• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1

DEPARTEMEN AKUNTANSI

SKRIPSI

PENGARUH EARNING PER SHARE DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA : YUDA SUBRATA

NIM : 060503095

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul “Pengaruh Earning Per Share

dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan

judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh

mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Strata-1 Reguler

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua

sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar

apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia

menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agustus 2010

Yang membuat pernyataan,

Yuda Subrata

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala berkat

dan rahmatNya yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi

ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Earning per share dan dividend per share

terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek

indonesia” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa

do’a, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut

membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya ingin

mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Ketua Departemen

Akuntansi dan Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak. selaku Sekretaris Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si selaku dosen penguji I dan Ibu

Dra. Salbiah, M.Si, Ak. selaku dosen penguji II yang telah banyak

(4)

5. Ayah saya, Muhammad Sukarni, dan ibu saya, Halijah Hafni, yang

senantiasa melimpahkan kasih sayang, didikan, perhatian, dukungan moral

maupun materi, dan do’anya kepada saya.

Saya menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu

saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Agustus 2010

Penulis,

Yuda Subrata

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 36 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2006-2008. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh

dari Indonesian Capital Market Directroy (ICMD) 2009 dan situs Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan

earning per share (EPS) dan dividend per share (DPS) berpengaruh secara

signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Nilai Adjusted R Square adalah 0,791 mengindikasikan bahwa 79,1% perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 20,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the influence of earning per share (EPS) and dividend per share (DPS) either partially or simultaneously toward stock price in manufacture firms on Indonesia Stocks Exchange.

This research is classified as causal research with 36 manufacture firms listed in Indonesia Stocks Exchange during 2006 to 2008. The sample selection using purposive sampling method. This research utilizes external data; those are taken from Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2009 and from the

website

classic assumption test before hypothesis test. The statistic method that’s used in multiple regressions analyzes.

The result of research show that earning per share and dividend per share both partially and simultaneously influence significantly toward stock price. Adjusted R Square that shows value 0,791 indicates that 79,1% turning in stock price can be determined by the independent variable in this research, meanwhile, the reminder 20,9% determined by other factors which not include in this research.

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 7

1. Saham ... 7

a. Pengertian Saham ... 7

b. Jenis-jenis Saham ... 8

(8)

d. Risiko Pembelian Saham ... 10

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... 11

2. Earning Per Share ... 12

3. Dividend Per Share ... 13

4. Harga Saham ... 15

a. Pengertian Harga Saham ... 15

b. Analisis terhadap Harga Saham ... 16

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19

C. Kerangka Konseptual ... 20

D. Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Jenis dan Sumber Data ... 25

D. Metode Pengumpulan Data ... 26

E. Operasional Variabel ... 26

F. Metode Analisis Data ... 27

1. Pengujian Asumsi Klasik ... 28

2. Pengujian Hipotesis ... 31

(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian ... 34

B. Analisis Data Penelitian ... 35

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 35

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 37

a. Uji Normalitas Data ... 37

b. Uji Multikolinieritas ... 41

c. Uji Heteroskedastisitas ... 42

d. Uji Autokorelasi ... 43

3. Pengujian Hipotesis ... 44

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 46

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 48

C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53

B. Keterbatasan Penelitian ... 54

C. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(10)

DAFTAR TABEL

Nama Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19

Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 24

Tabel 3.2 Operasional Variabel ... 27

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 33

Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian ... 34

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 35

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas sebelum Transformasi ... 38

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi ... 39

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 41

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 44

Tabel 4.7 Model Summary ... 45

Tabel 4.8 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 45

Tabel 4.9 Hasil Uji Simultan (Uji-F) ... 47

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi ... 47

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nama Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 20

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 40

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 40

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul Halaman

Lampiran i Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 58

Lampiran ii Data Earning Per Share ... 62

Lampiran iii Data Dividend Per Share ... 63

Lampiran iv Data Harga Saham ... 64

Lampiran v Statistik Deskriptif ... 65

Lampiran vi Hasil Uji Normalitas ... 66

Lampiran vii Hasil Uji Multikolinieritas, Heteroskedastisitas dan Autokorelasi .. 68

(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 36 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2006-2008. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh

dari Indonesian Capital Market Directroy (ICMD) 2009 dan situs Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan

earning per share (EPS) dan dividend per share (DPS) berpengaruh secara

signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Nilai Adjusted R Square adalah 0,791 mengindikasikan bahwa 79,1% perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 20,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

(14)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the influence of earning per share (EPS) and dividend per share (DPS) either partially or simultaneously toward stock price in manufacture firms on Indonesia Stocks Exchange.

This research is classified as causal research with 36 manufacture firms listed in Indonesia Stocks Exchange during 2006 to 2008. The sample selection using purposive sampling method. This research utilizes external data; those are taken from Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2009 and from the

website

classic assumption test before hypothesis test. The statistic method that’s used in multiple regressions analyzes.

