UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1
DEPARTEMEN AKUNTANSI
SKRIPSI
PENGARUH EARNING PER SHARE DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH:
NAMA : YUDA SUBRATA
NIM : 060503095
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul “Pengaruh Earning Per Share
dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan
judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh
mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Strata-1 Reguler
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua
sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar
apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Agustus 2010
Yang membuat pernyataan,
Yuda Subrata
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala berkat
dan rahmatNya yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Earning per share dan dividend per share
terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
indonesia” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa
do’a, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut
membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak. selaku Sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si selaku dosen penguji I dan Ibu
Dra. Salbiah, M.Si, Ak. selaku dosen penguji II yang telah banyak
5. Ayah saya, Muhammad Sukarni, dan ibu saya, Halijah Hafni, yang
senantiasa melimpahkan kasih sayang, didikan, perhatian, dukungan moral
maupun materi, dan do’anya kepada saya.
Saya menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, Agustus 2010
Penulis,
Yuda Subrata
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 36 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2006-2008. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh
dari Indonesian Capital Market Directroy (ICMD) 2009 dan situs Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan
earning per share (EPS) dan dividend per share (DPS) berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Nilai Adjusted R Square adalah 0,791 mengindikasikan bahwa 79,1% perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 20,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the influence of earning per share (EPS) and dividend per share (DPS) either partially or simultaneously toward stock price in manufacture firms on Indonesia Stocks Exchange.
This research is classified as causal research with 36 manufacture firms listed in Indonesia Stocks Exchange during 2006 to 2008. The sample selection using purposive sampling method. This research utilizes external data; those are taken from Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2009 and from the
website
classic assumption test before hypothesis test. The statistic method that’s used in multiple regressions analyzes.
The result of research show that earning per share and dividend per share both partially and simultaneously influence significantly toward stock price. Adjusted R Square that shows value 0,791 indicates that 79,1% turning in stock price can be determined by the independent variable in this research, meanwhile, the reminder 20,9% determined by other factors which not include in this research.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 7
1. Saham ... 7
a. Pengertian Saham ... 7
b. Jenis-jenis Saham ... 8
d. Risiko Pembelian Saham ... 10
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... 11
2. Earning Per Share ... 12
3. Dividend Per Share ... 13
4. Harga Saham ... 15
a. Pengertian Harga Saham ... 15
b. Analisis terhadap Harga Saham ... 16
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
C. Kerangka Konseptual ... 20
D. Hipotesis Penelitian ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 22
B. Populasi dan Sampel ... 22
C. Jenis dan Sumber Data ... 25
D. Metode Pengumpulan Data ... 26
E. Operasional Variabel ... 26
F. Metode Analisis Data ... 27
1. Pengujian Asumsi Klasik ... 28
2. Pengujian Hipotesis ... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian ... 34
B. Analisis Data Penelitian ... 35
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 35
2. Pengujian Asumsi Klasik ... 37
a. Uji Normalitas Data ... 37
b. Uji Multikolinieritas ... 41
c. Uji Heteroskedastisitas ... 42
d. Uji Autokorelasi ... 43
3. Pengujian Hipotesis ... 44
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 46
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 48
C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53
B. Keterbatasan Penelitian ... 54
C. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 56
DAFTAR TABEL
Nama Judul Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 24
Tabel 3.2 Operasional Variabel ... 27
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 33
Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian ... 34
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 35
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas sebelum Transformasi ... 38
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi ... 39
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 41
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 44
Tabel 4.7 Model Summary ... 45
Tabel 4.8 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 45
Tabel 4.9 Hasil Uji Simultan (Uji-F) ... 47
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi ... 47
DAFTAR GAMBAR
Nama Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 20
Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 40
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 40
DAFTAR LAMPIRAN
Nama Judul Halaman
Lampiran i Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 58
Lampiran ii Data Earning Per Share ... 62
Lampiran iii Data Dividend Per Share ... 63
Lampiran iv Data Harga Saham ... 64
Lampiran v Statistik Deskriptif ... 65
Lampiran vi Hasil Uji Normalitas ... 66
Lampiran vii Hasil Uji Multikolinieritas, Heteroskedastisitas dan Autokorelasi .. 68
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dengan jumlah sampel sebanyak 36 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2006-2008. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh
dari Indonesian Capital Market Directroy (ICMD) 2009 dan situs Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan
earning per share (EPS) dan dividend per share (DPS) berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Nilai Adjusted R Square adalah 0,791 mengindikasikan bahwa 79,1% perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 20,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the influence of earning per share (EPS) and dividend per share (DPS) either partially or simultaneously toward stock price in manufacture firms on Indonesia Stocks Exchange.
This research is classified as causal research with 36 manufacture firms listed in Indonesia Stocks Exchange during 2006 to 2008. The sample selection using purposive sampling method. This research utilizes external data; those are taken from Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2009 and from the
website
classic assumption test before hypothesis test. The statistic method that’s used in multiple regressions analyzes.
The result of research show that earning per share and dividend per share both partially and simultaneously influence significantly toward stock price. Adjusted R Square that shows value 0,791 indicates that 79,1% turning in stock price can be determined by the independent variable in this research, meanwhile, the reminder 20,9% determined by other factors which not include in this research.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perusahaan, fungsi keuangan menempati posisi yang sangat penting yang
akan mempengaruhi perkembangan perusahaan. Secara umum fungsi keuangan
dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan utama, yaitu kegiatan mencari dana
dan kegiatan menggunakan dana. Kegiatan mencari dana harus dilakukan secara
efisien oleh pihak manajemen terutama bagian keuangan.
Pada prinsipnya pemenuhan kebutuhan dana operasional dan investasi perusahaan
dapat disediakan dari dua sumber, yaitu sumber pendanaan yang berasal dari
dalam perusahaan itu sendiri dan sumber pendanaan yang berasal dari luar.
Sumber pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan antara lain terdiri dari
modal sendiri dan laba yang ditahan. Sedangkan sumber pendanaan yang berasal
dari luar perusahaan, antara lain melalui modal pinjaman ataupun melalui emisi
saham kepada masyarakat dipasar modal.
Pasar modal sendiri pada dasarnya berfungsi sebagai lembaga perantara, yaitu
menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai
kelebihan dana. Disamping itu pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi
dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal ini maka pihak investor
Return yang dapat dinikmati investor ada dua, yaitu capital gain dan dividen. Capital gain akan diperoleh setelah terjadi transaksi dimana harga jual saham
lebih tinggi dari harga belinya, sedangkan dividen merupakan bagian keuntungan
yang diberikan kepada investor berdasarkan laba operasi yang diperoleh
perusahaan. Kebijakan dividen inilah yang akan menetapkan berapa besar bagian
dari laba bersih itu ditanamkan kembali sebagai laba yang ditahan.
Untuk memperoleh pendapatan (earning) yang dinginkan, seorang investor perlu
melakukan analisis penilaian terhadap kinerja perusahan sebelum membuat
keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Analisis
penilaian saham yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan untuk
melakukan investasi meliputi analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis
mengenai penilaian saham yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah analisis
fundamental. Salah satu cara yang digunakan dalam analisis ini adalah analisis
laporan keuangan dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Banyak terdapat rasio
keuangan yang dapat menunjukkan tingkat kinerja suatu perusahaan, diantaranya
adalah Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS).
Perhitungan EPS menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba untuk tiap lembar sahamnya atau merupakan suatu gambaran
mengenai sejumlah rupiah yang akan didapat oleh investor dari setiap jumlah
saham yang dimilikinya. Oleh karena itu, dengan mengetahui EPS suatu
perusahaan maka investor dapat menilai potensi pendapatan yang akan
Dengan demikian, EPS dapat mencerminkan pendapatan di masa yang akan
datang. EPS merupakan suatu indikator yang berpengaruh terhadap harga saham,
karena laba perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi penilaian investor
akan keadaan perusahaan. Dimana apabila EPS meningkat, investor menganggap
perusahaan mempunyai prospek yang cerah di masa yang akan datang, sehingga
akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan. Selain itu, semakin tinggi nilai
EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham, karena semakin besar laba
yang disediakan oleh perusahaan untuk pemegang saham.
DPS dipilih dengan pertimbangan, semakin besar tingkat kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan dividen per lembar saham bagi pemilik, maka akan
memberikan koreksi yang positif terhadap harga saham perusahaan yang berimbas
pada indeks harga saham. Hal ini akan mempengaruhi investor dalam membuat
keputusannya di pasar modal. Ini sesuai dengan Signally Theory yang menyatakan
bahwa dividen menunjukkan sinyal prospek suatu perusahaan dimasa yang akan
datang. Terdapat argumen yang menyatakan bahwa bukan dividen itu sendiri yang
menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham, tetapi prospek perusahaan,
yang ditunjukkan oleh meningkatnya atau menurunnya dividen yang dibayarkan,
yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori ini dikenal sebagai Teori
Informasi dari Dividen (Information Content of Dividend Theory).
Pendapatan bagi pemegang saham dilihat dari pembagian dividen. Pendapatan
dividen diukur dari besarnya DPS. DPS adalah salah satu indikator dalam
seberapa besar dividen yang akan diterima oleh investor pada setiap lembar saham
yang dimilikinya.
Harga saham yang digunakan adalah harga penutupan. Mengingat bentuk pasar
modal di Indonesia yang termasuk kategori lemah (weak form) dimana semua
informasi di masa lalu akan tercermin pada harga saham sekarang. Jadi, informasi
dividen tahun lalu akan tercermin pada harga saham sekarang.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Raymond
(2007). Raymond meneliti pengaruh dividend per share dan earning per share
terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. periode
2002-2006. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan analisis regresi dan
korelasi dapat disimpulkan bahwa dividend per share dan earning per share
mempunyai hubungan yang kuat. Perbedaan penelitian ini dengan yang dilakukan
oleh Raymond adalah objek perusahaan yang dijadikan sampel yaitu perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), serta tahun pengamatan
yaitu tahun 2006-2008.
Selain itu, banyak juga penelitian tentang harga saham seperti Nurmala (2006)
yang melakukan penelitian kebijakan dividen, kebijakan yang digunakan adalah
EPS dan DPS, dengan tahun pengamatan 1996-2000 dan objek perusahaan adalah
perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Penelitian juga dilakukan oleh
Liestyana (2008) yang menggunakan variabel independen Return on Equity
(ROE) dan Earning Per Share (EPS). Denny (2008) juga meneliti harga saham
sektor pertambangan periode 2002-2007, adapun Silvana (2009) yang hanya
menggunakan DPS sebagai variabel independen yang kesemuanya memiliki hasil
berbeda-beda pengaruhnya terhadap harga saham suatu perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pengaruh earning per share dan dividend per share terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah dividend per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah earning per share dan dividend per share secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh earning per share terhadap harga saham
2. Untuk mengetahui pengaruh dividend per share terhadap harga saham
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh earning per share dan dividend per share
terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi peneliti,
namun juga bagi perusahaan dan penliti lainnya.
1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti sehingga
dapat diperoleh gambaran lebih jelas mengenai kesesuaian di lapangan
dengan teori yang ada.
2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
atau masukan dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Saham
a. Pengertian Saham
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan
perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen
atau distribusi lain yang dilakukan peusahaan kepada pemegang
sahamnya, termasuk hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas
setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi
likuiditas. Menurut Husnan (2002:303), menyebutkan bahwa
sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk
memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.
Sedangkan, menurut Tandelilin (2001:18) “saham merupakan surat bukti
bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.”
Jadi, saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal
yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham
b. Jenis-jenis Saham
Berdasarkan cara pengalihannya, saham pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Saham atas unjuk (bearer stock)
Di atas sertifikat saham ini tidak dituliskan nama pemiliknya.
Dengan pemilikan atas saham atas unjuk, seorang pemilik sangat
mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain
karena sifatnya mirip dengan uang. Pemilik saham atas unjuk ini harus
berhati-hati membawa dan menyimpannya, karena jika saham tersebut
hilang, maka pemilik tidak dapat meminta gantinya.
2) Saham atas nama (registered stock)
Di atas sertifikat saham dituliskan nama pemiliknya. Cara
peralihan dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya
dicatat dengan buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama
pemegang saham. Jika saham tersebut hilang, pemilik dapat meminta
gantinya.
Sedangkan, berdasarkan manfaat yang diperoleh oleh pemilik, saham
juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
Saham biasa merupakan sumber keuangan utama yang harus ada
pada suatu perusahaan publik dan merupakan surat berharga yang
paling umum dan dominan diperdagangkan di Bursa Efek. Bodie et al.
(2002:97), menjelaskan pengertian saham biasa adalah “kepemilikan
atas hak sekuritas oleh pemilik modal perusahaan akan diumumkan
kepada masyarakat.” Pemilik berhak menentukan apakah akan
menerima dividen atau menduduki posisi di dalam perusahaan.
2) Saham preferen
Saham preferen memiliki hak untuk didahulukan dalam pembagian
laba dan sisa aset dalam likuidasi dibandingkan dengan saham biasa.
Perbedaannya dengan saham biasa adalah saham preferen yang
memiliki dividen yang tetap, namun seperti halnya saham, saham
preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Menurut Fakhrudin
(2001:12) “saham preferen merupakan saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga dan obligasi), tetapi
juga bisa mendatangkan hasil yang dikehendaki investor”.
c. Keuntungan Pembelian Saham
Ekspektasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan
keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Bermain saham
memiliki potensi keuntungan dalam dua hal, yaitu pembagian dividen dan
Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
semua pemegang saham. Biasanya dilakukan satu tahun sekali. Bentuk
dari dividen itu sendiri, bisa berupa uang tunai ataupun bentuk
penambahan saham. Sedangkan capital gain, didapat berdasarkan selisih
harga jual saham dengan harga beli. Dimana keuntungan didapat bila
harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham.
d. Risiko Kepemilikan Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:13), ada beberapa risiko
yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu tidak
mendapat dividen dan mengalami capital loss.
1) Tidak mendapat dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya
menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian. Dengan demikian, potensi ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
2) Capital loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang
dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli saham, terkadang untuk
menghindari potensi kerugian yang semakin besar seiring terus menurunnya harga saham, maka seorang investor rela menjual sahamnya dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan istilah penghentian kerugian (cut loss).
Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih
dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu:
1) Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang saham obligasi dalam pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya, setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu akan dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
2) Saham di-delist dari bursa
Risko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa.
3) Saham dihentikan sementara (suspensi)
Disamping dua risiko di atas, risiko lain yang juga “mengganggu” para investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di-suspend atau dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan saham tersebut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali seperti semula.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Bahkan
setiap detikpun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus
mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.
dari internal maupun eksternal. Adapun faktor internalnya antara lain
adalah:
• laba perusahaan,
• pertumbuhan aktiva tahunan,
• likuiditas,
• nilai kekayaan total,
• penjualan
Sementara itu, faktor eksternalnya adalah:
• kebijakan pemerintah dan dampaknya,
• pergerakan suku bunga,
• fluktuasi nilai tukar mata uang,
• rumor dan sentimen pasar,
• penggabungan usaha (business combination).
2. Earning Per Share
Ukuran kemampuan peusahaan dalam menghasilkan laba akan membuat
investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, karena hal itu
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan
kepada pemegang sahamnya yang dapat dilihat dari Earning Per Share (EPS).
Earning per share menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham biasa.
Pada saat saham preferen terdapat dalam struktur modal, laba bersih harus
akan dibagikan kepada pemegang saham biasa. Apabila tidak terdapat dividen
saham preferen pada struktur modal perusahaan, maka earning per share
dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah
saham biasa yang beredar. Earning per share adalah indikator yang baik
untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Makin tinggi nilai earning per share
perusahaan, menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan
yang besar untuk tiap lembar sahamnya.
Rasio earning per share merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang
merupakan ikhtisar dari data informasi akuntansi yang berisi informasi yang
bermanfaat. Menurut Aliminsyah dan Padji (2005:62), “earning per share
adalah angka yang merupakan salah satu indikator tentang nilai perusahaan.”
Angka ini dihitung sebagai laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham
yang beredar. EPS dirumuskan sebagai berikut:
Pada rumus di atas, dapat dikemukakan bahwa perhitungan menggunakan
bagian laba khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila tidak terjadi
perubahan jumlah saham beredar maka sebagai penyebut dalam persamaan
tersebut adalah jumlah lembar saham biasa pada akhir tahun. Namun, apabila
terdapat penerbitan saham baru, pemecahan saham atau obligasi konvertibel,
maka jumlah saham biasa sebagai penyebut adalah rata-rata tertimbang jumlah
Arti earning per share bagi perusahaan sangat penting bagi perusahaan
karena menyangkut laba yang diperoleh oleh tiap pemegang saham dalam
perusahaan tersebut. Kebanyakan perusahaan menampilkan earning per share
pada halaman depan laporan keuangannya untuk menarik perhatian calon
investor dan juga agar investor yang telah terlebih dahulu menanamkan
modalnya di perusahaan tersebut tidak berpindah ke perusahaan lain.
3. Dividend Per Share
Menurut Warren (1999:122), “dividend per share merupakan ukuran untuk
menunjukkan sejauh mana laba dibagikan kepada pemegang saham.”
Sedangkan menurut Riyanto (1995:269), “dividend per share digunakan untuk
mengukur berapa jumlah rupiah yang akan diberikan kepada pemilik saham
dari keuntungan tiap lembar saham.” Dividend Per Share merupakan bagian
dari rasio keuangan yang sering dilihat para calon investor maupun investor
untuk menilai keuangan suatu perusahaan.
Dividend per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar
dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar
pada tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa besar
laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham untuk tiap
dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar. Dividend per share (DPS)
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Perusahaan yang dividend per share-nya lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan sejenis akan lebih diminati oleh investor, karena
investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya, yakni hasil
berupa dividen. Namun perlu diingat bahwa perusahaan juga pelu
memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu
menetapkan kebijakan dividennya yang berkaitan dengan penentuan
pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan untuk dibayarkan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan
yang akan diperlukan untuk investasi perusahaan.
4. Harga Saham
a. Pengertian Harga Saham
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan.
Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan
bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan
memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih
baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk
(2002:12), yaitu “harga yang ditentukan secara lelang kontinu.”
Sedangkan, menurut Sartono (2001:70) “harga pasar saham terbentuk
melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal.”
Harga saham mengalami perubahan naik turun dari satu waktu ke
waktu yang lain. Perubahaan tersebut tergantung pada kekuatan
permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan
permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila
kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun.
b. Analisis terhadap Harga Saham
Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah
serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diamati
menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi
tersebut misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, aset
perusahaan, variabilitas laba dan sebagainya. Secara umum ada dua
analisis yang sering digunakan dalam melakukan analisis saham, yaitu
analisis teknikal (technical analysis) dan analisis fundamental
(fundamental analysis).
1) Analisis teknikal
Analisis teknikal merupakan analisis yang memperhatikan
perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Analisis ini akan
menentukan nilai saham dengan menggunakan data pasar dari saham,
ditentukan oleh penawaran (supply) dan permintaan (demand) terhadap
saham tersebut.
