• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Humus Hutan di Tahura yang Berbatasan dengan Lahan Pertanian Masyarakat, Desa Dolat Rayat Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gangguan Humus Hutan di Tahura yang Berbatasan dengan Lahan Pertanian Masyarakat, Desa Dolat Rayat Kabupaten Karo"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

GANGGUAN HUMUS HUTAN DI TAHURA YANG

BERBATASAN DENGAN LAHAN PERTANIAN

MASYARAKAT DESA DOLAT RAYAT

KABUPATEN KARO

SKRIPSI

OLEH:

BANGUN SIKETTANG 111201025/BUDIDAYA HUTAN

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Gangguan Humus Hutan di Tahura yang Berbatasan

dengan Lahan Pertanian Masyarakat, Desa Dolat Rayat Kabupaten Karo

Nama : Bangun Sikettang

NIM : 111201025

Program studi : Kehutanan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Dr. Budi Utomo, SP, MP Afifuddin Dalimunthe, SP, MP

Ketua Anggota

Mengetahui

(3)

ABSTRAK

BANGUN SIKETTANG : Gangguan Humus Hutan di TAHURA yang Berbatasan dengan Lahan Pertanian Masyarakat, Desa Tongkoh Kabupaten Karo, dibimbing oleh BUDI UTOMO dan AFIFUDDIN DALIMUNTHE

Hutan dipandang sebagai suatu ekosistem, mengingat hutan dibentuk atau disusun oleh banyak komponen yang masing-masing komponen tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa dipisah-pisahkan, bahkan saling mempengaruhi dan saling bergantung. Salah satu komponen hutan yang memiliki peranan penting untuk ketersediaan siklus hara dalam hutan adalah humus. Humus merupakan bagian dari komponen penyusun hutan yang memiliki fungsi tersendiri dalam menjaga keseimbangan alam. Tanpa humus, maka hutan akan kehilangan fungsinya dalam menjaga kestabilan siklus hidrologi dan daur hara tanah. Berdasarkan hal tersebut, Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi perbedaan ketebalan humus pada jarak 0-500 m dari lahan pertanian masyarakat, untuk mengetahui jarak kerusakan hutan oleh masyarakat sekitar hutan desa Dolat Rayat, kabupaten Karo, dan mengetahui dampak pengambilan humus hutan terhadap vegetasi u ntuk tingkat semai dan pancang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan (ketebalan) humus di Taman Hutan Raya (TAHURA) yang berbatasan dengan lahan pertanian masyarakat adalah bervariasi dari jarak 0-500 m dan mengalami gangguan. Pengambilan humus hutan oleh masyarakat mencapai jarak 250 m, dan humus mulai stabil ketebalannya pada jarak 350 m kedalam hutan. Pengambilan humus juga berpengaruh terhadap jumlah dan jenis vegetasi yang tumbuh di dalam hutan sehingga keanekaragaman jenis suatu daerah menjadi rendah. Pada daerah yang tidak mengalami kerusakan hutan dan gangguan terhadap humus maka jumlah individu, dan keanekaragaman jenis lebih tinggi.

(4)

ABSTRACT

BANGUN SIKETTANG : Forest Humus Disturba nce in TAHURA Bordering the Agricultura l La nd Society, Tongkoh Villa ge Sub-Province Ka ro, guided by BUDI UTOMO a nd AFIFUDDIN DALIMUNTHE

The forest is seen a s a n ecosystem, beca use forest is formed or composed by ma ny components, each component can not sta nd on its own, ca n not be sepa ra ted, even interpla y a nd interdependence. One component forests ha ve an importa nt role to the a va ila bility of nutrient cycling in the forest is humus. Humus is pa rt of the composition of the forest ha s its own function in ma inta ining the ba la nce of na ture. Without humus, then the forest will lose its function in ma inta ining the stability of the hydrologica l cycle and soil nutrient cycling. Accordingly, this resea rch a ims to detect differences in the thickness of humus a t a dista nce of 0-500 m of a gricultura l la nd society, to determine the distance to the forest by forest communities Dola t Ra ya t villa ges, districts of Ka ro, a nd determine the impact of forest humus decision on vegeta tion Fo r seedling a nd sa plings.

This resea rch showed tha t the a va ila bility (thickness) humus in Forest Pa rk (TAHURA) bordering a gricultura l la nd within the community is va ried from 0-500 m a nd impa ired. Withdra wa l of forest humus rea ches a dista nce of 250 m,

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lae Mbereng Desa Kuta Meriah, Kecamatan

Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, pada tanggal 05 April 1993

sebagai anak kedua dari lima bersaudara dari ayahanda Jong Sikettang dan ibunda

Jaina Tumangger. Pada tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kerajaan,

dan tahun 2011 penulis lulus seleksi masuk USU melalui jalur Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan. Di Universitas Penulis

memilih Program Studi Kehutanan, Minat Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan.

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah mengikuti Praktik

Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) pada tahun 2013 di Kawasan Hutan Bukit

Barisan, Hutan Pendidikan USU, Tongkoh. Penulis melakukan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) di Perum Perhutani Divisi Regional Unit III Jawa Barat dan

Banten pada tahun 2015 di KPH Ciamis. Pada akhir tahun 2014 penulis

melaksanakan penelitian di TAHURA dengan judul: Gangguan Humus Hutan di

TAHURA yang Berbatasan dengan Lahan Pertanian Masyarakat, Desa Tongkoh

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat dan perlindungan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tema dari

Penelitian ini “Gangguan terhadap Humus Hutan di TAHURA dan Dampaknya

terhadap Vegetasi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketebalan humus

hutan dengan jarak 500 meter ke dalam hutan, Untuk mengetahui jarak kerusakan

hutan oleh masyarakat sekitar hutan desa Dolat Rayat, kecamatan Dolat Rayat,

kabupaten Karo, dan dampak pengambilan humus hutan terhadap vegetasi untuk

tingkat semai dan pancang.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih kepada

Dr. Budi Utomo, SP, MP dan Afifuddin Dalimunthe, SP, MP. atas kesediaannya

untuk membimbing saya dalam menyelesaikan Skripsi saya. Saya juga

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu secara

langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.

Saya menyadari bahwa Skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk hasil

(7)

DAFTAR ISI

Potensi Dan Hasil Hutan... 5

Hutan Dan Masyarakat ... 6

Kondisi Umum Kawasan Hutan Pendidikan USU (TAHURA) ... 14

Alat dan Bahan ... 15

Metode Penelitian ... 15

Pelaksanaan Penelitian 1. Survei Lapangan ... 15

2. Penentuan Jalur Transek ... 16

3. Pengukuran Ketersediaan Humus ... 16

a. Penentuan titik-titik pengukuran... 16

b. Pembuatan Lubang Pengukuran ... 16

c. Mengukur Ketersediaan Humus ... 16

4. Analisis Vegetasi (Tingkat Semai dan Pancang) ... 17

(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil... ... ... 20

Ketebalan Humus ... 20

Tingkat semai dan Pancang ... 22

Pembahasan ... 28

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 33

Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

(9)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Format tabel pengukuran ketebalan humus hutan ... 17

2. Hasil pengukuran ketebalan humus hutan ... 20

3. Data Tingkat Semai di Hutan Pendidikan USU dari Jarak 0-500 m ... 22

4. Data Tingkat Pancang di Hutan Pendidikan USU dari Jarak 0-500 m ... 23

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Desain kombinasi antara metode jalur dan metode berpetak ... 17

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Foto pada saat mengukur ketebalan hmus, kondisi hutan yang terganggu, kerusakan pada akar tumbuhan akibat pengambilan humus, dan gangguan pada tingkat semai dan pancang ... 37

2. Hasil pengukuran ketebalan humus hutan pada jarak 50-500 m ... 38

Referensi

Dokumen terkait

Jika ternyata perolehan nilai swelling dari hasil pengolahan data agregat tempurung kelapa lebih kecil dari rata-rata nilai swelling lempung pada umumnya, maka dapat

Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal 11 ayat (1) Peraturan Bupati Banyumas Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan

dari hasil refleksi yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas belum mencapai indikator yang ditetapkan, sehingga masih

This paper investigates associations between evaluations of activity based costing (ABC) systems, contextual factors, and factors related to the ABC implementation process

Guru mengapresiasi jawaban siswa yang mau menjawab dengan meminta siswa tersebut untuk menunjukkan bagian tubuh sesuai dengan jawabannya.. Guru memancing siswa

There is no interaction between the presence or absence of a superior and a subordinate's culture (Anglo-American or Chinese) a€ect- ing the subordinate's propensity to

Kebanyakan konsumen akan menjadi konsumen apabila mereka merasa cocok terhadap produk atau jasa yang ditawarkan, untuk itu diperlukan waktu yang tepat yaitu pada waktu

trust (kepercayaan organisasi) memiliki hubungan positif dengan komitmen organisasi serta kinerja dari individu (Golembiewski & McConkie, 1975) dalam.