• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Politik Kebijakan Keimigrasian Dalam Mencegah Penyalahgunaan Izin Tinggal Kunjungan Warga Negara Asing (Studi Kasus : Izin Tinggal Kunjungan Warga Negara RRT Di Sumut)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Politik Kebijakan Keimigrasian Dalam Mencegah Penyalahgunaan Izin Tinggal Kunjungan Warga Negara Asing (Studi Kasus : Izin Tinggal Kunjungan Warga Negara RRT Di Sumut)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hubungan Internasional dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat

pesat dan signifikan. Itu terlihat dari berbagai kerjasama internasional yang

dilakukan antar negara di dunia, baik itu politik, ekonomi, ataupun budaya yang

banyak terjadi di kancah dunia internasional saat ini . Dalam suatu kerjasama

internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara

dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di dalam negerinya sendiri . 1

Hubungan Internasional sebagai studi yang interdisipliner membuat HI itu

sendiri menjadi ilmu yang dinamis. Hubungan Internasional tidak lagi stagnan Kajian Hubungan Internasional yang pada masa lampau menitik beratkan

kajiannya pada perang dan damai. Perlahan-lahan seiring dengan berkembangnya

waktu mengalami pergeseran. Saat ini kajian HI merambah pada bidang ekonomi,

politik dan budaya walaupun tidak dipungkiri semuanya tetap bertumpu pada

politik. Oleh karena itu hubungan internasional kontemporer selain mengkaji

hubungan politik juga mencakup kajian mengenai berbagai aspek dalam

kehidupan masyarakat (ekonomi, sosial, budaya) dari segi keterhubungan global

yang melintasi batas wilayah masing-masing entitas negara.

1

(2)

pada satu level saja, melainkan akan selalu menemukan perubahan dan terus

berkembang. Ilmu studi dalam Hubungan Internasional seperti politik, ekonomi,

hukum, dan sosial budaya juga menjadi semakin meluas cakupannya. Dalam

bidang ekonomi itu sendiri mencakup beberapa hal, dan salah satu diantaranya

adalah industri pariwisata.

Peningkatan kerjasama terus dikembangkan, salah satunya di bidang

pariwisata. Sektor pariwisata merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam

neraca perdagangan jasa di Indonesia . Perkembangan sektor pariwisata suatu

negara tidak bisa lepas dari keadaan dalam negeri itu sendiri. Ketika keadaan

dalam negeri suatu negara sedang terguncang dengan adanya berbagai masalah

seperti kacaunya situasi politik dalam negeri, terkena bencana alam, adanya

serangan teroris, dan permasalahan lain maka hal tersebut tentunya akan

mengurangi jumlah kunjungan wisatawan asing yang datang ke negaranya. Untuk

dapat memperoleh kembali devisa negara dari sektor pariwisata serta

meningkatkan daya saing wisata, maka negara tersebut harus mampu

menggairahkan kembali industri pariwisata dan meningkatkan jumlah kunjungan

wisatawan asing dengan mengeluarkan berbagai bentuk kebijakan.

Berdasar pada realitas tersebut, ilmu Hubungan Internasional berkembang

menjadi bidang studi yang ramah dengan berbagai disiplin karena tidak hanya

terkotak pada satu isu saja. Perubahan isu global juga membuat dunia terbagi

menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang diuntungkan dan kelompok yang

(3)

Indonesia pertama kali membuka gerbang diplomatik dengan Republik Rakyat

Tiongkok (RRT) pada April 1950. Hubungan bilateral Indonesia dengan negara

RRT menunjukkan perluasan dan pendalaman di bidang kerja sama . Pemerintah

Indonesia terus berupaya untuk memupuk dan memperkuat kemitraan dengan

RRT yang didasarkan pada prinsip-prinsip saling menghargai dan memahami.

Kerja sama yang telah dilakukan di berbagai bidang akan terus ditingkatkan dan

kedua pihak juga akan senantiasa mencari terobosan baru dalam membangun

kerja sama demi kepentingan bersama rakyat kedua negara . Indonesia memiliki

sejarah panjang dalam hubungannya dengan negara-negara Asia Timur, seperti

halnya Tiongkok .

Kedekatan antara RRT dan Indonesia pada tahun 1960an juga diperlihatkan

dengan hubungan dagang diantara keduanya yang mana RRT menjadi mitra

ekonomi terbesar Indonesia bersama dengan dua negara Asia Timur lainnya yaitu

Jepang dan Korea Selatan . Hubungan dalam bidang ekonomi dengan RRT dari

tahun ke tahun menjadi sangat penting terutama setelah negara ini dihantam badai

krisis finansial Asia pada 1997.Dalam meningkatan hubungan perdagangan

dengan RRT , Indonesia merupakan salah satu anggota ASEAN telah

menyepakati kerjasama perdagangan bebas dalam kerangka ASEAN-China Free

Trade Area (ACFTA) .

ACFTA merupakan kesepakatan antara negara - negara anggota ASEAN

dengan negara Cina untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas dengan

(4)

tarif ataupun non tarif, peningkatan akses pasar, jasa, peraturan dan ketentuan

investasi, sekaligus peningkatan aspek kerjasama ekonomi untuk mendorong

hubungan perekonomian para anggota yang tergabung pada kesepakatan ACFTA

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat ASEAN dan Cina.

Implementasi kesepakatan perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA)

diharapkan dapat lebih mendorong aktivitas perdagangan lebih jauh.2

Kemitraan ini yang merupakan suatu pendekatan yang mensinergikan potensi

yang dimilki oleh negara - negara yang termaksud dengan kepentingan nasional

Indonesia dalam rangka mengembangkan hubungan bilateral yang saling

menguntungkan dan setara oleh karena itu salah satu bentuk kebijakan yang

dirancang pemerintah adalah Kebijakan Bebas Visa Kunjungan . Kebijakan bebas

visa yang diterapkan oleh suatu negara memang ditunjukan untuk meningkatkan

jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. 3

Dalam kepemimpinan Presiden Jokowi, pariwisata dijadikan sebagai sektor

prioritas dalam lima tahun kedepan. Dan dengan dicetusnya kebijakan bebas visa

ini diharapkan dapat mendorong banyak wisatawan mancanegara yang

menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata. Kebijakan ini menjadi salah satu

langkah penting untuk meredam pelemahan nilai tukar rupiah dan juga

mendorong pertumbuhan sektor pariwisata yang selama cenderung tumbuh linear

dan tertinggal dari banyak negara, khususnya dikawasan Asia Tenggara. Dan

2

Kementerian Keuangan Republik Indonesia .” Dampak ACFTA Terhadap Ekspor Indonesia dan Cina”. (Website Resmi) .Diakses melalui :

3

(5)

kebijakan bebas visa ini harus diikuti dengan langkah-langkah yang bersifat

proaktif dan inovatif untuk dapat meningkatan daya saing wisata khususnya

dikawasan Asia Tenggara. Kebijakan bebas visa Indonesia dalam sejarah

perkembangannya mengalami penambahan dan pengurangan terhadap daftar

negara penerima fasilitas bebas visa.

