PENGARUH EARNINGS PER SHARE DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
SYAHRUL ALAMSYAH 080522174
PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH EARNINGS PER SHARE DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah
benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 20 Februari 2013
Yang Membuat Pernyataan
NIM 080522174
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang
senantiasa dilimpahkan kepada penulis serta shalawat seiring salam kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menjadi inspirasi dan suri tauladan bagi kami, seluruh umat
Islam di dunia ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Earnings Per Share dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penulisan skripsi ini
dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak berupa dukungan moril, materil, dan spirtual. Oleh karena itu, penulis
dengan segala kerendahan hari ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada :
1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, M.M., Ak. Selaku Plt. Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syarifuddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku Ketua
Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak, selaku
Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak,
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
4. Ibu Dra. NURZAIMAH M.M, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan bantuan berupa bimbingan dan arahan sehingga
peniliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Sri Mulyani MBA, Ak, selaku Dosen Pembaca dan penilai yang
telah membantu saya untuk memberikan penilaian terhadap hasil skripsi
saya ini.
6. Kedua orang tua saya, Alm. Ir Syafran Tanjung dan Ida irmawaty yang
telah melimpahkan kasih sayang dan selalu mendoakan. Kepada adik-adik
tercinta, Alfansuri, Lisa Afriza, dan Syahreza Pahlefi yang memberikan
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
sumbang pikir dan koreksi akan sangat bermanfaat dalam melengkapi dan
menyempurnakan langkah-langkah lanjut demi hasil yang lebih baik. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi banyak pihak.Amin.
Medan, 20 Februari 2013
Penulis,
NIM 080522174
ABSTRAK
Pengaruh Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pertumbuhan Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap harga saham. Dalam penelitian ini petumbuhan yang diterapkan adalah Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share
(DPS) baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 8 perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011.Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) 2011 dan situs
terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan dengan pengujian hipotesis. Metode statistic yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Besarnya pengaruh Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham adalah sebesar 81% dan sebesar 19% adalah dipengaruhi oleh perubahan faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
ABSTRACT
Effect of Earnings Per Share and Per Share Dividend on Stock Price
This study aimed to determine the effect of the growth of the stock price. In this study the ratiois applied the growth of Earnings Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) either partially or simultaneously affect the stock price on plantation companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
This research is akind ofcausal research with a total sample eight plantation companieslisted on the Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2011. The sample selectionis done using purposive sampling method. The data used is external data, obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2011 and the site www.idx.co.id. The process of data analysis done first is the classic assumption test and then performed a hypothesis testing. Statistical method used is multiple linear regression.
The results showed that partially or simultaneously Earnings Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) significantly affect the price of shares in Plantationlisted on the Indonesia Stock Exchange. The magnitude of the influence of Earnings Per Share and Dividend Per Share for Share Price is equal to 81% and 19% are influenced by changes inother factors not included in this study.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 7
1.3.Tujuan Penelitian ... 8
1.4.Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis ... 9
2.2.Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21
2.3. Kerangka Konseptual ... 23
2.4. Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Desain Penelitian ... 26
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian ... 26
3.3.Jenis dan Sumber Data ... 28
3.4.Metode Pengumpulan Data ... 29
3.5. Operasional Variabel ... 29
3.6. Metode Analisis Data ... 30
3.7. Jadwal Penelitian ... 36
BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN 4.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 37
4.2. Uji Asumsi Klasik ... 38
4.2.1. Uji Normalitas Data ... 38
4.2.2. Uji Heterokedastisitas ... 42
4.2.3. Uji Autokorelasi ... 45
4.2.4. Uji Multikolinearitas ... 46
4.3. Pengujian Hipotesis ... 47
4.3.1. Uji Koefisien Determinasi ... 47
4.3.2. Pengujian Simultan (Uji F) ... 49
4.3.3. Pengujian Parsial (Uji t) ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 54
5.2. Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 57
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul halaman
2.1 Daftar Penelitian Terdahulu ... 22
3.1 Daftar Sampel Penelitian ... 26
3.2 Jadwal Penelitian ... 35
4.1 Descriptive Statistic ... 36
4.2 One-sample kolmogorov-smirnov test sebelum transformasi ... 40
4.2 One-sample kolmogorov-smirnov test sebelum transformasi ... 41
4.4 Uji Spearmen rho ... 44
4.5 Uji Gleisjer ... 45
4.6 Uji Autokorelasi ... 46
4.7 Uji Multikolinearitas ... 47
4.8 Hasil Uji Determinasi ... 48
4.9 Hasil Uji F ... 49
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 23
4.1 Histogram ... 38
4.2 Normal P-P plot Regresion standardized residual ... 38
ABSTRAK
Pengaruh Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pertumbuhan Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap harga saham. Dalam penelitian ini petumbuhan yang diterapkan adalah Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share
(DPS) baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 8 perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011.Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) 2011 dan situs
terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan dengan pengujian hipotesis. Metode statistic yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Besarnya pengaruh Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham adalah sebesar 81% dan sebesar 19% adalah dipengaruhi oleh perubahan faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
ABSTRACT
Effect of Earnings Per Share and Per Share Dividend on Stock Price
This study aimed to determine the effect of the growth of the stock price. In this study the ratiois applied the growth of Earnings Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) either partially or simultaneously affect the stock price on plantation companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
This research is akind ofcausal research with a total sample eight plantation companieslisted on the Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2011. The sample selectionis done using purposive sampling method. The data used is external data, obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2011 and the site www.idx.co.id. The process of data analysis done first is the classic assumption test and then performed a hypothesis testing. Statistical method used is multiple linear regression.
The results showed that partially or simultaneously Earnings Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) significantly affect the price of shares in Plantationlisted on the Indonesia Stock Exchange. The magnitude of the influence of Earnings Per Share and Dividend Per Share for Share Price is equal to 81% and 19% are influenced by changes inother factors not included in this study.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab
pasar modal dapat menjadi dana alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari
sudut pandang ekonomi, pasar modal berfungsi sebagai salah satu sistem
mobilitas dana jangka panjang yang efisien bagi pemerintah. Melalui pasar modal
pemerintah dapat mengalokasikan dana masyarakat ke sektor-sektor investasi
yang produktif. Sedangkan dari sudut pandang keuangan, pasar modal berfungsi
sebagai salah satu media yang efisien untuk mengalokasikan dana dari
pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana atau pihak-pihak investor ke pihak-pihak yang
membutuhkan dana yang disebut pihak perusahaan.
Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang
melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, perusahaan memerlukan dana
yang relatif besar. Pada prinsipnya pemenuhan kebutuhan dana operasional dan
investasi perusahaan dapat disediakan dari dua sumber, yaitu pendanaan yang
berasal dari dalam perusahaan itu sendiri dan sumber pendanaan yang berasal dari
luar. Sumber pendanaan yang berasal dalam terdiri dari modal sendiri dan laba
ditahan. Sumber pendanaan yang berasal dari luar perusahaan, antara lain melalui
modal pinjaman dalam bentuk hutang ataupun melalui emisi atau menerbitkan
modal berarti bahwa perusahaan bukan hanya dimiliki oleh pemilik lama
(founders), tetapi juga dimiliki masyarakat.
Dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan, investor sangat
membutuhkan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan
tersebut.Salah satunya adalah informasi mengenai kebijakan dividen. Perubahan
pengumuman pembayaran dividen mengandung informasi yang dapat digunakan
para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan berprediksi
prospek perusahaan dimasa mendatang. Akibat dari perubahan dividen yang
diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Dividen sering kali
digunakan sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Kebijakan
dividen inilah yang akan menetapkan berapa besar bagian dari laba bersih itu
ditanamkan kembali sebagai laba ditahan.
Investasi di pasar modal dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu saham dan
obligasi. Adapun keuntungan dari saham adalah pendapatan investasi tidak
menentu, investor dapat memperoleh capital gain yang tinggi tetapi tidak menutup kemungkinan investor bisa juga mengalami capital loss yang besar pula, dan mendapat pembagian dividen jika perusahaan memperoleh keuntungan.
Sedangkan keuntungan dari obligasi adalah pendapatan bunga yang tetap dimana
tidak tergantung pada perusahaan itu rugi atau untung.
Keputusan investasi pada dasarnya menyangkut masalah pengelolaan dana
pada suatu periode tertentu, dimana pada investor mempunyai harapan untuk
memperoleh pendapatan atau keuntungan dari dana yang di investasikan selama
investor perlu mengadakan analisa yang cermat.Didalam mengambil keputusan
investasi, para investor mengharapkan hasil yang maksimal dengan risiko tertentu
atau hasil tertentu dengan risiko yang minimal terhadap investasi yang
dilakukan.Karena risiko dari berinvestasi di pasar modal lebih besar ada pada
saham sehingga investor sebelum berinvestasi harus mengetahui harga saham.
Menurut Alwi (2003, 87)faktor yang mempengaruhi ada dua yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.Faktor internal merupakan akibat kebijakan yang
dilakukan oleh manajer keuangan dalam mengelola keadaan keuangan.Intinya,
kinerja perusahaan, pertumbuhan laba, pengumuman pengambilalihan
difersifikasi pengakuisisian atau diakuisisi dan perkembangan perusahaanlainnya
yang dapat dapat mempengaruhi harga saham.Faktor eksternal merupakan faktor
yang mempengaruhi harga saham diluar kemampuan manajer keuangan maupun
perusahaan.Sehingga perusahaan tidak bisa mengendalikan faktor ini, akibatnya
perusahaan hanya bisa mengikuti efek dari faktor ini.Contoh faktor eksternal yang
mempengaruhi harga saham diantaranya keadaan ekonomi domestik maupun
global, kondisi pasar modal negara yang bersangkutan, kebijakan pemerintah,
khususnya bursa saham, dan lingkungan keuangan lainnya.
Adanya krisis global yang terjadi pada tahun 2008 membawa pengaruh
terhadap perekonomian Indonesia.Salah satu sektor yang berpengaruh adalah
investasi di pasar modal melalui Bursa Efek(IDX Factbook, 2010).Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 ditutup
pada posisi 1.355,408. Posisi ini menunjukkan bahwa IHSG mengalami koreksi
2.745,826 (Antaranews, 2008). Kapitalisasi saham pada tahun 2007 mencapai RP.
1,988 trilyun sedangkan kapitalisasi saham pada tahun 2008 menurun 45,86%
menjadi Rp1,076 trilyun (IDX Factbook, 2010). Hal ini menunjukkan kerugian
yang ditanggung pemodal pada tahun 2008 Rp 0,912 trilyun.Keadaan ini
mengakibatkan penurunan kinerja perdagangan yang ditunjukkan dengan
penurunan harga saham.
Bagi investor informasi tentang Earnings per share(EPS) dan DividendPer Share(DPS) menjadi kebutuhan dasar dalam pengambilan keputusan. Informasi tersebut dapat mengurangi ketidakpastian dan risiko yang mungkin terjadi,
sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang di
inginkan.
Earnings per share adalah rasio yang menunjukkan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham.Salah satu alasan investor membeli saham adalah
untuk mendapatkan dividen, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula
kemungkinan perusahaan untuk membagikan dividen. Maka dapat dikatakan
investor akan lebih berminat terhadap saham dengan Earnings Per Share tinggi dibandingkan saham saham Earnings per share rendah.
Harmoni (2009) melakukan penelitian menganai pengaruh ROA, ROE,
EPS, dan Total Asset Turn Over (TATO) terhadap harga saham perusahaan
perkebunan di BEI periode 2002-2007. Hasil penelitian menunujukkan bahwa
simultan, semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.Namun, secara parsial semua variabel independen yang diteliti tidak
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, Madichah (2005) melakukan
penelitian mengenai pengaruh EPS, DPS, dan Financial Leverage (FL) terhadap
harga saham perusahaan manufaktur di BEJ periode 2000-2002. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham.Namun secara parsial hanya EPS yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dividen adalah laba yang diberikan emitan kepada para pemegang saham.
Dari laba bersih perusahaan, sebagian dibagikan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen, sebagian lagi disisihkan menjadi laba ditahan (retained earning) Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana terpenting untuk
membiayai pertumbuhan perusahaan. Namun, dividen membentuk arus uang yang
semakin banyak mengalir ke tangan para pemegang saham.Para pemegang saham
tentu berharap mendapatkan dividen dalam jumlah besar.Untuk itu, perusahaan
harus dapat mengalokasikan laba bersihnya dengan bijaksana. Perusahaan yang
memberikan dividen yang besar, harga sahamnya juga akan meningkat.
Sebaliknya, perusahaan yang terus-menerus tidak membagikan dividen, harga
sahamnya juga akan menurun. Jika laba bersih perusahaan meningkat, maka harga
saham juga akan naik.
DividendPer Share dipilih dengan pertimbangan, semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan dividen per lembar saham bagi
pemilik, maka akan memberikan koreksi yang positif terhadap harga saham
perusahaan yang berimbas pada indeks harga saham. Hal ini mempengaruhi
Signally Theory yang menyatakan bahwa dividen menunjukkan sinyal prospek
suatu perusahaan di masa yang akan datang. Terdapat argumen yang menyatakan
bahwa bukan dividen itu sendiri yang menyebabkan kenaikan atau penurunan
harga saham, tetapi prospek perusahaan yang ditunjukkan oleh meningkatnya atau
menurunnya dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga
saham.Teori ini dikenal sebagai Teori Informasi dari Dividen (Information Content of Dividend Theory).
Pembahasan mengenai EPS dan DPS yang merupakan indikator-indikator
yang mempengaruhi harga saham ini dilihat dari sudut pandang perusahaan yang
mengeluarkan saham yang nantinya dapat mempengaruhi para investor dalam
mempertimbangkan dan memutuskan apakah akan berinvestasi pada perusahaan
tersebut. Dengan menggunakan informasi-informasi yang terdapat dalam
perusahaan, maka investor dapat menganalisa prospek dan citra dari perusahaan
tersebut apakah layak untuk dilakukan investasi atau tidak.
Banyak juga penelitian tentang harga saham seperti Nurmala (2006) yang
melakukan penelitian kebijakan dividen, kebijakan yang digunakan adalah EPS
dan DPS, dengan tahun pengamatan 1996-2000 dan objek perusahaan adalah
perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Penelitian juga dilakukan oleh
Liestyana (2008) yang menggunakan variabel independen Return on Equity (ROE) dan EarningsPer Share (EPS). Denny (2008) juga meneliti harga saham yang menggunakan variabel independen DPS dan ROE pada lima perusahaan
sektor pertambangan periode 2002-2007, adapun Silvana (2009) yang hanya
berbeda-beda pengaruhnya terhadap harga saham suatu perusahaan. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah objek perusahaan
yang dijadikan sampel yaitu perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), serta periode pengamatan yaitu tahun 2009 - 2011.
Karena ketertarikan di bidang saham, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “Pengaruh EarningsPer Share dan Dividend Per Share terhadap harga saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti membuat tiga rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Earnings Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
2. Apakah Dividend Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
3. Apakah Earnings Per Share dan Dividend Per Share secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh EarningsPer Share terhadap harga saham perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh Dividend Per Share terhadap harga saham perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Untuk Mengetahui pengaruh EarningsPer Share dan Dividen Per Share secara simultan terhadap harga saham perusahaan Perkebunan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi
peneliti, namun juga bagi investor dan peneliti lainnya.
1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti sehingga
dapat diperoleh gambaran lebih jelas menganai kesusaian di lapangan
dengan teori yang ada.
2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
atau masukan dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Saham
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan
perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau
distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya.
Termasuk juga hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas setelah hak
klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas. Menurut
husnan (2002:303), menyebutkan bahwa “sekuritas (saham) merupakan
secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki
kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan
organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang
memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”.
Pengertian lainnya, menurut Tandelilin (2001:18) “saham merupakan
surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan
saham.”
Maka, saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar
modal yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham
1.Jenis-jenis Saham
Berdasarkan cara pengalihannya, saham pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a.Saham atas unjuk (bearer stock)
Pada sertifikat saham ini tidak dituliskan nama
pemiliknya. Kepemilikan atas saham unjuk, seorang pemilik
sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada
orang lain karena sifatnya mirip dengan uang. Pemilik saham atas
unjuk ini harus berhati-hati membawa dan menyimpannya, karena
jika saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat meminta
gantinya.
b.Saham atas nama (registered stock)
Pada sertifikat saham dituliskan nama pemiliknya. Cara
peralihan dengan dokumen perusahaan peralihan dan kemudian
nama pemiliknya dicatat dengan buku perusahaan yang khusus
memuat daftar nama pemegang saham. Jika saham tersebut
hilang, pemilik dapat meminta gantinya.
Berdasarkan manfaat yang diperoleh oleh pemilik, saham juga
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a.Saham Biasa
Saham biasa merupakan sumber keuangan utam yang
harus ada pada suatu perusahaan publik dan merupakan surat
Bursa Efek. Bodie et al. (2003:97). Menjelaskan pengertian
saham biasa adalah “kepemilikan atas hak sekuritas oleh pemilik
modal perusahaan akan diumumkan kepada masyarakat.” Pemilik
berhak menentukan apakah akan menerima dividen atau
menduduki posisi di dalam perusahaan.
b.Saham Preferen
Saham preferen memiliki hak untuk didahulukan dalam
pembagian laba dan sisa dalam likuidasi dibandingkan dengan
saham biasa. Perbedaannya dengan saham biasa adalah saham
pereferen yang memiliki dividen yang tetap, namun seperti halnya
saham, saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo.
Menurut Fakhruddin (2001:12) “saham preferen merupakan
saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti
bunga dan obligasi), tetapi juga bisa mendatangkan hasil yang
dikehendaki investor”.
2. Keuntungan Pembelian Saham
Yang menjadi motivasi seorang pembeli saham dalam membeli
saham adalah mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang
mereka lakukan. Bermain saham memiliki potensi keuntungan dalam dua
hal, yaitu pembagian dividen dan kenaikan harga saham (capital gain). dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
dari dividen itu sendiri, bisa berupa uang tunai ataupun bentuk
penambahan saham. Capital gain, didapat berdasarkan selisih harga jual saham dengan harga beli. Dimana keuntungan didapat bila harga jual
saham lebih tinggi dari harga beli saham.
3. Resiko Pembelian Saham
Menurut Darmadji (2006:13), ada beberapa risiko yang dihadapi
pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu tidak mendapat dividen
dan mengalami capital loss. a.Tidak Mendapat Dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya
menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak
dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian. Dengan
demikian, potensi ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
b.Capital Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu
mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan
harga jual lebih rendah dari harga beli saham, terkadang untuk
menghindari potensi kerugian yang semakin besar seiring terus
menurunnya harga saham, maka seorang investor rela menjual
sahamnya dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan
Selain itu, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan
dengan potensi risiko lainnya, yaitu perusahaan bangkrut, di-delist dan
disuspensi.
a.Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek,
jika sebuah perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka otomatis
saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau
di-delist. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menmpati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau
pemegang saham obligasi dalam pelunasan kewajiban
perusahaan. Artinya setelah semua aset perusahaan tersebut
dijual, terlebih dahulu akan dibagikan kepada para kreditor atau
pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan
kepada pemegang saham.
b.Saham di-delist dari bursa
Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika
saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak
pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun,
tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa
tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan
c.Saham dihentikan sementara (suspensi)
Disamping dua risiko di atas, risiko lain yang juga
“mengganggu“ para investor untuk melakukan aktivitasnya
adalah jika suatu saham di-suspend atau duhentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan
investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut
dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat,
misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun
dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari
perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu
saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu
perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi
lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan
perdagangan saham tersebut untuk sementara sampai perusahaan
yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas
tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah
didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham
tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat
diperdagangkan kembali seperti semula.
4. Faktor-faktor yang Memepengaruhi Harga saham
Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Bahkan
setiap detikpun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal
dari internal maupun eksternal. Adapun faktor internal antaralain adalah :
a. Laba Perusahaan.
b. Pertumbuhan aktiva tahunan.
c. Likuiditas.
d. Nilai Kekayaan Total.
e. Penjualan.
Sementara itu, faktor eksternalnya adalah :
a. Kebijakan Pemerintah dan dampaknya.
b. Pergerakan suku bunga.
c. Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang.
d. Rumor dan Sentimen Pasar.
e. Penggabungan Usaha (business combination).
2.1.2. Earnings Per Share
Ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan
membuat investor tertarik untuk menenmkan modalnya pada perusahaan,
karena hal itu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memberikan
keuntungan kepada pemegang sahamnya yang dapat dilihat dari Earnings Per Share. Earnings Per Share menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham biasa. Pada saat saham preferen terdapat dalam struktur modal, laba
bersih harus dikurangi dengan dividen saham preferen untuk menetukan
terdapat dividen saham preferen pada struktur modal perudahaan, maka
Earnings Per Share dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. Earnings Per Share adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Makin tinggi
nilai Earnings Per Share perusahaan, menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap lembar sahamnya.
Rasio Earnings Per Share merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang merupakan ikhtisar dari data informasi akuntansi yang berisi informasi
yang bermanfaat. Earnings Per Share adalah angka yang merupakan salah satu indikator tentang nilai perusahaan. Angka Earnings Per Share dihitung sebagai laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar. EPS
dirumuskan sebagai berikut :
Pada rumus di atas, dapat dikemukakan bahwa perhitungan
menggunakan bagian laba khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila
tidak terjadi perubahan jumlah saham beredar maka sebagai penyebut dalam
persamaam tersebut adalah jumlah lembar saham biasa pada akhir tahun.
Namun, apabila terdapat penerbitan saham baru, pemecahan saham atau
obligasi konvetibel, maka jumlah saham biasa sebagai penyebut adalah
Makna Earnings Per Share bagi perusahaan sangat penting karena menyangkut laba yang diperoleh oleh tiap pemegang saham dalam
perusahaan tersebut. Kebanyakan perusahaan menampilkan Earnings Per Share pada halaman depan laporan keuangannya untuk menarik perhatian calon investor dan juga agar investor yang telah terlebih dahulu
menanamakan modalnya di perusahaan tersebut tidak berpindah ke
perusahaan lain.
2.1.3. Dividend Per Share
Menurut Warren (1999:122), “Dividend Per Share merupakan ukuran untuk menunjukkan sejauh mana laba dibagikan kepada pemegang saham.
“pengertian menurut Riyanto (1995:256), “Dividend Per Share digunakan untuk mengukur berapa jumlah rupiah yang akan diberikan kepada pemilik
saham dari keuntungan tiap lembar saham. “ Dividend Per Share merupakan bagian dari rasio keuangan yang sering dilihat para calon investor meupun
untuk menilai keuangan suatu perusahaan.
Dividend Per Share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar
pada tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa
besar laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham
untuk siap lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah dividen
Perusahaan yang Dividend Per Share lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sejenis akan lebih mudah diminati investor,
karena investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya,
yakni hasil berupa dividen. Namun perlu diingat bahwa perusahaan juga perlu
memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu
menetapkan kebijakan dividen yang berkaitan untuk dibayarkan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau digunakan dalam perusahaan yang
akan diperlukan untuk investasi perusahaan.
2.1.4. Harga Saham
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan.
Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan
bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan
memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan
dana dari luar perusahaan. Harga saham menurut Susanto (2002:12), yaitu
“harga yang ditentukan secara lelang kontinu.” Pengertian lain menurut
Sartono (2001:70) “harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme
permintaan dan penawaran di pasar modal.”
Harga saham mengalami perubahan naik dan turun dari satu waktu ke
waktu lain. Perubahan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan
harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran,
maka harga saham cenderung turun.
1. Analisis terhadap Harga Saham
Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk
merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel yang diamati
menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi
tersebut misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, aset
perusahaan, variabilitas laba dan sebagainya. Secara umum ada dua
analisis yang sering digunakan dalam melakukan analisis saham, yaitu
teknikal (technical analysis) dan analisis fundamental (fundamental analysis).
a. Analisis teknikal (technical analysis)
Analisis teknikal merupakan analisisi yang memperhatikan
perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Analisis ini akan
menentukan nilai saham dengan menggunakan data pasar dari
saham, seperti harga dan volume transaksi saham. Harga suatu
saham akan ditentukan oleh penawaran (supply) dan Permintaan (demand) terhadap saham tersebut.
Menurut Widoatmodjo (2004:77), “analisis teknikal
merupakan salah satu metode penilaian saham dengan mengamati
pembentukan harga saham dengan berbagai varian yang mungkin
terjadi dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya.” Analisis
informasi yang ditujukan oleh perubahan harga di eaktu lalu
sehingga perubahan harga saham mempunyai pola tertentu dan
pola tersebut akan berulang. Analisis teknikal biasanya
menggunakan data yang dianalisis dengan menggunakan grafik
atau program komputer. Pengamatan dengan grafik tersebut dapat
diketahui bagaimana kecendrungan harga, memperkirakan
kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan, serta memilih saat
yang paling menguntungkan untuk masuk dan keluar pasar.
b. Analisis fundalmental (fundamental analysis)
Analisis fundamental merupakan alat analisis yang sangat
berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Widoatmodjo
(2004:263) menyatakan bahwa “analisis fundamental sebenarnya
merupakan metode analisis saham dengan melakukan penilaian
atas laporan keuangan.” Pengertian lainnya menurut Darmadji
(2006:189), “analisis fundamental merupakan salah satu cara
melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati
berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi
industri suatu perusahaan”. Analisis fundamental merupakan
analisis yang berbasis pada data riil untuk mengevaluasi atau
memproyeksikan nilai suatu saham.
Analisis fundamental mencoba memperhitungkan harga saham di
masa yang akan datang, dengan (1) mengestimasi nilai
yang akan datang dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel
tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Beberapa data
atau indikator yang umum digunakan dalam analisis fundamental
adalah : pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil
atau pengembalian ekuitas, margin laba, dan data-data keuangan
lainnya sebgai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan
potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Analisis
fundamental umumnya dilakukan dengan tahapan melakukan
analisis ekonomi terlebih dahulu, dikuti dengan analisis industri
dan akhirnya analisis perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut. Analisis fundamental didasarkan atas pemikiran bahwa
kondisi perusahaan tidak hanya faktor internal tetapi juga
faktor-faktor eksternal, yaitu kondisi ekonomi dan industri.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan harga saham bukanlah yang pertama kali
dilakukan. Banyak juga penelitian tentang harga saham seperti Nurmala (2006)
yang melakukan penelitian kebijakan dividen, kebijakan yang digunakan adalah
EPS dan DPS, dan objek perusahaan adalah otomotif yang terdaftar di BEI.
Penelitian juga dilakukan oleh Liestyana (2008) yang menggunakan variabel
independen ROE dan EPS. Denny (2008) juga meneliti harga saham dengan
menggunakan variabel independen DPS dan ROE pada lima perusahaan sektor
Tabel 2.1
Daftar Penelitian Terdahulu
Nama Variabel Bebas Keterangan
Nurmala (2006)
Earnings Per Share Dan
Dividend Per Share
Penelitian dilakukan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama lima tahun berturut-turut (tahun 1996-2000). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kebijakan dividen (Earnings Per Share dan Dividend Per Share) yang diterapkan oleh ketiga perusahaan otomotif tidak mempengaruhi harga saham perusahaan Dividend Per Share dan Earnings Per Share terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Periode 2002-2006. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan analisis regresi dan korelasi dapat disimpulkan bahwa kedua variabel independen tersebut mempunyai hubungan yang kuat terhadap harga saham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Earnings Per Share secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan kedua variabel tersebut, Return On Equity dan Dividend Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
Silvana (2009)
2.3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan
bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara
teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu veriabel independen dan variabel
dependen. Pada penelitian ini variabel independen adalah Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS), sedangkan variabel dependen adalah harga saham.
Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Earnings Per Share adalah pendapatan untuk tiap lembar saham biasa. Earnings Per Share menunjukkan laba bersih setelah dikurangi pajak (Earning After Tax) dan dikurangi saham preferen dibagi dengan jumlah saham beredar. Earnings Per Share adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Makin tinggi nilai Earnings Per Share perusahaan, menunjukkan
bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap lembar
sahamnya.
Dividen adalah bagian keuntungan dari perusahaan yang dibagikan secara
langsung kepada investor berdasarkan jumlah saham yang dimiliki, biasanya
dalam bentuk uang tunai, namun bisa juga berupa saham.
Dividen per share adalah total dividen dibayarkan selama satu tahun penuh (termasuk dividen interim tetapi tidak termasuk dividen khusus) dibagi
dengan jumlah saham biasa yang beredar yang dikeluarkan, karena dividen
merupakan salah satu keuntungan investasi melalui saham, maka pihak
manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dividen yang akan
ditetapkan dalam rangka meningkatkan minat investor untuk menanamkan
modalnya dalam bentuk kepemilikan saham.
finansial suatu perusahaan yang biasa disebut juga dengan efek. Harga saham dari
suatu perusahaan tentu saja berbeda-beda tergantung bagaimana suatu perusahaan
tersebut nilai jualnya di bursa saham.
pasar saham sedang berlangsung dengan berdasarkan kepada permintaan dan
penawaran pada saham yang dimaksud. Harga saham yang berlaku di pasar modal
biasanya ditentukan oleh para pelaku pasar yang sedang melangsungkan
perdagangan sahamnya. Dengan harga saham yang ditentukan otomatis
2.4. Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina, (2007:41) “hipotesis adalah posisi yang dirumuskan
dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Hipotesis dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.
H1 : Earnings Per Share bepengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan Perkebunan.
H2 : Dividend Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan Perkebunan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kerangka kerja atau rencana untuk
mengumpulkan, mengukur, dan menganalisa data. Donald R copper dan William
Emory (2002, p122).
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang
mempunyai bentuk hubungan kasual. Sugiyono (2002: p11) mendefinisikan
“Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih”. Menurut Umar (2003: 63) “penelitian
ini menggunakan desain kasual yang berguna untuk menganalisis
hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya”. Peneliti menganalisis
Earnings Per Share dan Dividend Per Share sebagai variabel-variabel yang mempengaruhi harga saham. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran bagaimana Dividend Per Share dan Earnings Per Share dapat mempengaruhi harga saham.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2005: 72) “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
karakteristik/kriteria dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 sebanyak
8 emiten. Menurut Erlina (2007, 75) “sampel adalah bagian populasi yang
digunakan untuk memperkirakan karakter populasi. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik Purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Adapun daftar
sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Daftar Populasi Penelitian Sampel Kode Nama Perusahaan
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. 2 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk 3 LSIP PP London Sumatera Tbk 4 GZCO Gozco Plantation Tbk 5 UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk
6 SGRO Sampoerna Agro Tbk
7 SMAR Sinar Mas Agro Resource Tbk
8 BWPT BW Plantation tbk
Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah
sebagai berikut :
1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI selama periode 2008-2011
2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan lengkap selama
periode 2008-2011
3. Perusahaan menghasilkan laba (earnings) selama periode 2008-2011 4. Perusahaan tersebut telah membayarkan dividen kas atas laba periode
2008-2011
Jumlah perusahaan populasi dalam penelitian ini sebanyak 8 emiten
dengan periode penelitian selama 4 tahun. Berdasarkan kriteria yang dikemukakan
diatas, maka peneliti mengambil 7 perusahaan perkebunan dengan 28 unit
analisis.
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
Sampel Kode Nama Perusahaan Kriteria
1 2 3 4 5
Sumber : Indonesian Stock Exchange (IDX), diolah peneliti (2012)
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka yang menunjukkan
nilai terhadap besaran atau variabel yang diwakilinya. Dalam penelitian ini
peneliti juga menggunakan data sekunder. Data sekunder Menurut Sugiyono
(2008:193) “Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat oreng lain atau lewat
orang lain atau lewat dokumen”.
Data dalam penelitian ini adalah data Polled, yaitu kombinasi antara data time series dan data cross section. Data time series disebut juga data deret waktu, merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam
tahunan (interval waktu dalam penelitian ini mulai dari tahun 2008 sampai tahun
2010). Data cross section merupakan data yang dikumpulkan dengan mengamati banyak subjek (seperti individu, perusahaan atau negara/wilayah) pada titik waktu
yang sama, atau tanpa memperhatikan perbedaan waktu (subjek yang diteliti
adalah laporan keuangan perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI).
