• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DASAR-DASAR PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DASAR-DASAR PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN

PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Gedung Mina Bahari III Lt. 8 Jakarta Pusat

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

DASAR-DASAR PENGELOLAAN KAWASAN

KONSERVASI PERAIRAN

BUKU INFORMASI

Menjelaskan Prinsip-Prinsip Dasar Pengelolaan Kawasan

Konservasi Perairan

(2)
(3)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: i dari 47

KATA PENGANTAR

Indonesia merupakan negara kaya dengan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang ada di dalam berbagai jenis perairan yang luasnya hampir mencapai 75% dari luas wilayah Indonesia. Indonesia adalah negara peringkat kedua yang memiliki terumbu karang terluas di dunia setelah Australia. Wilayah Indonesia juga merupakan pusat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi pada segitiga terumbu karang dunia yang terkenal dengan sebutan “the Coral Triangle”. Sekarang kawasan ini memiliki tantangan berupa degradasi ekosistem laut sehingga konservasi akan berperan penting dalam mengimbangi dampak dari eksploitasi berupa kelangkaan sumber daya ikan dan degradasi ekosistem laut yang timbul karena berbagai kegiatan manusia.

Pencanangan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar pada tahun 2015 memberikan makna bahwa poduksi perikanan, baik dari kegiatan penangkapan ikan maupun budidaya ikan, perlu ditingkatkan. Jika tidak diimbangi oleh semangat untuk menjamin keberlanjutan, cita-cita tersebut akan menyebabkan perikanan Indonesia mengalami krisis, di antaranya adalah berkurangnya atau hilangnya sumber daya ikan dan terhentinya kegiatan perikanan. Oleh sebab itu, perlu komitmen bersama untuk melakukan pelestarian sumber daya ikan dan konservasi lingkungan perairan dalam rangka menjaga keutuhan ekosistem perairan yang sehat.

Kawasan konservasi perairan (KKP) adalah kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. Dari pengertian tersebut jelas adanya sinergi dan harmoni di antara konservasi dan pengelolaan sumber daya ikan. Oleh karena itu, salah satu cara yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mewujudkan pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan adalah memprakarsai dan memfasilitasi gagasan pembentukan kawasan konservasi perairan (KKP) di berbagai tempat. Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan sasaran kawasan konservasi perairan seluas 10 juta hektar pada tahun 2010 dan 20 juta hektar pada tahun 2020.

Keberhasilan pengelola KKP sangat ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia yang kompeten di berbagai bidang dan disiplin ilmu terkait. Untuk itu diperlukan serangkaian program pelatihan yang diselenggarakan oleh para pelatih yang mengajar dengan modul pelatihan berbasis kompetensi dalam proses pembelajaran yang efektif.

Dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia tersebut, 32 orang pelatih (berasal dari lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Ditjen KP3K), Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP), kalangan perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat) mengikuti kegiatan Training of Trainers untuk Pelatihan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Tingkat Dasar atau Training of Trainer in Marine Protected Areas 101 di Balai Diklat Perikanan Aertembaga dan Balai Diklat Perikanan Tegal pada bulan Juli – Agustus 2010. Sebagian dari pelatih tersebut selanjutnya telah melatih para calon pengelola kawasan konservasi perairan di Balai Diklat Perikanan Banyuwangi dan Balai Diklat Perikanan Belawan masing-masing berturut-turut pada bulan November 2010 dan Februari 2011. Seluruh rangkaian pelatihan tersebut diselenggarakan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan USAID-Coral Triangle Support Partnerships (USAID-CTSP) yang bekerjasama dengan Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan (Dit KKJI – KP3K) dan Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan (Puslat – BPSDM KP). USAID-CTSP adalah sebuah kegiatan USAID yang pelaksanaannya melibatkan sebuah konsorsium yang terdiri dari tiga lembaga swadaya masyarakat internasional, yaitu Conservation International, The Nature Conservancy, dan World Wildlife Fund.

(4)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: ii dari 47

Guna menunjang keberhasilan pelatihan–pelatihan di bidang konservasi perairan selanjutnya, maka dilakukan adaptasi terhadap bahan pelatihan yang dipakai dalam ToT MPA-101 menjadi Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi di bidang Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan. Adaptasi bahan pelatihan ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.21/MEN/X/2007 tentang Tata Cara Penetapan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang telah diadopsi oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan cq. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan. Dokumen ini memuat sebuah modul untuk pelatihan berbasis kompetesi yang berjudul "Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan”, khusus untuk unit kompetensi ”Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan”. Modul-modul untuk unit kompetensi lain disajikan dalam dokumen-dokumen terpisah. Semoga modul pelatihan ini bermanfaat bagi para pelatih, peserta pelatihan, dan para pengelola kawasan konservasi perairan serta para pembaca pada umumnya.

Jakarta, November 2011

Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan

Drs. Mulyoto, MM.

(5)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: iii dari 47

UCAPAN TERIMA KASIH

Tim Adaptasi Materi Pelatihan Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, baik perorangan maupun institusi, yang memungkinkan tersusunnya draft kurikulum ini. Mereka di antaranya adalah:

(1) Pimpinan USAID-Indonesia yang memberikan arahan implementasi kegiatan Coral Triangle Support Partnerships (USAID-CTSP) dalam mendukung program pengembangan kapasitas sumber daya manusia untuk pengelolaan kawasan konservasi peraiaran di Indonesia. (2) Ms Anne Walton dari dari International MPA Capacity Building Program, National Oceanic

and Atmospheric Administration (NOAA) yang pertama menyusun dan selalu mengembangkan modul pelatihan ini, menerapkannya dalam berbagai kegiatan pelatihan dan berkenan berbagi ilmu serta pengalamannya yang luar biasa kepada kami di Indonesia. (3) Tim Pengembangan Pengelolaan Kawasan Konservasi Kepala Burung yang terdiri dari

Conservation International Indonesia, The Nature Conservancy, dan World Wildlife Fund, sebagai pihak pertama bersama NOAA yang melaksanakan kegiatan pelatihan MPA 101 di kawasan bentang laut Kepala Burung (Bird’s Head Seascape) dan berkenan berbagi pengalaman dalam membangun model pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia. (4) Mr Jason Phillibotte, MSc (NOAA), Bapak Asril Djunaidi, MSc (CI Indonesia), Ibu Meity

Mongdong, IK (CI Indonesia), Bapak Arisetiarso Soemodinoto, PhD (TNC) sebagai pelatih dalam penyelenggaraan rangkaian Pelatihan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Tingkat Dasar di Aertembaga (Sulawesi Utara), Tegal (Jawa Tengah), Banyuwangi (Jawa Timur) dan Belawan (Sumatera Utara).

(5) Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Dit KKJI – Ditjen KP3K).

(6) Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (Puslat - BPSDM-KP).

(7) Para Widyaiswara di lingkungan Puslat Kelautan dan Perikanan – BPSDM KP (8) Para pelatih lulusan ToT MPA101 di Balai Diklat Perikanan Aertembaga dan Tegal.

(9) Para narasumber dan panitia pelatihan ToT MPA101 dan Pelatihan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Tingkat Dasar di Balai Diklat Perikanan Banyuwangi, Belawan dan Tegal, di antaranya adalah Ms Tamra Faris (ToT MPA101 di Aertembaga dan Tegal) dan Mr Edward Lindelof (Pelatihan MPA101 di Banyuwangi).

(10) Para peserta pelatihan ToT MPA101 di Aertembaga dan Tegal dan Pelatihan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Tingkat Dasar di Banyuwangi, Belawan dan Aertembaga. (11) Para mantan anggota Tim 11 yang dibentuk pada tahun 2009 oleh Direktur KKJI - Ditjen

KP3K.

Jakarta, 15 Agustus 2011

Ketua Tim Adaptasi Materi Pelatihan

(6)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: iv dari 47

TIM ADAPTASI MATERI PELATIHAN

Seperti dijelaskan dalam Kata Pengantar di muka, naskah materi pelatihan ini berasal dari manual yang disusun oleh Tim NOAA yang dipimpin oleh Ms Anne Walton dan Tim Conservation International Indonesia untuk kegiatan pengembangan pengelolaan kawasan konservasi perairan di daerah Kepala Burung (Bird’s Heas Seascape – BHS). Manual tersebut kemudian dipakai sebagai materi pelatihan dalam dua kegiatan Pelatihan untuk Pelatih (Training for Trainers, ToT MPA101) pada tahun 2010. Setelah beberapa kali diterapkan dalam pelatihan di Banyuwangi, Belawan, Tegal dan Bitung, materi pelatihan ini kemudian diadaptasikan ke dalam format yang dikenali oleh para Widyaiswara di lingkungan BPSDM Kelautan dan Perikanan. Proses adaptasi ini difasilitasi oleh Conservation International Indonesia dengan pendanaan Program USAID-CTSP Indonesia sebagai tanggapan terhadap kebutuhan kurikulum untuk pelatihan konservasi perairan yang dikoordinasikan oleh Pusat Pelatihan BPSDM-KP.

