dy/analisis_numerik/april2007 diferensiasi dan integrasi numerik
DIFERENSIASI DAN
INTEGRASI NUMERIK
Diferensiasi Numerik
(Forward, Central atau Centered, & Backward Difference; Turunan Pertama &Kedua)
Integrasi Numerik
(Trapezoidal Rule & Simpson’s Rule; Lebar Inkremen Tetap & Berubah)
by: siti diyar kholisoh
DIFERENSIASI NUMERIK
Misalnya: y = f(x), dan ingin dicari harga pada x = x0 dx
dy Berdasarkan definisi matematika:
x ) x ( f ) x x ( f 0 x lim dx dy Δ Δ Δ → + − =
Pada diferensiasi numerik yang sederhana, harga Δx →0 didekati dengan sebuah bilangan kecil ε, sehingga akan diperoleh:
Menurut teori:
♦pendekatan dengan centralmerupakan yang terbaik.
♦makin kecil ε, hasil makin baik
ε ε) f(x) x ( f dx dy≈ + − ε ε ε 2 ) x ( f ) x ( f dx dy≈ + − − ε ε) x ( f ) x ( f dx dy≈ − − Cara forward: Cara backward:
Cara central ataucentered:
Visualisasi Grafik
Keterangan:
3: Centered difference approx. 2: Backward difference approx. 1: Forward difference approx. 4: True derivativex
y
y = f (x)
1
3
2
4
i
i-1
i+1
h
h
2h
?
...
x
d
y
d
i x=
Nilai turunan y = f (x) padax = x
idapatdievaluasi dengan memanfaatkan nilai-nilai x di sekitar
x
iÆdalam hal ini:x
i-1danx
i+1Contoh Ilustratif:
Pada gerak lurus suatu benda, posisi (jarak dari titik tertentu) benda tersebut pada berbagai waktu dapat dinyatakan dengan
persamaan: 3
t
2
x
=
dengan x dalam meter dan t dalam detik Posisi benda pada berbagai waktu dapat dicari:
128 4 54 3 16 2 2 1 0 0 x (m)
t (detik) Kecepatan rata-rata:
dari t = 0 hingga t = 1…? dari t = 1 hingga t = 2…? dari t = 0 hingga t = 2…? Kesimpulannya: ……….
Yang ditunjukkan oleh speedometer:
waktu
jarak
v
=
Misal, ingin dicari kecepatan sesaat pada saat t = 1 Hal ini dapat didekati dengan kecepatan rata-rata antara t = 1 dan t = 1,1:
Untuk kecepatan tetap:
62 , 6 1 , 0 ) 1 ( 2 ) 1 , 1 ( 2 1 1 , 1 x x v 3 3 1 t 1 , 1 t 1 , 1 1 = − = − − = = = → 06 , 6 01 , 0 ) 1 ( 2 ) 01 , 1 ( 2 1 01 , 1 x x v 3 3 1 t 01 , 1 t 01 , 1 1 = − = − − = = = → 006 , 6 001 , 0 ) 1 ( 2 ) 001 , 1 ( 2 1 001 , 1 x x v 3 3 1 t 001 , 1 t 001 , 1 1 = − = − − = = = → kecepatan sesaat
Jika Δt yang dipakai lebih kecil:
Δt = 0,01:
Δt = 0,001:
Jika menggunakan
Jika menggunakan Δt yang makin kecil, maka nilai kecepatan rata-rata akan mendekati kecepatan sesaat.
'
x
dt
dx
t
x
x
0
t
lim
v
=
→
t+ t−
t=
=
Δ
Δ
ΔBandingkan dengan diferensiasi secara analitik:
3
t
2
x
=
6
t
2dt
dx
v
=
=
Pada t = 1:6
)
1
(
6
dt
dx
v
2 1 t 1 t=
=
=
= = Kecepatan sesaat: Kesimpulan:PENJABARAN
FIRST FORWARD FINITE-DIVIDED
DIFFERENCE
2 TITIK DARI DERET TAYLOR
Ekspansi deret Taylor di sekitar f (xi) untuk pendekatan forward:
...
)
x
(
''
f
2
h
)
x
(
'
f
h
)
x
(
f
)
x
(
f
i+1=
i+
i+
2 i+
...
)
x
(
''
f
2
h
)
x
(
'
f
h
)
x
(
f
)
x
(
f
i+1−
i=
i+
2 i+
...
)
x
(
''
f
2
h
h
)
x
(
f
)
x
(
f
)
x
(
'
f
i=
i+1−
i−
i−
)
h
(
Ο
Abaikan suku-suku yang mengandung turunan lebih tinggi, sehingga:
h
)
x
(
f
)
x
(
f
)
x
(
'
f
i 1 i i≅
+−
≡error(formula first forward finite-divided difference
2 titik) dengan: h ≡step size
…(*)
PENJABARAN
FIRST BACKWARD FINITE-DIVIDED
DIFFERENCE
2 TITIK DARI DERET TAYLOR
Ekspansi deret Taylor di sekitar f (xi) untuk pendekatan backward:
...
)
x
(
''
f
2
h
)
x
(
'
f
h
)
x
(
f
)
x
(
f
i−1=
i−
i+
2 i−
...
)
x
(
''
f
2
h
)
x
(
'
f
h
)
x
(
f
)
x
(
f
i−
i−1=
i−
2 i+
...
)
x
(
''
f
2
h
h
)
x
(
f
)
x
(
f
)
x
(
'
f
i=
i−
i−1+
i−
)
h
(
Ο
Abaikan suku-suku yang mengandung turunan lebih tinggi, sehingga:
h
)
x
(
f
)
x
(
f
)
x
(
'
f
i i 1 i≅
−
− ≡error(formula first backward finite-divided difference
2 titik)
PENJABARAN
FIRST CENTERED FINITE-DIVIDED
DIFFERENCE
2 TITIK DARI DERET TAYLOR
Pendekatan centeredmenggabungkan kedua pendekatan sebelumnya:
... ) x ( '' ' f 6 h ) x ( '' f 2 h ) x ( ' f h ) x ( f ) x ( f i−1 = i − i + 2 i − 3 i + ) h ( 2
Ο
sehingga:h
2
)
x
(
f
)
x
(
f
)
x
(
'
f
i 1 i 1 i≅
+−
− ≡error(formula first centered finite-divided difference 2 titik)
(**)
...
)
x
(
''
'
f
6
h
)
x
(
''
f
2
h
)
x
(
'
f
h
)
x
(
f
)
x
(
f
i+1=
i+
i+
2 i+
3 i+
(*)Kurangkan (**) dari (*), maka:
... ) x ( '' ' f 3 h ) x ( ' f h 2 ) x ( f ) x ( f i+1 − i−1 = i + 3 i + ... ) x ( '' ' f 6 h h 2 ) x ( f ) x ( f ) x ( ' f i 2 1 i 1 i i = + − − − −
PENJABARAN
FIRST FORWARD FINITE-DIVIDED
DIFFERENCE
3 TITIK DARI DERET TAYLOR
Ekspansi deret Taylor di sekitar f (xi) untuk pendekatan forward:
... ) x ( '' ' f 6 h ) x ( '' f 2 h ) x ( ' f h ) x ( f ) x ( f i+1 = i + i + 2 i + 3 i +
)
h
(
2Ο
h
2
)
x
(
f
3
)
x
(
f
4
)
x
(
f
)
x
(
'
f
i≅
−
i+2+
i+1−
i ≡error(formula first forward finite-divided difference 3 titik)
(*) ... ) x ( '' ' f 6 ) h 2 ( ) x ( '' f 2 ) h 2 ( ) x ( ' f h 2 ) x ( f ) x ( f i 3 i 2 i i 2 i+ = + + + + (***)
Kalikan (*) dengan 4, selanjutnya kurangkan ke (***), maka:
... ) x ( '' ' f 3 h 2 ) x ( ' f h 2 ) x ( f 3 ) x ( f 4 ) x ( f i 2 + i 1 − i = i − 3 i − − + + ... ) x ( '' ' f 3 h h 2 ) x ( f 3 ) x ( f 4 ) x ( f ) x ( ' f i =− i+2 + i+1 − i + 2 i + sehingga:
PENJABARAN
SECOND FORWARD FINITE-DIVIDED
DIFFERENCE
3 TITIK DARI DERET TAYLOR
Ekspansi deret Taylor di sekitar f (xi) untuk pendekatan forward: ... ) x ( '' ' f 6 h ) x ( '' f 2 h ) x ( ' f h ) x ( f ) x ( f i 3 i 2 i i 1 i+ = + + + +
)
h
(
Ο
2i 1 i 2 i ih
)
x
(
f
)
x
(
f
2
)
x
(
f
)
x
(
''
f
≅
+−
++
≡error(formula second forward finite-divided difference 3 titik) (*) ... ) x ( '' ' f 6 ) h 2 ( ) x ( '' f 2 ) h 2 ( ) x ( ' f h 2 ) x ( f ) x ( f i 3 i 2 i i 2 i+ = + + + + (***)
Kalikan (*) dengan 2, selanjutnya kurangkan dari (***), sehingga:
... ) x ( '' ' f h ) x ( '' f h ) x ( f ) x ( f 2 ) x ( f i+2 − i+1 + i = 2 i + 3 i + ... ) x ( '' ' f h h ) x ( f ) x ( f 2 ) x ( f ) x ( '' f i = i+2 − 2i+1 + i − i − sehingga:
SECARA UMUM
Secara umum, proses penjabaran diferensiasi numerik untuk kasus: Turunan yang melibatkan jumlah titik data lebih banyak, atau Turunan yang lebih tinggi
dapat dilakukan dengan mengekspansi deret Taylor di sekitar f (xi) dan mengikuti langkah-langkah manipulasi aljabar yang sama atau analog dengan beberapa penjabaran di atas.
Secara umum, berlaku:
• h (step size)semakin kecil, atau
• menggunakan jumlah titik data semakin banyak 1. Hasil pendekatan turunan akan semakin baik jika:
2. Pendekatan centered differencememberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan forwarddan backward difference.
Forward finite-divided-difference:
UNTUK TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA
Ο(h2)
(4 titik)
Ο(h)(3 titik)
ErrorTurunan kedua:
Ο(h2)(3 titik)
Ο(h)(2 titik)
ErrorTurunan pertama:
h ) x ( f ) x ( f ) x ( ' f i = i+1 − i h 2 ) x ( f 3 ) x ( f 4 ) x ( f ) x ( ' f i =− i+2 + i+1 − i 2i 1 i 2 i i h ) x ( f ) x ( f 2 ) x ( f ) x ( '' f = + − + + 2 i 1 i 2 i 3 i i h ) x ( f 2 ) x ( f 5 ) x ( f 4 ) x ( f ) x ( '' f =− + + + − + +Backward finite-divided-difference:
UNTUK TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA
Ο(h2)
(4 titik)
Ο(h)(3 titik)
ErrorTurunan kedua:
Ο(h2)(3 titik)
Ο(h)(2 titik)
ErrorTurunan pertama:
h ) x ( f ) x ( f ) x ( ' f i = i − i−1 h 2 ) x ( f ) x ( f 4 ) x ( f 3 ) x ( ' f i = i − i−1 + i−2 21 i 2 i i i h ) x ( f ) x ( f 2 ) x ( f ) x ( '' f = − − + − 2 i 2 i 3 1 i i i h ) x ( f ) x ( f 4 ) x ( f 5 ) x ( f 2 ) x ( '' f = − − + − − −Centered finite-divided-difference:
UNTUK TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA
Ο(h4) (5 titik) Ο(h2) (3 titik) Error
Turunan kedua:
Ο(h4) (4 titik) Ο(h2) (2 titik) ErrorTurunan pertama:
h 2 ) x ( f ) x ( f ) x ( ' f i 1 i 1 i = + − − h 12 ) x ( f ) x ( f 8 ) x ( f 8 ) x ( f ) x ( ' f i 2 i 1 i 1 i 2 i =− + + + − − + − 2i i 1 1 i i h ) x ( f ) x ( f 2 ) x ( f ) x ( '' f = + − + − 2i i1 i 2 1 i 2 i i h 12 ) x ( f ) x ( f 16 ) x ( f 30 ) x ( f 16 ) x ( f ) x ( '' f =− + + + − + − − −CONTOH SOAL:
Gunakan
finite divided difference approximation
(
forward
,
backward,
dan
centered
) untuk
menentukan nilai turunan pertama dari fungsi:
2
,
1
x
25
,
0
x
5
,
0
x
15
,
0
x
1
,
0
)
x
(
f
=
−
4−
3−
2−
+
pada x = 0,5, menggunakan
step size
h = 0,5.
Ulangi perhitungan dengan menggunakan h = 0,25
dan h = 0,1.
CONTOH APLIKASI:
2,6350 3,3834 4,3443 5,5783 7,1626 C 45 40 35 30 25 t 0,7549 0,9694 1,2447 1,5982 2,0521 C 70 65 60 55 50 t 9,1970 11,8092 15,1633 19,4700 25,0000 C 20 15 10 5 0 t 0,2163 0,2777 0,3566 0,4579 0,5879 C 95 90 85 80 75 t 0,0620 120 0,0796 115 0,1022 110 0,1312 105 0,1684 100 C t Berikut ini adalah data kinetika sebuah reaksi homogen-searah dalam reaktor sistem batch isotermal (t [=] menit, C [=] mol.m-3):Tentukan nilai-nilai kecepatan reaksi:
pada setiap titik data, dgn menggunakan finite-divided difference
cara: (a) forward, (b) backward, dan (c) centeredatau central. Bandingkan ketiganya dan bandingkan juga dengan penurunan
secara analitik (yakni dengan melalui proses curve-fitting) t
d C d r=−
DERIVATIVES OF UNEQUALLY SPACED DATA
Untuk sekumpulan data-data yang melibatkan interval x yang tidak sama (misal: data yang diperoleh dari eksperimen), nilai
turunannya dapat diperkirakan melalui pendekatan interpolasi polinomial Lagrange orde dua.
) x x )( x x ( x x x 2 ) x ( f ) x ( ' f 1 i 1 i i 1 i 1 i i 1 i + − − + − − − − − =
Dengan menggunakan 3 titik data yang berdekatan:
Melalui penurunan secara analitik, diperoleh:
) x x )( x x ( x x x 2 ) x ( f 1 i i 1 i i 1 i 1 i i + − + − − − − − + ) x x )( x x ( x x x 2 ) x ( f i 1 i 1 i 1 i i 1 i 1 i − − − − + + − + − + (x merupakan nilai yang ingin dievaluasi turunannya)
(xi-1, f (xi-1)), (xi, f (xi)), dan (xi+1, f (xi+1))
CONTOH APLIKASI:
Reaksi isomerisasi searah fase cair: A ÆB
berlangsung dalam sebuah reaktor batch, dan menghasilkan data konsentrasi A tersisa (CA) vs waktu (t) sbb.:
n A A A ddCt kC r =− = −
Jika persamaan laju reaksi dinyatakan dalam bentuk:
maka besarnya orde reaksi (n) dan laju reaksi spesifik (k) dapat ditentukan. 0,06 0,25 0,65 1,0 1,45 2,25 4,0 CA(mol/L) 17,5 15 12 10 8 5 0 t (menit)
Gunakan diferensiasi numerik untuk menentukan:
t
d
C
d
AINTEGRASI NUMERIK
Persoalan integrasi numerik:
∫
b adx
)
x
(
f
1. Fungsi (persamaan) tunggal dengan variabel tunggal
2. Bentuk persamaan diferensial (PD), baik tunggal maupun simultan
(Trapezoidal rule; Simpson’s Rule)
(Metode: Euler, Heun,ModifiedEuler; Runge-Kutta)
yang akan dipelajari pada bagian ini
Misal: Penyelesaian integral berbentuk:
Misal: Penyelesaian PD berbentuk: ) x ( Q y . ) x ( P x d y d + =
f
(
x
,
y
,
z
)
x
d
y
d
=
) z , y , x ( f x d z d = (tunggal) (simultan)FORMULA NEWTON-COTES
Formula integrasi Newton-Cotes merupakan basis penyelesaian integrasi numerikuntuk kasus persamaan dengan variabel tunggal.
dx
)
x
(
f
I
b a∫
=
Ide dasar:Menggantikan bentuk fungsi atau persamaan yang kompleks dengan data-data dalam bentuk tabel. Selanjutnya, dilakukan proses curve-fittingterhadap data-data tersebut, sehingga diperoleh fungsi atau persamaan yang mudah diintegralkan. Integral fungsi f (x) dari x = a
hingga x = bdapat dituliskan sbb.:
dengan: m m 1 m 1 m 2 2 1 0
a
x
a
x
...
a
x
a
x
a
)
x
(
f
=
+
+
+
+
− −+
f (x) ≡fungsi polinomial berorder m
Ingat kembali bahwa:Untuk membentuk polinomial berorder m, maka dibutuhkan sekurang-kurangnya (m+1) titik data.
TRAPEZOIDAL RULE
dx
)
x
(
f
I
b a∫
=
x y y = f (x) a b f (a) f (b) Integral (I) Merupakan bentuk integrasi Newton-Cotes yang paling sederhanaÆmenggunakan pendekatan polinomial orde satu (linier)
)
a
x
(
)
a
(
f
)
x
(
f
=
+
f(bb)−−af(a)−
Integral f (x) antara x = a dan x = b: dengan: orde satu
TRAPEZOIDAL RULE
dx ) a x ( a b ) a ( f ) b ( f ) a ( f I b a∫ ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − − − + = 2 ) a b ( 2 1 a b ) a ( f ) b ( f ) a b ).( a ( f I − − − + − = 2 ) a ( f ) b ( f ) a b ( ) a ( f ). a b ( I= − + − − Maka: 2 ) b ( f ) a ( f ). a b (I = − + (formula trapezoidal rule)
Secara geometri:
Luas trapesium = lebar x rerata panjang sisi sejajar
2 ) b ( f ) a ( f ). a b ( I = − +
Luas daerah yang diarsir:
I bermakna luas daerah di bawah kurvay = f (x)
MULTIPLE-APPLICATION TRAPEZOIDAL RULE
= Composite Trapezoidal Rule
n
x
x
n
a
b
h
=
−
=
n−
0 x y = f (x) a b f (a) f (b) I … = x0 = xnInterval dari x = x0= a dan x = xn= b dibagi menjadi
bagian-bagian kecil (inkremen atau segmen) yang masing-masing selebar h, berjumlah n buah.
Batas-batas interval diberi indeks 0, 1, 2, …, n shg:
x
i=
x
0+
i
.
h
Masing-masing bagian dianggap berbentuk trapesium. Harga integral yang merupakan luas di bawah kurva y = f (x) dari x0s.d xn didekati dengan penjumlahan dari luas trapesium-trapesium tsb.
Dengan demikian, jika tersedia data-data berikut: yn atau f (xn) yn-1 atau f (xn-1) … y2 atau f (x2) y1 atau f (x1) y0 atau f (x0) y atau f (x) xn xn-1 … x2 x1 x0 x ∫ = ∫ =b a x x n 0 dx ) x ( f dx ) x ( f I ∫ +∫ + + ∫ = − 1 0 2 1 n 1 n x x x x x x dx ) x ( f ... dx ) x ( f dx ) x ( f I maka: 2 ) x ( f ) x ( f h 2 ) x ( f ) x ( f h 2 ) x ( f ) x ( f h I= 0 + 1 + 1 + 2 +"+ n−1 + n ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ∑ + + = − = 1 n 1 i i n 0) 2 f(x ) f(x ) x ( f 2 h I
Jika jumlah n semakin besar, maka hasil integrasi akan semakin baik.
(formula composite trapezoidal rule)
CONTOH SOAL:
Perkirakan integral:
dari a = 0 hingga b = 0,8
dengan menggunakan metode
trapezoidal:
(a) 1 segmen,
(b) 2 segmen,
(c) 4 segmen, dan
(d) 20 segmen
5 4 3 2675
x
900
x
400
x
x
200
x
25
2
,
0
)
x
(
f
=
+
−
+
−
+
(Sebagai perbandingan, penyelesaian secara analitik
untuk integral ini adalah 1,640533)
Bandingkan hasil-hasilnya…!
SIMPSON’S RULE
dx
)
x
(
f
I
2 0 x x∫
=
f(x ) ) x x ( ) x x ( ) x x ( ) x x ( ) x ( f 0 2 0 1 0 2 1 − − − − = y2 atau f (x2) y1 atau f (x1) y0 atau f (x0) y atau f (x) x2 x1 x0 xÆmenggunakan pendekatan polinomial orde dua (kuadrat)
Integral f (x) antara x = x0dan x = x2: dengan:
orde dua Jika tersedia 3 titik data:
) x ( f ) x x ( ) x x ( ) x x ( ) x x ( 2 1 2 0 2 1 0 − − − − + ) x ( f ) x x ( ) x x ( ) x x ( ) x x ( 1 2 1 0 1 2 0 − − − − +
(Persamaan f (x) yang melalui ketiga titik data tsb. di atas dapat didekati dengan interpolasi polinomial Lagrange orde dua)
∫ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − − − − = ∫ = 2 0 2 0 x x 0 1 0 2 0 2 1 x x ) x ( f ) x x ( ) x x ( ) x x ( ) x x ( dx ) x ( f I ) x ( f ) x x ( ) x x ( ) x x ( ) x x ( 1 2 1 0 1 2 0 − − − − + dx ) x ( f ) x x ( ) x x ( ) x x ( ) x x ( 2 1 2 0 2 1 0 ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ − − − − +
[
f(x ) 4 f(x ) f(x )]
3 h I≅ 0 + 1 + 2 2 x x h= 2− 0 x 0 x1 x2 h h (formula Simpson’s 1/3 rule)Setelah melalui proses integrasi dan manipulasi aljabar, diperoleh: Dengan demikian:
dengan:
MULTIPLE-APPLICATION SIMPSON’S 1/3 RULE
= Composite Simpson’s 1/3 Rule
)) x ( f ) x ( f 4 ) x ( f ( 3 h )) x ( f ) x ( f 4 ) x ( f ( 3 h I= 0 + 1 + 2 + 2 + 3 + 4
Identik dengan penurunan formula composite trapezoidal rule,
metode ini dapat dijabarkan sbb.:
∫ +∫ + + ∫ ∫ = = − 2 0 4 2 n 2 n n 0 x x x x x x x x dx ) x ( f ... dx ) x ( f dx ) x ( f ) x ( f I )) x ( f ) x ( f 4 ) x ( f ( 3 h ...+ n 2 + n 1 + n + − − atau: ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ + ∑ + ∑ + = − = − = f(x ) 2 f(x ) f(x ) 4 ) x ( f 3 h I n 2 n 6 , 4 , 2 j j 1 n 5 , 3 , 1 i i 0
(formula composite Simpson’s 1/3 rule)
dengan:
n x x
h= n− 0 dan n berupabilangan genap
CONTOH SOAL:
Perkirakan integral:
dari a = 0 hingga b = 0,8
dengan menggunakan metode
Simpson 1/3:
(a) 2 segmen,
(b) 4 segmen, dan
(c) 20 segmen
5 4 3 2675
x
900
x
400
x
x
200
x
25
2
,
0
)
x
(
f
=
+
−
+
−
+
(Penyelesaian secara analitik untuk integral ini: 1,640533)
Bandingkan hasil-hasilnya…!
Bandingkan juga dengan hasil yang diperoleh dengan
metode
trapezoidal
…!
INTEGRASI DGN LEBAR SEGMEN TAK SAMA
∫ = ∫ =b a x x n 0 dx ) x ( f dx ) x ( f I ∫ +∫ + + ∫ = − 1 0 2 1 n 1 n x x x x x x dx ) x ( f ... dx ) x ( f dx ) x ( f I 2 ) x ( f ) x ( f h 2 ) x ( f ) x ( f h 2 ) x ( f ) x ( f h I= 1 0 + 1 + 2 1 + 2 +"+ n n−1 + n
Pada kebanyakan situasi, kasus integrasi dengan lebar segmen (atau inkremen) sama seringkali justru tidak banyak dijumpai. Misalnya, data-data yang diperoleh melalui eksperimen di laboratorium.
Untuk kasus seperti ini, metode composite trapezoidal ruledapat diterapkan, dengan cara yang sangat identik dengan kasus lebar segmen yang sama.
dengan:
h
i≡
lebar
segmen
ke
−
i
(i = 1, 2, …, n)CONTOH APLIKASI:
Sebuah reaksi homogen fase gas: A Æ3 R mempunyai laju reaksi pada 215oC sebesar:) ik det . liter / mol ( C 10 rA= −2 A1/2 −
Campuran reaksi yang berupa 50%-mol A dan 50%-mol inert diumpankan ke dalam sebuah reaktor alir pipa yang beroperasi pada 215oC dan 5 atm. C
A0= 0,0625 mol/liter. Tentukan space-time yang dibutuhkan agar tercapai konversi A 80%.
Keterangan:
Persamaan kinerja reaktor alir pipa:
A 2 / 1 8 , 0 0 A A A 2 / 1 0 A X 0 1/2 A A A 2 / 1 0 A A 0 A X 0 A A 0 A C k 11 XX dX X 1 X 1 C k X d C r X d C Af Af ∫ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − + = ∫ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ + − = ∫ − = ε ε τ
Penyelesaian:
Metode yang bisa ditempuh: 1. Integrasi secara grafik 2. Integrasi secara analitik 3. Integrasi numerik
Penyelesaian secara analitik:
328 , 1 X 1 X sin arc X d X 1 X 1 X d X 1 X 1 0,8 0 2 A A A 8 , 0 0 A2 A A 2 / 1 8 , 0 0 A A ∫ = − − = − + = ∫ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − +
Coba Anda ulangi kembali melalui
penyelesaian secara
numerik
! (Silakan pilih sendiri metode yang akan Anda
gunakan…)
Integral ≈luas daerah
di bawah kurva
CONTOH APLIKASI
KANDUNGAN AIR dalam PADATAN BASAH
R
r dr
Misal suatu padatan bentuk bola berjari-jari R, mengandung air dengan kadar tidak seragam:
dengan r = jarak ke pusat bola. Ingin dicari jumlah air yang ada dalam padatan (m) dan kadar air rata-ratanya (Cav)
Analisis: 2 o 3 2 R r 1 C cm O H g C ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − = ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ Misal:
Ditinjau elemen volume dengan tebal dr (≈0) Jumlah air pada elemen volume = dm Karena dr sangat kecil, maka kadar air pada bagian tersebut praktis dapat dianggap seragam, sehingga:
dm = 4.π.r2.dr.C
(massa H2O = volume x kadar) Dengan integrasi diperoleh:
Jika diambil: C0= 0,3 g/cm3; R = 5 cm Dengan integrasi numerik, diperoleh:
m = …….. g Kadar air rata-rata:
∫
∫
= = = = = R r 0 r 2 m m 0 m dr . C . r . . 4 dm π∫
= = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = R r 0 r 2 2 o. r .1 Rr .dr C . . 4 m π 3 3 av cm g ... R 3 4 m volume massa C = = = πLatihan Soal #:
Tentukan nilai turunan pertama fungsi-fungsi berikut dengan pendekatan forward difference(2 titik (Ο(h))dan 3 titik (Ο(h2))), backward difference(2 titik (Ο(h))dan 3
titik (Ο(h2))), serta central/centered difference(2 titik
(Ο(h2))dan 4 titik (Ο(h4))):
(a)
pada x = 0, dengan lebar langkah h = 0,5, h = 0,2, dan h = 0,1
(b)
pada x = 1, dengan lebar langkah h = 0,25, h = 0,1, dan h = 0,05
Bandingkan dan berikan analisis terhadap hasil perhitungan yang Anda peroleh! Bandingkan juga dengan hasil yang diperoleh melalui perhitungan secara analitik!
15 x 4 x y= 3+ −
x
e
y
=
x+
Latihan Soal #:
Data berikut ini dikumpulkan pada saat pengisian
tangki bahan bakar minyak:
1,30
1,14
1,03
0,88
0,73
0,65
0,5
V, 10
6barrel
120
90
60
45
30
15
0
t, menit
Hitunglah
laju alir minyak
yang terkumpul
pada
setiap waktu pengamatan
(Q = dV/dt).
Latihan Soal #3:
Pada suhu tetap, sebuah proses termodinamika mengukur
perubahan tekanan terhadap perubahan volume sistem,
dan diperoleh data berikut:
∫
=
P
dV
W
11 10 8 6 4 3 2 0,5 Volume, V (m3) 207 242 312 316 326 333 368 420 Tekanan, P (kPa)Hitunglah kerja (W) yang terlibat selama proses tersebut,
dengan integrasi secara numerik.
Diketahui:
Latihan Soal #4:
Kapasitas panas air (H
2O(l)) sebagai fungsi suhu dapat
dinyatakan dalam persamaan:
2 6 3