• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Impementasi Aplikasi Desktop Pengajuan Anggaran Sistem Informasi Keuangan dan Akuntansi Satya Wacana (SIKASA): Studi Kasus Universitas Kristen Satya Wacana, Salati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Impementasi Aplikasi Desktop Pengajuan Anggaran Sistem Informasi Keuangan dan Akuntansi Satya Wacana (SIKASA): Studi Kasus Universitas Kristen Satya Wacana, Salati"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan dan Impementasi Aplikasi Desktop Pengajuan

Anggaran Sistem Informasi Keuangan dan Akuntansi Satya

Wacana (SIKASA)

Studi Kasus : Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Peneliti :

Indra Prasetya

682015603

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Perancangan dan Impementasi Aplikasi Desktop Pengajuan Anggara Sistem Informasi Keuangan dan Akuntansi Satya Wacana (SIKASA)

Studi Kasus : Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

1)

Indra Prasetya, 2) Augie David Manuputty

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

E-mail: 1)682015603@student.uksw.edu , 2)augiemanuputty@gmail.com

Abstrak

Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) sudah menerapkan sistem informasi keuangan dan akuntansi Satya Wacana untuk membantu dalam proses administrasi berupa pencatatan semua pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan oleh Universitas. Namun ada beberapa fungsi yang belum ada seperti pengajuan anggaran non-rutin yang belum dilakukan menggunakan sistem sehingga hanya bisa dilakukan dengan melakukan inject langsng kedalam database, selain itu pada sistem lama pengguna dapat mengelola data pada masa periode lampau sehingga hal tersebut memungkinkan untuk terjadinya perubahan data yang sebenarnya sudah bersifat read-only. Dalam penelitian ini dengan menggunakan metode prototype akan merancang dan mengimplementasikan sebuah aplikasi dekstop pengajuan anggaran untuk sistem informasi keuangan dan akuntansi di UKSW dengan tujuan untuk mempermudah bagian keuangan agar dapat melakukan pengajuan anggaran non-rutin menggunakan sistem secara real-time. Serta membatasi pengguna untuk mengelola pengajuan anggaran periode yang sedang berlangsung dan periode yang akan datang saja.

Kata Kunci: Aplikasi Desktop, Sistem Infomasi Keuangan dan Akuntansi.

Abstract

Satya Wacana Christian University (SWCU) have applied information systems financial and accounting to assist in the administrative process of recording all entry and expenditure be undertaken by universities. But there is some function who has not yet been as the submission of non routine budget that have not done use the system so that can only be done by implementing inject directly into a database, in addition to the old system users can manage data during the past period so that it is possible to change the data that actually can not be cha nged. In this study by using the prototype method will design and implement a desktop application budget submissions for financial and accounting information systems in SWCU to facilitate the finance department in order to perform non-routine budget submissions using the system in real-time. And limit users to manage the budget submission period of on going and next periods only.

Keywords: desktop applications, financial and accounting information system.

_______________________________________________________________________

(7)

1 1. Pendahuluan

Teknologi Informasi (TI) mampu membuat informasi menjadi lebih efisien dan efektif, dengan hal ini banyak organisasi yang sudah memanfaatkan dan berinovasi dalam TI untuk diterapkan dalam membantu proses bisnis. Pemanfaatan TI secara baik dan tepat dapat membuat informasi dalam proses bisnis menjadi lebih akurat, real time, relevan, ekonomis serta dapat membantu dalam mengambil keputusan terkait dengan kebijakan manajemen. Dengan pengambilan kebijakan yang tepat pada manajemen maka akan berdampak pada kemajuan suatu organisasi sehingga organisasi tersebut akan siap bersaing dengan organisasi lain. Oleh karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan IT dalam suatu organisasi merupakan suatu keharusan terlebih pada organisasi berskala besar seperti Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).

UKSW merupakan perguruan tinggi swasta yang berdiri sejak tahun 1956. Pada tahun 2016 UKSW memiliki 15 fakultas dengan 56 Program Studi beserta 14.000 mahasiswa yang aktif registrasi. Dengan besarnya UKSW ini menuntut adanya pengelolaan sistem administrasi keuangan dan akuntansi yang professional dan saling terintegrasi untuk mengoptimalkan dalam memberikan pelayanan pendidikan.

(8)

2

pengajuan anggaran untuk kelompok rutin, discretionary dan juga non-rutin secara baik serta bisa melakukan pencatatan dan pelaporan pengajuan anggaran dengan waktu singkat untuk megelola data pengajuan anggaran dalam periode buku yang sedang berlangsung dan periode yang akan datang saja.

Dari permasalahan di atas maka penulis akan merancang sekaligus mengimplementasikan aplikasi desktop sistem informasi keuangan dan akuntansi Satya Wacana khusus dalam pengajuan anggaran yang mampu melakukan pengajuan kelompok rutin, discretionary dan non-rutin untuk data pengajuan anggaran periode yang sedang berlangsung dan periode yang akan datang beserta pelaporan pengajuan anggaran. Aplikasi desktop ini nantinya akan digunakan oleh semua unit/subunit kerja yang ada di lingkungan UKSW serta dapat digunakan oleh universitas pusat (bagian keuangan) untuk mengelola dan memantau semua pengajuan anggaran yang dilakukan oleh unit/subunit.

2.

Kajian Pustaka

2.1 Penelitian terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Wina Setiawati dengan judul “Aplikasi Laporan Keuangan Berbasis Web Untuk Kelurahan Dukuh” melakukan

perancangan sistem dengan menggambarkan alur proses bisnis aplikasi dengan diagram Data Flow Diagram (DFD), perancangan database yang digambarkan menggunakan Entity Relation Diagram (ERD) serta menggunakan Dreamweaver sebagai editor, bahasa pemrogaman PHP , MySQL sebagai database serta ajax untuk menunjang tampilan yang efektif. Hasil dari perancangan ini adalah membuat proses pelaporan keuangan yang dilakukan secara manual menjadi terotomatisasi dan mempermudah dalam pengelolaan dan akses bagi warga untuk mengetahui perihal anggaran kelurahan Dukuh [1].

Penelitian dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah (Studi Kasus pada SKPD dinas Energi dan Sumber Daya

Mineral Kabupaten Kepulauan Sangihe)” Penelitian ini membahas perancangan

dan membangun sebuah aplikasi keuangan berbasis desktop yang sebelumnya belum ada pada dinas terkait, untuk memudahkan proses penatausahaan pengeluaran yaitu pengajuan dana dan pembuatan laporan dengan menggunakan metode FAST (Framework for Application of System Thinking) dengan microsoft Visual Basic 8.0 dan databaseMYSQL [2].

Dari penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan terkait perancangan dan pembangunan aplikasi keuangan, penelitian ini dengan judul

“Perancangan dan Implementasi Aplikasi Desktop Pengajuan Anggaran Sistem

Informasi Keuangan dan Akuntansi Satya Wacana (SIKASA) Studi Kasus:

Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga” membahas mengenai merancang dan

(9)

3 2.2 Landasan Teori

Sistem informasi merupakan seperangkat prosedur yang terorganisasi dengan sistematik yang jika akan dilaksanakan akan menyediakan informasi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan keputusan [3]. Pada suatu sistem informasi juga terdapat perancangan sistem, dimana perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perancangan untuk elemen-elemen komputer yang akan mengunakan sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru. Tujuan dari perancangan sistem informasi adalah untuk memenuhi kebutuhan pemakaian sistem (user) dan untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem [4].

Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap fix. Sedangkan implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain yang ada dalam dokumen desain sistem yang disetujui dan menguji, meng instal, memulai menggunakan sistem yang baru atau sistem yang diperbaiki [5].

Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena rencana yang disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka anggaran seringkali disebut juga dengan rencana keuangan. Dalam anggaran, satuan kegiatan dan satuan uang menempati posisi penting dalam arti segala kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan uang, sehingga dapat diukur pencapaian efisiensi dan efektivitas dari kegiatan yang dilakukan [6].

Akuntansi merupakan suatu sistem pencatatan seluruh aktivitas keuangan organisasi dan dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan para pemilik kepentingan dalam mengambil keputusan. Proses administrasi akuntansi saat ini sudah memanfaatkan IT dalam pelaksanaanny. Implementasi IT dalam proses administrasi akuntansi ini seringkali disebut dengan Sistem Informasi Akuntansi [7].

Gambar 1. Arsitektur web service.

(10)

4

sebuah aplikasi yang mengkonsumsi data, dan di platform apa sebuah data itu dikonsumsi. Web service mampu menunjang interoperabilitas. Sehingga web service mampu menjadi sebuah jembatan penghubung antara berbagai sistem yang ada [8].

3. Metode Penelitian

Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, identifikasi dan perumusan masalah didapat berdasarkan interaksi wawancara secara langsung dengan developer SIKASA lama, unit/subunit dan bagian keuangan selaku pengguna SIKASA. Selanjutnya adalah perancangan sistem menggunakan metode prototype, setelah sistem berhasil dibuat maka akan dilakukan testing dan akan diimplementasikan setelah semua fungsi dinyatakan berjalan dan disetujui oleh tester. Pada tahap akhir akan dilakukan monitoring dan evaluasi.

Gambar 2. Tahapan penelitian.

Dari tahapan identifikasi dan perumusan masalah diketahui bahwa pada modul pengajuan anggaran SIKASA lama hanya bisa melakukan pengajuan anggaran untuk kelompok rutin dan discretionary saja, sedangkan untuk kelompok non-rutin dilakukan dengan cara inject langsung kedalam database. Hal ini menyebabkan bagian keuangan tidak bisa melakukan pengajuan anggaran non-rutin secara mandiri dengan menggunakan sistem karena harus meminta bantuan kepada bagian IT untuk melakukan inject database. Selain itu pengajuan

Tahapan 1: Identifikasi dan perumusan masalah Hasil yang diharapkan : user-reqirement

Tahapan 2: Perancangan dan pengembangan sistem menggunakan metode prototype

Hasil yang diharapkan : Aplikasi desktop pengajuan anggaran

Tahapan 3: Testing

Hasil yang diharapkan : Perbaikan aplikasi desktop pengajuan anggaran

Tahapan 4: Implementasi

Hasil yang diharapkan : instalasi untuk mulai digunakan user

Tahapan 5: Monitoring dan evaluasi

(11)

5

anggaran yang dilakukan dengan cara inject tidak akan ada proses filter data sehingga besar kemungkinan terjadi kesalahan. Pengajuan anggaran non-rutin tidak memiliki batasan periode sehingga bisa dilakukan kapan saja. Data yang dapat dikelola hanya data pengajuan anggaran non rutin untuk periode buku yang sedang berlangsung dan periode buku yang akan datang saja. Dari permasalahan pokok yang ditemukan maka perancangan sistem pengajuan anggaran akan fokus untuk menyelesaikan permasalahan pengajuan anggaran kelompok non-rutin. Pengajuan anggaran kelompok non-rutin hanya bersifat sebagai pencatatan saja. Pada pengajuan anggaran kelompok rutin dan discretionary dimana daftar anggaran yang diajukan oleh setiap unit kerja akan di-review oleh Komite Anggaran UKSW kemudian akan diputuskan mata anggaran mana saja yang disetujui, diperbaiki atau dibatalkan secara bersama-sama dengan pimpinan unit kerja (Perwalian Anggaran). Berbeda dengan anggaran kelompok non-rutin, berikut adalah diagram alur mengenai pengajuan anggaran non-rutin :

Start

Gambar 3. Diagram flowchart proses bisnis pengajuan anggaran non rutin.

(12)

6

diajukan. Hasil dari tahapan ini adalah menentukan anggaran mana saja yang akan disetujui, ditunda atau ditolak. Jika terjadi penolakan pengajuan anggaran bisa dilakukan pengajuan atas kebutuhan yang sama pada periode selanjutnya, jika anggaran disetujui maka data dari pengajuan anggaran akan dimasukan ke dalam sistem pengajuan anggaran non-rutin oleh bagian keuangan untuk disimpan sebagai pencatatan kemudian daftar pengajuan anggaran akan dicetak untuk dimintakan tanda tangan oleh Bagian Keuangan, Pimpinan Unit Anggaran dan Unit Anggaran untuk diarsipkan. Tahapan terakhir adalah merealisasikan anggaran yang telah diajukan untuk digunakan sesuai dengan perencanaan.