Tim adaptasi materi pelatihan ToT MPA101 menjadi dokumen silabus kurikulum dan modul pelatihan berbasis kompetensi ”Pelatihan Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan”

No. Nama Institusi

1 Dr. M. Fedi A. Sondita Conservation International Indonesia / Institut Pertanian Bogor

2 Untung Widodo, M.Ed Tim 11 /Dit KKJI – Puslat BPSDM KP/ Widyaiswara Utama

3 Dr. Tiene Gunawan Conservation International Indonesia

4 Pusat Pelatihan BPSDM KP

(7)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: v dari 47

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

UCAPAN TERIMA KASIH ...iii

TIM ADAPTASI MATERI PELATIHAN ... iv

BAB I STANDAR KOMPETENSI KHUSUS DAN SILABUS PELATIHAN UNTUK

PELATIH KAWASAN KONSERVASI LAUT ...1

A Standar Kompetensi Kerja Khusus ...1

Batasan Variabel ...1

Panduan Penilaian...3

Aspek Kritis...4

Kompetensi Kunci ...5

C Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi ...6

BAB II MATERI MODUL MENJELASKAN PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGELOLAAN

KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN...10

A Latar Belakang...10

Tinjauan Umum KKP...10

B Tujuan...10

C Ruang Lingkup ...10

D Peristilahan ...11

E Diagram Alir Pencapaian Kompetensi ...12

MATERI UNIT KOMPETENSI ...13

1

Elemen Kompetensi: Menjelaskan Konsep Kawasan Konservasi Perairan ...13

1.1

Aspek Pengetahuan: Menjelaskan pengertian kawasan konservasi perairan ...13

1.1.1

Tinjauan umum tentang KKP ...13

1.1.2

Pentingnya pengelolaan efektif untuk kawasan konservasi perairan...13

1.1.3

Definisi kawasan konservasi perairan ...13

1.2

Aspek Pengetahuan: Menjelaskan keaneka-ragaman hayati dan

fungsi-fungsinya ...14

1.2.1

Biodiversitas dan kesehatan ekosistem: tujuan dan kebutuhan akan KKP ....14

1.3

Aspek Pengetahuan: Menjelaskan tujuan dan sasaran KKP menurut IUCN ...16

1.3.1

Jenis-jenis KKP menurut IUCN ...16

1.3.2

Penamaan kawasan konservasi perairan berdasarkan tingkat

perlindungan ...17

1.3.3

Tujuan-tujuan KKP menurut IUCN ...17

1.4

Aspek Keterampilan: Mengidentifikan tujuan dan sasaran kawasan konservasi

menurut IUCN ...18

1.5

Sikap Kerja: Setelah mendapat pengetahuan dan pengalaman singkat untuk

menambah keterampilan, meyakini bahwa kawasan konservasi perairan

memberikan manfaat tidak hanya untuk lingkungan dan sumber daya alam

tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat ...19

(8)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: vi dari 47

1.6

Aspek Pengetahuan: Menjelaskan contoh instrumen kebijakan konservasi

perairan...19

1.6.1

Instrumen kebijakan KKP di tingkat global ...19

1.6.2

Instrumen kebijakan KKP di tingkat regional ...21

1.6.3

Instrumen kebijakan KKP di tingkat nasional ...26

2

Elemen Kompetensi: Menjelaskan cara memilih lokasi KKP ...29

2.1

Aspek Pengetahuan: Menjelaskan prinsip-prinsip dalam memilih lokasi KKP ...29

2.2

Aspek Pengetahuan: Menjelaskan kriteria pemilihan lokasi KKP...30

3

Elemen Kompetensi: Menjelaskan pendekatan yang diterapan dalam

pengelolaan KKP...31

3.1

Aspek Pengetahuan: Menjelaskan pendekatan-pendekatan umum dalam

mengelola KKP ...31

3.1.1

Pelarangan ...31

3.1.2

Pembatasan ...31

3.2

Aspek Keterampilan: Memilih pendekatan yang akan diterapkan dalam

mengelola KKP ...32

3.3

Sikap Kerja: Dapat memaklumi penerapan pendekatan pembatasan dan

pelarangan di KKP ...32

3.4

Aspek Pengetahuan: Menjelaskan kaitan antara pengelolaan pesisir terpadu

dan keberadaan KKP ...32

3.4.1

Konsep pengelolaan pesisir terpadu ...32

3.4.2

Posisi KKP dalam pengelolaan pesisir terpadu ...34

4

Elemen Kompetensi: Menjelaskan konsep jejaring KKP ...35

4.1

Aspek Pengetahuan: Menjelaskan konsep jejaring KKP ...35

4.2

Aspek Pengetahuan: Menjelaskan atribut atau ciri jejaring KKP ...35

4.2.1

Keterkaitan ekologi...35

4.2.2

Keterkaitan sosial ...36

4.3

Aspek Pengetahuan: Menjelaskan mengapa beberapa KKP perlu berjejaring? ...36

BAB III SUMBER-SUMBER LAIN YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN

KOMPETENSI ...38

A Sumber Kepustakaan ...38

B Materi Pelatih ...39

C Media Visual...39

(9)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 1 dari 47

BAB I

STANDAR KOMPETENSI KHUSUS

DAN SILABUS PELATIHAN UNTUK PELATIH KAWASAN KONSERVASI LAUT A Standar Kompetensi Kerja Khusus

KODE UNIT : KKP.KP.01.002.01

JUDUL UNIT : Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan. DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang

diperlukan untuk membangun pengelolaan yang efektif pada suatu kawasan konservasi perairan dengan cara memberikan pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan. Pembahasan mencakup konsep kawasan konservasi perairan, cara memilih lokasi KKP, pendekatan yang umum diterapkan dalam pengelolaan KKP, dan konsep jejaring KKP.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

(1) Menjelaskan Konsep Kawasan Konservasi Perairan

1) Definisi kawasan konservasi perairan dijelaskan

2) Biodiversitas dan kesehatan ekosistem: tujuan dan kebutuhan akan KKP

3) Jenis-jenis KKP menurut IUCN disebutkan dan dijelaskan 4) Nama-nama kawasan konservasi perairan berdasarkan tingkat

perlindungan disebutkan

5) Tujuan-tujuan KKP menurut IUCN dijelaskan

6) Contoh instrumen kebijakan KKP di tingkat global disebutkan dan dijelaskan

(2) Menjelaskan cara memilih lokasi KKP

7) Prinsip-prinsip dalam pemilihan lokasi KKP dijelaskan 8) Kriteria pemilihan sebuah lokasi KKP dijelaskan (3) Menjelaskan pendekatan

yang umum diterapkan dalam pengelolaan KKP

9) Pendekatan pelarangan dan pembatasan dalam pengelolaan KKP dijelaskan

10) Kemampuan menentukan pendekatan pengelolaan yang akan diterapkan ditunjukkan

11) Sikap memaklumi penerapan pendekatan pelarangan dan pembatasan dan pelarangan di KKP diungkapkan

12) Kaitan antara pengelolaan pesisir terpadu dan keberadaan KKP dijelaskan

(4) Menjelaskan konsep jejaring KKP

13) Konsep jejaring KKP disebutkan dan dijelaskan

14) Atribut atau ciri jejaring KKP disebutkan dan dijelaskan

15) Alasan beberapa KKP perlu berjejaring disebutkan dan dijelaskan

Batasan Variabel

1. Unit kompetensi ini berlaku untuk mengenal prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan. Parameter unit kompetensi tersebut di antaranya adalah:

(1) Dapat menjelaskan konsep kawasan konservasi perairan (2) Dapat menjelaskan cara memilih lokasi yang akan dijadikan KKP

(10)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 2 dari 47

(3) Dapat menjelaskan pendekatan yang umum diterapkan dalam pengelolaan KKP (4) Dapat menjelaskan konsep jejaring KKP

2 Perlengkapan yang dibutuhkan agar modul ini dapat dipelajari secara efektif mencakup:

(1) Sebuah ruang pelatihan yang dapat mengakomodasi 35 orang, dan ruang gerak yang luas untuk simulasi dengan perlengkapan berupa:

(2) 5 buah meja berbentuk lingkaran untuk peserta yang masing-masing dapat mengakomodasi hingga 6 orang

(3) 1 buah meja berbentuk lingkaran untuk tim pelatih, hingga 6 orang (4) 2 papan tulis besar

(5) 5 buah flipchart dan standar. (6) 1 buah dispenser air minum (7) 1 buah komputer

(8) 1 buah printer

(9) 1 buah rak buku untuk menyimpan bahan-bahan referensi, peta dan lain-lain. (10)1 buah proyektor LCD

(11)1 buah layar

(12)5 buah papan tulis besar untuk memajang hasil pekerjaan peserta (13)1 set sound system

(14)1 paket bahan-bahan habis dan alat tulis untuk 5 kelompok.

