• Tidak ada hasil yang ditemukan

INOVASI PEMBANGUNAN DAN KEBIJAKAN DI DAE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INOVASI PEMBANGUNAN DAN KEBIJAKAN DI DAE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

INOVASI PEMBANGUNAN DAN KEBIJAKAN DI DAERAH

1. Pendahuluan

Perkembangan pembangunan daerah berkaitan dengan kebijakan desentralisasi

daerah. Karena dengan kewenangan daerah yang luas, pembangunan daerah

dapat ditentukan skala dan lajunya. Selain itu, desentralisasi memberi ruang untuk

terjadinya kompetisi dan kerjasama antar daerah untuk pencapaian pembagunan

maksimum.

Ternyata di Indonesia, pergerakan otonomi daerah mengalami pasang-surut,

karena terjadi tarik-menarik kewenangan antar pusat dan daerah. Hal ini terlihat

dari fakta bahwa produk undang-undang Pemerintah Daerah harus mengalami

perubahan beberapa kali. Kondisi ini tentunya tidak menguntungkan bagi tujuan

pembangunan daerah. Apalagi kemudian terlihat bahwa tarik-menarik ini dipicu oleh

perebutan kewenangan antara pusat dan daerah. Idealnya, pemerintah pusat dan

daerah memperebutkan layanan yang optimum.

Seluruh sistem pemerintahan didunia dapat dibagi menjadi dua kategori.

Pertama, giving hands, yaitu memberi layanan dan bantuan optimum pada

masyarakat, sehingga menjadi kompetitif dan unggul. Sistem ekonomi, hukum,

politik dan pendidikan benar-benar dirancang untuk memberi manfaat terbesar pada

masyarakat. Sebagian besar negara maju masuk dalam kelompok ini. Kedua,

grabbing hands, yaitu pemerintah atau kelas penguasa memanfaatkan posisi

(2)

menyerap kekayaan negara untuk kepentingan pribadi, sehingga masyarakat

menjadi lumpuh, atau mengalami pertumbuhan lambat. Masyarakat menjadi tidak

kompetitif, bahkan tertinggal dari negara-negara lain. Oleh karena itu diperlukan

strategi yang tepat dan ketat dalam merespon perilaku pemerintahan, khususnya di

daerah.

Secara strategis, tujuan otonomi daerah tidak hanya bertujuan memandirikan

pemerintah daerah, tetapi lebih jauh lagi juga memandirikan masyarakat lokal. Dari

perspektif inilah sebetulnya bisa dilihat sejauh mana pemerintah daerah berhasil

memandirikan masyarakat baik secara individu maupun kelompok.

2. Permasalahan

Sejauh ini permasalahan untuk implementasi pembangunan daerah cukup

kompleks. Masih terdapat gap antara pemerintah daerah dan masyarakat lokal.

Belum ada komunikasi interaktif diantara keduanya, sehingga pembangunan

terkesan didominasi oleh pemeritah, tanpa partisipasi aktif dari masyarakat.

Akibatnya, hasil akhir pembangunan seringkali tidak sesuai dengan kehendak

masyarakat. Apalagi banyak ditemui pembangunan didasarkan pada pemenuhan

kelas masyarakat tertentu, sehingga masyarakat luas tidak turut menikmatinya,

tetapi justru mengalami kerugian berupa pengambil-alihan lahan, sumber lahan,

hingga mata pencaharian.

Globalisasi membuat semua negara masuk dalam satu sistem ekonomi,

(3)

bangsa lain sangat terbuka. Sementara negara-negara lain menghadapi globalisasi

dengan melakukan adaptasi yang berbasis kepentingan domestik. China, misalnya

memadukan ideologi sosialisme dan liberalisme untuk bertahan dan memperoleh

manfaat dari globalisasi. Negara-negara Eropa bersatu membentuk Uni Eropa.

Jepang dan Korea berspesialisasi pada industri teknologi dan elektronik. Vietnam

sekarang sedang mengembangkan diri sebagai negara industri beras. Sedangkan

Indonesia dinilai oleh beberapa pengamat tidak memiliki ideologi pembangunan

yang jelas. Hal ini berdampak pada pembangunan daerah.

3. Langkah-Langkah Untuk Mewujudkan Pemberdayaan Masyarakat di Daerah

lokal harus menggunakan pendekatan berimbang. Yaitu mengoptimumkan industri

tradisional seperti periklanan, pariwisata, pertanian, peternakan dan industri kecil, serta

memanfaatkan informasi, teknologi dan komunikasi. Perusahaan-perusahaan kecil

harus melengkapi perusahaan-perusahaan berskala besar. Diversifikasi ini dalam

jangka panjang akan menciptakan stabilitas yang besar dan berperan dalam

membentuk ekonomi yang lebih kuat.

Langkah pertama, perlu dikembangkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan

industri skala kecil, disertai dengan pengadaan prasarana pendukung, barang modal,

dan layanan produk. Langkah selanjutnya, konsumsi lokal, layanan tradisional, dan

reinvestasi keuntungan pada sumber daya manusia dan perkembangan prasarana

(4)

Strategi-strategi perkembangan harus dikaitkan dengan

kesempatan-kesempatan eksternal. Hal ini akan mengarah pada perkembangan yang berpijak pada

penggunaan sumber alam serta keahlian dan pengetahuan sumber daya manusia.

Langkah ini dapat mendorong identifikasi kesempatan-kesempatan di sektor informasi

dan teknologi, research and development (R and D), dan proteksi lingkungan. Perlu

ditekankan bahwa ada peluang-peluang perkembangan yang memerlukan

pengetahuan dan pendidikan masyarakat lokal.

Untuk mencapai perkembangan ini, diperlukan strategi-strategi berikut:

1. Menarik investasi luar. Untuk memperoleh investasi luar, diperlukan public

relations dan promosi. Perlu diidentifikasi peluang-peluang yang ada bagi

investor dan ditunjukkan bagaimana mereka dapat mengoptimumkan

peluang-peluang itu. Kebutuhan investor meliputi meliputi informasi tentang layanan

industri dan pemerintah daerah, kelonggaran pajak, pinjaman atsau kredit, dan

regulasi lingkungan.

2. Prasarana dan program pemerintah. Program-program, layanan-layanan dan

fasilitas-fasilitas pemerintah menciptakan ketenagakerjaan dan menstabilkan

ekonomi daerah. Peran pemeritah perlu diperluas untuk terciptanya sinergi. 3. Mendorong munculnya perusahaan baru. Adanya

perusahaan-perusahaan baru tidak hanya bergantung pada penarikan investasi tetapi juga

memerlukan identifikasi peluang, konsultasi bisnis, sikap kepengusahaan, Dan

prasarana.

4. Perluasan perusahaan yang ada. Peluang-peluang yang muncul dari

(5)

lokal. Perusaahaan modal masyarakat dapat membantu menyediakan dana

investasi yang diperlukan untuk mewujudkan kondisi ini.

6. Penggantian impor. Perlu juga diidentifikasi produk dan jasa yang berasal dari

luar daerah dan memeriksa apakah masyarakat lokal memiliki potensi untuk

memproduksi produk dan jasa sejenis.

7. Produk khas. Banyak masyarakat lokal dapat memprodukasi barang dan jasa

karena dubuthkan oleh daerah-daerah lain. Sumbernya diupayakan dari

lingkungan, sehingga mencerminkan kekhasan. Hasilnya adalah produk-produk

yang mencerminkan kekhasan daerah.

8. Pendekatan yang terintegrasi. Prasarana yang memadai, pendidikan yang

memadai, dan ekonomi terdiversifikasi yang mengandalkan sumber alam dan

sumber daya manusia dapat memunculkan kemandirian dan keberdayaan. 9. Perencanaan strategis. Sebuah rencana strategis perlu dirancang untuk

membuat suatu daerah menjadi kompetitif, dan harus didasarkan pada kekuatan

dan visi masyarakat lokal. Rencana strategis ini meliputi langkah-langkah

penciptaan investasi swasta dengan dana pemerintah untuk terbentuknya

kemitraan, identifikasi pasar, penciptaan iklim pembangunan daerah yang

mendorong bukannya bersaing dengan investasi swasta.

10. Pengembangan Organisasi. Pengembangan organisasi diperlukan agar

masyarakat dapat mengekspresikan opini, mengawasi pembangunan, dan

menjalankan implementasi. Organisasi perlu bekerja sama dengan pemerintah

sehingga memaksimumkan potensi untuk pembangunan ekonomi.

11. Pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan dilakukan untuk mendorong

masyarakat untuk mandiri. Jiwa kewirausahaan juga dapat dimunculkan. Pada

level yang lebih tinggi, pejabat pemerintah dapat berpartisipasi, sehingga jiwa

(6)

12.Ketenagakerjaan. Dalam orientasi penciptaan lapangan kerja, pemerintah sering

mengabaikan aspek aplikasi teknologi, mengingat teknologi membatasi

penggunaan tenaga manusia dan terbatasnya sumber daya manusia yang

memadai. Pihak swasta perlu melakukan keseimbangan dengan memasukkan

faktor teknologi, mengingat teknologi berfungsi meningkatkan kualitas. Pada

level yang lebih tinggi, transfer teknologi juga perlu diperhatikan.

4. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan dan pemikiran diatas, maka pemerintahan daerah

perlu melakukan inovasi kebijakan, terutama fokus pada dua agenda. Yaitu ekonomi

dan teknologi, dan pendidikan. Melalui ekonomi, pemerintah daerah harus

membangun kekuatan-kekuatan enterprenuership di daerah secara maksimal.

Pemerintah daerah harus melakukan perubahan secara terus-menerus baik dalam

proses perumusan, pelaksanaan dan evaluasi kebijakannya.

Masyarakat, baik secara kelompok maupun individu, harus mengimbangi dengan

memasuki dunia usaha, baik makro dan mikro. Mereka harus menjadi pemain lokal

(7)
(8)

Referensi

Dokumen terkait

Dari permasalahan diatas ini maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar kimia digunakan model pembelajaran kooperatif

Metode Kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata

Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini peneliti. akan menggunakan beberapa cara

Program pembentukan hibrida silang tunggal jagung QPM di Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) telah dihasilkan sejumlah galur generasi lanjut. Galur menghasilkan

Kata  seru  ‘wow’  dalam  percakapan  biasa  digunakan  untuk  mengawali  ungkapan  kekaguman.  Pilihan  jawaban  B  dan  D  sama‐sama  merupakan 

Dari perbandingan tersebut dapat dianalisis bahwa hubungan antara banyaknya keluhan yang dirasakan, konsumsi energi yang dikeluarkan dan besarnya intensitas kerja

Berdasarkan uraian di atas, simpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan sistem inferensi fuzzy metode Mamdani, bisa diprediksi tingkat kelulusan

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)