• Tidak ada hasil yang ditemukan

Effect of Earnings Per Share and Per Share Dividend on Stock Price

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Effect of Earnings Per Share and Per Share Dividend on Stock Price"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EARNINGS PER SHARE DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

SYAHRUL ALAMSYAH 080522174

PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH EARNINGS PER SHARE DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah

benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 20 Februari 2013

Yang Membuat Pernyataan

NIM 080522174

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang

senantiasa dilimpahkan kepada penulis serta shalawat seiring salam kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah menjadi inspirasi dan suri tauladan bagi kami, seluruh umat

Islam di dunia ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Pengaruh Earnings Per Share dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham pada

Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penulisan skripsi ini

dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak berupa dukungan moril, materil, dan spirtual. Oleh karena itu, penulis

dengan segala kerendahan hari ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada :

1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, M.M., Ak. Selaku Plt. Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syarifuddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku Ketua

Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak, selaku

Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak,

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas

(4)

4. Ibu Dra. NURZAIMAH M.M, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak memberikan bantuan berupa bimbingan dan arahan sehingga

peniliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Sri Mulyani MBA, Ak, selaku Dosen Pembaca dan penilai yang

telah membantu saya untuk memberikan penilaian terhadap hasil skripsi

saya ini.

6. Kedua orang tua saya, Alm. Ir Syafran Tanjung dan Ida irmawaty yang

telah melimpahkan kasih sayang dan selalu mendoakan. Kepada adik-adik

tercinta, Alfansuri, Lisa Afriza, dan Syahreza Pahlefi yang memberikan

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

sumbang pikir dan koreksi akan sangat bermanfaat dalam melengkapi dan

menyempurnakan langkah-langkah lanjut demi hasil yang lebih baik. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi banyak pihak.Amin.

Medan, 20 Februari 2013

Penulis,

NIM 080522174

(5)

ABSTRAK

Pengaruh Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pertumbuhan Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap harga saham. Dalam penelitian ini petumbuhan yang diterapkan adalah Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share

(DPS) baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 8 perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011.Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari Indonesian Capital Market

Directory (ICMD) 2011 dan situs

terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan dengan pengujian hipotesis. Metode statistic yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Besarnya pengaruh Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham adalah sebesar 81% dan sebesar 19% adalah dipengaruhi oleh perubahan faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

(6)

ABSTRACT

Effect of Earnings Per Share and Per Share Dividend on Stock Price

This study aimed to determine the effect of the growth of the stock price. In this study the ratiois applied the growth of Earnings Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) either partially or simultaneously affect the stock price on plantation companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

This research is akind ofcausal research with a total sample eight plantation companieslisted on the Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2011. The sample selectionis done using purposive sampling method. The data used is external data, obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2011 and the site www.idx.co.id. The process of data analysis done first is the classic assumption test and then performed a hypothesis testing. Statistical method used is multiple linear regression.

The results showed that partially or simultaneously Earnings Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) significantly affect the price of shares in Plantationlisted on the Indonesia Stock Exchange. The magnitude of the influence of Earnings Per Share and Dividend Per Share for Share Price is equal to 81% and 19% are influenced by changes inother factors not included in this study.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 7

1.3.Tujuan Penelitian ... 8

1.4.Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis ... 9

2.2.Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21

2.3. Kerangka Konseptual ... 23

2.4. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Desain Penelitian ... 26

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

3.3.Jenis dan Sumber Data ... 28

3.4.Metode Pengumpulan Data ... 29

3.5. Operasional Variabel ... 29

3.6. Metode Analisis Data ... 30

3.7. Jadwal Penelitian ... 36

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN 4.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 37

4.2. Uji Asumsi Klasik ... 38

4.2.1. Uji Normalitas Data ... 38

4.2.2. Uji Heterokedastisitas ... 42

4.2.3. Uji Autokorelasi ... 45

4.2.4. Uji Multikolinearitas ... 46

4.3. Pengujian Hipotesis ... 47

4.3.1. Uji Koefisien Determinasi ... 47

4.3.2. Pengujian Simultan (Uji F) ... 49

4.3.3. Pengujian Parsial (Uji t) ... 49

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 54

5.2. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul halaman

2.1 Daftar Penelitian Terdahulu ... 22

3.1 Daftar Sampel Penelitian ... 26

3.2 Jadwal Penelitian ... 35

4.1 Descriptive Statistic ... 36

4.2 One-sample kolmogorov-smirnov test sebelum transformasi ... 40

4.2 One-sample kolmogorov-smirnov test sebelum transformasi ... 41

4.4 Uji Spearmen rho ... 44

4.5 Uji Gleisjer ... 45

4.6 Uji Autokorelasi ... 46

4.7 Uji Multikolinearitas ... 47

4.8 Hasil Uji Determinasi ... 48

4.9 Hasil Uji F ... 49

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 23

4.1 Histogram ... 38

4.2 Normal P-P plot Regresion standardized residual ... 38

(11)

ABSTRAK

Pengaruh Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pertumbuhan Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap harga saham. Dalam penelitian ini petumbuhan yang diterapkan adalah Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share

(DPS) baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 8 perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011.Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari Indonesian Capital Market

Directory (ICMD) 2011 dan situs

terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan dengan pengujian hipotesis. Metode statistic yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Besarnya pengaruh Earnings Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham adalah sebesar 81% dan sebesar 19% adalah dipengaruhi oleh perubahan faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

(12)

ABSTRACT

Effect of Earnings Per Share and Per Share Dividend on Stock Price

This study aimed to determine the effect of the growth of the stock price. In this study the ratiois applied the growth of Earnings Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) either partially or simultaneously affect the stock price on plantation companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

This research is akind ofcausal research with a total sample eight plantation companieslisted on the Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2011. The sample selectionis done using purposive sampling method. The data used is external data, obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2011 and the site www.idx.co.id. The process of data analysis done first is the classic assumption test and then performed a hypothesis testing. Statistical method used is multiple linear regression.

