• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Pelaksanaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2013 (Sementara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Petunjuk Pelaksanaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2013 (Sementara)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejak tahun 1979, Pemerintah melalui Departemen

Pertanian telah memberikan apresiasi dengan

menyelenggarakan lomba intensifikasi pertanian bagi kelompok tani nelayan. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi petani dan nelayan dalam meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian, sekaligus meningkatkan pendapatan petani dan nelayan dalam

berusaha tani tanaman pangan, peternakan,

perikanan, dan perkebunan. Selain itu, Pemerintah juga telah memberikan penghargaan Tingkat Karya Bimbingan Intensifikasi kepada aparatur Satuan Pembina Bimbingan Masyarakat (Bimas) Provinsi dan Satuan Pelaksana Bimas Kabupaten/Kota yang telah

berhasil meningkatkan koordinasi pelayanan

intensifikasi. Kedua jenis kegiatan tersebut dinilai telah berhasil memberikan dampak yang positif, baik dalam rangka dinamisasi dan peningkatan peran serta petani dan kelompok tani, maupun aparat Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Desa dalam upaya meningkatkan kreativitas dan koordinasi.

Pengertian ketahanan pangan tidak hanya terfokus pada aspek produksi saja tetapi meliputi aspek-aspek yang lebih luas sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, sehingga menuntut adanya perubahan, peningkatan, penyempurnaan, dan pengembangan seluruh aspek dalam penyelenggaraan ketahanan pangan. Perubahan tersebut antara lain juga menuntut semakin tingginya upaya yang harus dilakukan untuk

mengkoordinasikan, mengapresiasi, serta

merepresentasikan aspirasi dan partisipasi masyarakat yang terlibat dalam penyelenggaraan ketahanan

pangan. Dalam rangka menggerakkan serta

membangun partisipasi dan sinergi antara pemerintah

dan masyarakat dalam mewujudkan ketahanan

(2)

2 ketahanan pangan perlu diperluas mencakup aspek ketersediaan, keterjangkauan, dan konsumsi pangan.

Mengingat penghargaan ketahanan pangan merupakan agenda kegiatan tahunan yang disampaikan oleh Presiden RI selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan di Istana Negara serta memiliki nilai dan prestise tinggi, maka diperlukan mekanisme untuk dapat menjaring calon penerima penghargaan yang benar-benar layak. Dengan demikian, penerima penghargaan dapat dijadikan contoh bagi masyarakat dan aparatur pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional sampai dengan perseorangan.

Berbagai inovasi dan kreasi masyarakat yang berhasil dalam penyelenggaraan ketahanan pangan perlu mendapat perhatian pemerintah. Oleh karena itu,

kepada masyarakat perseorangan, kelompok

masyarakat/kelembagaan masyarakat, perusahaan/

swasta dan aparatur pemerintah yang telah

memberikan upaya dan menghasilkan karya yang luar

biasa dalam mewujudkan ketahanan pangan,

diberikan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara

(APN) oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan.

Penyelenggaraan pemberian Penghargaan APN

dilaksanakan oleh Dewan Ketahanan Pangan yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Dewan Ketahanan

Pangan. Dalam penyelenggaraan pemberian

Penghargaan APN tersebut, diperlukan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sebagai acuan bagi pelaksana dan pihak-pihak yang terkait.

1.2. Tujuan

Tujuan pemberian Penghargaan APN adalah:

1. Menumbuhkan dan mendorong semangat,

kreativitas, dan partisipasi masyarakat untuk mengambil peran lebih besar dalam upaya

mewujudkan kedaulatan, kemandirian dan

(3)

3

2. Memberikan motivasi kepada aparatur pemerintah

untuk memacu daerah dalam mewujudkan

kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan di daerah.

1.3. Sasaran

1. Masyarakat: perorangan, perusahaan/swasta, dan

kelembagaan masyarakat;

2. Pemerintah: Aparatur Pemerintah.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2013 meliputi:

1. Kategori dan Persyaratan Calon Penerima

Penghargaan;

2. Mekanisme Pengusulan dan Penilaian;

3. Penyelenggaraan;

4. Pembinaan, Evaluasi, dan Pengembangan.

1.5. Pengertian

1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari

sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman

bagi konsumsi manusia, termasuk bahan

tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

2. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa

(4)

4

3. Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara

dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan

memanfaatkan potensi sumber daya alam,

manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.

4. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya

pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah, maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

5. Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN)

yang selanjutnya disebut Penghargaan APN adalah apresiasi yang diberikan oleh pemerintah kepada

masyarakat dan aparatur pemerintah, baik

perseorangan maupun kelompok, yang berprestasi dan berkontribusi dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan.

6. Penilaian adalah pemberian nilai kepada calon

penerima penghargaan APN, yang terdiri dari

masyarakat perseorangan, perusahaan/swasta,

kelembagaan masyarakat, dan aparatur pemerintah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

7. Verifikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan

untuk mencocokan kebenaran data/laporan hasil penilaian terhadap calon penerima penghargaan APN.

8. Petani adalah warga negara Indonesia baik

perseorangan maupun beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha bidang pertanian,

wanatani, minatani, agropasture, penangkaran

(5)

5

9. Gabungan Kelompok Tani yang selanjutnya disebut

Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk

meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi

usahanya.

10. Kelompok masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau sebaliknya, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang terdapat dalam kelompok tersebut.

11.Kelembagaan Masyarakat adalah kelembagaan

yang melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam

rangka mewujudkan Kedaulatan Pangan,

Kemandirian Pangan dan Ketahanan Pangan di wilayahnya.

12.Lembaga Swadaya Masyarakat yang selanjutnya

disingkat LSM adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan oleh perseorangan atau

sekelompok orang secara sukarela untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dalam rangka mewujudkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan dan Ketahanan Pangan di wilayahnya.

13.Swasta adalah sebuah organisasi perusahaan

berbentuk Firma, CV, atau Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang untuk melakukan usaha dalam berbagai

bidang dengan tujuan untuk memperoleh

keuntungan dan mewujudkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan dan Ketahanan Pangan.

14.Pembina Ketahanan Pangan adalah gubernur,

bupati/walikota, dan kepala desa selaku pimpinan kelembagaan pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan desa yang sehari-harinya berhasil memberikan

pelayanan, pengaturan, pembinaan, dan

pemberdayaan kepada masyarakat untuk

(6)

6

15.Aparatur Pemerintah adalah Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam pemerintahan khususnya dalam

mendukung terwujudnya Kedaulatan Pangan,

(7)

7

II. KATEGORI DAN PERSYARATAN CALON PENERIMA PENGHARGAAN

Kategori dan persyaratan calon penerima Penghargaan APN sebagai berikut :

2.1. Kategori

Penghargaan APN dibagi dalam 5 (lima) kategori sebagai berikut:

1. Pelopor Ketahanan Pangan

Kategori Pelopor Ketahanan Pangan adalah

perseorangan (bukan PNS/bukan tokoh organisasi formal) atau kelompok masyarakat yang merintis pemanfaatan aset (sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya finansial, sumber daya teknologi, dan sumber daya sosial) di

daerah/wilayahnya dalam mewujudkan

kemandirian pangan dan ketahanan pangan.

2. Pemangku Ketahanan Pangan

Kategori Pemangku Ketahanan Pangan adalah tokoh masyarakat (bukan pejabat pemerintah) yang

mempunyai pengaruh besar dan berhasil

menggerakkan masyarakat di wilayahnya untuk mewujudkan Kemandirian Pangan dan Ketahanan Pangan.

3. Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan adalah kelompok/gabungan kelompok masyarakat yang berhasil mengelola kegiatan produksi pangan, pemberdayaan masyarakat, pengembangan industri pangan olahan, atau perakitan teknologi pangan dalam mewujudkan Kemandirian Pangan dan Ketahanan Pangan.

4. Pelayanan Ketahanan Pangan

Kategori Pelayanan Ketahanan Pangan adalah perseorangan dan/atau kelompok masyarakat (LSM atau organisasi masyarakat) yang berprestasi dan aktif memberikan pengabdian/pelayanan kepada

(8)

8 Pangan dan Ketahanan Pangan di wilayahnya yang melampaui tugas pokoknya. Lingkup pelayanan mencakup antara lain penyuluhan, penelitian/

pengembangan, pengawasan/pengendalian di

bidang Ketahanan Pangan.

5. Pembina Ketahanan Pangan.

Kategori Pembina Ketahanan Pangan adalah kepala daerah tingkat provinsi/kabupaten/kota/desa yang berhasil menggerakkan perangkat daerah dan

masyarakat dalam mengurangi kemiskinan/

kerawanan pangan/gizi buruk, meningkatkan

produksi pangan, dan mempercepat diversifikasi pangan dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan.

2.2. Persyaratan Calon Penerima

1. Persyaratan umum

a.Warga Negara Indonesia (WNI);

b. Berkelakuan baik (surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian);

c. Telah dan sedang melaksanakan kegiatan

minimal 3 tahun.

2. Persyaratan khusus

a.Pelopor Ketahanan Pangan:

1) Perseorangan (bukan PNS/bukan tokoh

organisasi formal);

2) Penemu inovasi baru;

3) Inovasi baru yang dihasilkan berdampak

positif dan luar biasa terhadap ekonomi, lingkungan sosial budaya masyarakat dan Ketahanan Pangan di wilayahnya.

b.Pemangku Ketahanan Pangan:

1) Tokoh masyarakat (bukan pejabat

(9)

9

2) Mempunyai kharisma/pengaruh/ketokohan

dalam menggerakkan masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan pangan serta

melestarikan kearifan lokal di wilayahnya;

3) Kegiatan yang dilakukan berdampak positif

terhadap ekonomi dan lingkungan sosial budaya masyarakat.

c. Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan:

1) Kelompok/gabungan kelompok masyarakat;

2) Mempunyai kepengurusan yang lengkap dan

masih aktif;

3) Berhasil mengelola kegiatan produksi

pangan/pemberdayaan masyarakat/

pengembangan industri pangan olahan atau

perakitan teknologi pangan dalam

mewujudkan Kemandirian Pangan dan

Ketahanan Pangan, dengan rincian sebagai berikut:

a) Kegiatan pengembangan produksi pangan:

− Meningkatnya produksi/populasi yang

signifikan;

− Meningkatnya aset/modal kelompok;

− Kegiatan yang diusahakan adalah

komoditas pangan.

b)Kegiatan pemberdayaan masyarakat:

− Meningkatnya aktivitas kelembagaan;

− Meningkatnya aset/modal kelompok/

gabungan kelompok;

− Meningkatnya kemampuan kerja sama.

c) Kegiatan pengembangan industri pangan

olahan:

− Meningkatnya aset/modal kelompok;

− Memanfaatkan bahan baku pangan

lokal;

− Mempunyai jaringan pemasaran yang

luas;

− Menggunakan teknologi tepat guna.

d)Kegiatan perakitan teknologi pangan:

(10)

10

− Memanfaatkan komponen lokal;

− Mempunyai jaringan pemasaran;

− Menggunakan teknologi tepat guna.

4) Berhasil mengembangkan usahanya secara

berkelanjutan sehingga mampu

meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitarnya.

d.Pelayanan Ketahanan Pangan:

1) Perseorangan atau kelompok masyarakat

(LSM atau organisasi masyarakat);

2) Aktif memberikan pengabdian/pelayanan

dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan berupa penyuluhan, penelitian/ pengembangan, pengawasan/pengendalian di bidang ketahanan pangan yang melampaui tugas pokoknya;

3) Telah bekerja secara profesional dalam

memberikan pelayanan bagi masyarakat di wilayahnya untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan.

e.Pembina Ketahanan Pangan:

Gubernur, Bupati/Walikota dan Kepala Desa/Lurah:

1) Telah dan masih menjabat minimal 3 tahun

(dibuktikan dengan melampirkan Surat

Keputusan/Pengangkatan/Pelantikan);

2) Mampu melaksanakan tugas pokoknya dalam

penyelenggaraan pemerintahan seperti

pelayanan, regulasi, prakarsa dan fasilitasi dalam mewujudkan kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan;

3) Bebas atau tidak pernah/terkait dengan

(11)

11

2.3. Kriteria Penilaian

1. Pelopor Ketahanan Pangan Aspek yang dinilai adalah:

a. Efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output

1)Sumber daya alam;

2)Sumber daya manusia;

3)Sumber daya financial;

4)Sumber daya teknologi;

5)Sumber daya sosial budaya.

b.Orisinalitas/keaslian ide/prakarsa:

1) Orisinalitas prakarsa/ide baru;

2)Kreativitas/daya cipta (menghasilkan sesuatu

yang baru/berbeda).

c. Tingkat kesulitan/masalah/hambatan yang

dihadapi pelopor:

1)Hambatan dalam penerimaan ide (sosial

budaya);

2)Kesulitan dalam menerapkan ide (sumber daya

alam, manusia, finansial).

d.Daya juang/kegigihan dalam mengatasi tingkat

kesulitan yang dihadapi;

e. Dampak positif bagi masyarakat luas: 1) Tingkat kemanfaatan bagi masyarakat;

