• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN.docx (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN.docx (2)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan Bhakti Kencana Limbangan program keahlian Farmasi merupakan salah satu sekolah yang melahirkan tenaga-tenaga Asisten Apoteker yang harus siap kerja di lapangan. Oleh karena itu, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan Bhakti Kencana Limbangan mengadakan program PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang salah satu kegiatan nya melakukan peninjauan langsung ke puskesmas.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini biasa di jadikan sebagai tolak ukur bagi siswa dalam menerapkan teori dari sekolah. Pengetahuan di proleh dari sekolah tidak selamanya sama dengan apa yang ada lapangan. Oleh karena itu, Praktek Kerjan Lapangan (PKL) merupakan progran yang memberikan pengetahuan kepada siswa tentang proses-proses yang terjadi di lapangan secara nyata.

1.2. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum

 Untuk mengetahui dan memahami ruang lingkup kerja dan tanggung jawab seorang Tenaga Teknis KeFarmasian di Apotek.

 Untuk meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang pembuatan, pengolahan, peracikan, perubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat serta perbekalan Farmasi lainnya.

2. Tujuan Khusus

Untuk menghasilkan Tenaga Teknis KeFarmasian yang propesional, jujur dan tanggung jawab dalam hal pelayanan kefarmasian kepada masyarakat.

1.3 Kegunaan Penulisan Laporan

Kegunaan penulisan lapoean ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu syarat untuk bisa mengikuti Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) dan Ujian Akhir Nasional (UAN).

(2)

2. Membiasakan siswa hidup mandiri dan berpikir logika juga melihat kedisiplinan siswa dalam dunia kerja secara melatih kreatifitas dalam menuangkan ide yang disusun dalam laporan.

BAB II

TINJAUAN UMUM PUSKESMAS LIMBANGAN 2.1 Letak Geografis Puskesmas Limbangan

Kecamatan Bl.Limbangan yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Bl.Limbangan terletak di wilayah Kabupaten Garut bagian utara dengan jarak kurang lebih 28 km, berada pada ketinggian 545 m di atas permukaan laut. Keadaan alamnya terdiri dari dataran rendah, berbukit dan bergunung, dialiri 3 buah sungai yang agak besar (Sungai Cimanuk, Cipancar dan Sungai Cipeujeuh). Kecamatan Bl.Limbangan meliputi 14 Desa Swakarya, 157 RW 438, RT 22.633 KK dengan jumlah penduduk 84.654 jiwa.

Wilayah kecamatan Bl.Limbangan mempunyai batas administrasi sebagai berikut :

(3)

 Sebelah Timur : Kecamatan Cibatu  Sebelah Barat

 : Kecamatan Nagreg

(Peta Krcamatan Bl.Limbangan terdapat pada Lampiran 1)

Luas wilayah Kecamatan Bl.Limbangan adalah 7.560,850 Ha, yang terdiri dari :

a. Tanah Carik : 139,081 Ha b. Tanah milik rakyat :

Darat : 5.474,188 Ha

Sawah : 1.820,000 Ha

Wakaf : 5,485 Ha

Kolam : 25,000 Ha

Kuburan :47,735 Ha

Lain-lain : 6,330 Ha

c. Tanah Pengangonan : 54, 520 Ha d. Tanah Kehutanan : 1.692,000 Ha 2.2 . Analisa Demografi

Penduduk Krcamatan Bl.Limbangan berjumlah : 84.654 Orang, terdiri dari Laki-laki : 42.134 orang dan perempuan : 42.520 orang.

2.3. Analisa Lingkungan

Diwilayah kerja puskesmas Bl.Limbangan, keadaan Fasilitas Kesehatan Lingkungannya meliputi :

a. Sarana air bersih :

 Sumur Gali : 4.058 buah

 SPT dangkal : 101 buah

 SPT Artesis : 3 buah

 PMA : 17 buah

b. Sarana jamban Keluarga : 4646 buah c. SPAL Rumah Tangga : 5775 ` buah d. Perumahan Lingkungan Pemukiman

 Jumlah Rumah : 16.376 buah

 Jumlah KK : 17.212 KK

(4)

 Pasar tradisional : 1 buah

 Mini market : 1 buah

 Terminal : 1 buah

 Puskesmas DPT : 1 buah

 Puskesmas pembatu : 5 buah

 Mesjid jami : 81 buah

 Pasantren : 21 buah

 Sekolah : 81 buah

 Poskestren : 2 buah

b. Tempat Pengolahan Makanan

 Rumah makan : 6 buah

 Warung nasi : 7 buah

 Parbrik tahu : 3 buah

 Pabrik kerupuk : 3 buah

 Pabrik tempe : 1 buah

c. Tempat penyimpanan penjualan pestisida

 Kios Pestisida : 1 buah

2.4. Fasilitas Kesehatan dan Sarana Pendidikan

Puskesmas Kecamatam Bl.Limbangan terdiri dari 1 Puskesmas induk, 5 Puskesmas pembantu, 2 poskestren 139 Posyandu. Keadaan personilnya berjumlah 75 Orang.

Dari 69 Orang ini yanh menjadi PNS berjumlah 41 orang dan yang masih bertugas PTT 6 orang, TKK 3 orang, dan sukwan 25 orang.

Letak puskesmas DPT Bl.Limbangan berada di Desa Limbangan Tengah, tempatnya di jln.Raya Limbangan Tengah No. 119 Telp. 431 113 dengan jarak tempuh dari Desa terdekat 500 m dan dari desa terjauh kurang lebih 12 km.

Sarana yang tersedia di puskesmas Limbangan adalah : 1. TU

2. Ruang Dokter

3. Ruangan Unit Gawat Darurat (UGD) 4. Labolatorium

5. Ruang Obat

(5)

2.5 Personalia Puskesmas Limbangan 1. Tata Usaha : 7 Orang 2. Perawat Umum : 12 Orang 3. Perawat Gigi : 3 Orang

4. Bidan : 26 Orang

5. Kesling : 1 Orang

6. Labolatorium : 3 Orang

7. Gizi : 1 Orang

8. TKK : 3 Orang

9. TKS/ Sukwan : 22 Orang 10. Dokter Umum : 2 Orang 11. Dokter Gigi : 1 Orang 2.6 Sarana Penunjang

Puskesmas pembantu 5 buah terdiri dari : 1. Pustu Dunguswiru

2. Pustu Ciwangi 3. Pustu Pangeureunan 4. Pustu Surabaya 5. Pustu Simpen

2.7 Program Kesehatan Di Puskesmas Limbangn

Kegiatan pokok Kesehatan yang di laksanakan di Puskesmas DPT Bl.Limbangan meliputi program :

1. Kesehatan ibu dan anak 2. Kelurga berencana 3. Gizi

4. Penyehatan Lingkungan pemukiman 5. Pencegahan penyakit menular 6. Pengobtan rawat jalan

7. Rawat inap

8. Usaha kesehatan sekolah 9. Kesehatan gigi dan mulut 10. Kesehatan mata

11. Perawatan kesehatan masyarakat 12. Penyuluhan kesehatan masyarakat 13. Kesehatan jiwa

14. Manajemen terpadu balita salit 15. Farmasi

16. Labolatorium kesehatan 17. Rontgen

(6)

20. Operasi katarak 21. Perpustakaan 22. Posyandu

Kunjungan pasien yang berobat ke puskemas DPT BL.Limbangan meliputi bermacam-macam kasus dan keluhan penyakit, baik penyakit yang di sebabkan oleh penyebab lainnya. Banyaknya kunjungan pasien yang berobat ke puskesmas DPT Bl.Limbangan den

gan klasifikasi 10 besar penyakit, yang disusun dari laporan bulanan penyakit, diharapkan dapat mewakili keadaan pola penyakit yang terjadi pada tahun 2012.

Tabel 1

Adapun ke 10 besar penyakit adalah sebagai berikut :

NO KELOMPOK PENYAKIT JUMLAH

1 Penyakit infeksi saluran pernafasan 10430

2 Penyakit sistim pencernaan 7907

3 Penyakit kulit dan jaringan subkutan 3907

4 Penyakit sistim pembuluh darah 3593

5 Penyakit sistim musculo skeletat dan jaringan ikat 2520 6 Penyakit infeksi dan parasit tertentu 2010

7 Penyakit mata dan adnexa 1977

8 Infeksi dan pneumonia 864

9 Gejala tanda dan pneumonia secara klinis lab yang tidak diklafikasikan di tempat lain

702 10 Pediculosis, akarriasis dan gangguan oleh kutu lainnya 500

11 Penyakit Lain-lain 3723

(7)

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG KEFARMASIAN 3.1 Perencanaa Obat

Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan :

1. Perkiraan jenis dan jumalah obat dan perbekalan kesehatan yang mendekati kebutuhan.

2. Meningkatkan penggunaan obat secara rasinal. 3. Meningkatkan efisiensi obat.

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas.

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan obat antara lain : 3.1.1 Tahap pemilihan oabt

Fungsi seleksi/pemilihan obat adalah untuk menentukan apakah obat benar-benar diperlukan sesuai dengan jumlah penduduk dan pola penyakit di daerah. Untuk mendapatkan pengadaan obat yang baik, sebaiknya diawali dengan dasar-dasar seleksi kebutuhan obat, yaitu meliputi :

(8)

b. Obat dipilih seminimal mungkin dengan cara menghindari duplikasi dan kesamaan jenis.

c. Jika ada obat baru harus ada bukti yang spesifikn untuk efek terapi yang lebih baik.

d. Hindari penggunaan kombinasi, Kecuali jika obat kombinasi mempunyai efek yang lebih baik dibandingkan obat tunggal.

e. Apabila jenis obat banyak, maka kita memilih berdasarkan obat pilihan (drug of choice) dari penyakit yang relevansinya tinggi.

3.1.2 Tahap perhitungan kebutuhan obat

Kompolasi pemakaian obat berfungsi untuk mengetahui pemakaian bulanan masing-masing jenis obat di unit pelayanan kesehatan/puskesmas selama setahun dan sebagai pendamping bagi stok optimum.

Informasi yang didapat dari kompilasi pemakain obat adalah :

a. Jumlah pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing unit pelayanan kesehatan/puskesmas

b. Persentase pemakain tiap jenis obat terhadap total pemakaian setahun seluruh unit pelayanan kesehatan/puskesmas

c. Pemakain rata-rata untuk setiap jenis obat untuk tingkat kabupaten/kota Tahap perhitungan kebutuhan obat menentukan kebutuhan obat merupakan tantangan yang berat yang harus di handapi oleh tenaga farmasi yang bekerja di UPOKK kabupaten/kota maupun Unit Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD). Masalah kekosongan obat atau kelebihan obat dapat terjadi apabila informasi semata-mata hanya berdasarkan informasi teoritis terhadap kebutuhan pengobatan. Koordinasi dan proseses perencanaan untuk pengadaan obat secara terpadu serta melaluio tahapan seperti di atas , diharapkan obat yang di rencanakan dapat tepat jenis , tepat jumlah serta tepat waktu dan tersedia pada saat dibutuhkan.

Metode yang lazim digunakan untuk menyusun perkiraan kebutuhan obat tiap unit pelayanan kesehatan adalah :

a. Metode konsumsi

Metode ini di lakukan dengan menganalisis data konsumsi obat tahun sebelumnya. Hal yangperlu diperhatikan antara lain :

(9)

2) Analisis data untuk informasi dan evaluasi

3) Perhitungan perkiraan kebutuhan obat b. Metode Epidemiologi

Metode ini dilakukan dengsn menganalisis kebutuhan obat berdasarkan pola prnyakit, perkiraan kunjungan dan waktu tunggu (lead time).

Langkah-langkah dalam metode ini antara lain :

1) Menentukan jumlah penduduk yang akaan di layani

2) Menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi penyakit 3) Menyediakan standar/pedoman pengobatan yang digunakan

4) Menghitung perkiraan kebutuhan obat

5) Penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia

3.2 Permintaan obat

Tujuan permintaan obat adalah memenuhi kebutuhan obat di masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pada penyakit yang ada di wilayah kerjanya.

Sumber penyediaan obat di puskesmas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/kota. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di puskesmas adalah obat esensial ynag jenis dan itemnya ditentukan setiap tahun oleh menteri kesehatan dengan menujuk kepada Daftar Obat Esensial Nasional.

(10)

Adapun bebereapa dasar pertimbangan dari kepmenkes tersebut adalah

1. Obat generik sudah menjadi kesepakatan global untuk dipergunakan di seluruh dunia bagi pelayanan kesehatan publik.

2. Obat generik mempunyai mutu, verifikasi yang memenuhi standar pengobatan.

3. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan publik bagi masyarakat. 4. Menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan publik.

5. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi alokasi dana obat di pelayanan kesehatan publik.

Berdasarkan UU No: 36 Tahun 2005 tentang Kesehatan dan PP No : 51 Tahun 2005 tentang Pekerjaan Kefarmasian yang diperkenankan untuk melakukan penyediaan obat adalah Tenaga Apoteker. Untuk itu, Puskesmas tidak diperkenankan melakukan pengadaan obat secara sendiri-sendiri.

Permintaan Obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing kabupaten/kota dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit kepala puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub unit. Berdasarkan pertimbangan efisiensi dan ketepatan waktu penyerahan obat kepada puskesmas kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menyusun petunjuk lebih lanjut mengenai alur permintaan dan penyerahan obat secara langsung dari UPOPPK ke puskesmas.

1. Kegiatan

a. Permintaan Rutin

Dilakukan dengan sesuai jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota untuk masing-masing Puskesmas.

b. Permintaan Khusus

Dilakukan diluar jadwal distribusi rutin apabila : 1.Kebutuhan meningkat ;

2.Menghindari kekosongan ;

3.Penanganan kejadian luar biasa (KLB), Obat rusak dan 4.kadaluarsa.

c. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan formulir laporan pemakaian lembar permintaan obat ( LPLPO).

(11)

2. Menentukan jumlah permintaan obat Data yang diperlukan :

a. Data pemakaian obat periode sebelumnya b. Jumlah kunjungan resep

c. Data penyakit

d. Frekuensi distribusi obat oleh UPOPPK Sumber data

a. LPLPO b. LBI

3.3. Penyimpanan obat

Tujuan penyimpanan obat adalah agar obat yang tersedia di unit pelayanan kesehatan mutunya dapat dipertahankan. Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang) , terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.

3.3.1. Persyaratan gudang dan pengaturan penyimpanan obat a. Persyaratan Gudang

1) Cukup luas minimal 3 x 4 m. 2) Ruang keruang tidak lembab.

3) Ada ventilasi agar ada aliran udara tidak lembab/panas.

4) Perlu adanya cahaya yang cukup. Namun jendela harus mempunyai pelindung untuk menghindari adanya cahaya langsung dari bertelaris. 5) Lantai dibuat dari tegel/semen yang tidak memungkinkan

bertumpuknya debu dan kotoran lain, bila perlu diberi alas papan (palet).

6) Dinding dibuat licin.

7) Hindari pembuatan sudut lantai dan dingding tajam.

8) Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat. 9) Mempunyai pintu yang dilengkapi dengan kunci ganda.

10) Tersedia lemari/laci khusus narkotika dan psikotropika yang selalu terkunci.

11) Sebaiknya ada pengukuran suhu ruangan. b.Pengaturan penyimpanan obat

1) Obat disusun secara alfabetis

2) Obat dirotasi dengan FIFO dan FEFO 3) Obat disimpan pada rak

(12)

Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

a. Cairan dipisahkan dari padatan

b. Sera, paksin, supositoria disimpan dalam lemari pendingin. c. Kelembaban

Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan yang tidak ditutup sehingga mempercepat reaksi. Untuk menghindari lembab tersebut maka perlu di lakukan upaya-upaya berikut :

1) Ventilasi harus baik, jendela terbuka 2) Simpan obat ditempat yang kering

3) Wadah harus selalu tertutup rapat, jangan dibiarkan terbuka

4) Bila memungkinkan pasang kipas angin atau AC, karena makin panasa udara di dalam ruangan maka udara semakin lembab 5) Biarkan pengering tetap dalam wadah tablet dan kapsul 6) Kalau ada atap yang bocor harus segera diperbaiki

d. Sinar matahari

Kebayakan cairan, larutan injeksi cepat rusak karena pengaruh sinar matahari. Sebagai contoh adalah injeksi klorfromazin yang terkena sinar matahari, akan berubah wana menjadi kuning terang sebelum tanggal kadaluarsa.