Disamping itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rekor tertinggi

kunjungan wisatawan sepanjang sejarah pariwisata Indonesia, yakni terjadi

sepanjang Juli 2016. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia

pada bulan tersebut mencapai 1,03 juta kunjungan. Sedangkan , pada tahun 2015

jumlah wisatawan asing yang berkunjung hanya 877.584 orang. Pada Juli 2016,

jumlah kunjungan wisatawan asing tertinggi berasal dari Cina yang mencapai

153.934 kunjungan, diikuti Australia sebanyak 122.866 kunjungan. 4

Era globaliasi menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang terbuka bagi

masuknya warga negara asing untuk beraktivitas baik dibidang industri, wisata

maupun perdagangan lainnya di Indonesia. Sehubungan hal tersebut, guna

menjamin terpeliharanya stabilitas dari pengaruh orang asing di Indonesia

dilakukan pengaturan mengenai hak dan kewajiban orang asing yang diatur dalam

Undang- undang No. 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian 5

4

Republika.“Presiden Janji Evaluasi Kebijakan Bebas Visa “. (Berita Online ) .Diakses melalui :

. Lembaga

keimigrasian menjadi ujung tombak dalam melakukan pengawasan tentang

perpindahan orang tetapi hal ini yang sering luput dalam pengawasan

(6)

kelembagaan keimigrasian saat terjadi perpindahan dan pemeriksaan berkas

orang asing .6

Oleh karena itu untuk mengatur warga negara asing yang keluar dan masuk

ke wilayah Indonesia, kebijakan keimigrasian terhadap orang asing melalui 2

(dua) pendekatan yaitu: pendekatan prosperiti, yakni orang asing yang diizinkan

masuk dan berada di wilayah Indonesia hanya yang benar – benar

menguntungkan bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia7. Sedangkan pendekatan sekuriti yakni mengizinkan pemberian izin keimigrasian

hanya kepada mereka yang tidak akan membahayakan keamanan negara dan

ketertiban umum8

Masalah penyalahgunaan Izin Tinggal Kunjungan umumnya berasal dari

Pemberian Visa On Arrival (VOA) dan BebasVisa Kunjungan Wisata (BVKW)

ini merupakan permasalahan yang lama kelamaan semakin sulit diselesaikan,

bahkan semakin sulit terditeksi oleh aparat penegak hukum. Terkait dengan

kebijakan bebas visa , berdasarkan peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016

mengamanatkan bahwa Penerima Bebas Visa Kunjungan diberikan izin tinggal

kunjungan untuk 30 hari dan tidak dapat diperpanjang masa berlakunya . Orang

Asing penerima Bebas Visa Kunjungan dapat melakukan kegiatan untuk tujuan . Negara Indonesia untuk menjaga keamanan dalam negerinya

terhadap orang yang masuk atau datang ke Indonesia wajib memiliki dokumen

perjalanan yang sah dan masih berlaku.

6

ibid

7

Prosedur Tetap Imigrasi UU Keimigrasian Nomor 6 Tahun2011 (Indonesia-Inggris). 2012 . Cetakan ke II.Jakarta: PustakaYustisia . hal. 71.

8

(7)

wisata, kunjungan keluarga, sosial, seni dan budaya, tugas pemerintahan,

mengikuti seminar, mengikuti pameran internasional, mengikuti rapat yang

diadakan dengan kantor pusat atau perwakilan di Indonesia, dan untuk

meneruskan perjalanan ke luar negeri9

Namun ,dari data yang didapat banyak praktik penyalahgunaan bebas visa

diperiksa oleh Ditjen Imigrasi (Ronny Franky Sompie) di seluruh Indonesia, dan

warga Republik Rakyat Tiongkok menduduki peringkat pertama, masalah

pelanggaran keimigrasian dengan jumlah 207 kasus .

10

. Mereka hanya bisa berada

di Indonesia selama 30 hari, tetapi fakta yang terjadi mereka melanggar dan

akhirnya tinggal lebih lama. Melalui kebijakan Jokowi ini, kembali mengingatkan

pemerintah untuk mengantisipasi dampak negatif kebijakan bebas visa ini 11

Apabila izin tinggal 30 hari dirasa kurang memadai , dapat beralih fasilitas

Visa Kunjungan saat Kedatangan (Visa on Arrival) maupun Visa Kunjungan.

Warga Negara Asing yang berada di wilayah Indonesia hanya dapat tinggal di

Indonesia selama waktu yang ditentukan dalam izin keimigrasiannya . Apabila

orang asing yang datang ke Indonesia tersebut izin keimigrasiannya habis masa

berlakunya dan masih berada dalam wilayah Indonesia melampaui waktu tidak

lebih dari 60 (enam puluh) hari dari izin keimigrasian yang diberikan , dikenakan

biaya beban, sedangkan orang asing yang datang ke Indonesia, izin

keimigrasiannya habis berlaku dan masih berada dalam wilayah Indonesia .

9

Direktorat Jenderal Imigrasi. “169 Negara Resmi Dibebasvisakan Untuk Kunjungan Ke Indonesia”. (Website Resmi Keimigrasian ) . Diakses melalui :http://www.imigrasi.go.id/index.php/berita/berita-utama/996-169-negara-resmi-dibebaskan-dari-visa-untuk-kunjungan-ke-indonesia . pada 19 April 2017; 11:01 PM.

10

Pasal 2 UUK

11

(8)

melampaui 60 (enam puluh) hari dari batas waktu izin yang diberikan, maka orang

asing tersebut akan dikenakan pidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)

tahun atau denda paling banyak Rp. 25.000.000-, (dua puluh lima juta rupiah).12 Warga Negara RRT menyalahgunakan izin tinggal mereka selama di Tanah

Air dengan menggunakan visa kunjungan wisata kerap kali terjadi,umumnya

digunakan dalam rangka bekerja sebagai pedagang namun sebagian besar bekerja

sebagai Tenaga Kerja Asing (TKA). Keterlibatan Indonesia dalam berbagai

perjanjian internasional yang mengakomodir tentang kemudahan dibidang

penggunaan pekerja asing menyebabkan Indonesia semakin dipenuhi oleh Tenaga

Kerja Asing. 13

Berdasarkan kebijakan Selektif (Selective Policy) yang dijabarkan pada

paragaf ke VIIIpenjelasan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang

Keimigrasian, dengan membuka pintu danmemberikan fasilitas terhadap TKA

yang akanbekerja di Indonesia, maka diharapkanpenggunaan TKA dapat tepat

gunasesuai dengan kompetensi yang diperlukan.Sehingga kedatangan TKA dari

luar Indonesiadiharapkan dapat ikut berpartisipasi dalampembangunan nasional.

Hal ini sejalan denganpembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia 1945 pada paragraf ke IV. 14

Keberadaan warga negara RRT ditengarai sudah cukup memprihatinkan

seperti yang terjadi di Sumut . Banyak diantaranya yang menyalahgunakan izin

12

Direktorat Jenderal Imigrasi. Op.cit.

13

Republika Mahaka Group .” Pekerja Illegal dan Penyalahgunaan Bebas Visa”. (Berita Online ) . Diakses melalui

14

(9)

tinggal kunjungan dengan melakukan pekerjaan yang tidak seharusnya mereka

lakukan. Sumut merupakan daerah yang sangat strategis dan kaya akan sumber

daya alam dimanfaatkan oleh pekerja asing untuk mengembangkan usaha industri

dan perdagangan. Pekerja asing yang bekerja di proyek-proyek pembangkit listrik,

pertambangan emas , batu bara, serta sebagai pekerja-pekerja karet di perkebunan,

didominasi pekerja asal Tiongkok dengan sebagian mengerjakan pekerjaan yang

tidak memerlukan keahlian khusus 15

Banyak orang asing yang lalai dalam menjalankan kewajibannya sebagaimana

dimaksud dalam pasal 71 huruf a Undang-undang No. 6 Tahun 2011 tentang

keimigrasian, yaitu kewajiban orang asing untuk memberikan segala keterangan

menyangkut identitas dirinya dan keluarganya serta melaporkan perubahan status . Pada umumnya pengusaha atau pemilik

perusahaan yang senang untuk mempekerjakan pekerja asing karena kebanyakan

dari mereka lebih berpengalaman di bidang pekerjaannya. Padahal pada kenyataan

sebenarnya pekerjaan-pekerjaan yang ada di suatu perusahaan tersebut masih

dapat dilakukan oleh pekerja Indonesia.

Akibatnya, masalah yang timbul menyebabkan berkurangnya pendapatan

Negara dari sisi penggunaan pekerja asing dan berkurangnya kesempatan kerja

bagi pekerja Indonesia di dalam negeri . Selain itu bahwa jumlah pekerja asing

yang bekerja semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal ini tentu membawa

dampak berupa semakin meningkatnya pelanggaran terhadap peraturan

perundang-undangan keimigrasian , seperti penyalahgunaan surat izin .

15

(10)

sipil, kewarganegaraan, pekerjaan, penjamin, atau perubahan alamatnya kepada

kantor imigrasi setempat . 16

Dengan adanya penggunaan pekerja asing perlu mendapat perhatian serius

khususnya dalam pengawasan kegiatannya selama berada di Indonesia, agar

penggunaan pekerja asing dapat bermanfaat dalam mengelola kekayaan alamnya

dan mempercepat pembangunan. 17

Warga Negara RRT untuk mendapatkan izin bekerja dari Kementrian Tenaga

Kerja, warga negara tersebut wajib mengurus visa bekerja yaitu visa tinggal

terbatas untuk selanjutnya memperoleh izin tinggal terbatas18. Namun , sebagian para warga negara RRT itu memanfaatkan izin tinggal dengan menyamar

seakan-akan menjadi masyarakat Indonesia dengan melakukan perkawinan dengan orang

Indonesia . Oleh karena itu , pihak keimigrasian harus mengawasi secara ketat

dan tegas terhadap para Warga Negara RRT yang tidak memiliki izin bekerja, dan

penyalahgunaan izin tinggal kunjungan 19

Pengawasan Keimigrasian dilakukan dengan menjalin kerjasama dan

koordinasi dengan aparat keamanan dan instansi terkait. TIM PORA (Tim

Pengawasan Orang Asing) bertugas melakukan pertukaran Infomasi antar instansi

terkait dan memberikan saran dan pertimbangan kepada instansi pemerintah yang .

16

Tony Mirwanto2 .” Sistem Hukum Pengawasan Tenaga Kerja Asing Terhadap Penyalahgunaan

Izin Tinggal Kunjungan Untuk Bekerja Pada Perusahaan Penanaman Modal Asing di Indonesia “.(Karya

Ilmiah). Volume 4 , Nomor 3.Diakses melalui:

17

ibid

18

Pattun Nababan . “Pemberian dan pengawasan izin tinggal terbatas kantor imigrasi kelas I Denpasar terhadap tenaga kerja asing di Denpasar”. (Artikel Online) . Diakses melalui

19

(11)

bidang tugasnya menyangkut dengan kegiatan warga Negara Asing, termasuk data

dan informasi yang mempunyai hubungan tentang keberadaan warga Negara

Asing. TIM PORA juga dapat melakukan operasi gabungan jika diperlukan.

Sekretariat PORA terdiri dari Pemko Medan, Polresta Medan, Kodim 0201/BS,

Kejari Medan, BIN, da BNN. Pengusutan terhadap pelanggaran yang dilakukan

orang asing akan dilakukan oleh masing-masing stake holder sesuai tugas

pokoknya.20

Salah satu tindakan keimigrasian berupa pendeportasian yang dilakukan Divisi

Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara

dalam kurun waktu Januari 2016 sampai dengan Desember 2016 sebanyak : 146

pekerja asing (WNA) . Dari 146 orang yang diamankan, 78 di antaranya warga

negara (WN) Bangladesh, 44 warga negara Tiongkok, 12 warga Malaysia, 2

warga negara Filipina dan sisanya dari negara lain

Dalam praktek keimigrasian , terjadi banyak kasus penyalahgunaan surat izin

yang dilakukan oleh Warga Negara Tiongkok tersebut, meskipun undang-undang

keimigrasian telah memberikan sanksi pidana yang tegas . Tindakan keimigrasian

perlu dilakukan demi terciptanya penegakan hukum yang cepat dan tepat atas

setiap pelanggaran keimigrasian yang dilakukan oleh orang asing yang berada di

Indonesia.