Menurut Widoatmodjo (2005:77), “analisis teknikal merupakan
salah satu metode penilaian saham dengan mengamati pembentukan
harga saham dengan berbagai varian yang mungkin terjadi
dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya.” Analisis teknikal
mengasumsikan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang
ditujukan oleh perubahan harga di waktu lalu sehingga perubahan
harga saham mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang.
Analisis teknikal biasanya menggunakan data yang dianalisis
dengan menggunakan grafik atau program komputer. Dengan
mengamati grafik tersebut dapat diketahui bagaimana kecenderungan
harga, memperkirakan kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan,
serta memilih saat yang paling menguntungkan untuk masuk dan
keluar pasar.
2) Analisis fundamental
Analisis fundamental merupakan alat analisis yang sangat
berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Widoatmodjo
(2007:263) menyatakan bahwa “analisis fundamental sebenarnya
merupakan metode analisis saham dengan melakukan penilaian atas
laporan keuangan.” Sedangkan menurut Darmadji (2006:189),
saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait
kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan”.
Dengan demikian analisis fundamental merupakan analisis yang
berbasis pada data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksikan nilai
suatu saham.
Analisis fundamental mencoba memperhitungkan harga saham di
masa yang akan dengan (1) mengestimasi nilai faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham. Beberapa data atau indikator
yang umum digunakan dalam analisis fundamental adalah :
pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau
pengembalian ekuitas, margin laba, dan data-data keuangan lainnya
sebagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi
pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.
Analisis fundamental umumnya dilakukan dengan tahapan
melakukan analisis ekonomi terlebih dahulu, diikuti dengan analisis
industri dan akhirnya analisis perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut. Analisis fundamental didasarkan atas pemikiran bahwa
kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi faktor internal tetapi juga
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan harga saham bukanlah yang pertama kali
[image:33.595.110.516.255.750.2]dilakukan. Berikut penelitian terdahulu yang berkaitan dengan harga saham.
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Judul Penelitian Variabel
Bebas Uraian
Nurmala (2006) Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham Perusahaan-perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta
Earning per share dan dividend per share.
Penelitian dilakukan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama lima tahun berturut-turut (tahun 1996-2000). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kebijakan dividen (earning per share dan
dividend per share) yang
diterapkan oleh ketiga perusahaan otomotif tidak mempengaruhi harga saham perusahaan.
Raymond (2007) Analisis Pengaruh Dividend Per Share dan Eearning Per Share terhadap
Harga Saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Periode 2002-2006 Dividend per share dan earning per share.
Raymond menganalisis pengaruh
dividend per share dan earning per share terhadap harga saham
(2008) per share dan return on equity
terhadap Harga Saham pada lima perusahaan pertambangan.
per share
dan return
on equity.
bahwa dividend per share dan
return on equity berpengaruh
signifikan terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan.
Liestyana (2008)
Pengaruh Return
On Equity (ROE)
dan Earning Per
Share (EPS) terhadap Harga Saham pada Industri Barang Konsumsi Earning per share dan return on equity.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on equity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan earning per share secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan kedua variabel tersebut, return on equity dan dividend per share
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saha.
Silvana (2009)
Pengaruh Dividend
per share terhadap
Harga Saham pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Go
Public
Dividend per share.
Hasil penelitian menunjukkan variabel independen yaitu
dividend per share mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang go public.
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam
suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis
antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Dalam penelitian ini variabel independen adalah Earning Per Share
(EPS) dan Dividend Per Share (DPS). Sedangkan variabel dependen adalah harga
Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
[image:35.595.144.478.182.315.2]berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Earning Per Share (EPS) menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham
biasa. Earning per share merupakan laba bersih setelah dikurangi pajak (Earning
After Tax) dan dikurangi saham preferen dibagi dengan jumlah saham beredar. Earning per share adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi
perusahaan. Makin tinggi nilai earning per share perusahaan, menunjukkan
bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap lembar
sahamnya.
Dividen merupakan bagian keuntungan bersih setelah pajak dibagi dengan jumlah
saham yang beredar, karena dividen merupakan salah satu keuntungan investasi
melalui saham, maka pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan
kebijakan dividen yang akan ditetapkan dalam rangka meningkatkan minat
investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk kepemilikan saham. Harga
Saham
(Y)
Earning per Share
(X1)
Dividend per Share
(X2)
H1
H2
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina, (2007:41) “hipotesis adalah posisi yang dirumuskan dengan
maksud untuk diuji secara empiris.” Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H1 : earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
perusahaan manufaktur.
H2 : dividend per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
perusahaan manufaktur.
