• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Terhadap Investor Publik Dalam Penawaran Tender (Tender Offer)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Hukum Terhadap Investor Publik Dalam Penawaran Tender (Tender Offer)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dekade terakhir ini atau sering juga disebut sebagai era globalisasi,

batas nonfisik antarnegara semakin sulit untuk membedakannya dan bahkan

cenderung tanpa batas (borderless state).Dampak yang sangat terasakan terjadinya

globalisasi yakni arus informasi begitu cepat sampai ditangan masyarakat.Jadi

tidak mengherankan, jika berbagai pihak khususnya di kalangan pebisnis sangat

memburu informasi, sebab siapa yang menguasai informasi dialah yang terdepan.

Dengan demikian, dekatnya batas antara satu negara dengan negara lain peluang

untuk berinvestasi, terlebih lagi hampir semua negara dewasa ini sudah membuka

diri sangat luas bagi investor asing.1

Pelaksanaan pembangunan ekonomi seperti diketahui memerlukan modal

dalam jumlah yang cukup besar dan tersedia pada waktu yang tepat.Seharusnya

modal dapat disediakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat luas melalui

tabungan nasional (national saving). Keadaan yang ideal, dari segi nasionalisme

adalah apabila kebutuhan akan modal dalam negeri sendiri, apakah itu oleh

pemerintah dan/atau dunia usaha swasta dalam negeri.Namun dalam

kenyataannya, tidak demikian. Oleh karena umumnya, negara berkembang dalam

hal ketersediaan modal yang cukup untuk melaksanakan pembangunan secara

menyeluruh mengalami berbagai kesulitan disebabkan oleh berbagai faktor antara

1

(2)

lain ; tingkat tabungan masyarakat yang rendah, akumulasi modal yang belum

memadai, serta tingkat teknologi yang belum modern. Kendala ini umumnya, oleh

negara-negara berkembang atau sedang berkembang dicoba untuk diatasi dengan

berbagai cara alternativ diantaranya melalui bantuan dan kerjasama dengan luar

negeri yang dibutuhkan untuk melengkapi modal dalam negeri yang dapat segera

dikerahkan.2

Untuk itu, cukup beralasan jika setiap negara saling bersaing untuk

mencari calon investor khususnya investor asing (foreign direct investment, FDI)

untuk menanamkan modal dinegaranya.3Dilain pihak, dari sudut pandang investor

adanya keterbukaan pasar diera globalisasi membuka peluang untuk berinvestasi

diberbagai negara.Tujuannya sudah jelas yakni bagaimana mencari untung,

sedangkan negara penerima modal berharap ada partisipasi penanaman modal atau

investor dalam pembangunan nasional. Mengingat ada perbedaan sudut pandang

antara investor dengan penerima modal, dirasakan perlu untuk mengakomodasi

kedua kepentingan tersebut dalam suatu norma yang jelas.4

Perusahaan yang sudah melakukan penawaran umum disebut perusahaan

terbuka atau perusahaan publik.Hal ini berarti bahwa kepemilikan saham tersebut

dimiliki oleh publik.Besarnya kepemilikan tergantung dari besarnya persentase

saham yang dimiliki oleh investor.Kepemilikan saham oleh publik maksudnya

adalah jumlah saham yang dimiliki oleh publik.Pengertian publik disini adalah

pihak individu di luar manajemen dan tidak memiliki hubungan istimewa dengan

2

Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesi(Jakarta : Kencana, 2010), Hal. 2

3

Sentosa Sembiring, Op.cit, Hal. 2

4

(3)

perusahaan.Semakin besar proporsi kepemilikan saham publik, semakin banyak

pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga banyak pula

butir-butir informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Selain itu juga

semakin besar saham yang dimiliki oleh publik, akan semakin banyak informasi

yang diiungkapkan dalam laporan tahunan, investor ingin memperoleh informasi

seluas-luasnya tentang tempat berinvestasi serta dapat mengawasi kegiatan

manajemen, sehingga kepentingan dalam perusahaan terpenuhi.5

Perusahaan, baik Perusahaan Tertutup maupun Perusahaan Terbuka

sebagai badan hukum memiliki “modal dasar” yang disebut juga authorized

capital, yakni jumlah modal yang disebutkan atau dinyatakan dalam Akta

Pendirian atau Anggaran Dasar (AD) Perusahaan. Modal dasar tersebut, terdiri

dan terbagi dalam saham atau sero (andelen, share, stock).Modal yang terdiri dan

dibagi dalam saham dan sero itu dimasukkan para pemegang saham dalam status

mereka sebagai anggota Perusahaan dengan jalan membayar saham tersebut

kepada perusahaan.6

5

Puji Harayu, Pengaruh Kepemilikan Saham Publik Profitabilitas dan Pengungkapan dan Media Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013,(Fakultas Akuntansi Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2015), Hal. 21

6

M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas (Jakarta:Sinar Grafika, 2013), Hal. 34 Dalam pasal 1 angka 7 UUPT 2007 disebutkan bahwa Perusahaan Terbuka

atau Perusahaan Publik adalah Perusahaan Publik atau Perusahaan yang

melalukan penawaran umum saham. Yang artinya adalah Perusahaan terserbut,

(4)

Komposisi pemegang saham di perusahaan terbuka tidak selamanya

tetap.Selalu ada peluang untuk terjadi perubahan susunan pemegang saham.

Dalam perjalanan waktu karena sebab-sebab tertentu pemegang saham utama atau

pendiribisa saja mengalihkan kepemilikannya ke pihak lain.

Perjalanan sebuah perusahaan memang tidak bisa diterka karena hal itu

menyangkut sikap manusia yang mengendalikannya. Pada satu kurun waktu

tertentu pihak pengendali sangat antusias untuk mengembangkan, namun pada

kurun waktu yang lain entah karena jenuh, atau karena himpitan utang atau karena

ingin kosentrasi di bisnis lain pihak pengendali melepas mayoritas sahamnya ke

pihak lain.

Banyak contoh untuk itu. Pada 2002 misalnya, Pemerintah RI melalui

Kementerian BUMN melepas 41,92 persen saham PT Indosat Tbk (ISAT) ke

Temasek Holding Pte Ltd seharga Rp12.950 per saham atau Rp5,62 triliun yang

kemudian pada Juni 2008 dilepas lagi oleh Temasek Holding ke Qatar Telecom

(QTEL) senilai 2,4 miliar dolar Singapura atau USD1,8 miliar. Contoh lain adalah

langkah Putera Sampoerna yang melepas hampir seluruh sahamnya di PT HM

Sampoerna Tbk (HMSP) ke Philip Morris, produsen rokok asal Amerika Serikat.

Jika ditelusuri, masih banyak contoh lain yang bisa digali.7

Transaksi material yang menyebabkan terjadinya perubahan pemegang

saham pengendali sering disebut dengan istilah take over(dalam Bahasa Inggris)

atau dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 dikenal sebagai

7

(5)

pengambilalihan.8Baik Undang-undang Perseroan Terbatas maupun Peraturan

Pemerintah tentang Marger, Konsolidasi dan Akuisisi Perseroan Terbatas Nomor

27 tahun 1998 mengartikan akuisisi perusahaan sebagai suatu akusisi saham saja,

Jadi, tidak termasuk akuisisi asset atau akuisisi lainnya seperti akuisisi bisnis.9

Felix Oentoeng Soebagio dalam pidatonya saat pengukuhannya sebagai

Guru Besar Tetap dalam Ilmu Hukum Keperdataan pada Fakultas Hukum

Universitas Indonesia pada hari Rabu tanggal 12 Novemver 2008 mengatakan 10

Sedangkan Tri Budiyono menjelaskan bahwa pengambilalihan (take over)

dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu pengambilalihan (pembelian) saham

langsung dari pemegang saham dan pengambilalihan melalui Direksi.

:

”Dalam perspektif hukum, secara umum ada tiga cara pelaksanaan akuisisi (take over). Pertama, mengambil alih saham-saham perusahaan yang akan diambil alih (share acquisition). Kedua, mengambil alih aset (asset acquisition).Bahkan ada yang memasukkan, ketiga, penggabungan sebagai akuisisi (merger approach).”

11

Jika saham yang akan dibeli adalah saham perusahaan terbuka, maka

pembelian sampai jumlah tertentu saham haruslah dengan prosedur tender offer,

yakni suatu prosedur yang menawarkan juga kepada pemegang saham lain jika

8

Munir Fuady I, Hukum Tentang Akuisisi, Take Over, dan LBO(Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2004), hal. 3

9

Ibid, hal. 4

10

Pidato Felix Oentoeng Soebagio, Akusisi Perusahaan di Indonesia: Tujuan, Pelaksanaan dan Permasalahannya (saat saat pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Hukum Keperdataan pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada hari Rabu tanggal 12 Novemver 2008), http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol20496/akuisisi-perusahaan-tidak-bisa-dilakukan-dengan-cara-penggabungan , diakses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 12.00 WIB

11

(6)

ada yang mau juga menjual saham-sahamnya dengan syarat dan ketentuan

tertentu. 12

Seperti telah disebutkan bahwa untuk akuisisi, dalam bahasa Inggris

disebut dengan istilah “acquisition”, disebut juga dengan istilah “take over”.

Ungkapan take over itu sendiri terdiri dari “friendly take over” (akuisisi

bersahabat) yang merupakan akuisisi biasa dan “hostile take over” (akuisisi tidak

bersahabat).13

Hostile take over adalah suatu tindakan akuisisi yang dilakukan secara

paksa yang biasanya dilakukan dengan cara membuka penawaran atas saham

perusahaan yang ingin dikuasai di pasar modal dengan harga di atas harga pasar.

