• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Fuzzy Sequential pada Rancangan Acak Kelompok Lengkap Model Tetap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Metode Fuzzy Sequential pada Rancangan Acak Kelompok Lengkap Model Tetap"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN METODE FUZZYSEQUENTIAL PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK

LENGKAP MODEL TETAP

Yulia Umi Ratu1, Raupong2, Andi Kresna Jaya3 yuliaumir@gmail.com

Program studi Statistika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Uji sequential pada perancangan percobaan adalah uji hipotesis berurutan yang memberikan tiga kriteria kesimpulan, yaitu menerima hipotesis nol, menolak hipotesis nol, atau melakukan pengamatan lebih lanjut.

Metode

Fuzzy Sequential

baik digunakan untuk data dalam jumlah banyak dan

mahal, karena metode

fuzzy sequential

dapat meminimalkan jumlah pengamatan.

Penerapan

metode fuzzy pada uji sequential dilakukan dengan mendefinisikan semua parameter yang berhubungan dengan uji ke dalam fuzzy triangular number. Metode fuzzy sequential kemudian diterapkan pada data rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) model tetap dan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan perlakuan terhadap pemberian ranum cukup menggunakan kelompok n = 3 (proses pengujian dihentikan). Hasil proses fuzzy sequential yang diperoleh sesuai dengan hasil yang diperoleh dengan menggunakan uji analisis variansi umum yang membuktikan bahwa cukup dengan menggunakan 3 kelompok pada pengujian memberikan hasil untuk menolak pada taraf signifikansi 5%.

Kata Kunci : Sequential, Fuzzy triangular number, RAKL. ABSTRACT

A Sequential test in experimental design is a sequence hypothesis test that gives three decision criteria, such as accepted hypothesis null, rejected hypothesis null, or take further observations.

The

Sequential Fuzzy methods used for large amounts of data and costly, because the fuzzy

sequential method can minimize the number of observations.

A fuzzy method applied to the sequential test by defined all parameters to fuzzy triangular number. Fuzzy sequential method was then applied to the data complete randomized block design (CRBD) fixed model and obtained results that there are differences in the treatment of giving ripe enough to use groups of n = 3 (stop the process). Fuzzy sequential process results obtained in accordance with the results obtained using analysis of variance test proved that the public simply by using the 3 groups on the test results to deny H0 at significance level of 5%.

Keywords: Sequential test, Fuzzy triangular number, CRBD.

1. PENDAHULUAN

Uji hipotesis merupakan metode pengambilan keputusan berdasarkan analisis data dari suatu percobaan. Pada pengujian statistik dikembangkan bahwa uji sequential merupakan salah satu pengujian hipotesis yang banyaknya obyek diamati tidak ditentukan terlebih dahulu melainkan diamati secara berurutan satu demi satu. Ray (1956) menerapkan pengujian ini untuk dua kasus khusus dari perancangan percobaan, yaitu: (a) klasifikasi satu arah, dan (b) klasifikasi dua arah.

(2)

2

Kemudian Talukdar dan Baruah (2010) mengembangkan prosedur keputusan fuzzy pada uji sequential

rancangan acak lengkap (RAL).

Julima (2015) melakukan prosedur uji sequential pada rancangan acak lengkap melalui Penerapan Metode Fuzzy Sequential pada Rancangan Acak Lengkap. Metode Fuzzy Sequential juga baik digunakan pada data Rancangan Acak Lengkap Model Tetap untuk data dalam jumlah banyak dan mahal, karena metode fuzzy sequential dapat meminimalkan jumlah pengamatan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP

Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) merupakan rancangan acak kelompok dengan semua perlakuan dicobakan pada setiap kelompok yang ada. RAKL digunakan jika unit percobaan tidak homogen sehingga perlu pengelompokan sedemikian hingga dalam satu kelompok relatif homogen.