Cara mencegah kerusakan karena sinar matahari : 1) Gunakan wadah botol atau vial di udara terbuka 2) Jangan letakan botol atau vial di udara terbuka 3) Obat yang penting dapat disimpan di lemari 4) Jendela-jemdela diberi gorden

5) Kaca jendela di cat putih e. Temperatur/panas

Obat seperti salep, krim dan supositoria sangat sensitif terhadap pengaruh panas. Sebagai contoh : salep oksi tetrasiklin akan lumer bila suhu peyimpanan tinggi dan akan mempengaruhi kualitas salep tersebut. Ruangan obat harus sejuk, beberapa jenis obat harus disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 4-8 derajat celcius, seperti :

1) Vaksin

(13)

4) Insulin

5) Injeksi antibiotik yang sudah dipakai (sisa) 6) Injeksi oksitosin

Ingat DPT, DT, TT Vaksin atau kontrasepsi jangan dibekukan karena akan menjadi rusak cara mencegah kerusakan karena panas :

1) Pasang ventilasi udara.

2) Atap gudang jangan dibuat dari bahan metal. 3) Buka jendela sehingga terjadi sirkilasi udara. f. Kerusakan fisik

Untuk menghindari kerusakan fisik :

1) Dus obat jangan ditumpuk terlalu tinggi karena obat yang ada di dalam dus bagian tangan kebawah dapat pecah dan rusak, selain itu akan meyulitkan pengambilan obat didalam dus yang teratas. 2) Penumpukan dus obat sesuai dengan petunjuk pada karton, jika

tidak tertulis pada karton maka maksimal ketinggian tumpukan delapan dus.

3) Hindari kontak dengan benda-benda tajam. g. Kontaminasi bakteri

Wadah obat harus tertutup rapat , apabila wadah terbuka, maka obat mudah tercemar oleh bakteri dan jamur.

h. Pengotoran

Ruangan yang kotor dapat mengundang tikus dan serangga lain yang kemudian merusak obat, etiket dapat menjadi kotor dan sulit terbaca. Oleh karena itu bersihkan ruangan paling sedikit satu minggu sekali lantai disapu dan dipel, dinding dan rak dibersihkan bila ruang penyimpanan kecil :

1) Dapat digunakan system dua rak

2) Bagi obat menjadi dua bagian, obat yang siap dipakai diletakan dibagian rak A sedangkan yang lain dibagian rak B.

3) Pada saat menggunakan obat di rak A, maka pesanan mulai dikirim kegudang farmasi sambil menunggu obat datang, semantara itu obat di rak B digunakn, pada saat obat di rak B habis maka diharapkan obat yang dipesan di harapkan sudah datang.

(14)

5) Misalnya permintaan dilakukan setiap 4 bulan dan waktu yang di perlukan saat mulai memesan sampai obat tiba adalah dua bulan maka jumlah pemakaian 4 bulan dibagi sama rata untuk rak A dan

rak B. Apabila waktu tunggu yang diperlukan satu bulan maka ¾ bagia obat disimpan di rak A ¼ bagian di rak B.

i. Tata cara menyimpan dan menyusun obat 1) Pengaturan meyimpan obat

Pengaturan obat dikelompokan berdasarkan bentuk sediaan dan di susun secara alfabetis berdasarkan nama generiknya. Contoh kelompok sediaan tablet, kelompok sediaan sirup dan lain-lain. 2) Penenrapan system FIFO dan FEFO

Penyususnan dilakukan dengan system firts in first out (FIFO) untuk , masing-masing obat, artinya obat yang datang pertama kali harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang datang kemudian dan first expired first out (FEFO) untuk masing-masng obat, artinya obat yang lebih awal kadaluwarsanya kemudian. Hal ini sangat penting karena :

a) Obat yang sudah terlalu lama biasanya kekuatannya atau potensinya berkurang.

b) Beberapa obat seperti antibiotoc mempunyai batas waktu pemakaian artinya waktu dimana obat mulai berkurang efektivitasnya.

3) Obat yang sudah diterima di susun sesuai denga pengelompokan untuk memudahkan pencarian dan pengendalian stok obat.

4) Pemindahan harus hati-hati supaya obat tidak pecah atau rusak. 5) Golongan antibiotic haru disimpat di wadah tertutup rapat,

terhindar dari cahaya matahari, disimpan ditempat kering.

6) Vaksin dan serum harus dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan disimpan dalam lemari es, kartu temperatur yang terdapat dalam lemari es harus selalu di isi. 7) Obat injeksi disimpan dalam tempat yang terhindar dari cahaya

matahari.

(15)

9) Untuk obat yang mempunyai kadaluwarsa supaya kadaluwarsanya dituliskan pada dus luar dengan menggunakan spidol.

10) Penyimpanan tempat untuk obat dengan kondisi khusus, seperti lemari yang tertutup rapat, lemari pendingin, kotak kedap udara dan lain sebagainnya.

11) Cairan diletakan di bagian bawah. 12) Kondisi penyimpanan bebebrapa obat.

a) Beri tanda semua wadah obat dengan jelas, apabila ditemukan obat dengan wadah tanpa etiket, jangan digunakan.

b) Apabila obat disimpan didalam dus besar makan pada dus harus tercantum :

 Jumlah isi dus, misalnya: 20 kaleng @ 500 tablet  Kode lokasi

 Tanggal diterima

 Tanggal kadaluwarsa (kalau ada)

13) Beri tangga khusus untuk obat yang akan habis masa pemakainya pada tahun tersebut.

14) Jangan menyimpan vaksin lebih dari 1 bulan di unit pelayanan kesehatan (puskesmas).

j. Pengamatan mutu

Setian petugas pengelola yang melakukan penyimpanan obat secara berkala, paling tidak setiap awal bulan. Pengamatan mutu obat :

1) Mutu obat yang disimpan dapat mengalami perubahan baik secara fisika maupun kimia.

2) Laporan perubahan yang terjadi kepada UPOPPK kabupaten/kota untuk diteliti lebih lanjut.

3) Secara sederhana pengamanan di lakukan dengan visual, dengan melihat tanda-tanda sebagai berikut :

a) Tablet :

 Terjadi perubahan warna, bau dan rasa serta lembab.

 Usahakan fisik seperti pecah, retak, sumbing, dan rapuh.  Kaleng atau botol rusak sehingga dapat memoengaruhi

obat.

 Untuk tablet salut, di samping informasi di atas juga disa dengan lengket satu dengan lainnya, bentuknya berbeda.  Wadah yang rusak.

(16)

 Cangkangnnya terbuka, kosong, rusak maupun melekat satu sama lainnya, wadah rusak.

 Terjadi perubahan warna baik cangkang maupun kapsul. c) Cairan :

 Cairan jernih menjadi keruh, timbul endapan.  Cairan susupensi tidak bisa dikocok.

 Cairan emulsi memisah dan tidak tercampur kembali. d) Salep :

 Konseistensi, warna dan bau berubah (tengik).  Pot/tube rusak atau bocor.

e) Injeksi :

 Kebocoran.

 Terdapat partikel untuk sediaan injeksi yang sebelumnya jernih sehingga keruh atau partikel asing dalam serbuk atau injeksi.

 Wadah rusak atau terjadi perubahan warna. 3.4 Distribusi Obat

Tujuan distribusi adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan tepat waktu.

Penyaluran distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyaluran obat secara merata dan teratur untuk memanuhi kebutuhan sub unit pelayanan kesehatan antara lain :

1. Sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan puskesmas (kamar obat, labolatorium).

2. PUSTU (puskesmas pembantu). 3. Puskesmas keliling.

4. Posyandu. 5. Polindes.

Adapun ketinggian distribusi adalah : 1) Menentukan frekuensi distribusi

Dalam menentukan frekuensi distribusi perlu pertimbangan jarak sub unit pelayanan dan biaya distribusi yang tersedia.

(17)

Dalam menentukan jumlah obat perlu di pertimbangkan pemakaian rata-rata setiap jenis obat, sisa stok obat, pola penyakit, jumlah kunjungan di masing-masing sub unit pelayanan kesehatan dengan menghitung stok opium setiap jenis obat.

3) Memerika mutu dan kadaluarsa obat

Obat dan alat bantu kesehatan yang di distribusikan ke sub unit pelayanan kesehatan perlu di cek mutu dan kadaluarsanya.

4) Melaksanakan penyerahan obat

a. Gudang obat menyerahkan/mengirim obat dan diterima di sub unit pelayanan.

b. Diambil sendiri oleh petugas sub unit pelayanan. Obat diserahkan dengan formulir LPLPO yang sudah di tanda tangani dan satu rangkap di simpan sebagai tanda bukti penyerahan/penerimaan obat.

c. Menandatangani dokumen penyerahan obat ke sub unit berupa LPLPO sub unit.

Dalam rangka menentukan frekuensi distribusi perlu di pertimbangkan : 1. Jarak sub unit pelayanan

2. Biaya distribusi yang tersedia

Dalam menentukan jumlah obat perlu di pertimbangkan :

1. Pemakaian rata-rata per jenis obat 2. Sisa stok

3. Pola penyakit

4. Jumlah kunjungan di masing-masing sub unit pelayanan kesehatan Penyerahan obat dapat dilakukan dengan cara :

1. Gudang obat yang menyerahkan/menerima obat dan di terima di unit pelayanan

2. Penyerahana di gudang puskesmas diambil senditi oleh sub unit pelayanan 3.5 pengendalian obat

Tujuan adanya pengendaliat obat adalah agar tidak menjaga kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, pengendalian obat terdiri dari :

(18)

Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategis dan program yang telah di tetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan pengendalian adalah :

1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu dipuskesmas dan seluruh unit pelayanan. Jumlah stok ini di sebut stok kerja. 2. Menentukan

a. Stok opimum

b. adalah sejumlah stok yang disediakan untuk mencegah terjadinya sesuatu hal yang tidak terduga, misalnya karena keterlambatan pengiriman dari UPOPPK.

3. Menentukan waktu tunggu (leadtime)

4. Untuk menetukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka diperhatikan hal-hal beriku :

c. Cantumkan jumlah adalah sejumlah stok obat yang diserahkan kepada unit pelayanan agar tidak mengalami kekurangan/kekosongan.

1) Stok pengamanan optimum pada kartu stok.

2) Laporan segera kepada UPOPPK, jika terdapat pemakaian terlebihi rencana karena keadaan yang tidak terduga.

3) Buat laporan sederhana secara berkala kepada kepala puskesmas tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai persediaan yang banyak.

Adapun pengendalian penggunaan bertujuan untuk menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisien dan pemanfaatan dana obat. 3.6 Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluarsa

3.6.1 Penanganan Obat Hilang

Tujuan penangan obat hilang adalah sebagai bukti pertanggung jawaban kepala puskesmas sehingga persediaan obat saat kejadian obat hilang dapat terjadi karena adanya peristiwa pencurian obat dari tempat penyimpanan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Untuk menangani kejadiian obat hilang ini, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

(19)

b. Kepala puskesmas kemunian memeriksa dan memastikan kejadiaan tersebut.

c. Apabila hilangnnya oabat kareana pencurian maka dilaporkan kepada kepolisian dengan membuat berita acara ( contok berita acara terlampir ).

3.6.2 Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa

Tujuan penanganan obat rusak/kadaluwarsa adalah untuk melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.

3.7 Pelayanan Obat

Tujuan pelayanan obat adalah agar pasien mendapat obat sesuai dengan resep dokter dan mendapat informasi bagaimana menggunakannya. Pelayanan obat adalah peroses kegiatan yang meliputi asfek teknis dan nono teknis yang harus dikerjakan mulai dari menerima resep dokter sampai penyerahan obat kepada pasien.

Semua jenis obat yang tersedia di unit-unit pelayanan kesehatan yang berasal dari berbagai sumber anggaran dapat di gunakan untuk melayani semua kategori pengunjung puskesmas dan puskesmas pembantu.

Puskesmas bertanggung jawab atas terlaksanya pencatatan dan pelaporan obat yang tertib dan lengkap serta tepat waktu untuk mendukung pelaksanaan seluruh aspek pengelolaan obat. Kegiatan pelayanan obat meliputi :

1. Penataan ruang pelayanan obat 2. Penyiapan obat

3. Informasi obat 4. Etika pelayanan

5. Daftar pelengkap peracikan obat

(20)

BAB IV

TINJAUAN KHUSUS KEFARMASIAN DI PUSKESMAS LIMBANGAN

4.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di puskesmas limbangan terdiri dari pencernaan obat, permintaan obat, penerimaan obat, penyimpanan obat, distribusi obat, pengendalian obat, pengendalian obat hilang, rusak dan kadaluwarsa dan penlayanan obat hilang.

4.1.1. Perencanaa Obat

Perencanaan oabt di puskesmas limbangan terdiri dari : a. Pemilihan obat

Pemilihan oabt di puskesmas limbangan berdasarkan obat pilihan dari penyakit yang prevalensinya tinggi.

b. Tahap perhitungan kebutuhan obat

Perhitungan obat di puskesmas limbangan berdasarkan kombinasi metode konsumsi dengan cara menganalisis konsumsi obat pada bulan atau tahun sebelumnya.

4.1.2. Permintaan obat

Sumber penyediaan di puskesmas limbangan adalah dari Dinas Kesehatan Kabupaten. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan format LPLPO ( Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat ), sedangkan permintaan dari sub unit ke kepala puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub unit. Permintaan obat terdiri dari :

1. Kegiatan

a. Permintaan rutin

(21)

b. Permintaan khusus

Dilaukan di luar jadwal distribusi rutin apabila :  Kebutuhan meningkat

 Menghindari kekosongan

 Penanganan kejadian luar biasa ( KLB ) obat rusak dan kadaluwarsa.

2. Menentukan jumlah permintaan obat Data yang diperlukan :

a. Data pemakaian obat periode sebelumnya b. Jumlah kunjungan resep

c. Data penyakit Sumber data : a. LPLPO

4.1.3. Penerimaan obat

Petugas penerimaan obat wajib melakukan pengcetakan terhadap obat-obat yang diserahkan, mencangkup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dokumen ( LPLPO ) dan di tanda tangani oleh panitia penerima obat dan harus diketahui Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat petugas penerima dapat mengajukan keberatan. Jika terhadap kekeurangan, petugas penerima obat wajib menuliskan jenis yang kurang (rusak, jumlah kurang, dan lain-lain ). Setiap penambahan obat-obatan di catat dan dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu stok.

4.1.4. Penyimpanan obat

Tata cara menyimpan dan menyusun obat di Puskesmas Limbangan adalah :

a. Pengaturan penyimpanan obat

Pengaturan obat dikelompokan berdasarkan bentuk sediaan dan disusun berdasarkan golongan obat seperti antibiotik, analgetika, dll.

b. Penerapan sistem FIFO dan FEFO

Penyusun dilakukan dengan sistem First In Out ( FIFO ) untuk masing-masing obat artinya obat yang datang pertama kali harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang datang kemudian dan First Expired First Out ( FEFO ) untuk masing-masing obat, artinya obat

(22)

yang lebih awal kadaluwarsanya harus dikeluarkan terlebih dahulu dari obat yang kadaluwarsanya kemudian.

4.1.5. Distribusi obat

a. Distribusi obat di Puskesmas Limbangan diberikan kepada :

 Sub unit pelayanan kesehatna Lingkungan puskesmas ( ruang obat, poned, BP gigi, BP umum, perawatan ).

 Puskesmas pembantu  Puskesmas keliling  Posyandu

 Polindes

b. Adapun kegiatan dalam distribusi adalah :  Menentukan frekuensi distribusi

Dalam menentuka frekuensi distribusi perlu pertimbangan jarak sub unit pelayanan dan biaya distribusi yang tersedia.  Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikan

Dalam menentukan jumlah obat perlu dipertimbangkan pemakaian rata-rata setiap jenis obat, sisa stok obat, pola penyakit, jumlah kunjungan di masing-masing sub unit pelayanan kesehatan dengan menghitung stok opium setiap jenis obat.

 Memeriksa mutu dan kadaluwarsa obat

Obat dan alat bantu kesehatan yang didistribusikan ke sub unit pelayanan kesehatan perlu di cek mutu dan kadaluwarsanya.

 Melaksanakan penyerahan obat.

 Gudang obat penyerahan/mengirim obat dan diterima di sub unit pelayanan.

 Diambil senditi oleh petugas sub unit pelaynan. Obat diserahkan dengan formulir LPLPO yang sudah ditanda tangani dan satu rangkap disimpan sebagai tanda bukti penyerahan/penerimaan obat.

 Mendandatangani dokumen penyerahan obat ke subunit berupa LPLPO sub unit.

4.1.6. Pengendalian obat

(23)

pengendalian obat di lakukan melalui adanya kartu stok yang di isi setiap obat keluar dari gudang dan dilakukan stok opname atau pengecekan Brang tiap akhir bulan, untuk menyesuaikan jumlah obat di kartu stok dengan bukti fisiknya.

4.1.7. Penanganan obat hilang, obat rusak dan obat kadaluwarsa a. Penanganan obat hilang

Apabila ada obat yang hilang maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

 petugas pengelola obat yang mematuhi kejadian obat hilang segera menyusun daftar jenis obat jumlah yang hilang.

 Kepala puskesmas kemudian memeriksa dan memastika kejadia tersebut.

 Apabila hilangnya obat karena pencuria( contoh berita acara lamipar).

b.Penanganan obat rusak/kadaluwarsa

obat yang rusak dan kadaluwarsa dikumpulkan, kemudian membuat panitia pemusnahan obat, membuat berita acara rangkap 3 ( tiga) kemudian obat di musnahkan dengan cara di kubur atau di bakar dan berita acaranya dikirimkan ke Dinkes Kabupaten dengan tembusan kepada BPOM dan Dinkes Provinsi.

BAB V TUGAS KHUSU

5.1 DIARE

5.1.1 DEFINISI DIARE

Diarrhea adalah sebuah penyakit di saaat tinja atau feses berubah mejadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Atau diare adalah keadaan buang buang air dengan banyak cairan (mencret) dan merupakan gejala dari penyakit tertentu atau gangguan lain.

5.1.2 PENYEBAB DIARE

Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga sering kali akibat dari racun bakteria. Dapat juga disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan. Pola hidup tidak sehat pun dapat mempengaruhinya.

Berdasarkan penyebabnya diare dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :

(24)

 Diare bacterial invasive (bersifatmenyerbu) ,agak sering terjadi namun saat ini semakin meningkatnya kesadaran hiegene masyarakat.

 Diare parasite akibat protozoa seperti entamoebahytolytica.

 Akibat penyakit atau alergi, misalnya karena adanya kanker kolon atau infeksi HIV ,juga karena alergi makanan, seperti protein susu sapi.

 Akibat penggunaan obat ,misalnya: digoksin ,sorbitol ,reserpine ,amoisilin ,amoksisilin.

 Akibat keracunan makanan, yang disebabkan oleh tidak memadainya kebersihan pada saat pengolahan, penyimpanan, dan distribusi makanan/minuman.

5.1.3 GEJALA DIARE

Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus di sertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah.Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antar lain pegal pada punggung dan perut sering berbunyi.

5.1.4 PENCEGAHAN DIARE

Pola hidup sehat itu penting. Melakukan vaksin dengan vaksin rota virus juga dapat mencegah penularan dari penyakit diare.

5.1.5 PENAGGULANGAN DIARE

Beberapa cara penaggulangan diare antara lain :

1. Jaga dehidrasi dengan elektrolit yang seimbang.

2. Mencoba makan lebih sering dengan porsimakan yang lebih sedikit, frekuensi teratur dan jangan makan atau minum terlalu cepat.

3. Menjaga kebersihan dan isolasi :kebersihan tubuh merupakan factor Utama dalam membatasi penyebaran penyakit.

5.1.6 PENGOBATAN FARMAKOLOGI  Obat kemoterapeutik

(25)

Obat ini digunakan untuk memberantas bakteri penyebab diare (terapikausal) , seperti anti biotic. sulfonamida, dan senyawa kinolon. Contoh: amoksisilin, ampisilin, kotrimoksazol, kloramfenikol, tetrasiklin.

 Obatobstipasi

Obat ini merupakan terapi berdasarkan gejala yang dialamioleh pasien. Ada beberapa cara kerja obat obstipasi diantaranya adalah :

a) Zat-zat penekan peristaltic. Contoh : antikolinergik, atropin. b) Adstringen. Contoh :asamtanat, tannin, tannalbumin.

c) Adsorben. Contoh :karbo-adsorben, kaolin, attalpulgit.  Obat spasmolitik

Obat ini mampu melepaskan kejang-kejang otot yang sering kali menyebabkan nyeri perut pada diare.Contoh: papaverin

Berikut ini contoh dari beberapa obat diare : 1. Oralit

Indikasi :pencegahan dehidrasi pada diare atau kolera dengan cara menggantikan cairan tubuh yang hilang

Efek Samping : hiperkalemia Sediaan : serbuk

Cara : ditempat kering Penyimpanan : -2. Kaolin

Indikasi :pengobatan diare, bersifat adsorben Efek Samping :

(26)

3. Carbo Adsorben

Indikasi :pengobatan diare, bersifat menyerap racun Kontraindikasi :

Efek Samping :

Sediaan : tablet 500 mg 4. Attapulgit

Indikasi :diare, mengurangi kehilangan cairan tubuh dan mengurangi frekuensi diare Efek Samping :sembelit

Sediaan : tablet 630 mg 5. Loperami dhidro klorida

Indikasi :pengobatan simptomatik diare akut sebagai tambahan terapi rehidrasi diare akut pada dewasa dan anak-anak berusia lebih dari 4 tahun ; diare kronik hanya pada dewasa.

Efek Samping : kramperut, pusing, mengantuk dan reaksi kulit termasuk urtikaria. Peringatan :penyakit hati, kehamilan

Sediaan : tablet 2 mg, tablet salut selaput 2 mg

TAB EL 2

SPESIALIT OBAT ANTI DIARE No

.

Generik Dagang Pabrik

1. Oralit Oralit

Pharolit Pedyalite

Kimia Farma Pharos Abbot 2. Kaolin dan Pectin Envios-FB

Neo Kaolana Veo Kaomind

(27)

3. Attapulgit dan Pectin

Neo Diaform Neo Enterostop

Corsa

Kalbe Farma 4. Attapulgit Biodiar

New Diatabs

Novartis Indonesia Mediafarma Biomedis 5. Loperamid HCl Imodium

Lodia Oramid

Johnson Cilag Sanbe

UAP

5.1.7 PENGOBATAN NON FARMAKOLOGI  Akarbungateratai

Sediakan 50 gram rimpang teratai dan 10 gram jahe. Kemudian di cuci bersih lalu diparut dan diambil airnya.Minum ramuan tersebut tiga kali sehari setiap pagi, siang, dan sore.

 Berasketan

Goreng beras ketan hingga hangus (berasketan yang di goring tanpa menggunakan minyak), tambahkan kunyit yang juga dibakar hingga hangus.Seduh beras ketan dan kunyit yang sudah dilumatkan dengan air hangat ,konsumsi dengan takaran 3 kali dalam sehari.

 Apelcuka

Pembuatan cuka apel sebagai bahan untuk meredekan penyakit diare dibuat dengan cara yang mudah yaitu memberikan beberapa tetes cuka apel pada air putih

5.2 VITAMIN

5.2.1 Pengertian vitamin

(28)

dengan kata lain vitamin masuk kedalam tubuh dengan ikut bersama makanan. Vitamin berdasarkan kelarutannya terbagi atas dua macam yaitu vitamin yang dapat larut dalam air ( vitamin B dan C )dan vitamin yang tidak dapat larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ) 5.2.2 Klasifikasi

Pada umumnya vitamin bekerja dengan cara menggalangkan reaksi kimia tertentu dalam proses metabolisme. Jika terjadi kekurangan vitamin, maka proses metabolisme tidak akan berlangsung dan tubuh akan menjadi sakit.

Macam – macam vitamin :  Vitamin B compleks

Vitamin B compleks 8 vitamin yang larut dalam air dan melainkan peran penting dalam metabolisme sel. Penelitian lebih lanjut menunjukan bahwa komposisi kimia didalamnya membedakan vitamin ini satu sama lain dan terlihat dalam contohnya dalam beberapa makanan, masing-masing type vitamin B suplemen mempunyai nama masig-masing contoh B1,B2,B6.

Manfaat : dapat mengubah karbohidrat menjadi glukosa yang akhirnya menghasilkan energi pada saat beraktivitas ataupun latihan. B kompleks larut dalam air sehinggamampu memperbaiki pencernaan dan asam klorida (HCL) fungsi memecah lemak, memiliki peran meningkatkan fungsi otak, menjaga sistem saraf, mencegah penuaan dini.

Efek samping kekurangan dan kelebihan B kompleks : - Kekurangan

Vitamin ini dapat menyebabkan beberapa gejala, seperti dermatis, kulit kering, pecah di sudut mulut. Otot lemah seperti kelelahan.

- Kelebihan

Dapat menyebabkan seperti mual, muntah, masalah kulit, gula darah, tinja berwarna hitam, sakit perut sembelit kemerahan pada kulit.

(29)

Merupakan vitamin B kompeks yang termasuk larut dalam air. Bersifat koenzim dalam metabolisme karbohidrat, lemak da protein yang nanti nya menjadi energi yang di gunakan tubuh untuk beraktivitas.

Manfaat : asam amino dalam tubuh dapat di pecah menjadi lebih sederhana karena penggunaan vitB6 ini. Sehingga dapat di serap melalui usus, mengurangi rasa sakit pada wanita yang sedang mengalami menstruasi,\ pencegahan penyakit jatung.

Efek samping kekurangan dan kelebihan : - Kekurangan

Dapat mengakibat kan sari makanan di usus terganggu, sehingga tubuh akan menurun kondisinya karena kekurangan gizi nya akibat hal ini.

- Kelebihan

VitB6 akan mengakibatkan seperti kesemutan dan mati rasa, rendahnya koordinasi otot hingga kelumpuhan\, sulit bernapas, alergi pada kulit.

 Vitamin B1 (thiamini)

Vitamin salah satu jenis dari vitamin B kompleks, yang banyak di temukan dalam daging, ragi, dan biji-bijian. Berfungsi sebagai metabolisme karbohidrat dan juga menormalkan aktivitas saraf.

Manfaat : dadalah mendorong pertumbuhan, melindungi oto jantung dan mengoptimalkan fungsi kerja otak, sebagai pencegah sembelit pada pencernaan.

Efek samping kekurangan dan kelebihan : - Kekurangan

VitB1 adalah penyakit beri-beri, tubuh akan hilangnya nafsu makan, kehilangan berat badan, mual, kelelahan sara, dan insomnia.

- Kelebihan

Akan terjadi ruam kulit, hipertensi dan palpitasi jantung.  Vitamin C

Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta unutk enjaga kesehatan sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.

Manfaat : melawan kanker pada wanita seperti mengonsumsi sayur-sayuran buah-buahan dapat memiliki resiko rendah terkena kanker payudara, memperbaiki kulit, meningkt kan mood.

(30)

Dapat mempengaruhi kekuatan tulang, pendarahan gusi, gigi tanggal, gampang emosi, nyeri sendi kulit memar, anemia.

- Kelebihan

Menyebab kan peningkatan resiko batu ginjal, gejala alergi, penyakit jantung pada wanita, darah encer, penyakit diabetes melitus.

5.3 Antibiotika

5.3.1. Pengertian antibiotik

Antibiotik berasal dari dua kata Yunani, yaitu ‘anti’ yang berarti ‘melawan’ dan ‘bios’ yang berarti ‘hidup’.

Antibiotik adalah obat yang dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.

Obat ini telah digunakan untuk melawan infeksi berbagai bakteri pada tumbuhan, hewan, dan manusia sejak tahun 1930-an.

Antibiotik hanya melawan infeksi bakteri dan tidak bekerja melawan infeksi virus, seperti flu, pilek, sakit tenggorokan, gondok, bronkhitis, dll.

Antibiotik yang dipergunakan untuk mengobati infeksi virus malah bisa membahayakan tubuh.

(31)

Bakteri yang kebal dengan antibiotik tidak dapat dibunuh dengan obat tersebut pada dosis yang sama.

Inilah sebabnya mengapa setiap orang harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter sebelum mengambil antibiotik.

Penisilin, sebagai antibiotik pertama, ditemukan secara tidak sengaja oleh Alexander Fleming dari kultur jamur.

Saat ini terdapat lebih dari 100 jenis antibiotik yang digunakan dokter untuk menyembuhkan infeksi ringan sampai parah.

Berbagai Jenis Antibiotik

Dari 100 zat antibiotik yang diproduksi secara alami dan sintetis, sangat sedikit yang telah terbukti aman dan efektif.

Ada berbagai cara untuk mengklasifikasikan antibiotik. Salah satunya adalah dengan mengklasifikasikan antibiotik berdasarkan efek pada bakteri.

Namun, dalam artikel ini kita akan melihat klasifikasi antibiotik berdasarkan pada struktur kimianya.

5.3.2. Jenis-jenis antibiotik

Jenis antibiotik yang dikategorikan berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:  Penisilin (Penicillins)

 Sefalosporin (Cephalosporins)  Aminoglikosida (Aminoglycosides)  Makrolid (Macrolides)

 Sulfonamida (Sulfonamides)  Fluoroquinolones

(32)

Penisilin atau antibiotik beta-laktam adalah kelas antibiotik yang merusak dinding sel bakteri saat bakteri sedang dalam proses reproduksi.

Penisilin adalah kelompok agen bakterisida yang terdiri dari penisilin G, penisilin V, ampisilin, tikarsilin, kloksasilin, oksasilin, amoksisilin, dan nafsilin

Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi, mata, telinga, saluran pernapasan, dll.

Sebagian orang mungkin mengalami alergi terhadap penisilin dengan keluhan ruam atau demam karena hipersensitivitas terhadap antibiotik.

Seringkali penisilin diberikan dalam kombinasi dengan berbagai jenis antibiotik lainnya.

2. Sefalosporin (Cephalosporins)

Sefalosporin, seperti penisilin, bekerja dengan mengganggu pembentukan dinding sel bakteri selama reproduksi.

Namun, antibiotik ini mampu mengobati berbagai infeksi bakteri yang tidak dapat diobati dengan penisilin, seperti meningitis, gonorrhea, dll.

Dalam kasus dimana orang sensitif terhadap penisilin, maka sefalosporin bisa diberikan sebagai alternatif.

Namun, dalam banyak kasus, ketika seseorang alergi terhadap penisilin, maka kemungkinan besar dia akan alergi terhadap sefalosporin juga.

 Efek samping dari antibiotik ini adalah Ruam, diare, kejang perut, dan demam. 3. Aminoglikosida (Aminoglycosides)

(33)

Karena efektif dalam menghambat produksi protein bakteri, aminoglikosida diberikan antara lain untuk mengobati tifus dan pneumonia.

Meskipun efektif dalam mengobati bakteri penyebab infeksi, terdapat risiko bakteri semakin tahan terhadap antibiotik ini.

Aminoglikosida juga diberikan dalam kombinasi dengan penisilin atau sefalosporin.

Aminoglikosida efektif mengendalikan dan mengobati infeksi bakteri, namun berpotensi melemahkan ginjal dan fungsi hati.

4. Makrolida (Macrolides)

Sama seperti sebelumnya, antibiotik ini mengganggu pembentukan protein bakteri. Makrolida mencegah biosintesis protein bakteri dan biasanya diberikan untuk mengobati pasien yang sangat sensitif terhadap penisilin. Makrolida memiliki spektrum lebih luas dibandingkan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran lambung, dll.

 Efek samping dari Makrolida adalah Ketidaknyamanan pencernaan, mual, dan diare. 5. Sulfonamida (Sulfonamides)

Obat ini efektif mengobati infeksi ginjal, namun sayangnya memiliki efek berbahaya pada ginjal.

Untuk mencegah pembentukan kristal obat, pasien harus minum sejumlah besar air. Salah satu obat sulfa yang paling sering digunakan adalah gantrisin.

6. Fluoroquinolones

(34)

Karena dapat diserap dengan sangat baik oleh tubuh, fluoroquinolones dapat diberikan secara oral.

Antibiotik ini dianggap relatif aman dan banyak digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih dan saluran pernapasan.

Namun, fluoroquinolones diduga mempengaruhi pertumbuhan tulang. Itu sebab, obat ini tidak direkomendasikan untuk wanita hamil atau anak-anak.

 Efek samping yang sering timbul meliputi mual, muntah, diare, dll 7. Tetrasiklin (tetracyclines) dan polipeptida (polypeptides)

Tetrasiklin adalah antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi seperti infeksi telinga tengah, saluran pernafasan, saluran kemih, dll.

Pasien dengan masalah hati harus hati-hati saat mengambil tetrasiklin karena dapat memperburuk masalah.

Polipeptida dianggap cukup beracun sehingga terutama digunakan pada permukaan kulit saja.  Efek samping Ketika disuntikkan ke dalam kulit, polipeptida bisa menyebabkan efek

samping seperti kerusakan ginjal dan saraf.

5.3.3. Jenis Antibiotik Beserta Manfaat & Efek Sampingnya.

Antibiotik berasal dari dua kata Yunani, yakni anti yang artinya melawan dan bios yang artinya hidup. Antibiotik merupakan obat yang dipergunakan untuk menghalangi perkembangan bakteri yang menimbulkan infeksi. Obat ini sudah dipakai untuk melawan infeksi beragam bakteri pada tumbuhan, hewan, dan manusia dari sekitar tahun 1930 an.

(35)

Bakteri yang kebal dengan antibiotik tidak juga mampu dibunuh dengan obat tersebut

pada dosis yang sama.

Inilah masalahnya kenapa setiap orang perlu mengikuti anjuran yang di dapatkan dari dokter sebelum akan mengambil antibiotik.

Penisilin, menjadi antibiotik pertama, ditemukan dengan cara tidak sengaja oleh

Alexander Fleming dari kultur jamur.

Saat ini ditemukan kian lebih dari 100 jenis antibiotik yang dipakai dokter untuk mengobati infeksi ringan hingga kronis.

1. Penggunaan antibiotik

Penggunaan antibiotik harus didasarkan pada leaflet yang terdapat pada obat, atau

menurut anjuran dokter atau apoteker.

Antibiotik dapat diberikan dalam tiga cara:

Antibiotik oral - tablet, pil, kapsul atau sirup.

Antibiotik topikal - salep, lotion, semprotan atau tetes, yang sering digunakan untuk mengobati infeksi kulit.

Antibiotik suntikan - dapat diberikan dalam bentuk suntikan langsung atau melalui infus ke dalam aliran darah atau otot, biasanya antibiotik suntikan hanya diberikan pada orang dengan penyakit yang serius.

Sangat penting untuk terus mengonsumsi antibiotik sampai penyakit Anda tuntas atau dengan kata lain mengikuti petunjuk dokter, meskipun Anda merasa sudah jauh lebih baik. Jika Anda berhenti mengonsumsi antibiotik padahal bakteri penyebab penyakit Anda masih ada, maka bakteri itu akan bangkit kembali dan menjadi lebih kebal atau resisten terhadap antibiotik. 2.Efek samping

(36)

tidak semua antibiotik dapat diperlukan seperti cara diatas. Hal ini untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.

3.Penambahan Dosis

Bila Anda sengaja mengonsumsi dosis lebih antibiotik, maka secara umum tidak akan membahayakan. Namun, hal ini akan meningkatkan risiko efek samping seperti sakit perut

dan diare.

Jika Anda tidak sengaja mengonsumsi antibiotik melebihi dosis yang disarankan dan Anda khawatir atau mengalami masalah efek samping yang mengganggu, maka bicarakanlah dengan dokter.

5.4 REMATIK

5.4.1 PENGERTIAN REMATIK (OSTEOARTRITIS)

Istilah rheumatism berasal dari bahasaYunani, rheumatismos yang berartimucus, suatucairan yang dianggap jahat mengalir dari otak kesendi dan strukturk lain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain, setiap kondisi yang di sertai kondisi nyeri dan kaku pada system musculoskeletal disebut reumatik termasuk penyakit jaringan ikat.

Penyakit rematik yang sering disebut arthritis (radangsendi) adalah penyakit yang

mengenaiotot-ototskelet, tulang, ligamentum, tendon dan persendian pada laki-laki maupun wanita dengan segala usia

Rematik adalah penyakit yang mengenai jaringan sendi dan cenderung menahun bias anya mengenai daerah pergelangan kaki, lutut, siku dan pinggang.

Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan penunjang sekitar sendi, golongan penyakit ini merupakan penyakit Autoimun yang banyak di derita oleh kaum lanjut usia (usia 50 tahun keatas). Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan dan biasanya menyerang orang yang berusia lebih dari 40 tahun.Rematik terutama menyerang Sendi-sendi, tulang, ligamentum, tendon dan persendian pada laki-laki maupun perempuan dengan segala usia.

(37)

a) Faktor genetic

Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan AR seropositif.Pengemban HLA-DR4 memiliki resiko relative 4 : 1 untuk menderita penyakit ini.

b) Faktor lingkungan termasuk infeksi oleh bakteri atau virus

Umumnya onset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh gambaran inflamasi yang mencolok.

c) Faktor hormone estrogen

Seringdijumpairemisipadawanitahamilmenimbulkandugaanterdapatnyafaktorketidakseimban gan hormonal estrogen.

d) Faktor stress

Padasaat stress keluar heat shock protein (HSP) yang merupakansekelompok protein berukuransedang (60-90kDa) yang dibentukolehseluruhspesiaespadasaat stress. e) Penuaan (usia 30-60 tahun)

Seiringdenganbertambahnyausia, strukturanatomisdanfungsi organ mulaimengalamikemunduran. Padalansia, cairan synovial

padasendimulaiberkurangsehinggapadasaatpergerakanterjadigesekanpadatulang yang menyebabkannyeri.

f) Inflamasi

Inflamasimeliputiserangkaiantahapan yang salingberkaitan.Antibodi immunoglobulin membentukkomplekimundengan

antigen.Fagositosiskomplekimunakandimulaidanmenghasilkanreaksiinflamasi (pembengkakan, nyeriserta edema padasendi).

(38)

Degenerasikartilagoartikulerdisebabkanolehgangguankeseimbanganfisiologisantara stress mekanisdankemampuanjaringansendiuntukbertahanterhadap stress tersebut.

Kartilagoartikulermaupuntulangdapat normal, tetapibeban (gaya yang

dihasilkanolehberattubuh) yang berlebihanpadasendimenyebabkanjaringantersebutgagal, ataubebanpadasendisecarafisiologismasuhlayak, tetapikartilagoartikuleratautulangnyatidak normal.

5.4.1. TANDA DAN GEJALA

Gejalarematikbermacam-macam, tergantungpadajenisnya.Namun, secaraumumrematikditandaidengan rasa nyeridankakupadapersendian,

ototdantulang.Selainitu, rematikjugadisertaidengangejalalain, seperti rasa lelahdanlemah, demam, sulittidur, depresi, beratbadanmenurun, sertageraktubuhterhambat/lamban, dantidakgesit.

Berikutgejala yang seringterjadipadapenyakitrematik : a) NyeripadaAnggotaGerak

Rasa nyeripadaanggotagerakmerupakankeluhanutamaparapenderitarematik.Biasanya, rasa nyeritimbulketikamelakukangerakatertentuatausetelahmelakukanaktivitas. Rasa

nyeritersebuttidakhanyadipersendian, tetapijugamenyebarhinggakesemuakeseluruhtubuh. Nyeri yang menjalarsecaratajamkeseluruhtubuhmenandakannyerisaraf.

b) KelemahanOtot

Padaumumnya, gejala yang mengiringinyeriadalahotot-ototterasacapekdanlemah.

Dalamwaktu yang lama kelemahanotottersebutdapatmenimbulkanatrofi (pengecilan) otot yang bersangkutan.Dalamhalinidisebabkanoleh proses rematismus yang berjalancukup lama. Jaringan yang terkena proses patologik, yaitusarafpergerakan (sarafmotorik) atauotot.

(39)

Jikasendimengalamiperadanganmakasendiakanmembengkak, warnakulitterlihatmemerah, nyeridanterasapanassetempatdansakitjikadiraba. Terkadang, padakulitakantimbulbercak-bercakdanjikaditekanagaknyeri

d) KekakuanSendi

Persendian yang terkenarematikmenjadikakudansusahdigerakkan. Namun, kekakuanjugadapatdisebabkanolehotot yang tegang.

e) KejangatauKontraksiOtot

Saatkejang, otot-ototmenggumpaldanterasasebagaibenjolan yang keras.Denganmengurutdanmenggerakkananggotatubuh,

dapatmembantumeredakankontraksiotot yang tegangdankeras. f) GangguanFungsi

Lambatlaun, rasa nyeri, kekakuan,

dankelemahanototakanberpengaruhdalammelakukanaktivitaskeseharian. Sepertitidakdapatberjalankarenalututatautumitsakit,

atautidakbisaberbalikkarenapinggangterasasakit. g) SendiBerbunyi (Krepitasi)

Sebagian orang

usiamudadapatmenghasilkanbunyi-bunyianjikamenekukkanpersendianpadajari-jaritangan, kaki, atau yang lainnya. Meskipundemikian, bukanberartimerekaituakanterkenarematik.Padapenyakitrematik, dapatdirasakanadanyabunyiberderak yang dapatdirabadandidengar.

h) TimbulBenjolan/Nodul

Umumnya, benjolantimbulpadarematik gout kronis,

(40)

3. terapi

Non farmakologi

a) Istirahatkansendi yang sakit, dihindariaktivitas yang berlebihanpadasendi yang sakit. b) Mandidengan air hangatuntukmengurangi rasa nyeri

c) Lingkungan yang amanuntukmelindungidaricedera

d) Fisioterapidenganpemakaianpanasdandingin.

e) Diet untukemnurunkanberatbadandapatmengurangitimbulnyakeluhan f) Kompresdenganessaat kaki bengkakdankompres air hangatsaatnyeri g) Konsumsimakanan yang mengandung protein dan Vitamin

(41)

BAB IV PEMBAHASAN

Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di puskesmas limbangan terdiri atas perencanaan obat, permintaan obat, penerimaan obat, penyimpanan obat, distribusi obat, pengendaliat obat hilang, rusak dan kadaluwarsa.

