PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sumber andalan dalam pembangunan perikanan di Indonesia. Produksi dari perikanan budidaya sendiri secara keseluruhan diproyeksikan meningkat dengan rata-rata 4,9% per tahun. Target tersebut antara lain didasarkan atas dasar potensi pengembangan daerah perikanan budidaya yang memungkinkan di wilayah Indonesia. Untuk mencapai target produksi perikanan sesuai dengan yang diharapkan, berbagai permasalahan menghambat upaya peningkatan produksi tersebut, antara lain kegagalan produksi akibat serangan wabah penyakit ikan yang bersifat patogenik baik dari golongan parasit, jamur, bakteri dan virus (Sukadi, 2004).
Wabah penyakit ikan yang pertama di Indonesia terjadi pada tahun 1932 yaitu keika parasit Ichthyophthirius multifiliis menyebabkan banyak kematian pada ikan tawes (Puntius gonionotus). Kemudian pada tahun 1970 kasus wabah penyakit ikan yang disebabkan oleh Lernea cyprinacea yang banyak menimbulkan kerugian pada produksi benih ikan mas (Sachlan, 1952).
Parasit dapat hidup di permukaan kulit atau bagian luar tubuh hampir setiap jaringan tubuh dari inangnya. Ektoparasit dapat meningkat bersama dengan meningkatnya suhu air di wadah budidaya yang dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar karena dapat mematikan ikan yang terserang ektoparasit dan juga mengurangi harga pasar (Koyuncu and Toksen, 2010).
Timbulnya serangan parasit di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan dengan kondisi lingkungan serta organisme parasit. Interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan tubuh ikan menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh parasit (Kordi dan Tancung, 2007).
Meskipun kejadian penyakit yang disebabkan oleh parasit relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan yang disebabkan oleh bakteri dan virus, namun kasus ini tidak dapat diabaikan begitu saja karena infeksi yang disebabkan oleh parasit dapat menyebabkan infeksi primer artinya dalam kondisi ikan yang lemah akibat serangan parasit akan memudahkan masuknya mikroorganisme lain yang tentu akan memperparah kondisi ikan dan mempercepat terjadinya kematian. Maka dianggap perlu untuk melakukan penelitian mengenai infeksi ektoparasit pada ikan mas di kolam Desa Pulau Banyak Kecamatan Tanjung Pura dan kolam Medan Selayang.
Perumusan Masalah
1. Apa saja jenis ektoparasit yang menginfeksi ikan mas di kolam Desa Pulau Banyak Kecamatan Tanjung Pura dan kolam Medan Selayang Kota Medan? 2. Berapa tingkat prevalensi ektoparasit ikan mas kolam Desa Pulau Banyak
Kecamatan Tanjung Pura dan kolam Medan Selayang Kota Medan?
Kerangka Pemikiran
Ikan mas merupakan jenis ikan bernilai ekonomis penting, karena sudah memasyarakat dan tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia, ikan ini juga telah menjadi sumber mata pencaharian masyarakat pada daerah tertentu. Budidaya ikan mas terdiri dari pembenihan dan pembesaran yang biasa dilakukan di kolam. Namun dalam hal pembesaran tidaklah mudah, ada beberapa masalah yang sering mengganggu sehingga dapat menghambat perkembangan usaha budidaya ikan mas tersebut, salah satunya adalah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh parasit ikan.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Budidaya Ikan Mas
Pembenihan Pembesaran
Kolam
Parasit
Ektoparasit Endoparasit
Identifikasi
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis ektoparasit yang menginfeksi ikan mas di kolam Desa Pulau Banyak Kecamatan Tanjung Pura dan kolam Medan Selayang.
2. Untuk mengetahui tingkat prevalensi ektoparasit pada ikan mas di kolam Desa Pulau Banyak Kecamatan Tanjung Pura dan kolam Medan Selayang.
Manfaat Penelitian