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu studi pustaka, yaitu
dengan mengumpulkan dan mencari literatur yang berhubungan dengan penelitian
yang akan dilakukan. Selanjutnya peneliti mengumpulkan data melalui media
internet dengan cara mengunduh daru situs Bursa Efek Indonesia, yaitu
populasi atau sampel dalam penelitian ini.
3.5. Operasional Variabel
Dalam pengujian hipotesis, variabel-variabel dengan penentuan
indikator-indikator yang digunakan. Variabel-variabel yang dimaksud adalah variabel
independen dan variabel dependen.
1. Variabel Dependen
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:63) variabel terikat
(dependen) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi variabel
bebas (independen). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian
variabel dependen yang dipengaruhi oleh perubahan dari variabel
independen (Earnings Per Share dan Dividend Per Share).
2. Variabel Independen
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:63) “variabel bebas
(Independen) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel lain”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Earnings Per Share dan Deviden Per Share. a. Earnings Per Share
Earnings Per Share merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang
digunakan adalah laba bagi pemilik, yaitu Earnings After Tax (EAT). b. Dividend Per Share
Dividend Per Share merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kepastian dari modal yang ditanamkan, yaitu berupa
dividen. Dividen merupakan distribusi laba kepada pemegang saham
dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan penerbit.
3.6. Metode Analisis Data
Metode penelitian analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menganalisis data dengan menggunakan metode analisis statistik dan
menggunakan software SPSS 17.0. pengujian statistik dalam penelitian ini terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari
asumsi-asumsi klasik.
Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heterosdastisitas dan uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan
analisis dara. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik,
dan jika data tidak normal maka digunakan statistik nonparametrik atau
lakukan treatment agar data normal. Data yang baik adalah data yang
mempunyai pola seperti distribusi normal. Untuk melihat normalitas
dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data
normal.
Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram
dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah :
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola
berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti
berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
Dalam penelitian ini penelitia menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan
membuat hipotesis :
H0 : data residual berdistribusi normal
Ha : data residual tidak berdistribusi normal.
Bila signifikasi > 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data
normal dan H0 diterima, sebaliknya bila nilai signifikansi < 0,05 berarti
distribusi data tidak normal dan Ha diterima. Data yang tidak
terdistribusi secara tidak normal dapat ditransformasikan agas menjadi
normal. Jika data tidak normal ada beberapa cara mengubah model
regresi menjadi normal menurut Jogiyanto (2003, 172), yaitu :
a. Dengan melakukan tranformasi data ke bentuk lain, yaitu Logaritma Natural, akar kuadrat, Logaritma lo
b. Lakukan trimming, yaitu mengubah observasi yang bersifat outliner.
c. Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outliner menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2005) “uji ini bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya
lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabe bebas,
maka konsekuensinya adalah :
a. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir
b. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak
terhingga.
Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat
nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
adalah jika nilai VIF tidak lebih dari sepuluh dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari
multikolonearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterodastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu
pengamatan dangan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Nugroho
(2005,62) cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada
suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut.
Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier
berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika :
a. Titik-titik data menyebar di atas, dibawah atau disekitar angka
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah
saja.
c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali.
d. Penyebaran titik data sebaiknya tidak berpola.
4. Uji autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model
regresi linier terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan periode t-1. Jika terjadi auto korelasi, maka terdapat
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
Hal ini sering ditemukan pada data time series.
Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada
tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW). Kriteria
untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu :
a. Nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif.
b. Nilai D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
c. Nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi.
3.6.2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Model regresi untuk
menguji hipotesisi dalam penelitian ini menggunakan F (simultan) dan
uji-t (parsial).
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Pengujian F-test digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Data dianalisis
dengan model regresi berganda, yaitu :
Y=a + b1X1 + b2X2 +e
Keterangan :
Y = harga saham.
a = konstanta.
b1, b2 = koefisien regresi.
X1 = Earnings Per Share.
X2 = Dividend Per Share.
e = error (kesalahan pengganggu). Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
H0 = Tidak semua variabel independen berpengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen.
Ha = Semua variabel independen berpengaruh secara simultan
terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung
a. Jika F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak untuk
α = 5%.
b. Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima untuk
α = 5%.
2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh engaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen.
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
H0 = Tidak semua variabel independen berpengaruh secara
parsial terhadap variabel dependen.
Ha = Semua variabel independen berpengaruh secara parsial
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum,
nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standart deviasi untuk data yang digunakan
dalam penelitian :
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
EPS_normal 28 2.40 7.42 4.8939 1.34931
DPS_normal 28 .00 6.90 3.5858 2.12438
harga_saham_normal 28 4.44 10.17 7.3458 1.65001
Valid N (listwise) 28
Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa :
a. Variabel Earnings per share (EPS) memiliki nilai minimum (terkecil) 2,40,
nilai maksimum (terbesar) 7,42, mean (nilai rata-rata) 4,8939 dan standart
deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1,34931.
b. Variabel Dividend Per Share (DPS) memiliki nilai minimum (terkecil) 0, nilai maksimum (terbesar) 6,90, mean (nilai rata-rata) 3,5858 dan standart
deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 2,12438.
c. Variabel harga saham (HS) memiliki nilai minimum (terkecil) 4,44 nilai
maksimum (terbesar) 10,17. mean (nilai rata-rata) t,3458 dan standart
4.2. Uji Asumsi Klasik
4.2.1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak,
dengan membuat hipotesis sebagai berikut :
Ho : data residual terdistribusi normal
Ha : data residual terdistribusi tidak normal.
