• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Inflasi/ Deflasi Perdesaan No. 57/ 11/ 16/ Th.XIX, 1 November 2017

BADAN PUSAT STATISTIK SUMATERA SELATAN

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan

Inflasi/Deflasi Perdesaan

Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Oktober 2017 tercatat sebesar 96,81 atau naik sebesar 0,41 persen dibanding NTP bulan sebelumnya, kenaikan NTP ini dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,17 persen, yang juga diikuti dengan penurunan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,24 persen.

• Pada bulan Oktober 2017 kenaikan NTP terjadi pada subsektor tanaman pangan 0,29 persen, tanaman perkebunan rakyat 1,06 persen, perikanan 0,32 persen, perikanan tangkap 0,52 persen dan perikanan budidaya 0,12 persen. Dan penurunan NTP terjadi pada subsektor hortikultura 1,08 persen, dan peternakan 0,24 persen.

• Pada Oktober 2017 terjadi deflasi perdesaan di Sumatera Selatan sebesar 0,39 persen, hal ini disebabkan turunnya indeks harga konsumen bahan makanan sebesar 1,00 persen; sandang 0,25 persen dan kesehatan 0,08 persen.

• Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Sumatera Selatan Oktober 2017 sebesar 103,25 atau naik sebesar 0,01 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

(2)

1.

Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan Indeks Harga komoditas pertanian yang di produksi oleh petani (It) terhadap indeks harga barang/jasa yang dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di daerah perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi Nilai Tukar Petani, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 83 kecamatan yang tersebar di 12 kabupaten di Sumatera Selatan pada Oktober 2017, Nilai Tukar Petani (NTP) Sumatera Selatan naik 0,41 persen dibandingkan Nilai Tukar Petani (NTP) September 2017, yaitu dari 96,41 menjadi 96,81. Kenaikan Nilai Tukar Petani pada Oktober 2017 disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen sementara itu indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami penurunan sebesar 0,24 persen.

Kenaikan Nilai Tukar Petani Oktober 2017 dipengaruhi oleh naiknya Nilai Tukar Petani pada

subsektor tanaman pangan 0,29 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 1,06 persen,

subsektor perikanan 0,32 persen, subsektor perikanan tangkap 0,52 persen dan subsektor

perikanan budidaya 0,12 persen. Dan penurunan NTP hanya terjadi pada subsektor hortikultura

(3)

Sept. 2017 Okt. 2017 Persentase Perubahan

(2) (3) (4)

Gabungan/Provinsi

a. Nilai Tukar Petani 96,41 96,81 0,41

b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 120,82 121,03 0,17

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 125,32 125,02 -0,24

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,37 128,87 -0,39

- Indeks BPPBM 117,04 117,22 0,16

Gabungan/Provinsi tanpa Perikanan

a. Nilai Tukar Petani 96,33 96,73 0,41

b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 120,80 121,01 0,17

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 125,40 125,10 -0,24

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,37 128,86 -0,39

- Indeks BPPBM 117,27 117,46 0,17

1. Tanaman Pangan

a. Nilai Tukar Petani (NTPP) 100,53 100,82 0,29

b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 127,86 127,84 -0,02

- Padi 127,68 127,77 0,07

- Palawija 129,16 128,30 -0,66

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 127,18 126,79 -0,30

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,84 129,27 -0,43

- Indeks BPPBM 119,83 119,94 0,09

2. Hortikultura

a. Nilai Tukar Petani (NTPH) 105,84 104,70 -1,08

b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 132,71 131,09 -1,22

- Sayur-sayuran 143,20 140,63 -1,79

- Buah-buahan 124,15 123,36 -0,63

- Tanaman Obat 147,83 143,97 -2,60

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 125,39 125,21 -0,14

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,24 128,76 -0,37

- Indeks BPPBM 114,82 115,50 0,59

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Nilai Tukar Petani (NTPR) 89,61 90,56 1,06

b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 113,00 113,91 0,81

- Tanaman Perkebunan Rakyat 113,00 113,91 0,81

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 126,10 125,78 -0,25

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,13 128,63 -0,39

- Indeks BPPBM 117,84 118,04 0,17

(1)

Subsektor

Tabel 1

(4)

Sept. 2017 Okt. 2017 Persentase Perubahan

(2) (3) (4)