H3 : earning per share dan dividend per share berpengaruh secara simultan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan desain asosiatif kausal. Menurut
Umar, (2001:63) “Penelitian ini menggunakan desain kausal yang berguna untuk
menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.” Peneliti
menganalisis pengaruh earning per share dan dividend per share terhadap harga
saham, dimana earning per share dan dividend per share merupakan variabel
yang mempengaruhi, sedangkan harga saham merupakan variabel yang
dipengaruhi.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Erlina (2008:75) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, segala
seseuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008.
Masih menurut Erlina (2008:75), “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan
untuk memperkirakan karakteristik populasi.” Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
1. perusahaan tersebut terdaftar di BEI selama periode 2006-2008,
2. perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan lengkap selama
periode 2006-2008,
3. perusahaan tersebut menghasilkan laba (earning) selama periode
2006-2008,
4. perusahaan tersebut telah membayarkan dividen kas atas laba periode
2006-2008, dan
5. perusahaan tersebut tidak mengalami delisting selama periode 2006-2008.
Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 152 perusahaan dengan periode
penelitian selama tiga tahun. Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas,
Peneliti mengambil 36 perusahaan manufaktur sebagai sampel, sehingga jumlah
seluruh sampel adalah sebanyak 108 sampel. Perusahaan-perusahaan tersebut
Tabel 3.1
Daftar Sampel Perusahaan
No. Kode Nama Perusahaan Sampel
1 AQUA PT. Aqua Golden Misissipi Tbk. 2 ASGR PT. Astra Graphia Tbk.
3 ASII PT. Astra International Tbk. 4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 5 BATA PT. Sepatu Bata Tbk. 6 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. 7 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk. 8 CLPI PT. Colorpark Indonesia Tbk. 9 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 10 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk. 11 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk.
12 GGRM PT. Gudang Garam Tbk.
13 HEXA PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk.
14 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk.
15 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 16 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk.
17 INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk.
18 KAEF PT. Kimia Farma Tbk.
19 LION PT. Lion Metal Works Tbk. 20 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. 21 LTLS PT. Lautan Luas Tbk.
22 MERK PT. Merck Tbk.
23 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 24 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.
25 MTDL PT. Metrodata Elektronik Tbk. 26 MYOR PT. Mayora Indah Tbk.
27 SMGR PT. Semen Gresik Tbk.
28 SMAR PT. SMART Corporation Tbk.
29 SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. 30 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.
33 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 34 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 35 UNVR PT. Unilever Tbk.
36 UNTR PT. United Tractors Tbk. Sumber: Penulis, 2010.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif,
yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap
besaran atau variabel yang diwakilinya. Peneliti menggunakan data sekunder
dalam penelitian ini. Data sekunder menurut Umar, (2003:60) “merupakan data
primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik,
diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh
pihak lain.”
Data dalam penelitian ini adalah data polled, yaitu kombinasi antara data time
series dan data cross section. Data time series disebut juga data deret waktu,
merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam
beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau
tahunan (interval waktu dalam penelitian ini mulai dari tahun 2006 sampai tahun
2008). Sedangkan data cross section merupakan data yang dikumpulkan dengan
titik waktu yang sama, atau tanpa memperhatikan perbedaan waktu (subjek yang
diteliti adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI).
Peneliti mengumpulkan data penelitian dengan cara mengunduh laporan keuangan
perusahaan sampel melalui situs Bursa Efek Indonesia, yait
menggunakan softcopy Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009.
Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
1. informasi mengenai earning yang dihasilkan perusahaan,
2. informasi mengenai dividen yang dibagikan atas laba perusahaan periode
2006-2008,
3. informasi mengenai harga saham penutupan (closing price) perusahaan
pada akhir tahun periode 2006-2008, dan
4. informasi keuangan lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui dua tahap. Pada tahap pertama
Peneliti melakukan studi pustaka, yaitu dengan mencari literatur yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap kedua Peneliti
mengumpulkan data melalui media internet dengan cara mengunduh dari situs
Bursa Efek Indonesia, yait
Dalam pengujian hipotesis, maka perlu diteliti variabel-variabel dengan penentuan
indikator-indikator yang digunakan. Adapun variabel-variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel independen dan satu
variabel dependen.
1. Variabel dependen, yaitu variabel tidak bebas keberadaannya yang
dipengaruhi oleh besarnya variabel independen. Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham.
2. Variabel independen, yaitu variabel bebas yang keberadaannya dapat
mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai
hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya.
Operasioanalisasi variabel penelitian ini dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel
[image:42.595.113.518.482.732.2]berikut:
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Earning Per Share (EPS) (X1) Ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan per lembar saham pemilik. Rasio Dividend Per Share (DPS) (X2) Ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kepastian dari modal yang
ditanamkannya, yaitu berupa dividen.
Rasio
Harga saham (Y)
Nilai dari selembar saham.
Harga saham pada saat
closing price.
F. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan
metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 17.0. Pengujian
statistik dalam penelitian ini terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian
hipotesis.