2)Cakupan masyarakat penerima manfaat;

3)Inovasi yang dihasilkan dapat

diterima/diaplikasikan; 4) Kontinuitas kegiatan.

f. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan

pangan (fotocopy bukti terlampir);

g. Dokumentasi keberhasilan kegiatan (dalam

(12)

12

2. Pemangku Ketahanan Pangan Aspek yang dinilai adalah:

a.Keteladanan/ketokohan/kharismanya mampu

menggerakkan/memotivasi:

1) Komponen/lapisan/golongan masyarakat yang digerakkan;

2)Perubahan/kemajuan yang dihasilkan.

b.Cakupan wilayah yang masyarakatnya

dipengaruhi;

c. Penghargaan/pengakuan dari pemerintah dan

masyarakat baik secara formal maupun informal; d. Daya juang (keuletan dan konsistensi) untuk

menggerakkan masyarakat;

e. Dampak bagi masyarakat dalam meningkatkan

kesejahteraan;

f. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan

pangan (fotocopy bukti terlampir);

g. Dokumentasi keberhasilan kegiatan (dalam

bentuk foto dan CD).

3. Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

Aspek yang dinilai bagi kelompok/gabungan kelompok yang mengelola kegiatan produksi pangan (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan) adalah:

a.Aspek teknis:

1)Produktivitas/populasi berdasarkan kegiatan

yang dikelola oleh kelompok/gabungan

kelompok Tahun 2010-2012 (kuantitas dan kualitas);

2)Pemupukan/pemberian pakan/obat-obatan

dan vitamin;

3)Penggunaan benih/bibit;

4)Penggunaan sarana-prasarana (pilih salah

satu):

a) Tanaman Pangan / Hortikultura /

(13)

13 pengolahan lahan, panen, dan pasca panen);

b) Peternakan / perikanan (perbaikan

kandang/kolam, alat dan mesin, dan sebagainya).

5) Pengendalian organisme pengganggu

tumbuhan/penyakit (pilih salah satu):

a) Tanaman pangan / hortikultura /

perkebunan;

b) Peternakan/perikanan.

b.Aspek ekonomi

1) Penyusunan rencana usaha;

2)Pengembangan usaha kelompok (usaha

saprodi/budidaya/penangkar benih/bibit/

pengolahan hasil, dsb);

3)Pemasaran/cara menjual/memasarkan hasil;

4)Peningkatan nilai tambah (pilih salah satu):

a) tanaman pangan / hortikultura /

perkebunan;

b) peternakan/perikanan.

c. Aspek sosial

1)Dinamika kelompok;

2)Koordinasi dalam kelompok;

3) Kemitraan dengan perbankan, koperasi,

BUMN/BUMD, swasta.

d.Aspek administrasi

1)AD/ART;

2) Organisasi;

3)Pembukuan kegiatan;

4)Sekretariat.

e. Dampak kegiatan kelompok

1)Cakupan dampak kegiatan;

2)Dampak terhadap kemajuan anggota/

(14)

14 (ii) Pengurangan tingkat kerawanan pangan masyarakat.

f. Aspek permodalan

1) Sumber dana;

2)Pengelolaan dana/asset (pilih salah satu):

a) Pengelolaan dana bantuan;

b) Pemanfaatan aset bantuan;

c) Dana dan aset bantuan.

3)Akuntabilitas

g. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan

pangan (fotocopy bukti terlampir);

h.Dokumentasi keberhasilan kegiatan (dalam

bentuk foto dan CD).

Aspek yang dinilai bagi kelompok/gabungan kelompok pemberdayaan masyarakat adalah:

a. Aspek kegiatan

1)Kegiatan yang dilakukan dalam

pengembangan usaha produktif/kesehatan/ gizi masyarakat;

a) Program kerja;

b) Pelaporan kegiatan/keuangan;

c) Pemupukan modal/dana kelompok/

gabungan kelompok (pilih salah satu):

− Mendukung pengembangan usaha

produktif;

− Mendukung pengembangan kegiatan

kesehatan/gizi masyarakat. 2) Cakupan kegiatan

a) Pengembangan usaha/pengembangan

kesehatan/gizi masyarakat (pilih salah satu);

− Kelompok/gabungan kelompok yang

mengembangkan usaha produktif;

− Kelompok/gabungan kelompok yang

mengembangkan kesehatan/gizi

(15)

15 keluarga berencana, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare).

b) Pengembangan SDM melalui: penyuluhan/

pendampingan/pembinaan;

c) Dampak kegiatan:

− Perkembangan pendapatan/kesehatan/

gizi masyarakat (pilih salah satu)

− Bidang pengembangan usaha

produktif;

− Bidang pengembangan kesehatan/

gizi masyarakat.

− Pengembangan partisipasi anggota/

sasaran

b.Aspek administrasi dan pengelolaan kelompok/

gabungan kelompok

1) Identitas kelompok/gabungan kelompok:

a) Usia kelompok/gabungan kelompok pada

saat menerima bantuan (lampirkan SK);

b) Rencana kegiatan tertulis;

c) Pembukuan: kegiatan, keuangan, notulen

rapat, buku tamu, daftar anggota, dll.

2)Pengelolaan kelompok/gabungan kelompok:

a) Rapat/pertemuan anggota.

b) Memiliki AD/ART, dan/atau aturan,

dan/atau norma;

c) Struktur organisasi.

c. Aspek pemanfaatan dan perkembangan

dana/aset yang diterima

1)Sumber dana;

2)Pemanfaatan;

3)Perkembangan dana/aset (pilih salah satu):

a) Pengelolaan dana bantuan;

b) Pemanfaatan aset bantuan;

c) Dana dan aset bantuan.

d.Aspek kemitraan (pilih salah satu)

(16)

16

a) Jumlah kemitraan dengan: perbankan/

koperasi/BUMN/BUMD/swasta dan/atau kelompok lain;

b) Lama bermitra;

c) Bentuk kemitraan.

2)Bidang pengembangan kesehatan/gizi

masyarakat:

a) Bermitra dengan: puskesmas/rumah sakit

setempat, swasta, dan/atau kelompok lain;

b) Lama bermitra;

c) Kegiatan/pelayanan yang dilakukan

dengan mitra.

e. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan

pangan (fotocopy bukti terlampir);

f. Dokumentasi keberhasilan kegiatan (dalam

bentuk foto dan CD).

Aspek yang dinilai bagi kelompok pengembangan industri pangan olahan atau perakitan teknologi pangan adalah:

a.Aspek teknis

1)Penggunaan bahan baku/alat (pilih salah

satu):

a) Pengembangan industri pangan olahan;

b) Perakitan teknologi pangan (ketersediaan

komponen alat yang digunakan).

