• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Self Efficacy Karir Siswa Kelas X MIPA.2 SMA Negeri ertek Kabupaten Wonosobo T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Self Efficacy Karir Siswa Kelas X MIPA.2 SMA Negeri ertek Kabupaten Wonosobo T1 BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah bekal yang diperlukan untuk

mencapai masa depan yang diinginkan. Sehingga penting bagi setiap

individu untuk mempersiapkan diri demi melakukan hal yang terbaik,

misalnya pengambilan keputusan dalam memilih jurusan.Namun bisa saja

individu kesulitan bahkan salah dalam keputusan pemilihan karir.

Beberapa faktor seperti ketidaktahuan akan informasi jurusan dan peluang

kerja nantinya setelah lulus, mengikuti pilihan orang tua maupun alasan

lainnya menjadi kendala. Ilustrasi yang paling sering ditemui adalah ketika

anak sudah mulai terjun menempuh pendidikan, mereka tidak memiliki

keyakinan mampu bahkan berprestasi dalam hal akademik. Manusia pada

umumnya melewati masa perkembangan di setiap usia tertentu, dan usia

remaja seharusnya mampu mencapai kematangannya seperti yang dikutip

dari Havighurst (dalam Rifa’i, 2011) yaitu individu diharapkan mampu

mempersiapkan diri untuk menapaki karir ekonomi di masa mendatang.

Ciri-ciri remaja mampu menjalani tahap perkembangan ini adalah dengan

mengenali potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui bakat yang ada

sehingga mampu membawa dirinya untuk memutuskan arah karir yang

sesuai. Namun pada kenyataanya tak jarang peserta didik yang masih

kebingungan dengan potensi yang ada dalam diri mereka sehingga

(2)

Rendahnya pengetahuan akan penentuan karir yang tepat akan

berdampak pada kesulitan individu dalam meraih masa depan yang

diinginkan. Hal tersebut dapat berakibat pada penyesalan individu yang

tak dapat terhindarkan. Pemilihan karir merupakan hal yang terjadi secara

terus menerus. Hal ini memerlukan suatu persiapan perencaan yang

matang bukan hanya sesuatu yang bersifat sementara waktu saja. Namun

demikian banyak sekali individu yang mengambil sebuah keputusan karir

tanpa perencaan yang matang sesuai dengan kemampuan, bakat maupun

minatnya. Terdapat kecenderungan individu lebih untuk lebih mengikuti

pilihan orang tua maupun teman, mengikuti trend atau hal yang sedang

populer tanpa mempertimbangkan faktor-faktor yang

melatarbelakanginya. Dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan

karir pada tahap perkembangan tertentu merupakan suatu keberhasilan

individu dalam kematangan karirnya. Dalam Winkel dan Hastuti (2007)

menyatakan bahwa individu dikatakan matang atau siap untuk membuat

keputusan karir jika pengetahuan yang dimilikinya untuk membuat

keputusan karir didukung oleh informasi yang kuat mengenai pekerjaan

berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukan.

Dalam menentukan dan merencanakan karir yang tepat dan sesuai,

dibutuhkan kematangan karir, yaitu meliputi pemahaman akan potensi diri,

pengetahuan tentang jenis-jenispekerjaan, kemampuan menentukan

pekerjaan, dan kemampuan merencanakan langkah-langkah untuk

mencapai karir yang diharapkan. Sejalan dengan Hurlock (2004) bahwa

(3)

sungguh-sungguh. Supaya peserta didik dapat menentukan karir yang tepat, arti hal

ini adalah keputusan tentang pendidikan lanjutan, peserta didik

memerlukan tingkat kematangan karir yang baik, karena kualitas

pemilihan karir dipengaruhi oleh tingkat kematangan karir.

Perkembangan karir menurut Super (dalam Dillard,1985) masa

remaja termasuk ke dalam tahap eksplorasi pada tingkat tentatif.

Faktor-faktor yang diperhitungkan dalam pemilihan karir pada tahap ini adalah

kebutuhan, minat, kapasitas, nilai-nilai dan kesempatan (peluang). Pada

tahap inilah yang menjadi tahap paling penting bagi masa transisi remaja

dan memiliki tiga tugasutama, yaitu individu mengkristalisasikan,

menspesifikasikan, serta mengimplementasikan pilihan karirnya.

Ginzberg (dikutip Marliyah, dkk, 2004) menjelaskan sesuai dengan

tahap perkembangan karir remaja, remaja usia 15 – 18 tahun sudah mampu

memperluas pandangan mereka mengenai pekerjaan, mengetahui jenis

pekerjaan apa yang sesuai untuk merekanantinya sehingga mereka lebih

sadar akan faktor-faktor yang terlibat dalam perencanaan karir dan

mengembangkan konsep diri yang lebih jelas dantepat. Semakin terasanya

kebutuhan untuk menentukan masa depan, mendorong remaja untuk

mengantisipasi gaya hidup mereka di masa mendatang. Dalam (Hackett &

Lent, 1992; Hackett; 1996) mengatakan bahwa beberapa penelitian telah

menunjukkan self-efficacy sebagai prediktoryang kuat terkait pilihan karir

pelajar sekolah menengah dan perguruan tinggi. Self-efficacy merupakan

salah satu faktor yang berhubungan dengan kematangan karir. Hal ini

(4)

pelajar di Australia. Mengetahui potensi diri dan konsep yang ada pada

dirinya merupakan upaya dalam memilih karir yang sesuai. Individu

diharapkan mampu mengenali ciri-ciri kepribadian yang menonjol pada

dirinya, mengenal potensi intelektualnya, paham akan kelemahan dan

kelebihan kognitifnya, serta mengetahui nilai hidupnya secara utut dan

mengerti yang menjadi perbedaan antara dirinya dengan remaja lainnya

namun tetap dapat mentolerir perbedaan tersebut. Super (1974)

mengatakan bahwa pemilihan karir merupakan implementasi dari konsep

diri dalam ketersediaan lapangan kerja (dalam Zunker 2008).

Bandura (1997) mengatakan bahwaself efficacy adalah penilaian

individu tentang kemampuan dirinya mengorganisasikan dan menjelaskan

serangkaiantindakan yang diperlukan untuk mencapai berbagai bentuk

kinerja yang telah ditetapkan (dalam Schunk dkk, 2008). Self efficacy

mempunyai peran penting dalam mempengaruhi keyakinan, usaha yang

dilakukan seseorang, seberapa kuat usahanya dan memperkirakan

pencapaian keberhasilan. Motivasi melalui pilihan yang dibuat dantujuan

yang disusun dipengaruhi oleh self efficacy. Peserta didik dengan self

efficacy yang tinggi cenderung memilih sesuatuyang lebih menantang. Self

efficacy yang besar cenderung membutuhkan usaha yang besar pula.

Ketika self efficacy peserta didik tinggi, maka ia akan berusaha lebih keras

agar berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya dan mampu bertahan lebih

lama lagi ketika kesulitan menghadang. Sebaliknya apabila peserta didik

dengan self efficacy rendah akan memilih cara yang aman, sedikit usaha

(5)

yang sama, tetapi salah satunya memiliki self efficacy yang tinggi akan

menonjolkan performa yang lebih baik. Jadi apabila self efficacy tinggi

maka tujuan yang ingin dicapai jadi lebih tinggi pula, minim rasa takut

akan kegagalan dan menemukan strategi yang baru saat strategi lama

gagal. Sebaliknya, apabila self efficacy rendah maka rasa takut tinggi

menjadikan individu menghindari tugas dan mudah menyerah saat

kesulitan datang. Untuk mengatasi hal tersebut, selain antisipasi dari

peserta didik sendiri yaitu dengan adanya layanan yang diberikan oleh

konselor. Salah satu layanan yang dapat membantu adalah bimbingan

kelompok.

Dari hasil pra penelitian di SMA N 1 Kertek dengan menyebarkan

skala self efficacy karir, didapatkan hasil bahwa terdapat peserta didik

dengan self efficacy karir kategori rendah dan sangat rendah.

Hasil survei tentang self efficacy karir peserta didik SMA N 1

Kertek bisa dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Self Efficacy karir peserta didik kelas X MIPA.2 NO Interval Kategori Frekuensi Prosentase

1 59 ─ 65 Sangat rendah 5 15,63%

sangat rendah dengan prosentase 15,63%, 5 peserta didik kategori rendah

dengan prosentase 15,62%, 18 peserta didik kategori tinggi dengan

prosentase 56,25%, dan 4 peserta didik kategori sangat tinggi dengan

(6)

Upaya meningkatkan self efficacy karir peserta didik, maka

diperlukan layanan yang dapat membantu salah satunya adalah bimbingan

kelompok. Diharapkan dengan layanan bimbingan kelompok dapat

meningkatkan self efficacy karir peserta didik. Menurut TIM MKDK

(1991), diskusi kelompok adalah suatu cara membimbing lewat kelompok

dengan jalan mendiskusikan masalah bersama-sama guna mencapai

pemecahan bersama-sama.

Berdasarkan penelitian dari Fathul Ilmi (2014) yang berjudul

Efektivitas Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Storytelling Untuk

Meningkatkan Self Efficacy Siswa menunjukan hasil bahwa layanan

bimbingan kelompok dengan teknik storytelling dapat meningkatkan self

efficacy siswa.

Belum diketahui dengan pasti apakah bimbingan kelompok dapat

meningkatkan self efficacy karir peserta didik. Oleh karena itu peneliti

tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Penggunaan Layanan

Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Self-Efficacy Karir Pada

Siswa Kelas X MIPA.2 Di SMA Negeri 1 Kertek Kab. Wonosobo”

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah penilitian ini

yaitu: Apakah penggunaan layanan bimbingan kelompok secara

signifikan dapat meningkatkan self efficacy karir pada siswa kelas X

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, akhirnya penulis dapat

mengemukakan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui signifikansi

peningkatan self efficacykarir siswa kelas X MIPA.2di SMA Negeri 1

Kertek Kabupaten Wonosobo dengan menggunakan bimbingan kelompok.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara

teoritis maupun praktis, yakni:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini kiranya dapat memberikan masukan bagi

pengembangan bidang ilmu pengetahuan khususnya Bimbingan dan

Konseling, serta memperkaya kajian tentang layanan bimbingan

kelompok dalam meningkatkan self efficacy karir peserta didik kelas

X MIPA.2.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dapat dijadikan acuan bagi guru BK dalam memberikan

layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik yang

memiliki self efficacy karir rendah.

1.5 Sitematika Penelitian

Sistematika penulisan dibagi menjadi beberapa bab yaitu:

Bab I Pendahuluan yang berisi: Latar Belakang, rumusan masalah,

(8)

Bab II Landasan teori yang berisi : pengertian self efficacykarir,

dimesi self efficacy karir, pengertian bimbingan kelompok,

tujuan bimbingan kelompok, tahap-tahap bimbingan

kelompok, hasil penelitian yang relevan, hipotesis

Bab III Metode penelitian yang berisi: Jenis penelitian, desain

penelitian, subjek penelitian, variable penelitian, metode

pengumpulan data, teknik analisis data.

Bab IV Analisis daan pembahasan yang berisi: analisis data

penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

Gambar

Tabel 1.1 Self EfficacyNO  karir peserta didik kelas X MIPA.2 Interval  Kategori Frekuensi Prosentase

Referensi

Dokumen terkait

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya, Fifyanita Ghanimata, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK, DAN LOKASI

dengan media visual terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII.. SMPN 3

kesalahan konsep, kesalahan yang dilakukan oleh siswa adalah sebesar 39% dengan penyebab kesalahan berupa siswa salah dalam penggunaan rumus dan rendahnya

5 kapasitas vital paru pada kelompok kontrol memiliki mean sebesar 2746,67, dengan demikian nilai rata- rata pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan 600

[r]

Pihak manajemen rumah makan berfikir walaupun tujuan lingkungan hidup harus dilandasi dengan kesadaran diri sendiri untuk melakukan namun tidak terlepas juga untuk

Gambar 2.12 Data FTIR Nanokomposit PP-MMT Aceh Utara dengan adanya.. antioksidan α

6 Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa N-gain kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 0,65668