1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
1
BERBASIS MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI
Sri Pujiyati1), Peduk Rintayati2), Suharno3)
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: [email protected]
Abtract:The purpose of this research is to improve concept comprehension of heat energy and sound by applying
POE’s model based on realia medium. The research subjects were students and teacher offourth grade of State Primary School of Karangasem IVLaweyan Surakarta in the academic year 2015/2016. The number of studentsare 34 children. The model of research is classroom action research (CAR). It consists of two cycles. Each cycles consist of two meeting. Which consist of four phases, that are planning, action implementation, observation, and reflection.Data of this research were collected from the teacher and students through test, interview, observation, and documentation. Data were validated by content validity. The data is analyzed by using an interactive analysis model, it consists of four component, that are data collection, data reduction, display data, and taking the conclution or verification. The improvement of concept comprehension is seen by the average values before action was 60,73 with classical completeness was 11,76%. At the first cycle, the average values increased to 68,01 with classical completeness 55,88%. After the action at second cycle the average values increased to 76,17 with classical completeness was 85,29%. Based on result of the research, it can be conclude that applying POE’s Model based on realia medium can improve concept comprehension of heat energy and sound for the fourth grade students of Karangasem IV state primary school Laweyan Surakarta in the academic year 2015/2016.
Abstak: Tujuan penelitian untuk meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi dengan menerapkan model POE berbasis media realia.Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV SD Negeri Karangasem IV Laweyan Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Subjek berjumlah 34 siswa. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dua pertemuan.Dan dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sumber data berasal dari guru dan siswa.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan caravaliditas isi. Analisis data menggunakan model analisis interaktif yang mempunyai empat buah komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Peningkatan pemahaman konsep dilihat dari nilai rata-rata sebelum tindakan yaitu 60,73 dengan ketuntasan klasikal 11,76%. Pada siklus I, nilai rata-rata meningkat yaitu 68,01 dengan ketuntasan klasikal 55,88%. Setelah tindakan pada siklus II, nilai rata-rata meningkat menjadi 76,17 dengan ketuntasan klasikal 85,29%. Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model POE berbasis media realia dapat meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV laweyan Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
Kata kunci: model POE, media realia, pemahaman konsep, energi panas dan bunyi
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran pokok dalam kuri-kulum pendidikan Indonesia. IPA diajarkan da-ri jenjang sekolah dasar sampai jenjang pergu-ruan tinggi. Hal itu dikarenakan pentingnya perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam. IPA perlu dikembangkan melalui serangkaian pene-litian. IPA meneliti segala bentuk kejadian dan hasilnya disusun secara sistematis. Penyusunan dilakukan sesuai dengan hasil pengamatan dan percobaan manusia. Pengamatan fakta, peristi-wa, atau gejala alam yang terjadi di lingkungan
konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang pembelajaran bermakna se-baiknya dibiasakan sejak usia sekolah dasar. Pembelajaran yang bermakna diharapkan mampu membelajarkan suatu pengetahuan, pe-ningkatan kecerdasan, dan pemahaman suatu konsep.
Salah satu konsep yang terjadi di lingku-ngan sekitar adalah konsep energi panas dan bunyi. Pemahaman konsep energi panas dan bunyi menjadi hal yang sangat penting. Hal itu dikarenakan pemahaman di usia sekolah dasar menjadi landasan pengembangan pemahaman konsep yang lebih tinggi dan penerapannya.
Pemahaman siswa terhadap suatu konsep jelas berbeda. Pembelajaran pemahaman kon-sep energi panas dan bunyi sebaiknya dilaksa-nakan dengan pemberian pengalaman lang-sung, namun pada kenyataannya pembelajaran yang dilakukan selama ini belum memberikan kele-luasaan pada siswa untuk melakukan pe-ngamatan secara langsung sehingga kemampu-an berpikir siswa masih sampai pada tahap me-ngenal. Susanto (2013: 165) menjelaskan pro-ses pembelajaran yang berlangsung saat ini umumnya kurang mengembangkan kemampu-an berpikir siswa. Siswa biaskemampu-anya diarahkkemampu-an untuk menghafal tanpa memahami. Keterangan tersebut menjelaskan bahwa menurut taksono-mi Bloom pembelajaran saat ini hanya berhenti pada tingkatan mengenal. Proses belajar me-ngajar belum sampai pada tahap pemahaman suatu konsep.