The results showed that partially or simultaneously Earnings Per Share (EPS) and Dividend Per Share (DPS) significantly affect the price of shares in Plantationlisted on the Indonesia Stock Exchange. The magnitude of the influence of Earnings Per Share and Dividend Per Share for Share Price is equal to 81% and 19% are influenced by changes inother factors not included in this study.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab

pasar modal dapat menjadi dana alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari

sudut pandang ekonomi, pasar modal berfungsi sebagai salah satu sistem

mobilitas dana jangka panjang yang efisien bagi pemerintah. Melalui pasar modal

pemerintah dapat mengalokasikan dana masyarakat ke sektor-sektor investasi

yang produktif. Sedangkan dari sudut pandang keuangan, pasar modal berfungsi

sebagai salah satu media yang efisien untuk mengalokasikan dana dari

pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana atau pihak-pihak investor ke pihak-pihak yang

membutuhkan dana yang disebut pihak perusahaan.

Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang

melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, perusahaan memerlukan dana

yang relatif besar. Pada prinsipnya pemenuhan kebutuhan dana operasional dan

investasi perusahaan dapat disediakan dari dua sumber, yaitu pendanaan yang

berasal dari dalam perusahaan itu sendiri dan sumber pendanaan yang berasal dari

luar. Sumber pendanaan yang berasal dalam terdiri dari modal sendiri dan laba

ditahan. Sumber pendanaan yang berasal dari luar perusahaan, antara lain melalui

modal pinjaman dalam bentuk hutang ataupun melalui emisi atau menerbitkan

(14)

modal berarti bahwa perusahaan bukan hanya dimiliki oleh pemilik lama

(founders), tetapi juga dimiliki masyarakat.

Dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan, investor sangat

membutuhkan informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan

tersebut.Salah satunya adalah informasi mengenai kebijakan dividen. Perubahan

pengumuman pembayaran dividen mengandung informasi yang dapat digunakan

para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan berprediksi

prospek perusahaan dimasa mendatang. Akibat dari perubahan dividen yang

diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Dividen sering kali

digunakan sebagai indikator atau sinyal prospek suatu perusahaan. Kebijakan

dividen inilah yang akan menetapkan berapa besar bagian dari laba bersih itu

ditanamkan kembali sebagai laba ditahan.

Investasi di pasar modal dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu saham dan

obligasi. Adapun keuntungan dari saham adalah pendapatan investasi tidak

menentu, investor dapat memperoleh capital gain yang tinggi tetapi tidak menutup kemungkinan investor bisa juga mengalami capital loss yang besar pula, dan mendapat pembagian dividen jika perusahaan memperoleh keuntungan.

Sedangkan keuntungan dari obligasi adalah pendapatan bunga yang tetap dimana

tidak tergantung pada perusahaan itu rugi atau untung.

Keputusan investasi pada dasarnya menyangkut masalah pengelolaan dana

pada suatu periode tertentu, dimana pada investor mempunyai harapan untuk

memperoleh pendapatan atau keuntungan dari dana yang di investasikan selama

(15)

investor perlu mengadakan analisa yang cermat.Didalam mengambil keputusan

investasi, para investor mengharapkan hasil yang maksimal dengan risiko tertentu

atau hasil tertentu dengan risiko yang minimal terhadap investasi yang

dilakukan.Karena risiko dari berinvestasi di pasar modal lebih besar ada pada

saham sehingga investor sebelum berinvestasi harus mengetahui harga saham.

Menurut Alwi (2003, 87)faktor yang mempengaruhi ada dua yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.Faktor internal merupakan akibat kebijakan yang

dilakukan oleh manajer keuangan dalam mengelola keadaan keuangan.Intinya,

kinerja perusahaan, pertumbuhan laba, pengumuman pengambilalihan

difersifikasi pengakuisisian atau diakuisisi dan perkembangan perusahaanlainnya

yang dapat dapat mempengaruhi harga saham.Faktor eksternal merupakan faktor

yang mempengaruhi harga saham diluar kemampuan manajer keuangan maupun

perusahaan.Sehingga perusahaan tidak bisa mengendalikan faktor ini, akibatnya

perusahaan hanya bisa mengikuti efek dari faktor ini.Contoh faktor eksternal yang

mempengaruhi harga saham diantaranya keadaan ekonomi domestik maupun

global, kondisi pasar modal negara yang bersangkutan, kebijakan pemerintah,

khususnya bursa saham, dan lingkungan keuangan lainnya.

Adanya krisis global yang terjadi pada tahun 2008 membawa pengaruh

terhadap perekonomian Indonesia.Salah satu sektor yang berpengaruh adalah

investasi di pasar modal melalui Bursa Efek(IDX Factbook, 2010).Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 ditutup

pada posisi 1.355,408. Posisi ini menunjukkan bahwa IHSG mengalami koreksi

(16)

2.745,826 (Antaranews, 2008). Kapitalisasi saham pada tahun 2007 mencapai RP.

1,988 trilyun sedangkan kapitalisasi saham pada tahun 2008 menurun 45,86%

menjadi Rp1,076 trilyun (IDX Factbook, 2010). Hal ini menunjukkan kerugian

yang ditanggung pemodal pada tahun 2008 Rp 0,912 trilyun.Keadaan ini

mengakibatkan penurunan kinerja perdagangan yang ditunjukkan dengan

penurunan harga saham.

Bagi investor informasi tentang Earnings per share(EPS) dan DividendPer Share(DPS) menjadi kebutuhan dasar dalam pengambilan keputusan. Informasi tersebut dapat mengurangi ketidakpastian dan risiko yang mungkin terjadi,

sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang di

inginkan.

