• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny. L dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny. L dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

63

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No.Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi

1. Rabu, 20/05/2015

10.00 WIB

5. Mengkaji faktor penyebab dan mengevaluasi pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi. 6. Menjelaskan tentang masalah dan tujuan untuk

setiap latihan fisik.

7. Memberi kesempatan pada klien untuk menggantungkan tungkainya disisi tempat tidur selama beberapa menit sebelum berdiri

8. Membantu klien untuk berdiri dan duduk secara perlahan.

9. Menginstruksikan klien untuk bertumpu pada sisi terdekat saat hendak berdiri.

10. Mengevaluasi latihan awal yang diberikan dapat dengan mudah dilakukan dan tidak membutuhkan kekuatan serta koordinasi yang terlalu besar.

S : Ny. L mengaku mengalami kesulitan dalam menggerakkan kaki dan tangan kanannya. Terasa ngilu dan kaku saat bergerak.

O : 1. tangan kanan mengalami keterbatasan dalam bergerak.

2. lutut kaki tampak membengkak dan tidak mampu melakukan ROM secara maksimal.

3. kemampuan mobilitas dalam berdiri, bangkit, dan ambulasi memerlukan bantuan.

4. tidak mampu berdiri dalam waktu yang lama.

5. berjalan tertatih-tatih dan penggunaan cane sudah tepat.

(2)

64

11. Menginstruksikan klien untuk melakukan latihan ROM aktif pada ekstremitas.

12. Menginstruksikan klien untuk menggunakan lengan yang tidak sakit untuk melatih lengan yang sakit dan menganjurkan klien untuk menggerakkan lengan yang sakit secara perlahan dalam melakukan aktivitas.

13. Melanjutkan dengan latihan ambulasi (berjalan dari satu tempat ketempat lain dengan atau tanpa alat bantu).

14. Mengobservasi cara penggunaan cane.

15. Menganjurkan latihan ambulasi dengan melakukan jalan-jalan yang sering dan singkat.

16. Membatasi waktu latihan hingga 15 menit untuk menghindari kelelahan.

17. Mengupayakan untuk memasukkan latihan ROM kedalam kegiatan harian pasien.

18. Mengajarkan keluarga untuk memberikan kompres hangat agar meredakan rasa nyeri atau inflamasi.

7. kekuatan otot pada tangan kiri 4, tangan kanan 3, kaki kiri 3 dan kaki kanan 2.

(3)

65

19. Menganjurkan klien untuk menggunakan air yang hangat saat mandi.

20. Mendokumentasikan dan mendiskusikan tentang kemajuan yang spesifik.

2. 11.00

WIB 10.Mengidentifikasi risiko terjadinya jatuh.

11.Mengevaluasi kemampuan pasien dalam pelaksanaan latihan ROM.

12.Memposisikan alat bantu berjalan dekat dengan pasien.

13.Membantu pasien saat ambulasi (berjalan dari satu tempat ketempat lain).

14.Mengajarkan keluarga untuk melakukan latihan ambulasi pada yaitu berjalan dari satu tempat ketempat lain.

15.Anjurkan keluarga untuk menyediakan alat pemanggil seperti lonceng atau peluit. Untuk memudahkan pasien mencari bantuan dalam memenuhi kebutuhan dan pelaksanaan aktivitas.

S : Ny. L mengaku tidak mampu untuk berjalan dan berdiri tanpa alat bantu.

O : 1. Ny. L tampak menggunakan cane saat berjalan.

2. mudah kehilangan keseimbangan saat Romberg test.

3. Berjalan dengan tertatih-tatih.

4. Kondisi lantai kamar mandi basah dan Ny. L tidak menggunakan alas kaki saat kekamar mandi.

5. Ny. L tidak mampu melakukan aktivitas tanpa dibantu orang lain.

(4)

66

16.Menganjurkan keluarga untuk meminimalisir bahaya lingkungan dengan cara memastikan lantai tetap kering dan menyediakan keset kaki yang menyerap air dipintu kamar mandi.

17.Menganjurkan pasien memakai alas kaki yang sesuai dan tidak licin.

18.Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur letak barang-barang ditempat yang mudah dijangkau pasien.

A: masalah belum teratasi. P : intervensi dilanjutkan.

3. 12.00

WIB

11. Mengkaji kemampuan untuk melakukan personal hygiene.

12. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang perawatan diri.

13. Mendukung pasien untuk melakukan hygiene selama perawatan diri dan melibatkan keluarga dalam asuhan.

14. Memberikan bantuan perawatan diri sampai pasien benar-benar mampu melakukan perawatan diri sesuai kemampuan.

S : Ny. L mengaku tidak dapat melakukan aktivitas kebersihan diri tanpa dibantu. Ny. L hanya mandi jika dimandikan dan tidak pernah menyikat gigi dan sangat jarang keramas. Ny. L juga menambahkan bahwa sela jari kakinya sering gatal karena basah.

O: 1. Ny. L melakukan perawatan diri dengan dibantu oleh anak.

(5)

67

15. Menganjurkan keluarga untuk meletakkan sabun, handuk, dan peralatan lain yang dibutuhkan dekat dengan tempat tidur atau kamar mandi.

16. Menganjurkan keluarga untuk memfasilitasi pasien dalam menyikat gigi dan hygiene oral. 17. Menawarkan untuk mencuci tangan setelah

eliminasi dan sebelum makan.

18. Mempertahankan lingkungan mandi hangat dan menganjurkan klien untuk mandi dengan air hangat.

19. Meningkatkkan kemandirian seoptimal mungkin sesuai kemampuan pasien.

20. Motivasi pasien berjalan dan latihan fisik selama melakukan kegiatan.

4. Rambut bermi- nyak dan berbau.

5. Sela-sela jari luka dan kaki berbau.

6. Tidak ada handuk atau pengering disekitar klien.

A: masalah berlum teratasi. P: intervensi dilanjutkan

1. Kamis, 21/05/2015

10.30 WIB

1. Mengevaluasi pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi.

2. Mengevaluasi kemampuan pasien untuk melakukan pergerakan secara mandiri.

3. Membantu klien untuk berdiri dan duduk secara

S : Ny. L mengaku masih mengalami kesulitan dalam menggerakkan kaki dan tangan kanannya sulit digerakkan.

Terasa ngilu dan kaku saat bergerak.

(6)

68 perlahan.

4. Mengevaluasi kemampuan klien melakukan melakukan latihan ROM aktif pada ekstremitas. 5. Menginstruksikan klien untuk menggunakan lengan

yang tidak sakit untuk melatih lengan yang sakit dan menganjurkan klien untuk menggerakkan lengan yang sakit secara perlahan dalam melakukan aktivitas.

6. Mengevaluasi kemampuan ambulasi (berjalan dari satu tempat ketempat lain dengan atau tanpa alat bantu).

7. Membatasi waktu latihan hingga 15 menit untuk menghindari kelelahan.

8. Melibatkan keluarga untuk memberikan kompres hangat agar meredakan rasa nyeri atau inflamasi. 9. Mendokumentasikan dan mendiskusikan tentang

kemajuan yang spesifik.

gerakan ROM yang diajarkan.

O: 1. Ny. L masih tampak kaku saat menggerakkan kaki dan tangannya. Nyeri masih dirasakan (skala 3).

2. Kemajuan masih belum signifikan, pelaksanaan ROM masih mengalami keterbatasan terutama pada baru dan tungkai. 3. Ny. L masih memerlukan bantuan dalam berdiri dan berjalan.

4. Kekuatan otot pada tangan kiri 4, tangan kanan 3, kaki kiri 3 dan kaki kanan 2.

5. Ny. L mudah terjatih dalam melakukan Romberg test.

6. Menggunakan alat bantu cane dengan benar. A: Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan.

2. 11.00

WIB

1. Mengevaluasi kemampuan pasien dalam melaksanakan ROM untuk meningkatkan

(7)

69 mekanika tubuh.

2. Mengevaluasi keseimbangan saat melaksanakan romberg test.

3. Mengevaluasi anjuran kepada keluarga dalam menempatkan cane.

4. Memastikan pasien memakai alas kaki yang sesuai dan tidak licin.

5. Mengevaluasi hasil anjuran kepada keluarga dalam meminimalisir bahaya lingkungan, seperti mengeringkan lantai yang licin dan basah, menempatkan kain lap dipintu kamar mandi.

mampu untuk melakukan ambulasi tanpa bantuan.

O : 1. Keseimbangan masih belum optimal. 2. Ny. L masih belum mampu untuk melakukan ROM secara optimal.

3. Berjalan sangat lambat dan tertatih.

4. Alat bantu berjalan berada didekat klien dan letak-letak barang sudah dipindah sesuai jangkauan klien.

5. Ny. L menggunakan alas kaki yang tidak licin.

6. Beberapa bahaya lingkungan sudah diminimalisir seperti menempatkan kain lap dipintu kamar mandi., namun lantai masih tampak basah.

A: Masalah teratasi sebagian. P: Intervensi dilanjutkan

3. 12.30

WIB

1 Mengevaluasi kemampuan untuk melakukan personal hygiene.

(8)

70

2 Mengevaluasi pelaksanaan personal higyene yang telah dianjurkan.

3 Memotivasi pasien untuk melakukan hygiene selama perawatan diri dan melibatkan keluarga dalam asuhan.

4 Memberikan bantuan perawatan diri sampai pasien benar-benar mampu melakukan perawatan diri sesuai kemampuan.

5 Meningkatkkan kemandirian seoptimal mungkin sesuai kemampuan pasien.

6 Motivasi pasien berjalan dan latihan fisik selama melakukan kegiatan.

mengatasi masalah personal hygiene, tapi mengalami kesulitan dalam melakukannya secara mandiri.

Ny. L masih belum mencuci rambut karena malas. Keluhan gatal pada sela-sela jari kaki. O: 1. Tindakan perawatan diri masih belum dapat dilakukan secara mandiri sesuai kemampuan.

2. Rambut berminyak, tercium bau, tampak diikat asal-asalan.

3. Sela jari kaki masih tampak basah dan tercium bau.

4. Handuk dan peralatan mandi sudah diletakkan ditempat yang dapat klien jangkau. 5. Oral hygiene sudah dilakukan, mulut tampak lebih bersih dan tidak terlalu bau.

(9)

71

A : Masalah teratasi sebagian. P : Intervensi dilanjutkan 1. Jum’at,

22/05/2015

10.00 WIB

1 Mengevaluasi pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi.

2 Mengevaluasi kemampuan pasien untuk melakukan pergerakan secara mandiri.

3 Membantu klien untuk berdiri dan duduk secara perlahan.

4 Mengevaluasi kemampuan klien melakukan melakukan latihan ROM aktif pada ekstremitas. 5 Menginstruksikan klien untuk menggunakan lengan

yang tidak sakit untuk melatih lengan yang sakit dan menganjurkan klien untuk menggerakkan lengan yang sakit secara perlahan dalam melakukan aktivitas.

6 Mengevaluasi kemampuan ambulasi (berjalan dari satu tempat ketempat lain dengan atau tanpa alat bantu).

7 Membatasi waktu latihan hingga 15 menit untuk

S: Ny. L mengaku kaki dan tangan kanan masih susah digerakkan, terasa kaku dan nyeri saat digerakkan.

O : 1. Belum ada peningkatan yang spesifik. 2. Pada latihan ROM belum ada peningkatan. Ekstremitas masih mengalami keterbatasan dalam bergerak terutama bagian bahu dan menggunakan alat bantu.

5. Tidak terdapat edema.

(10)

72 menghindari kelelahan

8 Melibatkan keluarga untuk memberikan kompres hangat agar meredakan rasa nyeri atau inflamasi. 9 Mendokumentasikan dan mendiskusikan tentang

kemajuan yang spesifik

A: Masalah belum teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan keluarga.

2. 11.00

WIB

1. Mengevaluasi kemampuan pasien dalam melaksanakan ROM untuk meningkatkan mekanika tubuh .

2. Mengevaluasi kekmampuan pasien dalam ambulasi (berpindah dari satu tempat ketempat yang lain).

3. Mengevaluasi kemampuan klien dalam berdiri tanpa menggunakan alat bantu.

4. Mengevaluasi kemungkinan timbulnya bahaya lingkungan seperti penggunaan alat bantu berjalan yang licin.

S: Ny. L mengaku masih belum dapat menjalani latihan fisik secara optimal. Klien mengaku terbantu saat melaksanakan implementasi yang diberikan.

O : 1. Klien tampak lebih mudah menjangkau barang yang diperlukan.

2. Keseimbangan masih belum optimal tanpa alat bantu.

3. Bahaya lingkungan sudah terminimalisir seperti lantai tampak lebih kering dan membuat klien jalan lebih nyaman.

(11)

73

3. 12.30

WIB

1 Mengevaluasi kemampuan untuk melakukan personal hygiene.

2 Mengevaluasi pelaksanaan personal higyene yang telah dianjurkan.

3 Mengevaluasi pelaksanaan perawatan diri oleh pasien dan keluarga.

4 Memberikan bantuan perawatan diri sampai pasien benar-benar mampu melakukan perawatan diri sesuai kemampuan.

5 Meningkatkan kemandirian seoptimal mungkin sesuai kemampuan pasien.

6 Motivasi pasien berjalan dan latihan fisik selama melakukan kegiatan.

S : Ny. L mengaku lebih segar dan bersih. Rasa gatal pada sela jari sudah berkurang.

O: 1. Perawatan diri masih memerlukan bantuan.

2. Rambut tampak bersih, tidak bau dan tidak berkeringat.

3. Sela jari kaki tampak kering dan tidak berbau.

4. Klien melakukan cuci tangan setelah eliminasi dan sebelum makan.

5. Klien menggunakan air hangat untuk mandi. 6. Klien mengikuti latihan fisik, meski masih terbatas dalam melakukan pergerakan.

(12)

74

DOKUMENTASI

(13)
(14)

76

(15)

77

(16)

78

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION

(ROM) AKTIF

Pokok bahasan : Latihan fisik rentang derak/ Range Of Motion (ROM) Sub Pokok bahasan : Mengajarkan latihan fisik rentang gerak kepada

keluarga Ny. L untuk diaplikasikan kepada Ny. L yang mengalami hambatan mobilisasi fisik.

Hari dan Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015

Waktu : Jam 10.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. L.

Jalan Bajak III Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas. Sasaran : Ny. L dan keluarga.

Penyuluh : Iyatunna S. P. Manik

A. TUJUAN 1. Tujuan umum

Setelah dilakukan penyuluhan mengenai latihan ROM aktif diharapkan Ny.L dan keluarga memahami mengenai latihan rentang gerak.

2. Tujuan khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit Ny. L dan keluarga dapat : a. menyebutkan pengertian latihan rentang gerak/ ROM.

b. menyebutkan tujuan dan manfaat latihan rentang gerak/ ROM.

(17)

79 B. ALOKASI WAKTU : ( 30 menit )

No Komunikator Komunikan waktu

1

Pre Interaksi

Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam 2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema

penyuluhan

Mendengarkan 5 mnt

3 Isi

Menjelaskan materi penyuluhan mengenai latihan ROM aktif dan gerakan-gerakan yang harus dilakukan dalam latihan fisik.

Mendengarkan

20 mnt

4 Memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya tentang materi yang disampaikan

Mengajukan pertanyaan

5 Penutup

Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi

Menjawab

5 mnt

6 Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan penyuluhan

Mendengarkan

7 Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam

Menjawab salam

C. STRATEGI PENGAJARAN 1. Demontrasi

2. Diskusi 3. Tanya jawab

D. MEDIA PENGAJARAN

Leaflet latihan rentang gerak/ range of motion (ROM).

E. EVALUASI

(18)

80

Materi Penyuluhan

LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION

(ROM) AKTIF

A. Pengertian Latihan Fisik Rentang Gerak/ Range Of Motion (ROM)

Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2006). ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan menggunakan energi sendiri.

B. Tujuan dan Manfaat Latihan Rentang Gerak/ ROM

Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :

1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot. 2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan.

3. Mencegah kekakuan pada sendi. 4. Merangsang sirkulasi darah.

5. Mencegah.kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur.

Manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :

1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan.

2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot. 3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi. 4. Memperlancar sirkulasi darah.

5. Memperbaiki tonus otot. 6. Meningkatkan mobilisasi sendi.

(19)

81

C. Gerakan dalam Pelaksanaan Latihan Rentang Gerak/ Range Of Motion (ROM)

Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :

a. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian. b. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian. c. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.

d. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh. e. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh. f. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.

g. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut persendian.

h. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut persendian.

i. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.

j. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.

k. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama.

Gerak sendi Derajat rentang normal

Leher, Spina, Serfikal

Fleksi : menggerakkan dagu menempel ke dada.

Ekstensi: mengembalikan kepala ke posisi tegak.

Hiperektensi: menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin.

Fleksi lateral: memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu.

45°

45°

40-45°

(20)

82 Rotasi: memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler. Bahu

Fleksi: menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas kepala.

Ekstensi: mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh.

Hiperektensi: menggerakkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus. Abduksi: menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala.

Adduksi: menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin.

Rotasi dalam: dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang.

Rotasi luar: dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala.

Sirkumduksi: menggerakan lengan dengan lingkaran penuh.

Siku

Ektensi: meluruskan siku dengan menurunkan tangan.

Fleksi

Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu.

(21)

83 Pinggul

Fleksi: menggerakkan tungkai ke depan dan keatas.

Ekstensi: menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain.

Hiperekstensi: mengerakan tungkai ke belakang tubuh.

Abduksi: menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh,

Adduksi : menggerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin.

Rotasi dalam: memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain.

Rotasi luar: memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain.

Sirkumduksi: menggerakan tungkai melingkar

Lutut

Fleksi: mengerakan tumit ke arah belakang paha.

Ekstensi: mengembalikan tungkai kelantai.

Kaki

Inversi: memutar telapak kaki ke samping dalam.

(22)

84

LATIHAN RENTANG

GERAK/ RANGE OF

MOTION (ROM) AKTIF

OLEH

Iyatunna S. P. Manik

122500001

Program Studi DIII

Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

April 2015

Latihan Rentang Gerak/

Range Of Motion (ROM)

Apa itu latihan ROM?

Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2006).

Manfaatnya...

1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan.

2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot 3. Mencegah terjadinya kekakuan

sendi.

4. Memperlancar sirkulasi darah. 5. Memperbaiki tonus otot.

6. Meningkatkan mobilisasi sendi. 7. Memperbaiki toleransi otot untuk

latihan.

Gerakan ROM...

Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :

1. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.

2. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.

(23)

85 4. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi

dari garis tengah tubuh.

5. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.

6. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.

7. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak

membentuk sudut persendian.

8. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut persendian.

9. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.

10. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.

11. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama.

Pelaksanaan gerakan ROM

pada :

Leher, Spina, Serfikal

Fleksi : menggerakkan dagu menempel ke dada.

Ekstensi: mengembalikan kepala ke posisi tegak.

Hiperektensi: menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin.

Fleksi lateral: memiringkan kepala

sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu.

Rotasi: memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler.

Bahu

Fleksi: menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas kepala.

Ekstensi: mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh.

Hiperektensi: menggerakkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus. Abduksi: menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala.

(24)

86 Rotasi dalam: dengan siku pleksi,

memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang.

Rotasi luar: dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala.

Sirkumduksi: menggerakan lengan dengan lingkaran penuh.

Siku

Ektensi: meluruskan siku dengan menurunkan tangan.

Fleksi

Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu.

Pinggul

Fleksi: mengerakkan tungkai ke

depan dan keatas.

Ekstensi: menggerakan kembali ke

samping tungkai yang lain.

Hiperekstensi: mengerakan tungkai ke

belakang tubuh.

Abduksi: menggerakan tungkai ke

samping menjauhi tubuh,

Adduksi : menggerakan tungkai

kembali ke posisi media dan melebihi

jika mungkin.

Rotasi dalam: memutar kaki dan

tungkai ke arah tungkai lain.

Rotasi luar: memutar kaki dan

tungkai menjauhi tungkai lain.

Sirkumduksi: menggerakan tungkai

melingkar

Lutut

Fleksi: mengerakan tumit ke arah

belakang paha.

Ekstensi: mengembalikan tungkai

kelantai.

Kaki

Inversi: memutar telapak kaki ke

samping dalam.

Eversi: memutar telapak kaki ke

(25)
(26)

88

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MENGHINDARI RISIKO JATUH

Pokok bahasan : Menghindari terjadinya risiko jatuh

Sub Pokok bahasan :Penyuluhan terhadap keluarga dalam menghindari risiko jatuh pada Ny.L yang mengalami hambatan mobilisasi fisik.

Hari dan Tanggal : Kamis, 21 Mei 2015

Waktu : Pukul 10.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. L.

Jalan Bajak III Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas. Sasaran : Ny. L dan keluarga.

Penyuluh : Iyatunna S. P. Manik

A. TUJUAN 1. Tujuan umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang menghindari risiko jatuh, keluarga dapat mengaplikasikannya terhadap Ny. L

2. Tujuan khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit Ny. L dan keluarga dapat : a. Keluarga dapat menyebutkan pengertian risiko jatuh.

b. Keluarga dapat menyebutkan faktor risiko yang menyebabkan risiko jatuh pada lansia.

c. Keluarga dapat memahami dan menyebutkan tujuan/kriteria hasil yang diharapkan dari pelaksanaan pencegahan risiko jatuh.

(27)

89 B. ALOKASI WAKTU : ( 20 menit )

No Komunikator Komunikan waktu

1

Pre Interaksi

Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam 2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema

penyuluhan

Mendengarkan 5 mnt

3 Isi

Menjelaskan materi penyuluhan mengenai latihan pencegahan risiko jatuh.

Mendengarkan

15 mnt

4 Memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya tentang materi yang disampaikan

Mengajukan pertanyaan

5 Penutup

Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi

Menjawab

5 mnt

6 Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan penyuluhan

Mendengarkan

7 Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam

Menjawab salam

C. STRATEGI PENGAJARAN 1. Demontrasi

2. Diskusi 3. Tanya jawab

D. MEDIA PENGAJARAN Leaflet menghindari risiko jatuh.

E. EVALUASI

(28)

90

MATERI PENYULUHAN

MENCEGAH RISIKO JATUH

A. Pengertian Risiko Jatuh

Risiko jatuh merupakan peningkatan kerentanan terhadap jatuh yang dapat menyebabkan bahaya fisik (Wilkinson&Judith, 2012). Hal ini dapat terjadi pada kondisi klien yang mengalami bahaya akibat persepsi dan fisiologis yang menurun, kurangnya kewaspadaan terhadap bahaya, atau usia yang lanjut.

B. Faktor Risiko yang Menyebabkan Risiko Jatuh pada Lansia Faktor risiko yang menyebabkan risiko jatuh pada lansia, yaitu: 1. Usia diatas 65 tahun.

2. Riwayat jatuh. 3. Hidup seorang diri.

4. Tungkai bawah tiruan (prostesis).

5. Menggunakan alat bantu (misalnya tongkat, walker dan lain-lain). 6. Penyakit yang menyebabkan hambatan mobilisasi fisik seperti rematik.

C. Tujuan/Kriteria Hasil yang Diharapkan dari Pelaksanaan Pencegahahan Risiko Jatuh

Dari pelaksanaan hal-hal yang mencegah jatuh tersebut, hasil yang kita harapkan adalah:

1. Risiko jatuh akan menurun atau terbatas yang dibuktikan oleh keseimbangan, gerakan terkoordinasi, perilaku pencegahan jatuh dan pengetahuan pencegahan jatuh.

2. Pasien dan keluarga akan menciptakan lingkungan yang aman.

(29)

91

D. Hal yang Dapat Dilakukan Keluarga Untuk Menghindari Risiko Jatuh

Untuk menghindari terjadinya jatuh ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh keluarga dalam meminimalkan risiko jatuh, yaitu :

1. Bantu pasien saat ambulasi (berpindah dari satu tempat ketempat lain). 2. Menyediakan alat bantu berjalan.

3. Beritahu klien untuk mencari bantuan dalam pergerakan. Sediakan alat pemanggil didekat klien, seperti lonceng atau peluit. Hal ini akan memudahkan klien untuk memenuhi kebutuhannya.

4. Pastikan klien memakai alas kaki yang sesuai dan tidak licin.

5. Posisikan alat bantu berjalan dekat dengan klien dan mengatur letak barang-barang ditempat yang mudah dijangkau klien.

6. Hindari bahaya lingkungan dengan memastikan lantai tidak basah/licin dan menyediakan kain lap yang menyerap air didepan pintu kamar mandi.

(30)

92

MENCEGAH RISIKO

JATUH

OLEH

Iyatunna S. P. Manik 122500001

Program Studi DIII Keperawatan

Universitas Sumatera Utara April 2015

A. Pengertian Risiko Jatuh

Risiko jatuh merupakan peningkatan

kerentanan terhadap jatuh yang dapat

menyebabkan bahaya fisik

(Wilkinson&Judith, 2012). Hal ini dapat

terjadi pada kondisi klien yang

mengalami bahaya akibat persepsi dan

fisiologis yang menurun, kurangnya

kewaspadaan terhadap bahaya, atau usia

yanglanjut.

B. Faktor Risiko yang Menyebabkan

Risiko Jatuh pada Lansia

Faktor risiko yang menyebabkan

risiko jatuh pada lansia, yaitu:

7. Usia diatas 65 tahun.

8. Riwayat jatuh.

9. Hidup seorang diri.

10. Tungkai bawah tiruan (prostesis).

11. Menggunakan alat bantu (misalnya

tongkat, walker dan lain-lain).

12. Penyakit yang menyebabkan

hambatan mobilisasi fisik seperti

(31)

93 C. Tujuan/Kriteria Hasil yang

Diharapkan dari Pelaksanaan Pencegahahan Risiko Jatuh

Dari pelaksanaan hal-hal yang mencegah jatuh tersebut, hasil yang kita harapkan adalah:

4. Risiko jatuh akan menurun atau terbatas yang dibuktikan oleh keseimbangan, gerakan terkoordinasi, perilaku pencegahan jatuh dan pengetahuan pencegahan jatuh.

5. Pasien dan keluarga akan menciptakan lingkungan yang aman. 6. Pasien dan keluarga akan

mengidentifikasi risiko yang meningkatkan kerentanan terhadap terjatuh, serta menghindari cedera fisik akibat jatuh.

D. Hal yang Dapat Dilakukan Keluarga Untuk Menghindari Risiko Jatuh

Untuk menghindari terjadinya

jatuh ada beberapa hal yang dapat

dilakukan oleh keluarga dalam

meminimalkan risiko jatuh, yaitu :

8. Bantu pasien saat ambulasi (berpindah

dari satu tempat ketempat lain).

9. Menyediakan alat bantu berjalan.

10. Beritahu klien untuk mencari

bantuan dalam pergerakan. Sediakan

alat pemanggil didekat klien, seperti

lonceng atau peluit. Hal ini akan

memudahkan klien untuk memenuhi

kebutuhannya.

11. Pastikan klien memakai alas kaki

yang sesuai dan tidak licin.

12. Posisikan alat bantu berjalan dekat dengan klien dan mengatur letak barang-barang ditempat yang mudah dijangkau klien.

13. Hindari bahaya lingkungan dengan memastikan lantai tidak basah/licin dan menyediakan kain lap yang menyerap air didepan pintu kamar mandi.

(32)

94

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERSONAL HYGIENE

Pokok bahasan : Pemenuhan kebutuhan dasar perawatan diri.

Sub Pokok bahasan : Personal hygiene pada klien dengan hambatan mobilisasi.

Hari dan Tanggal : Kamis, 21 Mei 2015

Waktu : Jam 11.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. L.

Jalan Bajak III Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas. Sasaran : Ny. L dan keluarga.

Penyuluh : Iyatunna S. P. Manik

A.TUJUAN 1. Tujuan umum

Setelah dilakukan penyuluhan mengenai personal hygiene diharapkan Ny.L dan keluarga memahami mengenai personal hygiene.

2. Tujuan khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit Ny. L dan keluarga dapat : a. menyebutkan pengertian perawatan diri (personal hygiene).

b. menyebutkan tujuan dan manfaat perawatan diri.

c. menyebutkan dampak yang dapat terjadi pada masalah pemenuhan personal hygiene.

(33)

95 B. ALOKASI WAKTU : ( 20 menit )

No Komunikator Komunikan waktu

1

Pre Interaksi

Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam 2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema

penyuluhan

Mendengarkan 5 mnt

3 Isi

Menjelaskan materi penyuluhan mengenai personal higiene dan hal-hal yang harus dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri.

Mendengarkan

10 mnt

4 Memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya tentang materi yang disampaikan

Mengajukan pertanyaan

5 Penutup

Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi

Menjawab

5 mnt

6 Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan penyuluhan

Mendengarkan

7 Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam

Menjawab salam

C. STRATEGI PENGAJARAN 1. Demontrasi

2. Diskusi 3. Tanya jawab

D. MEDIA PENGAJARAN

Leaflet personal hygiene/ perawatan diri. E. EVALUASI

1. Evaluasi proses Pengamatan selama penyuluhan 2. Hasil Evaluasi formatif cara lisan/sering

(34)

96

PERSONAL HYGIENE

A. Pengertian Personal Hygiene

Perawatan diri/ personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka (Perry &Potter, 2006)

Cara perawatan diri akan mengalami hambatan sehingga menyebabkan terjadinya defisit perawatan diri. Defisit perawatan diri merupakan suatu keadaan seseorang yang mengalami hambatan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berganti pakaian, makan dan eliminasi. Hal ini dapat disebabkan oleh keadaan individu mengalami keterbatasan dalam melakukan gerakan fisik.

B. Tujuan Personal Hygiene

Adapun tujuan dari pelaksanaan perawatan diri/ personal hygiene, yaitu : 1. Meningkatkan derajat kesehatan.

2. Memelihara kebersihan diri.

3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang 4. Mencegah penyakit

5. Meningkatkan rasa percaya diri dan rasa nyaman.

C. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene 1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak Psikososial

(35)

97

D. Hal-hal yang dapat dilakukan keluarga untuk melakukan perawatan diri pada klien dengan hambatan mobilitas fisik.

Beberapa hal yang dapat dilakukan keluarga dalam membantu klien untuk memenuhi kebututuhan perawatan diri, yaitu :

13.Membantu klien untuk melakukan aktivitas perawatan diri seperti mandi, berganti pakaian, makan dan eliminasi. Berikan bantuan sampai pasien benar-benar mampu melakukan perawatan diri.