The result of research show that earning per share and dividend per share both partially and simultaneously influence significantly toward stock price. Adjusted R Square that shows value 0,791 indicates that 79,1% turning in stock price can be determined by the independent variable in this research, meanwhile, the reminder 20,9% determined by other factors which not include in this research.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perusahaan, fungsi keuangan menempati posisi yang sangat penting yang

akan mempengaruhi perkembangan perusahaan. Secara umum fungsi keuangan

dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan utama, yaitu kegiatan mencari dana

dan kegiatan menggunakan dana. Kegiatan mencari dana harus dilakukan secara

efisien oleh pihak manajemen terutama bagian keuangan.

Pada prinsipnya pemenuhan kebutuhan dana operasional dan investasi perusahaan

dapat disediakan dari dua sumber, yaitu sumber pendanaan yang berasal dari

dalam perusahaan itu sendiri dan sumber pendanaan yang berasal dari luar.

Sumber pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan antara lain terdiri dari

modal sendiri dan laba yang ditahan. Sedangkan sumber pendanaan yang berasal

dari luar perusahaan, antara lain melalui modal pinjaman ataupun melalui emisi

saham kepada masyarakat dipasar modal.

Pasar modal sendiri pada dasarnya berfungsi sebagai lembaga perantara, yaitu

menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai

kelebihan dana. Disamping itu pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi

dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal ini maka pihak investor

(16)

Return yang dapat dinikmati investor ada dua, yaitu capital gain dan dividen. Capital gain akan diperoleh setelah terjadi transaksi dimana harga jual saham

lebih tinggi dari harga belinya, sedangkan dividen merupakan bagian keuntungan

yang diberikan kepada investor berdasarkan laba operasi yang diperoleh

perusahaan. Kebijakan dividen inilah yang akan menetapkan berapa besar bagian

dari laba bersih itu ditanamkan kembali sebagai laba yang ditahan.

Untuk memperoleh pendapatan (earning) yang dinginkan, seorang investor perlu

melakukan analisis penilaian terhadap kinerja perusahan sebelum membuat

keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Analisis

penilaian saham yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan untuk

melakukan investasi meliputi analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis

mengenai penilaian saham yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah analisis

fundamental. Salah satu cara yang digunakan dalam analisis ini adalah analisis

laporan keuangan dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Banyak terdapat rasio

keuangan yang dapat menunjukkan tingkat kinerja suatu perusahaan, diantaranya

adalah Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS).

Perhitungan EPS menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba untuk tiap lembar sahamnya atau merupakan suatu gambaran

mengenai sejumlah rupiah yang akan didapat oleh investor dari setiap jumlah

saham yang dimilikinya. Oleh karena itu, dengan mengetahui EPS suatu

perusahaan maka investor dapat menilai potensi pendapatan yang akan

(17)

Dengan demikian, EPS dapat mencerminkan pendapatan di masa yang akan

datang. EPS merupakan suatu indikator yang berpengaruh terhadap harga saham,

karena laba perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi penilaian investor

akan keadaan perusahaan. Dimana apabila EPS meningkat, investor menganggap

perusahaan mempunyai prospek yang cerah di masa yang akan datang, sehingga

akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan. Selain itu, semakin tinggi nilai

EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham, karena semakin besar laba

yang disediakan oleh perusahaan untuk pemegang saham.

DPS dipilih dengan pertimbangan, semakin besar tingkat kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan dividen per lembar saham bagi pemilik, maka akan

memberikan koreksi yang positif terhadap harga saham perusahaan yang berimbas

pada indeks harga saham. Hal ini akan mempengaruhi investor dalam membuat

keputusannya di pasar modal. Ini sesuai dengan Signally Theory yang menyatakan

bahwa dividen menunjukkan sinyal prospek suatu perusahaan dimasa yang akan

datang. Terdapat argumen yang menyatakan bahwa bukan dividen itu sendiri yang

menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham, tetapi prospek perusahaan,

yang ditunjukkan oleh meningkatnya atau menurunnya dividen yang dibayarkan,

yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori ini dikenal sebagai Teori

Informasi dari Dividen (Information Content of Dividend Theory).

Pendapatan bagi pemegang saham dilihat dari pembagian dividen. Pendapatan

dividen diukur dari besarnya DPS. DPS adalah salah satu indikator dalam

(18)

seberapa besar dividen yang akan diterima oleh investor pada setiap lembar saham

yang dimilikinya.

Harga saham yang digunakan adalah harga penutupan. Mengingat bentuk pasar

modal di Indonesia yang termasuk kategori lemah (weak form) dimana semua

informasi di masa lalu akan tercermin pada harga saham sekarang. Jadi, informasi

dividen tahun lalu akan tercermin pada harga saham sekarang.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Raymond

(2007). Raymond meneliti pengaruh dividend per share dan earning per share

terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. periode

2002-2006. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan analisis regresi dan

korelasi dapat disimpulkan bahwa dividend per share dan earning per share

mempunyai hubungan yang kuat. Perbedaan penelitian ini dengan yang dilakukan

oleh Raymond adalah objek perusahaan yang dijadikan sampel yaitu perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), serta tahun pengamatan

yaitu tahun 2006-2008.