Earnings per share adalah rasio yang menunjukkan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham.Salah satu alasan investor membeli saham adalah

untuk mendapatkan dividen, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula

kemungkinan perusahaan untuk membagikan dividen. Maka dapat dikatakan

investor akan lebih berminat terhadap saham dengan Earnings Per Share tinggi dibandingkan saham saham Earnings per share rendah.

Harmoni (2009) melakukan penelitian menganai pengaruh ROA, ROE,

EPS, dan Total Asset Turn Over (TATO) terhadap harga saham perusahaan

perkebunan di BEI periode 2002-2007. Hasil penelitian menunujukkan bahwa

simultan, semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga

saham.Namun, secara parsial semua variabel independen yang diteliti tidak

(17)

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, Madichah (2005) melakukan

penelitian mengenai pengaruh EPS, DPS, dan Financial Leverage (FL) terhadap

harga saham perusahaan manufaktur di BEJ periode 2000-2002. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh

secara signifikan terhadap harga saham.Namun secara parsial hanya EPS yang

memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

Dividen adalah laba yang diberikan emitan kepada para pemegang saham.

Dari laba bersih perusahaan, sebagian dibagikan kepada pemegang saham dalam

bentuk dividen, sebagian lagi disisihkan menjadi laba ditahan (retained earning) Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana terpenting untuk

membiayai pertumbuhan perusahaan. Namun, dividen membentuk arus uang yang

semakin banyak mengalir ke tangan para pemegang saham.Para pemegang saham

tentu berharap mendapatkan dividen dalam jumlah besar.Untuk itu, perusahaan

harus dapat mengalokasikan laba bersihnya dengan bijaksana. Perusahaan yang

memberikan dividen yang besar, harga sahamnya juga akan meningkat.

Sebaliknya, perusahaan yang terus-menerus tidak membagikan dividen, harga

sahamnya juga akan menurun. Jika laba bersih perusahaan meningkat, maka harga

saham juga akan naik.

DividendPer Share dipilih dengan pertimbangan, semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan dividen per lembar saham bagi

pemilik, maka akan memberikan koreksi yang positif terhadap harga saham

perusahaan yang berimbas pada indeks harga saham. Hal ini mempengaruhi

(18)

Signally Theory yang menyatakan bahwa dividen menunjukkan sinyal prospek

suatu perusahaan di masa yang akan datang. Terdapat argumen yang menyatakan

bahwa bukan dividen itu sendiri yang menyebabkan kenaikan atau penurunan

harga saham, tetapi prospek perusahaan yang ditunjukkan oleh meningkatnya atau

menurunnya dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga

saham.Teori ini dikenal sebagai Teori Informasi dari Dividen (Information Content of Dividend Theory).

Pembahasan mengenai EPS dan DPS yang merupakan indikator-indikator

yang mempengaruhi harga saham ini dilihat dari sudut pandang perusahaan yang

mengeluarkan saham yang nantinya dapat mempengaruhi para investor dalam

mempertimbangkan dan memutuskan apakah akan berinvestasi pada perusahaan

tersebut. Dengan menggunakan informasi-informasi yang terdapat dalam

perusahaan, maka investor dapat menganalisa prospek dan citra dari perusahaan

tersebut apakah layak untuk dilakukan investasi atau tidak.

Banyak juga penelitian tentang harga saham seperti Nurmala (2006) yang

melakukan penelitian kebijakan dividen, kebijakan yang digunakan adalah EPS

dan DPS, dengan tahun pengamatan 1996-2000 dan objek perusahaan adalah

perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Penelitian juga dilakukan oleh

Liestyana (2008) yang menggunakan variabel independen Return on Equity (ROE) dan EarningsPer Share (EPS). Denny (2008) juga meneliti harga saham yang menggunakan variabel independen DPS dan ROE pada lima perusahaan

sektor pertambangan periode 2002-2007, adapun Silvana (2009) yang hanya

(19)

berbeda-beda pengaruhnya terhadap harga saham suatu perusahaan. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah objek perusahaan

yang dijadikan sampel yaitu perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI), serta periode pengamatan yaitu tahun 2009 - 2011.

Karena ketertarikan di bidang saham, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Pengaruh EarningsPer Share dan Dividend Per Share terhadap harga saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

peneliti membuat tiga rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Earnings Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

2. Apakah Dividend Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

3. Apakah Earnings Per Share dan Dividend Per Share secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan

(20)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh EarningsPer Share terhadap harga saham perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh Dividend Per Share terhadap harga saham perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3. Untuk Mengetahui pengaruh EarningsPer Share dan Dividen Per Share secara simultan terhadap harga saham perusahaan Perkebunan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi

peneliti, namun juga bagi investor dan peneliti lainnya.

1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti sehingga

dapat diperoleh gambaran lebih jelas menganai kesusaian di lapangan

dengan teori yang ada.

2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi

atau masukan dalam pengambilan keputusan investasi.

3. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Saham

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan

perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau

distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya.

Termasuk juga hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas setelah hak

klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas. Menurut

husnan (2002:303), menyebutkan bahwa “sekuritas (saham) merupakan

secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki

kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan

organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang

memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”.

Pengertian lainnya, menurut Tandelilin (2001:18) “saham merupakan

surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan

saham.”

Maka, saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar

modal yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan

Terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham

(22)

1.Jenis-jenis Saham

Berdasarkan cara pengalihannya, saham pada dasarnya dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

a.Saham atas unjuk (bearer stock)

Pada sertifikat saham ini tidak dituliskan nama

pemiliknya. Kepemilikan atas saham unjuk, seorang pemilik

sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada

orang lain karena sifatnya mirip dengan uang. Pemilik saham atas

unjuk ini harus berhati-hati membawa dan menyimpannya, karena

jika saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat meminta

gantinya.

b.Saham atas nama (registered stock)

Pada sertifikat saham dituliskan nama pemiliknya. Cara

peralihan dengan dokumen perusahaan peralihan dan kemudian

nama pemiliknya dicatat dengan buku perusahaan yang khusus

memuat daftar nama pemegang saham. Jika saham tersebut

hilang, pemilik dapat meminta gantinya.

Berdasarkan manfaat yang diperoleh oleh pemilik, saham juga

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

a.Saham Biasa

Saham biasa merupakan sumber keuangan utam yang

harus ada pada suatu perusahaan publik dan merupakan surat

(23)

Bursa Efek. Bodie et al. (2003:97). Menjelaskan pengertian

saham biasa adalah “kepemilikan atas hak sekuritas oleh pemilik

modal perusahaan akan diumumkan kepada masyarakat.” Pemilik

berhak menentukan apakah akan menerima dividen atau

menduduki posisi di dalam perusahaan.

b.Saham Preferen

Saham preferen memiliki hak untuk didahulukan dalam

pembagian laba dan sisa dalam likuidasi dibandingkan dengan

saham biasa. Perbedaannya dengan saham biasa adalah saham

pereferen yang memiliki dividen yang tetap, namun seperti halnya

saham, saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo.

Menurut Fakhruddin (2001:12) “saham preferen merupakan

saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan

saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti

bunga dan obligasi), tetapi juga bisa mendatangkan hasil yang

dikehendaki investor”.

2. Keuntungan Pembelian Saham

Yang menjadi motivasi seorang pembeli saham dalam membeli

saham adalah mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang

mereka lakukan. Bermain saham memiliki potensi keuntungan dalam dua

hal, yaitu pembagian dividen dan kenaikan harga saham (capital gain). dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada

(24)

dari dividen itu sendiri, bisa berupa uang tunai ataupun bentuk

penambahan saham. Capital gain, didapat berdasarkan selisih harga jual saham dengan harga beli. Dimana keuntungan didapat bila harga jual

saham lebih tinggi dari harga beli saham.

3. Resiko Pembelian Saham

Menurut Darmadji (2006:13), ada beberapa risiko yang dihadapi

pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu tidak mendapat dividen

dan mengalami capital loss. a.Tidak Mendapat Dividen

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya

menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak

dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian. Dengan

demikian, potensi ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

b.Capital Loss

Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu

mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan

harga jual lebih rendah dari harga beli saham, terkadang untuk

menghindari potensi kerugian yang semakin besar seiring terus

menurunnya harga saham, maka seorang investor rela menjual

sahamnya dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan

(25)

Selain itu, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan

dengan potensi risiko lainnya, yaitu perusahaan bangkrut, di-delist dan

disuspensi.

a.Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi

Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek,

jika sebuah perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka otomatis

saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau

di-delist. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menmpati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau

pemegang saham obligasi dalam pelunasan kewajiban

perusahaan. Artinya setelah semua aset perusahaan tersebut

dijual, terlebih dahulu akan dibagikan kepada para kreditor atau

pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan

kepada pemegang saham.

b.Saham di-delist dari bursa

Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika

saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak

pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun,

tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa

tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan

(26)

c.Saham dihentikan sementara (suspensi)

Disamping dua risiko di atas, risiko lain yang juga

“mengganggu“ para investor untuk melakukan aktivitasnya

adalah jika suatu saham di-suspend atau duhentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan

investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut

dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat,

misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun

dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari

perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu

saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu

perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi

lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan

perdagangan saham tersebut untuk sementara sampai perusahaan

yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas

tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah

didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham

tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat

diperdagangkan kembali seperti semula.

4. Faktor-faktor yang Memepengaruhi Harga saham

Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Bahkan

setiap detikpun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus

(27)

Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal

dari internal maupun eksternal. Adapun faktor internal antaralain adalah :

a. Laba Perusahaan.

b. Pertumbuhan aktiva tahunan.

c. Likuiditas.

d. Nilai Kekayaan Total.

e. Penjualan.

Sementara itu, faktor eksternalnya adalah :

a. Kebijakan Pemerintah dan dampaknya.

b. Pergerakan suku bunga.

c. Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang.

d. Rumor dan Sentimen Pasar.

e. Penggabungan Usaha (business combination).

2.1.2. Earnings Per Share

Ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan

membuat investor tertarik untuk menenmkan modalnya pada perusahaan,

karena hal itu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memberikan

keuntungan kepada pemegang sahamnya yang dapat dilihat dari Earnings Per Share. Earnings Per Share menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham biasa. Pada saat saham preferen terdapat dalam struktur modal, laba

bersih harus dikurangi dengan dividen saham preferen untuk menetukan

(28)

terdapat dividen saham preferen pada struktur modal perudahaan, maka

Earnings Per Share dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. Earnings Per Share adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Makin tinggi

nilai Earnings Per Share perusahaan, menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap lembar sahamnya.

Rasio Earnings Per Share merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang merupakan ikhtisar dari data informasi akuntansi yang berisi informasi

yang bermanfaat. Earnings Per Share adalah angka yang merupakan salah satu indikator tentang nilai perusahaan. Angka Earnings Per Share dihitung sebagai laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar. EPS

dirumuskan sebagai berikut :

Pada rumus di atas, dapat dikemukakan bahwa perhitungan

menggunakan bagian laba khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila

tidak terjadi perubahan jumlah saham beredar maka sebagai penyebut dalam

persamaam tersebut adalah jumlah lembar saham biasa pada akhir tahun.

Namun, apabila terdapat penerbitan saham baru, pemecahan saham atau

obligasi konvetibel, maka jumlah saham biasa sebagai penyebut adalah

(29)

Makna Earnings Per Share bagi perusahaan sangat penting karena menyangkut laba yang diperoleh oleh tiap pemegang saham dalam

perusahaan tersebut. Kebanyakan perusahaan menampilkan Earnings Per Share pada halaman depan laporan keuangannya untuk menarik perhatian calon investor dan juga agar investor yang telah terlebih dahulu

menanamakan modalnya di perusahaan tersebut tidak berpindah ke

perusahaan lain.