3 Tugas pekerjaan untuk mengelola KKP yang efektif di antaranya adalah: (1) Menjelaskan konsep kawasan konservasi perairan

(2) Memilih lokasi yang akan dijadikan bagian dari zona di dalam KKP

(3) Menerapkan pendekatan yang umum diterapkan dalam pengelolaan KKP (4) Menerapkan konsep dan membangun suatu jejaring KKP

4 Peraturan untuk mengelola KKL yang efektif adalah:

(1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan yang telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009

(2) Perturan Pemerintah nomor 60 tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan

(3) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 16 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

(4) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 17 Tahun 2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil

(11)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 3 dari 47

(5) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 02 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Laut

Panduan Penilaian

1 Penjelasan penilaian

Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini : (tidak ada).

2 Kondisi penilaian

Kondisi penilaian yang merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainy a unit kompetensi yang terkait. Kondisi ini adalah:

(1) Menjelaskan konsep kawasan konservasi perairan. (2) Mengidentifikasi alasan pembentukan KKP (Latihan 1.1)

(3) Mengidentifikasi tujuan-tujuan kawasan konservasi perairan (Latihan 1.2) (4) Menentukan pendekatan pengelolaan yang akan diterapkan (Latihan 1.3)

Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis, ketika praktek, baik secara perorangan maupun kelompok ketika review atau evaluasi dilakukan.

3 Pengetahuan yang dibutuhkan

Pengetahuan yang dibutuhkan untuk unit kompetensi ini adalah sebagai berikut: 1) Tinjauan umum tentang KKP

2) Pentingnya pengelolaan efektif untuk kawasan konservasi perairan 3) Definisi kawasan konservasi perairan

4) Definisi kawasan konservasi perairan menurut peraturan di Indonesia 5) Jenis-jenis kawasan konservasi perairan di Indonesia

6) Biodiversitas dan kesehatan ekosistem: Tujuan dan kebutuhan KKP 7) Perisitilahan dalam biodiversitas (HO 1.1)

8) Kategori KKP menurut IUCN

9) Penamaan KKP berdasar tingkat perlindungan 10) Tujuan-tujuan KKP menurut IUCN

11) Instrumen kebijakan KKP di tingkat global 12) Instrumen kebijakan KKP di tingkat regional 13) Instrumen kebijakan KKP di tingkat nasional 14) Instrumen kebijakan KKP di tingkat lokal 15) Kriteria pemilihan lokasi KKP

(12)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 4 dari 47

17) Konsep pengelolaan pesisir terpadu

18) Posisi KKP dalam pengelolaan pesisir terpadu 19) Jejaring KKP

20) Atribut jejaring KKP 21) Keterkaitan sosial

4 Keterampilan yang dibutuhkan

Keterampilan yang dibutuhkan untuk unit kompetensi ini adalah sebagai berikut: 1) Mampu mengidentifikasi alasan pembentukan kawasan konservasi perairan 2) Mampu mengidentifikasi tujuan-tujuan kawasan konservasi perairan

3) Mampu memilih pendekatan pengelolaan yang akan diterapkan

5 Sikap yang diharapkan

1) Meyakini bahwa pendirian kawasan konservasi perairan akan memberikan manfaat tidak hanya untuk lingkungan dan sumber daya alam, tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat. 2) Dapat memaklumi penerapan pendekatan pembatasan dan pelarangan di KKP

Aspek Kritis

Aspek kritis untuk mengidentifikasi sikap peserta yang perlu diperhatikan dalam kompetensi ini, adalah:

1) Mengidentifikasi tujuan dan sasaran KKP sesuai pedoman IUCN dengan tepat. 2) Cara mengelola KKP dengan teknik-teknik pendekatan yang efektif dengan tepat.

(13)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 5 dari 47

Kompetensi Kunci

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT

1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi 2

2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2

3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2

4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2

5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2

6. Memecahkan masalah 2

(14)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 6 dari 47

C Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi

Judul Unit Kompetensi : Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan Kode Unit Kompetensi : KKP.KP.01.002.01

Deskripsi Unit Kompetensi : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untu k membangun pengelolaan yang efektif pada suatu kawasan konservasi perairan dengan cara memberikan pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan. Pembahasan mencakup konsep kawasan konservasi perairan, cara memilih lokasi KKP, pendekatan yang umum diterapkan dalam pengelolaan KKP, dan konsep jejaring KKP. Prakiraan Waktu Pelatihan : 8,0 JP @ 45 menit

Tabel Silabus Unit Kompetensi :

Elemen Kompetensi Kriteria

Unjuk Kerja

Indikator Unjuk Kinerja

Materi Pelatihan Jumlah

Jam Pelatihan

Lama Pelatihan @ 45 menit

Pengetahuan Keterampilan Sikap Teori Praktek

Menjelaskan konsep kawasan konservasi perairan (1) Konsep kawasan konservasi perairan dijelaskan (1.1) Dapat menjelaskan konsep kawasan konservasi perairan

Tinjauan umum tentang KKP (1.1.1)

Pentingnya pengelolaan efektif untuk kawasan konservasi perairan (1.1.2)

Definisi kawasan

konservasi perairan (1.1.3)

- - 0,20 - 0,20

Keanekaragaman hayati dan fungsi-fungsinya dijelaskan (1.2)

Dapat menjelaskan keanekaragaman hayati dan fungsi-fungsinya

Biodiversitas dan kesehatan ekosistem: Tujuan dan kebutuhan KKP (1.2.1) Glosarium Keanekaragaman Hayati (HO . 1.1.) Latihan 1.1 : Mengidentifikasi alasan pembentukan KKP - 0,30 - 0,30

(15)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 7 dari 47

Tujuan dan sasaran KKP menurut IUCN dijelaskan (1.3) Dapat menjelaskan tujuan dan sasaran KKP menurut IUCN Jenis-jenis KKP menurut IUCN (1.3.1) Penamaan KKP berdasar tingkat perlindungan (1.3.2) Tujuan-tujuan KKP menurut IUCN (1.3.3) HO 1.2 : Tujuan-tujuan KKP menurut IUCN - - 0,50 0,50 1,00

Tujuan dan sasaran kawasan konservasi perairan diidentifikasi (1.5) mampu mengidentifikasi tujuan-tujuan kawasan konservasi perairan harus mampu mengidentifikasi tujuan-tujuan kawasan konservasi perairan Diskusi 1.1 : Definisi kawasan konservasi perairan Latihan 1.2 : Mengenali sasaran yang ingin dicapai Mengidentifikasi tujuan-tujuan kawasan konservasi perairan dengan tepat 1,00 1,00 2,00 Instrumen kebijakan konservasi perairan dijelaskan (1.6) Dapat menjelaskan instrumen kebijakan KKP di tingkat global, regional dan nasional dan local

Instrumen kebijakan KKP di tingkat global (1.6.1) Instrumen kebijakan KKP di tingkat regional (1.6.2) Instrumen kebijakan KKP di tingkat nasional (1.6.3) - - 1,00 - 1,00