Perencanaan obat di puskesmas limbangan terdiri dari pemilihan obat yang berdasarkan obat pilihan berdasarkan metode konsumsi yaitu dengan cara menganalisis konsumsi obat pada bulan atau tahun sebelumnya.

Permintaan obat dilakukan dengan cara permintaan rutin yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten biasanya pada pertengahan bulan, permintaan khusus dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila kebutuhan meningkat, menghindari kekosongan, dan penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB), obat rusak dan kadaluwarsa, yang terakhir menentukan jumlah permintaan obat.

Permintaan obat dilakukan oleh petugas obat yang ditunjukan berdasarkan surat tugas. Penyimpanan obat dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan disusun berdasarkan golongan obat seperti antibiotika, analgetika, dll. Adapun penyusun obat dilakukan dengan system First In Out (FIFO) untuk masing-masing obat, artinya obat yang datang pertama kali harus dikeluarkan terlebih dahulu dari obat yang datang kemudian dan First Expired First Out (FEFO) untuk masing-masing obat, artinya obay yang lebih awal kadaluwarsanya harus dikeluarkan terlebih dahulu dari obat yang kadaluwarsanya kemudian.

(42)

dalam distribusi obat yaitu menentukan frekuensi distribusi, memeriksa mutu dan kadaluwarsa obat, dan melaksanakan penyerahan obat.

Pengendalian obat dimaksudkan untuk membatasi penggunaan obat yang berlebih dan obat yang hilang. Di Puskesmas Limbangan pengendalian obat dilakukan melalui adanya kartu stok yang diisi setiap obat keluar dari gudang dan dilakukan stok opname atau pengecekan barang tiap akhir bulan, untuk menyesuaikan jumlah obat kartu stok dengan bukti fisiknya.

Dalam penanganan obat hilang memerlukan langkah-langkah seperti petugas pengelola obat yang mengetahui kejadian obat hilang segera menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang hilang.

Kepala Puskesmas kemudian memeriksa dan memastikan kejadian tersebut. Apabila hilangnya obat karena pencurian maka dilaporkan kepada kepolisian dengan membuat berita acara. Penanganan obat rusak/kadaluwarsa dlakukan dengan cara dikmpulkan, kemudian membuat panitia pemusnahan obat, membuat berita acara rangkap 3 (tiga) kemudian obat dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar dab berita acara dikirimkan ke Dinas Kabupaten dengan tembusan kepada BPOM dan Dinkes provinsi.

(43)

BAB VII PENUTUP 1.1 Kesimpulan

Banyak kegiatan yang dilakukan selama satu bulan penuh di Puskesmas Limbangan dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan. Mulai dari perencanaan, pencatatan pengeluaran obat, pelaporan obat, pemberian obat ke pasien serta lain sebagainya. Hal ini sangat mempengaruhi penulis secara formalitas maupun non formalitas.

Berdasarkan hasil pengamatan selama Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Limbangan dapat disimpulkan bahwa Puskesmas Limbangan telah memenuhi syarat tetapi masih ada kekurangannya, system pelayanan telah dilaksanakan dengan baik sehingga menhasilkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terpadu, sejahtera, aman dan terencana. Juga bertambahnya pengalaman, pendidikan dan keterampilan yang di peroleh, terjalin kerja sama dengan baik antara semua pihak. 1.2 Saran

adapun saran dari penulis untuk Puskesmas Limbangan yang bersifat membangun antara lain :

1. Puskesmas Limbangan harus memperhatikan pelayanan yang cepat, ramah dan telili yang selama ini telah diberikan oleh petugas Puskesmas, sehingga

kepercayaan masyarakat kepada Puskesmas Limbangan dapat terjaga.

2. Perlu menambahkan tenaga kerja farmasi di Puskesmas Limbangan supaya satu sama lain lebih cepat pelayanannya.

3. Sarana dan prasarana lebih lengkap.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Harkness, Richard; interaksi obat : Penerbit ITB ; Bandung ; 1998

ISO Indonesia ; Volume xxxvi ; Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia ; FT . AKA; Jakarta ; 2001

Kee,Joyce L dan Hayes, Evelyn R ; Farmakologi, pendekat proses.

Mutschler, Ernst, Dinamika Obat, Edisi Kelima, Penerbit ITB Bandung, 1991 Tan, Hoan, Tjay dan Rahaja, Kirana; Obat-obat penting, Edisi Keempat; 1991 Woodley, Michele dan Whelen, Alison; pedoman pengobatan, Edisi Pertama;

(45)

LAMPIRAN LAMPIRAN From 1

LAMPIRAN I KARTU STOK FORM-1 Jenis obat : Kemasan : Isi kemasan :

Satuan :

No Tgl Bari/kepada penerima pengeluaran Sisa stok

paraf kadaluarsa

(46)

LAMPIRAN 6 BERITA ACARA

PEMERIKSAAN/PENELITIAN OBAT KADALUARSA/RUSAK/HILANG

NO. : ...

Pada hari ini ..., tanggal ..., bulan ..., tahun ...,

Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : 2. NIP : 3. Jabatan :

Berdasarkan laporan petugas pengelola obat dan perbekalan kesehatan puskesmas tentang obat kadaluarsa/rusak/hilang, dengan ini telah melakukan pemeriksaan/penelitian obat dan perbekalan kesehatan di gudang puskesmas dengan hasil pemeriksaan seperti terlampir.

Demikian berita acara ini dibuat menurut keadaan yang sebenarnya sebanyak ...

(...)rangkap untuk dipergunakan sebagai mestinya.

..., ...20...

Kepala puskesmas

(...)

(47)

LAMPRAN 7 BERITA ACARA

SERAH TERIMA OBAT KADALUARSA/RUSAK/HILANG No : ...

Pada hari ini ..., tanggal ..., bulan ..., tahun ..., kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama :

NIP :

Jabatan : kepala puskesmas ...

2. Nama :

NIP :

Jabatan : kepala dinas kesehatan kab/kota

Berdasarkan hasil pemeriksaan/penelitian obat kadaluarsa/rusak/hilang, telah melakukan serah terima obat-obatan tersebut sebagai mana daftar terlampir untuk di tindak lanjuti sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian berita acara ini di buat menurut keadaan yang sebenarnya sebanyak...(...) rangkap untuk dipergunakan sebagai mestinya.

...,...20...

Yang menerima, yang menyerahkan,

Kepala dinas kesehatan kepala puskesmas

Kab/kota ... ...

Gambar

Tabel 1Adapun ke 10 besar penyakit adalah sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Jika kita melihat korelasi antara permbuat kebijakan (pemerintah) dan pelaksana kebijakan (Dinas Sosial) dalam program permakanan, ini sangat tepat Dinas Sosial

Dalam mata kuliah profesi kependidikan mahasiswa diajarkan untuk menguasai kode etik keguruan, dan bersikap sebagai seorang guru yang menguasai kompetensi dasar

Konsep pendidikan yang harus dibangun untuk mendorong manusia memiliki ilmu pengetahuan secara luas adalah berdasarkan pada tauhid Ilahiah. Paradigma pendidikan model

Afrika Selatan sebagai negara yang sempat merasakan kebijakan politik rasisme terhadap kulit hitam dan akhirnya bangkit dan menang melalui sejarah panjang sekian puluh

Hak preferen dalam hukum positif bisa berupa pemegang jaminan kebendaan seperti jaminan gadai, pemegang jaminan hipotik, pemegang hak tanggungan, pemegang jaminan fidusia, utang

Dengan melihat grafik laju pertumbuhan diatas dapat diketahui bahwa pada umur 2 tahun dan 3 tahun merupakan masa muda dari tanaman sengon dimana pertumbuhan optimum terjadi.. Pada

• Definisi : Processor pada sistem pakar yang mencocokan fakta-fakta yang ada pada working memori dengan domain pengetahuan yang terdapat pada knowledge base, untuk

Hasil Penelitian tersebut berlawanan karena KAP The Big Four memiliki banyak pengetahuan tentang cara mendeteksi dan memanipulasi laporan keuangan yang mungkin dilakukan