• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Terhadap Investor Atau Pihak Ketiga Dalam Laporan Keuangan Menyesatkan Di Pasar Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perlindungan Hukum Terhadap Investor Atau Pihak Ketiga Dalam Laporan Keuangan Menyesatkan Di Pasar Modal"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

15

MENYESATKAN DI PASAR MODAL

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh :

NIM : 060200331

JULI GEMILI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 1 0

(2)

MENYESATKAN DI PASAR MODAL

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh:

Ketua Departemen Hukum Ekonomi

Prof. Dr. Bismar Nasution,SH,MH

NIP. 195603291986011001

PEMBIMBING PERTAMA PEMBIMBING KEDUA

Prof. Dr. Bismar Nasution,SH.MH Prof. Dr. Sunarmi, SH.M.Hum

NIP. 195603291986011001 NIP. 196302151989032002

PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM EKONOMI FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

(3)

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat dan karunia-Nya telah memberikan kesehatan, kekuatan dan ketekunan pada penulis sehingga mampu dan berhasil menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

INVESTOR ATAU PIHAK KETIGA DALAM LAPORAN KEUANGAN

MENYESATKAN DI PASAR MODAL” ini disusun dengan tujuan untuk

melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Huku m pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH. M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Suhaidi, S.H.,M.H., selaku Pembantu Dekan I, Syafruddin Hasibuan, S.H., M.H., D.F.M., selaku Pembantu Dekan II, dan Muhammad Husni, S.H., M.H., selaku Pembantu Dekan III, atas bimbingan, serta masukan-masukan yang telah diberikan kepada saya selama ini.

2. Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H., selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan juga sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I, yang telah memberi bimbingan, pengarahan maupun masukan-masukan kepada saya, baik selama masa perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Sunarmi, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II, dan juga sebagai dosen penulis dalam masa perkuliahan di Universitas Sumatera Utara atas bimbingan, pengarahan, serta masukan-masukan kepada saya, baik selama masa perkuliahan dan khususnya selama penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen / Staf Pengajar di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu dan pengarahan kepada penulis

(4)

5. Kepada kedua orangtua, papa dan mama, Dr. Andratama dan Djamilah Tahir untuk segala kasih perhatian dan cinta yang telah dilimpahkan setulus hati sampai sekarang ini.

6. Untuk kakak dan adik, Drg. Juni Gemini dan Eka Putra Pratama, terima kasih untuk dukungan-dukungan , cinta, dan kasih sayang.

7. Untuk Harris, makasi ya atas dukungan dan doanya selama ini.

8. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk sahabat-sahabat, Edi Putra Wongso, Wenny Tiorani dan Liu Liani, terima kasih untuk persahabatan yang berharga, love you.

9. Terima kasih kepada Ahe yang telah meminjamkan laptopnya kepada saya sehingga memudahkan saya dalam penulisan skripsi ini.

10.Terima kasih kepada teman-teman jurusan Hukum Ekonomi stambuk 2006 atas bantuan dan masukan-masukannya dalam penulisan skripsi ini.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini, hanya Tuhan Yang Maha Esa yang dapat membalas budi baik semuanya. Kiranya tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya, semoga ilmu yang telah diperoleh selama ini dapat bermakna dalam menggapai cita-cita.

Medan, Januari 2010 Penulis

(5)

Daftar Isi ... iii

Abstraksi ... v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penulisan ... 8

D. Manfaat Penulisan ... 8

E. Keaslian Penulisan ... 9

F. Tinjauan Kepustakaan ... 9

G. Metode Penulisan ... 12

H. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II : LAPORAN KEUANGAN MENYESATKAN DI PASAR MODAL A. Pengertian Laporan Keuangan ... ... 15

B. Tujuan Laporan Keuangan ... ... 16

C. Kewenangan Akuntan dalam Menyusun Laporan Keuangan ... 19

D. Hubungan Antara Laporan Keuangan dan Pasar Modal ... 21

E. Pelanggaran Prinsip Keterbukaan di dalam Laporan Keuangan ... 25

F. Peran Akuntan Publik dalam Membuat Laporan Keuangan Menyesatkan ... 34

(6)

A. Penegakan Hukum terhadap Investor atau Pihak

Ketiga atas Kejahatan dan Pelanggaran yang terjadi

di bidang Pasar Modal ... 37

B.Peranan Bapepam-LK dalam Mengawasi Akuntan

atas Penyusunan Laporan Keuangan ... 53

C. Kewenangan Bapepam untuk Melakukan Penegakan

Hukum ... 57

BAB IV : SANKSI-SANKSI YANG DIBERIKAN ATAS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN YANG MENYESATKAN

A. Sanksi di Pasar Modal ... 64

B. Sanksi atas Pelanggaran Penyajian Laporan Keuangan

Menyesatkan di Pasar Modal ... 67

C. Tanggung Jawab Hukum Akuntan Publik atas

Penyajian Laporan Keuangan yang Menyesatkan

... 71

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

(7)

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH.MH *

Mahasiswa Fakultas Hukum USU

ABSTRAK

Beberapa tahun terakhir, investor pasar modal sering dikejutkan oleh kasus-kasus pelanggaran penyajian laporan keuangan tahunan yang menyesatkan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Dalam rangka memberikan perlindungan kepada kepentingan investor, Bapepam telah melakukan perubahan dan atau mengeluarkan beberapa ketentuan yang berhubungan dengan pelaporan emiten, komite audit, dan jasa profesi auditor. Sehubungan dengan ketentuan Bapepam, penulis melakukan kajian tentang kecukupan ketentuan tersebut dalam melindungi kepentingan investor dari pelanggaran penyajian laporan keuangan. Ketentuan Bapepam harus memenuhi keyakinan bagi investor bahwa kepentingannya terlindung, meskipun masih memerlukan tambahan penyempurnaan.

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan

(library research) yaitu dengan mengolah data-data sekunder baik berupa

buku-buku, peraturan perundang-undangan, majalah dan artikel-artikel yang berkaitan dengan permasalahan dalam skripsi ini.

Sektor hukum pasar modal senantiasa diharapkan berkembang pesat mampu mempersempit peluang tindak kejahatan. Pada dasarnya pengaturan perundang-undangan pasar modal mengatur keterbukaan informasi material, mencegah pemberian informasi yang menyesatkan, serta melarang adanya kejahatan yang bersifat penipuan atau kecurangan dalam tranksaksi perdagangan efek. Namun begitu, peraturan tidak dihasilkan demi memenuhi standar kesempurnaan saja, tetapi juga yang lebih penting adalah penegakan hukum (law enforcement) yang harus mengandung keadilan (justice enforcement) dalam rangka menciptakan pasar modal yang tangguh, modern, efisien, dan teratur.

Kata Kunci : Pasar Modal, Laporan Keuangan Menyesatkan, Perlindungan Hukum terhadap Investor atau Pihak Ketiga

(8)

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH.MH *

Mahasiswa Fakultas Hukum USU

ABSTRAK

Beberapa tahun terakhir, investor pasar modal sering dikejutkan oleh kasus-kasus pelanggaran penyajian laporan keuangan tahunan yang menyesatkan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Dalam rangka memberikan perlindungan kepada kepentingan investor, Bapepam telah melakukan perubahan dan atau mengeluarkan beberapa ketentuan yang berhubungan dengan pelaporan emiten, komite audit, dan jasa profesi auditor. Sehubungan dengan ketentuan Bapepam, penulis melakukan kajian tentang kecukupan ketentuan tersebut dalam melindungi kepentingan investor dari pelanggaran penyajian laporan keuangan. Ketentuan Bapepam harus memenuhi keyakinan bagi investor bahwa kepentingannya terlindung, meskipun masih memerlukan tambahan penyempurnaan.

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan

(library research) yaitu dengan mengolah data-data sekunder baik berupa

buku-buku, peraturan perundang-undangan, majalah dan artikel-artikel yang berkaitan dengan permasalahan dalam skripsi ini.

Sektor hukum pasar modal senantiasa diharapkan berkembang pesat mampu mempersempit peluang tindak kejahatan. Pada dasarnya pengaturan perundang-undangan pasar modal mengatur keterbukaan informasi material, mencegah pemberian informasi yang menyesatkan, serta melarang adanya kejahatan yang bersifat penipuan atau kecurangan dalam tranksaksi perdagangan efek. Namun begitu, peraturan tidak dihasilkan demi memenuhi standar kesempurnaan saja, tetapi juga yang lebih penting adalah penegakan hukum (law enforcement) yang harus mengandung keadilan (justice enforcement) dalam rangka menciptakan pasar modal yang tangguh, modern, efisien, dan teratur.

(9)

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH.MH *

Mahasiswa Fakultas Hukum USU

ABSTRAK

Beberapa tahun terakhir, investor pasar modal sering dikejutkan oleh kasus-kasus pelanggaran penyajian laporan keuangan tahunan yang menyesatkan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Dalam rangka memberikan perlindungan kepada kepentingan investor, Bapepam telah melakukan perubahan dan atau mengeluarkan beberapa ketentuan yang berhubungan dengan pelaporan emiten, komite audit, dan jasa profesi auditor. Sehubungan dengan ketentuan Bapepam, penulis melakukan kajian tentang kecukupan ketentuan tersebut dalam melindungi kepentingan investor dari pelanggaran penyajian laporan keuangan. Ketentuan Bapepam harus memenuhi keyakinan bagi investor bahwa kepentingannya terlindung, meskipun masih memerlukan tambahan penyempurnaan.

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan

(library research) yaitu dengan mengolah data-data sekunder baik berupa

buku-buku, peraturan perundang-undangan, majalah dan artikel-artikel yang berkaitan dengan permasalahan dalam skripsi ini.

Sektor hukum pasar modal senantiasa diharapkan berkembang pesat mampu mempersempit peluang tindak kejahatan. Pada dasarnya pengaturan perundang-undangan pasar modal mengatur keterbukaan informasi material, mencegah pemberian informasi yang menyesatkan, serta melarang adanya kejahatan yang bersifat penipuan atau kecurangan dalam tranksaksi perdagangan efek. Namun begitu, peraturan tidak dihasilkan demi memenuhi standar kesempurnaan saja, tetapi juga yang lebih penting adalah penegakan hukum (law enforcement) yang harus mengandung keadilan (justice enforcement) dalam rangka menciptakan pasar modal yang tangguh, modern, efisien, dan teratur.

Kata Kunci : Pasar Modal, Laporan Keuangan Menyesatkan, Perlindungan Hukum terhadap Investor atau Pihak Ketiga

(10)

A. Latar Belakang

Aktivitas pasar modal di Indonesia telah berlangsung cukup lama yaitu sejak tahun 1912, dan ketika itu masih dilakukan sepenuhnya oleh penjajahan Belanda. Pada saat itu, efek yang diperdagangkan ialah saham dan obligasi milik perusahaan dan pemerintahan Hindia Belanda. Setelah melewati masa kemerdekaan, pemerintahan Indonesia mengambil alih dan meneruskan kembali perdagangan efek yang telah dirintis oleh pemerintahan Hindia Belanda itu.

Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat terutama setelah pemerintahan melakukan berbagai regulasi di didang keuangan dan perbankkan termasuk pasar modal. Para pelaku di pasar modal telah menyadari bahwa perdagangan efek dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka, dan sekaligus memberikan konsribusi yang besar bagi perkembangan perekonomian negara kita. Pasar modal (capital market) adalah lembaga keuangan bukan bank yang mempunyai kegiatan berupa penawaran dan perdagangan efek. Selain itu juga merupakan lembaga profesi yang berkaitan dengan transaksi jual beli efek dan perusahan publik yang berkaitan dengan efek. Dengan demikian pasar modal dikenal sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli modal / dana.

(11)

kepastian hukum.12

Diterapkannya prinsip keterbukaan tersebut diharapkan dapat menghindarkan atau meminimalisasi kejadian yang dapat menimbulkan akibat buruk bagi investor publik. Tanpa pelaksanaan atas kewajiban keterbukaan tersebut mustahil tujuan prinsip keterbukaan, di samping menciptakan pasar yang efisien, perlindungan investor dan menjaga kepercayaan investor dapat tercapai. Mekanisme peran pasar modal sekarang ini semakin penting sehingga pelaku pasar yaitu investor sangat memerlukan informasi yang handal dan akurat untuk dapat mengambil keputusan yang tepat. Oleh karena itu kebutuhan akan informasi tersebut berkembang pesat termasuk informasi yang berkaitan dengan aktivitas pasar modal.

Dalam Pasal 1 angka 25 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (selanjutnya disebut UUPM) disebutkan bahwa :

”Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik, dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud dan atau harga diri Efek tersebut”.

Informasi atau fakta material tersebut menurut Pasal 1 angka 7 UUPM, adalah :

”Informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut”.

12

M.Irsan Nassarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : Prenada Media,2003), hlm. 44

(12)

pada gilirannya mengakibatkan pelarian modal (capital fight) secara besar-besaran dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal (bursa saham). Sebab ketiadaan keterbukaan atau ketertutupan informasi akan menimbulkan ketidakpastian bagi investor. Akibatnya investor sulit mengambil keputusannya untuk berinvestasi di pasar modal. Hal ini sesuai dengan pendapat, bahwa apabila makin jelas informasi perusahaan, maka keinginan investor untuk berinvestasi semakin tinggi. Sebaliknya ketiadaan atau ketertutupan informasi dapat menimbulkan keragu-raguan investor berinvestasi. Oleh karena itu, tujuan prinsip keterbukaan untuk menjaga kerpercayaan investor dalam pasar modal merupakan suatu hal yang penting.13

13

Bismar Nasution, Napas Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan, dimuat dalam Majalah Ombudsman, Edisi 31 Maret, Jakarta, 2002

Salah satu informasi penting di perusahaan yang perlu diketahui oleh publik terutama investor, adalah laporan keuangan perusahaan.

Pasal 69 ayat (1) UUPM disebutkan bahwa :

”Laporan Keuangan yang disampaikan Bapepam wajib disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum”.

(13)

bagi masyarakat.

Investasi efisien adalah investasi yang penempatan portofolionya memberikan hasil yang baik. Investasi di bidang pasar modal tetap memiliki resiko secara garis besar terbagi dua resiko ekonomi keuangan dan resiko non-ekonomi keuangan. Beberapa resiko menurut manajemen keuangan antara lain;

portofolio risk, yaitu kemungkinan kegagalan portofolio memberikan hasil seperti

yang diharapkan.14

Pihak investor memerlukan informasi tersebut sebagai masukan untuk menemukan tujuan dan keputusan karena mereka menginginkan sesuatu return yaitu berupa dividen and capital gain. Oleh karena itu investor menggunakan berbagai informasi salah satunya yaitu laporan keuangan dimaksudkan sebagai Dalam menentukan investasi tersebut, investor mendasari keputusannya pada berbagai informasi yang dimiliki contohnya, informasi mengenai laporan keuangan. Informasi tersebut dikatakan relevan bagi investor apabila kebenaran informasi tersebut menyebabkannya melakukan transaksi di pasar modal, dimana transaksi ini tercermin melalui perbedaan return dan volume perdagangan saham. Dengan demikian seberapa jauh relevansi atau kegunaan suatu informasi dapat disimpulkan dengan mempelajari kaitan antara perbedaan

return dengan volume perdagangan saham di pasar modal dengan adanya

keberadaan informasi laporan keuangan tersebut. Karena laporan keuangan tersebut berisikan data-data dan masukan kinerja perusahaan pada suatu periode tertentu.

14

Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 1997), hlm. 61

(14)

membaca situasi perdagangan di pasar modal untuk mengetahui nilai jual beli saham. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan untuk manajemen atas sumber daya pemilik.

Laporan keuangan adalah suatu alat manajemen dalam keuangan yang digunakan baik untuk perencanaan maupun pengawasan. Laporan keuangan untuk menetapkan standar pelaksanaan untuk mendorong personel dalam mencapai sasaran untuk mengukur hasil yang dicapai untuk mengarahkan perhatian pada hal-hal yang paling memerlukan pemeriksaan.

Diantara bentuk pelanggaran yang sering terjadi di pasar modal adalah pelanggaran penyajian laporan keuangan oleh orang dalam (insider). Laporan keuangan yang menyesatkan ini erat kaitannya dengan penggunaan inside

information yang dilakukan insider suatu perusahaan tertentu dalam melakukan

penyajian laporan keuangan.

(15)

emiten. Di samping itu, kasus pelanggaran ini akan menimbulkan ketidakpercayaan investor terhadap regulator terkait dengan perlindungan yang diberikan kepadanya. Jika hal ini terjadi di pasar modal Indonesia, maka dapat dipastikan investor akan mengalihkan investasi ke pasar modal negara lain sehingga secara global akan merugikan perkembangan ekonomi nasional Indonesia. Dalam rangka mengeliminasi kasus pelanggaran pasar modal yang dilakukan oleh pihak emiten dan pihak lainnya serta untuk meningkatkan kepercayaan investor, Bapepam sebagai regulator tentunya mempunyai keharusan untuk memberikan perlindungan terhadap investor pasar modal Indonesia secara maksimal.

Tindakan-tindakan emiten tersebut telah termasuk ke dalam pelanggaran prinsip keterbukaan dimana laporan keuangan yang mereka sajikan adalah menyesatkan (misleading statement), dan jika terbukti maka hal tersebut merupakan pelanggaran prinsip keterbukaan di dalam pasar modal yang termasuk ke dalam penipuan (fraud) dan umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan adalah pernyataan menyesatkan dalam bentuk pernyataan yang salah (misrepresentation) atau pernyataan dengan membuat penghilangan (omission) fakta material.15

15

Ibid.

Dengan adanya penyajian informasi laporan keuangan yang menyesatkan, dapat menjadikan pemodal kehilangan kepercayaan terhadap pasar modal, karena setiap penanam modal mempunyai keinginan agar modal yang ditanamkan memperoleh jaminan, terutama dari segi kepastian dan penegakan hukum.

(16)

berkaitan dengan penyempurnaan perangkat peraturan perundang-undangan, peningkatan profesionalisme kalangan pelaku serta sistem perdagangan penyelesaian transaksi efek di bursa.16 Sehubungan dengan itu, penulis berkeinginan untuk melakukan penelaah perlindungan hukum terhadap investor atau pihak ketiga dalam laporan keuangan yang menyesatkan dalam pasar modal. Karena dengan adanya perlindungan dan kepastian hukum tersebut, maka diharapkan investor yang akan menanamkan modalnya tidak ragu-ragu lagi untuk berinvestasi melalui lembaga pasar modal.17

B. Perumusan Masalah

Dari uraian singkat di atas maka penulis berminta untuk menulis mengenai perlindungan hukum terhadap investor atas laporan keuangan menyesatkan tersebut dengan judul “Perlindungan Hukum terhadap Investor atau Pihak Ketiga dalam Laporan Keuangan Menyesatkan di Pasar Modal”.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana penyajian laporan keuangan yang menyesatkan di pasar modal ? 2. Bagaimana perlindungan hukum yang diberikan terhadap investor atau pihak

ketiga atas penyajian laporan keuangan yang menyesatkan di pasar modal ?

16

Marzuki Usman, Peluang dan Tantangan Pasar Modal Indonesia Menghadapi Era Perdagangan Bebas. (Jakarta : Jurnal Keuangan dan Moneter,1997), hlm. 56

17

(17)

C. Tujuan Penulisan

Pada dasarnya tujuan penulisan ini adalah untuk mencari pemahaman yang benar tentang masalah yang dirumuskan. Lebih rinci tujuan penulisan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penyajian laporan keuangan menyesatkan di pasar modal. 2. Untuk mengetahui perlindungan hukum yang diberikan terhadap investor atau

pihak ketiga atas penyajian laporan keuangan yang menyesatkan.

3. Untuk mengetahui sanksi-sanksi yang diberikan atas penyajian laporan keuangan yang menyesatkan.

D. Manfaat Penulisan

Dengan diterapkannya permasalahan-permasalahan, maka diharapkan membawa sejumlah manfaat yang berguna secara teoritis dan praktis sehubungan dengan itu, penulisan ini setidaknya bermanfaat :

1. Dari sudut pandangan teoritis, diharapkan penulisan ini dapat membuka wawasan dan paradigma berpikir dalam memahami, mengerti dan mendalami permasalahan hukum terutama tentang perlindungan hukum terhadap investor atau pihak ketiga dalam laporan keuangan menyesatkan. Selain itu, penulisan ini juga diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan dalam penulisan berikutnya yang berhubungan agar dapat memberikan masukan bagi

(18)

2. Dari sudut pandangan praktis, diharapkan penulisan ini mampu memberikan pemahaman lebih dalam bagi penulis tentang perlindungan hukum terhadap investor atau pihak ketiga dalam laporan keuangan menyesatkan di pasar modal, serta pihak-pihak yang berkecimpung di bidangnya seperti investor atau pemilik saham agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam memutuskan bidang investasi yang strategis dan pengambilan keputusan yang tepat.

E. Keaslian Penulisan

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh bidang administrasi pada Program Studi Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulisan tentang “Perlindungan Hukum terhadap Investor atau Pihak Ketiga dalam Laporan Keuangan Menyesatkan di Pasar Modal” tidak ditemukan pokok bahasan yang sama dengan judul yang sama dengan judul penulisan ini.

Maka penulisan skripsi ini dapat disebut asli dan tidak terdapat unsur plagiat yang bertentangan dengan asas-asas keilmuwan yang jujur, rasional, objektif, dan terbuka.

(19)

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.18

Investor merupakan pihak terpenting yang berperan di dalam kegiatan pasar modal. Bisa dikatakan salah satu indikator terpenting dalam pasar modal adalah keberadaan investor. Investor yang terlibat dalam pasar modal Indonesia adalah investor domestik dan asing, perorangan dan institusi yang mempunyai karakteristik masing-masing.19 Dengan adanya investor, dapat menjadi salah satu alternatif untuk memecahkan kesulitan modal yang sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan.20

Perkembangan pasar modal tidak lepas dari kebutuhan dan pengaruh investor. Saat ini investor asing lebih aktif memainkan perannya untuk mengungkapkan kebutuhan dan kepentingannya, investor domestik lebih banyak bersikap pasif mengikuti kepentingan investor asing. Semua pihak yang terlibat seyogyanya mampu mengondisikan investor dengan informasi mengenai kebijakan dan penerbitan peraturan perundang-undangan. Otoritas pasar modal dan para pihak bekerja sama untuk mewujudkan hal tersebut dalam pasar modal Indonesia, sehingga investor tertarik untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Oleh karena itu, kepastian dan perlindungan hukum bagi investor sangat penting untuk merangsang investor untuk menanamkan modalnya.

21

18

Pasal 1 angka 13 Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal 19

Harianto Faried dan Sudomo Siswanto, Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : PT. Bursa Efek,1998), hlm. 105

20

Jonker Sihombing, Investasi Asing Melalui Surat Utang Negara di Pasar Modal, (Bandung : PT.Alumni,2008), hlm. 164

21

Sri Hartono, Kapita Selekta Hukum Ekonomi, (Bandung : Mandar Maju,2000), hlm. 69

(20)

investasi. Sampai dengan pertengahan tahun 1997 kondisi untuk berinvestasi di Indonesia cukup menggairahkan karena didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, tetapi belum mencapai puncaknya seperti sebelum krisis investor baik lokal maupun asing masih pada sikap hati-hati, mengingat kejadian pada tahun 1997-1998 dimana nilai saham turun secara amat tajam dan cepat.

Pergerakan saham yang bagus, namun para investor tetap melihat dan memperhitungkan kondisi politik, terutama situasi menjelang pemilu 2004, ekonomi dan sosial serta law enforcement dimana pasar modal itu berada. Jika pemilu berjalan lancar, pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan dengan inflasi terkendali dan situasi yang menarik, misalnya suku bunga turun, maka para investor akan tertarik menanam uangnya di pasar modal. Namun sebaliknya, kalau pemilu tidak berjalan dengan baik, perekonomian memburuk, keamanan tidak terjamin maka investor tentu lari dari bursa dan mengalihkan dananya ke tempat lain. Sekarang ini tekanan pada penegakan hukum di Indonesia pada umumnya lain. Bagi mereka Indonesia adalah pasar potensial, maka penegakan hukum akan memberikan kepastian hukum. Kalau kepastian hukum terjamin, maka segenap aktivitas di bidang perekonomian dan keuangan tidak akan mendapatkan hambatan.22

Pasar Modal merupakan salah satu bagian pasar keuangan, di samping pasar uang yang sangat penting peranannya bagi pembangunan nasional pada umumnya, khususnya bagi pengembangan dunia usaha sebagai salah satu

22

(21)

bermanfaat untuk menyalurkan dananya ke berbagai sektor produktif dalam rangka meningkatkan nilai tambah terhadap dana yang dimilikinya. Untuk itu, investor memerlukan suatu kepastian hukum yaitu hukum yang berlaku di Indonesia tentang fakta material sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi investor terutama dalam penyajian laporan keuangan, sehingga ia secara rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian dan penjualan saham. Pelanggaran penyajian laporan keuangan memang berbahaya bagi suatu kehidupan pasar modal. Membiarkan suatu penyajian laporan keuangan yang menyesatkan sama saja dengan bunuh diri bagi pasar modal tersebut.

G. Metode Penulisan

Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan sripsi ini adalah jenis penelitian normatif dengan pengumpulan data secara studi kepustakaan

(Library Research) disertai dengan pengumpulan dan membaca referensi melalui

peraturan perundang-undangan yang berlaku serta internet, kemudian data-data yang layak diseleksi untuk mendukung penulisan.

H. Sistematika Penulisan

Pada skripsi ini masing-masing dibagi atas beberapa sub bab. Uraian bab tersebut tersusun secara sistematis dan saling berkaitan antara satu sama lain. Urutan singkat atas bab-bab dan sub bab tersebut dapat diuraian sebagai berikut :

(22)

dibahas pada skripsi ini.

Bab II akan membahas tentang laporan keuangan menyesatkan di pasar modal, pengertian dan tujuan laporan keuangan, kewenangan akuntan dalam menyusun laporan keuangan, hubungan antara laporan keuangan dan pasar modal, pelanggaran prinsip keterbukaan di dalam pasar modal, serta peran akuntan publik dalam membuat laporan keuangan menyesatkan.

Bab III akan membahas tentang perlindungan hukum terhadap investor atau pihak ketiga dalam laporan keuangan menyesatkan di pasar modal, penegakan hukum terhadap investor atau pihak ketiga atas kejahatan dan pelanggaran yang terjadi di bidang pasar modal, peranan Bapepam-LK dalam mengawasi akuntan atas penyusunan laporan keuangan, serta kewenangan Bapepam untuk melakukan penegakan hukum.

Bab IV akan membahas tentang sanksi di pasar modal, sanksi-sanksi yang diberikan atas penyajian laporan keuangan yang menyesatkan serta tanggung jawab hukum akuntan publik atas penyajian laporan keuangan yang menyesatkan.

(23)

A.Pengertian Laporan Keuangan

Wild, Subramanyam dan Halsey dalam bukunya ”Financial Statement

Analysis” memberikan pengertian laporan keuangan sebagai berikut :

”Financial Statements of a company are the representation of its

management, who bear the primary responsibility for the fairness of

presentation and the information disclosed”.23

Laporan keuangan merupakan suatu alat manajemen dalam keuangan yang digunakan baik untuk perencanaan maupun pengawasan. Laporan keuangan adalah alat untuk menetapkan standar pelaksanaan untuk mendorong personel dalam mencapai sasaran untuk mengukur hasil yang dicapai untuk mengarahkan perhatian pada hal-hal yang paling memerlukan pemeriksaan.

Laporan keuangan perusahaan adalah representasi manajemen perusahaan tersebut, yang memegang tanggung jawab utama atas kebenaran informasi yang disajikan.

Dalam Aturan Etika Akuntan pada definisi / pengertian Butir 1 angka 2 disebutkan bahwa :

“Laporan Keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selamaa suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum”.

23

John J.Wild, K.R.Subramanyam, Robert F.Halsey, Financial Statement Analysis, (McGraw Hill : 8th ed.,2003), hlm. 14

(24)

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama buku yang bersangkutan. laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.

B.Tujuan Laporan Leuangan

Menurut PSAK No. 1 Standar Akuntansi Keuangan (SAK),24

1. Tujuan Khusus

laporan keuangan yang lengkap terdiri dari 5 komponen yaitu : neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan tujuan penyusunan laporan keuangan dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :

Laporan Keuangan bertujuan untuk menyajikan secara wajar, dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum, posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi keuangan.

2. Tujuan Umum

Tujuan umum laporan keuangan terdiri dari :

24

(25)

a. memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban suatu perusahaan agar supaya dapat (1) menilai kekuatan dan kelemahannya, (2) menunjukkan pembelanjaan dan investasinya, (3) menilai kemampuan memenuhi tanggungjawabnya, dan (4) menunjukkan dasar sumber pertumbuhan; b. menyediakan informasi yang dapar dipercaya mengenai perubahan

sumber penghasilannya sebagai akibat aktivitas-aktivitas perusahaan yang diarahkan pada pencapaian laba agar dapat (1) menunjukkan kepada para investor hasil dividen yang diharapkan, (2) menunjukkan kemampuan operasi membayar kreditor dan leveransir, serta menyediakan job-job untuk karyawan, pajak gaji, dana yang diperoleh untuk perluasan, (3) menyediakan informasi untuk perencanaan dan pengendailan manajemen, dan (4) menunjukkan profitabilitas jangka panjang;

c. menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat untuk menaksir penghasilan yang potensial dari peusahaan;

d. menyediakan informasi lainnya yang diperlukan mengenai perubahan sumber-sumber ekonomi serta perubahan kewajiban;

e. mengungkapkan informasi lain yang relevan bagi kebutuhan para pemakai laporan keuangan.

3. Tujuan kualitatif

Tujuan kualitatif laporan keuangan meliputi : relevan, dapat dimengerti, dapat diuji, netral, tepat waktu, dapat diperbandingkan, dan lengkap.

(26)

Menurut Mardiasmo, di dalam Statement of Financial Accounting Conceps (SFAC) Nomor 1 dinyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang :25

1. berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya. informasi yang dihasilkan itu harus memadai bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kegiatan dan usaha perusahaan dan perusahaan-perusahaan ekonomi, serta bermaksud untuk menelaah informasi-informasi itu secara sungguh-sungguh;

2. dapat membantu investor dan kreditur yang ada yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu dan ketidakpastian dari penerimaan uang dimasa yang akan datang yang berasal dari dividen atau bunga dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman. oleh karena rencana penerimaan dan pengeluaran uang (cash flow) seorang kreditur atau investor itu berkaitan dengan cash flow dari perusahaan, pelaporan keuangan harus menyajikan informasi untuk membantu investor, kreditur dan pihak-pihak lainnya untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian dari aliran kas masuk (sesudah dikurangi kas keluar) di masa datang untuk perusahaan tersebut; 3. menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas

sumber tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan), dan pengaruh dari

25

(27)

transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut.26

Tujuan laporan keuangan menurut kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (IAI, 2004), adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.27

Dalam pembukaan Kode Etik Akuntan Indonesia, disebutkan pengertian akuntan publik yaitu :

C. Kewenangan Akuntan dalam Menyusun Laporan Keuangan

28

26

Ahmed Belkaoui, Accounting Theory, (Yogyakarta : AK Group, 1986), Hlm. 83-84 27

Ikatan Akuntan Indonesia, Op.Cit, hlm. 13

“Akuntan Publik adalah profesi yang terdiri dari landasan kepercayaan masyarakat. Dengan demikian, dalam melaksanakan tugasnya akuntan harus mengutamakan kepentingan masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.

Karena pentingnya laporan keuangan yang telah diuraikan di atas maka peranan akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan juga tidak kalah pentingnya. Hal ini karena akuntan publik sebagai profesi yang berdasarkan atas kepercayaan masyarakat.

Akuntan publik merupakan ujung tombak dari profesi akuntan karena tugas seorang akuntan publik untuk mengaudit suatu laporan keuangan akan memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena memberikan kewajaran posisi keuangan, perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

28

http:/

(28)

Auditing yang diberikan oleh akuntan publik adalah merupakan bentuk atesatasi. Atestasi secara umum adalah suatu komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulan tentang realibilitas dari pernyataan seseorang. Atau secara emplisit atestasi adalah komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan mengenai realibilitas dari asersi tertulis yang merupakan tanggung jawab pihak lainnya.29

Menurut Mulyadi, profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat, dari profesi inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan.

Salah satu kategori jasa atestasi yaitu akuntan publik menerbitkan suatu

laporan tertulis yang isinya antara lain berupa suatu kesimpulan tentang kepercayaan asersi (pernyataan yang menyebutkan itu benar) yang dibuat oleh pihak lain (dalam hal ini manajemen perusahaan).

Dalam hal ini auditing sebagai salah satu bentuk jasa atestasi memberikan kewenangan bagi akuntan dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam pengertian Butir 1 angka 10 Aturan Etika Akuntan yang dikeluarkan oleh IAI disebutkan bahwa :

“Praktik Akuntan Publik adalah pemberian jasa professional kepada klien yang dilakukan oleh anggota IAI-KAP yang dapat berupa jasa audit, jasa atestasi, jasa akuntansi dan review, perpajakan, perencanaan keuangan perorangan, jasa pendukung litigasi dan jasa lainnnya yang diatur dalam standar profesional akuntan publik”.

30

Suatu profesi menjadi suatu profesi yang sudah mapan jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

29

Sukrisno Agoes, Auditing (Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik), (Jakarta : Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,2004), hlm. 1

30

(29)

1. mempunyai pengetahuan minimal dalam bidang keahlian yang diperoleh melalui pendidikan formal yaitu pengetahuan khusus dengan suatu proses pendidikan resmi;

2. memberikan jasa yang bermanfaat bagi masyarakat;

3. terikat oleh prinsip-prinsip etik dengan tekanannya kepada kebijakan berupa pelayanan, kejujuran, integritas serta pengabdian kepada kesejahteraan yang dilayani;

4. mempunyai prosedur dalam menegakkan disiplin anggota yang melanggar kode etik;

5. mempunyai bahasa sendiri, dan mengenai hal-hal yang sangat taktis hanya dimengerti oleh mereka yang menjadi anggota.31

Perkembangan pasar modal diikuti dengan semakin banyaknya pihak yang secara aktif menaruh perhatian terhadap kualitas pelaporan keuangan perusahaan yang telah go public atau telah menawarkan efeknya kepada masyarakat melalui pasar modal. Pasar modal mewajibkan keterbukaan kondisi keuangan emiten atau perusahaan yang telah go public di pasar modal. Hal ini berkaitan dengan perlindungan terhadap investor publik, karena dunia pasar modal adalah kegiatan investasi yang menyangkut resiko. Resiko selalu terkait dengan besarnya return of

investment (ROI) yang diharapkan. Semakin besar expected return maka akan D. Hubungan Antara Laporan Keuangan dan Pasar Modal

31

Ibid.

(30)

semakin tinggi resiko, begitu pula sebaliknya. Dalam hal ini, salah satu media yang digunakan oleh investor yang bermain di bursa efek untuk melihat fluktuasi harga saham adalah berdasarkan laporan keuangan emiten.67

Hal ini sejalan dengan tujuan utama laporan keuangan, yaitu untuk memberikan informasi keuangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka mengambil keputusan ekonomi. Semakin jelas informasi perusahaan, maka semakin tinggi keinginan investor melakukan investasi. Sebaliknya ketiadaan atau kekurangan serta ketertutupan informasi menimbulkan ketidakpastian dan ketidakpercayaan investor untuk melakukan investasi melalui pasar modal. Dengan kata lain, investor berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modal, apakah perusahaan mempunyai prospek yang cukup baik dan diperoleh keuntungan atau ”rate of return” yang cukup baik.68

Wild, Subramanyam dan Halsey mengatakan bahwa hasil suatu penelitian menunjukkan terdapat keterkaitan yang sangat erat antara informasi akuntansi dalam laporan keuangan dengan harga saham. Bukti-bukti menunjukkan bahwa terdapat suatu hubungan (link) yang definitif antara jenis atau ”kejutan” yang disampaikan melalui angka pendapatan dengan besar keuntungan atau laba dari suatu perusahaan. Berita nilai pendapatan yang baik (kejutan positif) akan diikuti dengan bertambahnya keuntungan saham (harga saham naik), sedangkan berita pendapatan yang buruk (kejutan negatif) akan diikuti dengan berkurangnya keuntungan saham (harga saham turun). Semakin baik atau buruk berita tentang

67

I Putu Gede Ary Suta, Op.Cit, hlm. 94 68

(31)

nilai pendapatan, maka akan semakin besar reaksi yang ditimbulkan bagi fluktuasi harga saham.69

Laporan keuangan memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomis.

Dalam dunia bisnis, ada beberapa pihak yang memerlukan laporan keuangan, yaitu pihak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Pihak internal perusahaan adalah para manajer pada semua tingkat. Laporan keuangan itu dijadikan alat untuk mengambil keputusan rutin dan keputusan khusus. Keputusan rutin meliputi keputusan-keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasi dan keputusan kusus meliputi keputusan-keputusan yang berhubungan dengan investasi jangka panjang, misalnya mendirikan pabrik baru, memproduksi produk baru, mendirikan anak perusahaan, riset pemasaran, dan sebagainya.

Pihak eksternal yang membutuhkan laporan keuangan antara lain adalah pemegang saham, kantor pajak, pasar modal, lembaga keuangan, serikat buruh, dan sebagainya. Mereka mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dalam menggunakan informasi laporan keuangan. Pemegang saham untuk menilai investasi; kantor pajak untuk menentukan besarnya pajak penghasilan; pasar modal untuk memperkirakan harga saham; serikat buruh untuk memperkirakan bonus yang akan diterimanya.

Veithzal Rivai, Manajemen Keuangan Untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktik Edisi Pertama Cetakan Kedua, (Jakarta : PT. Rajawali Grafindo Persada,2005), hlm. 109

Hubungan antara pelaporan keuangan dan pasar modal ini timbul dari kegunaan masing-masing. informasi keuangan tertentu akan lebih baik bila disajikan dalam laporan

(32)

keuangan, tetapi informasi tertentu lainnya akan lebih baik bila dilaporkan dalam laporan lain. walaupun demikian, laporan keuangan merupakan unsur utama pelaporan keuangan, maka tujuan laporan keuangan akan sama dengan tujuan pelaporan keuangan.

Pemakaian laporan keuangan di dalam perusahaan memberikan keuntungan-keuntungan sebagai berikut :

1. penyusunan laporan keuangan merupakan kekuatan manajemen dalam menyusun perencanaan, dimana manajemen melihat ke depan untuk menentukan tujuan perusahaan yang dinyatakan di dalam ukuran finansial; 2. laporan keuangan dapat digunakan alat koordinasi berbagai kegiatan

perusahaan, misalnya koordinasi antara berbagai penjualan dengan kegiatan produksi;

3. implementasi laporan keuangan dapat menciptakan alat untuk pengawasan kegiatan perusahaan. Penyimpangan antara laporan keuangan dengan realisasi dihitung dan dianalisa, dan manajemen dapat mengetahui adanya penyelewengan tersebut;

4. berdasarkan teknik yang digunakan dalam laporan keuangan, manajemen dapat memeriksa dengan seksama penggunaan sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan apakah dapat berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif); 5. pemakaian laporan keuangan mengakibatkan timbulnya suasana yang

(33)

panjang, dan tambahan biaya akan dibenarkan apabila tambahan biaya tersebut diperkirakan dapat meningkatkan laba;

6. pemakaian laporan keuangan dapat mendorong dipakainya standar sebagai alat pengukur prestasi suatu bagian atau individu di dalam organisasi perusahaan;

7. pemakaian laporan keuangan dapat membantu manajemen di dalam pengambilan keputusan untuk memilih beberapa alternatif yang mungkin dilaksanakan, misalnya: membuat atau membeli, membuat atau menyewa, menolak atau menerima pesanan, khusus, mendorong atau mengurangi produk tertentu dan sebagainya.71

Laporan keuangan merupakan suatu komponen penting dari dunia pasar modal yang sangat material sifatnya. Laporan keuangan menjadi representasi utama kondisi keuangan emiten atau perusahaan publik yang telah melakukan aktivitas pengumpulan dana publik melalui pasar modal.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka keterbukaan atau transparansi laporan keuangan merupakan suatu kewajiban dalam dunia pasar modal, karena mempengaruhi keputusan ekonomi para pengguna laporan keuangan, terutama para investor dan pemegang saham.

E. Pelanggaran Prinsip Keterbukaan di dalam Laporan Keuangan

Prinsip keterbukaan menjadi persoalan inti pasar modal dan sekaligus merupakan jiwa pasar modal itu sendiri. Keterbukaan tentang fakta material sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang

71

Ibid.

(34)

memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga ia secara rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian dan penjualan saham.72

Hal ini berkaitan dengan informasi yang harus di full disclosure tersebut adalah seluruh informasi mengenai keadaan usahanya termasuk keadaan keuangan, aspek hukum, manajemen dan harta kekayaan perusahaan kepada masyarakat.

Keterbukaan merupakan suatu kewajiban bagi setiap perusahaan atau emiten yang menawarkan efeknya melalui pasar modal di lantai Bursa. Prinsip keterbukaan (disclosure principle) merupakan suatu yang harus ada, baik untuk kepentingan pengelola bursa (Bursa Efek Jakarta/BEJ, Bursa Efek Surabaya/BES), Bapepam dan Pemodal.

73

Keterbukaan terhadap kondisi perusahaan yang melakukan emisi saham menyebabkan calon investor dapat memahami dan memutuskan kebijakan investasinya. Keterbukaan informasi yang merupakan suatu kewajiban dalam hal ini tidak saja dilaksanakan pada waktu perusahaan tersebut menawarkan efeknya kepada masyarakat pertama kali, akan tetapi juga selama efek perusahaan tersebut diperdagangkan di pasar sekunder.74

Tidak berlebihan apabila undang-undang pasar modal sesuatu negara, termasuk Indonesia mewajibkan keterbukaan, walaupun negara tersebut telah mempunyai anti fraud. Suatu negara, walaupun telah mempunyai anti fraud, tetapi tidak mempunyai hukum yang mewajibkan keterbukaan bagi perusahaan akan dapat merugikan investor dan para pihak. Dalam keadaan itu perusahaan dapat memberikan informasi sepanjang perusahaan bersedia, atau perusahaan

72

Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, (Jakarta : Universitas Indonesia, Program Pasca Sarjana,2001), hlm. 64

73

I Nyoman Tjager, Op.Cit, hlm.3 74

(35)

diam, tidak memberikan informasi atau memberikan informasi tidak tepat waktu.75

Ketentuan mengenai penipuan (anti fraud) di Indonesia secara umum telah diatur dalam Kitab undang Hukum Pidana (KUHP) dan Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata). Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 390 KUHP yang mengatur tentang ketentuan mengenai kabar bohong, menyatakan bahwa “barang siapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak menurunkan atau menaikkan harga barang dagangan, bond atau surat berharga, dengan menyiarkan kabar bohong, dihukum penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan”.76 Namun ketentuan ini tidak efektif untuk memberikan jaminan hukum bagi investor pasar modal karena tidak membuat pengaturan keterbukaan wajib, dan tidak mengatur secara spesifik tentang penipuan atau perbuatan curang dalam transaksi saham.77

Untuk mengantisipasi keadaan itu, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) telah mewajibkan keterbukaan tetap harus ada. UUPM mengatur kewajiban keterbukaan tersebut secara substansial menentukan pengungkapan informasi pada saat-saat yang telah ditentukan, dan yang lebih penting undang-undang tersebut pengawasan, waktu, tempat dan bagaimana perusahaan melakukan keterbukaan.78

Dalam kegiatan pasar modal adalah kewajiban pihak-pihak dalam suatu penawaran umum untuk memperhatikan dan memenuhi prinsip keterbukaan. Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Butir

75

Frank H. Easterbrook dan Daniel R. Fischel, “Mandatory Disclosure and the Protevtion of Investors, Virginia law Review, (Vol. 70, 1984), hlm. 680

76

R.Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, (Bogor : Politeia,1976), hlm. 232 77

Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Op.Cit, hlm. 65 78

Frank H. Easterbrook dan Daniel R. Fischel, Op.Cit, hlm. 680

(36)

1 angka 25 disebutkan yang dimaksud dengan Keterbukaan (Disclosure) adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut. Keterbukaan informasi tidak saja diwajibkan pada waktu perusahaan tersebut menawarkan efeknya kepada masyarakat pertama kali, tetapi juga selama efek perusahaan tersebut diperdagangkan di pasar sekunder.

Di samping itu, prinsip keterbukaan mempunyai peranan penting bagi investor sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi disebabkan melalui keterbukaan akan terbentuk suatu penilaian (judgement) terhadap investasi.79

1. Untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar

Dalam hal ini kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya ketidakpercayaan publik terhadap pasar modal yang pada gilirannya Makin jelas informasi perusahaan, maka keinginan investor untuk melakukan investasi akan makin tinggi. Selanjutnya ketiadaan atau kekurangan serta ketutupan informasi akan menimbulkan ketidakpastian bagi investor. Akibatnya akan menimbulkan ketidakpercayaan investor dalam melakukan investasi melalui pasar modal.

Menurut Bismar Nasution setidaknya ada tiga tujuan Prinsip Keterbukaan (Disclosure) dalam Pasar Modal yang antara lain adalah :

79

(37)

mengakibatkan pelarian modal (capital flight) secara besar-besaran dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal (bursa saham). 2. Menciptakan mekanisme pasar yang efisien

Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan (Disclosure) wajib. Sistem keterbukaan (Disclosure) wajib berusaha menyediakan informasi tekhnis bagi anggota saham dan profesional pasar.

3. Memberi perlindungan terhadap investor

Dengan adanya keterbukaan (Disclosure) maka secara tidak langsung akan memberi perlindungan kepada investor yang apabila dalam membuat perjanjian pembelian saham oleh investor kemudian terdapat penipuan dalam bentuk perbuatan yang menyesatkan, misalnya pernyatan (missrepre

sentation) informasi, maka perlindungan investor tersebut dilihat darisisi ket

entuan perjanjian sebagaimana diatur dalam K.U.H. Perdata hanya sebatas pembatalan perjanjian transaksi saham.80

Banyak orang ketika membahas atas perilaku emiten yang tidak mau menjalankan prinsip-prinsip transparansi di pasar modal, seolah-olah sangat sulit untuk menterjemahkan prilaku tersebut ke dalam sebuah penjelasan yang masuk akal dan dapat diterima oleh semua orang, tentang kesalahan apakah yang dilakukan oleh emiten yang tidak transparan. Soal transparansi bukan 100% milik dunia pasar modal, tetapi di setiap aspek dan dimensi kehidupan ini, transparansi adalah bagian yang selalu dituntut untuk dilaksanakan. Tindakan melakukan transparansi direfleksikan dalam pemenuhan kewajiban pelaporan

80

Bismar Nasution, Op.Cit, hlm. 9 – 11

(38)

laporan keuangan, fakta atau kejadian yang bersifat material atau kewajiban pelaporan lainnya.

Dalam mencapai tujuan prinsip keterbukaan untuk perlindungan investor tersebut hanya dapat diharapkan terpenuhi adalah sepanjang informasi yang disampaikan kepada investor mengandung kelengkapan data keuangan emiten dan informasi lainnya yang mengandung fakta materiel.81 Dengan penyampaian informasi yang demikian kepada investor akan dapat menghindari investor dari bentuk-bentuk penipuan (fraud) atau manipulasi (deceit) serta hal-hal lainnya yang berbentuk perbuatan-perbuatan curang (fraudulent acts), seperti melalui

misrepresentation atau omission yang pada akhirnya mengakibatkan pernyataan

menyesatkan.82

Pada umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan (Disclosure) termasuk juga pernyataan menyesatkan sebab adanya misrepresentation atau pernyataan dengan membuat penghilangan (omission) fakta materil, baik dalam dokumen-dokumen penawaran umum maupun dalam perdagangan saham. Pernyataan tersebut menciptakan gambaran yang salah dari kwalitas emiten, manajemen dan potensi ekonomi emiten. Oleh karena itu peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan (Disclosure) membuat larangan atas perbuatan missreprentation dan omission.83

Peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan (Disclosure) di pasar modal Indonesia telah memuat ketentuan mengenai larangan perbuatan menyesatkan tersebut, baik dalam prospektus maupun media massa yang berhubungan dengan suatu penawaran umum. Di samping itu ketentuan larangan perbuatan

81

Ibid. 82

Ibid. 83

(39)

menyesatkan telah menetapkan sanksi berupa ancaman pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 15.000.000.000 (Lima Belas Milyar Rupiah) terhadap pelanggaran atas perbuatan-perbuatan tersebut :

1. peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan yang memuat ketentuan-ketentuan larangan perbuatan menyesatkan tersebut sangat sederhana dan kurang memadai untuk mengatur elemen-elemen perbuatan yang menyesatkan. Sebagai contoh, Pasal 78 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal menentukan, tidak boleh membuat pernyataan fakta material yang salah atau tidak memuat fakta material yang benar. Larangan yang diatur dalam Pasal 78 ini mirip dengan konsep dalam Rule 10b-5 dan Section 10(b)

Securities Exchange Act 1934, yang melarang pernyataan menyesatkan dalam

prospektus dengan menggunakan alat, skema atau fasilitas untuk menipu; 2. membuat pernyataan yang salah mengenai fakta material atau tidak

memasukkan fakta material yang diperlukan dalam pernyataan dan dalam penjelasannya tidak menyesatkan;

3. terlibat dalam tindakan, praktek atau dalam bidang bisnis yang beroperasi atau akan beroperasi sebagai penipuan atas seseorang dalam perdagangan saham.84

Larangan lainnya juga dapat dilihat dalam Undang-Undang. No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,85

84

Undang-Undang No.8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal 85

Penjelasan Pasal 93 UUPM

yang melarang seseorang yang dengan cara apapun untuk membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan, yang dapat mempengaruhi harga saham di Bursa Efek, yaitu apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan :

(40)

1. pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan;

2. pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran material dari pernyataan atau keterangan tersebut. Jika dibuat test perbuatan yang menyesatkan akibat missrepresentation dan

omission berdasarkan elemen-elemen yang terdapat dalam ketentuan pidana.

Menurut Pasal 380 KUHP, yang mengatur “penyiaran kabar bohong“, maka ketentuan tersebut tidak sesuai dan jugabelum cukup. Oleh karena elemen-elemen ketentuan tindakan kabar bohong dalam KUHP tersebut tidak dapat diterapkanuntuk menentukan suatu perbuatan dikatakan sebagai misrepresentation dan omission. Pasal 380 KUHP menetapkan, pertama, terdakwa hanya dapat dihukum menurut pasal ini, apabila ternyata bahwa kabar yang disiarkan itu adalah kabar bohong. Yang dianggap sebagai kabar bohong, tidak saja memberitahukan suatu kabar yang kosong, akan tetapi juga menceritakan secara tidak betul tentang suatu kejadian, kedua, menaikkan atau menurunkan harga barang-barang dan sebagainya dengan menyiarkan kabar bohong itu hanya dapat dihukum, bahwa penyiaran kabar bohong itu dilakukan dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain.

(41)

masa depan”. Informasi merupakan sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya.86

Keterbukaan Informasi yang dimaksud dalam pasar modal adalah data maupun laporan yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya bagi para pihak, terutama investor. Informasi ini mengarahkan, memperlancar kegiatan sehari-hari dan membantu para investor dalam pengambilan keputusan di pasar modal. Sistem informasi menghubungkan perusahaan dengan pihak luar perusahaan yang berkepentingan. Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses, menjadi informasi dan didistribusikan kepada pemakai.87

86

Sanusi Bintang & Dahlan, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, (Bandung : Citra Aditya Bakti,2000), hlm. 43

87

Dewan SPAP IAI Komtartemen Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik, Per 1 Januari 2001, (Jakarta : Salemba Empat,2001)

Kegunaan dan manfaat keterbukaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan terutama bagi investor dalam mengambil keputusan di pasar modal. Perlu diketahui bahwa informasi yang digunakan oleh suatu sistem informasi pada umumnya digunakan untuk suatu kegiatan oleh karena itu informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

Keterbukaan informasi dalam pasar modal akan menjadi alat bantu bagi investor dalam pengambilan keputusannya. Sistem informasi yang telah diimplementasikan harus mampu memenuhi kebutuhan akan informasi yang akurat dan dijamin kepastiannya, jika informasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan investor, maka akan timbul ketidakpercayaan investor lagi untuk menanamkan modalnya.

(42)

Apabila informasi material yang seharusnya diketahui investor ternyata tidak diungkapkan seluruhnya atau salah dalam mengungkapkannya sehingga menimbulkan kerugian bagi investor, maka emiten wajib bertanggung jawab atas kerugian yang diderita investor. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa terdapat suatu mekanisme transparansi dan adanya jaminan atas kebenaran informasi yang secara implisit terkandung unsur perlindungan bagi investor.88

Seorang akuntan publik pada prinsipnya harus mendeteksi misstatement dalam laporan keuangan yang diproyeksikan untuk disajikan kepada publik. Ia seharusnya dapat bertindak sebagai wasit yang independen (bebas tidak memihak) guna mengumpulkan bukti yang cukup dan kompeten sesuai dengan standar

F. Peran Akuntan Publik dalam Membuat Laporan Keuangan Menyesatkan

Praktek penipuan melalui pernyataan yang menyesatkan justru banyak terjadi melalui laporan keuangan yang telah diaudit oleh seorang akuntan publik. Hal ini bertolak belakang dengan tujuan auditing, yaitu untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, guna membebaskan para pengguna laporan keuangan (terutama investor) dari keragu-raguan mengenai kebenaran dari pada substansi laporan keuangan dan dapat mengambil keputusan ekonomi yang tepat dan strategis. Sebagai contoh adalah CPA (Certified Public Accountant) Arthur Anderson yang mengaudit Enron, yang turut terlibat dalam skandal akuntansi yang mengakibatkan runtuhnya perusahaan tersebut.

88

(43)

auditing. Apabila hal ini tidak dipenuhi, ia dapat dinyatakan bersalah melanggar kode etik. Berdasarkan kode etik, seorang auditor harus menyadari dan memikirkan apa akibat yang perbuatan yang akan dilakukannya pada dirinya sendiri dan pada orang lain, serta senantiasa menjaga amanah publik yang berkepentingan atas jasa yang diberikannya. Auditor harus selalu melindungi dan berorientasi pada pemberian proyeksi kepada kepentingan publik.89

Akuntan publik dapat dituntut curang jika ia lalai, walaupun tidak dengan maksud sengaja untuk menipu, yakni tidak mematuhi SPAP sehingga salah saji tidak terdeteksi (conclusive evidence of negligence). Dalam hal ini, ia dapat melawan tuduhan tersebut dengan membuktikan dari kertas kerjanya bahwa ia tidak lalai dan melanggar SPAP. Ia dapat menunjukkan bahwa ia telah merekomendasikan perbaikan atas pengendalian intern dan klien tidak cepar melakukan tindak lanjutnya sehingga salah saji material terjadi.

Namun ketentuan ini tidak selamanya terpenuhi melihat praktek-praktek yang terjadi.

90

Akuntan publik juga bertanggung jawab kepada pihak ketiga yang menderita kerugian karena mengandalkan laporan keuangan auditan dalam pengambilan keputusannya. Sebagai akibatnya, dapat timbul tuntutan, misalnya dari pemegang saham, calon investor, pemasok, bank / pemberi pinjaman, pegawai, klien dan pelanggan. Dalam hal ini, ia dapat melawan tuduhan tersebut termasuk dengan membuktikan bahwa laporan keuangan tidak memuat salah saji material dan audit telah dilaksanakan sesuai dengan SPAP serta pengguna laporan

89

Ruchjat Kosasih, Prinsip, Prosedur, dan Standar Auditing Indonesia, (Jakarta : Pustaka LP3ES Indonesia,2003), hlm. 23-27

90

Ibid, hlm. 38

(44)

tidak menderita rugi atau tidak relevan mendasarkan keputusannya pada laporan keuangan emiten.91

Profesi akuntan dan pihak lain yang berwenang kurang berperan dalam melakukan pengawasan sehingga praktek seperti ini masih berlanjut karena tidak ada sanksi atau tidak diketahui. Terjadinya laporan di bawah standar (substandard) diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain akuntan tidak berkompeten atau tidak memahami standar audit, tidak mengikuti standar yang akan menimbulkan tambahan biaya, atau tidak melakukan pengawasan yang seharusnya.92

91

Ibid. 92

(45)

BAB III

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAU PIHAK KETIGA DALAM LAPORAN KEUANGAN MENYESATKAN DI PASAR

MODAL

A. Penegakan Hukum terhadap Investor atau Pihak Ketiga atas Kejahatan dan Pelanggaran yang terjadi di bidang Pasar Modal

Secara umum penegakan hukum dapat diartikan sebagai tindakan menerapkan perangkat sarana hukum tertentu untuk memaksakan sanksi hukum guna menjamin pentaatan terhadap ketentuan yang ditetapkan tersebut. Sedangkan menurut Satjipto Rahardjo, penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan-keinginan hukum (yaitu peraturan-peraturan hukum) menjadi kenyataan.93

1. hukum (undang-undang);

Secara konsepsional, inti dan arti penegakan hukum terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaedah-kaedah yang mantap dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.

Lebih lanjut dikatakannya keberhasilan penegakan hukum mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempunyai arti yang netral, sehingga dampak negatif dan positifnya terletak pada isi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor ini mempunyai yang saling berkaitan dengan eratnya, merupakan esensi serta tolak ukur dari efektivitas penegakan hukum. Faktor-faktor tersebut adalah :

2. penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum;

3. sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum;

93

Satjipto Rahardjo, Masalah Penegakan Hukum, (Bandung : Sinar Baru), hlm. 24

(46)

4. masyarakat, yakni dimana hukum tersebut diterapkan.94

Di dalam suatu negara yang sedang membangun, fungsi hukum tidak hanya sebagai alat kontrol sosial atau sarana untuk menjaga stabilitas semata, akan tetapi juga sebagai alat untuk melakukan pembaharuan atau perubahan di dalam suatu masyarakat. Oleh karena itu, di dalam menjalankan fungsinya setiap pelaku pasar modal dituntut untuk memahami dan menguasai sitem hukum yang menjadi landasan untuk memahami dan menguasai sistem hukum yang menjadi landasan bergeraknya industri pasar modal Indonesia. Dalam kaidah hukum kalau ditinjau dari isinya, maka akan terdapat perintah yang mau tidak mau harus dijalankan atau ditaati, ada larangan dan ada kebolehan atau perkenan, yang sifatnya dapat memaksa mengikat dan ada pula sifatnya melengkapi. Peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal juga mengacu pada kaidah hukum secara umum.95

Pedoman melakukan kegiatan di pasar modal diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal yang dimuat dalam Lembaran Negara RI 1995 Nomor 64 yang telah disetujui oleh DPR pada tanggal 2 Oktober 1995, disahkan presiden 10 November 1995 dan mulai berlaku 1 Januari 1996. Berlakunya undang-undang tersebut dilengkapi dengan 2 (dua) Peraturan Pemerintah, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal dan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di bidang Pasar Modal, serta 3 (tiga) Keputusan Menteri Keuangan. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 ini menggantikan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1952 yang menetapkan

94

Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,1983), hlm. 5

(47)

berlakunya Undang-Undang Darurat Nomor 13 Tahun 1951 sebagai undang-undang. Undang-undang Darurat Nomor 13 Tahun 1951 sangat sumir sifatnya materi yang dicakup sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pengembangan pasar modal dewasa ini. Sanksi pidana yang dicakup dalam UU Darurat No. 52 Tahun 1951 masih ringan. Undang-undang ini terlihat dari jumlah pasal yang hanya meliputi 9 (sembilan) pasal yang terdiri dari 6 (enam) pasal mengatur tentang bursa, kewenangan Menteri Keuangan, dan keberadaan lembaga penasihat yang berhubungan dengan bursa dan 3 pasal terakhir mengatur mengenai sanksi. Materi undang-undang tersebut perlu diperluas jangkauannya sehingga melingkupi fungsi dan hubungan berbagai lembaga di pasar modal termasuk Bapepam, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), Perusahaan Efek, Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal, serta pengaturan mengenai keterbukaan, pembinaan, dan pengawasan di pasar modal. Di samping itu, pengenaan sanksi atas pelanggaran atas ketentuan di bidang pasar modal dapat menghambat dan merugikan pasar modal secara keseluruhan.95

Persoalan terjadinya kejahatan dan pelanggaran di pasar modal diasumsikan berdasarkan beberapa alasan, yaitu kesalahan pelaku, kelemahan aparat yang mencakup integritas dan profesionalisme, dan kelemahan peraturan. Untuk itu, Bapepam berkewajiban selalu melakukan penelaahan hukum yang menyangkut perlindungan hukum dan penegakan hukum yang semakin penting. Dikatakan

95

Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, (Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 1995), hlm. 106

(48)

penting, karena Lembaga Pasar Modal merupakan lembaga kepercayaan, yaitu sebagai lembaga perantara (intermediary) yang menghubungkan kepentingan pemakai dana (issuer, ultimate borrower) dan para pemilik dana (pemodal,

ultimate lender). Dengan demikian penelitian aspek hukum, yaitu perangkat

perundangan yang mengatur pasar modal, akan memberikan kontribusi positif bagi penegakan hukum di dalam memberikan jaminan dan kepastian hukum kepada pelaku pasar modal.96

Tindak pidana dan aktivitas di pasar modal telah semakin kompleks yang antara lain berdampak pada semakin canggihnya teknik yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dalam melakukan tindak pidana di pasar modal, maka harus disadari sepenuhnya bahwa sanksi pidana sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Pasar Modal tidak akan efektif jika tidak didukung oleh aparat penegak hukum lainnya. Tantangan yang dihadapi oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bapepam sebagai aparat penegak hukum yang diberi kewenangan untuk melakukan penyidikan saat ini dan pada masa yang akan datang untuk semakin berat, seiring dengan semakin canggihnya teknik tindak pidana, termasuk di dalamnya tindak pidana di bidang pasar modal.97

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) telah menggariskan jenis-jenis tindak pidana di bidang pasar modal, seperti penipuan, manipulasi pasar, dan perdagangan orang dalam. Selain menetapkan jenis-jenis tindak pidana di bidang pasar modal, UUPM juga menetapkan sanksi pidana bagi para pelaku tindak pidana tersebut, yaitu denda dan pidana penjara / kurungan yang ditetapkan secara bervariasi antara kurungan selama 1

96

M.Irsan Nasruddin dan Indra Surya, Op.Cit, hlm. 257 97

(49)

tahun dan denda sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) sampai dengan penjara 10 tahun dan denda Rp. 15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah).98

Tindak pidana di bidang pasar modal mempunyai karakteristik yang khas, yaitu antara lain adalah “barang” yang menjadi objek dari tindak pidana adalah informasi, selain itu pelaku tindak pidana tersebut bukanlah mengandalkan kemampuan fisik seperti halnya pencurian atau perampokan mobil, akan tetapi lebih mengandalkan pada kemampuan untuk membaca situasi pasar serta memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Selain kedua karakteristik tersebut, masih terdapat karakteristik lain yang membedakan dari tindak pidana lainnya, yaitu pembuktiannya cenderung sulit dan dampak pelanggarannya dapat berakibat fatal dan luas.99

1. Penipuan

Untuk dapat memahami lebih jauh tentang tindak pidana di bidang pasar modal, berikut ini akan diuraikan secara lebih terinci jenis-jenis tindak pidana yang dikenal di dunia pasar modal :

Yang dimaksud dengan melakukan penipuan menurut UUPM Pasal 90 huruf c adalah membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek. Larangan ini ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam

98

Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, (Bandung : PT.Alumni,1993), hlm. 173

99 Ibid.

Referensi

Dokumen terkait

Pengkajian beberapa aspek hukum perlindungan investor dalam perdagangan saham menjelang pasar perdana pada Bank Mandiri diawali dengan terlebih dahulu melakukan analisis

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui, memahami dan menganalisis dasar atau landasan perlindungan hukum terhadap Pihak Ketiga dalam hal Direksi Perseroan Terbatas

Penelitian ini membahas tentang perlindungan hukum terhadap investor yang dirugikan dalam kasus Cornering the Market dan pengaturan yang ideal dalam mengatur

Upaya Perlindungan Hukum Oleh Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Investor Pasar Modal Pada Perusahaan Go Public yang Dinyatakan Pailit (Studi Pada Otoritas

Hasilnya menjelaskan bahwa perlindungan hukum pihak ketiga diberikan dengan tampil sebagai kreditor konkuren dengan mengajukan diri atau diajukan oleh kurator dalam

Skripsi ini berjudu l “Perlindungan Hukum Terhadap Investor Pasar Modal Apabila Emiten Gagal Bayar (Default) Di dalam Perdagangan Obligasi Secara Elektronik” , yang ditulis

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia- Nya, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul: Perlindungan Hukum Pihak Ketiga Dalam Pembatalan

Oleh karena itu, tujuan dari penilitian ini adalah untuk menganalisis mengenai perlindungan hukum terhadap investor yang melakukan investasi reksadana berdasarkan perspektif pasar modal