(16)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 8 dari 47

Menjelaskan cara memilih lokasi KKP (2) Prinsip-prinsip dalam memilih lokasi KKP dijelaskan (3.1) Dapat menjelaskan prinsip-prinsip dalam memilih lokasi KKP - - 0,50 - 0,50 Kriteria pemilihan lokasi KKP dijelaskan (3.2) Dapat menjelaskan kriteria pemilihan lokasi KKP HO 1.3 : Kriteria pemilihan lokasi KKP HO 1.4 : Studi Kasus – Proses penetapan jaringan KKP Narkorotubu,Fiji”Youbula Management Unite Nakorotubu Distric” Menjelaskan pendekatan ya ng di terapkan dalam pengelolaan KKP (3) Pendekatan yang umum diterapkan dalam pengelolaan KKP dijelaskan, ditentukan dan dimaklumi (3.1) Dapat menjelaskan pendekatan yang umum diterapkan dalam pengelolaan KKP Pelarangan ((3.1.1) Pembatasan (3.1.2) - - 0,50 0,50 1,00 pendekatan

pengelolaan yang akan diterapkan dipilih (3.2) Mampu memilih pendekatan pengelolaan yang akan diterapkan Latihan 1.3 : Menentukan pendekatan pengelolaan yang akan diterapkan penerapan pendekatan pembatasan dan pelarangan di KKP dimaklumi (3.3) Dapat memaklumi penerapan pendekatan pembatasan dan pelarangan di KKP Dapat memaklumi penerapan pendekatan pembatasan dan pelarangan di KKP

(17)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 9 dari 47

Kaitan antara pengelolaan pesisir terpadu dan keberadaan KKP dijelaskan (3.4) Dapat menjelaskan kaitan antara pengelolaan pesisir terpadu dan keberadaan KKP Konsep pengelolaan pesisir terpadu (3.4.1) Posisi KKP dalam pengelolaan pesisir terpadu (3.4.2) Diskusi 1.2 : Beragam pengalaman dalam pengelolaan pesisir terpadu - 0,50 - 0,50 Menjelaskan konsep jejaring KKP (4) Konsep jejaring KKP dijelaskan (4.1)

Atribut atau ciri jejaring KKP dijelaskan (4.2) Mengapa beberapa KKP perlu bejejaring dijelaskan (4.3) Dapat menjelaskan konsep jejaring KKP Dapat menjelaskan atribut atau ciri jejaring KKP Dapat menjelakan mengapa beberapa KP perlu berjejaring Jejaring KKP (4.1.1) Keterkaitan ekologi (4.2.1) Keterkaitan sosial (4.2.2) - Diskusi 1.3 : Beragam pengalaman dengan jejaring KKP - 0,50 - 0.50 JUMLAH 6,00 2,00 8,00

(18)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 10 dari 47

BAB II

MATERI MODUL MENJELASKAN PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

A Latar Belakang Tinjauan Umum KKP

Kawasan Konservasi Perairan (KKP) penting untuk melindungi keanekaragaman hayati dan menjaga kesehatan dan jasa ekosistem. KKP dapat berdiri sendiri atau dalam sebuah jaringan. KKP adalah alat pengelolaan tambahan bagi program Pengelolaan Pesisir Terpadu (PPT).

Terdapat ribuan KKP di seluruh dunia yang dibangun oleh masyarakat lokal dan pemerintah atau oleh lembaga nasional. Ukuran KKP tersebut berkisar 5-10 hektar hingga 38 juta hektar, namun sebagian besar berukuran lebih kecil dari ukuran terluas tersebut. Tidak ada satupun model ’paling tepat’ untuk sebuah KKP karena semua model berbagi tujuan konservasi keanekaragaman hayati dan banyak program KKP dalam proses pengelolaannya bergantung pada keikutsertaan para pihak. Meski banyak KKP telah berjalan, persentase kawasan pesisir dan laut yang masuk dalam kawasan yang dilindungi masih relatif sedikit. Juga masih ada kebutuhan besar untuk mempelajari pembuatan desain, perencanaan, dan pengelolaan KKP. Menjadi sebuah kesempatan berharga jika ada kesempatan semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan KKP untuk duduk bersama dan berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Pengelolaan yang efektif dibutuhkan sebuah KKP agar dapat mencapai serangkaian tujuannya. Pengelolaan dimulai dari sebuah usulan, berlanjut ke proses perencanaan dan penetapan, hingga menjalankan KKP dari hari ke hari. Pengelolaan KKP yang efektif berhubungan dengan proses dan prinsip pengelolaan pesisir dan laut, termasuk dan tidak terbatas pada proses partisipasi berbasis masyarakat, penegakan hukum, penurunan kemiskinan, penciptaan mata pencaharian alternatif, wisata berkelanjutan, kapasitas institusi, pendidikan, penjangkauan, dan membangun kepedulian.

B Tujuan

1) Memperkenalkan peserta pelatihan dengan tujuan dan format pelatihan

2) Memberikan sebuah pemahaman konsep KKP serta kaitan mereka dengan pengelolaan lingkungan pesisir dan laut.

3) Memperkenalkan teknik-teknik pengelolaan pesisir yang sesuai untuk KKP.

C Ruang Lingkup

(1) Menjelaskan konsep kawasan konservasi perairan (2) Menjelaskan cara memilih lokasi KKP

(3) Menjelaskan pendekatan yang umum diterapkan dalam pengelolaan KKP (4) Menjelaskan konsep jejaring KKP

(19)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 11 dari 47

D Peristilahan

1) Kawasan konservasi perairan adalah kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.

2) Taman nasional perairan adalah kawasan konservasi perairan yang mempunyai ekosistem asli, yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan yang menunjang perikanan yang berkelanjutan, wisata perairan, dan rekreasi. SJDI/Biro Hukum dan Organisasi-DKP

3) Suaka alam perairan adalah kawasan konservasi perairan dengan ciri khas tertentu untuk tujuan perlindungan keanekaragaman jenis ikan dan ekosistemnya.

4) Taman wisata perairan adalah kawasan konservasi perairan dengan tujuan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan wisata perairan dan rekreasi.

5) Suaka perikanan adalah kawasan perairan tertentu, baik air tawar, payau, maupun laut dengan kondisi dan ciri tertentu sebagai tempat berlindung/berkembang biak jenis sumber daya ikan tertentu, yang berfungsi sebagai daerah perlindungan.

6) Ekosistem adalah tatanan unsur sumber daya ikan dan lingkungannya, yang merupakan kesatuan utuh-menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas sumber daya ikan.

7) Habitat : Suatu area yang dihuni oleh jenis tertentu atau kelompok jenis

8) MPA : Singkatan dari ”Marine Protected Areas” (Kawasan Konservasi Perairan=KKP) adalah istilah umum bagi suatu kawasan yang dilindungi dengan tujuan utama mengkonservasi keanekaragaman hayati.

9) Marine Sanctuary (Cagar Alam Laut): KKP yang melarang semua kegiatan ekstraktif, seperti penangkapan ikan serta pengumpulan cangkang, rumput laut, dan lain-lain. Sebuah cagar alam laut dapat digunakan untuk mengontrol kegiatan lain termasuk akses masuk, dengan tujuan melindungi ekosistem di area tertentu.

10) Marine Reserve (Cadangan Laut): KKP di mana Cagar Alam diberlakukan pada sebagian area, tetapi akses dan aktifitas tetap dikendalikan, seperti berkapal, pemasangan jangkar, dan beragam teknik penangkapan ikan. Sebuah cadangan dapat menerapkan zonasi yang didalamnya dapat saja terdapat cagar alam.

11) Marine Park (Taman Laut): sebuah KKP yang mendorong kegiatan edukasi, rekreasi, dan perlindungan. Sebuah Taman Laut biasanya dibagi dalam zonasi yang dapat saja mencakup kawasan cadangan dan/atau cagar alam.

12) UNCLOS singkatan dari United Nations Convention on the Law of the Sea Konvensi tentang Hukum Laut yang diselenggarakan tahun , 1994 yang menetapkan batas lautan suatu Negara 13) Biodiversitas adalah cara singkat untuk menyebut keanekaragaman hayati, sebuah terminologi yang mengacu pada variabilitas dan variasi di antara makhluk hidup dan ekosistem.

14) UNCED United Nations Conference on Environment and Development yang diselenggarakan tahun 1992 yang diselenggarakan oleh PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan

(20)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 12 dari 47

E Diagram Alir Pencapaian Kompetensi

Gambar 1. Diagram alir pembahasan elemen-elemen kompetensi untuk mencapai kompetensi ”Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan”

(21)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 13 dari 47

MATERI UNIT KOMPETENSI

1 Elemen Kompetensi: Menjelaskan Konsep Kawasan Konservasi Perairan 1.1 Aspek Pengetahuan: Menjelaskan pengertian kawasan konservasi perairan 1.1.1 Tinjauan umum tentang KKP

Kawasan konservasi perairan (KKP) penting untuk melindungi keanekaragaman hayati dan menjaga kesehatan dan jasa ekosistem. KKP dapat berdiri sendiri atau dalam sebuah jaringan. KKP adalah alat pengelolaan tambahan bagi program Pengelolaan Pesisir Terpadu (PPT).

Terdapat ribuan KKP di seluruh dunia yang dibangun oleh masyarakat lokal dan pemerintah atau oleh lembaga nasional. Ukuran KKP tersebut berkisar 5-10 hektar hingga 38 juta hektar, namun sebagian besar berukuran lebih kecil dari ukuran terluas tersebut. Tidak ada satupun model ’paling tepat’ untuk sebuah KKP karena semua model berbagi tujuan konservasi keanekaragaman hayati dan banyak program KKP dalam proses pengelolaannya bergantung pada keikutsertaan para pihak. Meski banyak KKP telah berjalan, persentase kawasan pesisir dan laut yang masuk dalam kawasan yang dilindungi masih relatif sedikit. Juga masih ada kebutuhan besar untuk mempelajari pembuatan desain, perencanaan, dan pengelolaan KKP. Menjadi sebuah kesempatan berharga jika ada kesempatan semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan KKP untuk duduk bersama dan berbagi pengetahuan dan pengalaman.

1.1.2 Pentingnya pengelolaan efektif untuk kawasan konservasi perairan

Pengelolaan yang efektif dibutuhkan sebuah KKP agar dapat mencapai serangkaian tujuannya. Pengelolaan dimulai dari sebuah usulan, berlanjut ke proses perencanaan dan penetapan, hingga menjalankan KKP dari hari ke hari. Pengelolaan KKP yang efektif berhubungan dengan proses dan prinsip pengelolaan pesisir dan laut, termasuk dan tidak terbatas pada proses partisipasi berbasis masyarakat, penegakan hukum, penurunan kemiskinan, penciptaan mata pencaharian alternatif, wisata berkelanjutan, kapasitas institusi, pendidikan, penjangkauan, dan membangun kepedulian.

1.1.3 Definisi kawasan konservasi perairan

Sebuah KKP didefinisikan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) sebagai: “Suatu kawasan di wilayah intertidal atau subtidal berikut perairan serta flora, fauna, sejarah, dan budaya yang berasosiasi, yang telah dilindungi oleh hukum atau aturan lain untuk melindungi sebagian atau seluruh lingkungan yang berada di dalamnya.”

Definisi itu dibangun dalam World Wilderness Congress (Kongres Hidupan Liar Dunia) ke -4 dan secara formal diadopsi oleh IUCN pada Sidang Umum ke-17 di tahun 1988; enam tahun kemudian World Congress on National Parks (Kongres Dunia tentang Taman Nasional) meminta kawasan laut, pesisir dan perairan tawar diintegrasi ke dalam jaringan dunia kawasan yang dilindungi (Gubbay 1995, hlm 3).

Definisi KKP dari IUCN juga sangat luas; “Marine Protected Areas” (Kawasan Konservasi Perairan=KKP) adalah istilah umum bagi suatu kawasan yang dilindungi dengan tujuan utama mengkonservasi keanekaragaman hayati. Di dalamnya termasuk kawasan dengan beda tujuan, desain, pendekatan pengelolaan, serta nama. Dengan demikian, kawasan apapun yang sesuai dengan definisi tersebut, dengan nama perlindungan, taman, ataupun cagar alam, adalah sebuah KKP. KKP dapat pula berdekatan dengan dan/atau mencakup area daratan.

(22)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 14 dari 47

Di Indonesia, kawasan konservasi perairan (KKP) didefinisikan sebagai sebuah kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.

1.2 Aspek Pengetahuan: Menjelaskan keaneka-ragaman hayati dan fungsi-fungsinya 1.2.1 Biodiversitas dan kesehatan ekosistem: tujuan dan kebutuhan akan KKP

Biodiversitas adalah cara singkat untuk menyebut keanekaragaman hayati, sebuah terminologi yang mengacu pada variabilitas dan variasi di antara makhluk hidup dan ekosistem. Biodiversitas bermakna variasi antar organisme dalam beragam tingkatan, mencakup tingkat genetik, spesies (jenis), dan komunitas, serta variasi dan variabilitas dalam habitat dan ekosistem di mana mereka berada.

Terdapat lebih banyak jumlah jenis organisme di daratan (~1,5 juta jenis) di lautan (~250.000 yang telah diketahui). Meski demikian, lautan memiliki lebih banyak ragam tingkat taksonomi yang lebih tinggi (misalnya tingkat kelas dan filum). Dari sekitar 33 filum atau subfilum dikerajaan hewan, setidaknya 32 diantaranya hidup di lautan dan sekitar 15-nya hanya ada di lautan (Norse 1993).

Handout 1.1: Glosarium Keaneka-ragaman Hayati

Biodiversitas penting bagi fungsi ekosistem, integrasi ekosistem dan ekologi, kesehatan ekosistem dan jasa-jasa ekosistem. Sebuah ekosistem adalah komunitas organisme beserta habitatnya yang berfungsi sebagai satu unit yang saling berhubungan, yaitu:

1) fungsi-fungsi ekosistem adalah proses-proses ekologi yang berlangsung di dalam atau antar ekosistem. Sebagai contoh adalah pengikatan unsur hara, pertukaran unsur hara, produktivitas, suksesi dan dekomposisi.

2) integritas ekosistem atau ekologi adalah kemampuan suatu ekosistem untuk menaungi dan mempertahankan sebuah komunitas dalam jangka waktu yang panjang, serta kemampuan mempertahankan komposisi jenis dan fungsi ekosistem yang ada di dalamnya.

3) kesehatan ekosistem adalah kestabilan, kelentingan terhadap tekanan, dan kemampuannya menyediakan serangkaian jasa tertentu.

4) jasa ekosistem adalah apa yang ekosistem dapat berikan kepada manusia. Sebagai contoh adalah makanan, air, perlindungan pantai, pengaturan iklim dan peran ekosistem ke nilai-nilai budaya.

(23)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 15 dari 47

Kesehatan sebuah ekosistem bergantung pada biodiversitas. Melindungi biodiversitas adalah suatu cara menjaga kesehatan ekosistem, yang pada gilirannya mempertahankan jasa-jasa lingkungan. Sebaliknya, penurunan biodiversitas dapat berarti penurunan kesehatan ekosistem yang pada akhirnya berdampak pada manusia karena jasa-jasa lingkungan terkena dampak negatif.

Di banyak tempat di dunia, kajian tingkat nasional, regional dan global menunjukkan keanekaragaman hayati di daratan dan lautan menurun, seringkali secara dramatis. KKP adalah satu cara dalam usaha memperlambat kehilangan biodiversitas dan melindungi kesehatan ekosistem. Kawasan yang dilindungi dikelola secara efektif dengan tujuan melindungi seluruh habi tat dan/atau ekosistem, pada akhirnya akan lebih efektif melindungi kesehatan ekosistem daripada sejumlah program atau strategi yang bertujuan melindungi jenis tertentu.

Latihan 1.1: Alasan Pembentukan KKP

Tujuan: untuk memahami berbagai alasan pembentukan KKP. Petunjuk: Diskusikan hal-hal dibawah ini bersama kelompok anda:

1) Apa yang menjadi alasan utama pembentukan KKP di daerah anda? 2) Kriteria apa saja yang diperlukan dalam pembentukan KKP?

3) Jangan lupa mempertimbangkan kriteria biologi, sosial, budaya dan ekonomi. 4) Apakah harus ada ukuran minimum atau maksimum?

(24)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 16 dari 47

1.3 Aspek Pengetahuan: Menjelaskan tujuan dan sasaran KKP menurut IUCN 1.3.1 Jenis-jenis KKP menurut IUCN

Melalui World Commission on Protected Areas (WCPA) IUCN telah menetapkan enam (VI) kategori kawasan yang dilindungi yang semuanya memiliki nilai penting yang setara. Setiap negara memiliki tanggung jawab menentukan kawasan yang dilindungi di negaranya sesuai kategori tersebut dengan menggunakan panduan IUCN. Sebuah kawasan yang dilindungi dikategorikan sebagai satu dari kategori berikut ini, tergantung pada tujuan utama pengelolaan. Catatan: keenam kategori saat ini sedang dikaji ulang untuk dimodifikasi.

Tabel 1. Kategori, nama dan definisi kawasan konservasi menurut IUCN

Kategori Nama Definisi Ia Cagar Alam murni: kawasan

yang dilindungi terutama bagi kepentingan ilmu pengetahuan

Area di daratan dan/atau laut yang memiliki ekosistem sangat baik atau memiliki keterwakilan ekosistem, bentang geologi atau fisiologi dan/atau jenis serta ditujukan bagi penelitian ilmiah dan/atau monitoring lingkungan.

Ib Kawasan Hidupan Liar: kawasan yang dilindungi bagi hidupan liar.

Suatu area luas di darat dan atau laut yang dilindungi dan dikelola untuk menjaga kondisi alaminya yang menyimpan karakteristik dan pengaruh alami, serta tidak mengalami atau hanya sedikit mengalami modifikasi.

II Taman Nasional: kawasan yang dilindungi untuk melindungi ekosistem dan kegiatan wisata

Kawasan alami di darat dan/atau laut yang diperuntukkan bagi (a) melindungi sebuah kesatuan ekologi dari satu atau lebih ekosistem bagi generasi saat ini dan akan datang; (b) melarang pemanfaatan atau kegiatan yang tidak sesuai dengan peruntukkan, dan (c) menyediakan dasar bagi perkembangan spiritual, ilmu pengetahuan, edukasi, rekreasi dan wisatawan melalui cara -cara yang sesuai dengan prinsip lingkungan dan budaya.

III Monumen Alami: kawasan yang dilindungi untuk mempertahankan bentang alam

Suatu area yang memiliki satu atau lebih bentang alam yang bernilai luar biasa atau unik karena jarang dijumpai, mewakili atau mengandung nilai estetika atau budaya.

IV Kawasan Pengelolaan Habitat/Jenis: kawasan yang dilindungi dengan

menerapkan pengelolaan intervensi

Kawasan di darat dan/laut yang aktif dikelola untuk menjamin perlindungan habitat dan/atau pemenuhan kebutuhan jenis tertentu.

V Perlindungan Bentang alam Darat/laut: ditujukan terutama untuk

mengkonservasi bentang alam darat/laut dan untuk rekreasi

Kawasan daratan berikut pantai atau lautnya, yang karena i nteraksi manusia dan alam sepanjang waktu telah menghasilkan karakteristik unik kawasan dengan nilai -nilai estetika, ekologi dan/atau budaya dan kadang ditambah dengan keanekaragaman hayati. Menjaga integrasi interaksi alami ini penting bagi perlindungan, perawatan dan evolusi area tersebut.

VI Kawasan perlindungan sumberdaya: kawasan yang diutamakan bagi

pemanfaatan ekosistem alami secara berkelanjutan

Kawasan memiliki sistem alami yang tidak mengalami modifikasi besar, kemudian dikelola untuk menjamin perlindungan dan penjagaan jangka panjang biodiversitas di sana, serta di saat yang sama menyediakan barang dan jasa alam secara berkelanjutan untuk kebutuhan masyarakat.

(25)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 17 dari 47

Sebagai tambahan, beberapa KKP dapat memiliki status internasional sebagai tambahan status di negara asalnya. Sebagai contoh, Cadangan Biosfer adalah kawasan perlindungan yang telah dikenal secara internasional di bawah program UNESCO, Man and the Biosphere, karena nilainya dalam menyediakan ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai -nilai kemanusiaan untukmendukung pembangunan berkelanjutan. Demikian pula dengan Kawasan Warisan Dunia (World Heritage Sites) yang juga dibangun UNESCO. Kawasan tersebut ditetapkan karenabudaya atau kondisi alam yang menonjol serta penting sebagai warisan bersama umat manusia.

Handout 1.2: Matriks Tujuan Pengelolaan dan Kategori IUCN untuk Kawasan Dilindungi 1.3.2 Penamaan kawasan konservasi perairan berdasarkan tingkat perlindungan

Sebuah negara dapat saja memiliki sistem sendiri dalam memberi nama KKP -nya sesuai tingkat perlindungan yang dibutuhkan. Filipina contohnya, memiliki beberapa jenis KKP sebagai berikut:

1) Marine Protected Area (Kawasan Konservasi Perairan): kawasan laut yang dilindungi oleh peraturan perundangan atau mekanisme lain serta dikelola berdasar aturan atau panduan khusus dalam rangka mengatur kegiatan dan melindungi sebagian atau seluruh lingkungan pesisir dan laut.

2) Marine Sanctuary (Cagar Alam Laut): KKP yang melarang semua kegiatan ekstraktif, seperti penangkapan ikan serta pengumpulan cangkang, rumput laut, dan lain-lain. Sebuah cagar alam laut dapat digunakan untuk mengontrol kegiatan lain termasuk akses masuk, dengan tujuan melindungi ekosistem di area tertentu.

3) Marine Reserve (Cadangan Laut): KKP di mana Cagar Alam diberlakukan pada sebagian area, tetapi akses dan aktifitas tetap dikendalikan, seperti berkapal, pemasangan jangkar, dan beragam teknik penangkapan ikan. Sebuah cadangan dapat menerapkan zonasi yang didalamnya dapat saja terdapat cagar alam.

4) Marine Park (Taman Laut): sebuah KKP yang mendorong kegiatan edukasi, rekreasi, dan perlindungan. Sebuah Taman Laut biasanya dibagi dalam zonasi yang dapat saja mencakup kawasan cadangan dan/atau cagar alam.

Penting untuk dicatat bahwa tingkat perlindungan sebuah cagar alam laut, cadangan laut dan taman laut di satu negara dapat berbeda di negara lain.

1.3.3 Tujuan-tujuan KKP menurut IUCN

Perencanaan dan pengelolaan suatu KKP harus mengikuti tujuan yang diinginkan. Di tingkat internasional, IUCN dalam Sidang Umumnya ke-17 tahun 1988 mengadopsi satu rangkaian tujuan KKP secara global:

1) Melindungi dan mengelola perwakilan penting sistem laut dan estuaria untuk menjamin kelangsungan hidup jangka panjang serta menjaga keanekaragaman genetik;

2) Melindungi jenis dan populasi yang menurun, terancam, jarang atau genting, dan secara khusus melindungi habitat yang penting bagi kelangsungan hidup jenis-jenis tersebut; 3) Melindungi dan mengelola kawasan yang penting bagi siklus hidup jenis-jenis yang penting

secara ekonomi

(26)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 18 dari 47

5) Menyediakan kesinambungan kesejahteraan masyarakat yang dipengaruhi oleh pembentukan KKP; mempertahankan, melindungi, dan mengelola lokasi yang memiliki nilai sejarah dan budaya serta nilai estetik wilayah laut dan estuari bagi generasi saat ini dan akan datang;

6) Menyediakan interpretasi sistem-sistem kelautan dan estuaria untuk kebutuhan 7) konservasi, pendidikan, dan wisata;

8) Mengakomodasi, melalui pengelolaan yang tepat serta kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan tujuan utama pengelolaan laut dan estuari;

9) Menyediakan penelitian dan pelatihan, monitoring dampak kegiatan manusia pada lingkungan, termasuk dampak langsung dan tidak langsung pembangunan dan prak tek pemanfaatan lahan di sekelilingnya.

Kongres Dunia Ke-4 Taman Nasional dan Kawasan Dilindungi: Rencana Aksi Caracas Tujuan-tujuan umum kawasan dilindungi:

1) Mengintegrasikan kawasan dilindungi ke dalam kerangka perencanaan yang lebih luas. 2) Memperluas dukungan bagi kawasan dilindungi.

3) Menguatkan kapasitas untuk mengelola kawasan dilindungi.

4) Memperluas kerjasama internasional dalam pendanaan, pengembangan, dan pengelolaan kawasan dilindungi.

Tujuan khusus bagi pengelolaan kawasan yang dilindungi:

1) Berkontribusi ke sistem global dalam rangka memasukkan wilayah pesisir dan laut menjadi dasar dalam mengkaji kekuatan kawasan yang dilindungi di wilayah tersebut.

2) Berpartisipasi aktif dalam program pengelolaan kawasan pesisir dan memastikan kawasan yang dilindungi baik di laut dan darat, digunakan sebagai perangkat dalam program pengelolaan tersebut.

3) Membangun dan melaksanakan program yang terintegrasi untuk KKP

Diskusi 1.1: Definisi kawasan konservasi perairan

Apakah Indonesia sudah memiliki jenis-jenis dan definisi KKP yang jelas?

1.4 Aspek Keterampilan: Mengidentifikan tujuan dan sasaran kawasan konservasi menurut IUCN

Dari kategori KKP dan tujuan secara Global berdasarkan IUCN dapat diidentifikasi sasaran yang akan dicapai oleh sebuah KKL dengan langkah-langkah sbb:

1) Kajilah semua aspek yang terdapat pada KKL anda dan keunggulan potensi yang dimiliki. 2) Pahami tujuan KKP secara global berdasar IUCN, tujuan umum dan tujuan khusus sesuai

Rencana Aksi Caracas

(27)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 19 dari 47

Latihan 1.2 — Mengenali sasaran yang ingin dicapai

Tujuan: memahami bahwa KKP ditetapkan dengan beragam alasan berdasar sasaran dan tujuan yang diinginkan.

Dalam kelompok, kajilah sasaran contoh KKP yang telah disediakan. Tulis hasilnya di papan tulis atau flipchart.

Selanjunya lihat tujuan-tujuan KKP dalam IUCN dan Kongres Dunia Ke-4. Seberapa sesuai tujuan tersebut dengan tujuan KKP yang dicontohkan kepadamu? Apakah sasaran KKP tersebut tepat? Mengapa ya atau mengapa tidak?

(30 menit)

1.5 Sikap Kerja: Setelah mendapat pengetahuan dan pengalaman singkat untuk menambah keterampilan, meyakini bahwa kawasan konservasi perairan memberikan manfaat tidak hanya untuk lingkungan dan sumber daya alam tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat

Untuk menentukan tujuan dan sasaran KKP sesuai pedoman IUCN memerlukan cara berpikir yang komprehensip menelaah dari berbagai aspek baik potensi sumberdaya alam yang bersifat potensial dan perlu dilindungi atau dilestarikan, dan aspek social budaya , ekonomi serta lingkungan. Dengan penelaaahan yang komptehensip akan dapat diidentifikasi tujuajn dan sasaran KKP yan g tepat.

1.6 Aspek Pengetahuan: Menjelaskan contoh instrumen kebijakan konservasi perairan

Terdapat tekanan di tingkat nasional dan internasional untuk membangun KKP dan jejaring. Di manapun kamu mencari, baik dalam literatur ilmiah atau dalam keberlanjutan masyarakat lokal, terdapat pertimbangan dan kebutuhan akan KKP. Kawasan anda tidak membentuk dan mengelola KKP dalam isolasi, sebaliknya, KKP-KKP yang ada di dalamnya hadir dalam konteks lebih luas. Untuk dapat membentuk dan mengelola KKP secara efektif sehingga mereka mampu mencapai sasaran yang diharapkan, adalah penting untuk memahami kerangka kebijakan penetapan KKP. Beberapa panduan dan perangkat kebijakan di tingkat internasional, regional dan lokal, termasuk yang disebutkan di bawah ini.

1.6.1 Instrumen kebijakan KKP di tingkat global

A Konvensi Hukum Laut (United Nations Convention on the Law of the Sea, UNCLOS, 1994, 150 negara)

UNCLOS membagi lautan ke dalam dua wilayah berbeda:

1) “Areas under national jurisdiction” (area dalam jurisdiksi nasional) mencakup perairan internal, perairan kepulauan, laut teritorial, zona tambahan ( contiguous zone), zona ekonomi eksklusif (ZEE), dan landas kontinen.

2) “Areas beyond the limits of national jurisdiction”/“high seas” (area di luar jurisdiksi nasional/laut lepas) mencakup kolom air di luar ZEE (atau di luar laut teritorial jika ZEE belum ditetapkan) serta dasar laut di luar batas landas kontinen.

UNCLOS juga membangun sebuah kerangka hukum untuk menjaga lingkungan laut. Setiap negara berkewajiban melindungi dan mempertahankan lingkungan laut. Juga harus mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk mengendalikan semua jenis pencemaran (termasuk spesies introduksi), yang berarti melakukan monitoring dan melaporkan resiko terjadinya pencemaran. Meski UNCLOS tidak secara spesifik mewajibkan membuat KKP, namun setiap negara diwajibkan

(28)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 20 dari 47

melindungi ekosistem laut yang rapuh, serta habitat bagi jenis-jenis yang menurun, terancam, atau genting. Juga mewajibkan melindungi sumberdaya hayati laut di dalam maupun di luar batas negara. Di laut lepas, negara-negara diwajibkan bekerja sama untuk melindungi dan mengelola sumberdaya hayati laut. UNCLOS juga membuat sistem terinci agar aturan-aturan tersebut dapat ditegakkan serta menciptakan kondisi sehingga setiap negara mampu menegakkan hukum nasionalnya di perairan nasional atau di laut lepas.

B Konvensi Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity, CBD, 1993, 188 negara)

CBD mewajibkan setiap negara “membangun kawasan yang dilindungi atau kawasan di mana tindakan-tindakan khusus perlu dilakukan untuk melindungi biodiversitas”; serta membuat panduan proses seleksi dan penetapan kawasan tersebut. Negara juga diwajibkan melindungi ekosistem dan habitat alami, yang berarti:

1) menjaga kelangsungan populasi suatu jenis di lingkungan alami

2) memperkenalkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan di dekat kawasan dilindungi

3) merehabilitasi dan mengembalikan ekosistem yang terdegradasi 4) memperkenalkan pemulihan jenis yang terancam

5) mencegah, mengendalikan atau memusnahkan jenis introduksi

6) menghormati, mempertahankan dan menjaga pengetahuan dan praktek-praktek lokal Secara khusus, CBD menyebutkan tujuan kawasan pesisir dan laut yang dilindungi adalah: “…membangun dan menjaga kawasan pesisir dan laut yang dilindungi, yang dikelola dengan efektif, berbasis ekologi, dan berkontribusi ke jaringan global kawasan pesisir dan laut yang dilindungi, dibangun di tingkat nasional dan regional, di mana aktivitas manusia dikelola (...), merawat struktur dan fungsi ekosistem pesisir dan laut agar memberikan keuntungan generasi saat ini dan akan datang”.

C Konferensi Lingkungan Manusia (United Nations Conference on the Human Environment, 1972)

Konferensi ini menghasilkan Deklarasi Lingkungan Manusia, Rencana Aksi bagi Lingkungan Manusia, dan Resolusi Pengelolaan Keuangan dan Kelembagaan. Secara umum, Deklarasi menyatakan sumberdaya alam termasuk laut, harus dilindungi bagi kepentingan generasi saatini dan akan datang.

D Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan (United Nations Conference on Environment and Development = UNCED, 1992)

UNCED menelurkan Deklarasi Rio, 27 prinsip berkait dengan perlindungan lingkungan. Deklarasi Rio menyatakan setiap negara memiliki hak untuk memanfaatkan sumberdaya alamnya sesuai kebijakannya, namun sekaligus memiliki tanggung jawab untuk menjamin bahwa aktivitas mereka tidak merusak lingkungan negara lain atau kawasan di luar jurisdiksi negaranya (misalnya laut lepas). Deklarasi Rio memperkenalkan sejumlah prinsip yang menjadi inti dari hukum lingkungan internasional yang ada saat ini, termasuk prinsip kehati-hatian (precautionary principle); kebutuhan melindungi ekosistem dunia; prinsip pencemar yang membayar (polluter-pays principle); kebutuhan akan laporan dampak lingkungan; dan kebutuhan untuk menyeimbangkan antara pembangunan saat ini dengan kebutuhan generasi akan datang; serta mendorong partisipasi publik dalam keseluruhan proses pembangunan.

(29)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 21 dari 47

Khusus untuk lingkungan laut, Agenda 21 Deklarasi Rio meminta setiap negara mengidentifikasi dan melindungi ekosistem laut yang memiliki biodiversitas dan produktivitas tinggi, serta habitat-habitat yang kritis.

E Pertemuan Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan (World Summit on Sustainable Development, WSSD, 2002)

Pertemuan ini menyusul UNCED dengan mengadopsi Rencana Implementasi Johannesburg (Johannesburg Plan of Implementation=JPOI), yang mewajibkan setiap negara untuk:

1) Mempromosikan konservasi dan pengelolaan lautan;

2) Menjaga produktivitas dan biodiversitas kawasan pesisir dan laut yang “penting dan rentan”, termasuk pula laut lepas;

3) Membangun dan memfasiltasi “beragam perangkat dan pendekatan” untuk mencapai tujuan, termasuk pendekatan ekosistem, mengurangi praktek penangkapan ikan yang merusak, serta membangun KKP;

4) Membangun program untuk menghentikan hilangnya biodiversitas di laut, termasuk terumbu karang dan lahan basah.

F Sidang Umum PBB

Sidang Umum PBB memiliki diskusi tahunan tentang laut dan telah menghasilkan sejumlah resolusi dan rekomendasi. Setiap negara diwajibkan membuat program-program tingkat nasional, regional dan internasional untuk menghentikan kehilangan biodiversitas laut, terutama ekosistem yang rapuh, serta mewajibkan negara untuk membangun dan memfasilitasi beragam perangkat, termasuk KKP.

1.6.2 Instrumen kebijakan KKP di tingkat regional

Terdapat latar belakang sejarah yang kuat kerjasama multilateral dalam segitiga terumbu karang (Coral Triangle). Sebagian besar mekanisme multilateral yang ada saat ini dibangun untuk kepentingan ekonomi, seperti ASEAN; Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) ; Brunei, Indonesia; Malaysia, Philippines – East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA); dan the Melanesia Spearhead Group (MSG). Beberapa mekanisme multilateral secara khusus berfokus pada sumberdaya pesisir dan kelautan, seperti the South Pacific Regional Environment

A Program (SPREP), Forum Fisheries Agency (FFA), dan Regional Fisheries Management Organizations (RFMOs)

Akhir-akhir ini, karena kepedulian akan isu pesisir dan laut telah meningkat, pemerintah di kawasan ini telah membentuk serangkaian mekanisme kerjasama multilateral yang berfokus pada sumberdaya pesisir dan laut, seperti perjanjian tiga negara pada Sulu-Sulawesi Seas Marine Ecoregion dan the Bismarck Solomon Seas Marine Ecoregion, serta the Arafura and Timor Seas Experts Forum (ATSEF). Sebagai tambahan, Pertemuan ke-2 APEC Ocean-related Ministerial Meeting (AOMM2) di Bali (September 2005) menghasilkan Bali Plan of Action on Oceans and Coasts (2006), yang telah ditandatangani oleh sebagian besar pemerintah Coral Triangle Initiative (CTI). (Diambil dari Coral Triangle Initiative Regional Plan of Action).

(30)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 22 dari 47

B Rencana Aksi Coral Triangle Initiative

Di bulan Agustus 2007, Presiden Yudhoyono mengusulkan kepada pimpinan lain CT, sebuah kerjasama multilateral lain untuk menjaga sumberdaya hayati pesisir dan laut di kawasan tersebut yang disebut “Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF). Usulan awal berlanjut kepada serangkaian kegiatan yang telah memberikan kemajuan:

1) Pertemuan tingkat tinggi APEC. Di pertemuan bulan September 2007, dalam deklarasinya, 21 Kepala Negara di kawasan Asia Pasifik menyambut CTI-CFF.

2) Pertemuan tingkat tinggi ASEAN and BIMP-EAGA. Di November 2007, CTI-CFF disepakati oleh pimpinan negara dalam pertemuan ketiga East Asia Summit (dihadiri pimpinan negara ASEAN, Jepang, Cina, dan Korea); serta BIMP-EAGA Summit (Brunei, Indonesia, Malaysia and the Philippines East ASEAN Growth Area).

3) CTI Senior Officials Meeting Pertama (SOM1) di Bali, Desember 2007. Pemerintah CT6 melangsungkan official meeting.

4) Pendanaan Amerika Serikat: Di Oktober 2008, Amerika berkomitmen pendanaan $40 juta dollar untuk mendukung CTI selama 5 tahun yang disalurkan melalui konsorsium LSM. 5) CTI Senior Officials Meeting kedua (SOM2) di Manila, November 2008. Pemerintah CT6

menyepakati Resolusi Manila dan Rancangan Manila Regional Plan of Action.

6) Townsville workshop, November 2008. Australia memfasilitasi diskusi negara-negara CTI dan LSM tentang hambatan utama, celah dan kesempatan seputar implementasi CTI.

7) Pertemuan CTI Coordination Committee (CCC) di bulan Mei, September, Oktober 2008, serta di Januari 2009: CT6 pemerintah mengkaji rancangan CTI Plan of Action.

8) CTI Senior Officials Meeting Ketiga (SOM3) dan Ministerial Meeting Pertama (MM1) dalam Maret 2009: CT6 menyepakati rancangan akhir Regional CTI Plan of Action dan mengesahkan sebuah kesepakatan tingkat menteri (Ministerial Statement).

(31)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.01.002.01Kode Modul

Judul Modul: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan

Buku Informasi Versi: Agustus 2011 Halaman: 23 dari 47

C Coral Reef Initiatives for the Pacific (CRISP)

CRISPadalah sebuah inisiatif membangun visi bersama untuk masa depan terumbu karang di Pasifik dan masa depan masyarakat yang bergantung padanya. Inisiatif itu mencakup strategi dan proyek melindungi biodiversitas seiring pembangunan ekonomi dan jasa lingkungan tingkat lokal dan global. Inisiatif juga dirancang untuk mengintegrasikan beragam upaya negara maju (Australia, New Zealand, Jepang, Amerika Serika), ‘French overseas territories’ serta negara berkembang di Pasifik. CRISP disponsori oleh Perancis dan disiapkan oleh French Development Agency (AFD).

Tujuan tematik CRISP adalah:

1) Meningkatkan pengetahuan tentang biodiversitas, status dan fungsi ekosistem terumbu karang.

2) Perlindungan dan pengelolaan ekosistem terumbu karang dalam skala yang signifikan. 3) Membangun potensi ekonomi yang diperlihatkan oleh nilai manfaat dan nilai biodiversitas

ekosistem terumbu karang

4) Diseminasi informasi dan pengetahuan, peningkatan kapasitas dan kepemimpinan melalui jejaring lokal, nasional dan internasional.

Komponen 1A CRISP, yaitu Pengelolaan Pesisir Terpadu dan Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) memasukkan KKP di dalamnya.

D South Pacific Regional Environmental Programme (SPREP)

SPREP adalah organisasi regional yang dibangun oleh pemerintah dan pengelola kawasan Pasifik untuk menjaga lingkungan mereka. Ia telah tumbuh dari sebuah program kecil di tahun 1980-an yang menjadi bagian dari South Pacific Commission (SPC) menjadi organisasi antar pemerintah

Gambar

Gambar 1. Diagram alir pembahasan elemen-elemen kompetensi untuk mencapai kompetensi
Tabel 1.  Kategori, nama dan definisi kawasan konservasi menurut IUCN
Gambar 1.1  Siklus pengelolaan pesisir terpadu yang dimulai dari pengumpulan data (data  collection), penyusunan rencana (planning), pelaksanaan rencana ( implementation), dan proses   pemantauan (monitoring) (White 1997)
Gambar 1.2  Skema pengelolaan kawasan konservasi perairan yang menjadi bagian dari suatu  wilayah yang dikelola secara terpadu

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perkembangan pembangunan kelembagaan KPH, pemerintah melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2010 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja

Penelitian Sebelumnya yang judul “Aplikasi AHP sebagai model sistem pendukung keputusan pemilihan tempat kuliah di Bangka Belitung” seminar nasional Aplikasi

struktur menu pada website perlu diperbaharui karena kurangnya menu utama website ini berupa menu wisata yang terdiri dari wisata bahari, wisata alam, wisata

Jumlah diseminasi teknologi produksi benih tanaman dan produk bioteknologi pertanian 1 Diseminasi teknologi 16 32 27 25 Jumlah pengembangan kawasan wisata agro 1 Pengembangan

bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, maka Peraturan Gubernur Daerah

Pada penelitian ini akan dilakukan uji untuk mengetahui resistensi bakteri termofilik terhadap logam tembaga (Cu), kadmium (Cd), dan timbal (Pb) pada berbagai konsentrasi.

Menurut Glock dan stark mendefinisikan religiusitas sebagai “Komitmen religius (yang berhubungan dengan agama atau keyakinan iman), yang dapat dilihat melalui aktivitas