2)Kontinuitas ketersediaan bahan baku (jumlah

dan waktu);

3)Proses pengolahan/perakitan;

4)Hasil pengolahan/perakitan teknologi pangan

(pilih salah satu):

a) Pengembangan industri pangan olahan

(produk dikemas, berlabel dan berizin (IRT));

b) Hasil perakitan teknologi pangan.

b.Aspek ekonomi

(17)

17

a) Pengembangan industri pangan olahan;

b) Perakitan teknologi pangan.

2)Peningkatan nilai tambah (pilih salah satu):

a) Pengembangan industri pangan olahan

(memiliki daya simpan, dapat diterima masyarakat, memiliki nilai gizi);

b) Perakitan teknologi pangan.

c. Aspek sosial

1)Koordinasi dalam kelompok;

2)Kemitraan dengan perbankan, koperasi,

BUMN/BUMD, swasta.

d.Aspek administrasi

1)Memiliki aturan dan/atau norma;

2)Struktur organisasi;

3)Kantor/kesekretariatan;

4)Rencana usaha.

e. Aspek Permodalan:

1)Sumber dana

2)Pengelolaan dana:

a) Pengelolaan dana bantuan;

b) Pemanfaatan aset bantuan;

c) Dana dan aset bantuan.

f. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan

pangan (fotocopy bukti terlampir)

g. Dokumentasi keberhasilan kegiatan (dalam

bentuk foto dan CD).

4. Pelayanan Ketahanan Pangan

Aspek yang dinilai bagi penyuluh/pendamping adalah:

a.Data diri:

1) Pendidikan;

2)Masa kerja;

3)Pelatihan yang diikuti terkait tugas dalam 3

(18)

18

b.Cakupan wilayah kerja:

1)Wilayah kerja penyuluh/pendamping;

2)Jarak tempuh tempat tinggal dengan wilayah

kerja;

3)Jumlah kegiatan/usaha kelompok yang

dibina.

c. Keberhasilan dalam melaksanakan tugas:

1)Persiapan

a) Penyusunan data potensi wilayah kerja;

b) Keterlibatan dalam penyusunan program

penyuluhan;

c) Penyusunan rencana kerja;

d) Bimbingan penyusunan rencana usaha/

kegiatan kelompok binaan.

2)Pelaksanaan penyuluhan/bimbingan

a) Media penyuluhan yang digunakan;

b) Metode penyuluhan (kunjungan, demplot,

pelatihan, magang, widyawisata,

widyakarya, temu wicara, temu lapang, sekolah lapangan, pameran);

c) Frekuensi kunjungan ke kelompok binaan;

d) Jenis demplot yang dilakukan (demplot

teknologi budidaya, pembuatan pupuk, pembibitan/pembenihan, dll);

e) Pelatihan/kursus (frekuensi pelatihan

kepada kelompok, sasaran pelatihan,

jenis/materi pelatihan yang diberikan);

f) Fasilitasi pelaksanaan forum penyuluhan

(magang, widyawisata, widyakarya,

pameran);

g) Pelaksanaan pertemuan (temu wicara,

temu lapang, temu karya, temu

usaha/kegiatan, temu tugas).

d.Dampak terhadap kelompok binaan dan

masyarakat:

1)Cakupan dampak pembinaan/penyuluhan;

2)Keberlanjutan kegiatan/usaha kelompok

(19)

19

3)Fasilitasi kemitraan kelompok binaan;

4)Prestasi kelompok binaan;

5)Dampak terhadap kemajuan wilayah binaan:

(i) Peningkatan pendapatan; dan (ii)

Pengurangan kerawanan pangan.

e. Dukungan pendanaan;

h.Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan

pangan (fotocopy bukti terlampir);

f. Dokumentasi keberhasilan kegiatan (dalam

bentuk foto dan CD).

Aspek yang dinilai bagi pengawas/pengendali

organisme pengganggu tanaman/medik

veteriner/penyidik di bidang pangan adalah:

a.Data diri;

1)Pendidikan;

2)Masa kerja sebagai petugas

pengawas/pengendali/penyidik;

3)Pelatihan yang diikuti terkait tugas dalam 3

(tiga) tahun terakhir;

4) Jarak tempat tinggal pengawas/ pengendali/ penyidik dengan wilayah kerja.

b.Persiapan:

1)Melakukan pemetaan masalah/kasus;

2) Menyusun rencana kerja/program.

c. Pelaksanaan:

1)Aktivitas pelayanan;

2) Bimbingan dan pendampingan dalam

pengendalian/pengawasan;

3)Kunjungan ke sasaran;

4)Sistem peringatan dini (early warning system);

5) Rekomendasi hasil pengamatan/

pemeriksaan/pengendalian;

6)Memberikan pelayanan Informasi dalam

bentuk pedoman, media cetak, elektronik;

7)Tindakan yang dilakukan (promotif, preventif,

(20)

20

8)Efektivitas pengendalian resiko;

9)Pelaporan.

d.Dampak pengawasan/pengendalian:

1)Penyelesaian kasus/permasalahan;

2) Dampak terhadap kemajuan wilayah kerja

terdiri dari tiga aspek: (i) Peningkatan

pendapatan masyarakat, (ii) peningkatan

produktivitas dan mutu pangan, dan (iii) Peningkatan keamanan pangan masyarakat.

e. Dukungan pendanaan;

f. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan

pangan (fotocopy bukti terlampir);

g. Dokumentasi keberhasilan kegiatan (dalam

bentuk foto dan CD).

Aspek yang dinilai bagi peneliti adalah:

a. Data diri:

1)Pendidikan;

2)Jabatan peneliti;

3)Pelatihan/seminar/workshop yang diikuti

terkait tugas dalam 3 (tiga) tahun terakhir.

b.Keberhasilan menjalankan tugas:

1)Penerbitan karya tulis ilmiah;

2)Penciptaan prototype, desain, pilot project, alat

dan produk;

3)Penemuan teori dan konsep IPTEK yang

dimanfaatkan untuk ketahanan pangan; 4) Perolehan paten IPTEK;

5)Diseminasi pemanfaatan ilmu pengetahuan

dan teknologi;

6)Pembinaan kader peneliti (membimbing/

konsultasi teknis, mengajar atau memimpin kelompok penelitian);

7)Bimbingan/konsultasi ilmiah/teknis kepada

peneliti yang lebih muda. c. Cakupan dampak penelitian:

(21)

21

e. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan

pangan;

f. Dokumentasi keberhasilan kegiatan (foto dan

CD).