21

20 Direktorat Jenderal Imigrasi .”Imigrasi Menjelang MEA Perketat Imigrasi”.(Website Resmi Keimigrasian)

. Diakses melalui :

.Pekerja asing yang

dideportasi ditangkap di Medan dengan jumlah 134 orang, Pematangsiantar 4

21

(12)

orang, Sibolga 4 orang, serta dari Tanjungbalai dan Asahan sebanyak empat

orang.22

Dari data WNA yang dideportasi tersebut mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya , pada Tahun 2011 berdasarkan data operasi pengawasan

Keimigrasian, Kantor Imigrasi Klas I khusus Medan sudah mendeportasi 75

pekerja asing berasal dari RRT, Bangladesh, dan Italia. Pendeportasian yang

dilakukan setiap tahun meningkat , hal ini didominasi dari penyalahgunaan izin

tinggal kunjungan 23. Selain itu dalam penegakan hukum keimigrasian pada tahun 2016 . Kantor Imigrasi Klas I Khusus Medan memproses 22 kasus dengan pelaku

yang terdiri dari 19 WN Tiongkok, 2 WN Bangladesh dan 1 WN Pakistan. 24 Pemberian kemudahan Visa dalam rangka meningkatkan devisa negara di

bidang pariwisata terhadap orang asing yang akan memasuki Indonesia, tentunya

harus dibarengi dengan pengawasan terhadap izin tinggalnya sebagai konsekuensi

kemudahan pemberian visa tersebut. Berdasarkan kasus penyalahgunaan izin

tinggal , sebagaimana yang telah diatur dalam undang-undang Republik Indonesia

berdasarkan Pasal 38 Undang –undang No.6 Tahun 2011 menyebutkan Visa

kunjungan diberikan kepada Orang Asing yang akan melakukan perjalanan ke

Wilayah Indonesia dalam rangka kunjungan tugas pemerintahan, pendidikan,

22

Tribun Medan . “ 146 Tenaga Kerja Asing Dideportasi Paling Banyak Dari Tiongkok”. ( Berita Online ) . Diakses melalu

23

Tribun Medan . “ WNA di Sumut di Deportasi “.( Berita Online ) . Diakses melalui :

24

(13)

sosial budaya, pariwisata, bisnis, keluarga, jurnalistik, atau singgah untuk

meneruskan perjalanan ke negara lain. Dari bunyi Pasal tersebut sudah jelas

diketahui bahwa visa kunjungan hanya dapat digunakan untuk hal-hal tertentu

saja. 25

B. Perumusan Masalah

Kebijakan bebas visa kunjungan yang dikeluarkan pemerintah dalam

rangka peningkatan devisa negara di bidang pariwisata terhadap orang asing yang

akan memasuki Indonesia , tentunya harus dibarengi dengan pengawasan terhadap

izin tinggalnya sebagai konsekuensi bebas visa tersebut. Banyaknya

penyalahgunaan izin tinggal kunjungan yang dilakukan Warga Negara RRT ,

setiap tahun meningkat . Penyalahgunaan izin tinggal kunjungan umumnya

digunakan dalam rangka bekerja yang tentunya akan mengurangi kesempatan

kerja yang ada . Hal ini merupakan suatu tantangan untuk mampu menghadapi

perubahan atau dinamika modernisasi persaingan pasar bebas yang sangat cepat

ini, sehingga kita tidak tersingkirkan dalam persaingan lapangan kerja disamping

itu masih adanya kelemahan dalam penegakan pengawasan keimigrasian dan

khususnya yang berkenaan dengan pengawasan lalu lintas orang yang keluar dan

masuk Indonesia.

25

(14)

Berdasarkan uraian tersebut , penulis merumuskan pertanyaan penelitian

sebagai berikut : “ Bagaimana Politik Kebijakan Kemigrasian Dalam Mencegah

Penyalahgunaan Izin Tinggal Kunjungan Warga Negara RRT di Sumut?”

C. Batasan Masalah

Batasan masalah berfungsi agar suatu penelitian lebih fokus dan terarah

dalam membahas permasalahan yang diteliti sehingga dapat menghasilkan suatu

karya ilmiah yang dapat memberikan informasi terhadap pembaca . Adapun

batasan masalah yang digunakan adalah:

1. Menganalisis bagaimana politik kebijakan keimigrasian mencegah

penyalahgunaan izin tinggal kunjungan Warga Negara RRT di Sumut

2. Menganalisa dampak politik kebijakan keimigrasian dalam mencegah

penyalahgunaan izin tinggal kunjungan warga negara RRT di Sumut

D. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penulisan ini adalah :

1. Mengetahui implementasi politik kebijakan keimigrasian dalam mencegah

penyalahgunaan izin tinggal kunjungan Warga Negara RRT di Sumut

2. Menganalisa dampak politik kebijakan keimigrasian dalam mencegah

penyalahgunaan izin tinggal kunjungan Warga Negara RRT di Sumut

E. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

(15)

pisau analisis, diantaranya Teori hubungan internasional , teori

kedaulatan , konsep politik kebijakan dan konsep tenaga kerja asing.

2. Secara akademis , penelitian ini diharapkan dapat menambah

perbendaharaan referensi penelitian sosial bagi departemen ilmu politik ,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , Universitas Sumatera Utara .

3. Secara praksis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah

pengetahuan masyarakat umum yang berniat untuk mengkaji hubungan

internasional dan studi politik kebijakan keimigrasian dalam mencegah

penyalahgunaan izin tinggal kunjungan Warga Negara RRT di Sumut

4. Secara pribadi , penelitian ini diharapkan mampu menjadi karya ilmiah

yang berguna bagi peneliti guna meningkatkan kemampuan menganalisis

politik kebijakan keimigrasian dalam mencegah penyalahgunaan izin

tinggal kunjungan Warga Negara RRT di Sumut

F. Kerangka Teori dan Konsep

1. Teori Kedaulatan

Teori Kedaulatan dari Jean Bodin dan Thomas Hobbes menyatakan

bahwa “ the doctrine of absolute state sovereignty” bahwa doktrin kedaulatan

negara adalah mutlak. Bodin yang merupakan penggagas (founder) doktrin

kedaulatan secara ilmiah mengemukakan bahwa kedaulatan negara menunjukkan

(16)

negara mempunyai kekuasaan tertinggi atau disebut summa potestas. Kedaulatan

adalah kekuasaan membuat hukum dan sebagai alat untuk melaksanakan

kedaulatan dengan efektif. Sedangkan Hobbes menyatakan bahwa tidak ada

pembatasan untuk membuat hukum oleh negara yang mempunyai kedaulatan ,

tidak ada prinsip hukum alam, yang ada adalah kemampuan mengatur secara

efektif pembatasan kekuasaan mutlak dan peguasa (the ruler).26

Bodin dan Hobbes lebih melihat kedaulatan dari azas ketertiban dalam

negeri. Sekalipun ada beberapa perbedaan pendapat antara Bodin dan Hobbes

namun pada dasarnya mereka masih sependapat bahwa kedaulatan tidak dapat

dibagi-bagi. Jean Bodin melihat kedaulatan dari aspek intern, yaitu kekuasaan

tertinggi negara untuk mengurus wilayah dan rakyatnya27

Mengenai Yurisdiksi, masyarakat internasional mengakui bahwa setiap

negara mempunyai hak eklusif karena adanya prinsip kedaulatan negara dalam

batas wilayah negara yang bersangkutan tanpa ada keterikatan atau pembatasan .

Yurisdiksi ini bersumber pada kedaulatan negara yang melahirkan kewenangan

atau kekuasaan negara berdasarkan hukum Internasional untuk mengatur segala

sesuatu yang ada terjadi dalam negara. Yurisdiksi merupakan atribut kedaulatan .Prinsip kedaulatan

mencakup pengertian kedaulatan intern dan ekstern (internal dan external

sovereignity) . Kedaulatan internal dan eksternal ini saling terkait dan bahkan

kedaulatan eksternal merefleksikan kensekuensi logis adanya kedaulatan internal.

26

Iman Santoso. 2007.“Perspektif imigrasi,dalam United nationconvention Against Transnational organized crime”. Jakarta : Perum Percetakan Negara RI . hal. 33 .

27

(17)

suatu negara dan menunjuk kepada kompetensi negara tersebut untuk mengatur

masyarakat dan kekayaan 28. Artinya pemerintah Indonesia mempunyai peran untuk mengatur dan mempunyai kedaulatan penuh secara yuridis terhadap setiap

orang yang masuk maupun keluar, baik itu warga negaranya ataupun juga warga

negara asing .29

2. Teori Hubungan Internasional

Hubungan Internasional pada dasarnya merupakan interaksi antar negara –

bangsa berdaulat yang melewati batas – batas territorial . Setiap negara yang

merdeka memiliki kedaulatan untuk menentukan tindakan sesuai dengan

kepentingan negara masing – masing . Masing- masing negara di dunia saling

mempengaruhi satu sama lain dan oleh karena itu tidak ada jalan lain bagi negara

terkecuali harus berinteraksi satu sama lain. Hubungan antar bangsa sebagai

sistem dan masyarakat internasional menunjukkan unit-unit yang banyak yang

terpisah-pisah dalam hal tertentu , tetapi dalam hal lain merupakan hasil saling

memperngaruhi dari kekuatan-kekuatan yang bersatu dengan sendiri-sendiri30 Alasan utama mengapa kajian hubungan internasional sendiri muncul adalah

adanya fakta bahwa seluruh penduduk terbagi ke dalam wilayah komunitas politik

yang terpisah atau negara – negara merdeka yang sangat mempengaruhi cara

hidup manusia. Bidang-bidang yang mencakup hubungan internasional meliputi .

28

Iman Santoso . Opcit ., hal. 45

29

(18)

keseluruhan interaksi politik, ekonomi, budaya dan interaksi lainnya antara aktor

negara maupun non negara.

Kesadaran bahwa suatu negara tidak dapat menjamin kelangsungan hidupnya

secara mandiri menjadikan hubungan internasional menjadi amat penting bagi

suatu negara. Bila suatu kelompok tidak dapat lagi memenuhi kebutuhannya

sendiri , dan kebutuhannya yang paling vital hanya dapat dipenuhi dari luar

wilayahnya, apakah tidak lebih baik untuk menjamin kepuasan hidup itu

dilakukan melalui penaklukan kelompok-kelompok yang bersangkutan atau

melalui suatu bentuk kerjasama atau tukar – menukar. 31

Hubungan antar bangsa itu mengkehendaki suatu kondisi yang minimum

untuk dapat mengadakan saling tukar pikiran antar kelompok yaitu adanya suatu

tahap pengertian dalam bahasa dan kemungkinan pula adanya suatu masyarakat

yang cukup kuat untuk dasar sumpah yang dipegang dan dipercayai oleh kedua

pihak . Dengan cara demikian dilemma hubungan antar bangsa yang abadi telah

dihadapi manusia dalam masa pra sejarah. 32

Dalam persepktif hubungan internasional , tingkah laku atau tindakan suatu

bangsa merupakan kegiatan yang bersifat timbal balik , yaitu menerima dari dan

memberikan kepada lingkungan internasional . Bagi semua pelaku nasional

kegiatan – kegiatan berupa tindakan menerima dan memberi , secara keseluruhan

diterima sebagai system internasional . Pertukaran yang berlangsung melalui

hubungan dengan daerah lingkungannya berupa tindakan menarik dan

31

Ibid

32

(19)

memindahkan keluar berbagai macam bahan serta harta kekayaan merupakan

fungsi yang fundamental dilihat dari segi pencapaian kepentingan nasional . 33 Melalui sistem internasional dapat dibayangkan segala pertukaran , transaksi ,

persentuhan , arus informasi , dan aksi yang terjadi pada saat ini di kalangan

masyarakat dunia .Demikian pula digambarkan efek – efek yang ditimbulkan

dalam masyarakat sebagai akibat dari peristiwa – peristiwa masa lalu . Aliran aksi

– aksi dan interaksi-interaksi dikonsepsikan sebagai bergerak ke masa depan yang

disertai dengan harapan , rencana dan usulan. 34

33

Drs. R. Soeprapto .1997. “Hubungan Internasional: system , interaksi dan perilaku”. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada . hal 157.

