• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pelayanan SIM-RS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Pelayanan SIM-RS"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PELAYANAN

PEDOMAN PELAYANAN

SISTEM INFORMASI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

MANAJEMEN

RUMAH SAKIT (

RUMAH SAKIT (

SIMRS

SIMRS

))

RUMAH SAKIT ANNA

RUMAH SAKIT ANNA

TAHUN 2018

TAHUN 2018

Jl. Pekayon Raya No. 36, Bekasi Selatan Jl. Pekayon Raya No. 36, Bekasi Selatan Telp.: (62-21) 8243 2211, Fax.: (62-21) 8241 9079 Telp.: (62-21) 8243 2211, Fax.: (62-21) 8241 9079

Email

Email │rsia_anna@y

[email protected]

ahoo.com

Website │

Website │

http://www.rsanna.comhttp://www.rsanna.com

Jl. Pekayon Raya No.36, Bekasi Selatan Jl. Pekayon Raya No.36, Bekasi Selatan Telp.: (62-21) 8243 2211, Fax.: (62-21) 8241 9079 Telp.: (62-21) 8243 2211, Fax.: (62-21) 8241 9079

Email

Email │rsia_anna@y

[email protected]

ahoo.com

Website │

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI BAB I

BAB I PENDAHULUANPENDAHULUAN

1.1.Latar

1.1.Latar Belakang ...Belakang ... ... 11 1.2.Tujuan

1.2.Tujuan ... 2... 2 1.3.Ruang

1.3.Ruang Lingkup ...Lingkup ... 2... 2 1.4.Batasan

1.4.Batasan Operasional Operasional ... 4... 4 1.5.LANDA

1.5.LANDASAN SAN HUKUM HUKUM (REFERENS(REFERENSI) ...I) ... 5... 5

BAB II

BAB II STANDAR KETENAGAANSTANDAR KETENAGAAN

2.1

2.1..KUALIFIKUALIFIKASI KASI SDM ...SDM ... 7... 7 2.2.DISTRI

2.2.DISTRIBUSI BUSI KETENAKETENAGAAN GAAN ... 7... 7 2.3.JADWAL KERJA ...

2.3.JADWAL KERJA ... ... 77

BAB III

BAB III STANDAR FASILITASSTANDAR FASILITAS

3.1.STAND

3.1.STANDAR AR RUANGAN DAN RUANGAN DAN DENAH ... 9DENAH ... 9 3.1.1.Ruangan

3.1.1.Ruangan operator ...operator ... 9... 9 3.1.2.Server ...

3.1.2.Server ... ... 1010 3.2.STAND

(3)

BAB IV TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN SERTA PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) RS

4.1.TATA LAKSANA DIKLAT & PENELITIAN DI INSTALASI SIM-RS ... 12

BAB V LOGISTIK 

5.1.Tujuan ... 13

BAB VI KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO

6.1. PENGERTIAN ... 15 6.2. TUJUAN ... 15

BAB VII KESELAMATAN KERJA BAB VIII PENGENDALIAN MUTU BAB IX PENUTUP

(4)

Lampiran : Peraturan Direktur Rumah Sakit Anna  Nomor :

…./PERDIR/RSANNA/…/2018

Tentang : Pedoman Pelayanan Unit Sistem Informasi Menejeman Rumah Sakit (SIMRS) Rumah Sakit Anna

BAB I

PENDAHULUA N

1.1. Latar Belakang

Da lam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departeme kesehat R$ telah mengeluarkan kebijakan yang menj ad i pe do ma n bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintahm ataupun swasta .teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan ketepatan dan ke!epatan pelayanannya.

Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data dirumahsakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen (SIM)rumahsakit. Informasi merupakan aktivita (asset ) penting suatu rumah sakit

dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan.Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan sarana

(5)

rumah sakit.Sistem informasi rumah sakitmerupakan salah satu komponen yang  penting dalam mewujudkan upaya peningkatanmutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari  berbagai subsistem dan mengolah informasiyang diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem InformasiManajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses  bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan  prosedur administrasi untuk mendukung kinerja danmemperoleh informasi secara

cepat, tepat dan akurat

1.2. Tujuan

Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi Manajemen di Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan program kerja yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di Rumah Sakit Anna Pekayon.

