• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksperimental Perbandingan Balok Bertulangan Pilinan Kulit Bambu Dalam Kondisi Kadar Air Keseimbangan Dengan Balok Bertulangan Baja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Eksperimental Perbandingan Balok Bertulangan Pilinan Kulit Bambu Dalam Kondisi Kadar Air Keseimbangan Dengan Balok Bertulangan Baja"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk khususnya di Indonesia disetiap

tahunnya, maka secara tidak langsung kebutuhan akan tempat tinggal juga semakin tinggi

bahkan kebutuhan akan sarana dan prasarana bangunan sipil juga semakin meningkat.

Pemanfaatan sumber daya alam yang tidak seimbang yang menyebabkan sumber daya alam

ini berlahan-lahan pasti akan habis, mengingat dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk

diperbaharui ataupun tidak dapat diperbaharui. Untuk itu diperlukan bahan-bahan bangunan

yang dapat diperoleh atau diperbaharui dengan cepat.

Melihat fenomena ini, salah satu bahan bangunan yang sering digunakan adalah baja,

yang digunakan sebagai tulangan yang merupakan bahan tambang yang tidak dapat

diperbaharui sehingga suatu saat pasti akan habis. Untuk itu perlu dicari material pengganti

baja dari hasil alam. Baja mempunyai kuat tarik yang tinggi dan salah satu hasil alam yang

kekuatan tariknya tinggi adalah bambu.

Bambu sebagai bahan bangunan sudah banyak digunakan di berbagai Negara, selain

karena memiliki elastisitas dan kekuatan, bambu cocok untuk konstruksi baja karena

bentuknya yang menyerupai pipa atau dapat dijadikan bahan kontruksi modern dengan teknik

penyambungan (Kusuma, 2006). Tetapi dibandingkan baja, bambu juga mempunyai

(3)

Tabel 1.1 Perbandingan kelebihan dan kekurangan dari baja dan bambu:

Baja Bambu

Kelebihan:

1. Kuat tarik tinggi

2. Tidak dimakan rayap

3. Hampir tidak memiliki perbedaan

nilai muai dan susut

4. Dapat didaur ulang

Kekurangan:

1. Dapat berkarat

2. Lemah terhadap gaya tekan

3. Tidak fleksibel

Kelebihan:

1. Kuat tarik relative tinggi

2. Bahan alami yang dapat diperbaharui

(hanya perlu 3-5 tahun sudah bisa

ditebang)

3. Ringan

4. Bahan konstruksi yang murah

Kekurangan:

1. Rentan terhadap rayap

2. Cepat memuai dan meyusut

3. Mudah terbakar

Melihat kekurangan dari bambu ini maka diperlukan perlakuan khusus agar dapat

digunakan sebagai bahan konstruksi. Bambu adalah memiliki bahan alami yang bersifat

organik, jadi tanpa perlakuan tertentu untuk melindunginya, daya tahan bambu akan kurang

dari 3 tahun. Tidak seperti struktur kayu, struktur bambu tidak memiliki unsur toksik atau

racun. Ditambah lagi bambu mengandung banyak zat gula yang mengundang mikro

organisme yang dapat menyebabkan kerusakan biologis bambu dimana dapat menyebabkan

kerusakan, lapuk, retak, pecah, berlubang.

(4)

yang cukup besar. Tetapi beton memiliki sifat getas sehingga kemampuan untuk menahan

tegangan tarik relative kecil.

Bila bambu dikeringkan baik secara alami maupun melalui dengan proses

pengeringan, akan mengakibatkan dimensi bambu akan menyusut yang mengakibatkan

perubahan dimensi bambu. Perubahan dimensi bambu ini jika tidak diperhatikan dan

dikendalikan dapat membuat mutu dari bambu berkurang. Menurut Liese (1985) dan

Fangchun (2000), penyusutan pada bambu bergantung pada umur, posisi letak pada batang

dan tingkat kekeringan bambu. Selain dimensi bambu menyusut, bambu yang telah kering

juga mudah mengembang jika menyerap air. Dimana besar pengembangan dimensi

tergantung pada kemampuan bambu dalam menarik air dari kondisi lingkungannya.

Persentase pengembangan bambu akan menurun dengan bertambahnya kerapatan atau berat

jenis dan tingkat kekeringan bambu.

Kembang-susut bamboo sangat dipengaruhi oleh kadar air dari bambu yang sangat

mempengaruhi kualitas dari bambu tersebut. Oleh karena itu, bambu harus dikeringkan

hingga mencapai kadar air keseimbangan (KAK) agar dimensi bambu tetap stabil. Kadar air

keseimbangan menurut penelitian- penelitian sebelumnya adalah sekitar 5-10%. Kadar Air

Keseimbangan (KAK) bambu tergantung pada perubahan suhu dan kelembaban harian

lingkungan, bambu dikatakan telah mencapai keadaan kadar air keseimbangan apabila kadar

(5)

1.8Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

a. Berapa besar peningkatan kapasitas dan kuat tarik balok beton bertulangan campuran

pilinan kulit bambu dan baja?

b. Bagaimana perbandingan kuat tarik balok beton bertulang dengan balok beton bertulangan

pilinan kulit bamboo dan balok beton bertulangan campuran pilinan kulit bambu dengan

baja?

c. Bagaimana perbandingan lendutan balok beton bertulang dengan balok beton bertulangan

pilinan kulit bambu dan balok beton bertulangan campuran pilinan kulit bambu pada

daerah tarik?

1.9Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui besar peningkatan kapasitas kuat tarik balok beton bertulangan

pilinan kulit bambu

b. Untuk mengetahui besar peningkatan kapasitas kuat tarik balok beton bertulangan

campuran pilinan kulit bambu dan baja

c. Untuk mengetahui perbandingan kuat tarik balok beton bertulang dengan balok beton

bertulangan pilinan kulit bambu dan balok beton bertulangan campuran pilinan kulit

bambu dengan baja

(6)

1.10 Metode Penelitian

Adapun metodologi dan tahapan pelaksanaan yang digunakan dalam eksperimen tugas

akhir ini adalah :

1. Uji Material beton, yaitu:

a. Analisa Ayakan Pasir dan Kerikil

b. Berat Jenis Pasir dan Kerikil

c. Berat Isi Pasir dan Kerikil

d. Kadar Lumpur Pasir dan Kerikil

2. Pendesainan (Mix Design) benda uji sebanyak 6 buah balok beton (2 buah balok beton

balok beton bertulangan baja, 2 buah balok beton bertulangan pilinan kulit bamboo

dan 2 buah balok beton bertulangan campuran pilinan kulit bamboo dengan baja) yang

dilakukan di Laboratorium Bahan Rekayasa Program Strata Satu (S-1) Departemen

Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara.

3. Pengujian Kuat Tarik dengan benda uji 6 buah balok beton (2 buah balok beton balok

beton bertulangan baja, 2 buah balok beton bertulangan pilinan kulit bamboo dan 2

buah balok beton bertulangan campuran pilinan kulit bamboo dengan baja) yang

dilakukan di Laboratorium Struktur Program Magister (S-2) Departemen Teknik Sipil,

Universitas Sumatera Utara. Pengujian kuat tarik dilakukan dengan cara meletakan

balok diatas dua tumpuan (sendi-rol), kemudian diberi beban statis dengan

menggunakan Hydraulic Jack .

(7)

Gambar 1.1 Potongan Memanjang Benda Uji

Gambar 1.2 Penempatan beban, pembaca regangan dan dial lendutan pada balok beton

1.11 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini ada beberapa lingkup masalah yang dibatasi, yaitu karakteristik

bahan sebagai benda uji sebagai berikut:

1. Benda uji yang digunakan berupa beton berbentuk balok dengan ukuran penampang

15 cm x 25 cm dan panjang 320 cm.

2. Beton yang digunakan adalah beton K-225.

3. Tulangan yang digunakan adalah tulangan polos.

(8)

6. Tulangan pilinan kulit bambu dengan dimensi lebar 5 mm dan tebal 1,6 mm dan

terdiri dari 3 bilah yang dipilin menjadi 1

Gambar 1.3 Pemilinan kulit bambu sebagai tulangan

7. Kadar air bambu petung diperiksa dan kadar air tulangan bambu petung dalam kondisi

kadar air keseimbangan (KAK)

8. Tulangan pilinan kulit bambu untuk 2 sampel balok beton tulangan pilinan kulit

bambu dengan:

• Tulangan tarik : 2 buah pilinan kulit bambu

• Tulangan tekan : 2 buah pilinan kulit bambu

• Tulangan sengkang : D6-100

9. Tulangan campuran pilinan kulit bambu dan baja untuk 2 sampel balok beton dengan:

• Tulangan tarik : 1 buah pilinan kulit bambu + besi D12

• Tulangan tekan : 1 buah pilinan kulit bambu + besi D12

• Tulangan sengkang : D6-100

10. Balok beton bertulang diberikan beban terpusat yang dibebani secara berangsur-angsur

(9)

1.12 Mekanisme Pengujian

Pelaksanaan penelitian dan pengujian ini dilakukan berdasarkan SNI-03-6827-2002.

1. Penyediaan bahan

Bahan-bahan yang dipergunakan adalah:

• Semen, semen tipe I

• Agregat kasar, diameter minimum 4,76 mm.

• Agregat halus, diameter maksimum 4,76 mm.

• Air bersih, diambil dari jaringan air Laboratorium Bahan Rekayasa Teknik Sipil,

Universitas Sumatera Utara.

• Tulangan baja diameter 12 mm sebagai tulangan tarik.

• Tulangan baja diameter 12 mm sebagai tulangan tekan

• Tulangan sengkang dengan dimensi D6-100

Vaseline

2. Penyediaan peralatan Mix Design dan Pembuatan Benda Uji Balok

• Molen, untuk mencampur adukan beton dengan kapasitas 200 liter.

• Ember, untuk mengangkat air

• Sekop, untuk mengambil agregat

• Mistar, untuk mengukur nilai slump

• Kerucut Abhrams, untuk mengukur nilai slump

• Batang perojok, untuk mengukur nilai slump

• Kain yang dibasahi, untuk perawatan benda uji

(10)

5. Pengujian tarik sampel dengan alat uji tarik balok (Hydraulic Jack) dengan perletakan

sederhana (sendi-rol) pada Laboratorium Struktur Program Magister (S-2)

Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara.

1.13 Rencana Benda Uji

Tabel 1.2 Rencana benda uji

Kode

BBBPB = Balok Beton Bertulangan Pilinan Kulit Bambu

Gambar

Tabel 1.1 Perbandingan kelebihan dan kekurangan dari baja dan bambu:
Gambar 1.2 Penempatan beban, pembaca regangan dan dial lendutan pada balok beton
Gambar 1.3 Pemilinan kulit bambu sebagai tulangan
Tabel 1.2 Rencana benda uji

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi positif yang signifikan antara kecerdasan spiritual dengan kematangan emosional.. Data dikumpulkan melalui

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan multimedia interaktif gangguan sistem reproduksi berbasis adobe flash yang dibuat berdasarkan hasil survei

Hasil penelitian sebagai berikut: (1) modul elastisitas berbasis inkuiri terbimbing memiliki langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan inkuiri yaitu tahap

The researcher saw that bollocks and fuck are translated using modulation strategy. Based on the discussion in part A, it is known that the word bollocks in ST means nonsense

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa kelas IV di SD Negeri Daratan tahun pelajaran

Anjing pemburu yang dimiliki responden di Kecamatan Palembayan harus diberi pakan dengan komposisi terukur seperti dog food, memandikan anjing harus menggunakan sabun

SPBU merupakan salah satu tempat terjadinya pencemaran dan terjadi pembuangan gas atau limbah dari kendaraan yang mengandung logam berat seperti misalnya Pb, yang mana Pb

This study concludes that the promotion of Hidangan Ekonomi Kecil (HEK) kampongs for the prevention and control of tuberculosis, and the improvement of social