• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGIS DAN HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN ANDALIMAN (Zanthoxylum acanthopodium DC.) DI BEBERAPA KABUPATEN SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGIS DAN HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN ANDALIMAN (Zanthoxylum acanthopodium DC.) DI BEBERAPA KABUPATEN SUMATERA UTARA"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGIS DAN HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN ANDALIMAN (Zanthoxylum acanthopodium DC.) DI BEBERAPA

KABUPATEN SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH:

WELLY ISMA SIMBOLON 120301080 / PEMULIAAN TANAMAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

(2)

IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGIS DAN HUBUNGAN KEKERABATAN TANAMAN ANDALIMAN (Zanthoxylum acanthopodium DC.) DI BEBERAPA

KABUPATEN SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH:

WELLY ISMA SIMBOLON 120301080 / PEMULIAAN TANAMAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

(3)

Judul Penelitian : Identifikasi Karakter Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) di Beberapa Kabupaten Sumatera Utara

Nama : Welly Isma Simbolon

NIM : 120301080

Program Studi : Agroekoteknologi Minat : Pemuliaan Tanaman

Disetujui Oleh, Dosen Komisi Pembimbing

(Ir. E. Harso Kardhinata, M.Sc.) (Ir. Mbue Kata Bangun, M.S.) (Ir. Sortha Simatupang, M.Si) Ketua Anggota Pembimbing Lapangan

Mengetahui

(Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc.

Ketua Program Studi Agroekoteknologi )

(4)

ABSTRAK

WELLY ISMA SIMBOLON : Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) di Beberapa Kabupaten Sumatera Utara. Dibimbing oleh Ir. Emmy Harso Kardhinata, M.Sc., Ir. Mbue Kata Bangun, M.S. dan Ir. Sortha Simatupang, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologis dan hubungan kekerabatan tanaman andaliman yang ada di beberapa Kabupaten Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Dairi, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Tobasa pada bulan Mei-September 2016 dengan metode survei menggunakan panduan deskriptor andaliman IPGRI. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, lingkaran batang, bentuk tajuk, warna batang, bentuk daun, panjang daun, lebar daun, warna daun, permukaan daun, tepi daun, bentuk duri, warna duri, panjang duri, warna bunga, kedudukan bunga, diameter buah, berat buah, warna buah muda, warna buah tua, bentuk buah, rasa buah, aroma buah, jumlah biji per buah, bentuk biji, permukaan biji, warna biji muda dan warna biji tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di tiga Kabupaten Sumatera Utara terdapat 2 varietas andaliman yang diidentifikasi yaitu simanuk dengan nilai koefisien ketidakmiripan berkisar 1,882% sampai 44,744% dan sihorbo dengan nilai koefisien ketidakmiripan berkisar 3,600% sampai 27,594%.

Kata kunci : andaliman, karakterisasi, morfologi, kekerabatan

(5)

ABSTRACT

WELLY ISMA SIMBOLON : Identification of morphological characteristic of andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) in some North Sumatera district.

Supervised by Emmy Harso Kardhinata, Mbue Kata Bangun dan Sortha Simatupang. This reserach aimed to identify the morphological chracteristics and phylogenetic relationship of andaliman in three North Sumatera district. The research was done at Dairi district, Simalungun district and Tobasa district in Mei to September 2016 with survey method using andaliman descriptor of IPGRI.

Sampling technique using purposive sampling. Parameters observed were tree height, trunk circumference, crown shape, trunk colour, leaf lamina shape, leaf lamina lenght, leaf lamina widht, leaf colour, leaf surface, leaf lamina margin, spine shape, spine colour, spine lenght, flower colour, fruit diameter, fruit weight, young fruit colour, mature fruit colour, fruit shape, fruit taste, fruit aroma, number of seeds per fruit, seed shape, seed surface, young seed colour and mature seed colour. This result of research showed that in tree North Sumatera district there were 2 varieties of andaliman been identified that is simanuk with coefecient dissimilarity range 1,882% until 44,744% and sihorbo with coefecient dissimilarity range 3,600% until 27,594%.

Keywords : zanthoxylum acanthopodium, characterization, morphological, phylogenetic relationship

(6)

RIWAYAT HIDUP

Welly Isma Simbolon, dilahirkan di Sumbul pada tanggal 10 Mei 1995 dari ayahanda Mangarinson Simbolon dan ibunda Rosdiana Sihotang. Penulis merupakan anak keiga dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah SD Negeri 030346 Sumbul lulus pada tahun 2006, SMP Negeri 1 Sumbul lulus tahun 2009 dan tahun 2012 penulis lulus dari SMK Negeri 3 Medan dan pada tahun yang sama lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN pada program studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Selama mengikuti perkuliahaan, penulis menjadi asisten di Laboratorium Genetika Populasi dan Kuantitatif.

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. Agro Abadi II Kebun Sungai Bunga, Kecamatan Kampar Kiri Hilir, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dari Juli sampai Agustus 2015.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Identifikasi Karakter Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) di Beberapa Kabupaten Sumatera Utara”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan finansial dan spiritual. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. Emmy Harso Kardhinata, M.Sc., selaku dosen ketua komisi pembimbing, bapak Ir. Mbue Kata Bangu, M.S., selaku dosen anggota komisi pembimbing, ibu Ir. Sortha Simatupang M.Si., selaku dosen pembimbing lapangan yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama penulisan skripsi ini.

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak dan ibu petani andaliman dan Anggria Lestami atas bantuan dan partisipasinya selama penelitian.

Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada teman-teman Agroekoteknologi angkatan 2012 serta keluarga besar minat Pemuliaan Tanaman dan kepada seluruh staf pengajar, pegawai serta kerabat di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah berkontribusi dalam kelancaran studi dan penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, November 2016

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ………... iv

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penulisan ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 4

Syarat Tumbuh ... 5

Iklim ... 5

Tanah ... 6

Karakteristik dan Penyebaran Andaliman ... 6

Penyusunan Deskripsi ... 9

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

Kondisi Umum Lokasi Penelitian ... 12

Bahan dan Alat ... 13

Metode Penelitian ... 13

Pelaksanaan Penelitian ... 15

Penentuan Lokasi Penelitian ... 15

Pengambilan Sampel ... 15

Wawancara Langsung ... 15

Pengamatan Parameter ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 19

(9)

Pembahasan ... 36 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 46 Saran... 46 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Lokasi Penelitian Identifikasi Andaliman ... 19

2. Hasil Identifikasi Karakter Andaliman di Kabupaten Dairi (AM) ... 20

3. Hasil Identifikasi Karakter Andaliman di Kabupaten Dairi (AH) ... 22

4. Hasil Identifikasi Karakter Andaliman di Kabupaten Tobasa (AM) ... 24

5. Hasil Identifikasi Karakter Andaliman di Kabupaten Tobasa (AH) ... 26

6. Hasil Identifikasi Karakter Andaliman di Kabupaten Simalungun (AM) . 28 7. Hasil Identifikasi Karakter Andaliman di Kabupaten Simalungun (AH) .. 30

8. Dissimilarity Matrix Hubungan Kekerabatan Andaliman Simanuk ... 32

9. Dissimilarity Matrix Hubungan Kekerabatan Andaliman Sihorbo ... 34

(11)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Andaliman dan bagian-bagian yang diamati di Kabupaten Dairi (AM).... 21 2. Andaliman dan bagian-bagian yang diamati di Kabupaten Dairi (AH) .... 23 3. Andaliman dan bagian-bagian yang diamati di Kabupaten Tobasa (AM) 25 4. Andaliman dan bagian-bagian yang diamati di Kabupaten Tobasa (AH) . 27 5. Andaliman dan bagian-bagian yang diamati di Kabupaten

Simalungun (AM) ... 29 6. Andaliman dan bagian-bagian yang diamati di Kabupaten

Simalungun (AH) ... 31 7. Dendogram Hubungan Kekerabatan Andaliman Simanuk... 33 8. Dendogram Hubungan Kekerabatan Andaliman Sihorbo ... 35

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Peta Lokasi Penelitian Andaliman ... 53 2. Panduan Identifikasi Karakter Tanaman ... 55 3. Kuesioner Petani ... 59 4. Skoring Karakter Morfologi Andaliman Simanuk di tiga Kabupaten

di Sumatera Utara ... 72 5. Skoring Karakter Morfologi Andaliman Sihorbo di tiga Kabupaten

di Sumatera Utara ... 73 6. Gambar Pohon Berbagai Sampel Andaliman Simanuk dan Sihorbo di

tiga Kabupaten di Sumatera Utara ... 74 7. Gambar Batang Berbagai Sampel Andaliman Simanuk dan Sihorbo di

tiga Kabupaten di Sumatera Utara ... 78 8. Gambar Daun Berbagai Sampel Andaliman Simanuk dan Sihorbo di

tiga Kabupaten di Sumatera Utara ... 81 9. Gambar Duri Berbagai Sampel Andaliman Simanuk dan Sihorbo di

tiga Kabupaten di Sumatera Utara ... 84 10. Gambar Bunga Berbagai Sampel Andaliman Simanuk dan Sihorbo di

tiga Kabupaten di Sumatera Utara ... 86 11. Gambar Buah Berbagai Sampel Andaliman Simanuk dan Sihorbo di

tiga Kabupaten di Sumatera Utara ... 89 12. Gambar Biji Berbagai Sampel Andaliman Simanuk dan Sihorbo di

tiga Kabupaten di Sumatera Utara ... 92 13. Hasil analisis Software Menggunakan IBM SPSS versi 21 ... 95 14. Tabel Karakter Morfologi Andaliman di tiga Kabupaten di

Sumatera Utara ... 99

(13)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sumatera utara adalah salah satu daerah di Indonesia yang mempunyai keanekaragaman hayati yang spesifik dan mempunyai beberapa food additive dari beberapa etnis yang ada. Salah satu jenis rempah yang pemanfaatannya masih digunakan sampai sekarang sebagai komoditas primer adalah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) (Siswadi, 2002).

Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.), famili Rutaceae, adalah tanaman yang khas dijumpai di Sumatera Utara, Indonesia. Buahnya umum digunakan sebagai bumbu masakan tradisional suku Batak (Siregar, 2003).

Di Indonesia sendiri, tanaman rempah tuba penamaannya berbeda-beda menurut daerah masing-masing, tetapi andaliman merupakan nama yang popular hingga saat ini. Misalnya di daerah Batak Toba disebut dengan andaliman, di daerah Simalungun, Karo dan Dairi disebut tuba, serta di Tapanuli Selatan disebut dengan nama siyarnyar. Pemberian nama rempah tuba tergantung dari ukuran, buah dan bentuk duri yang melekat pada batang (Trubus Online, 2011).

Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) merupakan salah satu jenis rempah-rempah dari tumbuhan liar yang dikenal oleh masyarakat batak, Sumatera Utara. Andaliman termasuk tanaman rempah yang tumbuh di pegunungan kawasan Danau Toba dan sekitarnnya. Diduga penyebaran tanaman secara umum melalui burung yang memakan buah andaliman, kemudian melalui kotoran burung tersebut biji andaliman tersebar kemana-mana dan tumbuh secara liar. Di Sumatera Utara tanaman ini tumbuh liar pada berbagai tempat, yaitu di daerah

(14)

Angkola, Mandailing, Humbang, Silindung, Dairi dan Toba Holbung (Parhusip, 2006).

Andaliman lebih terkenal di negara Cina, Jepang, Korea dan India. Di Cina, masyarakat muslim Sin Jiang menggerus buah andaliman, lada, ketumbar, dan garam, lalu disangrai, dan dijadikan sebagai cocolan daging. Masyarakat Jepang dan Korea menjadikan buah andaliman sebagai hiasan atau penambah rasa pedas pada sup dan mie. Di India, buah andaliman digunakan sebagai bumbu ikan. Selain dijual di pasar tradisional, seperti pasar Senen Jakarta dengan harga

Rp 50.000/kg, buah andaliman juga diekspor ke Amerika Serikat, dengan harga US$ 14,99/ons atau setara dengan Rp 140.990/ons (Miftakhurohmah dan Shinta, 2009).

Karakterisasi morfologi tanaman andaliman merupakan salah satu teknik yang paling sederhana, meskipun demikian tidak semua karakteristik morfologi memiliki karakterisasi yang permanen, tetapi dipengaruhi oleh hayati. Identifikasi adalah pengenalan terhadap suatu hal dengan mengamati sifat yang dapat dibedakan secara visual, mudah diamati dengan mata biasa dan muncul pada semua kondisi lingkungan (Sumiati, 2010).

Andaliman merupakan tanaman rempah yang biasanya digunakan sebagai bumbu masakan bagi kalangan suku Batak di Sumatera Utara. Selain manfaatnya sebagai bumbu dan rempah, menurut Wijaya (1999) andaliman memiliki kandungan minyak atsiri yang tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidasi dan antimikroba alami. Karena manfaatnya yang banyak, andaliman dari Sumatera Utara biasanya diekspor keluar negeri dengan harga yang tinggi.

Namun, belum terdapat pertanian andaliman yang cukup luas yang dijumpai di

(15)

Indonesia. Hal ini selain disebabkan oleh tanamannya yang tumbuh liar, menurut Siregar (2003) andaliman juga memiliki daya perkecambahan yang sangat rendah.

Untuk mengembangkan tanaman andaliman ini, diperlukan suatu informasi penting tentang tanaman tersebut, seperti keanekaragaman genetik tanaman andaliman yang dapat dimanfaatkan sebagai langkah awal dalam pemuliaan tanaman.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik

morfologis dan hubungan kekerabatan pada tanaman andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) di beberapa kabupaten Sumatera Utara.

Kegunaan Penulisan

Sebagai salah satu syarat untuk dapat melakukan penelitian di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

(16)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Andaliman termasuk tanaman perdu. Hsuang Keng (1978 dalam Wijaya, 1999) menyatakan bahwa sistematika tanaman andaliman adalah sebagai

berikut: Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Subdivisio: Angiospermae;

Kelas: Dicotyledoneae; Sub kelas: Rosidae; Ordo: Rutales; Family: Rutaceae;

Genus: Zanthoxylum; Spesies: Zanthoxylum acanthopodium DC.

Tinggi tanaman andaliman adalah 3-8 m. Batang dan cabangnya merah, kasar beralur, berbulu halus dan berduri. Buahnya bulat hijau kecil dengan diameter ± 4 mm. Bila digigit, buah ini mengeluarkan aroma yang wangi dan rasa tajam yang khas yang dapat merangsang produksi air liur. Hal ini karena andaliman memiliki sifat karminativum. Khusus yang di Sumatera Utara mempunyai bunga lengkap dengan panjang ± 3 mm (Hasairin, 1994).

Tanaman andaliman memiliki sistem akar tunggang dimana akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil dan sedikit berbulu halus di seluruh permukaannya (Parhusip, 2006).

Andaliman merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam famili Rutaceae, tumbuh perdu, dengan tinggi 3 - 8 m, batang dan cabang merah kasar beralur, berbulu halus dan berduri. Daun berukuran kecil, mirip daun bunga mawar. Buah andaliman tumbuh di antara duri-duri dan bertangkai, buah muda ber-warna hijau, dan matang berwarna merah, bila dipetik warnanya cepat berubah menjadi hitam. Bentuk buah bulat dan kecil, lebih kecil dari merica, bila digigit mengeluarkan aroma wangi dan rasa tajam yang khas, dan dapat merangsang produksi air liur(Miftakhurohmah dan Shinta, 2009).

(17)

Daunnya merupakan daun majemuk dengan panjang 2-25 cm, anak daun 1-6 pasang dengan tangkai yang pendek, tepi daun bergerigi, ujung daun runcing, warna daun hijau dan permukaan atas daun lebih tua dibanding permukaan bawah daun (Parhusip, 2006).

Bunga andaliman adalah bunga majemuk terbatas yang terletak di bagian ketiak daun, ukuran bunga kecil dengan dasar bunga rata atau berbentuk kerucut.

Kelopak bunga 5-7, panjang 1-2 cm, berwarna kuning pucat dan berkelamin dua.

Buah berbentuk kotak sejati atau kapsul, diameter 2-5 mm, pada saat muda berwarna hijau sedangkan pada saat tua berwarna hitam mengkilat. Mempunyai kulit yang keras dan setiap buahnya memiliki biji satu (Siregar, 2003).

Biji andaliman berwarna hitam, akan mencuat dari buah tua setelah 10 hari panen pada temperatur kamar. Andaliman yang dikonsumsi adalah buah beserta bijinya. Kebanyakan dijual dalam bentuk segar berwarna hijau yang tercampur buah berwarna merah sekitar 5 – 10 % (Napitupulu, et all, 2004).

Syarat Tumbuh Iklim

Di Indonesia, tumbuhan ini tumbuh liar di pegunungan dengan ketinggian 1400 m dpl pada temperatur 15-18 C. Asal tumbuhan ini dari daerah Himalaya Subtropis. Di dunia, tumbuhan ini tersebar antara lain di India Utara, Nepal, Pakistan Timur, Myanmar, Thailand, dan Cina. Di Cina, tumbuhan ini tumbuh pada ketinggian 2900 m dpl (Wijaya, 1999).

Andaliman di Indonesia hanya dijumpai pada daerah Tapanuli, Sumatera Utara. Di Indonesia, tanaman ini tumbuh liar di pegunungan dengan ketinggian 1400 m di atas permukaan laut pada temperatur 15-18ºC. Tanaman ini berasal dari

(18)

daerah Himalaya Subtropis. Di dunia, tanaman ini tersebar antara lain di India Utara, Nepal, Pakistan Timur, Myanmar, Thailand, dan China (Wijaya, 1999).

Tanah

Andaliman banyak tumbuh di tanah kering di dataran tinggi dan rendah.

Tumbuhan yang hidup subur di atas 1.200 mdpl itu mempunyai sifat antibakteri Salmonella typhy, Shigella disentriae, dan Escherichia coli. Andaliman adalah sumbernya senyawa polifenolat, monoterpen dan seskuiterpen, serta kuinon.

Selain itu dalam andaliman juga terdapat kandungan minyak atsiri seperti geraniol, linalool, cineol, dan citronellal yang menimbulkan kombinasi bau mint dan lemon (Sinaga, 2009).

Habitat tumbuh andaliman berada pada ekosistem >900 meter di atas permukaan laut, curah hujan 2500 mm per tahun, jumlah hari hujan 170 – 180 hari/tahun. Tipe tanah lempung berpasir. Habitat tanaman ini di daerah Humbang, Silindung, Toba Holbung, Kecamatan Parbuluan, Dairi. Belum pernah ada yang melaporkan dari daerah lain tentang tanaman andaliman. Di Tibet juga ada mirip andaliman, tetapi ada juga perbedaannya yang disebut Sichuan Pepper.

Andaliman ini cocok jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan nama Batak Pepper atau Medan Pepper (merica Medan). Di Jepang ada yang mirip andaliman yang disebut Sansho (Zanthoxylum piperetum). Tanaman ini sudah dikembangkan yang berguna sebagai diaphoretic, antipasmodic, antidiarheic, stomavhic dan vermifuge (Siswadi, 2002).

Karakteristik dan Penyebaran Andaliman

Buah andaliman umum digunakan sebagai bumbu masakan tradisional suku Batak. Buahnya mengandung senyawa aromatik dengan rasa pedas dan getir

(19)

yang khas. Jika dimakan menghasilkan efek menggetarkan alat pengecap dan menyebabkan lidah terasa kebal (Siregar, 2003).

Tanaman rempah tuba memiliki keistimewaan, yaitu masakan yang dibumbui dengan rempah tuba umumnya memiliki daya simpan yang lama. Ada beberapa makanan dengan menggunakan rempah tuba untuk sajian upacara adat (ritual) terhadap kepercayaan leluhur masyarakat Etnik Batak Simalungun dan telah terbiasa dengan cita rasa dari bumbu rempah tuba (Warta, 2009).

Secara tradisional, buah digunakan sebagai makanan untuk mengobati pencernaan, mengobati asma dan bronkitis, menghilangkan rasa sakit, mengobati penyakit jantung, penyakit mulut, gigi dan tenggorokan, juga untuk mengatasi diare. Kulit akar dan daun digunakan untuk menyembuhkan sakit perut, sakit gigi, batuk, dan penyakit kelamin, rematik dan sakit pinggang. Zanthoxylum memiliki beberapa aktivitas biologis seperti larvasida, anti inflamasi, analgesik, antioksidan, antibiotik, hepatoprotektif, antiplasmodial, sitotoksik, antiproliferatif, antelmintik, antivirus, antikonvulsan dan antijamur (Negi, et all, 2011).

Saat ini andaliman diperhitungkan menjadi senyawa aromatik dan minyak esensial. Masyarakat Himalaya, Tibet dan sekitarnya menggunakan tanaman ini sebagai bahan aromatik, tonik, perangsang nafsu makan dan obat sakit perut.

Manfaat lain buah andaliman berdasarkan penelitian adalah sebagai insektisida untuk menghambat pertumbuhan serangga Sitophilus zeamais. Efeknya berupa daya tolak makan serangga atau mengurangi selera makan serangga. Sedangkan di Jepang, daun andaliman digunakan untuk pemberi aroma (Tensiska, 2003).

Hasil pengujian aktivitas antimikroba menunjukkan bahwa ekstrak buah andaliman bersifat bakterisidal terhadap bakteri Bacillus stearothermophilus,

(20)

Pseudomonas aeruginosa, Vibrio cholera, dan Salmonella thypimurium. Selain itu andaliman juga mampu menghambat Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, dan S. thyposa. Dengan diketahuinya aktivitas antimikroba dari minyak atsiri andaliman serta komponen aktif penyusunnya, maka pemanfaatan andaliman dapat ditingkatkan sebagai bahan obat-obatan (Butar Butar, 2002).

Andaliman mengandung senyawa terpenoid yang mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan berperan penting untuk mempertahankan mutu produk pangan dari berbagai kerusakan seperti ketengikan, perubahan nilai gizi serta perubahan warna dan aroma makanan. Selain itu senyawa terpenoid pada andaliman juga dapat dimanfaatkan sebagai antimikroba.

Hal ini memberikan peluang bagi andaliman sebagai bahan baku senyawa antioksidan atau antimikroba bagi industri pangan dan farmasi (Wijaya, 1999).

Komponen sitronella dan gera-niol dikenal bersifat antijamur dan antibakteri. Berdasarkan penelitian, buah andaliman mampu menghambat pertumbuhan 9 mikroba yang bersifat patogen dan perusak bahan pangan. Serbuk buah andaliman mampu menghambat pertumbuhan Eschericia coli, Salmonella typhi-murium, Bacillus cereus, Staphy-lococcus aureus, dan Pseudomonas fluorescens (Miftakhurohmah dan Shinta, 2009).

Tanaman Andaliman adalah tanaman yang tumbuh liar di berbagai tempat di daerah Humbang, Silindung, Dairi dan Toba Holtung. Ada tiga varietas tanaman yang berkembang di kawasan Danau Toba, yaitu: (Mulia, 2000).

1. Siharbo : Buah besar, kurang aromatis dan produksi rendah.

2. Simanuk : Buah kecil, aroma dan rasa lebih tajam dari Siharbo dan produksi lebih tinggi.

(21)

3. Sitanga : Aroma terlalu tajam, hingga mirip bau kepinding alisa “tanga”, produksi tinggi, namun kurang disenangi masyarakat dan sampai sekarang cara yang tepat untuk pengembangbiakan tanaman ini belum diketahui.

Andaliman (zanthoxylum acanthopodium DC) merupakan tanaman famili Rutaceae dengan ciri-ciri famili yang dipunyainya antara lain adalah mempunyai daun majemuk, bunga majemuk dalam anak payung serta mempunyai perhiasan bunga satu lingkaran, yaitu kelopak bunga tersusun oleh lima daun kelopak bebas.

Genus Zanthoxylum dikenal sebagai tanaman yang mempunyai tingkat keanekaragaman genetik yang cukup tinggi, terbukti dengan jumlah spesiesnya yang mencapai 250 spesies sebagian besardi benua Amerika, sedangkan di Asia banyak ditemukan di daratan China dan India (Sabri, dkk, 2008).

Zanthoxylum merupakan genus yang jarang diteliti. Beberapa spesies utama dari genus ini adalah Zanthoxylum piperitum DC (Z. sansho) di Cina, Jepang, dan Korea, Z. simulans ( Z. bungei) di Cina dan Taiwan, Z. Bungeanum Max. di Cina, Z. schinifolium Sieb. et Zucc. di Cina dan Korea, Z. nitidum Roxb (DC) di Cina dan Asia Tenggara, Z. limonella di India dan Asia Tenggara, Z.

armatum DC (Z. alatum Roxb.) di Himalaya, Asia Timur, dan Asia Tenggara, Z.

avicennae (Lamk) DC (Z. tidorense) di Cina, Asia Tenggara, Indonesia dan Z.

acanthopodium DC di bagian timur Himalaya, Cina, Asia Tenggara, dan Sumatera (Katzer, 2001).

Penyusunan Deskripsi

Ruang lingkup taksonomi tumbuhan meliputi identifikasi, klasifikasi dan diskripsi. Taksonomi berlandaskan karakter yang dapat dilihat, diukur, dihitung dan dibatasi. Hingga saat ini morfologi merupakan karakter utama dalam

(22)

taksonomi. Morfologi bunga meliputi bentuk, warna, jumlah dan organisasi bagianbagiannya, sedang morfologi vegetatif meliputi percabangan, pertumbuhan, tekstur batang dan susunan, ukuran dan bentuk daun. Pengetahuan tentang morfologi dan terminologi mutlak dipergunakan dalam identifikasi. Pencandraan, uraian sitematis mengenai bentuk dan susunan tubuh tumbuhan, merupakan hal sangat penting pada penamaan takson baru (Suratman, et all, 2000).

Dalam proses pemuliaan tanaman ada beberapa hal penting yang umum dilakukan yaitu: 1) mengenali karakter morfologi dan fisiologi serta respon secara pathologi dari satu spesies tanaman yang penting untuk adaptasi terhadap lingkungan, hasil dan kualitas tanaman tersebut, 2) merancang teknik yang akan mengevaluasi potensi genetik untuk karakter-karakter tersebut dalam proses penapisan spesies yang diinginkan, 3) untuk mencari sumber-sumber gen untuk karakter yang diinginkan yang bisa digunakan dalam program pemuliaan tanaman dan mengkombinasikan potensi genetik untuk karakter-karakter ini ke dalam varietas atau kultivar baru (Poehlman, 1983 dalam Robi’ah, 2004).

Keragaman tingkat genetik merupakan tingkat keragaman yang paling rendah dalam organisasi biologi. Keragaman genetik sangat penting bagi tanaman untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi disekitarnya.

Informasi keragaman genetik tanaman pada tingkat individu, spesies maupun populasi perlu diketahui sebagai dasar pertimbangan dalam menyusun strategi konservasi, pemuliaan, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya genetik tanaman secara berkelanjutan. Penilaian keragaman genetik tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan penanda morfologi, biokimia dan molekuler DNA (Zulfahmi, 2013).

(23)

Penilaian keragaman genetik tanaman secara morfologi dilakukan melalui uji progeni, uji provenan dan pengujian lainnya dengan mengamati penampilan fenotipik tanaman. Pengujian ini dilakukan pada lingkungan yang berbeda dengan fokus utama adalah ciri kualitatif dan kuantitatif yang bernilai ekonomi serta ciri yang secara biologi penting seperti kemampuan hidup (survive), sifat toleran terhadap stres lingkungan, sifat produksi dan resistensi terhadap hama dan penyakit. Sebagian diantara ciri-ciri tersebut bersifat poligenik dan ekspresinya dipengaruhi oleh lingkungan. Studi secara tradisional dengan metode genetika kuantitatif, penilaian keragaman dan distribusi keragaman dikelompokkan ke dalam beberapa kelas pengaruh, seperti pengaruh fenotipik, genotipe, lingkungan dan interaksi antara lingkungan dan genotipe (Zulfahmi, 2013).

Keragaman sifat juga dibedakan atas sifat kualitatif dan sifat kuantitatif.

Sifat kualitatif yaitu variasi yang langsung dapat diamati (dilihat), misalnya : a) perbedaan warna bunga (merah, hijau, kuning, putih, oranye, ungu) dan b) perbedaan bentuk bunga, buah, biji (bulat, oval, lonjong, bergerigi, dan lain-lain).

Sifat kuantitatif yaitu variasi yang memerlukan pengamatan dengan pengukuran, misalnya tinggi tanaman (cm), produksi (kg), jumlah anakan (batang), luas daun dan lain-lain. Pewarisan sifat kepada keturunannya dapat merupakan sifat kualitatif dan kuantitatif. Pengelompokan berdasarkan sifat kualitatif lebih mudah karena sebarannya discrete dan dapat dilakukan dengan melihat apa yang tampak.

Sebaliknya untuk sifat kuantitaif dengan sebaran kotinue, pengelompokannya relatif lebih sulit karena dengan kisaran-kisaran tertentu (Sudarka, 2009).

(24)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di tiga Kabupaten Sumatera Utara penghasil andaliman yang berada di Kabupaten Dairi, Kabupaten Tobasa dan Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dimulai dari bulan April sampai dengan Oktober 2016.

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Dairi terletak di sebelah Barat Daya Provinsi Sumatera Utara yang secara geografis berada pada koordinat 98°00’ – 98°30’ BT dan 2°15’ 00’’

3°00’00’’ LU. Kabupaten Dairi berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan dengan ketinggian sekitar 400 - 1.700 meter diatas permukaan laut (dpl) atau sekitar 200 meter diatas permukaan Danau Toba, dengan karakter topografi yang spesifik dan bervariasi. Letak Kabupaten Dairi yang strategis dengan jarak sekitar 153 km dari Kota Medan dengan waktu tempuh sekitar 3 jam membuat aksessibilitas keluar/masuk Kabupaten Dairi relatif tinggi. Luas wilayah Kabupaten Dairi 192.780 ha atau sekitar 2,69% dari luasProvinsi Sumatera Utara dengan Ibukota Kabupaten adalah Sidikalang, terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan, 169 desa/kelurahan.

Secara geografis Kabupaten Toba Samosir terletak di dataran Bukit Barisan dengan topografi dan kontur tanah datar, landai, bergelombang, miring dan terjal dengan ketinggian antara 300 – 2200 meter di atas permukaan laut, struktur tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik, posisi geografisnya terletak antara 2o03’ – 2o40’’ LU dan 98o56’’ – 99o40’ BT dengan jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir sebanyak ±172.746 jiwa.

(25)

Wilayah Administrasi Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 16 Kecamatan, 21 Kelurahan dan 221 desa dengan luas wilayah 2.021,8 Km2

Secara geografis Kabupaten Simalungun terletak di antara 2°36'-3°18’ LU dan 98°32'-99°35' BT dengan luas wilayah 4.386,60 km atau 6,12 % dari luas keseluruhan Provinsi Sumatera Utara serta berada pada ketingggian 20 – 1.400 m dari atas permukaan laut (rata-rata 3369 m). Kabupaten Simalungun terdiri dari 30 kecamatan dan 263 kelurahan dengan luas wilayah 4.386,60 Km

.

2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa jenis andaliman yang ada di tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Dairi, Kabupaten Tobasa dan Kabupaten Simalungun.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, meteran, jangka sorong, timbangan, parang, label nama, plasitik label, kertas putih, dan alat pendukung lainnya.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu mengidentifikasi karakteristik andaliman yang ada di Kabupaten Sumatera Utara secara langsung ke lapangan. Metode survei merupakan suatu metode penelitian dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif pada akhir penelitian.

Pengamatan data dilakukan dengan pengumpulan data terhadap sampel dengan berdasarkan Description List dari IPGRI (International Plant Genetic

(26)

Resources Institute). Karakter morfologi yang diamati berupa karakter kualitatif dan kuantitatif.

Data kualitatif dan kuantitatif diberi skoring dan diolah menggunakan program SPSS 21 dengan analisis gerombol (cluster) untuk mengetahui tingkat kekerabatan antar aksesi dari setiap sampel masing-masing andaliman di tiga kabupaten di Sumatera Utara. Analisis cluster digunakan untuk mengelompokkan obyek (elemen) ke dalam kelompok-kelompok yang relatif homogen berdasarkan pada suatu set variabel yang dipertimbangkan untuk diteliti.

Tahap tahap pengolahan data hasil penelitian dilakukan sebagai berikut:

1. Mengedit data yang telah dikumpulkan dengan tujuan agar data yang akan dianalisis lebih lengkap dan akurat

2. Pemberian kode pada setiap karakter dalam bentuk angka

3. Melakukan analisis cluster dengan metode Agglomerative Hierarchical Clustering menggunakan jarak euclidien dengan rumus:

𝑑𝑑𝑑𝑑, 𝑗𝑗 = ��(𝑥𝑥𝑑𝑑𝑖𝑖 − 𝑥𝑥𝑗𝑗𝑖𝑖)2

𝑝𝑝

𝑖𝑖=1

dengan:

𝑑𝑑𝑑𝑑, 𝑗𝑗 = jarak antara objek 𝑑𝑑 dengan objek 𝑖𝑖

𝑥𝑥𝑑𝑑𝑖𝑖 = nilai objek 𝑑𝑑 pada peubah ke 𝑖𝑖

𝑥𝑥𝑗𝑗𝑖𝑖 = nilai objek 𝑗𝑗 pada peubah ke 𝑖𝑖

𝑝𝑝 = jumlah variabel cluster

4. Menginterpretasikan cluster yang dihasilkan dalam bentuk dendogram (Mongi, 2015).

(27)

PELAKSANAAN PENELITIAN Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan data produksi andaliman yang diperoleh dari Dinas Pertanian Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian ditetapkan berdasarkan data produksi andaliman tertinggi yang berada di Kabupaten Dairi, Kabupaten Tobasa, dan Kabupaten Simalungun.

Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan berdasarkan kriteria-kriteria atau pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009). Pertimbangan tersebut adalah lokasi dengan produksi andaliman tertinggi. Pengamatan dilakukan dengan mengunjungi setiap desa di tiga kabupaten tersebut. Bila dijumpai jenis tanaman dilakukan identifikasi dan dokumentasi berdasarkan peubah amatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Penelitian terus dilanjutkan apabila masih dijumpai jenis yang baru dan informasi tentang keberadaan jenis-jenis andaliman yang baru tersebut didapatkan dari masyarakat setempat.

Wawancara Langsung

Setelah dilakukan penentuan lokasi maka dilakukan wawancara langsung kepada petani dengan mengetahui luas lahan masing-masing kebun petani, berapa jumlah populasi tanaman, asal tanaman, cara perbanyakan dan produksinya.

(28)

Pengamatan Parameter Morfologi Batang

1. Tinggi Tanaman (m)

Tinggi tanaman andaliman diukur dari leher akar sampai ujung daun tertinggi dengan menggunakan meteran.

2. Lingkaran Batang (cm)

Lingkaran batang diukur mulai dari atas lingkaran yang dijadikan batang bawah pada tanaman hasil okulasi.

3. Bentuk Tajuk

Bentuk tajuk diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

4. Warna Batang

Warna batang diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

Morfologi Daun 1. Bentuk Daun

Bentuk daun diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

2. Ukuran Daun (cm)

Ukuran daun diukur pada bagian tengah helaian daun yang terlebar dan terpanjang dengan menggunakan alat ukur penggaris/meteran.

3. Warna Daun

Warna daun diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

4. Tepi Daun

Tepi daun diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

(29)

5. Permukaan Daun

Permukaan daun diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

Morfologi Duri 1. Bentuk Duri

Bentuk duri diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

2. Warna Duri

Warna duri diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

3. Panjang Duri

Panjang duri diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

Morfologi Bunga 1. Warna Bunga

Warna bunga diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

2. Kedudukan Bunga

Kedudukan bunga diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

Morfologi Buah

1. Diameter Buah (mm)

Diameter buah diukur dengan menggunakan alat ukur jangka sorong.

2. Berat 100 Buah (gram)

Berat buah diukur dengan cara ditimbang menggunakan timbangan.

3. Warna Buah

Warna buah diamati secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

(30)

4. Bentuk Buah

Bentuk buah diamati secara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

5. Rasa / Aroma Buah

Rasa buah diamati dengan cara mengambil beberapa sampel pada masing- masing andaliman kemudian dilakukan survei dengan meminta beberapa panelis untuk mencicipi rasa buah tersebut.

Morfologi Biji 1. Jumlah Biji

Jumlah biji diamati dengan menghitung jumlah biji per sampel buah.

2. Bentuk Biji

Bentuk biji diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

3. Permukaan Biji

Permukaan biji diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

4. Warna Biji Muda

Warna biji muda diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

5. Warna Biji Tua

Warna biji tua diamati dengan cara visual sesuai dengan karakteristik pedoman.

(31)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Lokasi Penelitian

Hasil survey yang dilakukan di tiga Kabupaten Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Dairi, Kabupaten Tobasa dan Kabupaten Simalungun menunjukan bahwa andaliman tersebar di beberapa desa. Berikut nama-nama desa beserta andaliman yang ditemukan di daerah tersebut.

Tabel 1. Lokasi Penelitian Identifikasi Tanaman Andaliman

Kabupaten Kecamatan Desa Varietas Umur Tanaman

(tahun)

Kode Sampel Dairi Pegagan hilir Lingga raja II Simanuk 2 AM1

Sumbul Pegagan julu VI Simanuk 4,5 AM2

Simanuk 4,5 AM3

Pegagan hilir Bandar huta usang Simanuk 4 AM4

Simanuk 4 AM5

Parbuluan Parbuluan VI Simanuk 5 AM6

Simanuk 5 AM7

Simanuk 5 AM8

Sihorbo 1,3 AH1

Sihorbo 2 AH2

Sihorbo 4 AH3

Sihorbo 5 AH4

Tobasa Bor-Bor Purba tua Simanuk 4 AM9

Simanuk 4 AM10

Simanuk 4 AM11

Lintong Simanuk 3,5 AM12

Aek unsim Simanuk 3 AM13

Rianiate Simanuk 3 AM14

Purba tua Sihorbo 4 AH5

Lintong Sihorbo 3,5 AH6

Aek unsim Sihorbo 3 AH7

Rianiate Sihorbo 3 AH8

Simalungun Raya Raya huluan Simanuk 4 AM15

Simanuk 4 AM16

Simanuk 3 AM17

Raya usang Simanuk 2 AM18

Simanuk 4 AM19

Simanuk 4 AM20

Raya huluan Sihorbo 3 AH9

Raya usang Sihorbo 2 AH10

(32)

Jenis Andaliman yang di Temukan di Lokasi Penelitian

Tabel 2. Karakterisasi morfologi tanaman Andaliman Simanuk (AM) di Kabupaten Dairi

No Parameter Karakter

1 Tinggi tanaman 2,6 m

2 Lingkaran batang 29 cm

3 Bentuk tajuk Bulat

4 Warna batang Hijau

5 Bentuk daun Bulat telur

6 Panjang daun 15,5 cm

7 Lebar daun 14,1 cm

8 Warna daun Hijau tua

9 Permukaan daun Kasap

10 Tepi daun Bergerigi

11 Bentuk duri Sangat cekung

12 Warna duri Coklat

13 Panjang duri 16-40 mm

14 Warna bunga Kuning muda

15 Kedudukan bunga Diatas duri

16 Diameter buah 3,5 mm

17 Berat 100buah 3,2 gr

18 Warna buah muda Hijau

19 Warna buah tua Merah

20 Bentuk buah Bulat

21 Rasa buah Sangat getir

22 Aroma buah Tajam

23 Jumlah biji per buah 1

24 Bentuk biji Bulat

25 Permukaan biji Lembut

26 Warna biji muda Putih

27 Warna biji tua Hitam

(33)

Gambar 1. Karakter morfologi andaliman simanuk (AM) di Kabupaten Dairi : (a) pohon andaliman simanuk, (b) batang, (c) duri, (d) daun, (e) bunga, (f) buah, (g) biji

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f) (g)

(34)

Tabel 3. Karakterisasi morfologi tanaman Andaliman Sihorbo (AH) di Kabupaten Dairi

No Parameter Karakter

1 Tinggi tanaman 2,2 m

2 Lingkaran batang 27 cm

3 Bentuk tajuk Bulat

4 Warna batang Hijau kemerahan

5 Bentuk daun Jorong

6 Panjang daun 12,5 cm

7 Lebar daun 9,5 cm

8 Warna daun Hijau tua

9 Permukaan daun Kasap

10 Tepi daun Bergerigi

11 Bentuk duri Cekung

12 Warna duri Coklat

13 Panjang duri 6-15 mm

14 Warna bunga Kuning muda

15 Kedudukan bunga Diatas duri

16 Diameter buah 5,73 mm

17 Berat buah 5,25 gr

18 Warna buah muda Hijau

19 Warna buah tua Merah

20 Bentuk buah Bulat

21 Rasa buah Getir

22 Aroma buah Sangat sangat tajam

23 Jumlah biji per buah 1

24 Bentuk biji Bulat

25 Permukaan biji Lembut

26 Warna biji muda Putih

27 Warna biji tua Hitam

(35)

Gambar 2. Karakter morfologi andaliman sihorbo (AH) di Kabupaten Dairi : (a) pohon andaliman sihorbo, (b) batang, (c) duri,(d) daun, (e) bunga, (f) buah, (g) biji

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

(g)

(36)

Tabel 4. Karakterisasi morfologi tanaman Andaliman Simanuk/Simangkok (AM) di Kabupaten Tobasa

No Parameter Karakter

1 Tinggi tanaman 3,3 m

2 Lingkaran batang 16 cm

3 Bentuk tajuk Menjulang

4 Warna batang Hijau kemerahan

5 Bentuk daun Lanset

6 Panjang daun 16,5 cm

7 Lebar daun 10,4 cm

8 Warna daun Hijau sedang

9 Permukaan daun Kasap

10 Tepi daun Bergerigi

11 Bentuk duri Datar

12 Warna duri Coklat

13 Panjang duri 16-40 mm

14 Warna bunga Kuning muda

15 Kedudukan bunga Diantara duri

16 Diameter buah 4,3 mm

17 Berat buah 4,19 gr

18 Warna buah muda Hijau

19 Warna buah tua Merah

20 Bentuk buah Bulat

21 Rasa buah Getir

22 Aroma buah Sangat tajam

23 Jumlah biji per buah 1

24 Bentuk biji Bulat

25 Permukaan biji Lembut

26 Warna biji muda Putih

27 Warna biji tua Hitam

(37)

Gambar 3. Karakter morfologi andaliman simanuk (simangkok) di Kabupaten Tobasa : (a) pohon andaliman simanuk, (b) batang, (c) duri, (d) daun, (e) bunga, (f) buah, (g) biji

(a)

(b)

(c)

(d)

(e) (f) (g)

(38)

Tabel 5. Karakterisasi morfologi tanaman Andaliman Sihorbo/Silokkot (AH) di Kabupaten Tobasa

No Parameter Karakter

1 Tinggi tanaman 4,9 m

2 Lingkaran batang 36 cm

3 Bentuk tajuk Bulat

4 Warna batang Hijau bercak putih

5 Bentuk daun Lanset

6 Panjang daun 16,5 cm

7 Lebar daun 10,8 cm

8 Warna daun Hijau sedang

9 Permukaan daun Kasap

10 Tepi daun Bergerigi

11 Bentuk duri Cekung

12 Warna duri Coklat

13 Panjang duri 6-15 mm

14 Warna bunga Kuning muda

15 Kedudukan bunga Diantara duri

16 Diameter buah 5,01 mm

17 Berat buah 5,21 gr

18 Warna buah muda Hijau

19 Warna buah tua Merah

20 Bentuk buah Bulat

21 Rasa buah Getir

22 Aroma buah Sangat tajam

23 Jumlah biji per buah 1

24 Bentuk biji Bulat

25 Permukaan biji Lembut

26 Warna biji muda Putih

27 Warna biji tua Hitam

(39)

Gambar 4. Karakter morfologi andaliman sihorbo (silokkot) di Kabupaten Tobasa:

(a) pohon andaliman sihorbo, (b) batang, (c) duri,(d) daun, (e) bunga, (f) buah, (g) biji

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f) (g)

(40)

Tabel 6. Karakterisasi morfologi tanaman Andaliman Simanuk/Sirapping (AM) di Kabupaten Simalungun

No Parameter Karakter

1 Tinggi tanaman 2,95 m

2 Lingkaran batang 29 cm

3 Bentuk tajuk Bulat membujur

4 Warna batang Hijau kemerahan

5 Bentuk daun Lanset

6 Panjang daun 17,2 cm

7 Lebar daun 15,5 cm

8 Warna daun Hijau sedang

9 Permukaan daun Kasap

10 Tepi daun Bergerigi

11 Bentuk duri Sangat cekung

12 Warna duri Coklat

13 Panjang duri 16-40 mm

14 Warna bunga Kuning muda

15 Kedudukan bunga Diatas duri

16 Diameter buah 4,47 mm

17 Berat buah 4,31 gr

18 Warna buah muda Hijau

19 Warna buah tua Merah

20 Bentuk buah Bulat

21 Rasa buah Sangat getir

22 Aroma buah Tajam

23 Jumlah biji per buah 1

24 Bentuk biji Bulat

25 Permukaan biji Lembut

26 Warna biji muda Putih

27 Warna biji tua Hitam

(41)

Gambar 5. Karakter morfologi andaliman simanuk (sirapping) di Kabupaten Simalungun: (a) pohon andaliman simanuk, (b) batang, (c) duri, (d) daun, (e) bunga, (f) buah, (g) biji

(a) (b)

(c) (d)

(e)

(f) (g)

(42)

Tabel 7. Karakterisasi morfologi tanaman Andaliman Sihorbo/Sipelnet (AH) di Kabupaten Simalungun

No Parameter Karakter

1 Tinggi tanaman 2,5 m

2 Lingkaran batang 25 cm

3 Bentuk tajuk Bulat

4 Warna batang Hijau kemerahan

5 Bentuk daun Lanset

6 Panjang daun 18,5 cm

7 Lebar daun 14,2 cm

8 Warna daun Hijau tua

9 Permukaan daun Kasap

10 Tepi daun Bergerigi

11 Bentuk duri Sangat cekung

12 Warna duri Coklat

13 Panjang duri 6-15 mm

14 Warna bunga Kuning muda

15 Kedudukan bunga Diatas duri

16 Diameter buah 5,32 mm

17 Berat buah 5,29 gr

18 Warna buah muda Hijau

19 Warna buah tua Merah

20 Bentuk buah Bulat

21 Rasa buah Getir

22 Aroma buah Sangat sangat tajam

23 Jumlah biji per buah 1

24 Bentuk biji Bulat

25 Permukaan biji Lembut

26 Warna biji muda Putih

27 Warna biji tua Hitam

(43)

Gambar 6. Karakter morfologi andaliman sihorbo (sipelnet) di Kabupaten Simalungun: (a) pohon andaliman sihorbo, (b) batang, (c) duri, (d) daun, (e) bunga, (f) buah, (g) biji

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f) (g)

(44)

Hubungan Kekerabatan

Berdasarkan karakter morfologis 20 jenis andaliman simanuk yang berasal dari tiga Kabupaten di Sumatera Utara diperoleh nilai hubungan kekerabatan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 8. Hubungan kekerabatan 20 jenis andaliman simanuk di tiga Kabupaten di Sumatera Utara dilihat dari Dissimilarity matrix

No Nilai Koefisien Hubungan Kekerabatan

1 1,882 AM1 AM18

2 3,510 AM15 AM17

3 3,510 AM18 AM19

4 3,664 AM2 AM20

5 4,473 AM16 AM17

6 4,500 AM6 AM7

7 5,120 AM15 AM16

8 5,391 AM1 AM19

9 5,449 AM6 AM15

10 5,608 AM15 AM19

11 5,838 AM1 AM16

12 6,503 AM17 AM20

13 7,219 AM16 AM18

14 7,267 AM19 AM20

15 7,348 AM6 AM16

16 7,755 AM16 AM20

17 8,051 AM18 AM20

18 35,021 AM12 AM20

19 35,365 AM5 AM12

20 36,013 AM5 AM9

21 36,451 AM3 AM8

22 36,633 AM10 AM18

23 37,170 AM10 AM20

24 37,512 AM3 AM15

25 38,296 AM3 AM17

26 38,372 AM12 AM15

27 39,679 AM8 AM12

28 39,740 AM3 AM6

29 40,579 AM3 AM7

30 42,860 AM8 AM10

31 43,228 AM3 AM12

32 43,326 AM8 AM9

33 43,589 AM3 AM14

34 AM12

(45)

Pada tabel 8, berdasarkan nilai jarak koefisien diperoleh kesimpulan bahwa semakin kecil nilai koefisien antara variabel satu dengan variabel lainnya maka semakin mirip hubungan kekerabatan pada kedua variabel tersebut.

Sehingga diketahui bahwa tingkat kemiripan (kesamaan) tertinggi yang memiliki hubungan kekerabatan terdekat yaitu pada sampel AM1 dan AM18 sebesar 1,882 sedangkan tingkat kemiripan (kesamaan) terendah yang memiliki hubungan kekerabatan terjauh yaitu pada sampel AM3 dan AM10 sebesar 49,671.

Hasil penelitian andaliman simanuk di tiga Kabupaten di Sumatera Utara diperoleh hubungan kekerabatan andaliman simanuk di beberapa desa pada masing-masing sampel dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 7. Dendogram hubungan kekerabatan andaliman simanuk di tiga Kabupaten di Sumatera Utara

(46)

Berdasarkan karakter morfologis 10 jenis andaliman sihorbo yang berasal dari tiga Kabupaten di Sumatera Utara diperoleh nilai hubungan kekerabatan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 9. Hubungan kekerabatan 10 jenis andaliman sihorbo di tiga Kabupaten di Sumatera Utara dilihat dari Dissimilarity matrix

No Nilai Koefisien Hubungan Kekerabatan

1 3,600 AH6 AH8

2 5,207 AH9 AH10

3 6,613 AH5 AH7

4 6,763 AH7 AH8

5 9,107 AH2 AH9

6 9,375 AH5 AH6

7 10,363 AH1 AH4

8 10,363 AH6 AH7

9 10,970 AH2 AH4

10 11,049 AH7 AH9

11 11,100 AH2 AH10

12 12,070 AH1 AH3

13 12,108 AH1 AH10

14 12,975 AH5 AH8

15 13,042 AH7 AH10

16 13,393 AH2 AH8

17 13,393 AH6 AH10

18 17,516 AH4 AH5

19 18,214 AH8 AH9

20 18,817 AH3 AH4

21 19,172 AH3 AH10

22 19,391 AH4 AH6

23 20,077 AH4 AH9

24 20,144 AH1 AH6

25 20,779 AH3 AH6

26 21,814 AH6 AH9

27 22,070 AH4 AH10

28 22,654 AH3 AH5

29 22,772 AH2 AH3

30 23,643 AH3 AH7

31 23,689 AH5 AH9

32 23,744 AH1 AH8

33 24,379 AH3 AH8

34 26,368 AH2 AH5

35 27,594 AH3 AH9

(47)

Pada tabel 9, berdasarkan nilai jarak koefisien diperoleh kesimpulan bahwa semakin kecil nilai koefisien antara variabel satu dengan variabel lainnya maka semakin mirip hubungan kekerabatan pada kedua variabel tersebut.

Sehingga diketahui bahwa tingkat kemiripan (kesamaan) tertinggi yang memiliki hubungan kekerabatan terdekat yaitu pada sampel AH6 dan AH8 sebesar 3,600 sedangkan tingkat kemiripan (kesamaan) terendah yang memiliki hubungan kekerabatan terjauh yaitu pada sampel AH3 dan AH9 sebesar 26,594.

Hasil penelitian andaliman sihorbo di tiga di Kabupaten Sumatera Utara diperoleh hubungan kekerabatan andaliman sihorbo di beberapa desa pada masing-masing sampel dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 8. Dendogram hubungan kekerabatan andaliman sihorbo di tiga Kabupaten di Sumatera Utara

(48)

Pembahasan

Karakter-karakter Morfologi Andaliman Simanuk

Pengamatan terhadap karakter morfologis batang meliputi tinggi tanaman, lingkaran batang, bentuk tajuk dan warna batang. Pada karakter tinggi tanaman diketahui bahwa tinggi tanaman yang tertinggi terdapat pada AM7 sebesar 5,6 m, sedangkan tinggi tanaman terendah terdapat pada AM18 sebesar 2,1 m. Pada karakter lingkaran batang diketahui bahwa lingkaran batang tertinggi terdapat pada sampel AM7 sebesar 66 cm, sedangkan lingkaran batang terendah terdapat pada sampel AM10 sebesar 16 cm. Pada karakter bentuk tajuk digolongkan menjadi 3 yaitu menjulang terdapat pada sampel AM3, AM9, AM10, AM12 dan AM13, bulat terdapat pada sampel AM1, AM2, AM4 dan AM14 dan bulat membujur terdapat pada sampel AM5, AM6, AM7, AM8, AM11, AM15, AM16, AM17, AM18, AM19 dan AM20. Pada karakter warna batang tergolong menjadi 3 yaitu hijau terdapat sampel AM1, AM3, AM4, AM8, AM11, AM12 dan AM18, hijau kemerahan terdapat pada sampel AM10, AM16 dan AM19, dan hijau bercak putih terdapat pada sampel AM2, AM5, AM6, AM13, AM14 dan AM15.

Pengamatan terhadap karakter morfologis daun meliputi bentuk daun, ukuran daun (panjang dan lebar), warna daun, permukaan daun dan tepi daun.

Pada karakter bentuk daun digolongkan menjadi 3 yaitu bulat jorong terdapat pada sampel AM2, AM3, AM4, AM5, AM9, AM11, AM12, AM13, AM18, AM19 dan AM20, bulat telur terdapat pada AM1, AM7 dan AM8, dan lanset terdapat pada sampel AM6, AM10, AM14, AM15, AM16 dan AM17. Pada karakter ukuran daun, panjang daun tertinggi terdapat pada sampel AM11 sebesar 21,3 cm sedangkan panjang daun terendah terdapat pada sampel AM18 sebesar

(49)

12,4 cm dan lebar daun tertinggi terdapat pada sampel AM11 sebesar 15,8 cm sedangkan lebar daun terendah terdapat pada sampel AM18 sebesar 8,7 cm. Pada karakter intensitas warna hijau daun digolongkan menjadi 3 yaitu hijau muda terdapat pada sampel AM2, AM4, AM7, AM12 dan AM14, hijau sedang terdapat pada sampel AM3, AM5, AM6, AM8, AM10, AM13, AM16 dan AM18, dan hijau tua terdapat pada sampel AM1, AM9, AM11, AM15, AM17, AM18 dan AM19. Pada karakter permukaan daun hanya digolongkan menjadi satu yaitu kasap yang terdapat pada semua sampel. Pada karakter tepi daun juga hanya digolongkan menjadi satu yaitu bergerigi yang terdapat pada semua sampel andaliman simanuk.

Pengamatan terhadap karakter morfologis duri meliputi bentuk duri, warna duri dan panjang duri. Pada karakter bentuk duri digolongkan menjadi 3 yaitu datar yang hanya terdapat pada sampel AM10, cekung terdapat pada sampel AM5, AM6, AM7, AM12, AM15 dan AM19, dan sangat cekung terdapat pada sampel AM1, AM2, AM3, AM4, AM8, AM9, AM11, AM13, AM14, AM16, AM17, AM18 dan AM20. Pada karakter warna duri hanya digolongkan menjadi satu yaitu coklat yang terdapat pada semua sampel andaliman simanuk. Pada karakter panjang duri digolongkan menjadi 2 yaitu 6-15 mm terdapat pada sampel AM3, AM5, AM6, AM7, AM8, AM10, AM11, AM14, AM15 dan AM19, dan 16-40 mm terdapat pada sampel AM1, AM2, AM4, AM9, AM12, AM13, AM16, AM17, AM18 dan AM20.

Pengamatan terhadap karakter morfologis bunga meliputi warna bunga dan kedudukan bunga. Pada karakter warna bunga digolongkan menjadi 2 yaitu kuning muda yang terdapat pada sampel AM1, AM2, AM3, AM5, AM6, AM7,

(50)

AM8, AM10, AM13, AM14, AM15, AM16, AM17, AM18, AM19 dan AM20, dan kuning terdapat pada sampel AM4, AM9, AM11, dan AM12. Pada karakter kedudukan bunga digolongkan menjadi 2 yaitu diatas duri terdapat pada sampel AM1, AM2, AM3, AM8, AM13, AM15, AM16, AM17, AM18, AM19 dan AM20, dan diantara duri terdapat pada sampel AM4, AM5, AM6, AM7, AM9, AM10, AM11, AM12 dan AM14.

Pengamatan terhadap karakter morfologis buah meliputi diameter buah, berat 100 buah, warna buah muda, warna buah tua, bentuk buah, rasa buah dan aroma buah. Pada karakter diameter buah tertinggi terdapat pada sampel AM15 sebesar 4,65 mm, sedangkan diameter buah terendah terdapat pada sampel AM7 sebesar 3,06 mm. Pada karakter berat 100 buah tertinggi terdapat pada sampel AM15 sebesar 4,47 gr, sedangkan berat 100 buah terendah terdapat pada sampel AM2 sebesar 3,02 gr. Pada karakter warna buah muda dan warna buah tua hanya digolongkan menjadi satu yaitu hijau saat muda dan merah saat tua yang terdapat pada semua sampel andaliman simanuk. Pada karakter bentuk buah hanya digolongkan menjadi satu yaitu bulat yang terdapat pada semua sampel andaliman simanuk. Pada karakter rasa buah digolongkan menjadi dua yaitu getir yang terdapat pada sampel AM9, AM10, AM11, AM12, AM13 dan AM14, dan sangat getir yang terdapat pada sampel AM1, AM2, AM3, AM4, AM5, AM6, AM7, AM8, AM15, AM16, AM17, AM18, AM19 dan AM20. Pada karakter aroma buah juga digolongkan menjadi dua yaitu tajam dan sangat tajam yang terdapat pada sampel yang sama pada karakter rasa buah.

Pengamatan terhadap karakter morfologis biji meliputi jumlah biji per buah, bentuk biji, permukaan biji, warna biji muda dan warna biji tua. Pada

(51)

karakter jumlah biji per buah diperoleh bahwa semua sampel hanya memiliki 1 biji per buah. Pada karakter bentuk biji diperoleh bahwa semua sampel memiliki bentuk biji yang bulat. Pada karakter warna biji muda dan warna biji tua hanya digolongkan menjadi satu yaitu putih saat muda dan hitam saat tua yang terdapat pada semua sampel andaliman simanuk yang diidentifikasi.

Karakter-karakter Morfologi Andaliman Sihorbo

Pengamatan terhadap karakter morfologis batang meliputi tinggi tanaman, lingkaran batang, bentuk tajuk dan warna batang. Pada karakter tinggi tanaman diketahui bahwa tinggi tanaman yang tertinggi terdapat pada AH7 sebesar 4,9 m, sedangkan tinggi tanaman terendah terdapat pada AH2 sebesar 2,2 m. Pada karakter lingkaran batang diketahui bahwa lingkaran batang tertinggi terdapat pada sampel AH8 sebesar 36 cm, sedangkan lingkaran batang terendah terdapat pada sampel AH4 sebesar 21 cm. Pada karakter bentuk tajuk digolongkan menjadi 3 yaitu menjulang terdapat pada sampel AH3, AH5, AH6 dan AH8, bulat terdapat pada sampel AH2, AH4, AH7 dan AH10, dan bulat membujur yang hanya terdapat pada sampel AH1. Pada karakter warna batang tergolong menjadi 2 yaitu hijau kemerahan terdapat pada sampel AH2, AH9 dan AH10, dan hijau bercak putih terdapat pada sampel AH1, AH3, AH4, AH5, AH6, AH7 dan AH8.

Pengamatan terhadap karakter morfologis daun meliputi bentuk daun, ukuran daun (panjang dan lebar), warna daun, permukaan daun dan tepi daun.

Pada karakter bentuk daun digolongkan menjadi 2 yaitu jorong terdapat pada sampel AH2, AH4, AH6 dan AH8, dan lanset terdapat pada sampel AH1, AH3, AH5, AH7, AH9 dan AH10. Pada karakter ukuran daun, panjang daun tertinggi terdapat pada sampel AH10 sebesar 18,5 cm sedangkan panjang daun terendah

(52)

terdapat pada sampel AH5 sebesar 7,8 cm dan lebar daun tertinggi terdapat pada sampel AH1 sebesar 15,3 cm sedangkan lebar daun terendah terdapat pada sampel AH5 sebesar 6,3 cm. Pada karakter intensitas warna hijau daun digolongkan menjadi 3 yaitu hijau muda terdapat pada sampel AH4 dan AH5, hijau sedang terdapat pada sampel AH1 dan AH7, dan hijau tua terdapat pada sampel AH2, AH3, AH6, AH8, AH9 dan AH10. Pada karakter permukaan daun hanya digolongkan menjadi satu yaitu kasap yang terdapat pada semua sampel andaliman sihorbo. Pada karakter tepi daun juga hanya digolongkan menjadi satu yaitu bergerigi yang terdapat pada semua sampel andaliman sihorbo.

Pengamatan terhadap karakter morfologis duri meliputi bentuk duri, warna duri dan panjang duri. Pada karakter bentuk duri digolongkan menjadi 2 yaitu cekung terdapat pada sampel AH2, AH4, AH7, AH8 dan AH9, dan sangat cekung terdapat pada sampel AH1, AH3, AH5, AH6 dan AH10. Pada karakter warna duri hanya digolongkan menjadi satu yaitu coklat yang terdapat pada semua sampel andaliman sihorbo. Pada karakter panjang duri digolongkan menjadi 2 yaitu 6-15 mm terdapat pada sampel AH1, AH2, AH3, AH4, AH5, AH8 dan AH9, dan 16- 40 mm terdapat pada sampel AH6, AH7 dan AH10.

Pengamatan terhadap karakter morfologis bunga meliputi warna bunga dan kedudukan bunga. Pada karakter warna bunga digolongkan menjadi 3 yaitu kuning muda yang terdapat pada sampel AH2, AH5, AH6, AH7, AH8, AH9 dan AH10, kuning terdapat pada sampel AH1 dan AH4, dan merah yang hanya terdapat pada sampel AH3. Pada karakter kedudukan bunga digolongkan menjadi 2 yaitu diatas duri terdapat pada sampel AH1, AH2, AH3, AH4, AH9 dan AH10, dan diantara duri terdapat pada sampel AH5, AH6, AH7 dan AH8.

(53)

Pengamatan terhadap karakter morfologis buah meliputi diameter buah, berat 100 buah, warna buah muda, warna buah tua, bentuk buah, rasa buah dan aroma buah. Pada karakter diameter buah tertinggi terdapat pada sampel AH2 sebesar 5,73 mm, sedangkan diameter buah terendah terdapat pada sampel AH7 sebesar 5,01 mm. Pada karakter berat 100 buah tertinggi terdapat pada sampel AH10 sebesar 5,29 gr, sedangkan berat 100 buah terendah terdapat pada sampel AH4 sebesar 5,17 gr. Pada karakter warna buah muda dan warna buah tua hanya digolongkan menjadi satu yaitu hijau saat muda dan merah saat tua yang terdapat pada semua sampel andaliman sihorbo. Pada karakter bentuk buah hanya digolongkan menjadi satu yaitu bulat yang terdapat pada semua sampel andaliman sihorbo. Pada karakter rasa buah hanya digolongkan menjadi satu yaitu getir yang terdapat pada semua sampel andaliman sihorbo. Pada karakter aroma buah juga digolongkan menjadi dua yaitu sangat tajam yang terdapat pada sampel AH5, AH6, AH7 dan AH8, dan sangat sangat tajam yang terdapat pada sampel AH1, AH2, AH3, AH4, AH9, dan AH10.

Pengamatan terhadap karakter morfologis biji meliputi jumlah biji per buah, bentuk biji, permukaan biji, warna biji muda dan warna biji tua. Pada karakter jumlah biji per buah diperoleh bahwa semua sampel hanya memiliki 1 biji per buah. Pada karakter bentuk biji diperoleh bahwa semua sampel memiliki bentuk biji yang bulat. Pada karakter warna biji muda dan warna biji tua hanya digolongkan menjadi satu yaitu putih saat muda dan hitam saat tua yang terdapat pada semua sampel andaliman sihorbo yang diidentifikasi.

(54)

Hubungan Kekerabatan Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Varietas Simanuk di Tiga Kabupaten di Sumatera Utara

Berdasarkan hasil dendogram hubungan kekerabatan andaliman simanuk yang dilakukan di tiga Kabupaten di Sumatera Utara (gambar 7) menunjukkan bahwa andaliman simanuk dikelompokkan menjadi dua, tiga dan empat kelompok hubungan kekerabatan pada skala jarak kekerabatan (euclidean distance scale) 18, 19 dan 23.

Berdasarkan skala jarak 23 diperoleh dua kelompok kekerabatan andaliman simanuk (gambar 7). Kelompok pertama terdiri dari tujuh sampel yaitu AM4, AM9, AM10, AM11, AM12, AM13 dan AM14. Kelompok pertama disatukan oleh karakter morfologis yang sama yaitu permukaan daun. Kelompok kedua terdiri dari tiga belas sampel yaitu AM1, AM2, AM3, AM5, AM6, AM7, AM8, AM15, AM16, AM17, AM18, AM19 dan AM20. Kelompok kedua disatukan oleh karakter morfologis yang sama yaitu warna bunga.

Berdasarkan skala jarak 19 diperoleh tiga kelompok kekerabatan andaliman simanuk (gambar 7). Kelompok pertama terdiri dari tiga sampel yaitu AM10, AM13 dan AM14. Kelompok pertama disatukan oleh karakter morfologis yang sama yaitu rasa buah. Kelompok kedua terdiri dari empat sampel yaitu AM4, AM9, AM11 dan AM12. Kelompok kedua disatukan oleh karakter morfologis yang sama yaitu bentuk daun. Kelompok ketiga terdiri dari anggota sampel andaliman simanuk dan karakter pemersatu yang sama seperti analisis yang dilakukan pada skala jarak 23.

Berdasarkan skala jarak 18 diperoleh empat kelompok kekerabatan andaliman simanuk (gambar 7). Kelompok pertama dan kedua terdiri dari anggota sampel andaliman simanuk dan karakter pemersatu yang sama seperti analisis

(55)

pada skala jarak 19. Kelompok ketiga hanya terdiri dari dua sampel yaitu AM5 dan AM8. Kelompok ketiga disatukan oleh karakter morfologis yang sama yaitu warna biji muda. Kelompok keempat terdiri dari sebelas sampel yaitu AM1, AM2, AM3, AM6, AM7, AM15, AM16, AM17, AM18, AM19 dan AM20. Kelompok keempat disatukan oleh karakter morfologis yang sama yaitu aroma buah.

Dari hubungan kekerabatan andaliman simanuk di tiga Kabupaten Sumatera Utara dilihat dari dissimilarity matrix (tabel 8) diketahui bahwa hubungan kekerabatan terdekat terdapat pada sampel AM1 dan AM18 dengan nilai koefisien ketidaksamaan terendah sebesar 1,882 (nilai similaritas 98,118) dengan 2 perbedaan karakter morfologis yaitu bentuk tajuk dan bentuk daun.

Sedangkan hubungan kekerabatan terjauh terdapat pada sampel AM12 dan AM17 dengan nilai koefisien ketidaksamaan tertinggi sebesar 44,744 (nilai similaritas 55,256) dengan 9 perbedaan karakter morfologis yaitu bentuk tajuk, warna batang, bentuk daun, warna daun, bentuk duri, warna bunga, kedudukan bunga, rasa buah dan aroma buah. Hal ini sesuai dengan literatur Suratman et al (2000) yang menyatakan bahwa dari hubungan ini dapat dianalisa, semakin jauh hubungan kekerabatan maka semakin tinggi tingkat keragaman dan semakin rendah tingkat keseragamannya.

Hubungan Kekerabatan Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Varietas Sihorbo di Tiga Kabupaten di Sumatera Utara

Berdasarkan hasil dendogram hubungan kekerabatan andaliman sihorbo yang dilakukan di tiga Kabupaten di Sumatera Utara (gambar 8) menunjukkan bahwa andaliman sihorbo dikelompokkan menjadi dua, tiga dan empat kelompok hubungan kekerabatan pada skala jarak kekerabatan (euclidean distance scale) 16, 21 dan 24.

(56)

Berdasarkan skala jarak 24 diperoleh dua kelompok kekerabatan andaliman sihorbo (gambar 8). Kelompok pertama terdiri dari tiga sampel yaitu AH1, AH3 dan AH4. Kelompok pertama disatukan oleh karakter morfologis yang sama yaitu warna batang. Kelompok kedua terdiri dari tiga belas sampel yaitu AH2, AH5, AH6, AH7, AH8, AH9 dan AH10. Kelompok kedua disatukan oleh karakter morfologis yang sama yaitu warna bunga.

Berdasarkan skala jarak 21 diperoleh tiga kelompok kekerabatan andaliman sihorbo (gambar 8). Kelompok pertama terdiri dari anggota sampel andaliman sihorbo dan karakter pemersatu yang sama seperti analisis pada skala jarak 24. Kelompok kedua terdiri dari tiga sampel yaitu AH2, AH9 dan AH10.

Kelompok kedua disatukan oleh karakter morfologis yang sama yaitu warna daun.

Kelompok ketiga terdiri dari empat sampel yaitu AH5, AH6, AH7 dan AH8.

Kelompok ketiga disatukan oleh karakter morfologis yang sama yaitu kedudukan bunga.

Berdasarkan skala jarak 16 diperoleh empat kelompok kekerabatan andaliman sihorbo (gambar 8). Kelompok pertama hanya terdiri dari satu sampel yaitu AH3. Sampel ini memiliki satu karakter khusus yang tidak terdapat pada sampel lainnya yaitu warna bunga merah. Kelompok kedua terdiri dari dua sampel yaitu AH1 dan AH4. Kelompok kedua disatukan oleh karakter morfologis yang sama yaitu aroma buah. Kelompok ketiga dan keempat terdiri dari anggota sampel andaliman sihorbo dan karakter pemersatu yang sama seperti analisis pada skala jarak 21.

Dari hubungan kekerabatan andaliman sihorbo di tiga Kabupaten Sumatera Utara dilihat dari dissimilarity matrix (tabel 9) diketahui bahwa

(57)

hubungan kekerabatan terdekat terdapat pada sampel AH6 dan AH8 dengan nilai koefisien ketidaksamaan terendah sebesar 3,600 (nilai similaritas 96,400) dengan 1 perbedaan karakter morfologis yaitu bentuk duri. Sedangkan hubungan kekerabatan terjauh terdapat pada sampel AH3 dan AH9 dengan nilai koefisien ketidaksamaan tertinggi sebesar 27,594 (nilai similaritas 72,406) dengan 4 perbedaan karakter morfologis yaitu bentuk tajuk, warna batang, bentuk daun, bentuk duri dan warna bunga. Hal ini sesuai dengan Sokal dan Sneath (1963) dalam Fatimah (2013) yang menyatakan bahwa semakin banyak persamaan karakter yang dimiliki maka semakin besar nilai similaritasnya berarti semakin dekat hubungan kekerabatannya diantara kelompok yang diperbandingkan.

Sebaliknya semakin banyak perbedaan karakter yang dimiliki maka semakin kecil nilai similaritasnya berarti semakin jauh hubungan kekerabatannya diantara kelompok yang diperbandingkan.

(58)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Andaliman yang ditemukan dan diidentifikasi di Kabupaten Dairi, Kabupaten Tobasa dan Kabupaten Simalungun sebanyak 30 sampel diantaranya 20 sampel andaliman simanuk (AM) dan 10 sampel andaliman sihorbo (AH).

2. Berdasarkan dendogram yang terbentuk andaliman simanuk dikelompokkan menjadi 2, 3 dan 4 kelompok pada skala jarak kekerabatan 23, 19 dan 18 dengan hubungan kekerabatan terdekat terdapat pada sampel AM1 dan AM18 dengan nilai koefisien ketidaksamaan terendah sebesar 1,882 (nilai similaritas 98,118) sedangkan hubungan kekerabatan terjauh terdapat pada sampel AM12 dan AM17 dengan nilai koefisien ketidaksamaan tertinggi sebesar 44,744 (nilai similaritas 55,256).

3. Berdasarkan dendogram yang terbentuk andaliman sihorbo dikelompokkan menjadi 2, 3 dan 4 kelompok pada skala jarak kekerabatan 24, 21 dan 16 dengan hubungan kekerabatan andaliman sihorbo yang terdekat terdapat pada sampel AH6 dan AH8 dengan nilai koefisien ketidaksamaan terendah sebesar 3,600 (nilai similaritas 96,400) sedangkan hubungan kekerabatan terjauh terdapat pada sampel AH3 dan AH9 dengan nilai koefisien ketidaksamaan tertinggi sebesar 27,594 (nilai similaritas 72,406).

Saran

Diperlukan penelitian yang lebih luas didaerah yang berbeda di Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi : Menyatakan tentang sebuah tindakan yang akan selesai Dilakukan pada waktu tertentu dimasa datang. Keterangan waktu yang digunakan, misalnya: By the end of

Penambahan Tepung Paci-Paci (Leucas Lavandulaefolia) Pada Pakan Terhadap Moralitas dan Gambaran Darah Benih Ikan Nilem ( Osteochilus Hasselti) Yang Diuji Tantang

Mengatur mengenai pelaksanaan dan pertanggungjawaban Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap yang dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengembangkan sebuah pendekatan baru yang dapat mendeteksi serangan DDoS secara efisien, berdasarkan pada analisis statistik

Interaksi antara beberapa varietas Tenera DxP dengan pemberian Trichokompos bahan baku kelapa sawit menunjukkan bahwa varietas Tenera DxP PPKS Marihat dengan

“ EvaluasiDampak Kebijakan Pemerintah Dalam Pemenuhan Kebutuhan Pangan Pokok Masyarakat Miskin (Studi Tentang Program RASKIN di Kecamatan Medan Tembung)”..

Di samping itu berbagai faktor yang terkait dengan kondisi faktual yang ada di Kota Padang dibandingkan dengan ancaman bencana gempa dan tsunami di Kota Padang,

Peserta diklat dapat memahami dan mampu mengelas sambungan sudut (fillet) plat baja karbon rendah untuk posisi mendatar, tegak dan diatas kepala. Untuk mendapatkan sambungan