• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perda Tahun 2003 PERDA PASAR GROSIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perda Tahun 2003 PERDA PASAR GROSIR."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH

NOMOR 15 TAHUN 2003

TENTANG

RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PRABUMULIH undang Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Prabumulih perlu meningkatkan penerimaan daerah khusus di bidang Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;

bahwa dalam rangka meningkatkan penerimaan Daerah sejalan dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mengarah pada sistem pemungutan pajak dan Retribusi yang sederhana, adil, efektif dan efisien sehingga dapat menggerakkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan pembangunan, maka memandang perlu Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

Undang-undang No0mor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antar Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Prabumulih (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4113);

(2)

Menetapkan : 7.

8.

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022);

Peraturan pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);

Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70);

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PRABUMULIH

MEMUTUSKAN :

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kota Prabumulih.

2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Prabumulih. 3. Walikota adalah Walikota Prabumulih.

4. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Prabumulih.

5. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/ atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan Orang pribadi atau Badan.

6. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi.

7. Pelayanan pasar adalah fasilitas pasar tradisional / sederhana berupa pelataran, los yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan pihak swasta.

8. Pasar Grosir dan/atau Pertokoan adalah pasar grosir berbagai jenis barang dan fasilitas pasar/pertokoan yang dikontrakan, yang disediakan/ diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah tidak termasuk yang disediakan oleh BUMD dan pihak swasta.

9. Tempat pelelangan adalah tempat yang secara khusus disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk melakukan pelelangan ikan , ternak, hasil bumi, dan hasil hutan termasuk jasa pelelangan serta fasilitas lainya yang disediakan di tempat pelelangan, termasuk tempat yang dikontrak oleh Pemerintah Daerah dari pihak lain untuk dijadikan sebagai tempat pelelangan .

10. Bendahara Khusus Penerima adalah Bendahara Khusus Penerima Dinas Pendapatan Daerah Kota Prabumulih.

11. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Daerah Kota Prabumulih.

(3)

Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

13.Surat Setoran Retribusi Daerah, adalah surat yang dapat disingkat SSRD, adalah surat yang oleh wajib Retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran Retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau ketempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah;

14.Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat SKRD, adalah surat ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya pokok Retribusi; 15.Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang dapat disingkat

SKRDLB adalah surat ketetapan Retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran Retribusi karena jumlah kredit Retribusi lebih besar daripada Retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang; 16.Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat STRD adalah

surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

BAB II

NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan,adalah dipungut retribusi atas penggunaan/pemanfaatan pasar grosir dan/atau pertokoan sebagai pembayaran atas pelayanan penyediaan fasilitas pasar grosir berbagai jenis barang, termasuk tempat pelelangan ikan, ternak, hasil bumi dan fasilitas pasar pertokoan yang dikontrakkan, yang disediakan dan atau diselenggarakan oleh Pemerintah Kota.

Pasal 3

(1) Objek Retribusi adalah pelayanan Penyediaan Fasilitas Pasar dan atau Pertokoan yang diberikan/ oleh Pemerintah Kota untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum.

(2) Yang tidak termasuk objek retribusi adalah pelayanan fasilitas pasar dan atau pertokoan yang dimiliki atau dikelola oleh pihak swasta dan perusahaan Daerah pasar.

Pasal 4

Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan pasar.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5

(4)

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa Retribusi adalah dengan melihat luas tempat usaha dan atau jumlah serta jenis barang.

BAB V

PRINSIP YANG DIANUT DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 7

Prinsip yang dianut dalam penetapan struktur dan besarnya tarif Retribusi jasa usaha didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta yang beroperasi secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 8

(1) Atas pemakaian fasilitas pertokoan dikenakan Retribusi sbb : a. dengan luas sampai dengan 9 meter persegi Rp. 378.000/Tahun. b. dengan luas lebih dari 9 meter s/d 12 meter Rp.504.000/Tahun. c. dengan luas lebih dari 12 meter s/d 20 meter Rp. 840.000/Tahun. d. dengan luas lebih dari 20 meter s/d 36 meter Rp. 1.522.000/Tahun. e. dengan luas lebih dari 36 meter s/d 54 meter Rp. 2.268.000/Tahun.

(2) Atas pemakaian tempat usaha pada pasar grosir dikenakan Retribusi sebagai berikut:

a. Penjualan karet Rp. 5,00 /kg. b. Penjualan kopi Rp. 5,00 /kg.

c. Penjualan kelapa sawit (TBS) Rp.2,00 /kg. d. Penjualan duku Rp. 250,00 /kw.

e. Penjualan durian Rp. 200,00 /kw. f. Penjualan rambutan Rp. 150,00 /kw. g. Penjualan rambai Rp. 100,00 /kw. h. Penjualan nenas Rp. 100,00 /kw. i. Penjualan semangko Rp. 100,00 /kw. j. Penjualan cabe Rp. 500,00 /kw.

k. Penjualan ternak besar ( kerbau, sapi) Rp. 2.500,00 /ekor. l. Penjualan ternak kecil ( kambing, domba ) Rp. 1000,00 /ekor m. Penjualan ternak unggas (ayam, itik, entok, angsa) Rp.300,00/ ekor n. Penjualan aneka ternak ( kalkun dan puyuh ) Rp. 300,00 / ekor. o. Penjualan aneka jenis ikan konsumtif Rp. 50,00 /kg.

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 9

(5)

BAB VIII

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 10

(1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi atau dokumen lain yang dipersamakan.

(3) Hasil pemungutan sebagaimana dimaksud ayat 2 (dua) disetor ke Kas Daerah melalui Bendahara Khusus Penerima.

BAB IX

INSTANSI PEMUNGUT Pasal 11

(1) Instansi pemungut adalah Dinas Pendapatan Daerah dan dapat dikerjasamakan dengan unitkerja/instansi lain atas persetujuan Walikota.

(2) Kepada Dinas/instansi Pemungut dan instansi terkait lainya dimaksud dalam ayat 1 (satu) di atas diberikan biaya pemungutan berupa uang perangsang sebesar 5 % dari hasil Retribusi yang disetor ke Kas Daerah melalui Bendahara Khusus Penerima.

(3) Pembagian biaya pemungutan tersebut dalam ayat 2 (dua) pasal ini akan diatur lebih lanjut oleh Walikota.

BAB X

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 12

Masa retribusi adalah jangka waktu tertentu yang lamanya 1(satu) bulan takwin atau ditetapkan lain oleh Kepala Daerah sebagai dasar untuk menghitung besarnya retribusi yang terhutang.

Pasal 13

Saat terutangnya retribusi adalah saat ditetapkan SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan.

BAB XI

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 14

(6)

BAB XII

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN

Pasal 15

(1) Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan pembebasan retribusi

(2) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasab retribusi ditetapkan oleh Walikota.

BAB XIII

KETENTUAN PIDANA Pasal 16

(1) Pelanggar terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak Rp. 2.500.000.- (dua juta lima ratus ribu rupiah)

(2) Tindak pidana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran.

(3) Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) disetor ke Kas Daerah..

BAB XIV PENYIDIKAN

Pasal 17

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi daerah.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah : a. menerima, mencari , mengumpulkan dan meneliti keterangan atau

laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan Retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas.

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana perpajakan daerah dan Retribusi. c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan

sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan Retribusi.

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan Retribusi.

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut.

(7)

g. Menyuruh berhenti melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e.

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana perpajakan daerah dan Retribusi.

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.

j. Menghentikan penyidikan.

k. Melakukan tindakan lain yang dianggap perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan Retribusi menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XV KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaanya diatur lebih lanjut oleh Walikota.

Pasal 19

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Prabumulih.

Ditetapkan di Prabumulih

Pada tanggal 10 September 2003

WALIKOTA PRABUMULIH

RACHMAN DJALILI

Diundangkan di Prabumulih pada tanggal 25 September 2003

SEKRETARIS DAERAH KOTA PRABUMULIH

HASBULLAH KEMIS

(8)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sehingga, dengan dilakukan pengujian ini, sistem pakar yang digunakan oleh pengguna tidak mengalami kesalahan penelusuran dan kesalahan pada menampilkan solusi yang

Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisir media pembelajaran yang ada di lingkungan sekolah SDLB Saronggi Kabupaten Sumenep, serta mengetahui tentang upaya guru

Berdasarkan INPRES No.6 Tahun 2001, tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia, yang merupakan salah satu kerangka kebijakan dan strategi pengembangan

Pengelolaan penerimaan Daerah harus dilakukan secara cermat, tepat dan hati – hati. Pemerintah Daerah dituntut untuk mampu menciptakan suatu perangkat yang dapat

Sekam padi kemudian disaring dan dicuci lagi secara berulang dengan cara disiram dengan air panas untuk menghilangkan pengotor bahan organik larut air yang masih

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka akan dilakukan penelitian tindakan menggunakan strategi Mind Map dengan judul “PENGGUNAAN STRATEGI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Adopsi Internet Banking, Loan Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan