BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Kabupaten Lebak mempunyai catatan tersendiri dalam perjalanan
sejarahbangsa Indonesia.Padajamankolonial,kabupateninisudahdikenal
sebagai daerah perkebunan yang dikelola oleh perusahaan Belanda.
Tidaklah mengherankan jika Rangkasbitung sebagai pusat pemerintahan
dan kegiatan ekonomi Kabupaten Lebak sudah dikenal melalui catatan
sejarahperjuanganbangsa.KabupatenLebak,denganluaswilayah304.472
Ha merupakan salah satu daerah otonom di Propinsi Banten, memiliki
berbagai potensi sumber daya yang cukup memadai untuk melaksanakan
upaya-upaya peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Sejak berdirinya
pada tanggal 2 Desember 1828, Kabupaten Lebak telah dipimpin oleh 24
(dua puluh empat) Kepala Daerah, dan hingga saat ini telah memasuki
kepemimpinan Bupati Lebak yang ke-25 untuk masa bhakti 2003-2008.
Berdasarkan sejarah pembentukannya, eksistensi Kabupaten Lebak telah
diakui sejak zaman Kesultanan Banten yang selanjutnya diatur dalam
Staatsblad Nomor81Tahun1828 yangmerupakantitikawalpembentukan3
(tiga) kabupaten di wilayah bekas kesultanan Banten. Berdasarkan
staatsblad itulah maka kelahiran Kabupaten Lebak ditetapkan pada 2
Desember 1828 berdasarkan Keputusan DPRD Kabupaten Lebak Nomor
14/172.2/DII/SK/X/1986. Hingga saat ini, Kabupaten Lebak telah dipimpin
oleh 24 (dua puluh empat) Kepala Daerah. Selama periode 2003-2008,
KabupatenLebakdipimpinolehbupati ke-25.
Dalam perkembangan selanjutnya sebagaimana Staatsblad Nomor
226 Tahun 1882, Staatsblad Nomor 381 Tahun 1925 dan Undang-undang
Nomor 14 Tahun 1950 tentang pembentukan daerah-daerah kabupaten
dalam lingkup Propinsi Jawa Barat, dinyatakan merupakan Wilayah
Kabupaten Lebak sebagaimana adanya saat ini. Ketika Provinsi Banten
induk, keberadaan Kabupaten Lebak ditetapkan berdasarkan
Undang-UndangNomor23Tahun2000TentangPembentukanPropinsiBanten.
Berkenaan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten, maka Wilayah
Kabupaten Lebak yang semula masuk dalam wilayah Propinsi Jawa Barat
menjadi salah satu Kabupaten yang masuk ke dalam Wilayah Propinsi
Banten. Sebagai daerah otonom maka Pemerintah Kabupaten berkewajiban
untuk menyusun perencanaan jangka panjang, jangka menengah, dan
jangka pendek sebagaimana diamanatkan peraturan perundangan yang
berlaku, yaituUndang-UndangNomor32Tahun2004tentangPemerintahan
Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 serta Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
PerencanaanPembangunanNasional.
Haruslah diakui bahwa tantangan terbesar bagi Kabupaten Lebak
adalah upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
selama ini menjadi salah satu hambatan dalam proses pembangunan
Kabupaten Lebak. Potensi sumber daya alam tidak akan mempunyai nilai
jika tidak dikelola secara berkelanjutan dan memberi manfaat yang besar
bagi
masyarakat. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
merupakan salah satu bagian dari proses untuk menuju masyarakat yang
sejahteradanberkeadilan.
Perencanaan merupakan salah satu tahapan penting dalam proses
manajemen suatu institusi atau organisasi, baik publik maupun privat.
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia (Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentangSistemPerencanaanPembangunanNasional).
RencanaPembangunanJangkaPanjang(RPJP)Daerahmerupakan
suatu dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah untuk setiap
jangka waktu 5 (lima) tahunan. Dokumen perencanaan tersebut adalah
bersifat makro yang memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka
panjang daerah, serta proses penyusunannya dilakukan secara partisipatif
denganmelibatkanseluruhunsurpelakupembangunan.
Dengandemikian,PemerintahKabupatenLebakberkewajibanuntuk
menyusun suatu dokumen perencanaan yang bersifat komprehensif dengan
jangka waktu yang relatif panjang. Hal ini perlu dilaksanakan sebagai tindak
lanjut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
PembangunanNasional.
Pada era reformasi telah terjadi dinamika dalam penerbitan produk
peraturan Perundang-Undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat
yang sangat erat kaitannya dengan penyelenggaraan Tata Pemerintahan,
Pelaksanaan Pembangunan dan Pelayanan Publik serta Pemberdayaan
Masyarakat. Oleh karena itu tahapan dalam penyusunan RPJP Daerah,
yang dapat mengantisipasi arah pembangunan untuk jangka waktu 20 (dua
puluh)tahunkedepan,yaitusebagaiberikut:
1. Penyiapan rancangan RPJP Daerah, dimana kegiatan ini dibutuhkan
guna mendapat gambaran awal dari visi, misi, dan arah pembangunan
daerah.
2. Musyawarahperencanaanpembangunan(Musrenbang)jangkapanjang,
dilaksanakan untuk mendapat masukan dan komitmen dari seluruh
pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap rancangan RPJP
Daerah.
3. Penyusunan rancangan akhir RPJP Daerah, dimana seluruh masukan
dan komitmen hasil Musrenbang Jangka Panjang Daerah menjadi
masukan utama penyempurnaan rancangan RPJP Daerah, menjadi
rancanganakhirRPJPDaerah.
4. PenetapanPeraturan DaerahtentangRPJP Daerah,dibawahkoordinasi
terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi hukum. Rancangan akhir RPJP
DaerahbesertalampirannyadisampaikankepadaDPRDsebagaiinisiatif
Pemerintah Daerah, untuk diproses lebih lanjut menjadi Peraturan
DaerahtentangRPJPDaerah.
Beberapa produk hukum yang berimplikasi secara signifikan
terhadap penyelenggaraan Otonomi Daerah adalah penetapan UU Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, dan UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
PembangunanJangkaPanjangNasionalTahun2005-2025.
Berangkat dari kerangka pemikiran yang terarah dan dengan
berlandaskan kepada amanat berbagai peraturan perUndang-Undangan
yang berlaku, maka Pemerintah Kabupaten Lebak berketetapan untuk
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005
-2025.
Proses penyusunan dokumen RPJPD tersebut dilaksanakan melalui
3(tiga)tahapan,meliputi:
a. ProsesPolitik
Proses politik dalam suatu tahapan perencanaan merupakan
pengejawantahan demokratisasi politik yang sudah menjadi tekad
Bangsa Indonesia sejak era reformasi menuju ke era perubahan. Proses
politik adalah proses penjabaran agenda pembangunan yang ditawarkan
Kepala Negara(Daerah) terpilih pada saat kampanye ke dalam Rencana
Pembangunan Nasional (Daerah). Oleh karena itu Rencana
Pembangunan Nasional (Daerah) yang dihasilkannya memiliki legitimasi
politik karena disusun berdasarkan aspirasi konstituen politik penguasa
yangterpilih.
Rencana yang dihasilkan oleh proses politik perlu diselaraskan
dengan rencana–rencana yang telah dihasilkan oleh proses teknokratik
agar rencana pembangunan nasional (daerah) mampu menampung
kepentingan seluruh elemen bangsa (stakeholders). Proses teknokratik
adalah proses penyusunan rencana yang dilaksanakan oleh perencana
profesionalbaik yang berasal dari lingkungan pemerintah dan akademisi,
maupundariduniausahadanorganisasinonpemerintah.
c. ProsesPartisipatif
Proses bermaksud untuk mendapatkan komitmen dari segenap
pelaku pembangunan akan lahir bila seluruh stakeholders
menumbuhkembangkan rasa memiliki terhadap program–program
pembangunan yang akan dilaksanakan. Proses partisipatif ini terkait
dengan mekanisme perencanaan yang bersifat bottom–up. Hal tersebut
mencerminkan tata alir proses perencanaan di dalam hirarki tata
pemerintahanitusendiri.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pada dasarnya tetap
menjunjung tinggi prinsip desentralisasi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Oleh karena itu hasil perencanaannya diarahkan pada
mekanisme penyusunan dan penyelarasan berbagai rencana. Perencanaan
partisipatif melalui mekanisme bottom–up diwujudkan dalam bentuk
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilaksanakan
berjenjang(desa,kecamatan,kabupaten/kota,propinsisertanasional).
Berdasarkan uraian singkat dari hal tersebut di atas, maka
Pemerintah Kabupaten Lebak melaksanakan Penyusunan Rancangan
RPJPD Kabupaten Lebak Tahun 2005–2025. Selanjutnya Rancangan
tersebut didiskusikan secara intensif dalam kegiatan Musrenbangda, yang
diproyeksikan sebagai suatu konsultasi publik yang mampu mengakomodir
berbagai pemikiran bersama dari seluruh lintas pelaku (Stakeholders). Hasil
kegiatan konsultasi tersebut kemudian akan digunakan oleh Pemerintah
Daerah, untuk mengimplementasikan amanat Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan
PembangunanDaerahKabupatenLerbak.
1.2. MaksuddanTujuan
RPJPD Kabupaten Lebak Tahun 2005–2025, disusun dengan
maksud:
1. Memberikan gambaran secara jelas dan terperinci kepada segenap
stakeholders yang berkepentingan, terutama kepada Dewan Perwakilan
RakyatDaerahdanPemerintahKabupatenLebak,sertasegenap lapisan
masyarakatdanduniausahamengenaiberbagaidinamikayangdihadapi
dalam melaksanakan amanat peningkatan kesejahteraan rakyat di masa
20(duapuluh)tahunmendatang.
2. SebagaiacuandalampenyusunanRPJMDKabupatenLebak.
Dokumen ini, memiliki tingkat kelenturan/fleksibilitas yang mampu
mengantisipasi berbagai dinamika lokal, regional, nasional dan global.
Kemudian dokumen ini juga dapat dijadikan referensi dasar bagi setiap
orang yang bermaksud untuk mencalonkan diri sebagai Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam menyusun Visi, Misi dan Program
Kerjanya.
Tujuanpenyusunandokumenperencanaanini :
1. MendukungkoordinasiantarpelakupembangunandiKabupatenLebak
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar
daerah,antarwaktudanantarfungsipemerintahdaerahdanpusat.
3. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan
pembangunandaerah.
4. Menjamintercapainyapenggunaansumberdayaalamdanmanusiayang
Pada akhirnya dokumen ini direncanakan dapat memenuhi azas
umumperencanaanpembangunanmenujukearah TataPemerintahan yang
baik(GoodGovermance)yangmeliputi:
1. Terciptanya Koordinasi, Integrasi, Simplikasi dan Sinkronisasi (KISS)
antara Sektor Pembangunan, Bidang Pemerintahan, Ruang dan Waktu
sertaantaraKepentinganLokal,Regional,NasionaldanGlobal.
2. Terciptanya Konsistensi antara Perencanaan yang didukung oleh
pendanaandalampelaksanaannya.
3. Berfungsinya kelembagaan penyelenggaraan negara secara optimal
gunamewujudkantujuanbernegara,berbangsadanbermasyarakat.
1.3. LandasanHukum
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Lebak Tahun 2005–2025, dilaksanakan dengan
berlandaskankepadabeberapadasarhukumsebagaiberikut:
1. Undang-UndangNomor23Tahun1997tentangPengelolaanLingkungan
Hidup;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
NegarayangBersihdanBebasdariKorupsi,KolusidanNepotisme;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi
Banten;
4. Undang-UndangNomor17Tahun2003tentangKeuanganDaerah;
5. Undang-UndangNomor1Tahun2004tentangPerbendaharaanNegara;
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan danTanggungjawabKeuanganNegara;
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
PembangunanNasional;
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 ;
9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
10. Undang-undangNomor 17 Tahun 2007tentangRencanaPembangunan
JangkaPanjangNasionalTahun2005-2025;
11. Undang-undangNomor26Tahun2007tentangPenataanRuang;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 5 Tahun 2005 tentang
SistemPerencanaanPembangunanDaerahKabupatenLebak;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 6 Tahun 2004 tentang
TransparansidanPartisipasidalamPenyelenggaraanPemerintahandan
PengelolaanPembangunandiKabupatenLebak;
14. PeraturanDaerahKabupatenLebakNomor13Tahun2006tentangTata
CaradanTeknikPenyusunanProdukHukumDaerah;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Pokok-pokokPengelolaanKeuanganDaerah;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 8 Tahun 2007 tentang
Penetapan Urusan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten
Lebak;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 12 Tahun 2007 tentang
Pembentukan, Organisasi,
dan
Tata
Kerja
Badan
Perencanaan
PembangunanDaerahKabupatenLebak;
1.4. HubunganRPJPDdenganDokumenPerencanaanLainnya
Hubungan antar dokumen perencanaan dalam RPJPD Kabupaten
Lebak, mengacu pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Pasal 5
denganketentuansebagaiberikut:
1. Penyusunan RPJPD Kabupaten Lebak Tahun 2005–2025 mengacu
padaRPJPNasionaldanRPJPDPropinsi.
2. RPJPD Kabupaten Lebak Tahun 2005–2025, harus dijadikan acuan
dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Lebak sebagai dokumen
perencanaan lima tahunan dan RKPD sebagai dokumen perencanaan
tahunan Daerah Kabupaten Lebak. RPJMD Kabupaten Lebak yang
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah dan
memuatarahkebijakankeuangandaerah,strategipembangunandaerah,
kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas
Satuan Kerja Perangkat Daerah, serta program kewilayahan disertai
dengan rencana-renana kerja dalam kerangka deregulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif. RKPD merupakan penjabaran dari
RPJMD yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas
pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan
mendorongpartisipasimasyarakat.
1.5. SistematikaPenulisan
Dokumen RPJPD Kabupaten Lebak Tahun 2005–2025, disusun
dengansubstansimendasardalam halkondisidaerah besertaanalisailmiah
yang menyertainya. Selanjutnya hasil analisa kondisi daerah tersebut
dikaitkan dengan amanat peraturan perUndang-Undangan dari Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Propinsi Banten. Berangkat dari dua tahapan
tersebut, maka direncanakan suatu penetapan Visi dan Misi Daerah Jangka
Panjang, yang kemudian dibagi ke dalam 4 (empat) tahapan capaian
kinerjalimatahunan.
Adapun sistematika penulisan diatur dengan tata urutan, sebagai
berikut:
BABI. PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
1.2.MaksuddanTujuan
1.3.LandasanHukum
1.4.HubunganRPJPDaerahdenganDokumenPerencanaanLainnya
1.5.SistematikaPenulisan
BABII. GAMBARANUMUMKONDISIDAERAH
2.1.Geomorfologi
2.2.LingkunganHidup
2.3.Demografi
2.4.Ekonomi
2.5.SumberDayaAlam
2.6.SosialBudaya
2.7.Politik
2.8.PrasaranadanSarana
2.9.Pemerintahan
BABIII. ANALISISISU-ISUSTRATEGIS
3.1.AnalisisKondisidanProyeksi
3.2.SasaranJangkaPanjang
3.3.SasarandanStrategiJangkaMenengah
BABIV. VISIDANMISIDAERAH
4.1.Visi
4.2.Misi
BABV. ARAHKEBIJAKANPEMBANGUNANDAERAH
5.1.SasaranPokokPembangunanJangkaPanjang
5.2.ArahPembangunanJangkaPanjang
BABVI. KAIDAHPELAKSANAAN