Permasalahan dalam pembelajaran konsep energi panas dan bunyi juga terjadi pada siswa kelas IVSDNegeri Karangasem IV. Berdasar-kan pada hasil wawancara dengan guru kelas IV (27 November 2016), diketahuibahwa pe-mahaman konsep energi panas dan bunyi siswa masih rendah, dan pembelajaran yang dilaku-kan dalam pemahaman konsep energi panas dan bunyi antara guru dengan siswa kelas IV di SDN Karangasem IVbelum pernah menggu-nakanmodel dan media pembelajaran yang inovatif, sehingga siswa kesulitan dalam me- mahami konsep energi panas dan bunyi.Ber-dasarkan hasil uji pratindakan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai pemahaman
kon-sep energi panas dan bunyi siswa kelas IV dapat diketahui bahwa dari 34 siswa, hanya 4 siswa atau 11,76% yangdapat mencapai batas tuntas KKM (Kriteria Kelulusan Minimal) ya-itu 70, sedangkan 30 siswa atau 88,24% siswa mendapat nilai di bawah KKM.Kondisi terse-but apabila terus dibiarkan dapat mengakibat-kan rendahnya hasil belajar IPA.Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dalam proses pem-belajaran agar pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IVLaweyan Surakarta dapat me-ningkat.
kelas IV. Tahap operasional konkret adalah suatu tindakan mental berdasarkan objek real dan konkret. Anak-anak yang berada pada ta-hap berpikir konkret harus bekerja dengan benda-benda yang konkret (real) sebelum me-nangkap dan memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Berdasarkan uraian tersebut rumusan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: apa-kah penerapan model POE berbasis media rea-lia pada siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IVLaweyan Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
Tujuan penelitian ini adalah untuk me-ningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi melalui penerapan model POE ber-basis media realia pada siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IVLaweyan Surakarta ta-hun ajaran 2015/2016.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SDNegeri Karangasem IV yang terletak di jalan Pepaya 1,Karangasem,Laweyan, Surakarta.Penelitian dilaksanakan kurang lebih 7 bulan, yakni dari bulan November 2015−Mei 2016.Subjek pe-nelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDNKarangasem IVtahun ajaran 2015/2016, yang berjumlah 34 orang siswa.Siswa tersebut terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa pe-rempuan.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua si-klus.Setiap siklus dilaksanakan dalam dua per-temuan. Masing-masing siklus terdiri dari empattahapan, yaitu perencanaan, pelaksana-an, pengamatpelaksana-an, dan refleksi.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sis-wa dan guru kelas IV SDNegeri Karangasem IVtahun ajaran 2015/2016, arsip dokumen yang digunakan dalam penelitian seperti sila-bus, RPP, daftar siswa, dan hasil nilai pemaha-man konsep energi panas dan bunyi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, wawancara, dan doku-mentasi.Teknik uji validitas data dengan menggunakan teknik validitas isi. Teknik ana-lisis data yang digunakan adalah model anaana-lisis interaktif, terdiri dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles & Huberman,
2007:16).Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila ketuntasan klasikal dalam pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa mencapai 80% atau 28 siswa dari 34 siswa mendapat nilai di atas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70.
HASIL
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan uji pratindakan, diperoleh hasil bahwa pe-mahaman konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IVLaweyan, Surakarta masih rendah. Hasil terse-but ditunjukkan dengan dari 34 hanya 4 siswa atau 11,76% siswa yang memenuhi KKM. Da-ta hasil uji pratindakan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel1. Distribusi Frekuensi Nilai Pema-haman Konsep Sebelum tindakan
Interval Nilai
Frek-uensi (fi)
Nilai tengah
(xi)
fi.xi Presen-tase (%)
40 – 46 2 43 86 5,9 47 – 53 3 50 150 8,8 54 – 60 12 57 684 35,3 61 – 67 13 64 832 38,2 68 – 74 2 71 142 5,9 75 – 81 2 78 156 5,9 Jumlah 34 363 2050 100
Nilai Rata-rata = 60,73 Ketuntasan Klasikal = 11,76 %
Nilai Tertinggi = 80 Nilai Terendah = 40
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa nilai rata-rata kelas pada pratindakan adalah sebesar 60,73. Dari 34 siswa terdapat 4 siswa atau 11,76% siswa yang mampu mencapai KKM yaitu 70, sedangkan 30 siswa atau 88,24% sis-wa belum mencapai nilai KKM. Nilai tertinggi pada saat pratindakan yang didapat siswa sebe-sar 80, sedangkan nilai terendah yang didapat adalah 40. Berdasarkan hasil pemahaman kon-sep energi panas dan bunyi pada uji pratinda-kan tersebut, perlu diadapratinda-kan perbaipratinda-kan terha-dap pemahaman konsep energi panas dan bu-nyi siswa.
me-dia realia dalam pembelajaran pemahaman konsep energi panas dan bunyi pada siswa ke-las IV SDNegeri Karangasem IV. Hasil pema-haman konsep energi panas dan bunyi siswa meningkat dibandingkan dengan hasil pratin-dakan.Hal tersebut terbukti dari adanya pe-ningkatan nilai pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa pada siklus I. Hasil pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa pada siklus I ditunjukan pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Pema-haman Konsep Siklus I
Interval Nilai Tertinggi = 85
Nilai Terendah = 52,5 Rata-rata = 68,01 Persentase Ketuntasan = 55,88%
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bah-wa nilai rata-rata kelas menunjukkan sebesar 68,01. Dari 34 siswa terdapat 19 siswa atau 55,88% siswa yang memenuhi KKM (70). Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 85, se-dangkan nilai terendahnya adalah 52,5. Berda-sarkan hasil yang ditampilkan tersebut dapat diketahui bahwa ada peningkatan pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa di-bandingkan ketika uji pratindakan. Namun, ha-sil tersebut belum memenuhi indikator kinerja penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 80% atau 27 siswa memenuhi KKM (70), sehingga penelitian ini dilanjutkan pada siklus II.
Data hasil dari pelaksanaan siklus II jugamengalami peningkatan. Peningkatan pemaha-man konsep energi panas dan bunyi dapat di-lihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Pema-haman Konsep Siklus II
Interval Nilai Tertinggi = 92,5
Nilai Terendah = 60 Rata-rata = 76,17 Persentase Ketuntasan = 85,29%
Berdasarkan Tabel 3 di atas diketahui bah-wa nilai rata-rata sisbah-wa pada siklus II adalah 76,17. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak29 siswa atau 85,29%. Nilai tertinggi yang didapat pada siklus II adalah 92,5, se-dangkan nilai terendahnya adalah 60. Dilihat dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai pemahaman konsep energi panas dan bunyi pa-da siklus II meningkat jika dibandingkan papa-da saat siklus I. Pada siklus I persentase ketunta-san klasikal mencapai 55,88%, sedangkan siklus II mencapai 85,29%. Hasil yang di-peroleh pada siklus II tersebut telah dapat men-capai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan yaitu 80%. Hal tersebut menunjuk-kan bahwa tindamenunjuk-kan yang dilakumenunjuk-kan melalui penerapan model POE berbasis media realia telah dapat meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IVtahun ajaran 2015/2016. Oleh karena itu pelaksanaan tindakan peneliti-an dihentikan pada siklus II dan dinyatakan berhasil.
PEMBAHASAN
nilai psikomotor siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat diketahui dari perbandingan nilai sebelum tindakan dan setelah tindakan yang dapat dilihat pada Tabel 4di bawah se-bagai berikut.
Tabel 4.Rekapitulasi hasil tindakan
Keterangan KKM
Pratin-dakan Siklus I
Siklus II Nilai
Tertinggi
70
80 85 92,5 Nilai
Terendah 40 52,5 60
Rata-rata 60,73 68,01 76,17 Ketuntasan
klasikal 11,76% 55,88% 85,29%
Berdasarkan Tabel 4 di atas, terihat bahwa terjadi peningkatan nilai pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa dari tahap pratindakan, siklus I, dan siklus II. Sebelum-nya pada uji pratindakan persentase ketuntasan klasikal adalah11,76% atau hanya 4 siswa mencapai nilai KKM (70), dengan nilai rata-rata 60,73.
Setelah dilakukan tindakan siklus I, per-sentase ketuntasan klasikal pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa meningkat 44,12% dari hasil uji pratindakan. Ketuntasan kla-sikal pada saat pratindakan sebesar 11,76% meningkat menjadi 55,88% atau 19 siswa dari 34 siswa mendapatkan nilai di atas KKM. Nilai rata-rata siswa meningkat dari 60,73 menjadi 68,01. Peningkatan nilai rata-rata sebesar 7,28.
Peningkatan tersebut dikarenakan siswa mulai tertarik dengan pembelajaran yang meli-batkannya secara langsung.Penerapan model POE berbasis media realia dapat menarik antu-sias dan memberikan kesempatan kepada siswa dalam membentuk pemahamannya sendiri ber-dasarkan hasil penentuan prediksi, pengama-tan, dan penjelasan.Meskipun nilai pemaha-man konsep energi panas dan bunyi siswa meningkat, namun belum dapat memenuhi indikator penelitian yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 80%. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan guru masih belum terbiasa menerapkan model pembelajaran inovatif khu-susnya model POE berbasis media realia
Daripihak siswa, hal tersebut terjadi karena siswa belum fokus dalam pelaksanaan pembelajaran mulai dari langkah penentuan prediksi, masih ada beberapa siswa yang ramai dan berbicara sendiri saat proses pembelajaran berlangsung. Untuk memperbaiki kekurangan pada tindakan siklus I, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.
Setelah pelaksanaan siklus II, persentase ketuntasan klasikal pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa meningkat menjadi 85,29% atau 29 siswa dari 34 siswa mendapat nilai di atas KKM. Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah 29,41%. Nilai rata-rata yang didapat pada siklus II adalah 76,17. Nilai tersebut meningkat 8,16dari siklus I.
Peningkatan hasil pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa tersebut terjadi karena sudah adanya perbaikan pengajaran dari guru serta sudah terbiasanya penerapan model POE berbasis media realia. Melalui penerapan model POE berbasis media realia siswa sema-kin mendapat kesempatan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap konsep-konsep yang dibentuk pemahamannya.
Berdasarkan persentase ketuntasan siklus II, dapat dikatakan bahwa persentase tersebut sudah mencapai indikator kinerja penelitian yang ditetapkan dan penelitian ini dapat dinya-takan berhasil. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa penerapan model POE berbasis media realia dapat meningkatkan pe-mahaman konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IV ta-hun ajaran 2015/2016.
Hal tersebut selaras dengan pendapat yang dinyatakan oleh Rahayu, Widodo, dan Sudar-min (2013) yang mengungkapkan penerapan model POE dapat meningkatkan hasil belajar, karena siswa menggunakan pengetahuan yang telah mereka lakukan untuk menjelaskan suatu konsep.Pada pretest, hasil belajar kognitif sis-wa sebesar 11,43%. Sedangkan pada postest
hasil belajar siswa menjadi 97%.
Hasil penelitian juga diperkuat oleh pene-litian yang dilakukan oleh Lisa Putri (2015)
Teknik Predict Observe Explaindengan Media Benda Konkret dalam peningkatan
pembelajar-an IPA”. Pada awal tindakan ketuntasan
kla-sikal mencapai 52,63%, siklus I meningkat menjadi 54,41%, siklus II 90,43%, dan siklus III ketuntasan klasikal menjadi 98,57%.
Dari kedua penelitian yang mendukung di atas, dapat disimpulkan bahwa model POE baik berbasis media maupun tidak merupakan model pembelajaran yang mampu meningkat-kan hasil penelitian pada masing-masing varia-bel yang diteliti. Peningkatan hasil varia-belajar kog-nitif juga dibuktikan pada peneltian ini, model POE berbasis media realia dapat meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Laweyan Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Restami, Suma, dan Pujani (2013: 3) menyebutkan salah satu model pembelajaran yang mampu
memfa-silitasi siswa untuk mengembangkan aktivitas mental dan fisik secara optimal adalah model pembelajaran POE. Model tersebut dapat men-cakup cara guru untuk membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsepnya dan psi-komotornya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan ke-las yang telah dilaksanakan dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa penerapan model POE berbasis media realia dapat meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IVta-hun ajaran 2015/2016. Peningkatan tersebut di-tandai dengan meningkatnya persentase ketun-tasan klasikal dan nilai rata-rata siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IV.
DAFTAR PUSTAKA
Miles, Matthew B; Huberman, A. (2007). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press
Putri, Lisa. (2015). Penerapan Model Kolaboratif teknik Predict Observe Explain (POE) dengan Media Benda Konkretdalam Peningkatan Pembelajaran IPA. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Rahayu, Siti; Widodo; Sudarmin. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model POE Berbantuan Media I Am a Scientist. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Restami, M.P; Suma, K; Pujani, M. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran POE ( Predict-Observe-Explain) terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Vol 3 (1-11)
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prena-damedia Group