Pengambilalihan secara paksa biasanya diikuti oleh pemecatan karyawan dan

manajer untuk diganti orang baru untuk melakukan efisiensi pada operasional

perusahaan.14

Ridwan HR mengemukakan bahwa dalam pergaulan masyarakat, banyak

terjadi hubungan hukum yang muncul sebagai akibat adanya tindakan-tindakan

hukum dari subjek hukum.Tindakan hukum ini merupakan awal lahirnya Jika hostile take over itu dilakukan secara wajar dan transparan

maka ia tidak akan merugikan pemegang saham publik atau minoritas. Namun,

jika hostile take over dilakukan dengan pihak yang terafiliasi dan kurang

transparan maka bukan tidak mungkin menimbulkan kerugian pada investor

publik.

12

Munir Fuadi I, Op. Cit, hal. 9

13

Ibid.

14

(7)

hubungan hukum (rechtsbetrekking), yakni interaksi antar subjek hukum yang

memiliki relevansi hukum atau mempunyai akibat-akibat hukum. Agar hubungan

hukum antarsubjek hukum itu berjalan secara harmonis, seimbang dan adil, dalam

arti setiap hukum mendapatkan apa yang menjadi haknya dan menjalankan

kewajiban yang dibebankan kepadanya, hukum tampil sebagai aturan main dalam

mengatur hubungan hukum tersebut.15

B. Rumusan Masalah

Sama halnya dalam penawaran tender (tender offer) yang disebutkan

diatas, agar kegiatan penawaran tender (tender offer) dapat berjalan harmonis,

seimbang dan adil perlulah setiap pihak-pihak yang terlibat didalamnya

mengetahui dan memahani apa saja hak dan kewajiban dalam melakukan

penawaran tender (tender offer). Hal ini pun perlu diketahui agar meminimalisir

terjadi nya kerugian yang akan ditanggung oleh investor-invertor publik.

Maka dari itu penulis berpikir perlulah di buat suatu penelitian yang

membahas mengenai hak dan kewajiban tersebut. Oleh karena itu penulis

mengangkat suatu penulisan skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum terhadap

Investor Publik dalam Penawaran Tender (tender offer)

Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan penulis diatas, maka perlu

dilakukan penelitian mengenai perlindungan terhadap investor publik dalam

15

(8)

penawaran tender. Untuk itu berikut adalah rumusan masalah yang akan diangkat

dalam penulisan skripsi ini :

1. Bagaimanakah pengaturan penawaran tender di Indonesia?

2. Bagaimanakahakibat hukum penawaran tender (tender offer) terhadap

perusahaan yang melakukannya?

3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap investor publik dalam

penawaran tender (tender offer)?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulis dalam menyusun skripsi adalah untuk :

1. Mengetahui pengaturan penawaran tender (tender offer) di Indonesia

2. Mengetahui akibat hukum penawaran tender (tender offer) terhadap

perusahaan yang melakukannya

3. Mengetahui perlindungan hukum terhadap investor publik dalam

penawaran tender (tender offer)

D. Manfaat Penulisan

Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian ini dan

tujuan yang ingin dicapai maka diharapkan penelitian ini dapat

(9)

1. Pemerintah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur dan untuk meningkatkan

perlindungan hukum terhadap Investor-investor publik yang ada di Indonesia.

2. Masyarakat Umum

Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi masyarakat umum

bahwa dalam pelaksanaan penawaran tender (tender offer) pemerintah

memberikan perlindungan hukum pada investor dalam hak-hak dan

kewajiban-kewajiban investor maupun emiten.

E.Keaslian Penulisan

Berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan di Perpustakaan Pusat

Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

maka diketahui bahwa belum pernah dilakukan penulisan yang serupa mengenai

“Perlindungan Hukum Terhadap Investor Publik dalam Penawaran Tender

(Tender offer)”.Pada dasarnya belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya,

meskipun ada beberapa penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan

judul penelitian ini.

Adapun penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan adalah Penelitian

yang dilakukan oleh M. Arif Syahputra Harahap, Tahun 2004, Mahasiswa

Fakultas Hukum Departemen Hukum Ekonomi, Program kekhususan Hukum

Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan judul “Pengaturan Tender offer

dalam Pasal Modal Indonesia”.

(10)

a. Dimanakah pengaturan mengenai Tender offer dalam Pasar Modal?

b. Bagaimanakah Prosedur Hukum dari Tender offer didalam Pasar Modal

Indonesia?

c. Bagaimanakah konsekuensi yang terjadi terhadap Perusahaan Terbuka

pasca Tender offer?

Perbedaan antara penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian ini adalah

bahwa:

a. Penelitian terdahulu membahas mengenai pengaturan-pengaturan

mengenai penawaran tender (tender offer) sedangkan penelitian ini

membahas mengenai perlindungan investor publik dalam penawaran

tender (tender offer)

b. Penelitian ini menggunakan data-data yang terbaru serta

peraturan-peraturan yang baru yaitu Keputusan BAPEPAM sementara penelitian ini

menggunakan peraturan terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang

terbaru.

c. Penelitian terdahulu membahas penawaran tender (tender offer) yang

dilakukan pada 2 (dua) jenis perseroan yaitu perseroan tertutup dan

perseroan terbuka, berbeda dengan penelitian ini yang membahas

penawaran tender (tender offer) yang dilakukan pada perseroan terbuka

saja.

Dengan demikian, penulisan skripsi ini bukan hasil tiruan atau

penggandaan karya tulis orang lain. Dan penulisan skripsi ini adalah sebuah karya

(11)

tersebut hanya sebagai factor pendukung dan pelengkap dalam menyelesaikan

skripsi ini. Apabila dikemudian hari terdapat judul yang sama atau telah ditulis

oleh orang lainsebelum skripsi ini dibuat, maka hal tersebut dapat diminta

pertanggungjawaban.

F.Tinjauan Kepustakaan

1. Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum merupakan suatu perlindungan yang diberikan

terhadap subjek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat

preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

Dengan kata lain, perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi

hukum, yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban,

kepastian, kemanfaatan, kedamaian, dan ketentraman bagi segala kepentingan

manusia yang ada dalam masyarakat.16

Menurut Sumantoro, hukum mempunyai empat fungsi, yaitu17

16

Eko August Sihombing, Skripsi :Tanggungjawab Perusahaan Penerbangan Terhadap Pengangkutan Orang dan Barang dalam Pengangkutan Udara Ditinjau dari Undang-udang No. 1 Tahun 2009, (Medan : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2010), hal. 9

17

Sumantoro, Hukum Ekonomi (dalam Skripsi : Dedi Ronal GPerlindungan Hukum Hak Cipta Terhadap Industri Kretatif di Indonesia, Medan : Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, 2012, hal. 12)

:

a. Hukum sebagai pemelihara ketertiban;

b. Hukum sebagai sarana pembangunan;

c. Hukum sebagai sarana penegak keadilan; dan

(12)

Disamping itu, Darji Darmodiharjo dan Sidharta mengatakan bahwa

hukum mempunyai berbagai fungsi. Adapun fungsi tersebut adalah:18

Hukum mempunyai tugas memberi jaminan dalam bentuk perlindungan

kepada manusia, karena hukum tersebut diasakan oleh manusia agar hukum dapat

mengatur tentang pembagian hak dan kewajiban antar perorangan didalam

masyarakat sehingga tercipta ketertiban dan keteraturan oleh hukum sesuai

dengan tujuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dinegara tersebut. a. Hukum berfungsi sebagai system control social. Dalam fungsi ini, hukum

memuat norma-norma yang mengontrol perilaku individu dalam berhadapan

dengan kepentingan dari individu-individu yang lain dalam kedihupan social.

b. Sistem hukum berfungsi sebagai sarana penyelesaian konflik (dispute

settlement)

c. Sistem adalah untuk memperbaharui masyarakat (Social engineering)

19

Intinya, perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan

martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia, yang dimiliki oleh

subjek hukum dalam negara hukum, berdasarkan ketentuan hukum dari

kesewenangan.20

Dengan demikian dapat diartikan bahwa perlindungan hukum adalah

bentuk perlindungan yang diberikan negara dalam bentuk peraturan

18

Darji Darmodiharjo dan Sidharta, Pokok-pokok FIlsafat Hukum, Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia (dalam Muhamad Sadi Is, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta :

Prenadamedia Group, 2015, hal. 181)

19

Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum : Suatu Pengantar, (Yogyakarta : Liberty, 1988), hal. 38

20

(13)

undangan untuk melindungi atau memberikan jaminan hukum kepada warga

negaranya.

2.Investor Publik

Investor merupakan pihak terpenting yang berperan di dalam kegiatan

pasar modal.Bisa dikatakan salah satu indikator terpenting dalam pasar modal

adalah keberadaan investor.Investor yang terlibat dalam pasar modal Indonesia

adalah investor domestik dan asing, perorangan dan institusi yang mempunyai

nkarakteristik masing-masing.21

Investor berasal dari Bahasa Inggris, yang dalam Bahasa Indonesia

artinya adalah Penanam Modal.22

Menurut Siswanto Sudomo, Investor adalah individu atau unit ekonomi

yang menanamkan tabungannya dalam bentuk asset dengan harapan memperoleh

hasil atau return dimasa yang akan datang.

