• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Karakter Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Beberapa Genotip Stroberi (Fragaria sp.) di Kabupaten Tanah Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Karakter Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Beberapa Genotip Stroberi (Fragaria sp.) di Kabupaten Tanah Karo"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Stroberi

Menurut Tjitrosoepomo (1985) tata nama stroberi dapat diklasifikasikan

sebagai berikut, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae,

Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Rosales, Famili : Rosaideae, Subfamili : Rosaceae,

Genus : Fragaria, Spesies : Fragaria sp.

Batang tanaman stroberi beruas-ruas pendek dan berbuku-buku, banyak

mengandung air, serta tertutupi pelepah daun, sehingga seolah-olah tampak seperti

rumpun tanpa batang. Buku-buku batang yang tertutup oleh sisi daun mempunyai

kuncup (gemma). Kuncup ketiak dapat tumbuh menjadi anakan atau stolon.

Stolon biasanya tumbuh memanjang dan menghasilkan beberapa calon tanaman

baru (Adanikid, 2008).

Akar tanaman stroberi terdiri atas pangkal akar (collum), batang akar

(corpus), ujung akar (apeks), bulu akar (pilus radicalis), dan tudung akar

(calyptras). Tanaman stroberi berakar tunggang (radix primaria), akarnya terus

tumbuh memanjang dan berukuran besar. Panjang akarnya mencapai 100 cm,

namun akar tersebut hanya menembus lapisan tanah atas sedalam 15-45 cm,

tergantung jenis dan kesuburan tanahnya (Gayo, 2009)

Daun tanaman stroberi tersusun pada tangkai yang berukuran agak

panjang. Tangkai daun berbentuk bulat serta seluruh permukaannya ditumbuhi

oleh bulu-bulu halus. Helai daun bersusun tiga (trifoliate). Bagian tepi daun

bergerigi, berwarna hijau, dan berstruktur tipis. Daun dapat bertahan hidup selama

(2)

Bunga berbentuk tandan yang terdiri atas beberapa tangkai utama yang

masing-masing ujungnya terdapat satu bunga yang disebut bunga primer, bunga di

bawahnya disebut bunga sekunder, tersier dan kuartener. Biasanya bunga mekar

tidak bersamaan, 6 sampai 8 bunga pertama pada setiap tangkai akan mekar lebih

awal, yang selanjutnya diikuti oleh bunga di bawahnya. Bunga berwarna putih,

berdiameter 2,5-3,5 cm, terdiri dari 5–10 kelopak, 5 mahkota bunga, sejumlah

tangkai putik dan 2–3 lusin benang sari. Benang sari tumbuh pada 3 lingkaran

kedudukan. Jika benang sari berisi tepung sari fertile, benang sari tersebut

berwarna kuning emas. Sementara itu, cairan nectar dihasilkan di daerah tangkai

buah, bagian dasar benang sari atau disebelah luar bunga betina (Yudi, 2007).

Buah stroberi berwarna merah. Buah yang biasanya dikenal adalah buah

semu, yang sebenarnya merupakan receptacle yang membesar. Buah sejati yang

berasal dari ovul yang diserbuki berkembang menjadi buah kering dengan biji

keras. Struktur buah keras ini disebut achene yang terbentuk ditentukan oleh

jumlah pistil dan keefektifan penyerbukan. Bunga primer mempunyai pistil

terbanyak yaitu lebih dari 400 buah, jumlah pistil pada bunga sekunder antara

200-300 buah, sedangkan pada bunga tersier hanya 50-150 buah

(Prihartman, 2006).

Syarat Tumbuh Iklim

Suhu yang cukup dingin di malam hari dibutuhkan untuk memicu proses

inisiasi bunga, sedangkan di siang hari tanaman stroberi, membutuhkan cukup

cahaya matahari untuk proses fotosintensis dan pematangan buah

(3)

Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan

600-700 mm/tahun dengan lama penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan

yaitu sekitar 8–10 jam setiap harinya. Stroberi adalah tanaman subtropis yang

dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur

17-20°C dengan kelembaban udara antara 80-90% (Prihartman, 2006).

Tanah

Tempat yang cocok untuk bertanam stroberi adalah lahan berpasir yang

mengandung tanah liat, subur dan gembur, serta mengandung banyak bahan

organik, tata air dan udara yang baik. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang

ideal untuk budidaya stroberi adalah sekitar 6.5-7.0 dengan ketinggian tempat

sekitar 1000-1.300 mdpl (BPP, 2002).

Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas

sinar yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah

suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Suhu

dan penyinaran inilah yang nantinya akan digunakan untuk menggolongkan

tanaman apa yang sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah (Guslim, 2007).

Ketinggian tempat dari permukaan laut juga sangat menentukan

pembungaan tanaman. Tanaman berbuah yang ditanam di dataran rendah

berbunga lebih awal dibandingkan dengan yang ditanam pada dataran tinggi.

Faktor lingkungan akan mempengaruhi proses-proses fisiologi dalam tanaman.

Semua proses fisiologi akan dipengaruhi oleh suhu dan beberapa proses akan

tergantung dari cahaya. Suhu optimum diperlukan tanaman agar dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya. Suhu yang terlalu tinggi akan menghambat

(4)

demikian juga sebaliknya suhu yang terlalu rendah. Sedangkan cahaya merupakan

sumber tenaga bagi tanaman (Gusyana, 2009).

Karakteristik Stroberi dan Penyebarannya

Stroberi merupakan tanaman buah dari anggota Familia Rosaceae dan

telah banyak dibudidayakan di beberapa negara di dunia termasuk Indonesia. Di

Indonesia stroberi dapat tumbuh di daerah penggunungan dengan ketinggian lebih

dari 1000 mdpl dan bereproduksi hingga lima kali dalam setahun dengan puncak

produksi terjadi pada bulan Juli-Agustus. Stroberi masuk ke Indonesia pada tahun

1980-an dan mulai dibudidayakan pada tahun 1983 di Desa Candi Kuning, Bali

dan hingga saat ini tercatat lima lokasi sentra stroberi di Indonesia

(Hanif dan Ashari, 2013).

Di seluruh dunia, semua orang mengenal stroberi. Stroberi mempunyai

berbagai macam jenis dan bentuk. Tanaman stroberi berasal dari benua Amerika.

Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani dari Uni Soviet pada tahun

1887-1942 telah melakukan ekspedisi ke Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Beliau

berkesimpulan bahwa tanaman stroberi berasal dari daerah Chili. Jenis atau

species stroberi yang pertama kali di temukan di Chili adalah Fragaria chiloensis

(L.) Duchesne. atau disebut stroberi Chili. Penyebaran tanaman stroberi meluas ke

berbagai Negara atau daerah di benua Amerika, Eropa dan Asia. Di daerah

penyebarannya ditemukan aneka species tanaman stroberi. Misalnya kawasan

Amerika Utara terdapat F.vesca L. dan F. virginiana Duchesne, Timur Laut

Pasifik berkembang F.ananassa Duchesne, dan di California ditemukan

(5)

Eropa berkembang stroberi jenis lain, seperti F. viridish Duchesne dan

F. moschata Duchesne. Benua Asia disebut-sebut sebagai daerah sumber genetik untuk tanaman stroberi jenis baru. Di Asia Utara misalnya telah ditemukan

F.vesca, F. colline dan F. orientalis. Sementara itu di Asia Selatan berkembang jenis F. maupinensis, di Asia Tenggara menyebar tanaman sroberi F.

nilgerrensis Schlet (Puspitasari, 2012).

Budidaya tanaman stroberi telah dirintis berabad-abad tahun yang lalu.

Sekitar pada tahun 50-an para pakar pertanian dan biologi Amerika merintis

pemuliaan tanaman (plant breeding) stroberi bertujuan untuk menghasilkan atau

menciptakan varietas baru. Pada tahun 1600-an salah satu jenis tanaman stroberi,

yaitu F. moschata dibudidayakan di Skandinavia, Eropa Timur, dan sampai

meluas ke Rusia. Penemuan jenis stroberi modern yang dimaksudkan sebagai

tujuan usaha komersial telah dirintis sejak tahun 1750, dilakukan dengan cara

menyilangkan antara F.virginiana (L.) Duchesneasal Amerika Utara dengan

F.chiloensis (L.) Duchesne asal Chili (Amerika Selatan). Hasil persilangan

tersebut dinamakan stroberi modern atau stroberi komersial

(Fragaria x ananassa Duchesne). Penelitian danp enciptaan stoberi varietas

unggul komersial berkembang pesat ke berbagai negara di dunia (Folta, 2009).

Stoberi memiliki lebih dari 20 species dan 700 jenis. Ada tujuh jenis

kromosom utama yang terdapat di seluruh spesies. Beberapa spesies adalah

diploid yaitu mempunyai dua pasang dari ketujuh kromosom yang jumlahnya

menjadi 14 kromosom sedangkan stroberi lainnya merupakan tetraploid yaitu

(6)

kromosom, hexaploid (6 pasang), oktoploid (8 pasang), atau dekaploid

(10 pasang) (Puspitasari, 2012).

Berdasarkan ukuran buah, warna dan kematangan buah, menurut Ariyanto

dan Adhi (2009) buah stroberi dibagi atas 3 kelas:

1. Kelas Ekstra; buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies, warna merah

dan kematangan buah seragam.

2. Kelas I; buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies, bentuk dan warna

buah bervariasi.

3. Kelas II; tidak ada batasan ukuran buah, sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I

yang masih dalam keadaan baik.

Berdasarkan bobot buah, stroberi diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu:

• Kelas AA: > 20 gram/buah • Kelas A : 11-20 gram/buah

• Kelas B : 7-12 gram/buah

• Kelas C1 : 7-8 gram/buah

Varietas stroberi yang dapat ditanam di Indonesia diantaranya Oso grande,

Tenira, Shantung, Sweet charlie, Robunda, Tristar, Earlibrite, Nyoho, Elvira, Bogota, Michiko dan Hokowaze. Petani di Lembang Bandung menggunakan varietas Shantung dan untuk dijadikan makanan olahan seperti selai dan jeli,

sedangkan untuk buah segar petani menanam varietas sweet charlie, Tristar dan

Oso grande (Kesumawati, et al., 2012). Penyusunan Deskripsi

Menurut SK. Menteri Pertanian Nomor : 700/Kpts/OT.320/D/12/2011

(7)

varietas yang dapat digunakan untuk identifikasi dan pengenalan varietas yang

dimaksud, pembanding dalam uji kebenaran varietas, serta acuan pengamatan

morfologis tanaman dalam proses sertifikasi atau pemurnian varietas. Tiap

karakter yang tercantum didalam deskripsi varietas merupakan hasil pengamatan

dari uji keunggulan varietas yang dilaksanakan dalam bentuk adaptasi atau

observasi. Mengingat bahwa karakter varietas untuk setiap komoditas tanaman

berbeda, sehingga untuk memudahkan dalam penyusunan deskripsi perlu dibuat

standar minimal parameter yang harus dicantumkan dalam deskripsi

masing-masing komoditas.

Salah satu pendeteksi keragaman genetik adalah pencirian varietas. Pada

umumnya pencirian kultivar berdasarkan atas asal daerah, warna kulit buah,

warna daging buah, aroma dan rasa. Penggunaan karakter morfologis merupakan

metode yang mudah dan cepat, namun kendala yang timbul adalah adanya faktor

lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil karakterisasi secara visual. Varietas

baru dapat muncul karena faktor lingkungan dan variasi genetis, misalnya akibat

penyerbukan silang (Heywood, 1967). Perbedaan dan persamaan kemunculan

morfologis luar spesies suatu tanaman dapat digunakan untuk mengetahui jauh

dekatnya hubungan kekerabatan (Suskendriyati, et al., 2000).

Metode pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang digunakan dalam studi

penelitian ini adalah melakukan pengamatan langsung berbagai informasi di

lapangan mengenai berbagai jenis tanaman yang dibudidayakan. Menurut

Connole (1993) memberikan batasan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian

yang memfokuskan pada kegiatan-kegiatan mengidentifikasi, mendokumentasi

(8)

karakter kualitatif merupakan wujud fenotipe yang saling berbeda tajam antara

satu dengan yang lain secara kualitatif dan masing-masing dapat dikelompokkan

dalam bentuk kategori. Karakter ini dikendalikan oleh sedikit gen. Sementara

karakter kuantitatif dikendalikan oleh banyak gen.

Menurut Herwati, et al., (2011), karakterisasi adalah penyusunan deskripsi

varietas yang dilakukan olehseseorang atau sekelompok orang sebagai pemulia

yang menangani komoditas tertentudan telah memiliki pengetahuan, kemampuan

dan keterampilan menjelaskan tentang asal-usulatau silsilah, metode pemuliaan,

ciri-ciri morfologis dan sifat-sifat penting lainnyadari plasma nutfah yang

dikoleksi.

Deskripsi karakter dari varietas harus diuraikan berdasarkan urutan bagian

tanaman sebagai berikut : tanaman, batang, daun, tandan bunga, bunga dan

bagiannya, buah dan bagiannya, biji, sifat lainnya (seperti ketahanan terhadap

hama dan penyakit, toleransi terhadap cekaman, kualitas, data DNA, dsb). Untuk

karakter yang merupakan bagian tanaman agar diurut sebagai berikut : habitat,

tinggi, panjang, lebar, ukuran, bentuk, warna (dapat mengacu bagan warna yang

telah baku), dan lain-lain. Gunakan sistematika penulisan sifat yang ringkas, yaitu

untuk setiap bagian tanaman diikuti oleh (:) dan karakter dipisahkan dengan (,)

Referensi

Dokumen terkait

Nilai kekerabatan dengan jarak terjauh diperoleh pada G1 dengan G3 yang berasal dari Kecamatan Barusjahe yaitu 124.830 dengan 11 persamaan karakter dari 31 karakter yang

Genotip Ukuran panjang dibanding lebar buah Bentuk buah Warna buah Rasa Buah Kenampakan permukaan buah Ketidakrataan permukaan buah Lebar permuka-an buah tanpa

14 Panjang mahkota dibanding lebar Cukup pendek 15 Warna sisi atas mahkota bunga Putih kehijauan 16 Ukuran kelopak di banding mahkota Lebih besar. 17 Jumlah mahkota bunga

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Renwain,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di tiga Kabupaten Sumatera Utara terdapat 2 varietas andaliman yang diidentifikasi yaitu simanuk dengan nilai koefisien ketidakmiripan

Durian merupakan salah satu jenis buah yang menjadi kuliner khas dari.. kota Medan dengan cita rasanya

Menurut SK. Menteri Pertanian Nomor : 700/Kpts/OT.320/D/12/2011 menyatakan bahwa deskripsi varietas merupakan kumpulan karakter penciri varietas yang dapat digunakan

Suhu khas dan curah hujan tahunan yang dibutuhkan untuk tanaman ini kira-kira 26°C dan 2000–3000 mm per tahunTanaman ini tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki tingkat keasaman pH