupakan kelas dari objek-objek dengan rangkaian

tingkatan keanggotaan. Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item

x dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis dengan µA (x) , memiliki dua

kemungkinan, yaitu: satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota

dalam suatu himpunan, atau, nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi

anggota dalam suatu himpunan.(Khikmiyah, et al. 2012)

2.5.1 Konsep Dasar Himpunan Fuzzy

Dalam buku (Klir & Yuan 1995) mencatat ada beberapa konsep dasar dan terminologi

himpunan fuzzy, memisalkan tiga set fuzzy yang mewakili konsep orang muda,

setengah baya, dan tua. Ekspresi wajar konsep-konsep ini, berdasarkan fungsi

keanggotaan A1, A2, dan A3.

derajat keanggotaan

µ(x)

a domain b

1

(7)

A1(x)=

A2(x)=

A3(x)=

Pada dasarnya, teori himpunan fuzzy merupakan perluasan dari teori himpunan

klasik. Pada teori himpunan klasik (crisp), keberadaan suatu elemen pada himpunan

A, hanya akan memiliki dua kemungkinan keanggotaan, yaitu menjadi anggota A atau

tidak menjadi anggota A, Suatu nilai yang menunjukkan seberapa besar tingkat

keanggotaan suatu elemen (x) dalam suatu himpunan (A), sering dikenal dengan nama

nilai keanggotaan atau derajat keanggotaan, dinotasikan dengan µA(x). Pada

himpunan klasik, hanya ada dua nilai keanggotaan, yaitu µA(x) = 1 untuk x menjadi

anggota A; dan µA(x) = 0 untuk x bukan anggota dari A.

Dalam bukunya (Kusumadewi & Purnomo 2010) mengatakan himpunan fuzzy

memiliki dua atribut, yaitu :

Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem

(8)

Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau

keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.

2.6 Inferensi

Inferensi adalah proses transformasi dari suatu input dalam domain fuzzy ke

suatu output dalam domain fuzzy. Proses transformasi pada bagian inferensi

membutuhkan aturan–aturan fuzzy yang terdapat didalam basis-basis aturan. Blok inferensi mengunakan teknik penalaran untuk menyeleksi basis-basis aturan dan

rule dari blok knowledge base. Teknik penalaran yang digunakan adalah teknik

penalaran MAX – MIN yang berfungsi sebagai logika pengambil keputusan.(Sofwan, 2005)

2.7 Fuzzifikasi

Fuzzifikasi adalah tahap pemetaan nilai masukan dan keluaran kedalam bentuk

himpunan fuzzy. Data masukan berupa himpunan crisp yang akan diubah menjadi

himpunan fuzzy berdasarkan range untuk setiap variabel masukannya. Pada proses

fuzzifikasi ini terdapat dua hal yang harus diperhatikan yaitu nilai masukan dan

keluaran serta fungsi keanggotaan (membership function) yang akan digunakan untuk

menentukan nilai fuzzy dari data nilai crisp masukan dan keluaran. Pada proses

fuzzifikasi ini digunakan bentuk fungsi keanggotaan gaussian sebagai variabel

masukan karena gaussian sesuai apabila digunakan untuk data-data alami seperti data

cuaca.(Indrabayu, et al. 2012)

2.7.1 Defuzzifikasi

Dalam jurnalnya (Mashhadan & Lobaty. 2013) mengatakan defuzzifikasi adalah cara

mengubah informasi kabur (fuzzy) menjadi informasi yang bernilai tegas,

Defuzzifikasi merupakan transformasi yang menyatakan kembali keluaran dari

domain fuzzy ke dalam domain crisp.

2.8 Aturan IF - THEN

Aturan adalah sebuah struktur knowledge yang menghubungkan beberapa

informasi yang sudah diketahui ke informasi lain sehingga dapat disimpulkan.

(9)

yang dimaksud dengan sistem pakar berbasis aturan adalah sebuah program

computer untuk memproses masalah dari informasi spesifik yang terdapat dalam

memori aktif dengan sebuah set dari rule dalam knowledge base, dengan

menggunakan inference engine untuk menghasilkan informasi baru. (Thamrin, 2012)

2.9 Metode Fuzzy Inference System (FIS) Sugeno

Dalam pemodelan fuzzy Sugeno, dinamika sistem dibuat oleh aturan implikasi fuzzy

dengan model sistem linear yang menjadi ciri hubungan lokal dalam suatu

permasalahan yang belum jelas (kabur).(Siji & Rajes 2011).

Sistem inferensi fuzzy menerima input crisp. Input ini kemudian dikirim ke

basis pengetahuan yang berisi n aturan fuzzy dalam bentuk IF-THEN. Fire strength (nilai keanggotaan anteseden atau α) akan dicari pada setiap aturan. Apabila aturan lebih dari satu, maka akan dilakukan agregasi semua aturan. Selanjutnya pada hasil

agregasi akan dilakukan defuzzy untuk mendapatkan nilai crisp sebagai output

Gambar

Gambar 2.1: Tahapan Proses Dalam Logika Fuzzy (Jayanti & Hartati 2012)
Gambar 2.2 fungsi keanggotaan kurva bahu ( Kusumadewi & Purnomo 2010)
Gambar 2.4 Representas Linear Turun (Kusumadewi & Purnomo 2010)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga dengan motivasi pendidikan berkelanjutan pada mahasiswa

func þ iilor de trei variabile determinarea extremelor pe frontier ã revine la studiul. extremelor unor func þ ii de dou ã variabile,

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa vegetasi di kawasan Hutan Sekunder Universitas Riau memiliki tingkat keanekaragaman yang sedang dan stabil, ditunjukkan dari nilai

Komponen speed sensor yang dirancang dan diletakkan pada setiap roda secara konstan akan memberi informasi ke control unit. Informasi yang diberikan berupa kecepatan roda,

Proses pengelasan yang dipakai adalah Shielded Metal Arc Welding (SMAW).Pengelasan SMAW yaitu proses peleburan yang menggunakan busur elektrik sebagai sumber panas dan elektroda

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dari aset keuangan ini disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasi sebagai keuntungan (kerugian)

Bank Aceh Cabang Syariah Banda Aceh selama melakukan kegiatan kerja praktik maka penulis memberikan beberapa masukan sebagai berikut: Untuk meberikan pelatihan bagi

(Datuk Majo Besar Kanagarian, wawancara, 11 September 2013) “Datuk Paduko Simarajo membenarkan bagi seseorang yang merantau ketempat lain atau ke Pulau Gadang