BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sayuran Hidroponik
Hidroponik (hydroponics) secara umum diartikan bertanam tanpa tanah. Hydroponics sendiri berasal dari kata Yunani hydro, yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik sebenarnya adalah cara bertanam dengan
menggunakan air sebagai media tanam. Oleh karena itu, kemudian muncul beraneka metode penanaman hidroponik. Namun, keragaman tersebut dapat
dipilahkan secara sederhana menjadi dua jenis, yaitu hidroponik dengan media tanam hanya air dan hidroponik dengan media tanam air dilengkapi media lain sebagai penyangga tanaman (media tanam kombinasi) (Karsono, 2002).
Istilah hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa tanah sebagai media tanamnya. Di kalangan umum, istilah
ini dikenal sebagai “bercocok tanam tanpa tanah”. Disini termasuk juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau bahan poros lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil, maupun gabus putih (Lingga,
2005).
Hidroponik merupakan sebutan sebuah teknologi bercocok tanam tanpa menggunakan tanah. Media menanam digantikan dengan media tanam lain seperti
pengganti tanah untuk menghantarkan larutan hara ke dalam akar tanaman
(Prihmantoro, 1998).
Menurut Sutiyoso (2004), di Indonesia, hidroponik yang berkembang pertama kali yaitu hidroponik substrat. Hidroponik substrat merupakan sistem hidroponik yang
mempergunakan media selain tanah dan steril, misalnya arang sekam, pasir, dan serbuk sabut kelapa. Setelah hidroponik substrat, hidroponik NFT (nutrient film technique) mulai dikenal di Indonesia, kemudian berkembang pula hidroponik
aeroponik yang memberdayakan udara.
Teknik hidroponik sangat memungkinkan untuk menanam semua jenis sayuran.
Sayuran yang sesuai untuk dataran rendah-sedang umunya adalah sayuran asli tropis, seperti kacang panjang, kangkung, bayam, dan sebagainya. Sementara untuk wilayah dataran tinggi umumnya lebih sesuai yang berasal dari sub tropis
seperti wortel, sawi, kentang, dan sebagainya. Wilayah iklim basah umumnya sangat sesuai untuk sayuran daun seperti sawi, kangkung, bayam, dan sebagainya.
Wilayah yang iklimnya kering dan pengairan tersedia sesuai untuk cabe, bawang merah, kacang panjang, dan sebagainya.
Keuntungan bercocok tanam dengan teknologi hidroponik adalah media relatif steril, penggunaan air dan nutrisi terukur dan efisien, sanitasi lingkungan bersih, sehat, ramah, dan terkendali, waktu panen dapat lebih awal, 3K terjamin (kualitas,
2.1.2 Analisis Lingkungan
Menurut Sepriani (2015) analisis lingkungan usaha akan sangat penting dilakukan karena memberikan kesempatan kepada para perencana strategi untuk melakukan tanggapan terhadap pilihan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha. Lingkungan
usaha dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal yang terdiri dari variabel kekuatan dan kelemahan dalam kontrol manajemen, serta lingkungan eksternal
yang terdiri dari variabel peluang dan ancaman di luar kontrol manajemen usaha.
A. Lingkungan Internal
Menurut David (2004 dalam Chalil 2014) lingkungan internal adalah faktor-faktor
yang masih dapat dikelola oleh perusahaan. Faktor internal perusahaan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan yang berasal dari
kondisi intern perusahaan. Analisis lingkungan internal mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan yang menjadi landasan bagi strategi perusahaan. Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain
yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau yang ingin dilayani oleh perusahaan. Sedangkan kelemahan adalah keterbatasan atau
kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan, fungsional perusahaan yang dapat diamati terdiri dari:
1. Aspek sumber daya karyawan perusahaan berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya manusia yang bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pemasaran yang efektif dapat membuat perusahaan tetap bertahan dan
memperoleh keuntungan.
3. Aspek produksi dan operasi melihat apakah perusahaan menghasilkan produk atau jasa, apakah perusahaan tersebut padat karya atau padat modal, dan
bagaimana perusahaan dapat mengembangkan sistem operasi yang dapat menghasilkan produk dengan jumlah, waktu, dan biaya yang tepat. Produksi
dan operasi diupayakan berjalan seefisien mungkin untuk menciptakan produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.
4. Aspek keuangan berhubungan dengan cara mencari sumber dana yang paling
cepat guna membiayai kegiatan perusahaan, bagaimana dana tersebut dialokasikan, dan bagaimana perusahaan mengontrol dana tersebut.
5. Aspek penelitian dan pengembangan menekan pada teknologi yang diguanakan oleh perusahaan dengan tetap memperhatikan kemampuan sumber daya khususnya sumber daya manusia. Aspek ini dapat dijadikan sebagai cara
memiliki keunggulan bersaing dengan menciptakan produk baru ataupun dengan mengembangkan produk lama.
6. Aspek sistem informasi manajemen menekankan pada informasi yang digunakan perusahaan untuk mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu dan menjadi dasar untuk semua keputusan manajerial. Tujuan dari sistem informasi
B. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal (external environment) adalah faktor-faktor di luar kemampuan organisasi yang mungkin mempengaruhinya. Sebenarnya terdapat dua lingkungan eksternal yang terpisah: Lingkungan umum dan lingkungan
industri (Griffin, 2002).
Lingkungan Umum
Lingkungan umum adalah faktor-faktor yang tidak hanya memengaruhi industri. Faktor-faktor tersebut terdiri dari:
1. Faktor Politik
Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan
berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa hal utama yang harus diperhatikan adalah undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang peningkatan pemasaran luar negri, stabilitas
pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja dan sistem perpajakan.
2. Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim bisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim
berbisnis. Beberapa faktor kunci yang harus diperhatikan adalah siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan
3. Faktor Sosial
Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya perubahan-perubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan.
4. Faktor Teknologi
Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk berjalan terus-menerus harus
selalu mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan pada cara operasinya.
Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada.
1. Aspek Hambatan Masuk
Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya
perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas. Hal ini merupakan ancaman bagi perusahaan yang sudah ada.
2. Aspek Daya Tawar Pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikan harga atau pengurangan kualitas produk atau servis.
3. Aspek Daya Tawar Pembeli
Para pembeli, dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruuhi
4. Aspek Ketersediaan Barang Substitusi
Ancaman produk substitusi kuat bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan jika produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari
produk-produk industri.
5. Aspek Persaingan dalam Industri
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Sedangkan, pada
persaingan pasar sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam hal harga produk.
6. Aspek kekuatan Stakeholder lainya
Pengaruh ini adalah berupa kekuatan yang diluar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan kepentingan secara langsung bagi perusahaan. Stakeholder yang
dimaksud antar lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai
2.1.3 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Simatupang (2002) mengenai “Analisis Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik Merek Delfarm Vegetables PT. Misadana Bogor” diperoleh hasil identifikasi lingkungan internal yang menjadi
kekuatan dari Delfarm Vegetables adalah sistem budidaya yang lebih murah, lokasi di tiga tempat yang memiliki potensi perluasan usaha, sudah lama
berpengalaman, jenis sayuran lebih beragam, kemasan menarik, sayuran bebas pestisida, merek sudah lama di pasar, range penetapan harga serta brosur yang menarik. Sedangkan kelemahannya adalah produksi tidak stabil, skala produksi
belum ekonomis, kualitas sayur tidak konsisten, sistem penentuan harga, sistem pengiriman, pemilihan pasar sasaran tidak fokus, serta strategi promosi tidak
konsisten.
Untuk hasil analisis lingkungan eksternal yang menjadi peluang bagi Delfarm Vegetables adalah karakteristik konsumen, permintaan konsumen masih tinggi,
tingkat kesulitan memasuki pasar bagi pesaing baru, peningkatan pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat, kelas sosial masyarakat yang semakin beragam, dan peningkatan teknologi. Ancaman yang dihadapi adalah tingkat kesetiaan
konsumen, pelayanan pengecer, tekanan produk substitusi, ketidakstabilan nilai kurs rupiah, strategi harga dan strategi distribusi pesaing, resiko alam, tingkat
kemampuan mengikuti kemajuan teknologi, strategi pesaing yang lebih agresif, serta pendatang baru dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2015) dengan judul “Analisis
Berastagi, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara)” menunjukkan bahwa
faktor yang menjadi kekuatan adalah penetapan GAP dan SOP, pembinaan tenaga penyuluh. Sedangkan kelemahannya adalah kurangnya pengawasan pelaksanaan GAP dan SOP, kurangnya dukungan pemerintah, kurang efektifnya leatfet
(selebaran), jaringan pemasaran masih dalam lingkup regional, dan kurangnya pameran.