5.Pembina Ketahanan Pangan

Aspek yang dinilai bagi Gubernur dan Bupati/Walikota adalah:

a.Pembentukan kelembagaan/organisasi

Ketahanan Pangan:

1)Pembentukan Kelembagaan Provinsi dan

Kabupaten/Kota

2) Dewan Ketahanan Pangan

b.Pembangunan Sistem Ketahanan Pangan

1)Situasi ketahanan pangan dan gizi selama

Tahun 2010 - 2012 (didukung dengan data dan informasi)

a)Ketersediaan pangan (tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan, peternakan,

perikanan, pangan lokal lainnya)

− Produksi pangan (data luas

tanam/populasi, produksi, produktivitas; dan persentase perkembangan produksi pangan);

− Ketersediaan pangan berdasarkan NBM

selama Tahun 2010-2012 (Energi dan

Protein; dan perkembangan

masing-masing selama Tahun 2010-2012);

− Kelembagaan cadangan pangan

pemerintah provinsi non Bulog tahun 2012.

b) Perkembangan harga komoditas pangan selama Tahun 2010 - 2012

− Tersedianya data harga komoditas pangan

(22)

22

− Fluktuasi harga pangan untuk

masing-masing komoditas.

c) Konsumsi pangan

− Tersedianya data konsumsi pangan

(tingkat konsumsi energi, protein dan skor PPH) selama Tahun 2010-2012;

− Tingkat konsumsi energi;

− Tingkat konsumsi protein;

− Skor PPH.

d)Ketersediaan data keamanan pangan selama

Tahun 2010-2012;

e) Kemiskinan

− Tersedianya data penduduk miskin

selama Tahun 2010-2012;

− Persentase penduduk miskin selama

Tahun 2010-2012.

f) Status gizi penduduk

− Tersedianya data status gizi penduduk

selama Tahun 2010-2012 (balita gizi buruk, angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan);

− Perkembangan jumlah balita gizi buruk;

− Perkembangan penurunan angka

kematian bayi;

− Perkembangan penurunan angka

kematian ibu melahirkan.

g) Sarana dan prasarana (selama Tahun 2010

- 2012)

− Tersedianya data pembangunan/

rehabilitasi prasarana (irigasi teknis/non

teknis/jalan usahatani/pasar/cold

storage/Rumah Potong Hewan/Rumah Potong Ayam/Tempat Pelelangan Ikan);

− Tersedianya data ketersediaan benih dan

bibit (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan);

− Tersedianya data perkembangan

(23)

23

− Tersedianya data perkembangan realisasi

pemanfaatan KUR, KKPE.

2)Pelaksanaan program dan kegiatan

pembangunan ketahanan pangan selama

Tahun 2010-2012

a) Pengembangan komoditas pangan

unggulan/prioritas daerah (dukungan

program untuk pengembangan produksi dan produktivitas)

− Pembangunan infrastruktur pertanian/

peternakan/perikanan/perkebunan

(program pembangunan/rehabilitasi

prasarana dan sumber dana);

− Penyediaan/bantuan sarana produksi

(program penyediaan pertanian/

peternakan/perikanan/perkebunan);

− Perluasan lahan pertanian/lahan

penggembalaan / hijauan makanan

ternak / perluasan tambak / kolam/ keramba dan sumber dana;

− Pengendalian OPT/pencegahan dan

penanggulangan penyakit ternak/

pengawasan dan pengendalian perikanan;

− Penyediaan/bantuan alat mekanisasi

pertanian/peternakan/perikanan/

perkebunan (program dan sumber dana);

− Dukungan kegiatan penyuluhan

pertanian/peternakan/perikanan/

perkebunan (program dan sumber dana); b) Penanganan kerawanan pangan

− Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi

(SKPG) meliputi Tim Sistem SKPG, hasil rekomendasi tim SKPG, dan sumber dana

− Pemberian bantuan pangan (program dan

sumber dana)

− Pengembangan cadangan pangan

masyarakat (program dan sumber dana)

− Optimalisasi pemanfaatan pekarangan

(24)

24

− Dukungan terhadap usaha produktif

kelompok (pertanian/peternakan/

perikanan/perkebunan) meliputi program dan sumber dana

− Pembangunan/rehabilitasi pasar

tradisional (program dan sumber dana)

− Pembangunan sarana (kendaraan/kapal

pengangkut komoditas pangan) dan

prasarana transportasi darat/laut/udara/ jalan/pelabuhan/terminal/bandara, dsb) meliputi program dan sumber dana.

c) Penanganan kemiskinan:

− Penyediaan lapangan pekerjaan/padat

karya (program dan sumber dana);

− Pemberian kemudahan untuk menarik

investor (program dan sumber dana);

− Pemberian bantuan modal

usaha/program (program dan sumber dana);

− Pemberian beasiswa bagi siswa kurang

mampu (program dan sumber dana);

− Pemberian jaminan kesehatan

masyarakat miskin (program dan sumber dana);

− Pengadaan pasar murah/subsidi pangan

(program dan sumber dana); d) Perbaikan Gizi dan Kesehatan

− Peningkatan cakupan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat (posyandu, puskesmas, poskesdes) meliputi program dan sumber dana;

− Intervensi gizi, meliputi program

intervensi gizi (pemberian makanan

tambahan, suplementasi obat program,

fortifikasi) terhadap ibu hamil/bayi/

(25)

25 c. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan

pangan

1) Penghargaan di bidang pangan dan gizi 2) Penghargaan Non-Pangan

d. Dokumentasi program unggulan dan kegiatan dalam pembangunan ketahanan pangan.

Aspek yang dinilai bagi Kepala Desa/Lurah adalah:

a. Kelembagaan Pangan di Desa/Kelurahan

(Kelompok Lumbung Pangan/Kelompok Tani/ Gapoktan/Dasawisma/Koperasi Tani/Koperasi/ Kelembagaan Lainnya)

b. Pembangunan Sistem Ketahanan Pangan

1) Penyediaan data dan informasi ketahanan

pangan (selama tahun 2010 – 2012)

a) Ketersediaan pangan

- Desa : data produksi komoditas

unggulan;

Kelurahan : data ketersediaan pangan - Data cadangan/lumbung pangan

b) Data/Informasi Penduduk Rawan Pangan/

Status Gizi Balita/Kemiskinan Tahun 2010–

2012

- Data penduduk rawan pangan/

kemiskinan

- Data perkembangan status gizi balita

c) Data/Informasi Prasarana (Jalan/Jalan

Usaha Tani/Irigasi/Alsintan/Pasar)

d) Dukungan permodalan (UKM/Koperasi/

KUR/KKPE/Kredit Usaha Bersama/dll)

2) Pelaksanaan program dan kegiatan

Pembangunan Ketahanan Pangan selama

Tahun 2010 – 2012

a) Ketersediaan/produksi Pangan

- Upaya-upaya dalam penyediaan pangan

(26)

26

pangan; kelurahan : dalam peningkatan

penyediaan pangan) serta sumber dana pendukung.

- Cadangan/lumbung pangan (pengadaan cadangan/lumbung pangan dan sumber dana)

b) Optimalisasi Pemanfaatan Lahan

Pekarangan - Program - Sumber dana

c) Penanganan Daerah Rawan Pangan/Miskin - Pemberian bantuan pangan

- Penanganan rumah tangga dan keluarga miskin

- Dukungan terhadap usaha produktif kelompok

- Pengadaan pasar murah - Sumber dana

d) Perbaikan Gizi dan Peningkatan Kesehatan

- Peningkatan pelayanaan kesehatan

(Posyandu, Poskesdes)

- Penanganan Balita Gizi Buruk

- Penyediaan Makanan Tambahan Bagi Balita, Anak sekolah, Ibu Hamil, dan ibu Menyusui

- Sumber Dana c. Prestasi dan penghargaan

1) Prestasi dan Penghargaan di Bidang Pangan dan Gizi

2) Prestasi dan Penghargaan Non Pangan

(27)

27

III. MEKANISME PENGUSULAN DAN PENILAIAN

3.1. Mekanisme Pengusulan

Pengusulan calon penerima Adhikarya Pangan

Nusantara (APN) dapat dilakukan melalui dua jalur sebagai berikut:

1. Pengusulan secara berjenjang

Pengusulan calon penerima APN dilakukan oleh

Badan/Kantor/Dinas/Unit Kerja Ketahanan

Pangan selaku Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan secara berjenjang mulai dari tingkat

kabupaten/kota, provinsi dan selanjutnya

diusulkan ke sekretariat Dewan Ketahanan Pangan di tingkat pusat. Pengusulan secara berjenjang dapat dilakukan untuk semua kategori, yaitu

kategori Pelopor Ketahanan Pangan, Pemangku

Ketahanan Pangan, Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan, Pelayanan Ketahanan Pangan, dan Pembina Ketahanan Pangan.

2. Pengusulan secara langsung

Pengusulan secara langsung dilakukan oleh:

a) Kelompok masyarakat dan/atau organisasi kemasyarakatan khusus untuk kategori Pelopor Ketahanan Pangan dan Pemangku Ketahanan

Pangan harus disertai dengan rekomendasi dari

instansi terkait.

b) Kementerian/lembaga yang menjadi anggota Dewan Ketahanan Pangan untuk empat kategori, yaitu: Pelopor, Pemangku, Pelaku

Pembangunan, dan Pelayanan Ketahanan

Pangan. Kementerian/lembaga yang dimaksud

antara lain: Kementerian Kesehatan,

Kementerian Kelautan dan Perikanan,

Kementerian Perindustrian, Kementerian

Koperasi dan UKM, serta Badan POM.

(28)

28 Pengusulan calon penerima ke Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan di tingkat Pusat dilakukan dengan melengkapi dokumen sebagai berikut :

1) Formulir pengajuan dan profil calon penerima

yang disusun dalam satu dokumen. Khusus bagi calon dari kategori pelopor dan pemangku yang diusulkan secara langsung oleh kelompok masyarakat/organisasi kemasyarakatan harus disertai dengan rekomendasi dari instansi terkait.

2) Data pendukung seperti artikel, karya ilmiah,

foto kegiatan/audiovisual, contoh produk yang disusun dalam satu dokumen.

Batas waktu pengiriman usulan calon penerima

penghargaan APN 2013 adalah sebagai berikut:

- Dari Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan

Kabupaten/Kota ke Sekretariat Dewan

Ketahanan Pangan Provinsi paling lambat

tanggal 5 Agustus 2013 (stempel pos).

- Dari Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan

Provinsi ke Sekretariat Dewan Ketahanan

Pangan di tingkat Pusat paling lambat tanggal

5 September 2013 (stempel pos).

3.2. Mekanisme Penilaian

Penilaian calon penerima penghargaan APN secara umum dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut :

1) Seleksi Awal

Seleksi awal dilakukan terhadap pemenuhan persyaratan umum dan kelengkapan formulir pengajuan. Khusus untuk pelopor dan pemangku disertai rekomendasi dari instansi terkait.

2) Seleksi Dokumen

Seleksi dokumen dilakukan melalui penilaian

terhadap profil calon penerima dan data

(29)

29 dijadikan sebagai dasar untuk menentukan daftar nominasi untuk selanjutnya dilakukan :

- Verifikasi lapangan dan wawancara untuk

kategori pelopor, pemangku, pelaku

pembangunan, pelayanan, dan Pembina

ketahanan pangan (Kepala Desa/Lurah).

- Expose dan wawancara untuk Kategori Pembina (Gubernur dan Bupati/Walikota).

3) Verifikasi lapangan atau expose

Verifikasi lapangan dimaksudkan untuk melihat

kesesuaian data/informasi yang disampaikan

dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan dengan menggunakan kuesioner (lampiran 1 s.d 6). Sementara itu bagi Gubernur dan Bupati/Walikota yang memenuhi persyaratan akan melakukan expose dan wawancara dengan Tim Penilai.

4) Penetapan Peringkat Nominasi

Hasil verifikasi lapangan dan hasil penilaian expose di tingkat pusat akan digunakan sebagai dasar untuk penetapan peringkat nominasi yang akan disampaikan kepada Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan/Kepala Badan Ketahanan Pangan.

Adapun mekanisme penilaian secara rinci pada masing-masing kategori adalah sebagai berikut :

a.Kategori Pelopor Ketahanan Pangan dan Pemangku Ketahanan Pangan

1) Tingkat Kabupaten/Kota

Usulan calon penerima yang masuk ke

Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan

Kabupaten/Kota akan dilakukan seleksi

persyaratan / penilaian dokumen / verifikasi lapangan oleh tim di tingkat kabupaten/kota.

Berdasarkan penilaian tersebut ditetapkan 1

(satu) calon terbaik untuk Kategori Pelopor

(30)

30 untuk Kategori Pemangku Ketahanan Pangan yang selanjutnya akan diusulkan ke Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan Provinsi.

2) Tingkat Provinsi

Usulan calon penerima dari kabupaten/kota yang masuk ke Sekretariat Dewan Ketahanan

Pangan Provinsi akan dilakukan seleksi

persyaratan / penilaian dokumen / verifikasi lapangan oleh tim seleksi di tingkat provinsi.

Hasil penilaian tersebut akan dijadikan sebagai

dasar untuk menetapkan 1 (satu) calon terbaik

untuk Kategori Pelopor Ketahanan Pangan dan 1

(satu) calon terbaik untuk Kategori Pemangku Ketahanan Pangan yang selanjutnya akan diusulkan ke Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan di tingkat pusat.

3) Tingkat Nasional

Usulan calon penerima dari provinsi yang masuk ke Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan di

tingkat pusat akan dilakukan seleksi

persyaratan/ penilaian dokumen / verifikasi lapangan oleh tim tingkat nasional.

Hasil penilaian tersebut akan dijadikan sebagai

dasar untuk menetapkan 5 (lima) calon terbaik

untuk Kategori Pelopor Ketahanan Pangan dan 5

(lima) calon terbaik untuk Kategori Pemangku Ketahanan Pangan.

b.Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan dan Pelayanan Ketahanan Pangan

Penilaian calon yang diusulkan melalui Dewan Ketahanan Pangan :

1) Tingkat Kabupaten/Kota

Usulan calon penerima yang masuk ke

Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan

(31)

31 persyaratan / penilaian dokumen / verifikasi

lapangan oleh tim seleksi di tingkat

kabupaten/kota.

Berdasarkan penilaian tersebut ditetapkan 3

(tiga) calon terbaik untuk Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan yang dapat mewakili kelompok pengembangan produksi/

pemberdayaan masyarakat/ pengembangan

industri pangan olahan/perakitan teknologi

pangan.

Disamping itu, ditetapkan juga 3 (tiga) calon

terbaik untuk Kategori Pelayanan Ketahanan

Pangan yang dapat mewakili penyuluh/

pendamping, pengawas/pengendali organisme pengganggu tanaman/penyidik, dan peneliti. Keenam calon terbaik tersebut dapat diusulkan

ke Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan

Provinsi.

2) Tingkat Provinsi

Usulan calon penerima dari kabupaten/kota yang masuk ke Sekretariat Dewan Ketahanan

Pangan Provinsi akan dilakukan seleksi

persyaratan / penilaian dokumen / verifikasi lapangan oleh tim seleksi di tingkat provinsi.

Berdasarkan penilaian tersebut ditetapkan 3

(tiga) calon terbaik untuk Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan yang dapat mewakili kelompok pengembangan produksi/

pemberdayaan masyarakat/ pengembangan

industri pangan olahan/perakitan teknologi

pangan.

Disamping itu, ditetapkan juga 3 (tiga) calon

terbaik untuk Kategori Pelayanan Ketahanan

Pangan yang dapat mewakili penyuluh/

(32)

32

3) Tingkat Nasional

Usulan calon penerima dari provinsi yang masuk ke Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan di

tingkat pusat akan dilakukan seleksi

persyaratan/ penilaian dokumen / verifikasi lapangan oleh tim verifikasi tingkat nasional.

Hasil penilaian tersebut akan dijadikan sebagai

dasar untuk menetapkan 50 (lima puluh) calon

terbaik untuk Kategori Pelaku Pembangunan

Ketahanan Pangan dan 15 (lima belas) calon

terbaik untuk Kategori Pelayanan Ketahanan

Pangan. Sebanyak 65 (enam puluh lima) calon

dari kedua kategori tersebut merupakan

gabungan dari penjaringan yang dilakukan oleh Dewan Ketahanan Pangan dan Unit Kerja Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian.

Penilaian calon yang diusulkan melalui Unit Kerja Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian :

Usulan calon penerima dari Unit Kerja Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yang masuk ke Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan di tingkat pusat akan dilakukan seleksi persyaratan/penilaian dokumen/verifikasi lapangan oleh tim verifikasi tingkat nasional.

Hasil penilaian tersebut akan dijadikan sebagai

dasar untuk menetapkan 25 (dua puluh lima) calon

terbaik yang merupakan bagian dari 65 (enam puluh

lima) calon penerima (gabungan dari penjaringan yang dilakukan oleh Dewan Ketahanan Pangan dan Unit Kerja Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian).

c.Kategori Pembina Ketahanan Pangan

1) Gubernur

(33)

33 Hasil seleksi awal tersebut disampaikan kepada Tim Penilai Tingkat Nasional untuk selanjutnya

para calon akan dinilai melalui expose dan

wawancara untuk menghasilkan nominasi

penerima APN.

2) Bupati/Walikota

Usulan calon penerima dari kabupaten/kota yang masuk ke Sekretariat Dewan Ketahanan

Pangan Provinsi akan dilakukan seleksi

persyaratan/penilaian dokumen/verifikasi

lapangan oleh tim seleksi di tingkat provinsi. Selanjutnya ditetapkan 1 (satu) calon terbaik yang akan diusulkan ke Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan di tingkat pusat.

Usulan calon penerima dari provinsi yang masuk ke Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan di tingkat pusat akan dilakukan seleksi persyaratan dan penilaian dokumen oleh tim verifikasi tingkat nasional.

Hasil seleksi awal tersebut disampaikan kepada Tim Penilai Tingkat Nasional untuk selanjutnya

para calon akan dinilai melalui expose dan

wawancara untuk menghasilkan nominasi

penerima APN.

3) Kepala Desa/Lurah

Usulan yang masuk ke Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota dilakukan seleksi/penilaian oleh Tim Seleksi di tingkat kabupaten/kota. Selanjutnya ditetapkan 1 (satu) calon terbaik yang akan diusulkan ke tingkat provinsi.

Usulan calon penerima dari kabupaten/kota yang masuk ke Sekretariat Dewan Ketahanan

Pangan Provinsi akan dilakukan seleksi

(34)

34 Selanjutnya ditetapkan 1 (satu) calon terbaik yang akan diusulkan ke tingkat nasional.

Usulan calon penerima dari provinsi yang masuk ke Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan di

tingkat pusat akan dilakukan seleksi

persyaratan/ penilaian dokumen / verifikasi lapangan oleh tim verifikasi tingkat nasional.

Hasil seleksi tersebut akan digunakan sebagai peringkat nominasi untuk dilakukan verifikasi lapangan yang selanjutnya akan menghasilkan

10 (sepuluh) calon terbaik.

Tabel 1. Jumlah Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara untuk masing-masing Kategori

No. Kategori Jumlah

Penerima 1)

1 Pelopor Ketahanan Pangan 5

2 Pemangku Ketahanan Pangan 5

3 Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

(kegiatan produksi pangan, pemberdayaan masyarakat, pengembangan industri pangan olahan, atau perakitan teknologi pangan)

50

4 Pelayanan Ketahanan Pangan

(penyuluhan, penelitian/ pengembangan,

pengawasan/ pengendalian)

15

5 Pembina Ketahanan Pangan

 Gubernur = 5

 Bupati/Walikota = 10

 Kepala Desa/Lurah= 10

25

Jumlah 100 2)

Keterangan :

1) Komposisi ini dapat berubah sesuai dengan jumlah calon yang masuk dan hasil seleksi, namun demikian tidak merubah jumlah total penerima APN.

(35)

35

3.3. Mekanisme Penetapan

Tim Verifikasi dan Tim Penilai Tingkat Nasional membuat rekomendasi calon penerima Penghargaan APN dan mengusulkan kepada Kepala Badan

Ketahanan Pangan selaku Sekretaris Dewan

(36)

36

IV. PENYELENGGARAAN

4.1. Ruang Lingkup Penyelenggaraan

Dalam proses penyelenggaraan pemberian Penghargaan

APN perlu dilakukan persiapan pelaksanaan,

sosialisasi, penjaringan dan seleksi calon yang

dilakukan oleh daerah dan pusat. Sosialisasi

pemberian Penghargaan APN kepada masyarakat dan instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dapat dilakukan melalui pertemuan dan publikasi di berbagai media cetak maupun elektronik.

Di tingkat nasional akan dilakukan upacara

penyerahan penghargaan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan dan dialog interaktif dengan Menteri Pertanian selaku Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan.

4.2. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan

Pemberian Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2013 direncanakan akan dilaksanakan pada Bulan November 2013 di Istana Negara. Waktu

penyelenggaraan dapat berubah sesuai dengan

kesediaan waktu Presiden Republik Indonesia. Jadwal

tentatif pelaksanaan penyelenggaraan pemberian

(37)

37 Tabel 2. Jadwal Tentatif Pelaksanaan Penyelenggaraan

Pemberian Penghargaan APN Tahun 2013

No. Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov

1. Persiapan:

- Penetapan Panitia Penyelenggara -Penyusunan

Pedoman Umum dan Petunjuk Pelaksanaan

X X X X

X

2. Sosialisasi : -Pusat- Provinsi -Provinsi – Daerah

X X

3. Penjaringan dan

Seleksi Calon X X X X

4. Verifikasi dan

Penilaian X X X X

5. Penetapan Calon

Penerima APN X X

6. Penyerahan

Penghargaan X

Keterangan : jadwal disesuaikan dengan agenda kenegaraan Presiden

4.3. Pembiayaan

Penyelenggaraan Pemberian Adhikarya Pangan

(38)

38

V. PEMBINAAN, EVALUASI DAN PENGEMBANGAN

Untuk keberlanjutan prestasi dan memotivasi

masyarakat luas, maka dilakukan pembinaan, evaluasi, dan pengembangan terhadap penerima penghargaan APN.

5.1. Pembinaan

Masing-masing penerima penghargaan diharapkan dapat mempertahankan prestasi/kinerja yang telah

diperolehnya. Untuk itu Kementerian/Lembaga

anggota Dewan Ketahanan Pangan perlu melakukan pembinaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

5.2. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengukur efektivitas dan pencapaian tujuan pemberian penghargaan APN.

Melalui evaluasi, dapat diketahui berbagai

permasalahan yang muncul di lapangan sehingga dapat segera dicari pemecahannya.

Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan Pusat, Provinsi

dan Kabupaten/Kota dapat melakukan evaluasi

terhadap penerima penghargaan untuk melihat

perkembangan pasca pemberian penghargaan,

sehingga dapat diketahui permasalahan yang dihadapi dan dicarikan pemecahannya.

Pihak yang menerima penghargaan APN sekurang-kurangnya sekali dalam lima tahun menyampaikan laporan kegiatan kepada Kementerian Pertanian,

melalui alamat panitia penyelenggara. Laporan

diharapkan berisi:

1. Keadaan ketika ditetapkan sebagai penerima

penghargaan;

2. Keadaan setelah ditetapkan sebagai penerima

penghargaan;

3. Permasalahan yang dihadapi;

4. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi

masalah;

(39)

39

5.3. Pengembangan

Bagi penerima Penghargaan APN yang dapat

mempertahankan kinerjanya dalam tiga tahun

berturut-turut atau lebih, Sekretariat Dewan

Ketahanan Pangan c.q. Badan Ketahanan Pangan

melalui Kementerian Pertanian dapat

mempertimbangkan yang bersangkutan untuk

diusulkan memperoleh penghargaan yang lebih tinggi seperti Penghargaan Satyalancana Pembangunan.

Penghargaan dapat dicabut apabila penerima

(40)

40

VI. PENUTUP

Petunjuk Pelaksanaan ini digunakan sebagai acuan

operasional dalam penyelenggaraan pemberian

penghargaan APN bagi Kelembagaan Masyarakat dan Pemerintah. Apabila diperlukan, dapat disusun petunjuk yang lebih teknis.

Untuk kelancaran pemberian Penghargaan APN yang berkualitas, diharapkan semua pihak yang terkait dapat mengacu Petunjuk Pelaksanaan ini, sehingga memberikan hasil yang bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Gambar

Tabel 1. Jumlah Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara untuk masing-masing Kategori
Tabel 2. Jadwal Tentatif Pelaksanaan Penyelenggaraan

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan yang bisa diambil adalah Implementasi program CSR PT Semen Baturaja (Persero) Tbk yang cukup optimal dilakukan kepada masyarakat dilihat dari tingkat

berikut: panjang dari hidung sampai ujung ekor antara 220 mm – 370 mm, panjang ekor sama atau lebih panjang 105 persen dari panjang badan (hidung sampai

dapat mengakses pinjaman (kredit modal) berupa uang maupun saprodi, seperti pupuk, pestisida dan alat-alat perkebunan. Biasanya mereka akan

Walaupun Indonesia bukan merupakan negara kelompok “Annex I” maupun “Annex II” sehingga tidak wajib menurunkan emisi gas rumah kaca, tetapi sebagai negara yang t elah

The alpha toxin, (phospholipase C) is believed to be a key to the occurrence of Clostridial necrotic enteritis (CNE). The best known predisposing factor is mucosal damage, caused

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan bandeng yang diberi pakan dengan berba- gai tingkat substitusi tepung ikan dengan tepung cacing tanah memberikan pengaruh yang sama

Analysis of Technical Efficiency of Rice Production in West Java Province, Indonesia : A Stochastic Frontier Production Function Approach.. School of Economics, University of New

Kemungkinan rasa yang pahit tersebut menyebabkan hewan uji tidak mau makan sehingga hewan uji akan kelaparan dan akhirnya matiPENUTUP Berdasarkan analisis kandungan