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik. Pada penelitian ini akan digunakan kedua cara tersebut.
A. Analisis Grafik
Analisi grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik
histogram dan grafik p-p plot. Data yang baik adalah data yang memiliki
pola distribusi normal.
Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati
distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Dan lonceng
tidak menceng kekiri maupun kekanan.
Pada grafik p-p plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal
apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan
Gambar 4.1
Dari grafik histogram dan normal probability plot pada gambar 4.1
diatas, terlihat bahwa grafik tidak menceng ke kiri maupun kekanan.
Dengan demikian grafik diatas memperlihatkan pola distribusi yang normal,
demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-p plot.
Pada grafik normal p-p plot di atas terlihat bahwa data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
B. Uji Statistik
Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat
menyesatkan kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu
melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih
meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal
berdistribusi normal, maka dilakukan uji kolmogorov-smirnov (1 sample
K-S) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak.
Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut
terdistribusi normal. Jika signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka
distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji kolmogorov-smirnov dapat
dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Kolmogorov-smirnov sebelum tranformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 28
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2004.75933231
Most Extreme Differences Absolute .181
Positive .181
Negative -.117
Kolmogorov-Smirnov Z .957
Asymp. Sig. (2-tailed) .319
a. Test distribution is Normal.
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada yang terdapat pada tabel 4.2
dari penelitian ini menunjukkan signifikasi probabilitas dari nilai residual
adalah 0,319. Maka data dapat digunakan karena 0,319 > 0,05 (Ho
diterima). Tetapi untuk memperkecil penyimpangan dalam uji hipotesis
data, maka penulis mencoba untuk melakukan tranformasi data kedalam
logaritma natural (Ln). setelah dilakukan tranformasi maka nilai signifikansi
mengalami peningkatan dan std.deviation mengalami penurunan. Berikut ini
hasil pengujian dengan kolmogorov-smirnov setelah mengalami
transformasi kedalam logaritma natural.
Tabel 4.3
Hasil pengujian kolmogorov-smirnov setelah tranformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 28
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .68534109
Most Extreme Differences Absolute .150
Positive .150
Negative -.110
Kolmogorov-Smirnov Z .796
Asymp. Sig. (2-tailed) .551
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diatas diperoleh besarnya
nilai Kolmogorov-smirnov adalah 0,769 dan signifikansi sebesar 0,551.
penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan
Uji-t dan Uji-F karena > 0,05 (Ho diterima).
4.2.2. Uji Heterokedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu
mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai
suatu keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain berbeda. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji ada
tidaknya Heterokedastisitas akan mengakibatkan penaksiran
koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi
kurang dari semestinya. Heterokedastisitas bertentangan dengan salah satu
asumsi dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua
pengamatan atau disebut homokedastisitas (Gujarati dalam Elmasari,
2010:53)
Menurut Ghozali (2005:105), “uji Heterokedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model regresi
yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas
karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,
Pengujian heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji grafik
dengan melihat grafik scatterplot yaitu dengan cara melihat titik-titik
penyebaran pada grafik dan uji Spearman, dengan cara meregres seluruh
variabel independen dengan nilai absolute residual (absut) sebagai variabel
dependennya. Perumusan hipotesis adalah :
Ho : tidak ada heterokedastisitas
Ha : ada heterokedastisitas.
Jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima (ada heterokedastisitas) dan
jika signifikan > 0,05 maka Ho diterima (tidak ada heterokedastisitas).
Pada gambar 4.3 tentang scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar
secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar
baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. hal ini berarti tidak
terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak
dipakai unuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.
Tabel 4.4 Uji Spearmen rho
Correlations
Unstandardized
Residual DPS_transform EPS_transform
Spearman's
rho
Unstandardized
Residual
Correlation Coefficient 1.000 .093 .007
Sig. (2-tailed) . .637 .971
N 28 28 28
DPS_transform Correlation Coefficient .093 1.000 .808**
Sig. (2-tailed) .637 . .000
N 28 28 28
EPS_transform Correlation Coefficient .007 .808** 1.000
Sig. (2-tailed) .971 .000 .
N 28 28 28
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari tabel 4.4 diatas kita dapat melihat bahwa nilai siginifikansi
untuk variabel in Dividend Per Share adalah 0,645 (>0,05). Nilai signifikansi untuk variabel ini Earnings per share adalah 0,194 (>0,05). Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas
Tabel 4.5
a. Dependent Variable: ABS_RES
Dari output pada Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi kedua variabel independen lebih dari 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada
model regresi.
4.2.3. Uji Autokorelasi
Hasil uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear
ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari
autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang
datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan
dengan menggunakan uji durbin watson. Secara umum panduan mengenai
angka durbin-watson dapat diambil patokan sebagai berikut :
1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2. Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi
Tabel 4.6 Hasil uji autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .910a .827 .814 .71223 1.374
a. Predictors: (Constant), DPS_transform, EPS_transform b. Dependent Variable: HS_transform
Tabel 4.6 memperlihatkan nilai statistik Durbin-Watson sebesar =
1,374 yang artinya nilai durbin watson terletak antara -2 dan +2. Maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi bebas dari auto korelasi.
4.2.4. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2005:91), “ uji multikolinearitas dilakukan untuk
menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen)”. Adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari
tolerance value atau nilai variance inflation factor (VIF). Batas tolerance
value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Apabila tolerance value < 0,1 atau
VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas. Apabila tolerance value > 0,1 atau
VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian terhadap