Pada tahapan perancangan dan pengembangan sistem ini dilakukan menggunakan metode prototype.

Gambar 4. Tahapan pengembangan sistem dengan metode Prototype [9].

(13)

7

Gambar 5. Diagram Use case pengajuan anggaran non-rutin

Terdapat 1 aktor yaitu begian keuangan di mana bagian keuangan bisa melihat rangkuman pengajuan anggaran non-rutin. Bagian keuangan juga memiliki kemampuan untuk membatalkan pengajuan dan mencetak rangkuman anggaran sebagai pelaporan. Bagian keuangan juga bisa mengelola pengajuan anggaran non-rutin serta dapat mencetak untuk ditanda tangani bagian keuangan, pimpinan unit dan unit anggaran. Alur pengajuan anggaran non-rutin dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Diagram Activity Pengajuan anggaran non-rutin

Dari diagram aktivity dapat dilihat runtutan bagian keuangan ketika mengajukan anggaran non-rutin. Pengajuan anggaran non-rutin bisa dilakukan lebih dari 1 rekening dalam sekali pengajuan oleh unit. Pengajuan anggaran hanya bersifat sebagai pencatatan sehingga data hanya bisa diajukan oleh bagian

(14)

8

keuangan dan anggaran yang sudah diajukan tidak perlu diproses untuk ke tahap perwalian anggaran seperti anggaran kelompok rutin dan discretionarry. Struktur dan relasi database yang digunakan khusus untuk pengajuan anggaran non-rutin dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Struktur dan relasi database yang digunakan khusus anggaran non-rutin

Terdapat 8 tabel yang digunakan dalam pengajuan anggaran non-rutin. Tabel yang bersifat master/ sebagai acuan seperti tabel “Tuser”, “PeriodeBuku”,

“TUnit”, “Rekening”, “MasterKelompok” dan “MasterSatuan” serta memiliki

tabel utama yaitu “AnggaranNR” dan “DetailAnggaranNR”. Setiap pengajuan anggaran non-rutin akan memiliki 1 baris inti yang disimpan sebagai header dalam tabel AnggaranNR. Karena setiap pengajuan anggaran non-rutin bisa memilki lebih dari 1 item rekening pengajuan maka item-item tersebut akan disimpan pada tabel DetailAnggaranNR. Yang bertugas untuk berhubungan dengan database adalah back-end. Class utama pada back-end memiliki banyak fungsi yaitu GetPeriodeAnggaranAktif(), GetPeriode AnggaranSelanjutnya(), AmbilListComboUnit(), AmbilListComboUnitAll(), Ambil ListComboRekening(), CariListAnggaranNonRutin(), SimpanDaftarPengajuan AnggaranNonRutin() dan SimpanBatalDaftarPengajuanAnggaranNonRutin(). Fungsi-fungsi ini dihubungkan melalui web-service yang dikemas menggunakan Json.

(15)

9

SIKASA baru oleh setiap unit/subunit secara berkala. Pada tahapan ini user berhak melakukan uji coba semua fitur/fungsi yang ada pada aplikasi SIKASA baru.

Ketika aplikasi dinyatakan siap untuk digunakan dan user sudah melakukan persetujuan maka tahapan selanjutnya adalah implementasi. Implementasi dilakukan dengan cara menaruh aplikasi inti dan database di ruang server. Kemudian shortcut dari aplikasi SIKASA akan didistribusikan ke seluruh unit/subunit untuk digunakan dalam mengakses aplikasi. Pada gambar 8 dapat dilihat diagram deployment dari modul pengajuan anggaran berbasis desktop.

Gambar 8. diagram deployment dari modul pengajuan anggaran berbasis desktop.

Diagram deployment dapat menggambarkan tahap implementasi, pada personal computer (PC) yang digunakan bagian keuangan hanya memiliki shortcut yang sudah didistribusikan dan bersumber dari AppServer di mana pada AppServer merupakan pusat aplikasi SIKASA secara utuh (front-end) dan memiliki business layer yang berasal dari web-services di mana web-service adalah bagian yang mampu berhubungan dengan database SIKASA.

Setelah aplikasi terpasang tahap selanjutnya adalah monitoring dan evalusei. Monitoring dan evaluasi sangat dibutuhkan karena pengembangan SIKASA lama ke SIKASA baru dilakukan menggunakan cara migrasi sistem cut-off. Dimana SIKASA lama dihentikan seketika dan digantikan langsung dengan SIKASA yang baru. Sehingga sangat memungkinkan suatu waktu terjadi error dan memerlukan penanganan secara cepat oleh team programmer. Kemudian dari error yang didapat dari hasil monitoring akan dilakukan evaluasi untuk perbaikan sistem.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil dari pengembangan sistem Prototype tahap awal adalah halaman rangkuman anggaran non-rutin dan juga halaman pengajuan anggaran non-rutin. Pada pengajuan anggaran non-rutin hanya memiliki fungsi tambah pengajuan, ubah pengajuan dan hapus pengajuan yang disimpan secara temporary menggunakan data table. Setelah penambahan pengajuan selesai dilakukan maka bisa menekan tombol simpan yang sudah disediakan untuk menyimpan kedalam database. Proses simpan kedalam database dilakukan dengan memberikan daftar anggaran yang diajukan dari data table dari front-end ke back-end melalui web service yang dikemas ke dalam Json. Sedangkan pada halaman rangkuman hanya memiliki fungsi mengambil data pengajuan anggaran saja yang didapat dari back-end melalui web service. Pada prototype tahap awal pelaporan berupa daftar

Web Service Database

PC Bagian Keuangan (Client)

+ Back-end +Sql Server App Server

(.Net, Json) + Front-end

(.Net, Json) +Distribusi Shortcut

(16)

10

pengajuan anggaran secara keseluruhan atau berdasarkan unit/subunit tertentu. Setelah prototype tahap awal selesai dilakukan testing oleh team programmer dan mendapatkan beberapa hasil evaluasi yaitu : Ketika melakukan penambahan pengajuan anggaran, setelah memilih rekening yang akan diajukan nominal sisa anggaran tetap 0. Setalah melakukan pengajuan anggaran, pada halaman rangkuman tidak bisa melihat detail dari setiap transaski yang telah diajukan. Dikarenakan aplikasi belum memenuhi semua kebutuhan user , maka dilakukan prototype tahap kedua.

Prototype tahap kedua merupakan perbaikan dari hasil evaluasi prototype tahap pertama. Dimulai dengan penyempurnaan fungsi untuk mendapatkan nominal sisa anggaran setelah user memilih rekening yang diajukan. Kemudian penambahan fitur untuk melihat detail dari transaksi yang sudah dilakukan dengan menekan kolom nomor bukti transaksi pada halaman rangkuman anggaran. Setelah perbaikan aplikasi dilakukan, testing dilakukan kembali dan mendapatkan beberapa point evaluasi yaitu: sisa anggaran sudah secara otomatis muncul sesuai dengan rekening yang dipilih oleh user. Detail anggaran non-rutin yang sudah diajukan bisa tampil sesuai dengan apa yang diinputkan oleh user. Penambahan fungsi untuk membatalkan pengajuan anggaran non-rutin pada halaman rangkuman anggaran dengan syarat nominal anggaran yang dibatalkan tidak boleh meliebihi sisa anggaran yang ada sesuai dengan permintaan user.

Prototype tahap tiga dilakukan untuk perbaikan berdasarkan hasil evaluasi prototype tahap dua. Dilakukan penambahan fungsi pembatalan pengajuan anggaran non-rutin dari back-end yang diakses melalui web-service serta dipicu oleh tombol batal yang diletakkan pada halaman rangkuman anggaran. Hasil evaluasi dari prototype tahap tiga ini adalah fitur pembatalan pengajuan anggaran sudah berjalan dengan baik dilengkapi dengan form untuk menampung keterangan/alasan user melakukan pembatalan. Pada bagian pelaporan user meminta untuk merubah format di mana terdapat tambahan keterangan perihal pengajuan anggaran dan disertakan kolom untuk tanda tangan bagian keuangan, pimpinan unit anggaran dan unit anggaran untuk persetujuan atas pengajuan anggaran non-rutin yang telah diajukan.

Prototype tahap akhir adalah perbaikan dari prototype tahap tiga di mana dilakukan perubahan pada format pelaporan. Hasil dari evaluasi prototype tahap akhir ini adalah pelaporan yang sesuai dengan permintaan user. Pada prototype tahap akhir ini juga dilakukan penambahan validasi untuk melakukan checking pada setiap inputan yang dilakukan oleh user.

(17)

11

keuangan bisa melakukan pembatalan pengajuan anggaran sebelum dana terealisasikan dengan menyertakan alasan tertentu.

Aplikasi desktop pengajuan anggaran non-rutin pada sistem informasi keuangan dan akuntansi ini memiliki dua halaman utama sesuai dengan hasil wawancara dengan user. Halaman rangkuman anggaran non-rutin dan juga halaman pengajuan. Pada halaman rangkuman user dapat melihat anggaran non-rutin yang sudah diajukan untuk periode buku yang akan datang.

Gambar 9. Tampilan rangkuman anggaran non-rutin

Tampilan rangkuman anggaran non-rutin memiliki pilihan filter berupa tanggal transaski dan juga unit yang sifatnya optional. Filter ini digunakan ketika user ingin melihat data anggaran non-rutin yang sudah diajukan berdasarkan tanggal atau unit tertentu. Ketika user tidak melakukan filter maka seluruh data pengajuan anggaran non-rutin periode buku yang akan datang akan tampil secara keseluruhan dengan menekan tombol “Cari”. Pada bagian bawah terdapat tombol

“Batalkan Pengajuan Anggaran Non-Rutin” yang digunakan untuk membatalkan

(18)

12

Gambar 10. Tampilan laporan rangkuman anggaran non-rutin

Pada gambar 10 merupakan tampilan format dari pelaporan dari data rangkuman anggaran non-rutin. User juga bisa melihat setiap detail pengajuan anggaran non-rutin. Data yang tampil pada rangkuman merupakan headernya saja. Sedangkan dalam 1 data header bisa memiliki lebih dari 1 item rekening pengajuan anggaran non-rutin.

Gambar 11. Tampilan Detail rangkuman anggaran non-rutin

Pada gambar 11 merupakan tampilan ketika user menekan kolom nomor bukti transaksi pada halaman rangkuman. Fitur ini ditujukan untuk melihat kembali data yang sudah diajukan secara detail. Pada fitur ini data tidak bisa ditambah, diubah atau dihapus. Halaman berikutnya adalah halaman pengajuan anggaran, pengajuan anggaran dapat diakses dengan cara menekan tombol

“Pengajuan anggaran non-rutiin” pada halaman rangkuman. Halaman pengajuan

(19)

13

Gambar 12. Tampilan halaman pengajuan anggaran non-rutin

Pada halaman pengajuan terdapat filter di mana user dapat memilih unit/subunit mana yang akan melakukan pengajuan anggaran non-rutin. Kemudian user bisa menekan tombol “Tambah” untuk menambah item pengajuan.

Gambar 13. Tampilan pop-up tambah anggaran non-rutin

(20)

14

memberi keterangan tertentu bila diperlukan yang bersifat optional. Setelah semua terisi maka tekan tombol simpan pada menu pop-up tambah anggaran. Maka item yang sudah ditambahkan tadi akan masuk kedalam list pengajuan di mana masih bersifat simpan sementara/temporary. Data yang masih berada dalam list memungkinkan untuk diolah seperti diubah / dihapus dari list. Setelah proses pengelolaan data selesai tekan tombol simpan yang berada pada halaman pengajuan anggaran. Sehingga data yang sudah diajukan akan tersimpan kedalam database. User juga bisa melakukan pelaporan pengajuan anggaran. Format pelaporan dari pengajuan anggaran non-rutin bisa dilihat pada gambar 14.

Gambar 14. Tampilan pelaporan pengajuan anggaran non-rutin

Pada tampilan pelaporan pengajuan bagian atas kiri terdapat keterangan yang menyertakan nomor transasksi, unit yang mengajukan dan keterangan. Pada bagian kanan atas terdapat judul laporan, tahun anggaran, tanggal cetak, tanggal pengajuan dan nomor bukti. Nominal jumlah total akan secara otomatis dihitung oleh sistem. Laporan pengajuan ini dicetak juga untuk ditanda tangani bagian keuangan, Pimpinan Unit Anggaran dan Unit anggaran.

Untuk memastikan semua fungsi berjalan dengan baik pada aplikasi desktop pengajuan Anggaran non-rutin Sistem Informasi Keuangan dan Akuntansi Satya Wacana dilakukan testing tahap akhir. Dalam pengujian ini menggunakan metode pengujian black-box testing. Black-box testing adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak yang diuji. Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data diuji (input), dieksekusi (proses) pada perangkat lunak kemudian keluaran (output), dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan atau masih perlu pebaikan [10]. Berikut adalah tabel pengujian black-box pada aplikasi desktop pengajuan anggaran non-rutin:

No Skenario Pengujian Test Case Hasil yang diharapkan Hasil

Uji

1 Testing fungsi

GetPeriodeAnggaranA

Memanggil fungsi ketika

Dapat mengambil periode angaran aktif dari tabel

(21)

15

ktif() form load periode buku

2 Testing fungsi diajukan oleh unit terpilih dan pada tanggal transaski terpilih saja

9 Menekan tombol print Tersedia data rangkuman

Muncul halaman print priview dengan data sesuai pada halaman rangkuman

Valid

10 Menekan kolom link No.Bukti Transaksi

Muncul halaman yang menampilkan detail dari transasksi terpilih

Valid

11 Menekan tombol Batal Pengajuan Anggaran

Tabel 1. Tabel pengujian black box pada semua fungsi halaman rangkuman.

No Skenario Pengujian Test Case Hasil yang diharapkan Hasil

(22)

16

5 Mengisi kolom jumlah pengajuan akan tampil pada kolom sisa anggaran

Valid

7 Menekan tombol Reset pada halaman tambah

8 Menekan tambal batal pada halaman tambah

Data akan disimpan ke dalam data table, akan kembali ke halaman pengajuan dengan daftar data yang terbaru/ setelah perubahan dilakukan

Valid

11 Menekan kolom hapus pada transaksi

12 Testing total pengajuan Setaip ada penambahan, perubahan dan penghapusan data, pada kolom total akan secara terisi dari akumulasi

14 Menekan tombol batal Akan kembali pada halaman rangkuman tanpa melakukan penambahan data apapun

Valid

(23)

17 5. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta hasil pembahasan yang dilakukan dengan judul Perancangan dan Implementai Aplikasi Desktop Pengajuan Anggaran Sistem Informasi Keuangan dan Akuntansni Satya Wacana (SIKASA) studi kasus: Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Aplikasi desktop pengajuan anggaran non-rutin SIKASA memudahkan bagian Keuangan UKSW untuk mencatat pengajuan anggaran non-rutin ke dalam sistem yang disimpan menggunakan database dan juga telah menggantikan cara lama yaitu memasukan pengajuan anggaran melalui inject database secara langsung. Dengan cara memasukan data pengajuan anggaran non-rutin melalui sistem, maka kecil kemungkinan terjadi kesalahan input, karena sistem dilengkapi dengan validasi dan bagian Keuangan hanya bisa mengelola pengajuan anggaran pada periode buku yang sedang berlangsung dan periode buku yang akan datang saja.

Setelah memasukan data pengajuan anggaran, bagian keuangan bisa dengan mudah mencetak laporan pengajuan anggaran non-rutin untuk dimintakan tanda tangan Bagian Keuangan, Pimpinan Unit Anggaran dan Unit Anggaran untuk disimpan sebagai arsip anggaran non-rutin. Saat terjadi pembatalan pengajuan anggaran oleh Pimpinan Universitas maupun Yayasan, bagian Keuangan bisa melakukan pembatalan pada sistem pengajuan anggaran non-rutin dengan menyertakan alasan dilakukan pembatalan.

Aplikasi SIKASA dapat dikembangkan lagi terutama pada bagian pemanfaatan database yang perlu memanfaatkan stored procedure dan juga trigger yang mampu memaksimalkan kecepatan dalam pengambilan data dan eksekusi perintah sekaligus mampu dijalakan ke dalam banyak platform karena SIKASA dirancang menggunakan platform yang berbeda-beda seperti PHP dan .Net,

.

6.

Daftar Pustaka

[1] Setiawati, Wina, 2008, “Aplikasi Laporan Keuangan Berbasis Web

Untuk Kelurahan Dukuh”, Jurusan Teknologi Informasi Universitas

Guna Darma.

[2] Ella Helmi, Israel. 2012. “Rancang Bangun Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kasus pada SKPD dinas Energi

dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Kepulauan Sangihe)”. Tesis.

Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.

[3] Hidayat. A., Sugiarto. (2012). Penerapan system informasi akuntansi berbasis computer pada kopinspek PT. Sucofindo cabang medan. Jurnal wira ekonomi mikroskil. Vol.2

(24)

18

[5] Kumpulan Artikel Serba Guna, 2013, Pengertian Implementasi Menurut Para Ahli. http://el-kawaqi.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-implementasi-menurut-para.html.diakses tanggal 3 November 2016. [6] Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggraini. 2007. Anggaran Bisnis,

Cetakan Pertama, Yogyakarta: UPP STIM YKPN

[7] Klinik Akuntansi, 2016, Definisi Akuntansi Menurut Para Ahli. http://www.kompasiana.com/klinikakuntansi/definisi-akuntansi-menurut-para-ahli_54f79be6a33311207e8b46fe. diakses tanggal 3 November 2016.

[8] Fina Pandu Winata Dunia Info, 2013, Pengertian Web Service.

http://saptafina13.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-web-service.html. diakses tanggal 8 November 2016.

[9] Rekayasa Perangkat Lunak, 2014, Prototyping Model. https:// julimkirom. wordpress.com/2014/02/20/3-prototyping-model/. diakses tanggal 11 November 2016.

[10] Suryani, Erni. 2013. ”Aplikasi Pembelajaran Bahasa Korea Dasar

Gambar

Gambar 1. Arsitektur web service.
Gambar 2. Tahapan penelitian.
Gambar 3 . Diagram flowchart proses bisnis pengajuan anggaran non rutin.
Gambar 4.  Tahapan pengembangan sistem dengan metode Prototype [9].
+7

Referensi

Dokumen terkait

“selama ini kita sebagai santri pondok pesantren telah memiliki budaya untuk sami’na wa ato’na pada kyai atau ustadz di pondok pesantren dalam hal apapun,

Disemprotkan ( Jet Application of Fluid ), pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara

[r]

- Pengadaan Kendaraan Roda Dua Penyedia Barang 1 Unit Donggala 20.000.000 P A D JUNI 2012 30 Hari. - Pengadaan Kendaraan Roda Dua Penyedia Barang 2 Unit Donggala 35.000.000

Pembangunan/Rehabilitasi Bangunan Sekolah, Pembangunan Perpustakaan, Pembangunan Laboraturium, Pembangunan Pagar Sekolah dan Pengadaan Meubelair (DID). Belanja Modal Jasa

Nasional Pendidikan, pasal 38, pendidik (guru) adalah agen pembelajaran yang.. harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik,

Sehubungan dengan hasil evaluasi dokumen kualifikasi saudar a, per ihal Penawar an Peker jaan Pembangunan Pagar.. kecamatan Sebuku, maka dengan ini kami mengundang

sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi dengan judul “ Identifikasi Jumlah Koloni Bakteri dan Jenis Bakteri Pada Jajanan Sempol yang Dijajakan Para Pedagang