14.Letakkan sabun, handuk, dan peralatan lain yang dibutuhkan dekat dengan tempat tidur atau kamar mandi.

15.Fasilitasi pasien dalam membersihkan mulut seperti penyediaan obat kumur dan mengingatkan klien untuk kumur-kumur setelah makan.

16.Pertahankan lingkungan mandi hangat. Anjurkan klien untuk mandi dengan air hangat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa nyaman, meredakan ketegangan otot dan meningkatkan mobilisasi.

17.Tawarkan untuk mencuci tangan setelah BAB atau BAK dan sebelum makan. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan kebersihan.

18.Motivasi klien untuk melakukan aktivitas perawatan diri semampu klien. Tingkatkkan kemandirian seoptimal mungkin sesuai kemampuan pasien. 19.Motivasi pasien berjalan dan latihan fisik selama melakukan kegiatan. Hal ini

(36)

98

PEMENUHAN KEBUTUHAN

DASAR PERAWATAN DIRI/

PERSONAL HYGIENE

Oleh

Iyatunna S. P. Manik

122500001

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS

KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

APRIL 2015

A.Pengertian

Perawatan diri/ personal hygiene

adalah cara perawatan diri manusia untuk

memelihara kesehatan mereka (Perry

&Potter, 2006).

B.Manfaat perawatan diri/ personal

hygiene

1. Meningkatkan derajat kesehatan.

2. Memelihara kebersihan diri.

3. Memperbaiki personal hyiene yang

kurang.

4. Mencegah penyakit.

5. Meningkatkan rasa percaya diri dan

rasa nyaman.

C.Dampak yang Sering Timbul pada

Masalah Personal Hygiene

1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang

diderita seseorang karena tidak

terpeliharanyakebersihan perorangan

dengan baik. Gangguan fisik yang sering

terjadi adalah gangguan integritas kulit,

gangguan membrane mukosa mulut,

infeksi pada mata dan telinga, dan

gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak Psikososial

Masalah sosial yang berhubungan

dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman,

kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan

(37)

99

D.Hal-hal yang dapat dilakukan

keluarga untuk melakukan perawatan

diri pada klien dengan hambatan

mobilitas fisik.

20.Membantu klien untuk melakukan

aktivitas perawatan diri seperti

mandi, berganti pakaian, makan dan

eliminasi. Berikan bantuan sampai

pasien benar-benar mampu

melakukan perawatan diri.

21.Letakkan sabun, handuk, dan

peralatan lain yang dibutuhkan dekat

dengan tempat tidur atau kamar

mandi.

22.Fasilitasi pasien dalam membersihkan

mulut seperti penyediaan obat kumur

dan mengingatkan klien untuk

kumur-kumur setelah makan.

23.Pertahankan lingkungan mandi

hangat. Anjurkan klien untuk mandi

dengan air hangat. Hal ini bertujuan

untuk meningkatkan rasa nyaman,

meredakan ketegangan otot dan

meningkatkan mobilisasi.

24.Tawarkan untuk mencuci tangan

setelah BAB atau BAK dan sebelum

makan. Hal ini bertujuan untuk

mempertahankan kebersihan.

25.Motivasi klien untuk melakukan

aktivitas perawatan diri semampu

klien. Tingkatkkan kemandirian

seoptimal mungkin sesuai

kemampuan pasien.

26.Motivasi pasien berjalan dan latihan

fisik selama melakukan kegiatan. Hal

ini bertujuan untuk melatih

kemampuan pasien dalam bergerak

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Moreover, a CDB structured data store can be used as a common online (or runtime) repository from which various simulator client-devices can simultaneously retrieve and modify,

Visual inspections (Figure 7) document the spatial trend that was already displayed in the scatter plot; a significant increase of impervious surface goes along with

Berdasarkan keputusan rupST pada tahun 2014, Laba Bersih perseroan tahun 2013 seluruhnya dicadangkan untuk modal kerja Perseroan dan enitas anak dalam rangka

With use of the personal data definition in the current Directive 95/46/EC and the Draft General Data Protection Regulation, some types of geographic data

CATATAN ATAS INFORMASI TAMBAHAN (Lanjutan) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain). PT MITRA INVESTINDO Tbk

These collected and created geo-datasets and maps are then published, including a Digital Object Identifier (DOI) to facilitate scholarly reuse and citation of the data, in a web

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya