• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBERIAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KELAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PEMBERIAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KELAS"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

http://semnastafis.unimed.ac.id ISSN: 2598-3237 (media cetak) ISSN: 2598-2796 (media online) 452

MODEL PEMBERIAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KELAS

Jimmi Apul Maringan Manalu

Sekolah Dasar Swasta Pengharapan Patumbak Deli Serdang Corresponding author: jimmimanalu94@gmail.com

Abstrak

Motivasi adalah dorongan baik itu yang berasal dari dalam maupun luar diri yang mengerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Pemberian motivasi guru dalam pembelajaran dapat menumbuhkan inisiatif, kemampuan-kemampuan yang kreatif dan semangat berkompetisi yang sehat, pemberian penghargaan sebagai upaya pembinaan motivasi tidak selalu harus berwujud atau barang, tetapi dapat juga berupa pujian-pujian dan hadiah-hadiah im-material. Skinner berpendapat, pribadi seseorang terbentuk dari akibat respon terhadap lingkungannya, untuk itu hal yang paling penting untuk membentuk sebuah kepribadian adalah adanya motivasi. Dalam pelaksanaan pembelajarn di dalam kelas, terdapat berbagai karakter yang unik dari peserta didik. Dengan adanya keberagaman tersebut kondisi kelas juga beragam, kadang kondusif atau sebaliknya. Oleh karena itu kedisiplinan harus diterapkan di dalam kelas. Dalam upaya membentuk sikap disiplin, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sikap disiplin. Karena disiplin adalah sebuah ketaatan dan kepatuhan serta sikap atau perubahan tingkah laku maka hal tersebut tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Syarif Hidayat (2013:95) terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan yaitu (1) kesadaran; (2) keteladanan, dan (3) penegakan aturan. Kesadaran merupakan faktor utama dalam tegaknya disiplin. Sedangkan keteladanan dan penegakan peraturan tidak akan mampu bertahan bila tidak dilandasi dengan kesadaran yang tumbuh dalam diri seseorang. Pihak sekolah terutama guru memiliki peranan yang penting dalam mendisiplinkan siswanya. Disiplin ditegakkan dan dibina secara bersama-sama antara sekolah, guru, karyawan, dan lingkungan keluarga. Dan dalam pelaksanaannya membutuhkan konsistensi dan berkesinambungan sehingga disiplin menjadi sebuah karakter yang terinternalisasi dengan baik bagi peserta didik. Sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai optimal.

Kata kunci : Motivasi, disiplin kelas

PENDAHULUAN

Tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya adalah ingin menciptakan “manusia seutuhnya”. Sehingga manusia seutuhnya itu adalah personal atau individu-individu yang mampu menjangkau segenap hubungan dengan Tuhan, dengan lingkungan/alam sekeliling, dengan manusia lain dalam suatu kehidupan sosial yang konstruktif. Personal atau individu yang demikian pada dirinya terdapat suatu kepribadian terpadu baik unsur akal pikiran, perasaan, moral dan keterampilan (cipta, rasa, dan karsa), jasmani maupun rohani, yang berkembang secara optimal. Selaras dengan tujuan pendidikan, maka untuk mewujudkan manusia yang seutuhnya cara yang harus ditempuh yaitu melalui kegiatan pendidikan.

Sekolah-sekolah di Indonesia sampai dewasa ini sampai dewasa ini belum berhasil membantu secara optimal upaya pengembangan siswa secara individual. Sistem klasikal yang memperlakukan siswa sebagai kelompok masih banyak menandai kegiatan belajar-mengajar di sekolah-sekolah.

Dalam belajar mengajar di kelas, apabila ada seseorang siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada masalah pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangang afeksinya untuk melakukan sesuatu , karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar, keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni disiplin di kelas. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh miotivasi pada dirinya. Atau singkatnya perlu diberikan motivasi.

Menurut Hamzah (2006 : 1) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema susuai dengan motivasi yang mendasarinya.

Seseorang tidak memiliki motivasi, kecuali karena paksaan atau seremonial. Seorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi, dapa mengalami kegagalan akbibat kurangnya motivasi. Seringkali kegagalan yang dialami siswa seluruh kesalahannya dilimpahkan kepada siswa. Mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitakan semangat siswa untuk disiplin di kelas. Untuk itu tugas guru sangat penting untuk mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.

Uno (2006: 253) menuliskan beberapa indikator motivasi belajar yaitu: tekun menghadapi tugas; ulet menghadapi kesulitan; tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi; ingin mendalami behan/bidang pengetahuan yang

(2)

http://semnastafis.unimed.ac.id ISSN: 2598-3237 (media cetak) ISSN: 2598-2796 (media online) 453

diberikan; selslu berusaha berprestasi sebaik mungkin; menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah orang dewasa; senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat-pendaatnya; mengejar tujuan-tujuan jangka panjang; dan senang mencari dan memecahkan soal-soal. Sedangkan Sardiman (2006:81) menyatakan bahwa indikator untuk mengetahui motivasi belajar seseorang adalah: tekun menghadapi tugs, ulet menghadapi kesuitan, menunjukkn minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugastugas rutin, dan dapat mempertahankan pendapatnya. Berdasarkan pendapatpendapat tersebut, maka dapat disimpulkan tujuh indikator motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, senang dan rajin belajar, dan mengejar tujuan-tujuan jangka panjang.

Hidayatullah (2010: 49) menyatakan bahwa disiplin adalah suatu ketaatan yang sungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku sebagaimana mestinya menurut aturan-aturan atau tata kelakuan yang seharusnya berlaku di dalam suatu lingkungan tertentu. Sedangkan menurut Sahlan (2012: 39) disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Merujuk pada pengertian belajar sebagai aktifitas yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan reletif permanen untu mencapai tujuan tertentu, maka disiplin belajar adalah kesadaran melakukan aktifitas yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan relative permanen untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan perintah atau peraturan yang berlaku dengan penuh tanggungjawab yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban tanpa paksaan dari siapapun.

Disiplin dikelas yang baik adalah disiplin yang timbul dari kemauan murid-murid sendiri bukan karena paksaan disebabkan oleh sanksi yang diberikan apabila peraturan tidak dipatuhi. Oleh karena itu diperlukan usaha secara terus menerus untuk memotivasi dan membina kesadaran murid-murid akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelajar atau siswa.

PEMBAHASAN

Arti disiplin bila dilihat dari segi bahasanya adalah latihan ingatan dan watak untuk menciptakan pengawasan (kontrol diri), atau kebiasaan mematuhi ketentuan dan perintah.

Menurut The Liang Gie yang dimaksud dengan disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergantung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati. Hadari Nawawi mengatakan disiplin adalah usaha untuk membina secara terus menerus kesadaran dalam bekerja atau belajar dengan baik dalam arti setiap orang menjalankan fungsinya secara efektif.

Berdasarkan pendapat diatas maka disiplin kelas dapat diartikan sebagai “Suatu keadaan tertib di mana guru dan murid-murid mematuhi peraturan kelas sehingga mereka dapat menjalankan fungsi masing-masing secara efektif dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar didalam kelas.

Dengan demikian suatu kelas dikatakan berdisiplin apabila suasana belajar berlangsung dalam keadaan tertib dan teratur, baik pada waktu sebelum mengajar dimulai, sedang berlangsung, maupun setelah pelajaran selesai.

Dalam upaya membentuk sikap disiplin, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sikap disiplin. Karena disiplin adalah sebuah ketaatan dan kepatuhan serta sikap atau perubahan tingkah laku maka hal tersebut tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Slameto (2003: 54) mengatakan bahwa faktor-faktor-faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin siswa yaitu:

1. Faktor intern meliputi faktor jasmani, faktor psikologi dan kelelahan. Faktor jasmani diantaranya faktor kesehatan dan cacat tubuh. Sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensia, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Faktor kelelahan misalnya pengatudan jam tidur, istirahat, olahraga yang teratur dan variasi dalam belajar. 2. Faktor-faktor ekstern meliputi, faktor keluarga faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga misalnya cara

orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Selanjutnya faktor sekolah meliputi, metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi sisiwa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, gedung sekolah, metode mengajar, standar pelajaran di atas ukuran dan tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi, kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Menurut Syarif Hidayat (2013:95) terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan yaitu (1) kesadaran; (2) keteladanan, dan (3) penegakan aturan. Kesadaran merupakan faktor utama dalam tegaknya disiplin. Sedangkan keteladanan dan penegakan peraturan tidak akan mampu bertahan bila tidak dilandasi dengan kesadaran yang tumbuh dalam diri seseorang.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin membutuhkan berbagai faktor yang mampu membina dan menegakkannya. Keluarga, sekolah dan masyarakat sangat berpengaruh dalam membangun sikap disiplin peserta didik. Pembiasaan yang baik dapat dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan bila orang tua dan pihak sekolah memiliki visi dan misi bersama dalam peningkatan sikap disiplin peserta didik.

(3)

http://semnastafis.unimed.ac.id ISSN: 2598-3237 (media cetak) ISSN: 2598-2796 (media online) 454

Disiplin akan mudah diterapkan jika peserta didik sudah terbiasa dengan rutinitas yang konsisten sepanjang waktu. Oleh sebab itu guru maupun orang tua harus bersikap fleksibel artinya mampu membina anak dengan disiplin tanpa mengekangnya dan memberikan kebebasan yang terarah. Menurut Anas Salahudin (2013:244) pribadi yang jujur dan disiplin dapat terwujud melalui upaya berikut ini: (1) pengetahuan tentang nilai-nilai yang telah terinternalisasi dalam diri sendiri, (2) pola perilakunya sudah menetap, (3) responnya terhadap stimulus selalu sistematis dan metodologis, (4) sikapnya terhadap sesuatu selalu konsisten dan optimis, (5) cara pandangnya dipadu oleh prinsip-prinsip hidup yang bertanggung jawab.

Dari pendapat tersebut, diharapkan guru dapat melaksanakan tugasnya dan mempraktekkan pendapat tersebut dengan baik sehingga pembinaan dan pengembangan karakter disiplin anak dapat berjalan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga tercipta iklim belajar yang kondusif, nyaman dan menyenangkan. Pendekatan-pendekatan tersebut harus dilaksanakan secara komprehensif baik dari pihak sekolah, keluarga, maupun lingkungan masyarakat.

Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.

Menurut Hamzah (2006:1) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema susuai dengan motivasi yang mendasarinya.

Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat dismpulkan bahwa motivasi adalah dorongan baik itu berasal dari dalam maupun luar diri yang mengerakkan untuk melakukan sesuatu.

Pemberian motivasi guru dalam pembelajaran dapat menumbuhkan inisiatif, kemampuan-kemampuan yang kreatif dan semangat berkompetisi yang sehat, pemberian penghargaan sebagai upaya pembinaan motivasi tidak selalu harus berwujud atau barang, tetapi dapat juga berupa pujian-pujian dan hadiah-hadiah im-material. Pemberian perhatian yang cukup terhadap siswa dengan segala potensi yang dimilikinya merupakan bentuk motivasi yang sederhana, karena banyak yang tidak memiliki motivasi belajar diakibatkan tidak dirasakannya adanya perhatian. Ajakan Berpartisipasi. Pada diri manusia ada sesuatu perasaan yang dihargai apabila dia dilibatkan pada sesuatu kegiatan yang dianggap berharga.

Menurut Sardiman (2006:92) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbukan motivasi dalam kegiatan belajar di kelas, yaitu:

1) Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilaipada raport angkanya baik-baik.

2) Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang atau tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. 3) Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4) Ego-involvment

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri.seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.

5) Memberi Ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga meruapakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas.

6) Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil pkerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan., akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

7) Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.

8) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. 9) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar.

(4)

http://semnastafis.unimed.ac.id ISSN: 2598-3237 (media cetak) ISSN: 2598-2796 (media online) 455

10) Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalu minat merupakan alat motivasi yang pokok.

11) Tujuan yang Diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa , akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Penerapan model motivasi dalam pengendalian disiplin siswa

Dalam pelaksanaan pembelajarn di dalam kelas, terdapat berbagai karakter yang unik dari peserta didik. Dengan adanya keberagaman tersebut kondisi kelas juga beragam, kadang kondusif atau sebaliknya. Oleh karena itu kedisiplinan harus diterapkan di dalam kelas. Skinner berpendapat, pribadi seseoran terbentuk dari akibat respon terhadap lingkungannya, untuk itu hal yang paling penting untuk membentuk sebuah kepribadian adalah adanya motivasi.

Kedisiplinan harus benar-benar ditanamkan sejak dini di dalam hati seswa, dari hal yang sederhana menuju yang kompleks. Sehingga kedisiplinan sudah menjadi kebiasaan dan akhlak yang mulia serta tidak menjadikan siswa terbebani dalam melaksanakan peraturan-peraturan sekolah.

Menurut Charles Schaefer (1989:12) menjelaskan bahwa terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi untuk menanamkan kedisiplinan secara efektif, yaitu:

1. Membuat perubahan dan pertumbuhan anak

2. Memelihara harga diri anak

3. Menjaga hubungan erat antar orangtua dan anak

Masalah disiplin dalam dunia pendidikan perlu diperhatikan. Disiplin anak tidak hanya dilatih dan dikembangkan di sekolah saja. Namun keluarga memiliki peranan yang sangat besar dalam upaya pembangun karakter disiplin. Jika kedisiplinan dilatih dengan baik pada lingkungan keluarga, maka di sekolah anak mampu menyesuaikan dirinya dengan peraturan-peraturan sekolah. Selanjutnya kedisiplinan tersebut akan terimplikasi dalam kehidupan sosial masyarakat yang menjadi landasan dan karakter membentuk pola pribadi seorang anak. Terdapat beberapa strategi dalam menerapkan disiplin di dalam kelas diantaranya:

1. Menggunakan penghargaan (pengakuan) di saat yang tepat untuk memotivasi siswa. Pengakuan nyata adalah istilah umum yang menggambarkan bentuk pengakuan konkreat terhadap ketaatan siswa kepada aturan-aturan dari prosedur.

2. Melibatkan keluarga dalam memotivasi seperti memberi penghargaan terhadap perilaku siswa yang positif. Penghargaan terhadap perilaku baik dapat meluas ke luar kelas. Siswa melihat guru atau sekolah yang menghubungi keluarga di rumah berkaitan dengan perilaku baik yang mereka lakukan sebagai satu penghargaan yang bernilai tinggi. Misalnya berupa setifikat baik.

3. Mendesain rencana yang menyeluruh dalam menyelesaikan masalah-masalah kedisiplinan. Guru seharusnya menggarisbaawahi perlunya langkah-langkah rencana yang menyeluruh untuk menyelesaikan konflik-konflik dengan siswa dan memperbaiki perilaku disiplin.

4. Menggunakan serangkaian tindakan secara bertahap. Saat suatu masalah telah dapat diketahui. Guru bertindak dengan cara tertentu untuk mencari tahu dan menyelesaikan masalah perilaku tersebut sesegera mungkin.

Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pihak sekolah terutama guru memiliki peranan yang penting dalam mendisiplinkan siswanya. Disiplin ditegakkan dan dibina secara bersama-sama antara sekolah, guru, karyawan, dan lingkungan keluarga. Dan dalam pelaksanaannya membutuhkan konsistensi dan berkesinambungan sehingga disiplin menjadi sebuah karakter yang terinternalisasi dengan baik bagi peserta didik. Sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai optimal.

SIMPULAN

Menurut Hamzah (2006 : 1) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema susuai dengan motivasi yang mendasarinya.

Menurut The Liang Gie yang dimaksud dengan disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergantung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati. Hadari Nawawi mengatakan disiplin adalah usaha untuk membina secara terus menerus kesadaran dalam bekerja atau belajar dengan baik dalam arti setiap orang menjalankan fungsinya secara efektif.

Masalah disiplin dalam dunia pendidikan perlu diperhatikan. Disiplin anak tidak hanya dilatih dan dikembangkan di sekolah saja. Namun keluarga memiliki peranan yang sangat besar dalam upaya pembangun karakter disiplin. Jika kedisiplinan dilatih dengan baik pada lingkungan keluarga, maka di sekolah anak mampu menyesuaikan dirinya dengan peraturan-peraturan sekolah. Selanjutnya kedisiplinan tersebut akan terimplikasi dalam kehidupan sosial masyarakat yang menjadi landasan dan karakter membentuk pola pribadi seorang anak.

(5)

http://semnastafis.unimed.ac.id ISSN: 2598-3237 (media cetak) ISSN: 2598-2796 (media online) 456

REFERENSI

A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: 2006.Rajawali Pers B. Uno, Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: 2006. Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, pihak manajemen mampu memantau permasalahan yang timbul dan mengambil tindakan dengan cepat secara efisien dan efektif Masalah yang timbul adalah

Abstrak : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Opini Audit, Dan Umur Perusahaan Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Property Dan Real Estate

Untuk mengetahui bahan makanan dan pelengkap yang digunakan pada hidangan Main Course?. Untuk mengetahui teknik pengolahan hidangan Main Course

Karena apabila walaupun menurut para dokter yang merawat si pasien bahwa keadaan pasien sudah tidak memungkinkan untuk dapat survive dan status DNR diperlukan, tetapi

Hal ini sejalan dengan perbandingan waktu operasi kali antara dua algoritme tersebut pada penelitian ini, yaitu perkalian menggunakan algoritme Schoolbook lebih

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu di desa Puton Kecamatan Diwek (2013) menunjukan bahwa sikap ibu dalam meningkatkan status gizi pada balita dari 48 responden

Sehingga dari pernyataan itu dapat disimpulakan bahwa dengan sering latihan memainkan alat musik bonang akan memudahkan anak Cerebral Palsy Spastic melakukan gerakan-gerakan

Tahap pertama adalah kegiatan penerimaan BBM dilakukan dari mobil tangki pengangkut BBM ke dalam Tangki Timbun, pada proses pengisian ini yang perlu