1.3. Ruang Lingkup

Pedoman Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini juga menyediakan panduan  bagi pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.

1. Planning

a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

(6)

d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.

2. Action

a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan RS

Anna Pekayon.

b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan RS bagi staf

SIM-RS.

c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit pelayanan yang

menggunakanaplikasi tersebut.

3. Monitoring dan Evaluation

SIM-RS Unhas me-monitoring penggunaan aplikasi SIM, me-maintenance aplikasiSIM, dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada permintaan yang berkaitandengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM.

4. Analysis and Recommendation

Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil monitoring yangdilakukan oleh SIM-RS. Hasil analisis data tersebut kemudian berdiskusi denganseluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari solusi dan rekomendasi perbaikansistem pelayanan.

5. Continuous Improvement Plan

Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan perbaikan agarsesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang lebih baikatau unggul

(7)

1.4. Batasan Operasional

1. Sistem

Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variableyang teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.

2. Informasi

Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untukdigunakan dalam proses pengambilan keputusan.

3. Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukankebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasiyang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapatmenyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.

4. Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem perencanaan bagian dar i  pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia,

dokumen, teknologi, dan prosedur oleha kuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu

(8)

5. Website

Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam sebuahdomain atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam World Wide Web (WWW)di dalam internet.6.

6. Finger print

Finger print adalah alat absensi digital, alat untuk memindai atau mengenali sidik jari seseorang.

7. Jaringan

Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesainuntuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi, dan dapatmengakses informasi.

1.5. LANDASAN HUKUM (REFERENSI)

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi tentang Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode

(9)

Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik adalah serangkaian  perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah

Sakit Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

(10)

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

2.1. KUALIFIKASI SDM

1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer

2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end 3. Dutamakan menguasai jaringan komputer

4. Menguasai database MySQL-SQL Server

5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual Basiq/Java

2.2. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan bahwa  jumlah staf yang ada di unit SIM-RS sudah cukup dalam menunjang proses  pengelolaan SIM-Rumah Sakit Umum Anna Pekayon dan tugas-tugas yang dilakukan oleh petugas SIM-Rumah Sakit Umum Anna Pekayon. Hal ini dapat dilihat dari jumlah staf SIM-RS yang saat ini berjumlah 2 orang dengan jadwal kerja shift yang telah ditetapkan.

2.3. JADWAL KERJA/SHIFT

Shift pagi : 07.00

 – 

 14.00 Shift siang : 14.00

 – 

 20.00

(11)

Jadwal Normal : Senin

 – 

 Kamis : 08.00

 – 

 15.00 Jumat : 08.00

 – 

 14.00 Sabtu : 08.00

 – 

 14.00

(12)

BAB III

STANDAR FASILITAS

3.1. STANDAR RUANGAN DAN DENAH

3.1.1. Ruangan operator

Ruangan operator adalah ruang khusus bagi pegawai SIM RS untuk memonitoring berjalannya aplikasi Medifirst 2000 di seluruh area Rumah Sakit yang menggunakannya. Melalui ruangan ini, pegawai SIM RS selain memonitoring, juga melakukan maintenance, perbaikan data, dan seluruh tugas pokok dan fungsi yang telah diuraikan sebelumnya.Karena di ruangan ini terdapat data-data penting dan rahasia bagi Rumah Sakit, maka letaknya seharusnya tidak berdekatan dengan area publik yang biasa diakses dengan mudah oleh siapa saja, bahkan bagi yang tidak  berkepentingan. Biasanya ruangan SIM RS berdekatan dengan ruang direksi ataupun tempat-tempat yang tidak terlalu strategis lainnya.Lebih detil tentang standard ruangan untuk SIM RS, karena ruangan ini harus terus berada dalam pengawasan selama 24 jam, itu berarti seharusnya  pegawai SIM RS bertugas 24 jam penuh dalam sistem shift. Dengan keadaan seperti ini, ruangan SIM RS harus memiliki kenyamanan dan fasilitas yang memadai.

(13)

3.1.2. Server

Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan seluruh data milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya  berdekatan dengan ruang SIM RS agar lebih mudah dimonitoring dan dijangkau bila terjadi masalah. Selain itu, di dalam ruangan server  perangkat elektronik yang ada harus tetap menyala 24 jam. Karena itu untuk mencegah kerusakan perangkat akibat suhu yang panas, ruangan harus tertutup dan dingin.

3.2. STANDAR SARANA DAN PRASARANA

Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki komponen-komponen  berikut ini:

1. Komponen input dan output

` Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.

2. Komponen teknologi

Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

(14)

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan  berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer

dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang  baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

4. Komponen kontrol

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangankecurangan, kegagalankegagalan sistem itu sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa  pengendalian perlu d irancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa halhal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat langsung cepat diatasi.

(15)

BAB IV

TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN SERTA

PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) RS

4.1. TATA LAKSANA DIKLAT & PENELITIAN DI INSTALASI SIM-RS

Pelatihan dan pendidikan bagi pegawai Rumah Sakit Umum Anna Pekayon secara keseluruhan dilakukan secara bertahap dengan berbagai kualifikasi. Sebelum mulai bekerja, pegawai Rumah Sakit Umum Anna Pekayon yang baru wajib mengikuti orientasi selama 3 hari. Orientasi Pegawai Baru ini diberikan sebagai pengenalan awal mengenai rumah sakit, mulai dari orientasi ruangan,  budaya rumah sakit, direksi dan staf rumah sakit dan tentu saja sesama pegawai

rumah sakit yang baru.

Selanjutnya pegawai rumah sakit secara berkala diberikan berbagai jenis  pelatihan. Materi-materi pelatihan yang harus diikuti merupakan kualifikasi standar yang harus dimiliki oleh seseorang yang bekerja di area rumah sakit, seperti pelatihan Fire Fighting, Pencegahan Infeksi dan sebagainya.

(16)

BAB V

LOGISTIK

Pengertian

Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah melaksanakan fungsi logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun kenyataannya tidak selalu mempergunakan istilahnya. Logistik adalah bagian dari instantsi yang tugasnya adalah menyediakan barang atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga serendah mungkin.

5.1. Tujuan

Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar tersedianya barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan yaitu agar  persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian, penyusutan, dll.

Logistik SIM Rumah Sakit RS Anna Pekayon 1. Komponen Input dan Output

Komponen input dan output adalah media untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.

(17)

2. Komponen Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan  berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data  perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi

lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

3. Komponen Penunjang

Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu teknis tugas-tugas SIM RS seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis alat tulis kantor yang standar.

(18)

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO

6.1. PENGERTIAN

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan  pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis

insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).

Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada  pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri.

6.2. TUJUAN

Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.

(19)

Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan budaya keselamatan pasien di rumah sakit, untuk mengurangi kejadian yang tidak diharapkan (KTD), serta untuk melaksanakan program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.

(20)

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya  perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak

-hak pasien yang masuk kedalam program patient safety.

Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan

kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber “best

 practices” yang berlaku secara Internasional, seperti

 National Institute for Occupational

Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC), the Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the US Environmental Protection Agency (EPA), dan lainnya. petugas medis mengalami absenteism yang diakibatkan oleh  penyakit akibat kerja dan injury dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor industri lainnya.. Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang merupakan faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan otot dan keseleo merupakan representasi dari low back injury  yang banyak didapatkan di

(21)

Keselamatan Kerja pada Unit Kerja SIM RS

Keselamatan kerja pada unit kerja SIM RS berfokus kepada peralatan-peralatan utama dan penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama melaksanakan tugasnya. Selain dari perangkat teknis, budaya kerja staf SIM RS juga turut memengaruhi keselamatan staf tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari sisi psikologis.

- Keselamatan Kerja ditinjau dari Instalasi Peralatan Kerja

 Dari segi instalasi peralatan kerja di unit SIM RS, penggunaan dan

 peletakan kabel-kabel yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf. Misalnya kabel-kabel yang tidak rapi dan dibiarkan berserakan begitu saja.

 Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat dengan

staf juga beresiko bagi kesehatan staf yang efeknya terlihat beberapa tahun yang akan datang.

 Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan staf dari

sisi penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam jangka waktu yang lama.

- Keselamatan Kerja ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja

Budaya dan perilaku staf SIM RS memengaruhi keselamatan psikologis staf. Pengaturan jadwal shift dan jam kerja yang tidak tepat akan mengganggu kenyamanan staf dalam bekerja.

(22)

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pada unit SIM Rumah Sakit Umum Daerah Balangan akan mengarah pada keakuratan data atau informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang terdaoat dalam sistem meliputi data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Juga data pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit kerja,  pangkat, serta tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain.

A.  Nilai Informasi

Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory and Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut :

1. Mudahnya dapat diperoleh

Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran informasi. Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya bagi pemakai informasi, sulit mengukurnya.

2. Sifat luas dan lengkapnya

Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifatnya ini sangat kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya.

(23)

 biasanya terjasi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

4. Kecocokan

Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi masalah mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.

5. Ketepatan waktu

Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan keluaran kepada para pemakai. Biasanya agar informasi itu tepat waktu, lamanya siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur.

6. Kejelasan

Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar. 7. Keluwesan

Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari seorang pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya, akan tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

(24)

8. Dapat dibuktikan

Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

9. Tidak ada prasangka

Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

10. Dapat diukur

Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada diluar lingkup pembicaraan kita.

 Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan diizinkan untuk memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang

“rata

-

rata” akan menjadi

optimal, dan untuk menghindarkan kejadian-kejadian yang akan mengakibatkan suatu kerugian. Informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak memberikan perkiraan daripada memberikan angka yang pasti. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, menurut Gordon B. Davis, adalah sebagai berikut :

1. Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas kemungkinan-kemungkinan sebelumnya.

(25)

2. Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh informasi sampel.

3. Tentukan ukuran sampel yang optimal. 4. Sampel

5. Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data sampel. B. Mutu Informasi

Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :

1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat. 2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar. 3. Hilang atau tidak terolahnya data.

4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah

5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah yang salah)

6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program komputer) 7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja

Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi melalui prosedur untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan menyesuaikannya. Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :

(26)

4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para  pemakai dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

(27)

BAB IX

PENUTUP

Pedoman Pelayanan unit kerja SIM-Rumah Sakit Umum Anna Pekayon diharapkan dapat memberikan kejelasan peran, fungsi dan kewenangan unit kerja SIM-RS sehingga dapat meningkatkan kinerja dari unit ini.

Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah mengikuti  perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, kebijakan pimpinan serta kondisi dan situasi lingkungan . Untuk itu pedoman ini harus dievaluasi secara berkala.

Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan rencana kebijakan dan program di lingkungan Rumah Sakit Umum Anna Pekayon.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa. 1) Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi pada Bab I Ketentuan Umum Pasal I Ayat I,

KEBIJAKAN KAN PEMBER PEMBERIAN IAN PELAY PELAYANAN ANAN Y YANG ANG SERAGAM SERAGAM DI RUMAH SAKIT.. DI

Di dalam Pasal 12 ayat (1) ) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 menyatakan bahwa “Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan

Aspek hukum administrasi terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit tercatum dalam pasal 13 ayat (1) Undang- Undang No.44 Tahun 2009

Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang sangat potensial dalam pelayanan KB terutama dalam penanganan kasus rujukan, pengayoman medis maupun pelayanan metode

11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 'Informasi Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti yang sah.' Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat

Bahwa yang dimaksud dengan informasi elektronik dan dokumen elektronik seperti yang disebut dalam Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang ITE dapat dilihat penjelasannya pada Pasal 1 ayat 1

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dalam Pasal 28 Ayat 1 berisi : “Setiap orang dengan sengaja