• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Alatpendeteksikekeruhanair Di Akuariumberdasarkanwarnaberbahasa C Menggunakan Atmega 8

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Alatpendeteksikekeruhanair Di Akuariumberdasarkanwarnaberbahasa C Menggunakan Atmega 8"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Bahasa C

Bahasa C dikembangkan pada Lab Bell pada tahun 1978, oleh Dennis

Ritchi dan Brian W. Kernighan. Pada tahun 1983 dibuat standar C yaitu stnadar

ANSI ( American National Standards Institute ), yang digunakan sebagai referensi

dari berbagai versi C yang beredar dewasa ini termasuk Turbo C.

Dalam beberapa literature, bahasa C digolongkan bahasa level menenganh

karena bahasa C mengkombinasikan elemen bahasa tinggi dan elemen bahasa

rendah. Kemudahan dalam level rendah merupakan tujuan diwujudkanya bahasa

C. pada tahun 1985 lahirlah pengembangan ANSI C yang dikenal dengan C++

(diciptakan oleh Bjarne Struostrup dari AT % TLab). Bahasa C++ adalah

pengembangan dari bahasa C. bahasa C++ mendukung konsep pemrograman

berorientasu objek dan pemrograman berbasis windows. Sampai sekarang bahasa

C++ terus brkembang dan hasil perkembangannya muncul bahasa baru pada tahun

1995 (merupakan keluarga C dan C++ yang dinamakan java). Istilah prosedur dan

fungsi dianggap sama dan disebut dengan fungsi saja. Hal ini karena di C++

sebuah prosedur pada dasanya adalah sebuah fungsi yang tidak memiliki tipe data

kembalian (void). Hingga kini bahasa ni masih popular dan penggunaannya

tersebar di berbagai platform dari windows samapi linux dan dari PC hingga main

frame. Ada pun kekurangan dan Kelebihan Bahasa C sebagai berikut :

 Kelebihan Bahasa C:

(2)

· Kode bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk semua

jenis computer.

· Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci. hanya

terdapat 32 kata kunci.

· Proses executable program bahasa C lebih cepat

· Dukungan pustaka yang banyak.

· C adalah bahasa yang terstruktur

· Bahasa C termasuk bahasa tingkat menengah

penempatan ini hanya menegaskan bahwa c bukan bahasa pemrograman yang

berorientasi pada mesin. yang merupakan ciri bahasa tingkat rendah. Melainkan

berorientasi pada obyek tetapi dapat dinterprestasikan oleh mesin dengan cepat.

secepat bahasa mesin. inilah salah satu kelebihan c yaitu memiliki kemudahan

dalam menyusun programnya semudah bahasa tingkat tinggi namun dalam

mengesekusi program secepat bahasa tingkat rendah.

 Kekurangan Bahasa C:

· Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program kadang-

kadang membingungkan pemakai.

· Bagi pemula pada umumnya akan kesulitan menggunakan pointer.

2.1.1 Struktur Bahasa C

a. Program bahasa C tersusun atas sejumlah blok fungsi.

b. Setiap fungsi terdiri dari satu atau beberapa pernyataan untuk melakukan

suatu proses tertentu.

(3)

d. Sstiap program bahasa C mempunyai suatu fungsi dengan nama “main”

(Program Utama).

e. Fungsi bisa diletakkan diatas atau dibawah fungsin “main”.

f. Setiap statemen diakhiri dengan semicolon (titik koma).

2.1.2 Pengenal

Pengenal (identifier) merupakan sebuah nama yang didefenisikan oleh

pemrograman untuk menunjukkan indetitas dari sebuah konstanta, variable,

fungsi, label atau tipe data khusus. Pemberian nama sebuah pengenal dapat

ditentukan bebas sesuai keinginan pemrogram tetapi harus memenuhi atura

berikut :

 Karakter pertama tidak boleh menggunakan angka

 Karakter kedua dapat berupa huruf, angka, atau garis bawah.

 Tidak boleh menggunakan spasi.

 Bersifat Case Sensitive, yaitu huru capital dan huruf kecil dianggap

berbeda.

 Tidak boleh mengunakan kata – kata yang merupakan sitaks maupun

operator dalam pemrograman C, misalnya : Void, short, const, if, static, bit,

long, case, do, switch dll.

2.1.3 Tipe Data

Tipe data merupakan suatu hal yang penting untuk kita ketahui pada saat

belajar bahasa pemrograman. Kita harus dapat menentukan tipe data yang tepat

(4)

karakter. Hal ini bertujuan agar program yang kita buat tidak membutuhkan

pemesanan kapling memori yang berlebihan. Seorang programmer yang handal

harus dapat memilih dan menentukan tipe data apa yang seharusnya digunakan

dalampembuatan sebuah program. Secara garis besar tipe data pada bahasa C

dibagi menjadi beberapa bagian antara lain sebagai Berikut

Macam-Macam Tipe Data Pada Bahasa C :

1. Tipe Data Karakter

Sebuah karakter, baik itu berupa huruf atau angka dapat disimpan pada

sebuah variabel yang memiliki tipe data char dan unsigned char. Besarnya data

yang dapat disimpan pada variabel yang bertipe data char adalah -127 - 127.

Sedangkan untuk tipe data unsigned char adalah dari 0 - 255. Pada dasarnya setiap

karakter memiliki nilai ASCII, nilai inilah yang sebetulnya disimpan pada variabel

yang bertipe data karakter ini.

2. Tipe Data Bilangan Bulat

Tipe data bilangan bulat atau dapat disebut juga bilangan desimal

merupakan sebuah bilangan yang tidak berkoma. Pada bahasa C terdapat

bermacam-macam tipe data yang dapat kita gunakan untuk menampung bilangan

bulat. Kita dapat menyesuaikan penggunaan tipe data dengan terlebih dahulu

memperhitungkan seberapa besar nilai yang akan kita simpan. Contohnya seperti

berikut, kiata akan melakukan operasi penjumlahan nilai 300 dan 100 dan

hasilnya akan disimpan pada variabel c. Jika dilihat, hasil dari penjumlahan

tersebut nilainya akan lebih besar dari 255 dan nilainya pasti positif, oleh karena

itu sebaiknya kita menggunakan tipe data unsigned int. Namun berbeda halnya

(5)

negatif maka selayaknya digunakan variabel dengan tipe data int.

3. Tipe Data Bilangan Berkoma

Pada bahasa C terdapat dua buah tipe data yang berfungsi untuk

menampung data yang berkoma. Tipe data tersebut adalah float dan double.

Double lebih memiliki panjang data yang lebih banyak dibandingkan float. Tipe

data double dapat digunakan jika kita membutuhkan variabel yang dapat

menampung tipe data berkoma yang bernilai besar seperti pada table 2.1 Tipe

Data dibawah ini.

Tabel 2.1 Tipe Data

Tipe Data Ukuran Jangkauan Nilai

Bit 1 byte 0 atau 1

Char 1 byte -128 s/d 127

Unsigned Char 1 byte 0 s/d 255

Signed Char 1 byte -128 s/d 127

Int 2 byte -32.768 s/d 32.767

Short Int 2 byte -32.768 s/d 32.767

Unsigned Int 2 byte 0 s/d 65.535

Signed Int 2 byte -32.768 s/d 32.767

Long Int 4 byte -2.147.483.648 s/d 2.147.483.647

Unsigned Long Int 4 byte 0 s/d 4.294.967.295

Signed Long Int 4 byte -2.147.483.648 s/d 2.147.483.647

Float 4 byte 1.2*10-38 s/d 3.4*10+38

(6)

2.1.4 Konstanta Dan Variabel

Konstanta dan variable merupakan sebuah tempat untuk menyimpan data

yang berada di dalam memori. Konstanta berisi data yang nilainya tetap dan tidak

dapat diubah selama program dijalankan, sedangkan variable berisi data yang bisa

berubah nilainya pada saat program dijalankan.

2.1.5 IDENTIFIER

Identifier atau nama pengenal adalah nama yang ditentukan sendiri oleh

pemrogram yang digunakan untuk menyimpan nilai, misalnya nama variable,

nama konstanta, nama suatu elemen (misalnya: nama fungsi, nama tipe data, dll).

Identifier punya ketentuan sebagai berikut :

1. Maksimum 32 karakter (bila lebih dari 32 karakter maka yang

diperhatikan hanya 32 karakter pertama saja).

2. Case sensitive: membedakan huruf besar dan huruf kecilnya.

3. Karakter pertama harus karakter atau underscore ( _ ) . selebihnya boleh

angka.

4. Tidak boleh mengandung spasi atau blank.

5. Tidak boleh menggunakan kata yang sama dengan kata kunci dan fungsi.

2.2 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini mulai

banyak digunakan. Penampil LCD mulai dirasakan menggantikan fungsi dari

penampil CRT (Cathode Ray Tube), yang sudah berpuluh-puluh tahun digunakan

(7)

maupun yang berwarna. Teknologi LCD memberikan keuntungan dibandingkan

dengan teknologi CRT, kaena pada dasarnya, CRT adalah tabung triode yang

digunakan sebelum transistor ditemukan. Beberapa keuntungan LCD

dibandingkan dengan CRT adalah konsumsi daya yang relative kecil, lebih ringan,

tampilan yang lebih bagus, dan ketika berlama-lama di depan monitor, monitor

CRT lebih cepat memberikan kejenuhan pada mata dibandingkan dengan LCD

seperti pada Gambar 2.1 yang menapilkan LCD 2x16.

Gambar 2.1 LCD 2x16

LCD memanfaatkan silicon atau gallium dalam bentuk Kristal cair sebagai

pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi

piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan

baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane),

yang merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang

ditutupi oleh lapisan elektroda trasparan. Dalam keadaan normal, cairan yang

digunakan memiliki warna cerah. Daerah-daerah tertentu pada cairan akan

berubah warnanya menjadi hitam ketika tegangan diterapkan antara bidang latar

dan pola elektroda yang terdapat pad sisi dalam lempeng kaca bagian depan.

Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa

microampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat

(8)

diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah di bawah terang sinar matahari. Di

bawah sinar cahaya yang remang-remang dalam kondisi gelap, sebuah lampu

(berupa LED) harus dipasang dibelakang layar tampilan.

LCD yang digunakan adalah jenis LCD yang menampilkan data dengan 2

baris tampilan pada display. Keuntungan dari LCD ini adalah :

1. Dapat menampilkan karakter ASCII, sehingga dapat memudahkan untuk

membuat program tampilan.

2. Mudah dihubungkan dengan port I/O karena hanya mengunakan 8 bit data

dan 3 bit control.

3. Ukuran modul yang proporsional.

4. Daya yang digunakan relative sangat kecil.

+5VDC

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin LCD

Seperti pada Gambar 2.2 konfigurasi dan Operasi dasar pada LCD terdiri

dari empat, yaitu instruksi mengakses proses internal, instruksi menulis data,

instruksi membaca kondisi sibuk, dan instruksi membaca data. ROM pembangkit

sebanyak 192 tipe karakter, tiap karakter dengan huruf 5x7 dot matrik. Kapasitas

pembangkit RAM 8 tipe karakter (membaca program), maksimum pembacaan

(9)

Display ON/OFF, Display Character Blink, Cursor Shift, dan Display Shift. Tabel

2.2 menunjukkan operasi dasar LCD.

Tabel 2.2 Operasi Dasar LCD

RS R/W Operasi

0 0 Input Instruksi ke LCD

0 1 Membaca Status Flag (DB7) dan alamat counter (DB0 ke DB6)

1 0 Menulis Data

1 1 Membaca Data

Metode screening adalah mengaktifkan daerah perpotongan suatu kolo dan

suatu baris secara bergantian dan cepat sehingga seolah-olah aktif semua.

Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menghemat jalur yang digunakan

untuk mengaktifkan panel LCD. Saat ini telah dikembangkan berbagai jenis LCD,

mulai jenis LCD biasa, Passive Matrix LCD (PMLCD), hingga Thin-Film

Transistor Active Matrix (TFT-AMLCD). Kemampuan LCD juga telah

ditingkatkan dari yang monokrom hingga yang mampu menampilkan ribuan

warna. Lapisan film yang berisis Kristal cair diletakkan di antara dua lempeng

kaca yang telah ditanami elektroda logam transparan. Saat teganga dicatukan pada

beberapa pasang elektroda, molekul – molekul Kristal cair akan menyusun diri

agar cahaya yang mengenainya akan dipantulkan atau diserap. Dari hasil

pemantulan atau penyerapan cahaya tersebut akan terbentuk pola huruf, angka,

atau gambar sesuai bagian yang di aktifka.

LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat popular

(10)

seperti Global Positioning System (GPS), baragraph display dan multimeter

digital. LCD umumnya dikemas dalam bentuk Dual In Line Package (DIP) dan

mempunyai kemampuan untuk menampilkan beberapa kolom dan baris dalam

satu panel. Untuk membentuk pola, baik karakter maupun gambar pada kolom dan

baris secara bersamaan digunakan metode Screening.

LCD merupakan salah satu perangkat penampil yang sekarang ini mulai banyak

digunakan. Penampil LCD mulai dirasakan menggantikan fungsi dari penampil

CRT (Cathode Ray Tube), yang sudah berpuluh-puluh tahun digunakan

LCD memanfaatkan silicon atau gallium dalam bentuk Kristal cair sebagai

pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi

piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan

baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane),

2.3. Sensor RF (Radio Frekuensi)

Sensor RF (Radio Frekuensi) adalah komponen yang dapat mendeteksi

sinyal gelombang elektromagnetik yang digunakan oleh sistem komunikasi untuk

mengirim informasi melalui udara dari satu titik ke titik lainnya yang merambat di

antara antena pemancar pengirim dan penerima. Sinyal gelombang

elektromagnetik yang dipancarkan melalui antena memiliki amplitudo, frekuensi,

interval, dan mempunyai sifat-sifat yang dapat berubah-ubah setiap saat untuk

mempersentasikan informasi.

Sensor RF mempunyai 2 perangkat elektronik untuk mengirimkan sinyal

(11)

kemudian untuk menerima sinyal gelombang elektromagnetik tersebut yang

terdapat pada perangkat receiver.

Saat sinyal radio frekuensi merambat melalui udara, sinyal tersebut akan

kehilangan amplitudonya apabila jarak antara pengirim dan penerima bertambah

yang berakibat amplitude sinyal menurun secara eksponensial. Jadi, sinyal harus

memiliki cukup energi untuk mencapai jarak di mana tingkat sinyal bisa diterima

sesuai yang dibutuhkan receiver. Sensor RF sering digunakan pada pengendali

jarak jauh tanpa kabel (remote control) dengan menggunakan Amplitude Shift

Keying (ASK). Pada pemancar (transmitter) RF terdapat IC PT2262 yang

berfungsi sebagai pemancar sinyal dan juga terdapat rangkaian encoder yang

berfungsi untuk mengubah sinyal seperti data atau bitstream ke dalam bentuk

yang dapat diterima untuk transmisi data atau penyimpanan data yang kemudian

transmisi data tersebut akan diterima oleh penerima (receiver) RF.

RF (Radio Frekuensi) adalah sebuah perangkat yang mampu menerima

frekuensi radio dalam kisaran tertentu. RF digunakan dalam beragam teknologi

komunikasi nirkabel untuk informasi dan transfer data. Pemancar RF(Transmitter)

dan penerima RF (Receiver) digabungkan bersama-sama dalam satu sirkuit yang

sering disebut sebagai transceiver. Sebuah penerima RF (Transmitter) menerima

sinyal dari pemancar, yang mana untuk mendapatkan sinyal yang sangat jelas

tergantung pada rasio sinyal/noise. Rasio sinyal/noise didapat dari angka yang

diberikan dengan membagi jumlah ukuran dari intensitas sinyal dengan jumlah

ukuran intensitas kebisingan. Untuk mengirim suatu sinyal dari pemancar RF ke

penerima RF jarak jauh, amplifikasi sinyal harus sama besar yang didapatkan dari

(12)

2.4. Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk

mengubah getaran listrik menjadi getaran suara getaran listrik menjadi getaran

suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loudspeaker, jadi

buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian

kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi

akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas

magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan

kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat

udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai

indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat

(alarm).

2.5. Mikrokontroler Atmega8

AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya

terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya

digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator

eksternal karena di dalamnya sudah terdapat internal oscillator. Selain itu

kelebihan dari AVR adalah memiliki Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada

tombol reset dari luar karena cukup hanya dengan mematikan supply, maka secara

otomatis AVR akan melakukan reset. Untuk beberapa jenis AVR terdapat

beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM sekitar 128 byte sampai dengan

512 byte. AVR ATmega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR

(13)

dengan konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan

kecepatan maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan

ATmega8L perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan

untuk bekerja. Untuk ATmega8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan

tegangan antara 2,7 - 5,5 V sedangkan untuk ATmega8 hanya dapat bekerja pada

tegangan antara 4,5 – 5,5 V.

2.5.1. Konfigurasi Pin Atmega8

Gambar 2.3. Konfigurasi Pin ATmega 8

Seperti pada Gambar 2.3 yang menunjukan konfigurasi Pin ATmega8

memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsi yang berbeda-beda

baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan fungsi dari

masing-masing kaki ATmega8.

a. VCC

(14)

b. GND

Merupakan ground untuk semua komponen yang membutuhkan

grounding.

c. Port B (PB7...PB0)

Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1, TOSC2. Jumlah Port

B adalah 8 buah pin, mulai dari pin B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin dapat

digunakan sebagai input maupun output. Port B merupakan sebuah 8-bit

bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor. Sebagai input, pin-pin 7

yang terdapat pada port B yang secara eksternal diturunkan, maka akan

mengeluarkan arus jika pull-up resistor diaktifkan. Khusus PB6 dapat

digunakan sebagai input Kristal (inverting oscillator amplifier) dan input

ke rangkaian clock internal, bergantung pada pengaturan Fuse bit yang

digunakan untuk memilih sumber clock. Sedangkan untuk PB7 dapat

digunakan sebagai output Kristal (output oscillator amplifier) bergantung

pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk memilih sumber clock.

Jika sumber clock yang dipilih dari oscillator internal, PB7 dan PB6 dapat

digunakan sebagai I/O atau jika menggunakan Asyncronous

Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7 (TOSC2 dan TOSC1) digunakan

untuk saluran input timer.

d. Port C (PC5…PC0)

Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port yang di dalam

masingmasing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah

(15)

memiliki karakteristik yang sama dalam hal menyerap arus (sink) ataupun

mengeluarkan arus (source).

e. RESET/PC6

Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin

I/O. Pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang

terdapat pada port C lainnya. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak

diprogram, maka pin ini akan berfungsi sebagai input reset. Dan jika level

tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa yang ada lebih pendek

dari pulsa 8 minimum, maka akan menghasilkan suatu kondisi reset

meskipun clock-nya tidak bekerja. Port D (PD7…PD0).

f. Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor.

Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada port

ini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada port ini hanya

berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan

I/O.

g. AVcc

Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus

dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk

analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan tetap saja

disarankan untuk menghubungkannya secara terpisah dengan VCC. Jika

ADC digunakan, maka AVcc harus dihubungkan ke VCC melalui low

pass filter.

h. AREF

(16)

2.5.2.SPESIFIKASI Atmega 8

1. Kinerja tinggi, rendah daya Atmel®AVR® 8-bit Microcontroller

2. Advanced RISC Architecture

a. 130 Instruksi Powerfull - Kebanyakan Single-jam Siklus Eksekusi

b. 32 × 8 General Purpose Kerja Register

c. Operasi Fully Static

d. Sampai dengan 16MIPS throughput di 16MHz

e. On-chip 2-siklus Multiplier

3. segmen Memory Tinggi Ketahanan Non-volatile

a. 8Kbytes In-System Self-programmable memori program flash

b. 512bytes EEPROM

c. SRAM 1Kbyte internal

d. Menulis / Erase Cycles: 10.000 Flash / 100.000 EEPROM

e. Data retensi: 20 tahun pada 85 ° C / 100 tahun pada 25 ° C (1)

f. Opsional Boot Kode Bagian dengan Independent Lock Bits

g. In-System Programming secara On-chip Program Boot

h. Benar Operasi Baca-Sementara-Write

i. Kunci Pemrograman untuk Security Software

4. Fitur Peripheral

a. Dua 8-bit Timer / Counter dengan Prescaler terpisah, satu

Bandingkan Modus

b. Satu 16-bit Timer / Counter dengan Prescaler terpisah, Bandingkan

Mode, dan Tangkap

(17)

d. Real Time Counter dengan Oscillator terpisah

e. Tiga Saluran PWM

f. 8-channel ADC di TQFP dan QFN / MLF paket

g. Delapan Saluran 10-bit Akurasi

h. 6-channel ADC dalam paket PDIP

i. Enam Saluran 10-bit Akurasi

j. Byte berorientasi Dua-kawat Serial Interface

k. Programmable Serial USART

l. Master / Slave SPI Serial Interface

m. Programmable Watchdog Timer dengan terpisah On-chipOscillator

n. On-chip Analog Comparator

5. Fitur Mikrokontroler Khusus

a. Power-on ulang dan Programmable Brown-out Detection

b. Internal dikalibrasi RC Oscillator

c. Eksternal dan Sumber Interrupt internal

d. Lima Mode Sleep: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save,

Power-down, dan

e. Bersiap

6. I / O dan Paket

a. 23 Programmable I / O Garis

b. 28-lead PDIP, 32-lead TQFP, dan 32-pad QFN / MLF

7. Tegangan Operasi

a. 2.7V - 5.5V (ATmega8L)

(18)

8. Kelas Kecepatan

a. 0 - 8MHz (ATmega8L)

b. 0 - 16MHz (ATmega8)

9. Konsumsi Daya di 4Mhz, 3V, 25 C

a. Aktif: 3.6mA

b. Menganggur Mode: 1.0mA

c. Power-down Mode: 0.5μA

2.5.3. Memori AVR Atmega 8

Memori atmega terbagi menjadi tiga yaitu :

1. Memori Flash Memori flash adalah memori ROM tempat kode-kode

program berada. Kata flash menunjukan jenis ROM yng dapat ditulis dan

dihapus secara elektrik. Memori flash terbagi menjadi dua bagian yaitu

bagian aplikasi dan bagian boot. Bagian aplikasi adalah bagian kode-kode

program apikasi berada. Bagian boot adalah bagian yang digunakan

khusus untuk booting awal yang dapat diprogram untuk menulis bagian

aplikasi tanpa melalui programmer/downloader, misalnya melalui

USART. 32 General purpose registers 64 I/O registers Additional I/O

registers Internal RAM Flash Boot Section EEPROM 13.

2. Memori Data Memori data adalah memori RAM yang digunakan untuk

keperluan program. Memori data terbagi menjadi empat bagian yaitu : 32

GPR (General Purphose Register) adalah register khusus yang bertugas

untuk membantu eksekusi program oleh ALU (Arithmatich Logic Unit),

dalam instruksi assembler setiap instruksi harus melibatkan GPR. Dalam

(19)

memory”. I/O register dan Aditional I/O register adalah register yang

difungsikan khusus untuk mengendalikan berbagai pheripheral dalam

mikrokontroler seperti pin port, timer/counter, usart dan lain-lain. Register

ini dalam keluarga mikrokontrol MCS51 dikenal sebagi SFR(Special

Function Register).

3. EEPROM EEPROM adalah memori data yang dapat mengendap ketika

chip mati (off), digunakan untuk keperluan penyimpanan data yang tahan

terhadap gangguan catu daya. 14 2.1.3 Timer/Counter 0 Timer/counter 0

adalah sebuah timer/counter yang dapat mencacah sumber pulsa/clock

baik dari dalam chip (timer) ataupun dari luar chip (counter) dengan

kapasitas 8-bit atau 256 cacahan. Timer/counter dapat digunakan untuk :

1. Timer/counter biasa

2. Clear Timer on Compare Match (selain Atmega 8)

3. Generator frekuensi (selain Atmega 8)

4. Counter pulsa eksternal

2.5.4. Komunikasi Serial Pada Atmega 8

Mikrokontroler AVR Atmega 8 memiliki Port USART pada Pin 2 dan

Pin 3 untuk melakukan komunikasi data antara mikrokontroler dengan

mikrokontroler ataupun mikrokontroler dengan komputer. USART dapat

difungsikan sebagai transmisi data sinkron, dan asinkron. Sinkron berarti clock

yang digunakan antara transmiter dan receiver satu sumber clock. Sedangkan

asinkron berarti transmiter dab receiver mempunyai sumber clock sendiri-sendiri.

(20)

2.5.5. Sistim Minimum Atmega 8

Dengan menggunakan minimum sistem yang kompatibel dengan atmega8

mikrokontroler atmega8 bertindak sebagai mikro target dimana kita membutuhkan

downloader lain intuk mendownload firmware ke atmega8. downloader tersebut

bisa berupa downloader paralel atau serial dengan tools programmernya

menggunakan Ponkemudian sediakan USBASP (Downloader) yang lain untuk

mendownload firmware ke atmega8. (Downloader tidak harus yang berbasis

USBASP bisa yang lain asal kompatibel dengan MOSI,MISO,SCK dan reset

mikrokontroler AVR).

2.6. Photodioda

Photodioda adalah jenis dioda yang berfungsi untuk mendeteksi cahaya.

Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronik ini akan mengubah cahaya

menjadi arus listrik. Cahaya yang dapat di deteksi oleh dioda ini, mulai dari infra

red, sinar ultra violet, sampai dengan sinar X.

Photodioda dibuat dari semikonduktor dengan bahan yang populer adalah

silicon (Si) arau galium arsenida (GaAs), dan yang lain meliputi InSb, InAs, PbSe.

Material ini menyerap cahay dengan karakteristik panjang gelombang mencakup :

2500 Å – 11000 Å untuk silicon, 8000 Å - 20000 Å untuk GaAs. Ketika sebuah

42 photon (satu satuan energi dalam cahaya) dari sumber cahaya diserap, hal

tersebut membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan sepasang pembawa

muatan tunggal sebuah elektron dan sebuah hole, dimana suatu hole adalah bagian

dari ksisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron. Arah arus yang melalui

(21)

tersebut didalam sebuah photodiode digunakan untuk mengumpulkan photon

menyebabkan pembawa muatan (seperti arus atau tegangan) mengalir/terbentuk di

bagian-bagian elektroda seperti Gambar 2.7 photodioda.

Gambar

Tabel 2.1 Tipe Data
Gambar 2.1 LCD 2x16
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin LCD
Tabel 2.2 Operasi Dasar LCD
+3

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), SIZE, DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB. SOSIAL PERUSAHAAN ( CORPORATE

Untuk menggunakan barang tersebut tidak gratis, namun seorang pengguna tidak terganggu kepuasannya karena adanya orang lain yang. menggunakan produk

The vast forest ires in late 1990s has motivated government to create more laws and regulations related to environmental management including Law No 18/2004 regarding Estate

Gambar 7. Seperti yang juga telah diperlihatkan dalam grafik dalam Gambar 3.b ., ketahanan lateral kedua benda uji meningkat secara signifikan dibandingkan baik dengan benda

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa korelasi antara variabel pengetahuan kesehatan reproduksi dan variabel perilaku seksual menunjukkan koefisien korelasi r=-0,939

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan pencapaian KBKM mahasiswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol; (2) ada perbedaan pencapaian KPMM mahasiswa antara kelas

Berdasarkan persoalan dan tujuan di atas, penelitian ini diharapkan mempunyai signifikansi dan manfaat secara teoritis maupun praktis: (1) sebagai masukan bagi departemen agama,

diperlukan. Tingkat kedetilan yang diperlukan tergantung pada bagaimana data permintaan yang tidak terdistorsi akan digunakan oleh perusahaan yang terlibat