Peluang yang dimiliki adalah lokasi pasar strategis, harga yang diterima pedagang
dan reseller tinggi, jumlah permintaan pasar tinggi, permodalan pribadi, jadwal tanam bunga potong sudah melihat pangsa pasar, dan keahlian pengelolaan
pascapanen baik. Ancaman yang ada adalah harga jual yang diterima petani rendah, variasi permintaan pasar yang tidak berubah, dan tidak dilaksanakannya
GAP dan SOP dalam usahatani yang dilakukan.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Konsep Pemasaran
Menurut Yuwono, dkk (2011) pemasaran adalah segala usaha bisnis sehingga dapat memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang diinginkan semua konsumen. Pemasaran merupakan ilmu yang menelaah terhadap aliran barang secara fisik dan
ekonomis dari produksi melalui lembaga pemasaran kepada konsumen.
Pemasaran berperan untuk membantu menjembatani kesenjangan antara
kebutuhan produsen dan konsumen. Untuk membantu pengertian produsen yang lebih baik terhadap kebutuhan konsumen sehingga produsen dapat melakukan
Menurut Dahl dan Hammond (1977) dalam Rosita (2008) Konsep pemasaran
muncul pada pertengahan tahun 1950-an. Pemasaran adalah kegiatan untuk menyampaikan barang dan jasa mulai dari titik produksi ke titik konsumsi. Secara umum, pemasaran merupakan kegiatan sebelum berproduksi artinya sudah
direncanakan sebelumnya. Pemasaran adalah suatu kegiatan ekonomi dalam melakukan koordinasi dari produksi sampai konsumsi.
Rangkuti (2009) dalam skripsi Rosita (2008) mengatakan pemasaran juga dapat
digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa, ada tujuh
fungsi dasar pemasaran: analisis pelanggan, penjualan produk/jasa, perencanaan produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang. Pemahaman fungsi-fungsi ini membantu penyusun strategi,
mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan pemasaran.
2.2.2 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang member arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama
sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu, penentuan strategi pemasaran
harus didasarkan atas analisa lingkungan internal perusahaan melalui analisa keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisa kesempatan dan ancaman
Strategi pemasaran
1. Target pasar : kebutuhan konsumen yang ingin dipenuhi dan kelompok konsumen mana yang dituju.
2. Positioning : kesan apa yang membawa ke pikiran konsumen misal harga
termurah, kualitas terbagus, pelayanan terbaik dan lain-lain. 3. Lini produk : jumlah dan jenis produk.
4. Harga : relatif terhadap competitor.
5. Distribusi : bagaimana, dimana dan oleh siapa produk didistribusi ke konsumen.
6. Sales force : ukuran, jenis, kualitas armada penjual
7. Kualitas pelayanan : tipe, jumlah dan tingkat kualitas pelayanan.
8. Iklan : jumlah, media apa, dan lain-lain. 9. Promosi : jumlah, tipe, dan lain-lain.
10. Riset pasar : tipe dan jumlah (Yuwono, dkk, 2011).
Strategi pemasaran adalah keseluruhan langkah untuk mencapai sasaran tertentu dan harus menjelaskan langkah apa yang akan diambil untuk mencapai sasaran, waktu pelaksanaan dan pengalokasian sumber daya (McDonald dan Keegan,
1999).
Chandra (2002) menyatakan strategi pemasaran merupakan rencana untuk
pertumbuhan dan strategi konsolidasi. Strategi berkaitan dengan empat elemen
utama bauran pemasaran, yaitu:
a. Strategi Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler, 1997). Dalam pengertian luas, produk dapat mencakup apa saja yang ditawarkan, termasuk benda-benda fisik, jasa, manusia, tempat, organisasi dan gagasan. Produk adalah pemecahan masalah
dalam pengertian bahwa produk tersebut memecahkan permasalahan konsumen (McDonald dan Keegan, 1999).
Dalam pengembangan strategi pemasaran untuk produk, pemasar perlu memperhatikan sekitar produk. Sekitar produk adalah penentu utama keberhasilan periklanan. Sekitar produk diciptakan untuk meningkatkan nilai produk, dilakukan
antara lain melalui merek dan kemasan.
b. Strategi Harga
Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan layanannya (Swastha, 1999). Kartajaya (2001)
menyatakan harga sebagai suatu pengorbanan yang harus dilakukan oleh konsumen untuk mendapatkan kualitas seperti yang dipersepsikan oleh konsumen
itu sendiri, jadi harga tidak dilihat dari nilai nominal saja.
(3) memperkirakan biaya, (4) menganalisis biaya, harga dan penawaran pesaing,
(5) memilih metode penetapan harga dan (6) memilih harga akhir.
c. Strategi Distribusi
Dalam menyalurkan produk, produsen menggunakan lembaga perantara sebagai
penyalurnya. Saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah saluran pemasaran yang digunakan produsen untuk menyalurkan produknya kepada konsumen dari titik produsen (Limbong dan Sitorus, 1987). Sedangkan menurut Kotler (1997)
saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk
digunakan atau dikonsumsi.
Swastha (1999) menggolongkan dua bagian besar terhadap lembaga-lembaga pemasaran yakni terdiri dari perantara pedagang dan perantara agen. Istilah
pedagang digunakan untuk memberikan gambaran yang erat dalam pemilikan barang. Pedagang dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu : (a) produsen,
yang membuat sekaligus menyalurkan barang ke pasar, (b) pedagang besar, yang menjual barang kepada engusaha lain, (c) pengecer, yang menjual barang kepada
konsumen akhir.
Saluran pemasaran dibentuk dengan beberapa pertimbangan, diantaranya produsen kekurangan sumber daya financial, pemasaran langsung tidak layak atau
tidak efisien dengan menjual produk secara langsung, dengan saluran pemasaran dapat memberikan keuntungan yang lebih besar. Peran dasar dari fungsi distribusi
d. Strategi Promosi
Promosi adalah sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Slanton dan Lumbantoruan, 2001). Menurut Kotler
(1997) ada lima sarana komunikasi utama, yaitu periklanan, promosi, penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan secara pribadi, dan pemasaran
lanngsung.
Menurut McDonald dan Keegan (1999) dalam melakukan promosi hal yang perlu untuk dipertimbangkan dan dijawab adalah mengapa (sasaran), dimana,
bagaimana (bentuk kreatif), kapan, dan berapa anggarannya. Salah satu hal penting dalam merancang promosi adalah konsep positioning yang akan diterapkan. Konsep positioning berhubungan dengan bagaimana konsumen
memproses informasi. Positioning adalah tindakan yang dilakukan pemasar untuk membuat citra produk dan hal-hal yang ingin ditawarkan kepada pasarnya berhasil
2.3 Kerangka Pemikiran
Tujuan utama pemasaran adalah menjalin hubungan yang saling menguntungkan antara pihak yang terkait. Tujuan ini diimplementasikan melalui strategi pemasaran. Strategi pemasaran tidak dapat berdiri sendiri tetapi dibentuk
berdasarkan analisa lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perusahaan.
Langkah awal yang perlu diperhatikan dalam menyusun strategi pemasaran adalah pernyataan misi dan tujuan perusahaan untuk mengetahui alasan perusahaan ada.
Berikutnya adalah audit pemasaran yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik perusahaan menerapkan konsep pemasarannya. Audit meliputi lingkungan
eksternal dan internal.
Pertama, hasil audit pemasaran diringkaskan dalam bentuk analisis SWOT. Analisis SWOT membahas tentang faktor-faktor internal dan eksternal strategis
yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi.
Kemudian, menentukan posisi strategis dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal. Dimana untuk titik koordinat x diperoleh dari selisih skor terbobot
faktor internal yaitu kekuatan dengan kelemahan, dan titik koordinat y diperoleh dari selisih skor terbobot faktor eksternal yaitu peluang dengan ancaman sehingga
menghasilkan titik koordinat (x,y).
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Faktor yang Mempengaruhi
Pemasaran
Strategi dan Matriks Posisi /
Kuadran Faktor Strategis
Eksternal Internal
Kekuatan Strength
(S)
Kelemahan Weakness
(W)
Ancaman Threat
(T) Peluang
Opportunity (O)
Keterangan :