Hipotesis yang diuji dengan model tetap pada RAKL, yaitu (Freund dan Wilson, 1996): 1. Pengaruh perlakuan

H0 : b1b2 ... bk 0 (tidak ada pengaruh perlakuan terhadap respon yang diamati)

H1 : paling sedikit ada satu t dengan bt 0 (ada pengaruh perlakuan terhadap respon yang diamati) 2. Pengaruh kelompok

H0 : v1 = v2 = ... = vn = 0 (tidak ada pengaruh kelompok terhadap respon yang diamati)

H1 : paling sedikit ada satu i dengan vi ≠ 0 (ada pengaruh kelompok terhadap respon yang diamati).

2.2 TEORI FUZZY

Himpunan adalah kumpulan obyek-obyek yang dapat diperlakukan sebagai satu kesatuan. Seorang ahli matematika George Cannor dalam penelitian Widagda (2012), menyatakan himpunan dengan anggota-anggotanya sehingga suatu item dari suatu semesta dapat merupakan anggota atau bukan anggota dari suatu himpunan.

Fungsi himpunan tegas bernilai diantara 0 atau 1 untuk setiap individu pada himpunan semesta yang memberi perbedaan antara anggota dan bukan anggota dari himpunan tegas. Fungsi ini dapat dikembangkan, yaitu nilai dari elemen himpunan semesta pada range tertentu mengindikasi tingkat keanggotaan dari elemen himpunan. Nilai terbesar disebut sebagai derajat keanggotaan tertinggi. Fungsi yang demikian disebut sebagai fungsi keanggotaan dan himpunannya disebut himpunan fuzzy. Jadi dapat dikatakan himpunan fuzzy adalah sebuah himpunan yang anggotanya memiliki derajat keanggotaan tertentu (Klir & Yuan, 1995).

2.3 FUNGSI KEANGGOTAAN FUZZY

Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah melalui pendekatan fungsi. Fungsi keanggotaan yang digunakan pada artikel ini, yaitu representasi kurva segitiga (fuzzy triangular number). Kurva segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antar dua garis (linier) seperti terlihat pada Gambar 1.

(3)

3

Gambar 1. Representasi Kurva Segitiga Fungsi keanggotaan dari representasi kurva segitiga, yaitu:

[ ] {

Himpunan fuzzy memiliki beberapa model fungsi keanggotaan. Akan tetapi, model yang paling sering digunakan untuk memperlihatkan keanggotaan fuzzy adalah model kurva segitiga. Hal ini

dikarenakan pada kurva menunjukkan fungsi keanggotaan yang menanjak naik atau turun (Klir & Yuan, 1995).

2.4 OPERASI ARITMETIKA FUZZY

Operasi aritmetika pada interval tertutup [a,b] dan [c,d] dengan a ≤ b dan c ≤ d didefinisikan sebagai berikut (Klir & Yuan, 1995):

a. Penjumlahan [ ] [ ] [ ] (2.5) b. Pengurangan [ ] [ ] [ ] (2.6) c. Perkalian [ ] [ ] [ ] (2.7) d. Pembagian [ ] [ ] [ ] * + [ ] (2.8) dengan syarat [ ] 3. METODOLOGI PENELITIAN

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data berpola Rancangan Acak Kelompok Lengkap yaitu data rata-rata bobot badan babi pada umur 6 bulan akibat pemberian ransum yang diteliti oleh I Ketut Gordeyase Mas dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas Analisis Peragam Untuk Mengendalikan Galat Percobaan pada Rancangan Acak Kelompok dengan Materi Percobaan Ternak Babi yang menerapkan 5 k3lompok pada setiap 4 perlakuan sebagai berikut:

1. Perlakuan :

T1 = Pemberian ransum dengan kandungan protein sebesar 15% T2 = Pemberian ransum dengan kandungan protein sebesar 17,5% T3 = Pemberian ransum dengan kandungan protein sebesar 20% T4 = Pemberian ransum dengan kandungan protein sebesar 22,5%

µ[x] x a b c domain Derajat keanggotaan 1 0

(4)

4 2. Kelompok :

K1 = anak babi yang berasal dari jumlah anak sepelahiran 3-4 ekor K2 = anak babi yang berasal dari jumlah anak sepelahiran 5-6 ekor K3= anak babi yang berasal dari jumlah anak sepelahiran 7-8 ekor K4= anak babi yang berasal dari jumlah anak sepelahiran 9-10 ekor K5= anak babi yang berasal dari jumlah anak sepelahiran lebih dari 10 ekor Adapun metode analisis pada artikel ini, yaitu:

(i) Menerapkan prosedur uji sequential pada rancangan acak kelompok lengkap model tetap: (ii) Menerapkan metode fuzzy yaitu dengan mendefinisikan semua parameter terkait dalam uji

sequential pada RAKL ke dalam fuzzy triangular number;

(iii) Menerapkan prosedur pengambilan keputusan dengan metode fuzzy sequential pada data sekunder;

(iv) Pengambilan kesimpulan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penerapan Uji Sequential pada Rancangan Acak Kelompok Lengkap Model Tetap

Nilai parameter yang digunakan dalam menentukan kriteria uji yaitu G(N) diperoleh melalui persamaan: ∑ ̅ ̅ ∑ ∑ ̅ ̅ ̅ dengan: ̅ ∑ , t = 1,2,…,k (4.1) ̅ ∑ ∑ (4.2)

dengan tiga kriteria uji sequential pada rancangan acak kelompok lengkap yaitu :

(i) Tolak H0 jika ̅ (terdapat perbedaan pengaruh perlakuan dan kelompok); (ii) Terima H0 jika (tidak terdapat perbedaan pengaruh perlakuan dan kelompok); (iii) Mengambil pengamatan lebih lanjut jika ̅ (menambah jumlah

pengamatan). dimana :

= parameter uji

̅ = fuzzy triangular number pengamatan

= fuzzy triangular number peluang galat pengamatan

4.2 Penerapan Fuzzy Sequential pada Rancangan Acak Kelompok Lengkap Model Tetap

Penerapan fuzzy sequential dalam Rancangan Acaka Kelompok lengkap dilakukan dengan terlebih dahulu mendefinisikan parameter terkait ke dalam fuzzy triangular number. Setelah setiap pengamatan memiliki bentuk fuzzy, selanjutnya adalah mendefinisikan bentuk fuzzy triangular number dari G(N), yaitu:

(5)

5 ̃ [ ( ∑ ( ∑ ∑ ∑ ) ∑ ∑ ( ∑ ) ) ( ∑ ( ∑ ∑ ∑ ) ∑ ∑ , - ) . ∑ ,∑ ∑ ∑ -∑ -∑ , - / ] (4.3)

persamaan fuzzy untuk bagian lainnya yaitu . (i) Peluang galat α dan β

Fuzzy triangular number dari peluang galat α dan peluang galat β dapat didefinisikan sebagai

berikut:

̃ [ ] (4.4)

̃ [ ] (4.5)

Interval kepercayaan dari berturut-turut yaitu: * + (4.6)

Kemudian dengan cara yang sama seperti sebelumnya didapatkan f.m.f dari adalah

{ (4.7)

Sehingga fuzzy triangular number sebagai berikut : *

+ (4.8)

4.3 Penerapan Metode Fuzzy Sequential pada Data Rancangan Acak Kelompok Lengkap Model Tetap

Metode Fuzzy Sequential diterapkan pada data Rancangan Acak Kelompok Lengkap yang diteliti oleh I Ketut Gordeyase yang disajikan pada Tabel 4.1 dengan kelompok (n) = 5 dan taraf perlakuan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data Rata-rata Bobot Badan Babi pada Umur 6 Bulan Akibat Pemberian Ransum

Kelompok Perlakuan Rata-rata

Perlakuan T1 T2 T3 T4 K1 60,380 63,475 65,994 66,945 64,1985 K2 62,115 65,082 67,458 68,873 65,882 K3 61,496 64,998 66,869 69,440 65,70075 K4 64,098 65,914 68,123 71,247 67,3455 K5 62,574 66,099 68,435 70,356 66,85925 Rata-rata Kelompok 62,1272 65,1136 67,3722 69,3772 65,9972

(6)

6 Kemudian hipotesis yang diuji adalah :

1. Pengaruh perlakuan

H0 : b1b2  ...  b4  0 (tidak terdapat perbedan pengaruh pemberian ransum terhadap bobot badan babi)

H1 : paling sedikit ada satu t dengan bt  0 (terdapat perbedaan pengaruh pemberian ransum terhadap bobot badan babi)

2. Pengaruh kelompok

H0 : v1 = v2 = ... = v5 = 0 (tidak terdapat perbedaan pengaruh umur terhadap bobot badan babi) H1 : paling sedikit ada satu i dengan vi ≠ 0 (terdapat perbedaan pengaruh umur terhadap bobot badan babi).

dengan peluang diasumsikan v = 0,1 dan h = 0,001 maka diperoleh nilai ̃

Sebelum dilakukan perhitungan untuk metode

fuzzy sequential

pada data RAKL, maka

terlebih dahulu dilakukan perhitungan nilai

yang akan dipakai dalam kriteria

pengambilan keputusan.

∑ ̅ ̅ ∑ ∑ ̅ ̅ ̅

{ } { }

Setelah diperoleh fuzzy triangular number dari data RAKL, maka diperoleh hasil perhitungan Metode Fuzzy Sequential pada Data RAKL sebagai berikut :

̅ [ . ∑ ( ∑ ∑ ∑ ) ∑ ∑ ( ∑ ) / ( ∑ ̅ ̅ ∑ ∑ ̅ ) . ∑ (∑ ∑ ∑ ) ∑ ∑ ( ∑ ) / ]  . ∑ ( ∑ ∑ ∑ ) ∑ ∑ ( ∑ ) /  ( ∑ ̅ ̅ ∑ ∑ ̅ )  . ∑ (∑ ∑ ∑ ) ∑ ∑ ( ∑ ) /

Setelah nilai fuzzi sequential ̅ diperoleh, maka diperoleh hasil perhitungan Metode Fuzzy Sequential yaitu : 0 1 (i) Untuk α = 0,1 :   

(7)

7 (ii) Untuk α = 0,05 :    (iii) Untuk α = 0,01 :   

Nilai kemudian dibandingkan dengan nilai ̅ dan menggunakan aturan keputusan

fuzzy sequential pada sub bab 4.1 dan didapatkan hasil proses fuzzy sequential pada kelompok 3 telah memenuhi kondisi di keputusan (i) sebagai berikut :

̅ yaitu

sehingga disimpulkan bahwa proses fuzzy sequential terima atau menolak pada kelompok ke n = 3, artinya pada proses fuzzy sequential cukup menggunakan 3 kelompok pada pengujian sudah dapat menjelaskan bahwa terdapat perbedaan pengaruh pemberian ransum terhadap bobot badan babi dan terdapat perbedaan pengaruh umur terhadap bobot badan babi.

5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1) Penerapan metode fuzzy sequential pada rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) memberikan hasil pengujian yaitu cukup menggunakan 3 kelompok pengujian telah memberikan hasil untuk menolak H0 yang artinya terdapat perbedaan pengaruh pemberian ransum terhadap bobot badan babi dan terdapat perbedaan pengaruh umur terhadap bobot badan babi.

2) Nilai peluang galat α yang semakin kecil dan nilai peluang galat β semakin besar menyebabkan nilai akan berkurang, sehingga keputusan yang dihasilkan semakin mendekati keputusan menolak H0 artinya terdapat perbedaan pengaruh pemberian ransum terhadap bobot badan babi. 3) Dari pengujian nilai fuzzy tringular number dari peluang galat diperoleh hasil untuk α = 0,1; 0,05

maupun 0,01 tetap berada dalam kriteria fungsi keanggotaan fuzzy sequential, artinya peluang galat tersebut baik digunakan dalam pengujian fuzzy sequential pada RAKL.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan pada tugas akhir selanjutnya, yaitu metode fuzzy sequential dapat digunakan pada kasus rancangan acak lengkap selain menggunakan metode analisis variansi yang umum dan menggunakan metode perancangan percobaan lainnya.

6. DAFTAR PUSTAKA

Freund , Wilson. 1996. Statistical Methods Second Edition. USA: Academic Press.

Gordeyase M.I.K. 2009. Efektivitas Analisis Peragam untuk Mengendalikan Galat Percobaan pada Rancangan Acak Kelompok dengan Materi Percobaan Ternak Babi, Semarang, Universitas Diponegoro.

(8)

8

Hanafiah K.A. 2011. Rancangan Percobaan: Teori dan Aplikasi. Jakarta, Rajawali Press.

Julima A.R.A.. 2015. Penerepan Metode Fuzzy Sequential pada Rancangan Acak Lengkap. Makassar. Universitas Hasanuddin.

Kusumayati A. 2009. Materi Ajar Metodologi Penelitian, Kerangka Teori, Kerangka Konsep dan Hipotesis. Depok: Universitas Indonesia.

Klir G.J. , Yuan. 1995. Fuzzy Sets and Fuzzy Logic, Theory and Applications. London: Prentice Hall PTR International Inc.

Kurnia S.N. 2012. Rancangan Sequential Probability Ratio Test (SPRT).

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Montgomery, D.C. 1997. Design and Analysis of Experiments 5th Edition.New York: John Wiley and Sons Inc.

Munir R. 2012. Probabilitas dan Statistik. Bandung : Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB. Ray W.D. 1956. Sequential Analysis Applied to Certain Experimental Designs

in The Analysis of Variance. Ba. 43, 388-403.

Shoni M. 2012. Konsep dasar Pengujian Hipotesis. http://muja shoni3.blogspot.com/2010/12/konsep-dasar-pengujian-hipotesis.html. Diakses pada tanggal 22 April 2016. Makassar.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Suwanda. 2011. Desain Eksperimen untuk Penelitian Ilmiah. Bandung: Alfabeta. Talukdar R. , Baruah HK. (2010). A Fuzzy Sequential Decision Procedure

Applied to Completely Randomized Design of Experiments. Int. J. Contemp.Math. Sciences. 26, 1283-1302.

Widagda I.G.A. 2012. Diktat Fuzzy Logic. Bali: Universitas Udayana.

Yitnosumarto S. 1993. Percobaan perancangan, Analisis, dan Interpretasinya. Jakarta. Penerbit PT.Gramedia Pustaka Umum.

Gambar

Gambar 1. Representasi Kurva Segitiga  Fungsi keanggotaan dari representasi kurva segitiga, yaitu:
Tabel 4.1 Data Rata-rata Bobot Badan Babi pada Umur 6 Bulan Akibat Pemberian Ransum

Referensi

Dokumen terkait

Misalkan gempabumi besar dengan bidang patahan yang luas akan menyebarkan energinya dalam gelombang perioda panjang, yang tidak dapat secara akurat terukur oleh skala m b.. Untuk

Az ´erintett t´em´ ak a gr´ afelm´elet, lesz´ aml´ al´ as, algoritmusok, val´ oszin˝ us´egi ´es (line´ aris) al- gebrai m´ odszerek kombinatorik´ aban ´es

0,0035 kg/cm 2 – 0,0053 kg/cm 2 dengan rata-rata 0,0043 kg/cm 2 .Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diperoleh bahwa perbandingan tepung sukun dan terigu berpengaruh

Aineistona on käytetty RKTL:n kalan ulkomaankauppatilastoja. Tilastoissa esitetään ihmisravinnoksi ja muuhun käyttöön tarkoitetun kalan ja kalavalmisteiden ulkomaan- kaupan määrä

No.G-109

Test Aplikasi yang Telah Dibangun di Dalam Development Fabric Pada tahap selanjutnya dilakukan pengujian atau test dari aplikasi yang telah dibangun ke dalam Development Fabric,

Konsep orientasi pada lahan yang tinggi sebagai tempat yang memiliki nilai utama dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) posisi dan orientasi pura-pura di Desa Batukandik memiliki

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa subjek dengan kecerdasan dominan eksistensial, intrapersonal dan visual telah melalui tahap pemahaman masalah dengan cara