1. Pengujian Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi
klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji
ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika
data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak
normal maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment
agar data normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti
distribusi normal. Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan
Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai
residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
(K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat
hipotesis:
H0 : data residual berdistribusi normal,
Ha : data residual tidak berdistribusi normal.
Bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data normal
dan H0 diterima, sebaliknya bila nilai nilai signifikansi < 0,05 berarti
distribusi data tidak normal dan Ha diterima. Data yang tidak terdistribusi
secara tidak normal dapat ditransformasikan agar menjadi normal. Jika
data tidak normal ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi
normal menurut Jogiyanto (2004:172), yaitu:
1) dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu Logaritma Natural, akar kuadrat, Logaritma lo,
3) lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outlier menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2005), “uji ini bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.”
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi
variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi
korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya
adalah:
1) koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,
2) nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.
Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis
matriks korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai VIF
tidak lebih dari sepuluh dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka
model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model
dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi heteroskedastisitas. Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi
ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola
gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang
menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat
heteroskedastisitas jika:
1) titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol,
2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja,
3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,
4) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier
terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data time series. Pada data cross section, masalah
autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian
untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan
uji Durbin-Watson (DW). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi
1) nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,
2) nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3) nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif.
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Model regresi untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-F (simultan) dan uji-t
(parsial).
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Pengujian F-test digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Data dianalisis dengan model
regresi berganda, yaitu:
Keterangan:
= konstanta
= koefisien regresi
= Earning Per Share
= Dividend Per Share
= error (kesalahan pengganggu)
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 = tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan
terhadap variabel dependen,
Ha = semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan
F-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
- jika F-hitung < F-tabel, maka H0diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%,
- jika F-hitung > F-tabel, maka H0ditolak dan Ha diterima untuk α = 5%.
b. Uji signifikansi parsial (Uji-t)
Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan
H0 = tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen,
Ha = semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap
variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel
dengan ketentuan sebagai berikut:
- jika t-hitung < t-tabel, maka H0diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%,
- jika t-hitung > t-tabel, maka H0ditolak dan Ha diterima untuk α = 5%.
G. Jadwal Penelitian
[image:49.595.109.517.530.707.2]Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut.
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Maret
2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agst 2010 Pengajuan Proposal Skripsi Bimbingan Proposal Skripsi
Seminar Proposal Skripsi Pengumpulan dan
Pengolahan Data
Bimbingan dan Penulisan
Skripsi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data penelitian
Sebelum melakukan pembahasan mengenai data statistik harus terlebih dahulu
ditentukan sebanyak 36 sampel perusahaan. Perusahaan yang telah menjadi
sampel kemudian dicari nilai EPS, DPS dan harga saham masing-masing
[image:50.595.109.516.414.754.2]perusahaan. Perusahaan yang menjadi sampel disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.1
Daftar Sampel Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan Sampel
1 AQUA PT. Aqua Golden Misissipi Tbk. 2 ASGR PT. Astra Graphia Tbk.
3 ASII PT. Astra International Tbk. 4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 5 BATA PT. Sepatu Bata Tbk. 6 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. 7 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk. 8 CLPI PT. Colorpark Indonesia Tbk. 9 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 10 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk. 11 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk.
12 GGRM PT. Gudang Garam Tbk.
13 HEXA PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk.
14 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk.
15 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 16 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk.
17 INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk.
18 KAEF PT. Kimia Farma Tbk.
20 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. 21 LTLS PT. Lautan Luas Tbk.
22 MERK PT. Merck Tbk.
23 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 24 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.
25 MTDL PT. Metrodata Elektronik Tbk. 26 MYOR PT. Mayora Indah Tbk.
27 SMGR PT. Semen Gresik Tbk.
28 SMAR PT. SMART Corporation Tbk.
29 SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. 30 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.
31 TOTO PT. Surya Toto Tbk. 32 TRST PT. Trias Sentosa Tbk. 33 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 34 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. 35 UNVR PT. Unilever Tbk.
36 UNTR PT. United Tractors Tbk. Sumber: Peneliti 2010
B. Analisis Data Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari
[image:51.595.108.519.112.401.2]variabel-variabel independen dan variabel-variabel dependen.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Dividend Per Share 108 1.00 15000.00 740.3739 1979.10514
Harga Saham 108 58 130000 12137.08 22732.512
Valid N (listwise) 108
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa:
a. Variabel Earning Per Share (EPS) memiliki nilai minimum 6,00 dan
nilai maksimum 12210,00 dengan rata-rata sebesar 1153,0096 dan
standar deviasi 2157,31677. Hal ini berarti nilai minimum EPS
perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun
2006 sampai 2009 adalah 6,00 dan nilai maksimum sebesar 12210,00
dengan rata-rata nilai EPS perusahaan manufaktur yang menjadi
sampel penelitian ini sebesar 1153,0096.
b. Variabel Dividend Per Share (DPS) memiliki nilai minimum 1,00 dan
nilai maksimum 15000,00 dengan rata-rata sebesar 740,3739 dan
standar deviasi 1979,10514. Hal ini berarti nilai minimum DPS
perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun
2006 sampai 2009 adalah 1,00 dan nilai maksimum sebesar 15000,00
dengan rata-rata nilai DPS perusahaan manufaktur yang menjadi
c. Variabel Harga Saham (HS) memiliki nilai minimum 58 dan nilai
maksimum 13000 dengan rata-rata sebesar 12137,08 dan standar
deviasi 22732,512. Hal ini berarti nilai minimum DPS perusahaan
manufaktur yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2006 sampai
2009 adalah 58 dan nilai maksimum sebesar 13000 dengan rata-rata
nilai DPS perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian ini
sebebesar 22732,512.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi
memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan
perbaikan terlebih dahulu.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel residual
berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang dapat digunakan untuk
menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statitstik non
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0 : data residual berdistribusi normal,
Apabila nilai siginifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha
ditolak, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0
ditolak dan Ha diterima.
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 dibawah ini, diperoleh
besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 2,768 dan signifikansi pada
0,000. Nilai signifikansi ternyata lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima
yang berarti data residual tersebut tidak berdistribusi normal. Data yang
tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier,
yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data
[image:54.595.168.478.517.749.2]lainnya.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas sebelum Tranformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 108
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.61973533E4
Most Extreme Differences Absolute .266
Positive .266
Kolmogorov-Smirnov Z 2.768
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS
Beberapa cara mengatasi data outlier yaitu:
− lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,
− lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
− lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke
suatu nilai tertentu.
Untuk mengubah nilai residual agar normal, Peneliti melakukan
transformasi data ke model logaritma natural (LN) dari HS = f(EPS, DPS)
menjadi LN_HS = f(LN_EPS, LN_DPS). Setelah dilakukan transformasi
data ke model logaritma natural, jumlah sampel observasi tetap berjumlah
108 sampel. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas,
berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N 108
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .84934518
Most Extreme Differences Absolute .060
Positive .060
Negative -.042
Kolmogorov-Smirnov Z .627
Asymp. Sig. (2-tailed) .827
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Ouput SPSS
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diperoleh besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,627 dan signifikansi pada 0,827. Nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima yang berarti data
residual berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal tersebut juga
[image:56.595.174.484.108.358.2]dapat dilihat melalui grafik histrogram dan grafik normal p-plot data.
Grafik histogram pada Gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi
normal karena grafik tidak melenceng ke kiri maupun melenceng ke
kanan. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik
Sumber: Output SPSS
Sumber: Output SPSS
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot
Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi
antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi
terjadi multikolinieritas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan
nilai standard error menjadi tidak terhingga. Menurut Nugroho (2005:58),
“deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat, yaitu jika nilai
Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance
tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari
[image:58.595.194.455.561.741.2]multikolinieritas.”
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
LN_Dividend Per Share .131 7.618
a. Dependent Variable: LN_Harga Saham
Sumber: Output SPSS
Dari data pada tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
multikolinieritas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai
tolerance setiap variabel independen lebih besar dari 0,1 yakni sebesar
0,131 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 yakni sebesar 7,618. Maka dapat
disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan
menggunakan model regresi berganda.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitias bertujuan untuk melihat apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastistas. Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi ada
[image:59.595.198.457.108.147.2]tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola
gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang
menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat
heteroskedastisitas jika:
1) titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka 0,
2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas dan dibawah saja,
3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
4) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Harga
Saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berdasarkan masukan
variabel independen earning per share dan dividend per share.
[image:60.595.128.512.371.613.2]Sumber: Output SPSS
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan
kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika
terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang
diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah
model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan
untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan
pengujian Durbin-Watson (D-W). Tabel 4.6 berikut menyajikan hasil uji
[image:61.595.148.513.445.528.2]D-W dengan menggunakan program SPSS Versi 17.0.
Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .892a .795 .791 .85740 1.546
a. Predictors: (Constant), LN_Dividend Per Share, LN_Earning Per Share
b. Dependent Variable: LN_Harga Saham
Sumber: Output SPSS
Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
4) nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,
5) nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
Dari hasil tabel di atas diketahui bahwa nilai D-W yang didapat sebesar
1,546 yang berarti termasuk pada kriteria kedua, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi.
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, Peneliti menggunakan analisis regresi berganda.
Data diolah dengan menggunakan program SPSS Versi 17.0 Berdasarkan hasil
pengolah data dengan program SPSS Versi 17.0, maka diperoleh hasil sebagai
berikut.
Pada Tabel 4.7 di bawah ini, dapat dilihat hasil analisis regresi secara
keseluruhan menunjukkan nilai R sebesar 0