4. Peternakan

a. Nilai Tukar Petani (NTPT) 105,58 105,32 -0,24

b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 126,04 125,53 -0,41

- Ternak Besar 121,13 121,69 0,46

- Ternak Kecil 114,02 112,96 -0,92

- Unggas 124,26 122,31 -1,57

- Hasil Ternak 144,75 143,65 -0,76

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 119,38 119,18 -0,17

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,43 128,98 -0,35

- Indeks BPPBM 112,00 111,98 -0,01

5. Perikanan

a. Nilai Tukar Petani Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (NTNP) 98,47 98,78 0,32 b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) 121,32 121,43 0,09

- Tangkap 120,64 121,06 0,35

- Budidaya 121,98 121,79 -0,16

c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) 123,20 122,92 -0,22

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,33 128,93 -0,31

- Indeks BPPBM 111,39 111,36 -0,02

5.1.Perikanan Tangkap

a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 98,37 98,88 0,52

b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It) 120,64 121,06 0,35

- Penangkapan Perairan Umum 137,82 139,87 1,49

- Penangkapan Laut 108,88 108,19 -0,63

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 122,65 122,44 -0,17

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,34 128,96 -0,30

- Indeks BPPBM 109,15 109,30 0,14

5.2.Perikanan Budidaya

a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 98,57 98,69 0,12

b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 121,98 121,79 -0,16

- Budidaya Air Tawar 122,00 121,82 -0,15

- Budidaya Air Payau 120,04 119,00 -0,86

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 123,75 123,40 -0,28

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,32 128,90 -0,32

- Indeks BPPBM 113,60 113,39 -0,18

Subsektor

(1)

2.

Indeks Harga yang Diterima Petani

(NTP)

(5)

3.

Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Ib dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Oktober 2017, secara umum Ib turun 0,24 persen bila dibandingkan Ib September 2017, yaitu dari 125,32 menjadi 125,02. Penurunan Ib disebabkan turunnya Ib di semua subsektor, yaitu: Tanaman Pangan sebesar 0,30 persen, Hortikultura sebesar 0,14 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,25 persen, Peternakan 0,17 persen, Perikanan 0,22 persen, Perikanan Tangkap 0,17 persen dan Perikanan Budidaya 0,28 persen.

4.

Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor

4.1. Subsektor Tanaman Pangan

Pada Oktober 2017 terjadi kenaikan NTPP sebesar 0,29 persen. Hal ini disebabkan penurunan It yang relatif kecil, yaitu sebesar 0,02 persen dibandingkan dengan penurunan Ib yang sebesar 0,30 persen.

Penurunan It pada Oktober 2017 disebabkan penurunan indeks pada kelompok palawija sebesar 0,66 persen, yaitu dari 129,16 menjadi 128,30 (khususnya ketela pohon dan jagung) sementara itu kelompok padi hanya naik sebesar 0,07 persen, yaitu dari 127,68 menjadi 127,77.

Sementara itu penurunan yang terjadi pada Ib sebesar 0,30 persen disebabkan indeks kelompok Konsumsi Rumah Tangga mengalami penurunan sebesar 0,43 persen dan indeks kelompok BPPBM naik sebesar 0,09 persen.

4.2. Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada Oktober 2017, NTPH turun sebesar 1,08 persen. Hal ini terjadi karena It turun sebesar 1,22 persen dan Ib juga turun sebesar 0,14 persen.

(6)

Penurunan Ib sebesar 0,14 persen, yaitu dari 125,39 menjadi 125,21 disebabkan penurunan indeks kelompok KRT sebesar 0,37 persen dan kenaikan indeks kelompok BPPBM yang hanya sebesar 0,59 persen.

4.3. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada Oktober 2017, NTPR naik sebesar 1,06 persen. Hal ini disebabkan karena kenaikan It sebesar 0,81 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar 0,25 persen.

Kenaikan It Oktober 2017 disebabkan naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat (khususnya kelapa sawit dan kopi) yang secara rata-rata naik 0,81 persen.

Penurunan yang terjadi pada Ib sebesar 0,25 persen dikarenakan turunnya indeks kelompok KRT sebesar 0,39 persen, sedangkan indeks kelompok BPPBM hanya naik sebesar 0,17 persen.

4.4. Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada Oktober 2017, NTPT turun sebesar 0,24 persen. Hal ini terjadi karena It turun sebesar 0,41 persen. Sementara itu Ib hanya turun sebesar 0,17 persen.

