PERBANDINGAN UKURAN IKAN HASIL TANGKAPAN UTAMA PADA
BAGAN TANCAP BERDASARKAN JENIS LAMPU
COMPARISON OF THE SIZE OF MAIN FISH CATCHES
ON THE CHART BASED ON THE TYPES OF LAMPS
1
Dewi Shinta Achmad,
2Sudirman,
2Aisjah Farhum
1
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
2
Jurusan Perikanan, FIKP,Universitas Hasanuddin
Alamat Koresponden :
Dewi Shinta Achmad
Program Pascasarjana
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perkanan
Universitas Hasanuddin
Makassar 90245
HP : 085240219331
ABSTRAK
Penangkapan pada bagan tancap di perairan kabupaten pangkep, Provinsi SUL-SEL sangat memberikan pasokan konsumsi pangan masyarakat setempat, namun hingga saat ini, kebutuhan tersebut belum tercukupi, olehnya itu sebagai salah langkah startegis perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan jenis lampu berbeda sebagai tolak ukur ukuran ikan, yang mana sebagai simplikasi dari pertambahan berat. Dalam penelitian ini digunakan tiga jenis lampu listrik yaitu : neon, merkuri, pijar dengan daya masing-masing 500 watt. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membandingkan ukuran ikan pada berbagai jenis lampu. Pengambilan data dilakukan selama 22 trippenangkapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lampu pada ikan teri, ikan peperek, dan ikan baronang yang tertangkap dengan perlakuan lampu neon rata-rata lebih besar, dibandingkan dengan rata-rata panjang ikan teri yang tertangkap dengan perlakuan lampu merkuri dan pijar. Ikan tembang dan cumi cumi yang tertangkap dengan perlakuan lampu merkuri rata-rata ukurannya lebih besar, dibandingkan dengan rata-rata panjang ikan tembang yang tertangkap dengan perlakuan lampu neon dan pijar.Komposisi ukuran (panjang) hasil tangkapan yang terbesar diperoleh pada penggunaan jenis lampu neon, kemudian lampu merkuri dan lampu pijar.
Kata Kunci :Bagan Tancap, Jenis-jenis Lampu
ABSTRACT
Catching the step chart waters Pangkep District, South Sulawesi Province is to give local supply of food consumption, but until now, these requirements have not been fulfilled, it was by him as one of the strategic steps necessary to do research by using different types of lights as a measure of the size of fish, which is as implification of the weight. This study used three different types of electric lamps are: neon, mercury bulbs with the power of 500 watts each. The observations made in this study was to compare the size of the fish on the different types of lamps. Data is collected for 22 tripsarrest. The results showed thatthe use of light sanchovy, peperek fish, and the fish were caught rabbit fish with fluorescent light treatment on average larger than the average length of the fish is caught by treatment with mercury and in can descent lamps. Fish song and calamaris quid caught by treatment with mercury lamps on average larger size, compared with an average song length of fish caught by treatment with fluores cent and in can descent lights. Composition of the size (length) of the big gest catches obtained the use of the fluores cent lamps, mercury lamps and theninc and escent bulbs.
PENDAHULUAN
Bagan merupakan salah satu alat tangkap nelayan di perairan Selat Makassar, Provinsi
Sulawesi Selatan.Pada tahun 2009 jumlah unit penangkapan bagan tancap di perairan
Pangkep mencapai 618unit (DKP, 2009).Secara umum, unit bagan tancap yang dioperasikan
pada wilayah perairan Selat Makassar, dirancang secara khusus dengan menggunakan
bahan-bahan yang sesuai peruntukkannya, seperti jaring, rangka bagan, dan lampu.
Nelayan di perairan Sulawesi Selatan memanfaatkan alat tangkap bagan karena
memiliki beberapa keunggulan, antara lain; 1) Secara teknis mudah dilakukan (khususnya
bagan tancap); 2) Investasinya terjangkau oleh masyarakat; 3) Merupakan perikanan rakyat
yang telah digunakan oleh masyarakat di wilayah pesisir dan sekitar pulau-pulau kecil secara
turun temurun; 4) Tangkapannya selalu ada walaupun terkadang jumlahnya sedikit; 5)
Menyerap banyak tenaga kerja; 6) Teknologinya sangat sederhana (Sudirman dan Nessa,
2011).
Pengoperasian penangkapan bagan tancap di wilayah perairan kabupaten Pangkep,
dirasakan sangat memberikan nilai tambah, yaitu pasokan konsumsi pangan bagi masyarakat
setempat, namun sejalan dengan waktu dan hingga saat ini, kebutuhan tersebut menjadisangat
sulit untuk mencukupi akan permintaan tersebut, olehnya itu sebagai salah langkah startegis
perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan jenis lampu berbeda sebagai tolak ukur
ukuran ikan, yang mana sebagai simplikasi dari pertambahan berat.Tujuan penelitian ini
adalah Menganalisis komposisi ukuran ikan-ikan yang dominan tertangkap pada bagan
tancap.
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 5 bulan, dimulai pada bulan Mei hingga
Oktober 2012 di lokasi perairan Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan.Pengujiannya yang
dilakukan dititik beratkan hasil tangkapan berdasarkan uji lampu, lampu yang digunakan
adalah lampu neon, merkuri, dan pijar yang diletakkan pada pada 1 unit bagan tancap.Lampu
diletakkan secara bergantian tiap harinya selama 66 trip. Adapun watt dan kekuatan cahaya
pada lampu neon, merkuri, dan pijar secara berturut-turut yaitu ; neon 85 w = 425 w dan 15 w
= 75 w = 500 w, merkuri 250 w x 2 = 500 w, pijar 100 w x 5 = 500 w.Penggunaan ketiga
jenis lampu ini didasarkan pada pendapat Notanubun (2010) bahwa ikan memiliki adaptasi
yang berbeda-beda dengan setiap lampu.
Organisme penelitian adalahikan teri, cumi-cumi, tembang, peperek, dan baronang
yang tertangkap selama pengujian lampu.Dalam mengetahui jenis ikan diidentifikasi
berdasrkan petunjuk Allen(2002).Lima ikan tangkapan tersebut, setelah diangkat dari waring
segera diukur panjang totalnya dengan mistar (cm).
Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif, analisis ini
dilakukan dengan perhitungan jumlah, rata-rata, standar deviasi,
range,
maksimum, dan
minimum pada hasil tangkapan menurut penggunaan masing-masing lampu, yang disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik persentase.
HASIL
Selama proses penelitian, dilakukan pengambilan lima jenis ikan dominan untuk
masin-masing penggunaan lampu yang dimaksudkan sebagai komposisi ukuran hasil
tangkapan dominan pada bagan tancap (Tabel 1).
Sebaran rata-rata panjang ikan teri (
Stolephorus spp)
yang tertangkap menyebar dari 3
cm hingga 16,6 cm. Ikan teri yang tertangkap dengan perlakuan lampu neon rata-rata lebih
besar, dibandingkan dengan rata-rata panjang ikan teri yang tertangkap dengan perlakuan
lampu merkuri dan pijar (Gambar 1). Rata-rata dengan menggunakan perlakuan lampu neon
selang kelas dominan teri banyak tertangkap pada selang kelas 5 - 5,9 cm dengan jumlah 203
ekor, lampu merkuri pada selang kelas 9 - 9,9 cm dengan jumlah 152 ekor, dan lampu pijar
pada selang kelas 3 - 3.9 cm dengan jumlah 271 ekor.
Frekuensi sebaran rata-rata panjang tubuh ikan tembang (Gambar 2) yang tertangkap
menyebar dari 3 – 16,9 cm. Ikan tembang yang tertangkap dengan perlakuan lampu merkuri
rata-rata ukurannya lebih besar, dibandingkan dengan rata-rata panjang ikan tembang yang
tertangkap dengan perlakuan lampu neon dan pijar.Ikan tembang yang tertangkap pada
perlakuan lampu neon paling banyak pada selang panjang 6 - 6,9 cm dengan jumlah 208 ekor,
lampu merkuri dengan selang panjang 8 - 8,9 cm dengan jumlah 245 ekor, dan lampu pijar
pada selang panjang 3 - 3,9 cm dengan jumlah 205 ekor.
Frekuensi sebaran rata-rata panjang tubuh cumi-cumi (Gambar 3) yang tertangkap
menyebar pada selang 3 – 20,9 cm. Penggunaan perlakuan lampu pada tangkapan cumi-cumi
secara umum baik pada penggunaan lampu merkuri dibandingkan penggunaan lampu neon
dan pijar. Tangkapan cumi-cumi terbanyak pada penggunaan lampu neon berada pada selang
panjang 4 - 4.9 cm dengan jumlah 203 ekor, lampu merkuri pada selang panjang 6 - 6,9 cm
dengan jumlah 248 ekor, dan lampu pijar pada selang 3 - 3,9 cm dengan jumlah 288 ekor.
Frekuensi sebaran rata-rata panjang ikan Peperek (
Leiognathus sp
) (Gambar 4) yang
tertangkap dari ukuran 3 -12,9 cm. Tangkapan Peperek dengan ukuran dominan besar
didapatkan berturut-turut pada perlakuan lampu neon, pijar dan merkuri. Tangkapan Peperek
terbanyak pada penggunaan lampu neon berada pada selang panjang 6 - 5.9 cm dengan
jumlah 108 ekor, lampu merkuri pada selang panjang 7 - 7,9 cm dengan jumlah 303 ekor, dan
lampu pijar pada selang 5 - 5,9 cm dengan jumlah 315 ekor.
Jenis tangkapan ikan dominan yang terakhir adalah ikan beronang. Ikan beronang
merupakan salah satu jenis ikan yang menjadi komoditas unggulan di Kota Makassar dengan
seringnya di sajikan pada restoran-restoran
seafood
. Frekuensi ikan beronang (
Siganussp
)
(Gambar 5) yang tertangkap dari ukuran 3 -20,9 cm, tangkapan beronang dengan ukuran
dominan besar didapatkan pada perlakuan lampu neon dibandingkan perlakuan lampu
merkuri dan pijar. Tangkapan beronang terbanyak pada penggunaan lampu neon berada pada
selang panjang 8 - 8,9 cm dengan jumlah 122 ekor, lampu merkuri pada selang panjang 7 -
7,9 cm dengan jumlah 120 ekor, dan lampu pijar pada selang 8 - 8,9 cm dengan jumlah 118
ekor.
PEMBAHASAN
Selama penggunaan lampu neon, merkuri dan pijar menunjukkan bahwa terdapat
empat
spesies
yang
sangat
dipengaruhi
oleh
ketiga
jenis
lampu
selama
penelitian.memperlihatkan bahwa ketertarikan ikan pelagis dan ikan demersal pada cahaya
melalui dua pola, adalah pertama beberapa jenis ikan seperti cumi-cumi langsung menuju ke
sumber cahaya dan kedua beberapa jenis ikan masih berada jauh dari sumber cahaya lampu.
Kedua pola pergerakan ikan terhadap cahaya ini menunjukkan ikan memiliki sifat senang
dengan adanya cahaya berbeda karena mata yang memiliki sifat fotaksis positif juga
berbeda-beda dan kelimpahan makanan seperti plankton dan ikan-ikan muda.Dari kelima ikan tersebut
diantaranya merupakan ikan predator, yang tidak memiliki sifat fototaksis terhadap cahaya,
namun kedatang ikan ini karena makanan yang dilihat melalui indera penglihatan (Causteau
2003).
Sebaran panjang total hasil tangkapan bagan tancap selama trip penelitian dilakukan
untuk lima jenis tangkapan dominan dan memiliki nilai ekonomis tinggi yaitu teri
(
Stolephorus spp
), tembang (
Sardinella fimbriata
), cumi-cumi (
Loligo sp
), Peperek
(
Leiognathus sp
), dan beronang (
Siganus sp
). Hasil tangkapan terbanyak didapatkan pada
ikan teri dan diikuti dengan ikan lainnya, hal ini sejalan dengan peneltian Effendy (2005)
yang menjelaskan penengkapan bagan di selat sunda banyak memperoleh ikan teri
dibandingka ikan lainya. Beberapa ikan yang diperoleh merupakan ikan karang, Sale (ed)
(1991) dalam Razak dkk (2005) menyatakan bahwa ikan karang memiliki ketajaman
penglihatan lebih baik dibandingkan kelompok ikan norturnal.Sebaran panjang total hasil
tangkapan tersebut menunjukkan adanya keragaman ukuran individu ikan yang tertangkap,
hal ini diasumsikan karena pengaruh cahaya yang berbeda-beda. Hela dan Laevestu (1970),
Puspito (2008) bahwa setiap spesies ikan menyukai cahaya yang berbeda-beda.Sudirman
(2004a, 2004b) menjelaskan bahwa beberapa ikan pelagis bergerak lebih cepat seiring dengan
peningkatan iluminasi cahaya.
Secara umum, seluruh hasil tangkapan dominan menunjukkan bahwa semakin besar
selang ukuran ikan yang tertangkap, diikuti pula dengan penurunan jumlah (ekor) hasil
tangkapan. Hal lain menunjukkan bahwa walaupun bobot hasil tangkapan terbanyak
didapatkan pada penggunaan lampu neon dibandingkan lampu merkuri, namun kenyaatan
menunjukkan dari total hasil tangkapan didapatkan terbaik pada penggunaan lampu merkuri
dan pijar dibandingkan neon.Fenomena ini dapat diasumsikan dengan penggunaan lampu
yang memiliki ini distribusi cahaya yang lebih besar dapat berdampak negative terhadap hasil
tangkapan, hal ini telah dijelaskan oleh Sudirman dkk (2009).
Lebih lanjut keadaan yang dapat dijelaskan dengan keragaman ikan yang mendatangi
penggunaan lampu adalah sesuai dengan penyataan Effendie (2002) bahwa ikan berpindah
dari habitatnya karena mencari makan dan lain-lain
KESIMPULAN DAN SARAN
Ikan teri yang tertangkap dengan perlakuan lampu neon rata-rata lebih besar,
dibandingkan dengan rata-rata panjang ikan teri yang tertangkap dengan perlakuan lampu
merkuri dan pijar. Ikan tembang yang tertangkap dengan perlakuan lampu merkuri rata-rata
ukurannya lebih besar, dibandingkan dengan rata-rata panjang ikan tembang yang tertangkap
dengan perlakuan lampu neon dan pijar.Penggunaan perlakuan lampu pada tangkapan
cumi-cumi secara umum baik pada penggunaan lampu merkuri dibandingkan penggunaan lampu
neon dan pijar.Tangkapan Peperek dengan ukuran dominan besar didapatkan berturut-turut
pada perlakuan lampu neon, pijar dan merkuri.Tangkapan beronang terbanyak pada
penggunaan lampu neon.Penggunaan lampu neon lebih baik daripada lampu merkuri dan
pijar.
DAFTAR PUSTAKA
Allen G, (2002).
Marine Fishes of the great barrier reef and south-east asia
. Western
Australian Museum.
Caosteau.F. (2003).Ocean Environments. London WC2R : Darling Kindersley Lied 80 Stand.
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Selatan, 2009.Laporan Statistik Perikanan
dan Kelautan.DKP Provinsi Sulawesi Selatan.
Effendie, (2002). Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Effendy, A. (2005). Analsis Optimasi Faktor-Faktor Produksi Bagan Motor di Selat Sunda,
Provinsi Banten. (Tesis). Bogor: Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian
Bogor.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Program Studi Teknologi Kelautan.
Hela, I. and Laevestu, T. (1970).Fisheries Oceanography.Fishing News Bokks Ltd.
London.238 p.
Notanubun, J, (2010). Kajian Hasil Tangkapan Bagan Apung dengan menggunakan Intensitas
Cahaya Lampu yang Berbeda di Perairan Selat Rosenberg Kabupaten Maluku Tengah
Kepulauan Kei.Tesis Program Pascasarjana Universitas Samratulangi. Manado
Puspito, G. (2008). Lampu Petromaks; Manfaat, Kelemahan dan Solusinya pada Perikanan
Bagan.ISBN
978-979-1225-04-5.Depate-men
Pemanfaatan
Sumberdaya
Perikanan.Fakultas Perikanan dan Kelautan-IPB.2008.
Razak, A, Anwar K dan Baskoro MS. (2005).Fisiologi mata ikan. Departemen Pemanfataan
Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.
Sudirman, .M.S.Baskoro, APurbayanto, D. Monintja T.Arimoto, (2004a) Adaptasi Retina
Mata Ikan Layang
(Decapterus ruselli)
Terhadap Cahaya Dalam Proses Penangkapan
pada Bagan Rambo di Selat Makassar. Jumal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan
Indonesia Desember (2003).Jilid 10 No.2 ISSN 0854-3194.IPB Bogor.
Sudirman, .M.S.Baskoro, A.Purbayanto, D. Monintja T.Arimoto, 2004b Respon retina mata
ikan teri
(stolephorus insularis)
terhadap cahaya dalam proses penangkapan pada
bagan rambo. (Bulletin Torani), Edisi September 2004.
Sudirman dan M. Nessa, N., (2011).Perikanan Bagan dan Aspek Pengelolaannya. Universitas
Muhamadiya Malang Press. Malang.
Sudirman and Musbir.(2009). Impact of Light Fishing on Sustainable Fisheries in
Indonesia.Paper in International Symposium on Ocean Science, Technology and
Policy.World Ocean Conference. Manado, May 12-14,2009.
Tabel 1. Komposisi hasil tangkapan dominan pada bagan bagan tancap menurut
penggunaan lampu
Pelakuan Lampu Nama Ikan Jumlah Ikan (Ekor) Persentase (%) Neon cumi-cumi 5,242 21 Tembang 22 Peperek 19 Teri 26 Beronang 12 Merkuri cumi-cumi 5,816 25 Tembang 21 Peperek 25 Teri 16 Beronang 13 Pijar cumi-cumi 5,992 25 Tembang 23 Peperek 23 Teri 20 Beronang 9 Total cumi-cumi 17,050 24 Tembang 22 Peperek 22 Teri 20 Beronang 12
Gambar 1. Sebaran rata-rata panjang hasil tangkapan teri (
Stolephorus spp
).
0 50 100 150 200 250 300 J u m la h i k a n s a m p li n g (e k o r) Selang kelas (cm) Neon Merkuri PijarGambar 2. Sebaran rata-rata panjang hasil tangkapan tembang (
Sardinella fimbriata)
Gambar 3. Sebaran rata-rata panjang hasil tangkapan cumi-cumi (
Loligo sp)
0 50 100 150 200 250 300 J u m la h i k a n s a m p li n g (e k o r) Selang kelas (cm)
Neon Merkuri Pijar
0 50 100 150 200 250 300 350 J u m la h i k a n s a m p li n g (e k o r) Selang kelas (cm)