• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

120 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Rata-rata pemeriksa pajak memiliki kompetensi dan etika yang tinggi yang ditunjukkan oleh nilai mean 4,11 dan 4,39. Kualitas pemeriksaan pajak juga menunjukkan kategori tinggi dengan nilai mean 4,25 untuk kualitas proses pemeriksaan pajak dan 3,99 untuk kualitas hasil pemeriksaan pajak. Rata-rata pemeriksa pajak mengalami tekanan waktu pada level tinggi yang ditunjukkan dengan nilai mean 4,17. Hal ini memberikan indikasi awal mengenai pengaruh kompetensi dan etika yang tinggi terhadap kualitas pemeriksaan pajak yang tinggi serta kemungkinan pengaruh tekanan waktu yang tinggi terhadap hubungan-hubungan tersebut.

2. Hipotesis yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas pemeriksaan pajak, baik dari sisi proses maupun hasil pemeriksaan pajak, terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kompetensi pemeriksa pajak, maka akan semakin tinggi pula kualitas pemeriksaan pajak yang dihasilkan, baik dari sisi proses maupun hasil pemeriksaan. Kompetensi menggunakan 3 (tiga) proksi, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Kualitas proses pemeriksaan pajak ditunjukkan dengan ketaatan pada standar pemeriksaan pajak. Kualitas hasil pemeriksaan pajak lebih ditekankan pada hasil pemeriksaan yang didukung

(2)

dengan bukti yang kuat dan kompeten serta beberapa indikator kinerja utama kegiatan pemeriksaan. Indikator ini antara lain kontribusi bagi penerimaan negara, pengurangan nilai pengembalian pajak (restitusi) yang harus dibayarkan oleh negara kepada Wajib Pajak, dan kemampuan untuk mempertahankan hasil pemeriksaan di dalam proses keberatan dan banding. 3. Hipotesis yang menyatakan bahwa kompetensi yang dimoderasi oleh tekanan

waktu menurunkan kualitas pemeriksaan pajak, baik dari sisi proses maupun hasil pemeriksaan, tidak terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pemeriksa pajak menghadapi tekanan waktu, namun dengan kompetensi yang dimiliki, hal tersebut tidak akan mengurangi kualitas pemeriksaan yang dihasilkan, baik dari sisi proses maupun hasil. Pemeriksa akan tetap taat pada standar pemeriksaan pajak dan menekankan pada hasil pemeriksaan yang didukung dengan bukti yang kuat dan kompeten, serta beberapa indikator kinerja utama kegiatan pemeriksaan. Tekanan waktu ini ditunjukkan dengan batas waktu penyelesaian penugasan pemeriksaan dan beban pekerjaan yang banyak.

4. Hipotesis yang menyatakan bahwa etika berpengaruh positif terhadap kualitas pemeriksaan pajak, baik dari sisi proses maupun hasil pemeriksaan pajak, terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik tingkat etika pemeriksa pajak, maka akan semakin baik kualitas pemeriksaan yang dihasilkan, baik dari sisi proses maupun hasil pemeriksaan. Dimensi etika dalam hubungannya dengan lingkup tugas pemeriksa pajak antara lain meliputi integritas, independensi, obyektivitas, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.

(3)

Hal tersebut diambil dari kode etik pegawai DJP dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 1/PMK.3/2007 dan dijabarkan lebih lanjut dalam Surat Edaran Dirjen Pajak nomor SE-33/PJ/2007, serta standar umum pemeriksaan pajak. Kode etik menjadi pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan, yang mengikat pemeriksa pajak dalam melaksanakan pemeriksaan pajak.

5. Hipotesis yang menyatakan bahwa etika yang dimoderasi oleh tekanan waktu menurunkan kualitas pemeriksaan pajak, baik dari sisi proses maupun hasil pemeriksaan, tidak terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pemeriksa pajak menghadapi tekanan waktu, namun dengan etika yang dimiliki, hal tersebut tidak akan mengurangi kualitas pemeriksaan yang dihasilkan, baik dari sisi proses maupun hasil. Pemeriksa akan tetap menjaga dan melaksanakan etika sebagai pegawai DJP secara umum maupun sebagai pemeriksa pajak secara khusus ketika melaksanakan pemeriksaan pajak. 6. Temuan penelitian kualitatif melalui wawancara dapat mendukung dan

menjelaskan hasil penelitian kuantitatif mengenai pengaruh kompetensi dan etika terhadap kualitas pemeriksaan pajak. Demikian juga untuk temuan penelitian kualitatif atas pengaruh interaksi antara kompetensi dan etika dengan tekanan waktu terhadap kualitas pemeriksaan pajak juga dapat mendukung dan menjelaskan hasil penelitian kuantitatif, meskipun terdapat beberapa pandangan berbeda dari beberapa responden yang diwawancara. Perbedaan pandangan ini merupakan pengayaan dalam cara pandang responden terhadap hubungan antar variabel-variabel tersebut.

(4)

5.2 Implikasi

Hasil pengujian hipotesis penelitian dalam penelitian ini menimbulkan beberapa implikasi praktis maupun teoritis.

5.2.1 Implikasi Praktis

Penelitian ini berimplikasi pada pemeriksa pajak sebagai ujung tombak dalam pemeriksaan pajak dan DJP sebagai pembuat kebijakan di bidang pemeriksaan pajak. Adanya pengaruh kompetensi dan etika terhadap kualitas pemeriksaan pajak yang dilaksanakan oleh pemeriksa pajak menunjukkan bahwa pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman yang dimiliki oleh pemeriksa pajak perlu juga ditunjang oleh etika dalam pelaksanaan pemeriksaan sebagai dua faktor yang tidak dapat dipisahkan dari diri pemeriksa. Dua faktor tersebut merupakan kebutuhan personil pemeriksa pajak dan sekaligus merupakan kebutuhan organisasi DJP dalam arti yang lebih luas.

Lebih jauh peneliti menganjurkan agar DJP sebagai penentu kebijakan di bidang pemeriksaan perlu terus menjaga dan meningkatkan kompetensi pemeriksa pajak melalui pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan profesi. Upaya ini perlu juga diiringi dengan kebijakan terkait perumusan etika yang harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan oleh pemeriksa pajak dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan. Pengawasan terkait dengan pelaksanaan kode etik pegawai juga perlu ditingkatkan. Sinkronisasi kebijakan terkait kompetensi dan etika pemeriksa pajak ini diyakini akan mampu meningkatkan kualitas pemeriksaan pajak, baik dari sisi proses maupun hasilnya.

(5)

Terkait dengan tekanan waktu, meskipun pemeriksa pajak dihadapkan pada aturan mengenai jangka waktu penyelesaian penugasan pemeriksaan, ternyata hal tersebut tidak mempengaruhi pemeriksa pajak dalam menghasilkan kualitas pemeriksaan pajak yang tinggi. Dari hasil wawancara dengan pemeriksa pajak diketahui bahwa untuk pemeriksaan lebih bayar, pemeriksa lebih berpatokan pada jatuh tempo penyelesaian pemeriksaan restitusi sesuai UU KUP, yaitu satu tahun. Untuk jangka waktu penyelesaian penugasan pemeriksaan sesuai dengan PMK nomor 199 tahun 2007 jo PMK nomor 82 tahun 2011 tidak terlalu mengikat kepada para pemeriksa pajak. Melihat kondisi ini, sebaiknya DJP menjadikan ukuran penyelesaian penugasan pemeriksaan sesuai dengan PMK tersebut sebagai unsur penilaian kinerja pemeriksa, dalam arti bahwa pemeriksa yang dapat memenuhi jangka waktu penyelesaian penugasan pemeriksaan sesuai dengan PMK tersebut hendaknya diberikan nilai tambah dalam pengukuran kinerja.

5.2.2 Implikasi Teoritis

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, hasil pengujian menunjukkan pengaruh kompetensi dan etika terhadap kualitas proses dan kualitas hasil pemeriksaan pajak. Selain itu, pengujian juga menunjukkan bahwa interaksi dua variabel bebas ini (kompetensi dan etika) dengan tekanan waktu tidak menurunkan kualitas proses dan kualitas hasil pemeriksaan pajak. Secara teoritis, hal ini mendorong arah riset selanjutnya untuk lebih spesifik meneliti variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi kualitas pemeriksaan pajak.

(6)

5.3 Keterbatasan

Evaluasi atas hasil penelitian ini mempertimbangkan keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Responden yang dijadikan sampel terbatas pada jumlah maupun lingkup area tertentu. Peneliti hanya memilih pemeriksa pada KPP di lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus sebagai responden penelitian. Oleh karena itu, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi untuk seluruh pemeriksa pajak yang bertugas di Direktorat Jenderal Pajak.

2. Variabel bebas berupa kompetensi tidak dipecah ke dalam sub variabel yang lebih kecil seperti pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman, sehingga aspek kompetensi secara lebih detail tidak dapat dilihat pengaruhnya terhadap kualitas pemeriksaan pajak. Demikian juga untuk variabel bebas berupa etika tidak dipecah ke dalam sub variabel yang lebih kecil seperti integritas, independensi, obyektivitas, dan reponsibilitas, sehingga masing-masing aspek etika secara lebih detail tidak dapat dilihat pengaruhnya terhadap kualitas pemeriksaan pajak.

3. Pengujian yang dilakukan terhadap variabel terikat hanya dapat menguji pengaruh variabel bebas dan pemoderasi terhadap dimensi kualitas pemeriksaan pajak berupa kualitas proses dan kualitas hasil pemeriksaan sebagai variabel tersendiri. Pengaruh terhadap kualitas pemeriksaan pajak secara menyeluruh tidak terlihat.

(7)

4. Penelitian ini kurang mengeksplorasi variabel bebas lain yang mungkin berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan pajak, misalnya akuntabilitas, risiko audit, dan budaya organisasi. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti.

5. Sesuai dengan rencana dan strategi pemeriksaan tahun 2012, selain diarahkan pada tujuan untuk memberikan kontribusi terhadap pencapaian penerimaan negara, pemeriksaan juga diharapkan memiliki efek penggentar (deterrent effect) dimana Wajib Pajak yang diperiksa akan menjadi lebih patuh di masa mendatang setelah dilakukan pemeriksaan. Dalam penelitian ini, peneliti belum melakukan analisis secara mendalam terkait dengan aspek kepatuhan Wajib Pajak tersebut.

5.4 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Peneliti selanjutnya sebaiknya memperluas wilayah dan objek penelitian, sehingga hasilnya dapat digeneralisasi untuk pemeriksaan pajak di seluruh instansi vertikal DJP.

2. Jika menggunakan PLS, pengujian dalam penelitian selanjutnya disarankan menggunakan analisis second order, sehingga pengaruh masing-masing aspek variabel bebas yang digunakan dapat terlihat secara lebil detail.

3. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat meneliti variabel-variabel lain yang mempengaruhi kualitas pemeriksaan pajak yang belum termasuk dalam model penelitian ini.

(8)

4. Penggunaan data sekunder berupa data kuantitatif sebaiknya diperbanyak dalam penelitian berikutnya untuk lebih menunjukkan secara lebih detail kualitas pemeriksaan pajak, seperti data kepatuhan Wajib Pajak setelah dilakukan pemeriksaan dan data jumlah produk pemeriksaan (SKP/STP) yang dapat dipertahankan dalam proses keberatan dan banding.

5. Jika menggunakan metode kualitatif sebaiknya jumlah responden yang diwawancara dapat mewakili pemeriksa untuk tiap-tiap kantor yang ada karena ada kemungkinan beban kerja pemeriksaannya berbeda.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu kerangka BCP yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, dalam hal ini adalah sebuah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang memiliki

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dengan melakukan teknik dokumetasi yaitu dengan mencatat atau mengkopi data historis harga penutupan saham bulanan perusahaan

Dalam pencapaian tujuan, perusahaan haruslah dapat menjaga motivasi dan etos kerja karyawan agar tetap baik.Sehingga secara parsial kinerja karyawan dapat meningkat ke

Pemahaman bahwa semakin sulitnya mencari bahan baku bambu Hitam berpengaruh pada kesadaran masyarakat (pengguna) untuk melakukan konservasi dengan cara penanaman

Menurut Fitri dkk., (2013), menentukan kelas umur simpai dapat dilakukan dengan mengetahui ukuran tubuh dan warna rambut simpai yaitu pada individu dewasa

Yaitu gunung api yang terletak di puncak pegunungan yang membusur. Magma d.ari bagian atas selubung bumi yang tcrlctak di bawnh suntu pegunungan akan naik sepanjang

Bila kemudian bahwa terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar

Galur mutan putatif M5-Selayar berbeda nyata lebih kecil dibanding varietas Selayar pada karakter tinggi tanaman, jumlah anakan dan panjang malai, namun berbeda