Selain itu, banyak juga penelitian tentang harga saham seperti Nurmala (2006)

yang melakukan penelitian kebijakan dividen, kebijakan yang digunakan adalah

EPS dan DPS, dengan tahun pengamatan 1996-2000 dan objek perusahaan adalah

perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Penelitian juga dilakukan oleh

Liestyana (2008) yang menggunakan variabel independen Return on Equity

(ROE) dan Earning Per Share (EPS). Denny (2008) juga meneliti harga saham

(19)

sektor pertambangan periode 2002-2007, adapun Silvana (2009) yang hanya

menggunakan DPS sebagai variabel independen yang kesemuanya memiliki hasil

berbeda-beda pengaruhnya terhadap harga saham suatu perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai pengaruh earning per share dan dividend per share terhadap harga

saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga

saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah dividend per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga

saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah earning per share dan dividend per share secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh earning per share terhadap harga saham

(20)

2. Untuk mengetahui pengaruh dividend per share terhadap harga saham

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh earning per share dan dividend per share

terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi peneliti,

namun juga bagi perusahaan dan penliti lainnya.

1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti sehingga

dapat diperoleh gambaran lebih jelas mengenai kesesuaian di lapangan

dengan teori yang ada.

2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi

atau masukan dalam pengambilan keputusan investasi.

3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Saham

a. Pengertian Saham

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan

perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen

atau distribusi lain yang dilakukan peusahaan kepada pemegang

sahamnya, termasuk hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas

setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi

likuiditas. Menurut Husnan (2002:303), menyebutkan bahwa

sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk

memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.

Sedangkan, menurut Tandelilin (2001:18) “saham merupakan surat bukti

bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.”

Jadi, saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal

yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan

Terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham

(22)

b. Jenis-jenis Saham

Berdasarkan cara pengalihannya, saham pada dasarnya dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Saham atas unjuk (bearer stock)

Di atas sertifikat saham ini tidak dituliskan nama pemiliknya.

Dengan pemilikan atas saham atas unjuk, seorang pemilik sangat

mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain

karena sifatnya mirip dengan uang. Pemilik saham atas unjuk ini harus

berhati-hati membawa dan menyimpannya, karena jika saham tersebut

hilang, maka pemilik tidak dapat meminta gantinya.

2) Saham atas nama (registered stock)

Di atas sertifikat saham dituliskan nama pemiliknya. Cara

peralihan dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya

dicatat dengan buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama

pemegang saham. Jika saham tersebut hilang, pemilik dapat meminta

gantinya.

Sedangkan, berdasarkan manfaat yang diperoleh oleh pemilik, saham

juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

(23)

Saham biasa merupakan sumber keuangan utama yang harus ada

pada suatu perusahaan publik dan merupakan surat berharga yang

paling umum dan dominan diperdagangkan di Bursa Efek. Bodie et al.

(2002:97), menjelaskan pengertian saham biasa adalah “kepemilikan

atas hak sekuritas oleh pemilik modal perusahaan akan diumumkan

kepada masyarakat.” Pemilik berhak menentukan apakah akan

menerima dividen atau menduduki posisi di dalam perusahaan.

2) Saham preferen

Saham preferen memiliki hak untuk didahulukan dalam pembagian

laba dan sisa aset dalam likuidasi dibandingkan dengan saham biasa.

Perbedaannya dengan saham biasa adalah saham preferen yang

memiliki dividen yang tetap, namun seperti halnya saham, saham

preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Menurut Fakhrudin

(2001:12) “saham preferen merupakan saham yang memiliki

karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa

menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga dan obligasi), tetapi

juga bisa mendatangkan hasil yang dikehendaki investor”.

c. Keuntungan Pembelian Saham

Ekspektasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan

keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Bermain saham

memiliki potensi keuntungan dalam dua hal, yaitu pembagian dividen dan

(24)

Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada

semua pemegang saham. Biasanya dilakukan satu tahun sekali. Bentuk

dari dividen itu sendiri, bisa berupa uang tunai ataupun bentuk

penambahan saham. Sedangkan capital gain, didapat berdasarkan selisih

harga jual saham dengan harga beli. Dimana keuntungan didapat bila

harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham.

d. Risiko Kepemilikan Saham

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:13), ada beberapa risiko

yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu tidak

mendapat dividen dan mengalami capital loss.

1) Tidak mendapat dividen

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya

menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian. Dengan demikian, potensi ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

2) Capital loss

Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang

dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli saham, terkadang untuk

menghindari potensi kerugian yang semakin besar seiring terus menurunnya harga saham, maka seorang investor rela menjual sahamnya dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan istilah penghentian kerugian (cut loss).

Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih

dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu:

1) Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi

(25)

Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang saham obligasi dalam pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya, setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu akan dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.

2) Saham di-delist dari bursa

Risko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa.

3) Saham dihentikan sementara (suspensi)

Disamping dua risiko di atas, risiko lain yang juga “mengganggu” para investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di-suspend atau dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan saham tersebut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali seperti semula.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Bahkan

setiap detikpun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus

mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.

(26)

dari internal maupun eksternal. Adapun faktor internalnya antara lain

adalah:

• laba perusahaan,

• pertumbuhan aktiva tahunan,

• likuiditas,

• nilai kekayaan total,

• penjualan

Sementara itu, faktor eksternalnya adalah:

• kebijakan pemerintah dan dampaknya,

• pergerakan suku bunga,

• fluktuasi nilai tukar mata uang,

• rumor dan sentimen pasar,

penggabungan usaha (business combination).

2. Earning Per Share

Ukuran kemampuan peusahaan dalam menghasilkan laba akan membuat

investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, karena hal itu

mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan

kepada pemegang sahamnya yang dapat dilihat dari Earning Per Share (EPS).

Earning per share menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham biasa.

Pada saat saham preferen terdapat dalam struktur modal, laba bersih harus

(27)

akan dibagikan kepada pemegang saham biasa. Apabila tidak terdapat dividen

saham preferen pada struktur modal perusahaan, maka earning per share

dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah

saham biasa yang beredar. Earning per share adalah indikator yang baik

untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Makin tinggi nilai earning per share

perusahaan, menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan

yang besar untuk tiap lembar sahamnya.

Rasio earning per share merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang

merupakan ikhtisar dari data informasi akuntansi yang berisi informasi yang

bermanfaat. Menurut Aliminsyah dan Padji (2005:62), “earning per share

adalah angka yang merupakan salah satu indikator tentang nilai perusahaan.”

Angka ini dihitung sebagai laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham

yang beredar. EPS dirumuskan sebagai berikut:

Pada rumus di atas, dapat dikemukakan bahwa perhitungan menggunakan

bagian laba khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila tidak terjadi

perubahan jumlah saham beredar maka sebagai penyebut dalam persamaan

tersebut adalah jumlah lembar saham biasa pada akhir tahun. Namun, apabila

terdapat penerbitan saham baru, pemecahan saham atau obligasi konvertibel,

maka jumlah saham biasa sebagai penyebut adalah rata-rata tertimbang jumlah

(28)

Arti earning per share bagi perusahaan sangat penting bagi perusahaan

karena menyangkut laba yang diperoleh oleh tiap pemegang saham dalam

perusahaan tersebut. Kebanyakan perusahaan menampilkan earning per share

pada halaman depan laporan keuangannya untuk menarik perhatian calon

investor dan juga agar investor yang telah terlebih dahulu menanamkan

modalnya di perusahaan tersebut tidak berpindah ke perusahaan lain.

3. Dividend Per Share

Menurut Warren (1999:122), “dividend per share merupakan ukuran untuk

menunjukkan sejauh mana laba dibagikan kepada pemegang saham.”

Sedangkan menurut Riyanto (1995:269), “dividend per share digunakan untuk

mengukur berapa jumlah rupiah yang akan diberikan kepada pemilik saham

dari keuntungan tiap lembar saham.” Dividend Per Share merupakan bagian

dari rasio keuangan yang sering dilihat para calon investor maupun investor

untuk menilai keuangan suatu perusahaan.

Dividend per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar

dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar

pada tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa besar

laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham untuk tiap

(29)

dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar. Dividend per share (DPS)

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Perusahaan yang dividend per share-nya lebih tinggi dibandingkan dengan

perusahaan-perusahaan sejenis akan lebih diminati oleh investor, karena

investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya, yakni hasil

berupa dividen. Namun perlu diingat bahwa perusahaan juga pelu

memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu

menetapkan kebijakan dividennya yang berkaitan dengan penentuan

pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan untuk dibayarkan kepada

pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan

yang akan diperlukan untuk investasi perusahaan.

4. Harga Saham

a. Pengertian Harga Saham

Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan.

Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan

bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan

memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih

baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk

(30)

(2002:12), yaitu “harga yang ditentukan secara lelang kontinu.”

Sedangkan, menurut Sartono (2001:70) “harga pasar saham terbentuk

melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal.”

Harga saham mengalami perubahan naik turun dari satu waktu ke

waktu yang lain. Perubahaan tersebut tergantung pada kekuatan

permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan

permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila

kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun.

b. Analisis terhadap Harga Saham

Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah

serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diamati

menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi

tersebut misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, aset

perusahaan, variabilitas laba dan sebagainya. Secara umum ada dua

analisis yang sering digunakan dalam melakukan analisis saham, yaitu

analisis teknikal (technical analysis) dan analisis fundamental

(fundamental analysis).

1) Analisis teknikal

Analisis teknikal merupakan analisis yang memperhatikan

perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Analisis ini akan

menentukan nilai saham dengan menggunakan data pasar dari saham,

(31)

ditentukan oleh penawaran (supply) dan permintaan (demand) terhadap

saham tersebut.

Menurut Widoatmodjo (2005:77), “analisis teknikal merupakan

salah satu metode penilaian saham dengan mengamati pembentukan

harga saham dengan berbagai varian yang mungkin terjadi

dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya.” Analisis teknikal

mengasumsikan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang

ditujukan oleh perubahan harga di waktu lalu sehingga perubahan

harga saham mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang.

Analisis teknikal biasanya menggunakan data yang dianalisis

dengan menggunakan grafik atau program komputer. Dengan

mengamati grafik tersebut dapat diketahui bagaimana kecenderungan

harga, memperkirakan kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan,

serta memilih saat yang paling menguntungkan untuk masuk dan

keluar pasar.

2) Analisis fundamental

Analisis fundamental merupakan alat analisis yang sangat

berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Widoatmodjo

(2007:263) menyatakan bahwa “analisis fundamental sebenarnya

merupakan metode analisis saham dengan melakukan penilaian atas

laporan keuangan.” Sedangkan menurut Darmadji (2006:189),

(32)

saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait

kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan”.

Dengan demikian analisis fundamental merupakan analisis yang

berbasis pada data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksikan nilai

suatu saham.

Analisis fundamental mencoba memperhitungkan harga saham di

masa yang akan dengan (1) mengestimasi nilai faktor-faktor

fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan

datang dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut

sehingga diperoleh taksiran harga saham. Beberapa data atau indikator

yang umum digunakan dalam analisis fundamental adalah :

pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau

pengembalian ekuitas, margin laba, dan data-data keuangan lainnya

sebagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi

pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.

Analisis fundamental umumnya dilakukan dengan tahapan

melakukan analisis ekonomi terlebih dahulu, diikuti dengan analisis

industri dan akhirnya analisis perusahaan yang menerbitkan saham

tersebut. Analisis fundamental didasarkan atas pemikiran bahwa

kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi faktor internal tetapi juga

(33)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan harga saham bukanlah yang pertama kali

[image:33.595.110.516.255.750.2]

dilakukan. Berikut penelitian terdahulu yang berkaitan dengan harga saham.

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Judul Penelitian Variabel

Bebas Uraian

Nurmala (2006) Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham Perusahaan-perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta

Earning per share dan dividend per share.

Penelitian dilakukan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama lima tahun berturut-turut (tahun 1996-2000). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kebijakan dividen (earning per share dan

dividend per share) yang

diterapkan oleh ketiga perusahaan otomotif tidak mempengaruhi harga saham perusahaan.

Raymond (2007) Analisis Pengaruh Dividend Per Share dan Eearning Per Share terhadap

Harga Saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Periode 2002-2006 Dividend per share dan earning per share.

Raymond menganalisis pengaruh

dividend per share dan earning per share terhadap harga saham

(34)

(2008) per share dan return on equity

terhadap Harga Saham pada lima perusahaan pertambangan.

per share

dan return

on equity.

bahwa dividend per share dan

return on equity berpengaruh

signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan.

Liestyana (2008)

Pengaruh Return

On Equity (ROE)

dan Earning Per

Share (EPS) terhadap Harga Saham pada Industri Barang Konsumsi Earning per share dan return on equity.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on equity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan earning per share secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan kedua variabel tersebut, return on equity dan dividend per share

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saha.

Silvana (2009)

Pengaruh Dividend

per share terhadap

Harga Saham pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Go

Public

Dividend per share.

Hasil penelitian menunjukkan variabel independen yaitu

dividend per share mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang go public.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana

hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam

suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis

antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel

dependen. Dalam penelitian ini variabel independen adalah Earning Per Share

(EPS) dan Dividend Per Share (DPS). Sedangkan variabel dependen adalah harga

(35)

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

[image:35.595.144.478.182.315.2]

berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Earning Per Share (EPS) menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham

biasa. Earning per share merupakan laba bersih setelah dikurangi pajak (Earning

After Tax) dan dikurangi saham preferen dibagi dengan jumlah saham beredar. Earning per share adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi

perusahaan. Makin tinggi nilai earning per share perusahaan, menunjukkan

bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap lembar

sahamnya.

Dividen merupakan bagian keuntungan bersih setelah pajak dibagi dengan jumlah

saham yang beredar, karena dividen merupakan salah satu keuntungan investasi

melalui saham, maka pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan

kebijakan dividen yang akan ditetapkan dalam rangka meningkatkan minat

investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk kepemilikan saham. Harga

Saham

(Y)

Earning per Share

(X1)

Dividend per Share

(X2)

H1

H2

(36)

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina, (2007:41) “hipotesis adalah posisi yang dirumuskan dengan

maksud untuk diuji secara empiris.” Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

H1 : earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham

perusahaan manufaktur.

H2 : dividend per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham

perusahaan manufaktur.

H3 : earning per share dan dividend per share berpengaruh secara simultan

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan desain asosiatif kausal. Menurut

Umar, (2001:63) “Penelitian ini menggunakan desain kausal yang berguna untuk

menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya

atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.” Peneliti

menganalisis pengaruh earning per share dan dividend per share terhadap harga

saham, dimana earning per share dan dividend per share merupakan variabel

yang mempengaruhi, sedangkan harga saham merupakan variabel yang

dipengaruhi.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2008:75) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, segala

seseuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008.

Masih menurut Erlina (2008:75), “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan

untuk memperkirakan karakteristik populasi.” Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu

(38)

Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

1. perusahaan tersebut terdaftar di BEI selama periode 2006-2008,

2. perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan lengkap selama

periode 2006-2008,

3. perusahaan tersebut menghasilkan laba (earning) selama periode

2006-2008,

4. perusahaan tersebut telah membayarkan dividen kas atas laba periode

2006-2008, dan

5. perusahaan tersebut tidak mengalami delisting selama periode 2006-2008.

Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 152 perusahaan dengan periode

penelitian selama tiga tahun. Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas,

Peneliti mengambil 36 perusahaan manufaktur sebagai sampel, sehingga jumlah

seluruh sampel adalah sebanyak 108 sampel. Perusahaan-perusahaan tersebut

(39)
[image:39.595.108.516.269.752.2]

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan

No. Kode Nama Perusahaan Sampel

1 AQUA PT. Aqua Golden Misissipi Tbk. 2 ASGR PT. Astra Graphia Tbk.

3 ASII PT. Astra International Tbk. 4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 5 BATA PT. Sepatu Bata Tbk. 6 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. 7 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk. 8 CLPI PT. Colorpark Indonesia Tbk. 9 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 10 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk. 11 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk.

12 GGRM PT. Gudang Garam Tbk.

13 HEXA PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk.

14 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk.

15 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 16 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk.

17 INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk.

18 KAEF PT. Kimia Farma Tbk.

19 LION PT. Lion Metal Works Tbk. 20 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. 21 LTLS PT. Lautan Luas Tbk.

22 MERK PT. Merck Tbk.

23 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 24 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.

25 MTDL PT. Metrodata Elektronik Tbk. 26 MYOR PT. Mayora Indah Tbk.

27 SMGR PT. Semen Gresik Tbk.

28 SMAR PT. SMART Corporation Tbk.

29 SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. 30 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.

(40)

33 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 34 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 35 UNVR PT. Unilever Tbk.

36 UNTR PT. United Tractors Tbk. Sumber: Penulis, 2010.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif,

yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap

besaran atau variabel yang diwakilinya. Peneliti menggunakan data sekunder

dalam penelitian ini. Data sekunder menurut Umar, (2003:60) “merupakan data

primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik,

diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh

pihak lain.”

Data dalam penelitian ini adalah data polled, yaitu kombinasi antara data time

series dan data cross section. Data time series disebut juga data deret waktu,

merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam

beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau

tahunan (interval waktu dalam penelitian ini mulai dari tahun 2006 sampai tahun

2008). Sedangkan data cross section merupakan data yang dikumpulkan dengan

(41)

titik waktu yang sama, atau tanpa memperhatikan perbedaan waktu (subjek yang

diteliti adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI).

Peneliti mengumpulkan data penelitian dengan cara mengunduh laporan keuangan

perusahaan sampel melalui situs Bursa Efek Indonesia, yait

menggunakan softcopy Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009.

Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

1. informasi mengenai earning yang dihasilkan perusahaan,

2. informasi mengenai dividen yang dibagikan atas laba perusahaan periode

2006-2008,

3. informasi mengenai harga saham penutupan (closing price) perusahaan

pada akhir tahun periode 2006-2008, dan

4. informasi keuangan lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui dua tahap. Pada tahap pertama

Peneliti melakukan studi pustaka, yaitu dengan mencari literatur yang

berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap kedua Peneliti

mengumpulkan data melalui media internet dengan cara mengunduh dari situs

Bursa Efek Indonesia, yait

(42)

Dalam pengujian hipotesis, maka perlu diteliti variabel-variabel dengan penentuan

indikator-indikator yang digunakan. Adapun variabel-variabel penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel independen dan satu

variabel dependen.

1. Variabel dependen, yaitu variabel tidak bebas keberadaannya yang

dipengaruhi oleh besarnya variabel independen. Variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham.

2. Variabel independen, yaitu variabel bebas yang keberadaannya dapat

mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai

hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya.

Operasioanalisasi variabel penelitian ini dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel

[image:42.595.113.518.482.732.2]

berikut:

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Earning Per Share (EPS) (X1) Ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan per lembar saham pemilik. Rasio Dividend Per Share (DPS) (X2) Ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kepastian dari modal yang

ditanamkannya, yaitu berupa dividen.

Rasio

Harga saham (Y)

Nilai dari selembar saham.

Harga saham pada saat

closing price.

(43)

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan

metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 17.0. Pengujian

statistik dalam penelitian ini terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian

hipotesis.

1. Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi

klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji

ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika

data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak

normal maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment

agar data normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti

distribusi normal. Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan

(44)

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada

sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai

residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi

normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

(K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat

hipotesis:

H0 : data residual berdistribusi normal,

Ha : data residual tidak berdistribusi normal.

Bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data normal

dan H0 diterima, sebaliknya bila nilai nilai signifikansi < 0,05 berarti

distribusi data tidak normal dan Ha diterima. Data yang tidak terdistribusi

secara tidak normal dapat ditransformasikan agar menjadi normal. Jika

data tidak normal ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi

normal menurut Jogiyanto (2004:172), yaitu:

1) dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu Logaritma Natural, akar kuadrat, Logaritma lo,

(45)

3) lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outlier menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2005), “uji ini bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.”

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi

variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi

korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya

adalah:

1) koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,

2) nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.

Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis

matriks korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai VIF

tidak lebih dari sepuluh dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka

model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model

(46)

dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi heteroskedastisitas. Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi

ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola

gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang

menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat

heteroskedastisitas jika:

1) titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol,

2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja,

3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,

4) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier

terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering

ditemukan pada data time series. Pada data cross section, masalah

autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian

untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan

uji Durbin-Watson (DW). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi

(47)

1) nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,

2) nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,

3) nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen

mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Model regresi untuk

menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-F (simultan) dan uji-t

(parsial).

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian F-test digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Data dianalisis dengan model

regresi berganda, yaitu:

Keterangan:

(48)

= konstanta

= koefisien regresi

= Earning Per Share

= Dividend Per Share

= error (kesalahan pengganggu)

Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 = tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen,

Ha = semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap

variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan

F-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

- jika F-hitung < F-tabel, maka H0diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%,

- jika F-hitung > F-tabel, maka H0ditolak dan Ha diterima untuk α = 5%.

b. Uji signifikansi parsial (Uji-t)

Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan

(49)

H0 = tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen,

Ha = semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap

variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel

dengan ketentuan sebagai berikut:

- jika t-hitung < t-tabel, maka H0diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%,

- jika t-hitung > t-tabel, maka H0ditolak dan Ha diterima untuk α = 5%.

G. Jadwal Penelitian

[image:49.595.109.517.530.707.2]

Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut.

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Maret

2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agst 2010 Pengajuan Proposal Skripsi Bimbingan Proposal Skripsi

Seminar Proposal Skripsi Pengumpulan dan

Pengolahan Data

Bimbingan dan Penulisan

Skripsi

(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data penelitian

Sebelum melakukan pembahasan mengenai data statistik harus terlebih dahulu

ditentukan sebanyak 36 sampel perusahaan. Perusahaan yang telah menjadi

sampel kemudian dicari nilai EPS, DPS dan harga saham masing-masing

[image:50.595.109.516.414.754.2]

perusahaan. Perusahaan yang menjadi sampel disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Daftar Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan Sampel

1 AQUA PT. Aqua Golden Misissipi Tbk. 2 ASGR PT. Astra Graphia Tbk.

3 ASII PT. Astra International Tbk. 4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 5 BATA PT. Sepatu Bata Tbk. 6 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. 7 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk. 8 CLPI PT. Colorpark Indonesia Tbk. 9 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 10 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk. 11 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk.

12 GGRM PT. Gudang Garam Tbk.

13 HEXA PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk.

14 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk.

15 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 16 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk.

17 INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk.

18 KAEF PT. Kimia Farma Tbk.

(51)

20 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. 21 LTLS PT. Lautan Luas Tbk.

22 MERK PT. Merck Tbk.

23 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 24 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.

25 MTDL PT. Metrodata Elektronik Tbk. 26 MYOR PT. Mayora Indah Tbk.

27 SMGR PT. Semen Gresik Tbk.

28 SMAR PT. SMART Corporation Tbk.

29 SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. 30 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.

31 TOTO PT. Surya Toto Tbk. 32 TRST PT. Trias Sentosa Tbk. 33 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 34 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 35 UNVR PT. Unilever Tbk.

36 UNTR PT. United Tractors Tbk. Sumber: Peneliti 2010

B. Analisis Data Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai

maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari

[image:51.595.108.519.112.401.2]

variabel-variabel independen dan variabel-variabel dependen.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

(52)

Dividend Per Share 108 1.00 15000.00 740.3739 1979.10514

Harga Saham 108 58 130000 12137.08 22732.512

Valid N (listwise) 108

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa:

a. Variabel Earning Per Share (EPS) memiliki nilai minimum 6,00 dan

nilai maksimum 12210,00 dengan rata-rata sebesar 1153,0096 dan

standar deviasi 2157,31677. Hal ini berarti nilai minimum EPS

perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun

2006 sampai 2009 adalah 6,00 dan nilai maksimum sebesar 12210,00

dengan rata-rata nilai EPS perusahaan manufaktur yang menjadi

sampel penelitian ini sebesar 1153,0096.

b. Variabel Dividend Per Share (DPS) memiliki nilai minimum 1,00 dan

nilai maksimum 15000,00 dengan rata-rata sebesar 740,3739 dan

standar deviasi 1979,10514. Hal ini berarti nilai minimum DPS

perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun

2006 sampai 2009 adalah 1,00 dan nilai maksimum sebesar 15000,00

dengan rata-rata nilai DPS perusahaan manufaktur yang menjadi

(53)

c. Variabel Harga Saham (HS) memiliki nilai minimum 58 dan nilai

maksimum 13000 dengan rata-rata sebesar 12137,08 dan standar

deviasi 22732,512. Hal ini berarti nilai minimum DPS perusahaan

manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2006 sampai

2009 adalah 58 dan nilai maksimum sebesar 13000 dengan rata-rata

nilai DPS perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian ini

sebebesar 22732,512.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi

memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan

perbaikan terlebih dahulu.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel residual

berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang dapat digunakan untuk

menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statitstik non

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : data residual berdistribusi normal,

(54)

Apabila nilai siginifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha

ditolak, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak dan Ha diterima.

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 dibawah ini, diperoleh

besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 2,768 dan signifikansi pada

0,000. Nilai signifikansi ternyata lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima

yang berarti data residual tersebut tidak berdistribusi normal. Data yang

tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier,

yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data

[image:54.595.168.478.517.749.2]

lainnya.

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas sebelum Tranformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 108

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.61973533E4

Most Extreme Differences Absolute .266

Positive .266

(55)

Kolmogorov-Smirnov Z 2.768

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS

Beberapa cara mengatasi data outlier yaitu:

− lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,

lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke

suatu nilai tertentu.

Untuk mengubah nilai residual agar normal, Peneliti melakukan

transformasi data ke model logaritma natural (LN) dari HS = f(EPS, DPS)

menjadi LN_HS = f(LN_EPS, LN_DPS). Setelah dilakukan transformasi

data ke model logaritma natural, jumlah sampel observasi tetap berjumlah

108 sampel. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas,

berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

(56)

N 108

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .84934518

Most Extreme Differences Absolute .060

Positive .060

Negative -.042

Kolmogorov-Smirnov Z .627

Asymp. Sig. (2-tailed) .827

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Ouput SPSS

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diperoleh besarnya nilai

Kolmogorov-Smirnov adalah 0,627 dan signifikansi pada 0,827. Nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima yang berarti data

residual berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal tersebut juga

[image:56.595.174.484.108.358.2]

dapat dilihat melalui grafik histrogram dan grafik normal p-plot data.

Grafik histogram pada Gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi

normal karena grafik tidak melenceng ke kiri maupun melenceng ke

kanan. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik

(57)
[image:57.595.192.446.509.752.2]

Sumber: Output SPSS

(58)

Sumber: Output SPSS

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot

Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar disekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan

bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi

antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi

terjadi multikolinieritas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan

nilai standard error menjadi tidak terhingga. Menurut Nugroho (2005:58),

“deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat, yaitu jika nilai

Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance

tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari

[image:58.595.194.455.561.741.2]

multikolinieritas.”

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

(59)

LN_Dividend Per Share .131 7.618

a. Dependent Variable: LN_Harga Saham

Sumber: Output SPSS

Dari data pada tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala

multikolinieritas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai

tolerance setiap variabel independen lebih besar dari 0,1 yakni sebesar

0,131 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 yakni sebesar 7,618. Maka dapat

disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan

menggunakan model regresi berganda.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitias bertujuan untuk melihat apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastistas. Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi ada

[image:59.595.198.457.108.147.2]

tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola

gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang

menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat

heteroskedastisitas jika:

1) titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka 0,

2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas dan dibawah saja,

3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

(60)

4) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak

serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Harga

Saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berdasarkan masukan

variabel independen earning per share dan dividend per share.

[image:60.595.128.512.371.613.2]

Sumber: Output SPSS

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)

(61)

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat

korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan

kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika

terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang

diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah

model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan

untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan

pengujian Durbin-Watson (D-W). Tabel 4.6 berikut menyajikan hasil uji

[image:61.595.148.513.445.528.2]

D-W dengan menggunakan program SPSS Versi 17.0.

Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .892a .795 .791 .85740 1.546

a. Predictors: (Constant), LN_Dividend Per Share, LN_Earning Per Share

b. Dependent Variable: LN_Harga Saham

Sumber: Output SPSS

Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:

4) nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,

5) nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,

(62)

Dari hasil tabel di atas diketahui bahwa nilai D-W yang didapat sebesar

1,546 yang berarti termasuk pada kriteria kedua, sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi.

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, Peneliti menggunakan analisis regresi berganda.

Data diolah dengan menggunakan program SPSS Versi 17.0 Berdasarkan hasil

pengolah data dengan program SPSS Versi 17.0, maka diperoleh hasil sebagai

berikut.

Pada Tabel 4.7 di bawah ini, dapat dilihat hasil analisis regresi secara

keseluruhan menunjukkan nilai R sebesar 0

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan
Tabel 3.2 Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

dilengakapi dengan LKM dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa pada matakuliah genetika dasar.. Kegialan penelitian n~cndukung pengernbar~gan illnu serla

Namun pada era milenial saat ini hijrah justru lebih diartikan dengan perubahan seseorang dari yang sebelumnya buruk menjadi ke arah yang lebih baik atau

Rancangan hukum dasar yang diterima BPUPKI pada tanggal 17 Juli 1945 setelah disempurnakan oleh PPKI disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Keberadaan

Berbeda dengan ulama klasik yang memahami bahwa selain ber- fungsi sebagai penjelas, sunnah juga berfungsi sebagai penetapan hukum yang tidak terdapat dalam al-Qur’ân, karena

pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau. kutipan dengan mengikuti tata penulisan ilmiyah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Penggunaan DES dalam bidang pembuatan biodiesel selain sebagai pelarut untuk memudahkan pencampuran fasa minyak dengan alkohol juga dapat digunakan sebagai katalis

Alat Bantu Peraga 7 Keajaiban Dunia dengan Metode CAI berbasis Augmented Reality.. Dokumen Karya