Beberapa ahli mencoba merumuskan Investor

dalam sebuat definisi sebagai berikut:

23

Menurut M. Irsan Nazarudin, Investor adalah perorangan atau lembaga

yang dananya pada efek perusahaan tertentu.24

21

Harianto Farried dan Sudomi Siswanto, Perangkat dan Teknis Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia (dalam Skripsi : Juli Gemili, Perlindungan Hukum Terhadap Investor Atau Pihak Ketiga Dalam Laporan Keuangan Menyesatkan Di Pasar Modal, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2010, hal 10)

22

Salim HS., Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia (dalam skripsi M. Ikhsan D. Siregar, Perlindungan Hukum Terhadap Investor Reksa Dana Perbankan, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2009, hal.10)

23

Siswanto Sudomo, Perkembangan Pasar Modal di Indonesia dan Dampaknya Bagi Para Investor (dalam Skripsi : Jona Agusmen: Pertanggungjawaban Perdata Manajer Investasi Terhadap Investor Dana Saham, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2009, hal 15)

24

(14)

Investor yang dimaksud dalam skripsi ini adalah investasi Tidak

Langsung (Portfolio Investment) dimana investor dapat melakukan investasi

namun tidak terlibat secara langsung dan cukup dengan memegangnya dalam

bentuk saham dan obligasi.Investasi tidak langsung pada umumnya merupakan

investasi jangka pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di

pasar uang.Investasi ini disebut sebagai investasi jangka pendek karena pada

umumnya mereka melakukan jual saham dan atau mata uang dalam jangka waktu

yang relatif singkat, tergantung kepada fluktuasi nilai saham dan atau mata uang

yang hendak mereka perjualbelikan.UU Penanaman Modal sebenarnya sudah

membedakan secara tegas antara investasi langsung (direct investment) dan

investasi tidak langsung (portfolio investment). Hal ini dapat dilihat dalam

penjelasan Pasal 2 undang-undang tersebut, yang mengatakan: “yang dimaksud

dengan penanaman modal di semua sektor di wilayah negara Republik Indonesia

adalah penanaman modal langsung dan tidak termasuk penanaman modal tidak

langsung atau portofolio.”25

25

http://resumehukum.blogspot.co.id/2014/03/direct-investment-indirect-investment_25.html, diakses tanggal 25 Mei 2017, pukul : 22.27 WIB

Skripsi ini membahas mengenai Investor Publik, yang mana publik yang

dimaksud bukanlah publik dalam artian masyarakat luas.Publik yang dimaksud

dalam skripsi ini adalah mengacu pada status sebuah perusahaan, yaitu

Perusahaan Publik.

Dalam Pasal 1 angka 8 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

(15)

“Perseroan publik adalah Perseroan yang telah memenuhi kriteria jumlah

pemegang saham dan modal disetor sesuai dengan ketentuan peraturan.”26

(1). Saham Perseroan yang bersangkutan, telah dimiliki

sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus pemegang saham)

Rujukan peraturan perundang-undangan yang dimaksud Pasal 1 angka 8

UU Perseroan Terbatas ini adlaah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

Pasar Modal. Dalam hal ini pasal 1 angka 22. Menurut pasal ini, agar Perseroan

menjadi Perseroan Publik, harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

(2). Memiliki modal disetor (gestort capital, paid up capital)

sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah)

(3). Atau suatu jumlah pemegang saham dengan jumlah modal disetor

yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah.27

Factor yang disebut diataslah yang menjadi landasan hhukum

menentukan kriteria suatu Perseroan menjadi Perseroan Publik. Apabila

pemegang sahamnya telah mencapai 300 (tiga ratus) orang, dan modal disertai

mencapai Rp 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah), Perseroan tersebut telah

memenuhi kriteria sebagai Perseroan Publik.

Kalua Perseroan telah memenuhi kriteria yang disebut diatas, Perseroan

itu harus mematuhi ketentuan pasal 24 UU Perseroan Terbatas, yaitu:

(1). Perseroan yang telah memenuhi kriteria sebagau Perseroan Publik,

wajib mengubah AD menjadi Perseroan Terbuka (Perseroan Tbk),

26

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

27

(16)

(2). Perubahan AD dimaksud, harus dilakukan dalam jangka waktu 30

(tiga puluh) hari terhitung sejak terpenuhi kriteria tersebut,

(3). Selanjutnya, Direksi Perseroan “wajib” mengajukan pernyataan

pendaftaran sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang pasar modal.28

Maka dari beberapa penjabaran diatas, dapatlah dilihat bahwa defisi dari

Investor Publik adalah orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai

saham dana tau menanamkan modalnya pada perusahaan yang go publik di Pasar

Modal.29

3.Penawaran Tender (Tender offer)

Robert Clark menyatakan pengertian Tender offersebagai berikut :30

Henry Cheesman memberikan pengertian Tender offer sebagai

berikut

atender offer occurs when one company (or an individual, or a group of persons)

invites or solicits shareholders of a target company to tender their share for sale

at some specified consideration.

31

Pengertian Tender offer menurut Jorn Downes dan Jordan Elliot Gordan: :

An offer that an acquirer makes directly to a target corporation s

shareholders in an effort to acquire the target corporation.

28

Ibid.

29

Mukhti, Tesis :Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan (Delisting)Saham Pada Kegiatan Pasar Modal Indonesia, (Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2008), hal. 34

30

Robert Clark, Corporate Law,(Canada:Little, Brown and Company), 1986, hal. 94

31

(17)

Penawaran tender (tender offer) adalah penawaran untuk membeli saham suatu perseroan, biasanya pada suatu premi diatas harga saham, dengan pembayaran tunai, sekuritas atau keduanya. Hal ini sering dilakukan dengan untuk menguasai perusahaan sasaran. Suatu penawaran tender

(tender offer) dapat timbul negosiasi bersahabat antara perusahaan dan

calon pembeli perseroan, atau mungkin tidak diinginkan dan kemungkinan tidak bersahabat. Hal ini dapat menimbulkan perlawanan dari perusahaan yang menjadi sasaran.32

Penawaran Tender (Tender offer), menurut Iswi Hariyani dan R. Serfianto

D.P, adalah penawaran melalui media massa untuk memperoleh efek bersifat

ekuitas dengan cara pembelian atau pertukaran dengan efek lainnya33

Jenis-Jenis Penawaran Tender:

Maka dari definisi yang telah dijabarkan diatas dapat dilihat bahwa

Penawaran Tender (Tender offer) adalah penawaran saham secara terbuka yang

dilakukan media massa dimana biasanya harga saham yang ditawarkan tersebut

berada diatas harga pasar saham dan penawaran tender (tender offer) tersebut

dapat berakibat beralihnya pengendalian perusahaan dari satu tangan ke tangan

lain.

34

Mandatory Tender Offer adalah penawaran tender yang wajib dilakukan

sebagaiakibat dari adanya suatu pengambilalihan saham yang dapat menyebabkan

perubahan padapengendalian perusahaan terbuka yang diambilalih. Hal tersebut

1. Mandatory Tender Offer (Penawaran Tender Wajib)

32

Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal cetakan pertama, (Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Program Pascasarjana, Jakarta, 2001), hal. 178, dikutip dari Downes, John dan Elliot Goodman, Dictionary of Financa and Investment Term, diterjemahkan oleh Soesanto Budhidarmo, (Jakarta: Elex Media Kompotindo, 1991).

33

Iswi Hariyani, R. Serfianto D.P, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal,(Jakarta Selatan : Visi Media, 2010), hal. 173

34

(18)

bisa dilihat dari KeputusanKetua Bapepam-LK Nomor 264/BPL/2011 (Peraturan

Nomor IX.H.1) tentangPengambilalihan Perusahaan Terbuka, yang memberi

pengertian kepada penawaran tenderwajib sebagai penawaran untuk membeli sisa

saham Perusahaan Terbuka yang wajibdilakukan oleh Pengendali Baru.

2. Voluntary Tender Offer (Penawaran Tender Sukarela)

Menurut Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor 263/BPL/2011 (Peraturan

NomorIX.F.1) tentang Penawaran Tender Sukarela, penawaran tender sukarela

adalah penawaranyang dilakukan secara sukarela oleh Pihak untuk memperoleh

efek bersifat ekuitas yangditerbitkan oleh Perusahaan Sasaran dengan cara

pembelian atau pertukaran dengan efeklainnya melalui Media Massa.

Penawaran tersebut bisa dilakukan melalui bursa efek maupun di luar

bursa efek.Transaksi di luar bursa efek dilakukan secara langsung oleh penjual

dan pembeli efek.

G. Metode Penulisan

Dalam usaha pengumpulan data-data untuk melengkapi dan menyusun

skripsi ini, penulis telah mengumpulkan bahan-bahan yang dirasa perlu untuk

dapat mendukung penulisan skripsi itu sendiri, dan pada akhirnya hasil yang

diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

1. Spesifikasi Penelitian

(19)

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar dapat mencapai tujuan dan

dapat lebih terarah serta dapat dipertanggungjawabkan, maka penulis

menggunakan jenis penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang difokuskan

untuk mengkaji kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hal ini adalah norma

perundang-undangan. Menurut Soerjono Soekanto, penelitian hukum normatif

atau kepustakaan mencakup35

1. Penelitian terhadap asas-asas hukum :

2. Penelitian terhadap sistematika hukum

3. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertical dan horizontal

4. Penelitian sejarah hukum

5. Penelitian perbandingan hukum

Maka dari itu penelitian ini akan menggunakan penelitian sistematika

hukum, adapun hal tersebut dikarnakan penulis dalam menjawab

rumusan-rumusan masalah dalam skripsi ini akan melihat pada perundang-undangan yang

mengaturnya. Setiap permasalah akan didapatkan pemecahannya dengan mencari

dasar-dasar hukum yang mengatur hal tersebut ataupun dengan mencari

pengaturan-pengaturan yang berkaitan dengan permasalan sehingga dapat

diperoleh suatu jawaban dari permasalah tersebut.

Dalam sistematika hukum ditelaah dengan mengkaji perundang-undangan

yang antara lainKeputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-246/BL/2011 tentang

Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, SEOJK No. 35/SEOJK.4/2016 tentang

Penawaran Tender Wajib Sebagai Akibat Pengambilalihan Perusahaan Terbuka

35

(20)

Dalam Rangka Mendukung Undang-undang Tentang Pengampunan Pajak, dan

lainnya.

b. Sifat penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yang menggambarkan masalah dengan

cara menjabarkan fakta secara sistematis, factual dan akurat.36 Penelitian

deskriptif juga merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan

menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan baik yang ada,

pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek

yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung. 37

Lazimnya didalam penelitian, dibedakan antara data yang diperoleh

langsung dari masyarakat dan dari bahan pustaka. 2. Data Penelitian

38

Yang pertama disebut data

primer atau data dasar (primary data atau badic data) dan yang kedua adalah data

sekunder (secondary data).Data primer didapat langsung dari sumber pertamanya,

yakni perilaku masyarakat, melalui penelitian.Data sekunder antara lain mencakup

dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud

laporan, buku harian dan seterusnya.39

36

Bambang Sunggono, Metode Penulisan Hukum (Jakarta : PT. Rajawali Press, 2001), hal. 36

37

Skripsi : Betric Yolanda Banjarnahor, Pelaksanaan Transaksi Efek Semu Terkait Fluktuasi Harga Saham Ditinjau dari Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2016, hal. 18

38

Soerjono Soekanto, Op. Cit, hal. 11

39

Ibid, hal. 12

Data penelitian dalam skripsi ini diambil dari data-data sekunder.

(21)

a. Bahan hukum primer, yaitu dokumen-dokumen yang mengikat dan

ditetapkan oleh pihak berwenang seperti Peraturan Dasar

Perundang-undangan. Dalam hal ini seperti Undang-undang No. 40 Tahun 2007

Tentang Perseroan Terbatas, Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal, Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor Kep-246/BL/2011

tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, Peraturan OJK No.

31/POJK.04/2015 Tentang keterbukaan Atas Informasi atau Fakta Material

Oleh Emiten atau Perusahaan Publik , Surat Edaran Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 12/Seojk.07/2014 Tentang Penyampaian Informasi

Dalam Rangka Pemasaran Produk Dan/Atau Layanan Jasa Keuangan,

Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), dan peraturan perundang-undangan

lainnya.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu : semua dokumen yang merupakan

informasi atau hasil kajian tentang skripsi ini seperti, koran-koran,

majalah-majalah, karya tulis ilmiah, dan lain-lain. Serta beberapa sumber

dari internet yang berkaitan dengan skripsi ini.

c. Bahan hukum tersier, yaitu: bahan-bahan yang memberikan petunjuk dan

penjelesan dari bahan hukum primer seperti kamus istilah hukum ekonomi

dan juga buku mengenai metode penulisan hukum untuk memberikan

penjelesan mengenai teknik penulisan skripsi.

(22)

Dalam peneletian pada umumnya dikenal 3 (tiga) jenis teknik

pengumpul data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau

observasi dan wawancara atau interview.40

Dalam penelitian normatif, maka pengolahan data pada hakekatnya

berarti kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum

tertulis tersebut.

Adapun teknik pengumpulan data dari penulisan skripsi ini, penulis

lakukan melalui studi pustaka (library research) dan juga melalui bantuan media

elektronik, yaitu layanan internet.Untuk memperoleh data dari sumber ini penulis

memadukan, mengumpulkan, menafsirkan dan membandingkan buku-buku dan

arti-arti yang berhubungn dengan judul skripsi Perlindungan Hukum terhadap

Investor Publik dalam Penawaran Tender (Tender offer) ini.

4. Analisis Data

41

40

Soerjono Soekanto, Op.cit, hal. 21

41

Ibid, hal. 251

Sistematisasi berarti membuat klasifikasi terhdap bahan-bahan

hukum tertulis tersebut untuk memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi.

Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis akan meneliti sistematika

peraturan perundang-undangan tertentu. Hal ini dilakukan terhadap peraturan

perundang-undangan yang mengatur bidang tertentu atau beberapa bidang yang

berkaitan. Disini penulis tidak meninjau peraturan perundang-undangan dari sudur

penyusunannya secara teknis, akan tetapi penulis akan menelaah

pengertian-pengertian dari system hukum yang terdapat didalam peraturan

(23)

Pertama-tama penulis akan mengumpulkan peraturan

perundang-undangan dari bidang-bidang tertentu yang menjadi pusat perhatian penulis.

Kemudian penulis akan membuat suatu pengklasifikasian peraturan

perundang-undangan. Setelah itu penulis akan melakukan analisa dengan menggunakan

pengertian-pengertian dasar dari system hukum seperti : hak dan kewajiban,

hubungan hukum, peristiwa hukum dan lain sebagainya.

Analisa yang akan dilakukan penulis hanya terhadap pasal-pasal yang

isinya merupakan kaedah hukum. Setelah dilakukan analisa, maka konstruksi

dilaksanakan dengan cara memasukkan pasal-pasal tertentu kedalam

kategori-kategori atas dasar pengertian-pengertian dasar dari system hukum tersebut.

Kemudian, pendekatan yang dilakukan penulis dalam menyajikan

penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini akan mengolah dan

menyajikan data tentang permasalahan hukum mengenai perkembangan

Perlindungan Hukum terhadap Investor Publik dalam Penawaran Tender (Tender

offer). Sehingga akan diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan permasalahan

yang telah dirumuskan.

H. Sistematika Penulisan

Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya

harus diuraikan secara sistematis. Untuk memudahkan penulis skripsi ini, maka

diperlukan suatu sistematika penulisan yang teratur yang penulis bagi dalam bab

per bab, dimana masing-masing bab ini saling berkaitan antara satu sama lain.

(24)

BAB I merupakan bab PENDAHULUAN. Pada bab ini merupakan awal

dari penulisan skripsi ini, dimana terdiri dari Latar Belakang, Perumusan Masalah,

Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan,

Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II diberikan judul :TINJAUAN UMUM MENGENAI

PENAWARAN TENDER DI INDONESIA. Pada bab ini berisi mengenai

Pengaturan Penawaran Tender (Tender offer), Pihak-pihak yang Terlibat dlam

Penawaran Tender (Tender offer), Prosedur Penawaran Tender (Tender offer),

Larangan-larangan dalam Penawaran Tender (Tender offer) dan Keterbukaan

dalam Penawaran Tender (Tender offer)

BAB III, Penulis berikan judul :AKIBAT HUKUM PENAWARAN

TENDER (TENDER OFFER) TERHADAP PERUSAHAAN YANG

MELAKUKANNYA. Pada bab ini berisi mengenai Faktor-faktor Dilakukannya

Penawaran Tender (Tender offer) oleh Perusahaan Terbuka dan Akibat Penawaran

Tender (Tender offer) Terhadap Perusahaan Terbuka

BAB IV, bab ini diberi judul :PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR

PUBLIK DALAM PENAWARAN TENDER (TENDER OFFER). Bab ini

merupakan bab yang membahas mengenai judul dari skripsi yang sedang ditulis.

Pada bab ini akan berisi tentang Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Penawaran

Tender (Tender offer), Bentuk-bentuk Perlindungan Hukum bagi Investor Publik

dalam Penawaran Tender (Tender offer), dan Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dalam Perlindungan terhadap Investor Publik dalam Penawaran Tender (Tender

(25)

BAB V, diberikan judul :PENUTUP. Bab ini merupakan bagian terakhir

dari penulisan skripsi ini.Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan pokok dari

keseluruhan isi.Kesimpulan bukan merupakan rangkuman ataupun ikhtisar.Saran

merupakan upaya yang diusulkan agar hal-hal yang dikemukakan dalam

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karenanya, diperlukan adanya kerangka hukum yang dapat memberikan perlindungan kepada investor pasar modal menyediakan alternatif investor bagi baik yang ingin

BAB III : MEKANISME PERLINDUNGAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH BAPEPAM BAGI INVESTOR PUBLIK DALAM PROSES PENGHAPUSAN PENCATATAN (DELISTING) SAHAM PADA KEGIATAN PASAR MODAL

Pasar Modal merupakan alternatif yang dianggap baik untuk berinvestasi, selain Pasar Modal merupakan investasi jangka panjang, Pasar Modal memberikan keuntungan baik bagi perusahaan

dalam dunia pasar modal di Indonesia saat ini. Bab IV Perlindungan Hukum bagi Investor Terhadap Praktik Insider.. Trading di Pasar Modal.. Membahas mengenai Perlindungan hukum bagi

Kendala-kendala dalam memberikan perlindungan hukum terhadap investor akibat praktek perdagangan semu di pasar modal antara lain : Aturan-aturan yang terdapat dalam Undang-Undang

Bertolak dari uraian tersebut di atas maka tujuan penulisan naskah ini adalah untuk memaparkan bentuk-bentuk perlindungan hukum terhadap investor dalam kegiatan Pasar Modal

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR REKSA DANA DALAM PENERAPAN KLAUSULA ARBITRASE PADA SENGKETA PASAR MODAL. Bab ini berisi mengenai perlindungan hukum

Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa bentuk perlindungan hukum terhadap investor adalah perlindungan secara tidak langsung dengan menerapkan prinsip