• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktifitas Ekstrak Bakteri yang Berasosiasi dengan Spons Haliclona sp2. dan Axinellid sp. sebagai Antibakteri.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktifitas Ekstrak Bakteri yang Berasosiasi dengan Spons Haliclona sp2. dan Axinellid sp. sebagai Antibakteri."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran1. Bagan Alir Penelitian

Pengambilan sampel spons dari perairan Pulau

Ngge Sibolga

Isolasi dan pemurnian bakteri simbion spons

Uji antibakteri isolat terhadap bakteri patogen

secara in-vitro

Ekstraksi metabolit sekunder isolat bakteri potensial secara bertingkat (n- heksana, etil asetat dan

metanol)

Skrining aktifitas ekstrak n-heksana, etil asetat dan

metanol.

Skrining komponen senyawa ekstrak potensial

Pemisahan golongan senyawa metabolit sekunder

ekstrak isolat potensial dengan KLT

(2)

Lampiran 2a. Isolasi dan Pemurnian Bakteri Simbion

Sampel dihaluskan

Sampel yang telah halus diambil 1 gr

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml air laut

steril

Dilakukan pengenceran bertingkat

Diambil 1 ml

Diinokulasi pada media nutrien agar

Inkubasi selama 2x24 jam

Diinokulasi kembali pada media nutrien agar

(3)
(4)

A1 A3

A4 A5

A6 A7

A8

(5)

Lampiran 3a . Bagan Alir Uji aktifitas Antibakteri

Terhadap bakteri patogen

secara in-vitro heksana, etil asetat dan Terhadap ekstrak n-metanol.

Terhadap fraksi ekstrak n-heksana, etil asetat dan

metanol. Uji Aktivitas Antibakteri

Isolat bakteri disubkultur pada media

NA

Hasil subkultur diambil dengan ose dan dilarutkan dalam

air laut steril

10 μl suspensi bakteri simbion diteteskan pada cakram oxoid

Cakram oxoid diletakkan pada media

NA yang diinokulasi dengan bakteri uji

Inkubasi 24-48 jam

Pengukuran zona hambat (mm)

Inokulasi 200 µl suspensi bakteri uji ke

dalam media nutrien agar

Cakram oxoid yang telah ditetesi 10 µl dari masing-masing ekstrak n-Heksana, Etil asetat

dan Metanol diletakkan pada media

NA yang telah diinokulasi suspensi

bakteri uji

Inkubasi selama 24 jam

Pengukuran zona hambat (mm)

Inokulasi 200 µl suspensi bakteri uji ke

dalam media nutrien agar

Cakram oxoid yang telah ditetesi 10 µl dari

masing-masing fraksi ekstrak n-Heksana, Etil

asetat dan Metanol diletakkan pada media

NA yang telah diinokulasi suspensi

bakteri uji

Inkubasi selama 24 jam

(6)

Lampiran 3b. Pengujian Isolat Bakteri Terhadap Bakteri Uji

1.

Pengujian Isolat Bakteri Terhadap

S.aureus

2. Pengujian Isolat Bakteri Terhadap

E. coli

(7)

3. Pengujian Isolat Bakteri Terhadap

P. Aeruginosa

A3

A9 A8

H2 H3

H1

A1

A4 A2

A3

A9 A8

(8)

Lampiran 3c.

Pengujian Ekstrak N-Heksana, Etil Asetat dan Metanol dari Isolat

HH2, A9 dan A10 Terhadap Bakteri Uji

S.aureus, E.coli

dan

P.

aeruginosa

1.

Ekstrak Isolat H2 Terhadap

S.aureus

2

.

Ekstrak Isolat H2 Terhadap

E. coli

Ekstrak Isolat H2 Terhadap

P. aeruginosa

Ekstrak Isolat A1 terhadap

S.aureus

Ekstrak Isolat A1 terhadap

E. coli

Ekstrak isolat A1 terhadap

P. Aeruginosa

MH2

HH2 EH2

EH2

MH2

HH2

MH2

EH2 HH2

MA1

HA1 EA1

EA1 EA1

MA1 MA1

(9)

Ekstrak Isolat A2 Terhadap

S.aureus

Ekstrak Isolat A2 Terhadap

E. coli

Ekstrak Isolat A2 Terhadap

P. Aeruginosa

MA2

HA2 HA2 EA2

HA2 EA2

MA2

MA2

(10)

Lampiran 4a. Bagan Alir Ekstraksi Metabolit Sekunder dari Isolat Bakteri

Dipotong kecil- kecil

Maserasi selama 3 x 24 jam dengan n-Heksana

Penyaringan

Ekstrak etil asetat

Ekstrak metanol

Penyaringan

Maserasi selama 3 x 24 jam dengan etil asetat asetat

Maserasi selama 24 jam dengan metanol

Penyaringan Kultur isolat bakteri

(11)

Lampiran 4b. Ekstraksi Metabolit Sekunder dari Isolat Bakteri Potensial

1.

Kultur bakteri H2 yang dimaserasi pada pelarut ekstrak n-heksana, etil

asetat dan metanol

2.

Kultur bakteri A1 yang dimaserasi pada pelarut ekstrak n-heksana, etil

asetat dan metanol

3.