34

ibid

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dengan berbagai

macam teknologi yang diciptakan menyebabkan studi hubungan internasional

menjadi semakin kompleks , Jack C.Plano mengatakan bahwa hubungan

internasional mencakup hubungan antar negara atau sebagai interaksi para aktor

yang tindakan serta kondisinya dapat menimbulkan konsekuensi terhadap aktor

lainnya , selain hubungan internasional yang semakin kompleks juga memiliki

potensi yang dapat mengandung bahaya . Hubungan internasional secara potensial

juga mengandung bahaya dikarenakan pada umumnya setiap negara yang terlibat

mendasarkan diri pada upaya mengejar kepentingan nasional masing – masing .

Dalam hal ini negara yang menjadi aktor utama dalam hubungan internasional dan

mempunyai latar belakang dalam mengadakan interaksi antarnegara di dunia

(20)

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mochtar Mas’oed bahwa dari studi

hubungan internasional adalah bahwa potensi bahaya tersebut bisa dikurangi dan

kemungkinan untuk mewujudkan perdamaian bisa meningkat dengan cara

masyarakat internasional memiliki keinginan untuk mengambil tindakan demi

tujuan tersebut35. Oleh karena itu perlu adanya pemerintahan dunia yang dapat mengendalikan kekuatan-kekuatan yang menyebar dalam sistem dunia.Pemerintah

dunia ini harus diberi kewenangan untuk mengendalikan kekuatan-kekuatan dari

berbagai negara sehingga dapat mencegah terjadinya salah sangka yang dapat

memicu perlombaan senjata dan perang36

Menurut Nicholas J. Spykman bahwa yang diartikan dengan hubungan

internasional adalah hubungan antar individu yang berasal dari negara yang

berbeda

.

37

. Studi Hubungan Internasional, dapat dipersempit dengan hanya

menekankan pada salah satu aspek, yaitu aspek politik dari hubungan antar negara

hingga sampai kepada pengaruhnya terhadap politik luar negeri negara yang

bersangkutan. Hubungan tersebut dapat berupa diplomasi, spionase, perdagangan

internasional, imigrasi, turisme, kegiatan-kegiatan peperangan, bantuan luar

negeri yang semuanya merupakan fenomena-fenomena dalam studi hubungan

internasional.

35

Mochtar Mas’oed . 1990. “Ilmu hubungan internasional :Disipin dan Metodologi”. Jakarta : LP3ES.

36

M. Saeri . “Teori Hubungan Internasional Sebuah Pendekatan Paradigmatik “. Jurnal Transnasional, Vol. 3, No.

37

(21)

3. Teori Politik Kebijakan

Beberapa negara di dunia telah mengalami perubahan setelah menempuh

perjalanan panjang, bahkan beberapa di antaranya mengalami perubahan dalam

waktu tempuh yang relatif pendek. Hal ini disebabkan karena negara-negara

tersebut menginginkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya, sesuai dengan

kepentingan. Perubahan itu sendiri bukanlah suatu ancaman yang berbahaya,

bilamana dalam pertimbangannya disikapi dengan memperhatikan kelebihan dan

kekurangan dari sistem yang sudah berjalan sebelumnya. Dalam konteks ini

perubahan berarti menciptakan kondisi yang lebih baik.

Adanya pengaruh tekanan – tekanan dari luar sebagi pembuat keputusan

harus mempertimbangkan berbagai alternatif yang akan dipilih hanya berdasarkan

penilaian rasional, namun proses dan prosedur pembuatan keputusan itu tidak

dapat dipisahkan dari kehidupan dunia nyata .

David Easton mengajukan 3 (tiga) unsur sebagai berikut. Pertama, the

political system values (by means of politics). Artinya, sistem politik menetapkan

nilai (dengan cara kebijakan). Kedua, its allocation are authoritive. Artinya,

penetapannya bersifat paksaan atau dengan kewenangan. Ketiga, its authoritive

allocations are binding on the society as a whole. Artinya, penetapan yang

bersifat paksaan akan mengikat masyarakat secara keseluruhan38

Penganalisaan terhadap pemikiran Easton terdapat sejumlah lembaga-lembaga

dan aktivitas politik dalam tuntutan (demands), dukungan-dukungan (supports), .

38

(22)

dan sumber-sumber (resources) menjadi keputusan-keputusan atau

kebijakan-kebijakan yang bersifat otoritatif dan mengikat bagi seluruh anggota

masyarakat39

Perumusan kebijakan menggambarkan bahwa suatu keputusan kebijakan

merupakan hasil dari interaksi antar aktor kebijakan yang masing - masing

memiliki keterampilan untuk mempengaruhi, kemauan untuk menggunakan

.

Dalam subsistem keluaran (output) yaitu hasil dari proses konversi yang terdiri

dari suprastruktur politik (eksekutif , legislatif dan yudikatif) , sedangkan

infrastruktur politik ( partai politik , kelompok kepentingan , media massa ,

perilaku pembuat keputusan , dan sebagainya ) semuanya berinteraksi dalam suatu

kegiatan atau proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran.

Keluaran ( output ) atau hasil dari proses konversi itu berupa kebijakan publik.

Ini merupakan bentuk dari apa yang pemerintah lakukan . Karenanya kebijakan

itu secara sah akan dipaksakan pelaksanaanya kepada seluruh anggota

masyarakat. Sebuah kebijakan tidak lahir dari ruang yang steril, sehingga

kebijakan adalah keputusan atau tindakan yang diambil pemerintah yang

berkenaan dengan masalah atau kepentingan tertentu untuk mempertahankan

kekuasaan dalam masyarakat yang lahir dari kepentingan politik dibaliknya.

Adanya kepentingan suatu negara merupakan hal yang mendasar dalam

melakukan politik luar negeri sebuah negara ,merupakan tujuan mendasar serta

faktor yang paling menentukan yang memandu para pembuat keputusan.

39

(23)

sumber daya, dan memiliki sumber – sumber pengaruh. Menurut Grindle ,

kebijakan meliputi kekuasaan , kepentingan dan strategi aktor yang terlibat. Aktor

kebijakan tersebut dapat dibedakan menjadi (a) aktor utama (resmi, atau

struktural), dan (b) aktor non - utama (tidak resmi, atau non - struktural) . Para

aktor kebijakan itu berperan dalam proses kebijakan yang meliputi tahap – tahap

sebagai berikut: (1) identifikasi isu dan permasalahan kebijakan, (2) penyusunan

agenda kebijakan, (3) perumusan proposal kebijakan, (4) penetapan kebijakan, (5)

implementasi kebijakan , (6) monitoring dan evaluasi kebijakan, dan (7) terminasi

kebijakan. Dengan demikian intensitas peran dan pengaruh politis para aktor

kebijakan dapat dikaji pada setiap tahapan proses perumusan kebijakan.

Disamping itu kebijakan merupakan rencana bertindak untuk memecahkan

persoalan dan dijadikan sebagai mekanisme politis dan administartif yang disusun

untuk mencapai tujuan tertentu . Konsekuensi-konsekuensi politik kebijakan

merupakan hasil dari proses sebuah sistem politik bisa berupa dampak positif

yang sesuai dengan harapan dari pembuat keputusan. Artinya, suatu kebijakan

setelah ditetapkan ternyata dirasakan banyak kegunaannya sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya, dan juga umumnya masyarakat dapat

menerima atau mendukung terhadap kebijakan tersebut. Meskipun demikian,

suatu kebijakan juga memiliki kemungkinan untuk membawa dampak negatif

yang tidak diharapkan terjadi.Implementasi kebijakan-kebijakan banyak

dipengaruhi oleh lingkungan, di mana hal ini bisa membentuk kualitas dampak

(24)

negatif, bisa menjadi umpan balik yang bisa dimanfaatkan sebagai

masukan-masukan baru yang dipengaruhi oleh lingkungan.

4. Konsep Tenaga Kerja Asing

Secara umum , yang dimaksud dengan Tenaga Kerja Asing adalah orang asing

yang bukan warga negara Indonesia, karena kemampuan dan kualifikasi yang

dimilikinya sangat dibutuhkan untuk melakukan kegiatan dan pekerjaan di dalam

negeri guna memenuhi kebutuhan masyarakat . Menurut peraturan

ketenagakerjaan UU No. 13 Tahun 2003 , TKA ( Tenaga Kerja Asing ) adalah

warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di Indonesia .

Rekomendasi Visa Kerja adalah surat rekomendasi visa untuk maksud bekerja

yang disampaikan Direktur Pengendalian Penggunaan TKA kepada Direktur Lalu

Lintas Keimigrasian, Direktorat Jenderal Imigrasi. 40

Tenaga kerja asing yang berada dan bekerja di Indonesia wajib untuk tunduk

dengan UU Ketenagakerjaan. Beberapa pengertian tenaga kerja asing sesuai

dengan ketentuan yang ada di bidang ketenagakerjaan sebagai berikut :41

a. Tenaga Kerja Asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan

maksud bekerja di wilayah Indonesia.

40

Suhandi . “Pengaturan Ketenagakerjaan Terhadap Tenaga Kerja Asing Dalam Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN Di Indonesia “.( Karya ilmiah), Vol XXI No. 2 Tahun 2016 . Diakses melaui : Mei 2017; 15:26 WIB

41

(25)

b. Pemberi Tenaga Kerja Asing (pemberi kerja TKA) adalah perusahaan ,

badan hukum , yang memperkerjakan TKA dengan membayar upah.

c. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) adalah dibuat oleh

pemberi kerja TKA untuk jangka waktu tertentu yang disahkan oleh

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi .

d. Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing ( IMTA) adalah Izin tertulis

yang diberikan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi .

e. Instansi teknis adalah instansi yang memberikan izin usaha

Pemberi kerja TKA yang berbentuk persekutuan perdata, Persekutuan

Firma (Fa), Persekutuan Komanditer (CV), Usaha Bersama atau Associate (UB),

Usaha Dagang (UD), dan Koperasi dilarang mempekerjakan TKA kecuali diatur

dalam undang-undang42

a. Perluasan kesempatan kerja dan perlindungan terhadap pasar kerja bagi

Tenaga Kerja Indonesia.

. Berkaitan dengan UUD 1945 , maka penggunaan Tenaga

Kerja Asing harus memperhatikan aspek manfaat serta membawa dampak

terhadap :

b. Perluasan lapangan usaha yang mengantisipasi alih teknologi dan

keterampilan.

c. Pertumbuhan ekonomi dalam negeri .

Masyarakat Internasional mempunyai hak eksklusif untuk melindungi

wilayahnya dan rakyatnya tanpa adanya pembatasan karena setiap negara yang

42

(26)

merdeka mempunyai kedaulatan untuk mengatur segala yang terjadi dalam

negara . Setiap negara di dunia saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama

lain, disamping itu hubungan antar negara dapat menimbulkan konsekuensi

terhadap aktor lainnya. Hubungan antar negara dapat berupa imigrasi, dalam

kemigrasian setiap negara mempunyai aturan masing- masing untuk mengatur

setiap warga negara yang keluar dan masuk wilayah, sesuai dengan kebijakan

keimigrasian Indonesia berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 2011.

Kebijakan pemerintah secara sah dan dipaksakan kepada seluruh anggota

masyarakat. Namun, pelanggaran keimigrasian terjadi akibat dari kebijakan yang

diambil pemerintah berkenaan dengan masalah untuk mempertahankan

kekuasaan dan memiliki kepentingan politik didalamnya , oleh karena itu

konsekuensi dari politik kebijakan dapat berupa positif dan berupa negatif .

Penyalahgunaan surat izin keimigrasian yang tidak sesuai digunakan oleh warga

negara asing untuk bekerja di Indonesia memiliki dampak yang besar . Warga

Negara Asing tersebut memiliki visa izin tinggal kunjungan selama 30 hari ,

namun digunakan untuk bekerja dan tanpa memiliki izin keimigrasian yang

lengkap.

G. Metodologi Penelitian

Berangkat dari uraian serta penjelasan tujuan penelitian maupun kerangka

pemikiran di atas , penelitian ini akan merupakan suatu cara yang digunakan

(27)

data yang ada . Penelitian deskriptif dapat pula diartikan sebagai penelitian yang

dimaksudkan untuk menggambarkan suatu fenomena individual , situasi atau

kelompok tertentu yang terjadi secara kekinian .43

1. Jenis Penelitian

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Conny R. Semiawan , bahwa

penelitian yang tujuannya untuk memberikan gambaran tentang suatu masalah ,

gejala, fakta, peristiwa, dan realita secara luas dan mendalam sehingga diperoleh

suatu pemahaman baru , maka metode ini lebih tepat digunakan. Dalam metode

kualitatif metode yang biasa digunakan adalah wawancara, pengamatan , dan

pemanfaatan dokumen44. Penelitian Kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses daripada hasil . Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang

sedang diteliti akan jauh lebih jelas diamati dalam proses.Penelitian kualitatif

dimanfaatkan oleh peneliti untuk lebih dapat memahami setiap fenomena yang

sampai sekarang belum banyak diketahui. Dengan maksud meneliti sesuatu secara

mendalam 45

43

Prof.Dr.Lexy J. Moleong , MA. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset.hal. 9.

44

ibid

45

Ibid. hal. 7.

.Selain itu , keunggulan dari alat penelitian kualitatif adalah bahwa

(28)

2. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini , lokasi yang menjadi sumber penelitian adalah Kanwil

Kementerian Hukum dan Ham Sumut , Badan Pusat Statistik Sumut , dan Dinas

Tenaga Kerja Sumut.

3. Teknik pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam mendukung penelitian

ini , maka melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Data Primer

Pengumpulan data ini dilakukan dengan wawancara dengan pihak-pihak yang

memiliki hubungan dengan masalah-masalah yang diteliti .Teknik ini dilakukan

dengan mewawancarai dan bertanya langsung kepada narasumber atau informan

yang dianggap relevan dalam memberikan informasi terkait penelitian ini. Dalam

tahapan wawancara penulis memilih narasumber yang erat kaitannya dengan judul

penelitian .

Dari penjelasan yang sudah diterangkan diatas, maka untuk wawancara

mendalam terdapat beberapa informan yang mendukung penelitian ini :

1. Informan utama : Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan , dan Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumut .

2. Informan tambahan : Organisasi Serikat Buruh di Sumut ( GSBI ,

(29)

Wawancara yang dilakukan dengan informan utama dapat memberikan

informasi mengenai data warga negara Tiongkok yang melanggar izin tinggal

kunjungan dan apa saja tindakan pihak yang berwenang untuk mengatasi

pelanggaran itu . Sedangkan dari informan tambahan dilakukan wawancara

dengan aktivis buruh di Sumut dengan organisasi antara lain : Gerakan Serikat

Buruh Indonesia , Federasi Serikat Metal Indonesia, dan Federasi Serikat Buruh

Kimia , Industri Umum , Farmasi dan Kesehatan Konfederasi Serikat Buruh

Sejahtera Indonesia .

Sebelum melakukan wawancara penulis terlebih dahulu membuat daftar

pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian sehingga, jawaban narasumber

nantinya akan dideskripsikan serta dianalisis pada bagian pembahasan karya

ilmiah ini .

b. Data Sekunder

Disamping data primer , penulis juga akan melakukan telaah pustaka ( library

research ) dari berbagai literatur terkait di Kanwil Kementerian Hukum dan Ham

Sumut, Keimigrasian Kelas I Khusus Medan dan Dinas Tenaga Kerja Sumut .

Data sekunder yang dibutuhkan adalah dokumen-dokumen dan laporan-laporan

resmi mengenai penyalahgunaan izin tinggal kunjungan yang dilakukan oleh

Warga Negara RRT di Sumut . Selain itu , informasi dan data sekunder juga

(30)

lainnya. Nantinya informasi yang di dapat dari berbagai sumber tadi dapat

dijadikan panduan dalam melakukan penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis desktiptif , dalam menganalisis peneliti

melakukan tiga langkah yaitu : 1. Reduksi data , 2. Penyajian data, 3.

Pengambilan kesimpulan / verifikasi. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data -

data yaitu data primer maupun sekunder yang berhubungan dengan judul

penelitian dari tempat lokasi penelitian , kemudian dianalisis isinya . Setelah hasil

penelitian diuji kebenarannya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan berbentuk

deskripsi.

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan menjadikan penyusunan skripsi ini lebih terarah .

Agar mendapatkan gambaran yang lebih terperinci, peneliti membagi skripsi ini

dalam empat bab. Adapun sistemtikanya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab satu terdiri dari latar belakang , rumusan masalah , batasan masalah , tujuan

penelitian , manfaat penelitian , kerangka penelitian , metodologi penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM KEBIJAKAN KEIMIGRASIAN INDONESIA

(31)

Bab dua terdiri profil Sumatera Utara , profil keimigrasian yang meliputi

gambaran umum UU No. 6 Tahun 2011, tinjauan umum kebijakan visa

kunjungan, dan struktural kemigrasian Sumatera Utara .

BAB III ANALISIS POLITIK KEBIJAKAN KEIMIGRASIAN DALAM

MENCEGAH PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL KUNJUNGAN

WARGA NEGARA RRT DI SUMUT

Bab tiga peneliti akan menganalisa politik kebijakan keimigrasian dalam

mencegah penyalahgunaan izin tinggal kunjungan Warga Negara RRT di Sumut

dan Menganalisa dampak politik kebijakan keimigrasian dalam mencegah

penyalahgunaan izin tinggal kunjungan Warga Negara RRT di Sumut.

BAB IV PENUTUP

Bab ini akan berisi penarikan kesimpulan dan saran-saran yang diperoleh dari

penelitian yang telah dilakukan dan pada bab ini juga akan terjawab pertanyaan

apa yang dilihat dalam penelitian yang dilakukan serta berisi saran-saran , baik

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Kredit Semester atau disingkat SKS adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester atau disingkat SKS untuk

Penandaan Kosmetika sediaan pemutih gigi mengandung dan/atau melepaskan Hydrogen peroxide harus sesuai dengan penandaan Kosmetika sebagaimana dimaksud dalam

Benar – benar merupakan tulisan asli yang tidak meniru dari penelitian, kecuali yang diacu dalam penelitian ini, bilamana dikemudian hari tidak benar, bersedia menerima

tekanan darah pada lansia penderita hipertensi berdasarkan rata-rata dari 3 kali selama 3 hari hasil pengukuran tekanan darah diastole, menggunakan uji statistik uji

I bahan eksport yang penting II sumber pendapatan penting negara III sumber kuasa dan bahan api yang utama IV bahan eksport mineral yang paling sedikit. A I, II dan III B

Dipterocarpaceae is a dominant family and most of them are emergent particularly on the heat forest zone, meanwhile Myrtaceae family was represented by Tristaniopsis; which is

Adapun permasalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana keberadaan (eksistensi) profesi akuntan publik dalam hukum di Indonesia, kemudian bagaimana aspek hukum

rancangan basis data inventaris barang yang akan digunakan untuk mengembakan aplikasi basis data terdistribusi. Rancangan basis data ini memiliki tabel-tabel yang