• Tidak ada hasil yang ditemukan

S MMB 1200967 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "S MMB 1200967 Chapter1"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat serta

tuntutan dunia kerja akan spesialisasi dan keterampilan yang semakin tinggi dan

bervariasi membuat peranan lembaga-lembaga pendidikan semakin dirasakan oleh

seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan sebagai suatu kebutuhan bagi individu,

masyarakat, dan pemerintah merupakan keniscayaan yang semakin menggejala dan

perlu dipenuhi. Pengetahuan dan keterampilan semakin dibutuhkan tidak hanya untuk

memecahkan berbagai masalah yang semakin rumit yang sedang dihadapi, tetapi juga

untuk mengantisipasi masalah yang akan datang sekaligus membangun masa depan

yang lebih baik.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut masyarakat untuk

melakukan perubahan sehingga mampu menghadapi perkembangan zaman. Peran

lembaga pendidikan sangat penting bagi masyarakat yang ingin meningkatkan

kemampuan mengikuti persaingan yang kompetitif dalam krisis multidimensi.

Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis meningkatkan taraf hidup manusia.

Melalui pendidikan, manusia menjadi cerdas, memiliki kemampuan atau skill, sikap

(2)

menjadi investasi yang memberi keuntungan sosial dan pribadi yang menjadikan

bangsa bermartabat dan individunya menjadi manusia yang memiliki derajat.

Undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan

bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Sedangkan tujuan dari pendidikan nasional itu, seperti yang tercantum dalam

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3 tentang sistem

pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Namun, tujuan pendidikan tersebut yang mempunyai arti sangat penting bagi

kelangsungan pendidikan di Indonesia belum tercapai secara optimal atau

sepenuhnya, sehingga kualitas pendidikan di Indonesia saat ini dalam kategori

rendah, hal ini dibuktikan berdasarkan data dari UNESCO. Berdasarkan data

(3)

Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan,

dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) 2012 melalui Education

Development Index, pendidikan di Indonesia berada di posisi 64 dari 120 negara.

Data UNESCO (www.unesco.org). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa

kondisi pendidikan Indonesia masih memprihatinkan.

Lembaga pendidikan merupakan solusi utama dalam menyelesaikan

permasalahan pendidikan di Indonesia. Untuk meningkatkan mutu pendidikan

diperlukan lembaga pendidikan yang berkualitas mulai dari tingkat paling rendah

sampai dengan tingkat tertinggi. Lembaga pendidikan formal yang diatur oleh

Undang-undang Sistem Pendidikan adalah pendidikan anak usia dini (PAUD),

sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas

(SMA), serta jenjang pergururan tinggi (Diploma I/II/III/IV, Sarjana, Magister, dan

Doktor). Lembaga pendidikan tersebut diharapkan mampu menjadi solusi untuk

kondisi Indonesia saat ini yang sedang menghadapi krisis multidimensi.

Akan tetapi, banyaknya lembaga pendidikan yang ada di Indonesia tidak

secara otomatis menyelesaikan permasalahan dan persaingan yang kompetitif dalam

krisis multidimensi. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

dalam krisis multidimensi ini adalah tingginya tingkat pengangguran. Tingkat

pengangguran yang tinggi membuktikan bahwa lembaga pendidikan, baik tingkat

pendidikan paling rendah sampai tingkat paling tinggi, belum memiliki peran yang

(4)

kompetensi dan keterampilan dalam menghadapi era globalisasi yang semakin

kompetitif ini. Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia ditunjukkan oleh Tabel

1.1 berikut.

TABEL 1.1

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (PT) DI INDONESIA MENURUT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN 2012-2013

Pendidikan Tertinggi 2012 2013

Februari Agustus Februari Agustus

SD ke Bawah 3.69 3.64 3.61 3.51

SMP 7.80 7.76 8.24 7.60

SMA 10.34 9.60 9.39 9.74

SMK 9.51 9.87 7.68 11.19

Diploma I/II/III 7.50 6.21 5.65 6.01

Universitas 6.95 5.91 5.04 5.50

Sumber : BPS. Berita Resmi Statistik no.78/11/TH. XVI,6 November 2013

Tabel 1.1 menunjukkan pengingkatan jumlah pengangguran di Indonesia dari

tahun 2012 ke tahun 2013. Menurut Badan Pusat Statistik jumlah angkatan kerja di

Indonesia pada bulan Agustus 2013 mencapai 118,2 juta orang, sedangkan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 7,39 juta orang atau 6,25% dari total

angkatan kerja. Dari 6,25% jumlah pengangguran tersebut, 70% pengangguran

berusia antara 15 hingga 29 tahun. Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah

(5)

tingkat pendidikan tertinggi di sekolah menengah kejuruan (SMK). Pengangguran

dengan pendidikan tertinggi SMK terus mengalami peningkatan jumlah secara

signifikan mulai dari bulan Februari 2012 dibandingkan dengan jumlah

pengangguran yang pendidikan terakhirnya SMA.

Tingginya tingkat pengangguran untuk pendidikan tertinggi di SMK membuat

citra dari sekolah menengah kejuruan ini menurun. Penurunan citra SMK ini

ditunjukkan oleh siswa yang masuk ke SMK selalu tidak mencapai target dari tahun

ke tahun bahkan mengalami penurunan. Penurunan jumlah siswa SMK tersebut

ditunjukkan dalam Gambar 1.1 berikut.

Sumber data: Renstra Ditjen Dikmen 2010-2014 revisi 2013 : 10 dan 57 serta Dapodikmen 2013

GAMBAR 1.1

TARGET DAN REALITAS SISWA YANG MENEMPUH PENDIDIKAN DI SMK 0

1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000

2009 2010 2011 2012 2013

(6)

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan target siswa SMK dari

tahun 2009 ke tahun 2013. Pada tahun 2009 target jumlah siswa SMK mencapai

3.878.625 siswa, sedangkan target tahun 2013 mencapai 5.921.931 siswa. Namun,

peningkatan jumlah siswa tersebut tidak sebanding dengan realisasi pencapaian, di

mana terjadi penurunan siswa dari tahun 2011 yang mencapai 3.297.774 menjadi

2.971.969 pada tahun 2012. Walaupun terjadi peningkatan kembali di tahun 2013,

peningkatan yang terjadi tidak signifikan.

Berbanding terbalik dengan tidak pernah tercapainya target siswa SMK dan

penurunan realisasi siswa SMK, jumlah SMK selalu meningkat. Salah satu provinsi

yang mengalami penambahan jumlah SMK adalah Provinsi Banten. Jumlah SMK

dari tahun 2008/2009 ke tahun 2012/2013 mengalami penambahan, bahkan provinsi

Banten merupakan salah satu provinsi yang menunjukkan peningkatan jumlah

lembaga-lembaga pendidikan termasuk SMK. Tabel 1.2 menunjukkan penambahan

jumlah SMK di Provinsi Banten.

TABEL 1.2

JUMLAH SMK DI PROVINSI BANTEN DARI TAHUN 2012/2013

No Tahun SMK Negeri SMK Swasta

1 2008/2009 36 235

2 2009/2010 44 339

3 2010/2011 53 353

4 2011/2012 62 403

5 2012/2013 65 445

(7)

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa di Provinsi Banten terjadi penambahan SMK,

baik SMK negeri maupun SMK swasta. Jumlah terakhir di tahun 2012/2013, SMK

negeri mencapai 65 sekolah, sedangkan jumlah SMK swasta mencapai 445 sekolah.

Peningkatan jumlah sekolah yang terjadi setiap tahun di Provinsi Banten

berbanding terbalik dengan lulusan SMP yang berminat untuk melanjutkan

pendidikan ke SMK. Hal tersebut sejalan dengan permasalahan yang dihadapi SMK

di Indonesia yakni menurunnya jumlah siswa SMK setiap tahun dan tidak memenuhi

target yang ditetapkan pemerintah. Asumsi dari rendahnya minat lulusan SMP untuk

melanjutkan pendidikan SMK di Provinsi Banten adalah karena buruknya citra

sekolah menengah kejuruan karena tingkat pengangguran dari lulusan SMK yang

terus meningkat. Tabel 1.3 menunjukkan rendahnya minat lulusan SMP yang ingin

melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK di Provinsi Banten.

TABEL 1.3 JUMLAH LULUSAN SMP YANG MENDAFTAR DI SMK PROVINSI BANTEN TAHUN 2012/2013

Kabupaten / Kota Lulusan SMP Daftar di SMK Persentase (%)

Tangerang 44.041 23.144 53

Kabupaten Serang 27.504 6.991 25

Kota Tangerang 24.125 13.960 58

Lebak 21.831 5.961 27

Pandeglang 21.226 7.887 37

Kota Tanggerang Selatan 17.540 10.215 58

Kota Serang 10.501 6.764 64

Kota Cilegon 7.356 4.729 64

Jumlah 174.124 82.651 47

(8)

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa pendaftar lulusan SMP ke SMK di Provinsi

Banten hanya mencapai 47% di tahun 2012/2013. Kabupaten Serang merupakan

kabupaten yang lulusan SMP nya paling sedikit mendaftar di SMK,sedangkan Kota

Serang merupakan kota yang lulusan SMP nya tertinggi yang mendaftar di SMK. Di

Kota Serang, jumlah siswa SMK terbanyak ditempati oleh SMK 1 Kota Serang.

Antusiasme masyarakat untuk bersekolah di SMK Negeri 1 Kota Serang cukup

tinggi, ditandai dengan penguasaan pasar sebesar 8.92% dari seluruh siswa SMK di

Kota Serang. Penguasaan pasar kedua adalah SMK PGRI 1 sebesar 8.81%, dan yang

ke tiga adalah SMK Negeri 2 kota serang, sebesar 7,21%, dilanjutkan SMK Pasundan

1diurutan ke-4 sebesar 6.58% dari sebanyak SMK yang ada di Kota Serang, yaitu 41

SMK.

Walaupun Kota Serang merupakan kota dengan pendaftar SMK terbanyak di

Provinsi Banten, dan SMK Negeri 1 merupakan SMK dengan tingkat penguasaan

pasar siswa SMK terbesar di Kota Serang, tetapi dari tahun ke tahun persentase

jumlah peminat siswa untuk mendaftar ke SMK Negeri 1 Kota Serang selalu

mengalami penurunan. Hal tersebut mendukung pernyataan-pernyataan sebelumnya,

yang menyebutkan bahwa target jumlah siswa SMK di Indonesia tidak pernah

terpenuhi, terjadi penurunan jumlah siswa SMK di Indonesia, dan rendahnya peminat

siswa untuk mendaftar di SMK khususnya di Provinsi Banten rendah walaupun

jumlah SMK setiap tahunnya bertambah. Permasalahan tersebut muncul karena

(9)

terlepas dari banyaknya jumlah pengangguran lulusan SMK. Tabel 1.4 menunjukkan

penurunan peminat lulusan SMP untuk mendaftar ke SMK Negeri 1 Serang.

TABEL1.4

JUMLAH PENDAFTAR DAN YANG DITERIMA DI SMK NEGERI 1 KOTA SERANG Tahun

Sumber: Data PSB SMK N 1 KOTA SERANG

Tabel 1.4 menunjukkan kenaikan pendaftar yang berminat menjadi siswa

SMK Negeri 1 Kota Serang tidak menunjukkan jumlah yang signifikan, bahkan

mengalami penurunan di tahun 2013. Hal tersebut diindikasikan adanya citra negatif

dari SMK negeri 1 Kota Serang ini. Rendahnya citra ini bersumber dari masih cukup

tingginnya jumlah lulusan SMK Negeri 1 Kota Serang yang belum mendapatkan

pekerjaan. Tabel 1.5 menunjukkan jumlah lulusan SMK Negeri 1 Kota Serang yang

sudah bekerja, kuliah, dan belum bekerja.

TABEL 1.5

JUMLAH LULUSAN SMK NEGERI 1 KOTA SERANG YANG BEKERJA Tahun

Kelulusan

Jumlah Lulusan

Kerja Kuliah Belum Bekerja

2008/2009 532 261 116 155

2009/2010 560 311 101 147

2010/2011 545 222 108 222

2011/2012 563 218 106 238

2012/2013 607 330 132 145

(10)

Tabel 1.5 menunjukkan jumlah lulusan SMK 1 Kota Serang yang sudah

bekerja, melanjutkan kuliah, dan yang belum kuliah. Jumlah lulusan yang belum

bekerja memang berfluktuasi dari tahun ke tahun, tetapi angka lulusan yang belum

bekerja masih sangat tinggi, bahkan di tahun 2012/2013 ada sekitar 145 lulusan SMK

1 Kota Serang yang belum bekerja.

Tingginya tingkat pengangguran dari lulusan SMK Negeri 1 Serang

memperburuk citra SMK Negeri 1Serang. Citra (image) merupakan hal yang menjadi

permasalahan SMK pada umumnya, dan SMK Negeri 1 Kota Serang khususnya.

Permasalahan citra yang buruk tersebut harus segera diselesaikan dengan solusi yang

tepat. Permasalahan mengenai citra SMK Negeri 1 Kota Serang juga terbukti dengan

pra survey yang dilakukan oleh peneliti. Hasil survey terhadap 30 siswa SMK Negeri

1 Kota Serang terbukti bahwa citra SMK Negeri 1 Kota Serang masih rendah. Tabel

1.5 menyajikan hasil survey sebagai berikut.

TABEL 1.6

HASIL PRA SURVEY TERHADAP SISWA SMK NEGERI 1 KOTA SERANG MENGENAI CITRA SMK NEGERI 1 KOTA SERANG

No Indikator Penilaian Jumlah

(11)

1 Kota Serang

Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2014

Tabel 1.6 menunjukkan bahwa citra SMK Negeri 1 Kota Serang masih

kurang. Hal tersebut terbukti dari jumlah siswa yang menjawab kurang dan sangat

kurang mengenai berbagai indikator citra SMK Negeri 1 Kota Serang. Oleh karena

itu, penting untuk dilakukan penelitian mengenai citra SMK Negeri 1 Kota Serang.

Penelitian tersebut diharapkan bermanfaat bagi SMK Negeri 1 Kota Serang dalam

menyelesaikan permasalahannya.

Menurut Normann dan Kandampully, faktor-faktor atau variabel yang

mempengaruhi citra sekolah adalah product and service, advertising, public relation,

physical image, word of mouth, dan pengalaman nyata konsumen dalam

menggunakan barang atau jasa. Di antara ke enam variabel tersebut dua hal yang

paling mempengaruhi citra adalah product and service serta marketign public

relation. Hal tersebut didukung oleh beberapa hasil penelitian dalam jurnal. Cees

B.M. van Riel dan John M.T. Balmer (2011:340) dalam jurnalnya yang berjudul

Corporate Image: the concept, its measurement and management, menyatakan bahwa

produk dan layanan serta public relation memiliki pengaruh yang paling besar

terhadap citra perusahaan. Menurut Zeynep Gürhan (2008:10) dalam jurnalnya yang

berjudul When Product Affects Corporate Image and Credibility menyatakan bahwa

(12)

Menurut Soobum Lee dan Junehyock Choi (2009:1) dalam jurnalnya yang berjudul

The Effect of Organization-Public Relationships on Corporate Image in Korea

menyatakan bahwa public relationship berpengaruh terhadap citra

perusahaan-perusahaan di Korea. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu maka variabel yang

diteliti untuk mengatasi permasalahan citra sekolah adalah produk jasa pendidikan

yang merupakan bagian dari variabel produk dan marketing public relation.

Fakta empiris mendukung variabel penelitian yang digunakan karena

berdasarkan observasi dan wawancara dengan pihak sekolah, upaya yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan citra Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Serang

adalah dengan mengoptimalkan program keahlian yang merupakan produk jasa

pendidikan SMK. Dengan program keahlian yang baik dan sesuai dengan tuntutan

industri, maka citra SMK Negeri 1 pun akan semakin baik. Selain itu hal yang dapat

meningkatkan citra SMK Negeri 1 Serang adalah dengan mengoptimalkan kinerja

marketing public relation sebagai bagian dari promosi yang mampu menciptakan

citra sekolah di mata siswa, orang tua siswa, dan masyarakat.

Lockhart (dalam Wijaya, 2012:80) menyatakan bahwa produk jasa pendidikan

adalah produk, jasa, atau atribut sekolah apa pun yang menyediakan manfaat bagi

pelanggan jasa pendidikan, baik internal maupun eksternal. Marketing Public

Relations sebagai suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian

program-program yang memungkinkan terjadinya pembelian dan pemuasan

(13)

terhadap citra merek (brand image) terhadap suatu produk tertentu. (Saka

abadi,1994:46).

Produk jasa pendidikan yang diterapkan oleh SMK Negeri 1 Kota Serang

adalah program keahlian yang ditawarkan kepada siswa. Program keahlian di SMK

Negeri 1 Kota Serang terdiri atas akuntansi, administrasi perkantoran, marketing,

multimedia, akomodasi perhotelan, teknik jaringan dan jasa boga. Sedangkan

program marketing public relation yang dilaksanakan oleh SMK Negeri 1 Kota

Serang adalah pengadaan even seperti lomba untuk siswa tingkat SMP dalam bidang

olah raga, ekstra kulikuler, akademik, dan lainnya, selain itu SMK Negeri 1 Kota

Serang juga melakukan publikasi dengan membuat brosur, spanduk, dan banner,

SMK Negeri 1 Kota Serang juga aktif melakukan public service activity seperti bakti

sosial.

Untuk mengetahui dan mengukur keefektifan variabel produk jasa pendidikan

dan marketing public relation terhadap citra SMK Negeri 1 Kota Serang berdasarkan

fakta empiris dan teoritis maka perlu dilakukan penelitian yang memiliki tema

central “Pengaruh Produk jasa pendidikan dan Marketing Public Relation Terhadap Citra Sekolah Menengah Kejuruan (Survey Terhadap Siswa SMK Negeri 1 Kota Serang)”

(14)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini

dirumuskan dalam masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran produk jasa pendidikan di SMK Negeri 1 Kota Serang.

2. Bagaimana gambaran marketing public relation di SMK Negeri 1 Kota Serang.

3. Bagaimana gambaran citra SMK Negeri 1 Kota Serang

4. Seberapa besar pengaruh produk jasa pendidikan terhadap citra SMK Negeri 1

Kota Serang.

5. Seberapa besar pengaruh marketing public relation terhadap citra SMK Negeri 1

Kota Serang.

6. Seberapa besar pengaruh produk jasa pendidikan dan marketing public relation

terhadap citra SMK Negeri 1 Kota Serang.

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut.

1. Untuk memperoleh gambaran produk jasa pendidikan di SMK Negeri 1 Kota

Serang.

2. Untuk memperoleh gambaran marketing public relation di SMK Negeri 1 Kota

Serang.

3. Untuk memperoleh gambaran citra SMK Negeri 1 Kota Serang

4. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh produk jasa pendidikan terhadap citra

(15)

5. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh marketing public relation terhadap

citra SMK Negeri 1 Serang.

6. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh produk jasa pendidikan dan marketing

public relation terhadap citra SMK Negeri 1 Kota Serang.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Akademis

1. Penelitian ini dapat membantu pengembangan ilmu manajemen pemasaran, dalam

memabandingkan antara teori dan penerapannya mengenai produk jasa

pendidikan dan marketing public relation yang kaitannya dengan citra sekolah

menengah kejuruan.

2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak yang akan melakukan

penelitian selanjutnya, yang berhubungan dengan produk jasa pendidikan dan

marketing public relation terhadap citra sekolah menengah kejuruan.

1.4.2 Praktis

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen SMK Negeri 1 Kota Serang dalam

merumuskan strategi pemasaran terutama yang berhubungan dengan produk jasa

pendidikan dan marketing public relation terhadap citra Sekolah Menengah

(16)

2. Sebagai informasi bagi peneliti, manajemen SMK Negeri 1 Kota Serang maupun

praktisi dan pemerhati dan pengamat pendidikan terutama sekolah menengah

kejuruan mengenai produk jasa pendidikan dan marketing public relation terhadap

Gambar

TABEL 1.1
GAMBAR 1.1 TARGET DAN REALITAS SISWA YANG MENEMPUH PENDIDIKAN DI SMK
TABEL 1.3 JUMLAH LULUSAN SMP YANG MENDAFTAR DI SMK PROVINSI BANTEN TAHUN 2012/2013
TABEL 1.5 JUMLAH LULUSAN SMK NEGERI 1 KOTA SERANG YANG BEKERJA
+3

Referensi

Dokumen terkait

KONTRIBUSI PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP KINERJA PEMBELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JAMBLANG KABUPATEN CIREBON.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu

Pengaruh Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Kerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan (Smk) Daarut Tauhid Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pengaruh Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Kesiapan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam Berwirausaha1. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengaruh Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Kesiapan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam Berwirausaha.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru di SMK Negeri 1 Kota Serang”. 1.2 Identifikasi dan

Pengaruh Komitmen Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru Produktif pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan diKota BandungA. Universitas

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI DI KOTA CIMAHI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI DI KOTA CIMAHI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu