• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Sistem Antrian M G 1 pada Jaringan Packet Switching

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kinerja Sistem Antrian M G 1 pada Jaringan Packet Switching"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Umum

Antrian merupakan kejadian yang dapat dijumpai pada peristiwa-peristiwa

yang terjadi di kehidupan yang sehari-hari. Antrian ini tidak lepas dengan adanya

kegiatan menunggu karena di dalam antrian maka akan ada kegiatan menunggu,

contohnya seperti antrian pada kasir supermarket, antrian pada loket bus, antrian

pada pengisian BBM, antrian pada pembelian tiket bioskop dan

peristiwa-peristiwa lainnya.

Fasilitas pelayanan yang tidak dapat mencukupi kebutuhan (overcapacity)

yang ada akan menimbulkan adanya antrian. Untuk mengurangi peluang

terjadinya antrian ini, maka dilakukan berbagai cara, salah satunya adalah dengan

menambah fasilitas dari pelayanan. Penambahan fasilitas pelayanan cenderung

akan mengurangi dari keuntungan. Namun jika fasilitas pelayanan tidak

diperbaiki, maka kemungkinan pelanggan akan semakin berkurang. Oleh karena

itu, perlu adanya pengkajian yang tepat terhadap parameter-parameter antrian

sehingga dapat diambil keputusan yang tepat, dimana mendapatkan keuntungan di

kedua pihak, yaitu penggunan dan penyedia fasilitas.

Salah satu antrian yang dapat ditemui sehari hari dalam bidang komunikasi

adalah antrian yang terjadi pada jaringan packet switching. Packet switching merupakan suatu metode pengiriman atau penerimaan dengan melalui adanya proses pemecahan data kemudian dikirim menjadi beberapa bagian.

(2)

seri melalui satu jalur tertentu saja, tetapi bisa secara paralel dengan

memanfaatkan jalur koneksi lain yang tingkat kepadatannya tidak tinggi. Pada

jalur atau simpul di ujung packet switching ini terjadi adanya antrian.

2.2 Sejarah Teori Antrian

Teori antrian dipelopori oleh A. K. Erlang yang merupakan seorang insinyur

berkebangsaan Denmark, yang bekerja pada industri telepon. Adapun eksperimen

yang ia teliti adalah tentang masalah fluktuasi permintaan terhadap fasilitas

telepon dan pengaruhnya terhadap perangkat telepon yang otomatis (automatic

dialing equipment). Hal ini akan mengakibatkan pada waktu yang sibuk, operator

akan sangat kewalahan, yang menimbulkan terjadinya antrian yang cukup lama.

Erlang menerbitkan bukunya yang berjudul Solution of Some Problems in

Theory of Probabilities of Significance in Automatic Telephone Exchange pada

tahun 1917, setelah sebelumnya melakukan eksperimen dalam penghitungan

keterlambatan (delay) dari seorang operator dan penghitungan kesibukan beberapa

operator. Kemudian pada masa setelah Perang Dunia II, dilakukanlah

eksperimen-eksperimen lain yang lebih luas untuk memecahkan persoalan-persoalan umum

yang menyangkut masalah antrian[1].

2.3 Komponen Sistem Antrian

Komponen dasar dalam sistem antrian adalah kedatangan dan pelayanan.

Proses ntrian merupakan proses dimana pelanggan atau konsumen masuk ke

(3)

konsumen tersebut dilayana dan akhirnya selesai dilayani. Komponen dasar

proses antrian ada 3 yaitu[2]:

1. Sumber Kedatangan

Sumber kedatangan merupakan proses terjadinya kedatangan dari suatu

peristiwa. Sumber kedatangan ini bersifat acak yang dan dalam periode

waktu tertentu.

2. Pelayanan

Pelayanan merupakan tempat atau fasilitas yang akan menangani dari

konsumen. Pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih fasilitas pelayanan di

dalam suatu sistem antrian.

3. Antrian

Penentu antrian yaitu dari disiplin antrian, sifat kedatangan, dan proses

pelayanan.

Komponen antrian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Komponen Proses Antrian

2.4 Struktur Dasar Sistem Antrian

Pada umumnya, struktur dasar sistem antrian dikelompokkan kedalam

empat model menurut sifat-sifat dan pelayanan, yaitu [2] :

SUMBER KEDATANGAN

(4)

1. Satu Saluran Satu Tahap

Satu saluran satu tahap (single channel single phase) adalah model antrian

dimana hanya ada satu jalur dan hanya ada satu fasilitas pelayanan. Sistem

antrian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Satu Saluran Satu Tahap

2. Satu Saluran Banyak Tahap

Satu saluran banyak tahap (single channel multi phase) adalah model

antrian dimana hanya ada satu jalur, namun beberapa pelayanan. Sistem

antrian ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Satu Saluran Banyak Tahap

3. Banyak Saluran Satu Tahap

Banyak saluran dan satu tahap (multi channel single phase) adalah model

antrian dimana terdapat banyak jalur, namun hanya satu pelayanan. Sistem

antrian ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.

(5)

4. Banyak Saluran Banyak Tahap

Banyak saluran banyak tahap (multichannel multi phase) adalah model

antrian dimana terdapat banyak jalur dan banyak fasilitas pelayanan. Sistem

antrian ini dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Banyak Saluran Banyak Tahap

2.5 Disiplin Sistem Antrian

Disiplin antrian adalah sebuah aturan untuk pelanggan dilayani atau disiplin

pelayanan (service discipline) sebagai urutan daripada para pelanggan untuk

ditangan dalam fasilitas pelayanan. Disiplin antrian berdasarkan urutan

kedatangan ini dapat didasarkan pada[2] :

1. First Come First Served (FCFS) atau First In First Out (FIFO)

FIFO merupakan disiplin antrian dimana yang akan dilayani lebih awal

adalah pelanggan yang datang terlebih dahulu. Contohnya dapat dilihat pada

antrian di loket karcis atau tiket.

2. Come First Served (LCFS) atau Last In First Out (LIFO)

LIFO merupakan disiplin antrian dimana yang akan dilayani lebih awal

adalah yang datang paling akhir. Contohnya dapat dilihat pada sistem

(6)

3. Service in Random Order (SIRO)

SIRO merupakan disiplin antrian dimana yang akan dilayani lebih awal

adalah acak atau tidak tergantung apapun. Contohnnya dapat dilihat pada

arisan.

4. Priority Service (PS)

PS merupakan disiplin antrian dimana yang akan dilayani lebih awal adalah

yang diprioritas khusus. Contohnya dapat dilihat pada pesta dengan tamu

VIP.

5. Round Robin (RR)

RR merupakan disiplin antrian dimana untuk fasilitas pelayanan diberikan

pada jangka waktu tertentu saja. Contohnya dapat dilihat pada sistem

komputer yaitu parallel jobs.

2.6 Karakteristik Sistem Antrian

Dalam masalah teori dalam antrian, ada beberapa dasar asumsi tentang

aspek khusus yang terdapat di dalamnya. Dalam model dasar teori antrian ini,

asumsi-asumsi yang dibuat adalah[2]:

a. Sumber Populasi

Suatu populasi yang terbatas atau tidak terbatas bisa menjadi asal tempat

pengantri yang datang ke suatu sistem. Jika tidak terdapat batas untuk

jumlah pekerjaan yang boleh menunggu dalam suatu antrian, maka disebut

dengan antrian tidak terbatas, sedangkan antrian yang terdapat batas

(7)

b. Pola Kedatangan

Untuk menggambarkan pola kedatangan cara yang umum dipakai adalah

penggunaan waktu antar kedatangan sebagai interval antara kedatangan

yang datang secara berurutan. Bila kedatangan acak atau random secara

stokastik, maka diperlukan fungsi kerapatan probabilitas dari antar waktu

kedatangan.

c. Panjang Antrian

Panjang antrian dan sumber kedatangan biasanya adalah diasumsikan

sebagai jumlah yang tidak terbatas. Meski asumsi ini tidak dapat terjadi di

kehidupan nyata atau tidak realistis.

d. Disiplin Antrian

Disiplin antrian adalah suatu metode atau aturan untuk menentukan urutan

dari pekerjaan yang dilakukan oleh fasilitas pelayanan, dalam sistem antrian

paling sering digunakan adalah yang menurut urutan waktu kedatangan

mereka datang dalam antrian, yaitu yang pertama datang akan pertama

dilayani.

e. Pola Pelayanan

Pola pelayanan dalam proses antrian akan dengan salah satu bentuk

distribusi probabilita dari waktu pelayanan. Waktu pelayanan ini biasanya

paling sering terdistribusi eksponensial negatif.

f. Keluar

Bila konsumen telah selesai dilayani, maka akan keluar dari sistem,

(8)

2.7 Notasi Sistem Antrian

Sebuah notasi sistem merupakan penunjuk dari ciri khas suatu disiplin

antrian. Notasi sistem antrian ini merupakan kombinasi proses kedatangan dengan

pelayanan. Pada umumnya notasi antrian ini dikenal sebagai notasi Kendall,

yaitu[2]:

(a/b/c):(d/e/f) (2.1)

dimana simbol a,b,c,d,e, dan f ini merupakan unsur – unsur dasar dari model

sistem antrian. Penjelasan dari simbol – simbol ini adalah sebagai berikut:

a = Distribusi waktu kedatangan

b = Distribusi waktu pelayanan atau keberangkatan c = Jumlah pelayan dalam paralel (dimana c = 1,2,3,…, ∞)

d = Disiplin Pelayanan

e = Jumlah maksimum yang diizinkan dalam sistem

f = Jumlah paket yang ingin memasuki sistem sebagai sumber

Notasi standar ini dapat diganti dengan kode – kode yang sebenarnya dari

distribusi – distribusi yang terjadi dan bentuk – bentuk lainnya, seperti:

M = Distribusi kedatangan atau keberangkatan dari proses Poisson. Dapat juga menggunakan distribusi eksponensial.

D = Konstanta atau deterministic interarrival atau service time (waktu pelayanan). K Jumlah pelayanan dalam bentuk paralel atau seri. N = Jumlah maksimum paket dalam sistem.

Ed = Distribusi Erlang atau Gamma untuk waktu antar kedatangan atau

(9)

G = Distribusi umum dari service time atau keberangkatan (departure). GI = Distribusi umum yang independen dari proses kedatangan.

GD = General Discipline (disiplin umum) dalam antrian. NPD = Non-Preemptive Discipline

PRD = Preemptive Discipline

2.8 Sistem Antrian M/G/1

Model antrian (M/G/1) merupakan model antrian dimana untuk banyak

kedatangannya berdistribusi Poisson atau waktu antar kedatangan berdistribusi

Eksponensial, sedangan untuk waktu pelayanannya dijabarkan dengan sebuah

distribusi General atau umum dengan rata-rata waktu pelayanan (E(t)) dan varians

dari waktu pelayanan tersebut (var(t)). Dalam sistem antrian M/G/1, terdapat 2

jenis keadaan yaitu :

1. Ketika waktu pelayanan tiap paket berbeda-beda, sehingga terdapat variansi

(var(t)<0) pada waktu pelayanannya, maka antrian akan mengikuti disiplin

antrian M/M/1.

2. Ketika waktu pelayanan tiap paket konstan, sehingga tidak terdapat variansi

(var(t) = 0) pada waktu pelayanannya, maka antrian akan mengikuti disiplin

antrian M/D/1.

Dengan demikian, sistem antrian M/G/1 dengan terdapatnya varians pada

waktu pelayanannya adalah sistem antrian M/M/1 yaitu waktu pelayanannya

terdistribusi eksponesial. Sedangkan, sistem antrian M/G/1 dengan tidak

terdapatnya varians pada waktu pelayanannya adalah sistem antrian M/D/1 yaitu

(10)

Adapun pemodelan antrian paket dari salah satu simpul pada jaringan

Packet Switching yang menggunakan antrian M/G/1 dapat dilihat pada Gambar

2.6.

Gambar 2.6 Model Antrian Paket pada salah satu simpul Packet Switching

Parameter kinerja dari sistem antrina M/G/1 adalah E(t), var(t), Ls , Lq , Ws ,

Wq, dan ρ dimana [2]:

λ : rata-rata laju kedatangan paket (paket/detik)

µ : rata-rata laju transaksi paket (paket/detik)

E(t) : rata rata waktu pelayanan/transaksi (detik)

var(t) : variansi dari waktu pelayanan/transaksi (detik2) Ls : rata-rata jumlah paket dalam sistem (paket)

Lq : rata-rata jumlah paket dalam antrian (paket)

Ws : rata-rata waktu dalam sistem (paket)

Wq : rata-rata waktu dalam antrian (paket)

� : menyatakan utilisasi

Untuk rumus secara umum perhitungan parameter M/G/1 dapat

menggunakan persamaan berikut :

E(t) = ttr = 1

μ (2.2)

PENGIRIM server PENERIMA

(11)

var(t) = 1

Untuk perhitungan parameter kinerja dengan rumus M/M/1 digunakan

persamaan berikut:

Untuk perhitungan parameter kinerja dengan rumus M/D/1 digunakan

(12)

2.9 Pola Kedatangan dan Pola Pelayanan

Untuk pola pelayanan dan pola kedatangan yang digunakan pada sistema

antrian ini dapat diuraikan sebagai berikut [5]:

1. Pola Kedatangan

Pola Kedatangan adalah sebuah pola yang menggambarkan bagaimana

distribusi dari paket ketika akan memasuki suatu sistem pelayanan. Pola

kedatangan terdapat dua jenis yaitu, paket yang datang secara acak atau

random dan paket yang datang pada setiap periode waktu tertentu. Pola

kedatangan digambarkan dengan interval antar waktu kedatangan yang

berurutan yang didapatkan dari waktu antar kedatangan. Untuk kedatagan

yang berubah stokastik, diperlukan fungsi probabilitas dari waktu antar

kedatangan. Notasi yang digunakan untuk pola kedatangan adalah sebgai

berikut :

1. tk adalah rata-rata waktu kedatangan (detik)

2. λ merupakan laju kedatangan paket (paket/detik)

Variabel tersebut hubungannya dapat dilihat pada Persamaan 2.1 berikut:

�= 1

�� (2.19)

Untuk beberapa keadaaan yang sering dijumpai, pola kedatangan ini

sering didefenisikan dengan probabilitas yang waktu antar kedatangannya

lebih besar dari waktu yang diberikan untuk beberapa keadaan yang sering

dijumpai. Lalu, untuk distribusi kedatangan yang didefenisikan sebagai

Ao(t), maka Ao merupakan probabilitas dengan waktu antar kedatangannya

lebih besar dari t.

(13)

2. Pola Kedatangan Poisson

Kedantangan konsumen atau pelanggan sering terjadi dalam keadaan

acak atau random. Keadaan acak berarti bahwa kedatangan dapat terjadi

kapan saja setiap tanpa adanya suatu nilai tertentu. Disini diasumsikan

bahwa waktu kedatangan berikutnya tidak bergantung pada kedatangan

sebelumnya dan terdistribusi dalam interval Δt. Untuk λ merupakan laju

kedatangan paket, maka probabilitas kedatangan dalam Δt adalah λΔt.

Fungsi kerapatan probabilitas waktu antar kedatangan dapat dilihat pada

Persamaan (2.21).

�(�) =��−�� (�> 0) (2.21)

dan untuk distribusi kedatangannya dapat dilihat pada Persamaan 2.22.

�0(�) =�−��� (2.22)

Notasi λ merupakan laju kedatangan paket persatuan waktu. Dalam

periode waktu t, jumlah kedatangan pada kehidupan sehari hari-hari adalah

variabel yang acak.

3. Distribusi Eksponensial

Dengan mendefenisikan F(t) = y maka kemudian akan didapatkan

persamaan yang dihitung dengan integral diperoleh fungsi kumulatif yang

dapat dilihat pada Persamaan 2.23.

�= ∫ ��0� −�� =� = 1− �−��� (2.23)

Kemudian akan diinveriskan sehingga menghasilkan Persamaan 2.24.

(14)

Disini y menunjukkan distribusi kumulatif atau kumpulan, dimana

untuk nilai 1- y berada di antara 0 dan 1. Dalam rentang nilai ini logaritma

berharga negatif, yang pada akhirnya akan menghasilkan nilai yang positif.

Digunakanlah logaritma natural dan digantikan nilai y dengan sederet

bilangan acak yang terdistribusi serba sama antar 0 dan 1,sehingga

kemudian akan menghasilkan output, yaitu sederetan bilangan acak yang

terdistribusi secara eksponensial. Jika nilai 1–y berada di antara 0 dan 1

juga, maka dapat menggunakan Persamaan 2.25.

��= −ln (�)

� = −��ln(�) (2.25)

Dengan tk adalah nilai rata-rata waktu antar kedatangan yang muncul

pada rumus untuk menggantikan rumusnya, sehingga akan dihasilkan

bilangan acak yang terdistribusi secara eksponensial.

4. Pola Pelayanan

Pola pelayanan dalam proses antrian juga dapat menyesuaikan dalam

bentuk distribusi probabilitas. Disini digunakan bahwa waktu pelayanan

terdistribusi eksponensial negatif. Rumus umum fungsi kepadatan

probabilitas (probability density function) eksponensial negatife adalah:

�(�) = ��−��� (2.26)

dimana:

tp = waktu pelayanan

f(t) = probabilitas kepadatan yang berhubungan dengan t

μ = laju pelayanan paket

(15)

Fungsi distribusi kumulatif (cumulative density function) didapatkan

dari pengintegralan distribusi eksponensial, dapat dilihat pada Persamaan

2.27.

�(�) =∫ ��� −��� ��= 1− �−���

0 (2.27)

Kemudian digunakan cara yang sama seperti beda waktu kedatangan

(ta) maka didapatkan rumus yang dapat dilihat pada Persamaan 2.28.

�� = −ln (�)= −��ln(�) (2.28)

Dengan tp merupakan rata-rata waktu pelayanan yang muncul sebagai

pengali dalam rumus untuk menghasilkan bilangan acak yang terdistribusi secara

eksponensial dimana, tp ini didapatkan dari rumus :

tp = ������� �����

��������� ������ (2.29)

2.10 Packet Switching

Packet switching adalah suatu metode dari komunikasi digital yang dimana

data yang ditransmisikan diubah menjadi blok-blok berukuran yang sesuai, yang

disebut paket. Hal ini terlepas dari konten, tipe, dan struktur dari data tersebut.

Dimana semua variabel-bit-rate data stream (urutan paket), dikirim melaui

jaringan bersama. Pada packet switching, pesan yang panjang akan dipecah ke

dalam bentuk paket yang lebih kecil, lalu paket dikemas, kemudian dikiramkan ke

jaringan. Pengemasan paket ada 2 cara, yaitu[4]:

1.

dengan transaksi yang sama, dimana didalamnya terdapat alamat dari

(16)

2.

a. Rute telah direncanakan terlebih dahulu.

b. Jaringan terkoneksi antara permintaan dan penerimaan.

c. Ada identifikasi sirkuit virtual sebagai alamat tujuan untuk setiap paket

d. Setiap paket dapat untuk mencari jalur sendiri.

Perbedaan dari cara untuk mengemas paket dijelaskan sebagai berikut

ini[4]:

1. Dengan sirkuit virtual, tidak diperlukannya jalur-jalur khusus karena jaringan dapat melakukan deretan dan kontrol kesalahan sehingga paket

diteruskan lebih cepat.

2. Dengan datagram, rutenya lebih fleksibel sehingga jika terjadi gegagalan,

terdapat penggantinya dan panggilan untuk setup fase dapat dihindari diman

akan lebih baik daripada paket-paket yang sedikit

Adapun untuk kelebihan dari packet switching adalah sebagai berikut [4]:

1. Jalur atau rute dari simpul ke simpul dibagi secara dinamik beberapa paket

sepanjang waktu sehingga didapatkan efisiensi yang lebih besar, karena

paket akan diantrikan dan ditransmisikan secara secepat mungkin.

2. Konversi rate data, yaitu setiap stasiun terhubung ke simpul lokal pada rate

data yang sesuai.

3. Walaupun sedang sibuk, paket tetap dapat diterima.

4. Dapat menggunakan skala prioritas

Walaupun mempunyai kelebihan yang lumayan banyak ketika ketika

melintasi adapter jaringan, switch, router dan node jaringan lainnya, paket buffer

(17)

beban lalu lintas dalam jaringan. Oleh karena itu paket akan mengalam antrian

disebabkan oleh adanya delay pada pengiriman paket dan penerimaan paket.

Jaringan Packet Switiching dapat dilihat pada Gambar 2.6

Gambar 2.7 Jaringan Packet Switching

2.11 Pembangkit Bilangan Acak

Bilangan acak merupakan bilangan yang sembarang, dimana bilangan

tersebut dihasilkan dari suatu algoritma tertentu yang disebut sebagai pembangkit

bilangan acak. Studi pengembangan simulasi ini didasarkan pada kemampuan

untuk menghasilkan bilangan acak, dimana bilangan acak yang tersebut mewakili

nilai suatu variabel acak yang terdistribusi uniform pada (0,1). Jadi bilangan acak

adalah barisan angka Ui (0 ≤ Ui ≤ 1), yang dihasilkan dari pembangkit bilangan

acak (random number generator).

Pembangkit bilangan acak (Random Number Generator) adalah suatu

algoritma yang digunakan secara terus menerus untuk menghasilkan angka-angka

secara random sebagai hasil dari perhitungan dengan komputer yang diketahui

distribusinya. Pada Congruential Pseudo Random Number Generator dapat

(18)

2.11.1 Additive / Arithmatic RNG

Bentuk rumusnya adalah

= (� ∗ �0 + �)���� (2.30)

dimana:

��= merupakan hasil akhir

�0= merupakan angka pertama yang bebas tertentu

m = angka modulo

c = merupakan angka bebas tetapi tidak ada hubungan

Bagi Additive RNG ini diperlukan perhatian syarat-syaratnya sebagi

berikut :

a. Konstanta a harus lebih besar dari √m. Dan dinyatakan dengan syarat:

m/100 < a < m - √m.

b. Konstanta c harus berangka ganjil apabila m bernilai pangkat dua dan

nilai c tidak boleh nilai berkelipatan dari m.

c. Modulo m harus angka integer dan angka yang cukup besar.

d. Angka � harus merupakan angka integer dan juga ganjil dan cukup

besar.

Untuk mendapatkan bilangan acak yang terdistribusi uniform Ui

pada interval [0,1], maka menggunakan persamaan :

=

�[�]

(2.31)

2.11.2 Multiplicate RNG

Bentuk rumusnya adalah

(19)

dengan catatan:

Zi = angka random baru

Zi-1 = angka random yang lama

a<c, c<m, Z0<m.

Untuk syarat yang lainnya adalah sama dengan Additive RNG. Terdapat

3 variabel utama dalam perumusan multiplicate ini yang menentukan untuk

nilai-nilai Random Number yang dapat diperoleh untuk seterusnya dengan tidak

ada terjadinya pengulangan pada angka-angkanya. Dan syarat pemilihan untuk

nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pemilihan nilai : m (modulo) merupakan satu angka integer yang cukup

besar dan merupakan satu kata (word) dari yang dipakai pada komputer.

Sebagai contoh :

1. Dalam komputer IBM 360/370 sistem sebuah kata adalah 32 bits

panjangnya, berarti angka integer yang terbesar dalam satu kata

komputer (computer words) adalah : 232−1- 1 = 231 – 1 = 2147488647

2. Untuk mesin komputer sistem 1130 / 1800 IBM yang dikenal dengan 16

Bit words maka untuk memilih m adalah : m = 216−1 = 32.768

3. Pada microcomputer dengan 8 bit akan digunakan : m = 28−1 = 128

4. Nilai m ini adalah merupakan pembagi dari nilai ( a x Z1) yang

mengikuti operasi modulo.

Jika angkanya terlalu tinggi atau terlalu besar, maka yang terjadi adalah

mengakibatkan overflow atau hang.

(20)

1. Pemilihan nilai a harus bilangan prima terhadap m. a juga harus

bilangan ganjil. Pemilihan yang terbaik adalah dengan rumus a = 2�/2±

3 yang lebih mendekat pada ketepatan.

2. Untuk sistem IBM 1130/1800 dengan 16 bit akan diperoleh a = 216/2 ± 3

= 28 + 3 = 259

3. Untuk mikrokomputer dengan 8 bit ,maka akan diperoleh a = 28 ± 3

= 24 + 3 = 16 + 3 = 19

c. Pemilihan untuk Zo, yang dikenal dengan : SEED = Zo harus merupakan

bilangan prima terhadap m. Dengan demikian untuk Zo adalah harus angka

angka yang ganjil.

d. Bilangan c yang dipilih harus bukan merupakan kelipatan dari m dan juga

Gambar

Gambar 2.2 Satu Saluran Satu Tahap
Gambar 2.5 Banyak Saluran Banyak Tahap
Gambar 2.6 Model Antrian Paket pada salah satu simpul Packet Switching
Gambar 2.7 Jaringan Packet Switching

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Agar penjaminan mutu di lingkungan perguruan tinggi berhasil dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang dikemukakan di atas, maka dipandang perlu dilakukan inventarisasi

[r]

[r]

Kewajiban penyampaian Laporan Keuangan Audited adalah untuk (calon) debitur yang memiliki total aktiva dan/atau omzet diatas Rp. 50 Milyar atau limit kredit di atas Rp. 10 Milyar

[r]

ĂůĂŵƉĞŶĚŝĚŝŬĂŶƟŶŐŐŝ͕ƉĞŶĞůŝƟĂŶŵĞƌƵƉĂŬĂŶƐĂůĂŚƐĂƚƵĚŚĂƌŵĂƉĞƌŐƵƌƵĂŶ ƟŶŐŐŝ ;WdͿ LJĂŶŐ ƚĂŬ ŬĂůĂŚ ƉĞŶƟŶŐŶLJĂ ĚĂƌŝ ĚŚĂƌŵĂ ƉĞŶĚŝĚŝŬĂŶ͘ ^ĞďĂŐĂŝŵĂŶĂ ĚŝƚĞŐĂƐŬĂŶ ĚĂůĂŵ hh