2.1.3. Dividend Per Share

Menurut Warren (1999:122), “Dividend Per Share merupakan ukuran untuk menunjukkan sejauh mana laba dibagikan kepada pemegang saham.

“pengertian menurut Riyanto (1995:256), “Dividend Per Share digunakan untuk mengukur berapa jumlah rupiah yang akan diberikan kepada pemilik

saham dari keuntungan tiap lembar saham. “ Dividend Per Share merupakan bagian dari rasio keuangan yang sering dilihat para calon investor meupun

untuk menilai keuangan suatu perusahaan.

Dividend Per Share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar

pada tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa

besar laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham

untuk siap lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah dividen

(30)

Perusahaan yang Dividend Per Share lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sejenis akan lebih mudah diminati investor,

karena investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya,

yakni hasil berupa dividen. Namun perlu diingat bahwa perusahaan juga perlu

memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu

menetapkan kebijakan dividen yang berkaitan untuk dibayarkan kepada

pemegang saham sebagai dividen atau digunakan dalam perusahaan yang

akan diperlukan untuk investasi perusahaan.

2.1.4. Harga Saham

Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan.

Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan

bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan

memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan

dana dari luar perusahaan. Harga saham menurut Susanto (2002:12), yaitu

“harga yang ditentukan secara lelang kontinu.” Pengertian lain menurut

Sartono (2001:70) “harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme

permintaan dan penawaran di pasar modal.”

Harga saham mengalami perubahan naik dan turun dari satu waktu ke

waktu lain. Perubahan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan

(31)

harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran,

maka harga saham cenderung turun.

1. Analisis terhadap Harga Saham

Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk

merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel yang diamati

menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi

tersebut misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, aset

perusahaan, variabilitas laba dan sebagainya. Secara umum ada dua

analisis yang sering digunakan dalam melakukan analisis saham, yaitu

teknikal (technical analysis) dan analisis fundamental (fundamental analysis).

a. Analisis teknikal (technical analysis)

Analisis teknikal merupakan analisisi yang memperhatikan

perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Analisis ini akan

menentukan nilai saham dengan menggunakan data pasar dari

saham, seperti harga dan volume transaksi saham. Harga suatu

saham akan ditentukan oleh penawaran (supply) dan Permintaan (demand) terhadap saham tersebut.

Menurut Widoatmodjo (2004:77), “analisis teknikal

merupakan salah satu metode penilaian saham dengan mengamati

pembentukan harga saham dengan berbagai varian yang mungkin

terjadi dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya.” Analisis

(32)

informasi yang ditujukan oleh perubahan harga di eaktu lalu

sehingga perubahan harga saham mempunyai pola tertentu dan

pola tersebut akan berulang. Analisis teknikal biasanya

menggunakan data yang dianalisis dengan menggunakan grafik

atau program komputer. Pengamatan dengan grafik tersebut dapat

diketahui bagaimana kecendrungan harga, memperkirakan

kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan, serta memilih saat

yang paling menguntungkan untuk masuk dan keluar pasar.

b. Analisis fundalmental (fundamental analysis)

Analisis fundamental merupakan alat analisis yang sangat

berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Widoatmodjo

(2004:263) menyatakan bahwa “analisis fundamental sebenarnya

merupakan metode analisis saham dengan melakukan penilaian

atas laporan keuangan.” Pengertian lainnya menurut Darmadji

(2006:189), “analisis fundamental merupakan salah satu cara

melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati

berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi

industri suatu perusahaan”. Analisis fundamental merupakan

analisis yang berbasis pada data riil untuk mengevaluasi atau

memproyeksikan nilai suatu saham.

Analisis fundamental mencoba memperhitungkan harga saham di

masa yang akan datang, dengan (1) mengestimasi nilai

(33)

yang akan datang dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel

tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Beberapa data

atau indikator yang umum digunakan dalam analisis fundamental

adalah : pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil

atau pengembalian ekuitas, margin laba, dan data-data keuangan

lainnya sebgai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan

potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Analisis

fundamental umumnya dilakukan dengan tahapan melakukan

analisis ekonomi terlebih dahulu, dikuti dengan analisis industri

dan akhirnya analisis perusahaan yang menerbitkan saham

tersebut. Analisis fundamental didasarkan atas pemikiran bahwa

kondisi perusahaan tidak hanya faktor internal tetapi juga

faktor-faktor eksternal, yaitu kondisi ekonomi dan industri.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan harga saham bukanlah yang pertama kali

dilakukan. Banyak juga penelitian tentang harga saham seperti Nurmala (2006)

yang melakukan penelitian kebijakan dividen, kebijakan yang digunakan adalah

EPS dan DPS, dan objek perusahaan adalah otomotif yang terdaftar di BEI.

Penelitian juga dilakukan oleh Liestyana (2008) yang menggunakan variabel

independen ROE dan EPS. Denny (2008) juga meneliti harga saham dengan

menggunakan variabel independen DPS dan ROE pada lima perusahaan sektor

(34)

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

Nama Variabel Bebas Keterangan

Nurmala (2006)

Earnings Per Share Dan

Dividend Per Share

Penelitian dilakukan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama lima tahun berturut-turut (tahun 1996-2000). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kebijakan dividen (Earnings Per Share dan Dividend Per Share) yang diterapkan oleh ketiga perusahaan otomotif tidak mempengaruhi harga saham perusahaan Dividend Per Share dan Earnings Per Share terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Periode 2002-2006. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan analisis regresi dan korelasi dapat disimpulkan bahwa kedua variabel independen tersebut mempunyai hubungan yang kuat terhadap harga saham.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Earnings Per Share secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan kedua variabel tersebut, Return On Equity dan Dividend Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham

Silvana (2009)

(35)

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan

bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui

dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara

teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu veriabel independen dan variabel

dependen. Pada penelitian ini variabel independen adalah Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS), sedangkan variabel dependen adalah harga saham.

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Earnings Per Share adalah pendapatan untuk tiap lembar saham biasa. Earnings Per Share menunjukkan laba bersih setelah dikurangi pajak (Earning After Tax) dan dikurangi saham preferen dibagi dengan jumlah saham beredar. Earnings Per Share adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Makin tinggi nilai Earnings Per Share perusahaan, menunjukkan

(36)

bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap lembar

sahamnya.

Dividen adalah bagian keuntungan dari perusahaan yang dibagikan secara

langsung kepada investor berdasarkan jumlah saham yang dimiliki, biasanya

dalam bentuk uang tunai, namun bisa juga berupa saham.

Dividen per share adalah total dividen dibayarkan selama satu tahun penuh (termasuk dividen interim tetapi tidak termasuk dividen khusus) dibagi

dengan jumlah saham biasa yang beredar yang dikeluarkan, karena dividen

merupakan salah satu keuntungan investasi melalui saham, maka pihak

manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dividen yang akan

ditetapkan dalam rangka meningkatkan minat investor untuk menanamkan

modalnya dalam bentuk kepemilikan saham.

finansial suatu perusahaan yang biasa disebut juga dengan efek. Harga saham dari

suatu perusahaan tentu saja berbeda-beda tergantung bagaimana suatu perusahaan

tersebut nilai jualnya di bursa saham.

pasar saham sedang berlangsung dengan berdasarkan kepada permintaan dan

penawaran pada saham yang dimaksud. Harga saham yang berlaku di pasar modal

biasanya ditentukan oleh para pelaku pasar yang sedang melangsungkan

perdagangan sahamnya. Dengan harga saham yang ditentukan otomatis

(37)

2.4. Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina, (2007:41) “hipotesis adalah posisi yang dirumuskan

dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Hipotesis dari penelitian ini adalah

sebagai berikut.

H1 : Earnings Per Share bepengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan Perkebunan.

H2 : Dividend Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan Perkebunan

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah kerangka kerja atau rencana untuk

mengumpulkan, mengukur, dan menganalisa data. Donald R copper dan William

Emory (2002, p122).

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang

mempunyai bentuk hubungan kasual. Sugiyono (2002: p11) mendefinisikan

“Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel atau lebih”. Menurut Umar (2003: 63) “penelitian

ini menggunakan desain kasual yang berguna untuk menganalisis

hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya”. Peneliti menganalisis

Earnings Per Share dan Dividend Per Share sebagai variabel-variabel yang mempengaruhi harga saham. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

gambaran bagaimana Dividend Per Share dan Earnings Per Share dapat mempengaruhi harga saham.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2005: 72) “populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

(39)

karakteristik/kriteria dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 sebanyak

8 emiten. Menurut Erlina (2007, 75) “sampel adalah bagian populasi yang

digunakan untuk memperkirakan karakter populasi. Sampel yang digunakan

dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik Purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Adapun daftar

sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Daftar Populasi Penelitian Sampel Kode Nama Perusahaan

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. 2 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk 3 LSIP PP London Sumatera Tbk 4 GZCO Gozco Plantation Tbk 5 UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk

6 SGRO Sampoerna Agro Tbk

7 SMAR Sinar Mas Agro Resource Tbk

8 BWPT BW Plantation tbk

Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah

sebagai berikut :

1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI selama periode 2008-2011

2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan lengkap selama

periode 2008-2011

3. Perusahaan menghasilkan laba (earnings) selama periode 2008-2011 4. Perusahaan tersebut telah membayarkan dividen kas atas laba periode

2008-2011

(40)

Jumlah perusahaan populasi dalam penelitian ini sebanyak 8 emiten

dengan periode penelitian selama 4 tahun. Berdasarkan kriteria yang dikemukakan

diatas, maka peneliti mengambil 7 perusahaan perkebunan dengan 28 unit

analisis.

Tabel 3.2

Daftar Sampel Penelitian

Sampel Kode Nama Perusahaan Kriteria

1 2 3 4 5

Sumber : Indonesian Stock Exchange (IDX), diolah peneliti (2012)

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat

kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka yang menunjukkan

nilai terhadap besaran atau variabel yang diwakilinya. Dalam penelitian ini

peneliti juga menggunakan data sekunder. Data sekunder Menurut Sugiyono

(2008:193) “Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat oreng lain atau lewat

orang lain atau lewat dokumen”.

Data dalam penelitian ini adalah data Polled, yaitu kombinasi antara data time series dan data cross section. Data time series disebut juga data deret waktu, merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam

(41)

tahunan (interval waktu dalam penelitian ini mulai dari tahun 2008 sampai tahun

2010). Data cross section merupakan data yang dikumpulkan dengan mengamati banyak subjek (seperti individu, perusahaan atau negara/wilayah) pada titik waktu

yang sama, atau tanpa memperhatikan perbedaan waktu (subjek yang diteliti

adalah laporan keuangan perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI).

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu studi pustaka, yaitu

dengan mengumpulkan dan mencari literatur yang berhubungan dengan penelitian

yang akan dilakukan. Selanjutnya peneliti mengumpulkan data melalui media

internet dengan cara mengunduh daru situs Bursa Efek Indonesia, yaitu

populasi atau sampel dalam penelitian ini.

3.5. Operasional Variabel

Dalam pengujian hipotesis, variabel-variabel dengan penentuan

indikator-indikator yang digunakan. Variabel-variabel yang dimaksud adalah variabel

independen dan variabel dependen.

1. Variabel Dependen

Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:63) variabel terikat

(dependen) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi variabel

bebas (independen). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian

(42)

variabel dependen yang dipengaruhi oleh perubahan dari variabel

independen (Earnings Per Share dan Dividend Per Share).

2. Variabel Independen

Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:63) “variabel bebas

(Independen) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi

variabel lain”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Earnings Per Share dan Deviden Per Share. a. Earnings Per Share

Earnings Per Share merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang

digunakan adalah laba bagi pemilik, yaitu Earnings After Tax (EAT). b. Dividend Per Share

Dividend Per Share merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kepastian dari modal yang ditanamkan, yaitu berupa

dividen. Dividen merupakan distribusi laba kepada pemegang saham

dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan penerbit.

3.6. Metode Analisis Data

Metode penelitian analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan

menganalisis data dengan menggunakan metode analisis statistik dan

menggunakan software SPSS 17.0. pengujian statistik dalam penelitian ini terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

(43)

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari

asumsi-asumsi klasik.

Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji heterosdastisitas dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan

analisis dara. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik,

dan jika data tidak normal maka digunakan statistik nonparametrik atau

lakukan treatment agar data normal. Data yang baik adalah data yang

mempunyai pola seperti distribusi normal. Untuk melihat normalitas

dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data

normal.

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram

dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola

berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti

(44)

berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

Dalam penelitian ini penelitia menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan

membuat hipotesis :

H0 : data residual berdistribusi normal

Ha : data residual tidak berdistribusi normal.

Bila signifikasi > 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data

normal dan H0 diterima, sebaliknya bila nilai signifikansi < 0,05 berarti

distribusi data tidak normal dan Ha diterima. Data yang tidak

terdistribusi secara tidak normal dapat ditransformasikan agas menjadi

normal. Jika data tidak normal ada beberapa cara mengubah model

regresi menjadi normal menurut Jogiyanto (2003, 172), yaitu :

a. Dengan melakukan tranformasi data ke bentuk lain, yaitu Logaritma Natural, akar kuadrat, Logaritma lo

b. Lakukan trimming, yaitu mengubah observasi yang bersifat outliner.

c. Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outliner menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005) “uji ini bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya

(45)

lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabe bebas,

maka konsekuensinya adalah :

a. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir

b. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak

terhingga.

Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat

nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas

adalah jika nilai VIF tidak lebih dari sepuluh dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari

multikolonearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterodastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu

pengamatan dangan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Nugroho

(2005,62) cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada

suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut.

Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier

berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika :

a. Titik-titik data menyebar di atas, dibawah atau disekitar angka

(46)

b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah

saja.

c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar

kembali.

d. Penyebaran titik data sebaiknya tidak berpola.

4. Uji autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model

regresi linier terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan periode t-1. Jika terjadi auto korelasi, maka terdapat

problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya.

Hal ini sering ditemukan pada data time series.

Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada

tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW). Kriteria

untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu :

a. Nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif.

b. Nilai D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

c. Nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi.

3.6.2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.

(47)

mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Model regresi untuk

menguji hipotesisi dalam penelitian ini menggunakan F (simultan) dan

uji-t (parsial).

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian F-test digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Data dianalisis

dengan model regresi berganda, yaitu :

Y=a + b1X1 + b2X2 +e

Keterangan :

Y = harga saham.

a = konstanta.

b1, b2 = koefisien regresi.

X1 = Earnings Per Share.

X2 = Dividend Per Share.

e = error (kesalahan pengganggu). Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :

H0 = Tidak semua variabel independen berpengaruh secara

simultan terhadap variabel dependen.

Ha = Semua variabel independen berpengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung

(48)

a. Jika F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak untuk

α = 5%.

b. Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima untuk

α = 5%.

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh engaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen.

Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :

H0 = Tidak semua variabel independen berpengaruh secara

parsial terhadap variabel dependen.

Ha = Semua variabel independen berpengaruh secara parsial

(49)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum,

nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standart deviasi untuk data yang digunakan

dalam penelitian :

Tabel 4.1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EPS_normal 28 2.40 7.42 4.8939 1.34931

DPS_normal 28 .00 6.90 3.5858 2.12438

harga_saham_normal 28 4.44 10.17 7.3458 1.65001

Valid N (listwise) 28

Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa :

a. Variabel Earnings per share (EPS) memiliki nilai minimum (terkecil) 2,40,

nilai maksimum (terbesar) 7,42, mean (nilai rata-rata) 4,8939 dan standart

deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1,34931.

b. Variabel Dividend Per Share (DPS) memiliki nilai minimum (terkecil) 0, nilai maksimum (terbesar) 6,90, mean (nilai rata-rata) 3,5858 dan standart

deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 2,12438.

c. Variabel harga saham (HS) memiliki nilai minimum (terkecil) 4,44 nilai

maksimum (terbesar) 10,17. mean (nilai rata-rata) t,3458 dan standart

(50)

4.2. Uji Asumsi Klasik

4.2.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak,

dengan membuat hipotesis sebagai berikut :

Ho : data residual terdistribusi normal

Ha : data residual terdistribusi tidak normal.

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik. Pada penelitian ini akan digunakan kedua cara tersebut.

A. Analisis Grafik

Analisi grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik

histogram dan grafik p-p plot. Data yang baik adalah data yang memiliki

pola distribusi normal.

Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati

distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Dan lonceng

tidak menceng kekiri maupun kekanan.

Pada grafik p-p plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal

apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan

(51)

Gambar 4.1

Dari grafik histogram dan normal probability plot pada gambar 4.1

diatas, terlihat bahwa grafik tidak menceng ke kiri maupun kekanan.

Dengan demikian grafik diatas memperlihatkan pola distribusi yang normal,

demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-p plot.

(52)

Pada grafik normal p-p plot di atas terlihat bahwa data menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

B. Uji Statistik

Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat

menyesatkan kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu

melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih

meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal

berdistribusi normal, maka dilakukan uji kolmogorov-smirnov (1 sample

K-S) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak.

Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut

terdistribusi normal. Jika signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka

distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji kolmogorov-smirnov dapat

dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Kolmogorov-smirnov sebelum tranformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 28

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2004.75933231

Most Extreme Differences Absolute .181

Positive .181

Negative -.117

Kolmogorov-Smirnov Z .957

Asymp. Sig. (2-tailed) .319

a. Test distribution is Normal.

(53)

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada yang terdapat pada tabel 4.2

dari penelitian ini menunjukkan signifikasi probabilitas dari nilai residual

adalah 0,319. Maka data dapat digunakan karena 0,319 > 0,05 (Ho

diterima). Tetapi untuk memperkecil penyimpangan dalam uji hipotesis

data, maka penulis mencoba untuk melakukan tranformasi data kedalam

logaritma natural (Ln). setelah dilakukan tranformasi maka nilai signifikansi

mengalami peningkatan dan std.deviation mengalami penurunan. Berikut ini

hasil pengujian dengan kolmogorov-smirnov setelah mengalami

transformasi kedalam logaritma natural.

Tabel 4.3

Hasil pengujian kolmogorov-smirnov setelah tranformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 28

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .68534109

Most Extreme Differences Absolute .150

Positive .150

Negative -.110

Kolmogorov-Smirnov Z .796

Asymp. Sig. (2-tailed) .551

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diatas diperoleh besarnya

nilai Kolmogorov-smirnov adalah 0,769 dan signifikansi sebesar 0,551.

(54)

penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan

Uji-t dan Uji-F karena > 0,05 (Ho diterima).

4.2.2. Uji Heterokedastisitas

Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu

mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai

suatu keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan

yang lain berbeda. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji ada

tidaknya Heterokedastisitas akan mengakibatkan penaksiran

koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi

kurang dari semestinya. Heterokedastisitas bertentangan dengan salah satu

asumsi dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua

pengamatan atau disebut homokedastisitas (Gujarati dalam Elmasari,

2010:53)

Menurut Ghozali (2005:105), “uji Heterokedastisitas bertujuan

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model regresi

yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas

karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,

(55)

Pengujian heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji grafik

dengan melihat grafik scatterplot yaitu dengan cara melihat titik-titik

penyebaran pada grafik dan uji Spearman, dengan cara meregres seluruh

variabel independen dengan nilai absolute residual (absut) sebagai variabel

dependennya. Perumusan hipotesis adalah :

Ho : tidak ada heterokedastisitas

Ha : ada heterokedastisitas.

Jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima (ada heterokedastisitas) dan

jika signifikan > 0,05 maka Ho diterima (tidak ada heterokedastisitas).

(56)

Pada gambar 4.3 tentang scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar

secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar

baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. hal ini berarti tidak

terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak

dipakai unuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.

Tabel 4.4 Uji Spearmen rho

Correlations

Unstandardized

Residual DPS_transform EPS_transform

Spearman's

rho

Unstandardized

Residual

Correlation Coefficient 1.000 .093 .007

Sig. (2-tailed) . .637 .971

N 28 28 28

DPS_transform Correlation Coefficient .093 1.000 .808**

Sig. (2-tailed) .637 . .000

N 28 28 28

EPS_transform Correlation Coefficient .007 .808** 1.000

Sig. (2-tailed) .971 .000 .

N 28 28 28

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel 4.4 diatas kita dapat melihat bahwa nilai siginifikansi

untuk variabel in Dividend Per Share adalah 0,645 (>0,05). Nilai signifikansi untuk variabel ini Earnings per share adalah 0,194 (>0,05). Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas

(57)

Tabel 4.5

a. Dependent Variable: ABS_RES

Dari output pada Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa nilai

signifikansi kedua variabel independen lebih dari 0,05. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada

model regresi.

4.2.3. Uji Autokorelasi

Hasil uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear

ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari

autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang

datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan

dengan menggunakan uji durbin watson. Secara umum panduan mengenai

angka durbin-watson dapat diambil patokan sebagai berikut :

1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2. Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi

(58)

Tabel 4.6 Hasil uji autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .910a .827 .814 .71223 1.374

a. Predictors: (Constant), DPS_transform, EPS_transform b. Dependent Variable: HS_transform

Tabel 4.6 memperlihatkan nilai statistik Durbin-Watson sebesar =

1,374 yang artinya nilai durbin watson terletak antara -2 dan +2. Maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi bebas dari auto korelasi.

4.2.4. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005:91), “ uji multikolinearitas dilakukan untuk

menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas (independen)”. Adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari

tolerance value atau nilai variance inflation factor (VIF). Batas tolerance

value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Apabila tolerance value < 0,1 atau

VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas. Apabila tolerance value > 0,1 atau

VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian terhadap

Gambar

Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Daftar Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan hukum dasar yang diterima BPUPKI pada tanggal 17 Juli 1945 setelah disempurnakan oleh PPKI disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Keberadaan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

[r]

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang dilimpahkan oleh-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan

Penerapan tema arsitektur vernakular pada Toraja Heritage Hotel Rantepao sangat baik karena wisatawan dapat merasakan suasana adat Toraja melalui sebuah hunian dan

Tulisan/naskah bersumber dari karya mahasiswa pada bidang akademik seperti Praktek Lapang, Kuliah Kerja Nyata, Magang, Penelitian (bagi mahasiswa yang membentuk

226,077 for the following benefit: increase the environment quality of the post mining area for 27.56%, increase the local community income for 22.76%, decrease the

Total Station memiliki kemampuan untuk merekam dan mengumpulkan data hasil pengukuran jarak dan sudut pada alat perekam, yang nantinya dapat diproses