Kultur bakteri A2 yang dimaserasi pada pelarut ekstrak n-heksana, etil

asetat dan metanol

(12)

Lampiran 5a. Bagan Alir Uji Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak

n-Heksana, Etil asetat dan Metanol Isolat Potensial

- Ditambahkan 5 ml aquades dan kloroform lalu dikocok dan biarkan beberapa saat sampai terbentuk dua lapisan (Lapisan air untuk uji flavonoid, fenolik dan saponin sedangkan lapisan kloroform untuk uji terpenoid dan steroid)

Ekstrak

Lapisan air Lapisan kloroform

Uji flavonoid

Uji fenolik

Uji saponin

Uji terpenoid

Uji steroid

(13)

Lapisan air

Terbentuk warna jingga, merah muda sampai merah

Bagan Alir Uji Flavonoid

-

Ditambahkan 1-2 butir logam magnesium dan

beberapa tetes asam klorida pekat

1.

Bagan Alir Uji Fenolik

-

Ditambahkan 1-2 larutan FeCl

3

1%

2.

Bagan Alir Uji Saponin

-

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

lalu dikocok

Lapisan air

Terbentuk warna biru/ungu

Lapisan air

(14)

3.

Bagan Alir Uji Terpenoid dan Steroid

-

Dilakukan penyaringan terhadap lapisan kloroform melalui

pipet yang ujungnya diberi kapas

-

Dipipet sebanyak 2-3 tetes dan biarkan mengering pada plat

tetes

-

Ditambahkan pereaksi Lieberman-Burchard (2 tetes asam

asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat)

4.

Bagan Alir Uji Alkaloid

-

Ditambahkan 10 ml larutan kloroform beramoniak 0,05 M

-

Diaduk kemudian disaring dan dimasukkan ke dalam tabung

reaksi.

-

Ke dalam tabung reaksi tersebut ditambahkan 1 ml asam sulfat

2 N, dikocok selama 2 menit dan dibiarkan hingga terbentuk

dua lapisan dan terjadi pemisahan.

-

Lapisan asam (bagian atas) diambil dan ditambahkan 1-2 tetes

pereaksi Mayer atau pereaksi

Dragendorff

Lapisan kloroform

- Terbentuk warna merah (terpenoid) - Terbentuk warna hijau-biru (steroid)

Ekstrak

(15)

Lampiran 5b. Hasil Uji Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak n-Heksana,

Etil asetat dan Metanol Isolat Potensial

Gambar: Uji alkaloid Ekstrak isolat EA1 dan EH2

Gambar: Uji Alkaloid Fraksi MA2F3, MA2F2, MA1F3 dan EH2F3

Gambar: Uji saponin ekstrak isolat Uji saponin MA2F2 dan MA2F3

EA1F3 EA2F3

EA2F3 MA1F33

MA2F2 MA2F3

MA2F2 MA2F3

(16)

Lampiran 6. Bagan Alir Proses Identifikasi Golongan Senyawa Metabolit

Sekunder Ekstrak Isolat Potensial dengan Kromatografi

Lapis Tipis (KLT) Preparatif

1.

Pembuatan Kromatografi Lapis Tipis

2.

Pemisahan Senyawa dengan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Bahan

- Disiapkan plat kaca ukuran 20x20 cm

- Diletakkan plat kaca tersebut diatas alat pencetak plat KLT sekaligus alat pengukur ketebalan plat (ukuran 1mm)

- Disiapkan bubur silica, lalu tuangkan pada plat kaca sampai merata sambil terus diaduk

- Setelah bubur silica rata, dibiarkan pada suhu ruang selama ±12 jam - Diaktivasi plat dengan cara memanaskan pada suhu 100 oC dalam oven

selama ± 30 menit.

KLT Preparatif

KLT Preparatif

- Chamber dijenuhkan dengan pelarut pengembang (EtOAc:MeOH, 3:2 v/v) yang dilapisi dengan kertas saring

- Di masukkan pelarut pengembang kedalam chamber sampai kertas saring basah oleh pelarut.

- Larutan ekstrak metabolit sekunder isolat bakteri ditotolkan pada garis bawah batas bawah plat

- Plat dibiarkan kering selama ± 15 menit

- Dimasukkan plat kedalam chamber yang sudah jenuh dan dielusi sampai pelarut mencapai bagian atas plat

- Noda yang terbentuk diamati dibawah sinar UV, lalu digambar pola pemisahan dengan menggunakan pensil

- Dikerok pola noda yang telah digambar lalu dimasukkan ke dalam vial lalu dicuci dan dipisahkan dari silikanya.

- Masing-masing senyawa yang dihasilkan diuapkan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang Perbandingan Adaptasi Lingkungan Bagi Atlet yang Berlatih di Daerah Dataran Tinggi dan Dataran Rendah terhadap VO2Max dan Kadar Hemoglobin pada

Ragam bahasa puisi yang dianalisis berdasarkan: 1) penggunaan bahasa indah/estetis, 2) mengandung banyak makna, 3) terkandung simbol-simbol/bahasa figuratif yang mengacu

After graduating from the Newman School in 1913, Fitzgerald decided to stay in New Jersey to continue his artistic development at Princeton University.. He firmly

Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun digunakan beberapa alat.. yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan alat-alat ilmiah lainnya

– digunakan digunakan untuk untuk mengukur mengukur defisiensi defisiensi gizi gizi berupa.. berupa penurunan penurunan tingkat tingkat fungsional

Penerapan pengolahan data elektronik dapat mewujudkan kelancaran dalam fungsi operasional yang meliputi proses administrasi, maka dengan melibatkan data elektronik masalah-masalah

(2) Dalam hal usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pemrakarsa wajib memiliki izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, izin lingkungan sebagaimana

Dengan menggunakan metode data flow diagram yang dilanjutkan dengan membuat diagram konteks, diagram zero, entity relationship diagram, struktur filenya serta membuat perancangan