Penurunan It Oktober 2017 disebabkan oleh turunnya indeks hampir di seluruh kelompok ternak, yaitu kelompok ternak kecil 0,92 persen, kelompok unggas 1,57 dan kelompok hasil ternak 0,76 persen. Sementara itu kelompok ternak besar mengalami kenaikan 0,46 persen

Penurunan Ib sebesar 0,17 persen, yaitu dari 119,38 menjadi 119,18 dikarenakan penurunan indeks kelompok KRT sebesar 0,35 persen yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan indeks kelompok BPPBM yang juga turun sebesar 0,01 persen.

4.5. Subsektor Perikanan (NTNP)

Pada Oktober 2017, NTNP naik sebesar 0,32 persen. Hal ini terjadi karena It naik sebesar 0,09 persen dan Ib turun sebesar 0,22 persen. Kenaikan It pada Oktober 2017 disebabkan indeks kelompok penangkapan ikan (khususnya ikan lais, ikan patin, ikan kembung dan ikan gabus) secara rata-rata naik 0,35 persen, dan kelompok budidaya ikan (khususnya ikan mas, ikan bandeng dan ikan lele) secara rata-rata hanya turun sebesar 0,16 persen.

4.6. Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

(7)

Sept. 2017 Okt. 2017

Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Perdesaan

(2012=100)

Sumatera Selatan, September - Oktober 2017

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

Kelompok Pengeluaran

terjadi pada Ib disebabkan oleh penurunan indeks kelompok KRT sebesar 0,30 persen dan indeks kelompok BPPBM yang naik sebesar 0,14 persen.

4.7. Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

Pada Oktober 2017, NTPi naik sebesar 0,12 persen. Hal ini terjadi karena It turun sebesar 0,16 persen relatif lebih rendah dibandingkan dengan penurunan Ib yang sebesar 0,28 persen. Penurunan It sebesar 0,28 persen disebabkan oleh turunnya harga sebagian jenis ikan, khususnya ikan mas, ikan bandeng dan ikan lele. Sedangkan penurunan Ib disebabkan oleh penurunan indeks kelompok KRT sebesar 0,32 persen dan indeks kelompok BPPBM yang juga turun sebesar 0,18 persen.

5.

Inflasi Perdesaan

(8)

September 2017 Oktober 2017 %Perubahan

(2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan 106,70 106,58 -0,11

2. Hortikultura 115,58 113,50 -1,80

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 95,89 96,50 0,64

4 Peternakan 112,54 112,09 -0,39

5. Perikanan 108,91 109,04 0,12

a. Tangkap 110,53 110,76 0,21

b. Budidaya 107,38 107,41 0,02

103,24 103,25 0,01

Subsektor

(1)

Sumatera Selatan

Tabel 3

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya

(2012=100)

6.

NTUP Subsektor

Pada Oktober 2017 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,01 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan 0,17 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,16 persen. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP di empat subsektor, yaitu subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 0,64 persen, perikanan 0,12 persen, subsektor perikanan tangkap 0,21 persen dan subsektor perikanan budidaya 0,02 persen. Sedangkan Subsektor lainnya mengalami penurunan, yaitu Subsektor Tanaman Pangan 0,11 persen, Subsektor Hortikultura 1,80 persen dan Subsektor Peternakan 0,39 persen.

Diterbitkan oleh:

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan

Gambar

Tabel 1
Tabel 2Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Perdesaan
Tabel 3

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan

Demikian pengumuman ini kami sampaikan, apabila ada peserta yang berkeberatan atas pengumunan ini dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis kepada Panitia paling

Apakah anda mengamalkan ajaran dari Tuanku Keramat syekh

pabean, melakukan pengawasan pemasukan dan pengeluaran barang di Tempat Penimbunan Berikat dan Tempat Penimbunan Pabean, melakukan pelayanan dan pengawasan

“Menimbang, bahwa oleh karena Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang dijadikan dasar dalam permohonan a quo sedang dalam proses pengujian di

Hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran matematika berbasis learning cycle 7E dengan pendekatan saintifik diperoleh persentase

Masyarakat Desa Meduri memilih pekerjaan sebagai pencari bonggol jati selain ada tawaran mereka juga pengrajin bonggol jati memiliki tingkat pendidikan yang

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1